SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  21
Télécharger pour lire hors ligne
Statistika Dasar
PERTEMUAN KE-11
HTTP://SLIDESHARE.NET/QUKUMENG
Pengujian Hipotesis
 Hipotesis merupakan suatu anggapan yang mungkin benar atau tidak mengenai suatu
populasi atau lebih. Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang
dibuat untuk menjelaskan suatu hal yang dituntut untuk melakukan pengecekkan.
Penolakan suatu hipotesis berarti menyimpulkan bahwa hipotesis itu tidak benar,
sedangkan penerimaan hipotesis menunjukkan bahwa tidak cukup petunjuk untuk
mempercayai hal yang sebaliknya.
 Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian
sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan
apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis.
Contoh hipotesis :
a. Peluang lahirnya bayi berjenis laki-laki adalah 0,5
b. 30% masyarakat termasuk golongan A
c. Rata-rata pendapatan keluarga di suatu daerah Rp. 35.000,- tiap bulan
Dua Macam Kekeliruan
 Untuk pengujian hipotesis, penelitian dilakukan, sampel acak diambil, nilai-nilai statistic
yang perlu dihitung kemudian dibandingkan – menggunakan kriteria tertentu –
dengan hipotesis.
 Jika hasil yang didapat dari penelitian itu, dalam pengertian peluang, jauh berbeda
dari hasil yang diharapkan terjadi berdasarkan hipotesis, maka hipotesis ditolak. Jika
terjadi sebaliknya, hipotesis diterima.
 Ingat, meskipun berdasarkan penelitian kita telah menerima atau menolak hipotesis,
tidak berarti bahwa kita telah membuktikan atau tidak membuktikan kebenaran
hipotesis. Yang kita perlu perlihatkan disini hanyalah menerima atau menolak
hipotesisnya saja.
Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat terjadi,
yaitu :
a. Kekeliruan Tipe I (𝛼): Menolak hipotesis yang seharusnya diterima
b. Kekeliruan Tipe II (𝛽): Menerima hipotesis yang seharusnya ditolak
Tipe Kekeliruan Ketika Membuat
Kesimpulan Mengenai Hipotesis
Kesimpulan
Keadaan Sebenarnya
Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Menerima Hipotesis
𝐻0
BENAR
KELIRU
(Kekeliruan tipe II)
Menolak Hipotesis 𝐻0 KELIRU
(Kekeliruan tipe I)
BENAR
Peluang
Keadaan Sebenarnya
𝐻0 Benar 𝐻0 Salah
Menerima Hipotesis
𝐻0
1 − 𝛽
𝛽
(Galat tipe II)
Menolak Hipotesis 𝐻0 𝛼
(Galat tipe I)
1 − 𝛼
Peluang menolak 𝐻0 padahal
kenyataannya 𝐻0 benar
adalah 𝛼. Memperkecil galat
jenis II akan menaikkan
peluang melakukan galat jenis
I atau 𝛼. Akan tetapi peluang
melakukan kedua jenis galat
dapat diperkecil dengan
memperbesar ukuran sampel.
Pengujian Hipotesis
 Dalam penggunaanya, 𝛼 disebut pula taraf signifikan atau taraf arti atau sering
disebut pula taraf nyata. Besar kecilnya 𝛼 dan 𝛽 yang diterima dalam pengambilan
kesimpulan bergantung pada akibat-akibat atas diperbuatnya kekeliruan-kekeliruan
itu.
 Jika 𝛼 diperkecil, maka 𝛽 menjadi besar dan demikian sebaliknya. Pada dasarnya,
harus dicapai hasil pengujian hipotesis yang baik, ialah pengujian yang bersifat bahwa
diantara semua pengujian yang dapat dilakukan dengan harga 𝛼 yang sama besar,
ambillah sebuah yang memiliki kekeliruan 𝛽 paling kecil.
 𝛼 akan diambil lebih dahulu dengan harga yang biasa digunakan 𝛼 = 0,01 atau 𝛼 =
0,05. Dengan 𝛼 = 0,05 misalnya, atau sering pula disebut taraf nyata 5%, berarti kira-kira
5 dari 100 kesimpulan bahwa kita akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima.
Dengan kata lain, kira-kira 95% yakin bahwa kita telah membuat kesimpulan yang
benar. Dalam hal demikian dikatakan bahwa hipotesis telah ditolak pada taraf nyata
0,05 yang berarti kita mungkin salah dengan peluang 0,05.
Langkah-langkah
pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis akan membawa
kepada kesimpulan untuk menerima
hipotesis atau menolak hipotesis. Jadi
dengan demikian, terdapat dua pilihan.
Hipotesis, yang disini akan dinyatakan
dengan 𝐻. Supaya Nampak adanya dua
pilihan, hipotesis 𝐻 perlu didampingi oleh
pernyataan lain yang berlawanan.
Pasangan ini menentukan kriteria
pengujian yang terjadi dari daerah
penerimaan dan daerah penolakan
hipotesis. Daerah penolakan hipotesis
sering pula dikenal dengan nama daerah
kritis.
Langkah-langkah pengujian hipotesis
 Langkah pertama untuk pengujian hipotesis adalah merumuskan hipotesis nol dan
hipotesis tandingannya. Dalam statistik, yang disebut dengan hipotesis selalu diartikan
sebagai hipotesis statistik atau hipotesis null (𝐻0). Hipotesis null (𝐻0) ini akan menyatakan
suatu jawaban sementara bahwa keadaaan yang dibandingkan tersebut adalah
tidak berbeda, atau keadaan yang dikolerasikan tersebut tidak ada hubungan
didalam populasinya.
 Dan supaya nampak adanya dua pilihan, hipotesis 𝐻0 ini selalu didampingi oleh
pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan tersebut merupakan hipotesis
tandingan untuk 𝐻0, dan disebut sebagai hipotesis alternatif (𝐻1).
 Pasangan 𝐻0 dan 𝐻1 ini akan menentukan kriteria pengujian yang menetapkan daerah
penerimaan dan daerah penolakan hipotesis. Daerah penolakan hipotesis ini sering
pula dikenal dengan nama daerah kritis.
 Misalkan yang akan diuji adalah suatu parameter 𝜃 (dalam penggunaannya 𝜃 ini bisa
berupa rata-rata µ, proporsi 𝜋, simpangan baku 𝜎 dan sebagainya), maka akan
ditemukan adanya pasangan 𝐻0 dan 𝐻1 sebagai berikut:
Rumusan Ho dan Ha
 Hipotesis mengandung pengertian Sama, maka pasangan Ho dan Ha nya adalah:
a. 𝐻0 : 𝜃 = 𝜃0  𝐻1: 𝜃 = 𝜃1
b. 𝐻0 : 𝜃 = 𝜃0  𝐻1: 𝜃 ≠ 𝜃0
c. 𝐻0 : 𝜃 = 𝜃0  𝐻1: 𝜃 > 𝜃0
d. 𝐻0 : 𝜃 = 𝜃0  𝐻1: 𝜃 < 𝜃0
 Hipotesis mengandung pengertian Maksimum, maka Ho dan Ha nya akan berbentuk:
𝐻0 : 𝜃 ≤ 𝜃0  𝐻1: 𝜃 > 𝜃0
 Hipotesis mengandung pengertian Minimum, maka perumusan Ho dan Ha nya
berbentuk:
𝐻0 : 𝜃 ≥ 𝜃0  𝐻1: 𝜃 < 𝜃0
Langkah-langkah pengujian hipotesis
 Langkah berikutnya, kita pilih bentuk statistic mana yang harus digunakan, apakah
𝑧, 𝑡, 𝜒2, F atau lainnya.
 Langkah berikutnya adalah pilih taraf keberartian atau 𝛼 atau disebut juga ukuran
daerah kritis. Peran hipotesis tandingan 𝐻1 dalam penentuan daerah kritis adalah
sebagai berikut :
a. Jika tandingan 𝐻1 memiliki perumusan tidak sama ≠ , maka digunakan normal untuk
angka 𝑧, student untuk 𝑡, dan seterusnya. Didapat daerah kritis masing-masing pada
ujung-ujung distribusi. Luas daerah kritis atau daerah penolakan pada tiap ujung
adalah
1
2
𝛼. Karena adanya dua daerah penolakan ini, maka pengujian hipotesis
dinamakan uji dua pihak.
Daerah Penerimaan dan Penolakan
Uji Dua Pihak Dengan Populasi
Terdistribusi Normal
Langkah-langkah pengujian hipotesis
 Langkah berikutnya, kita pilih bentuk statistic mana yang harus digunakan, apakah
𝑧, 𝑡, 𝜒2, F atau lainnya.
 Langkah berikutnya adalah pilih taraf keberartian atau 𝛼 atau disebut juga ukuran
daerah kritis. Peran hipotesis tandingan 𝐻1 dalam penentuan daerah kritis adalah
sebagai berikut :
a. Jika tandingan 𝐻1 memiliki perumusan tidak sama ≠ , maka digunakan normal untuk
angka 𝑧, student untuk 𝑡, dan seterusnya. Didapat daerah kritis masing-masing pada
ujung-ujung distribusi. Luas daerah kritis atau daerah penolakan pada tiap ujung
adalah
1
2
𝛼. Karena adanya dua daerah penolakan ini, maka pengujian hipotesis
dinamakan uji dua pihak.
 Kedua daerah penerimaan dan penolakan 𝐻0 tersebut dibatasi oleh bilangan 𝑑1 dan
𝑑2 yang harganya diperoleh dari daftar distribusi yang digunakan dengan peluang
ralat 𝛼 yang telah diterapkan.
 Kriteria: Terima 𝐻0, Jika harga statistik yang dihitung jatuh antara 𝑑1 dan 𝑑2, dan dalam
hal lainnya 𝐻0 ditolak.
Menguji rata-rata 𝜇 : Uji Dua Pihak
 Jika 𝑛 > 30 atau deviasi standar populasi diketahui dan populasi terdistribusi secara
normal dengan rata-rata 𝜇 dan simpangan baku 𝜎, maka dapat digunakan tabel
distribusi normal standar (tabel z).
A. 𝝈 diketahui
Untuk pasangan hipotesis : 𝐻0 : 𝜇 = 𝜇0  𝐻1: 𝜇 ≠ 𝜇0
Dengan 𝜇0 sebuah harga yang diketahui, digunakan statistic :
𝑍 =
𝑥 − 𝜇0
𝜎/ 𝑛
 Notasi : (batas penolakan)
𝑍 𝛼  nilai numerik pada sumbu z di mana luas daerah di bawah kurva normal standar
di sebelah kanan 𝑍 𝛼 adalah 𝛼.
Contoh Soal :
 Lihat halaman 226
 Manajer pemasaran produk Ponari Sweat mengatakan bahwa jumlah rata-rata produk yang
terjual adalah 1500 kaleng. Seorang karyawan di pabrik ungin menguji pernyataan manajer
pemasaran itu dengan mengambil sampel selama 36 hari. Dia mendapati bahwa jumlah
penjualan rata-ratanya adalah 1450 kaleng. Dari catatan yang ada, deviasi standarnya adalah
120 kaleng. Dengan menggunakan tingkat kepentingan 𝛼 = 0,01, apakah kesimpulan yang
bisa ditarik oleh karyawan tersebut?
 Jawaban :
1. Hipotesis
𝐻0 ∶ 𝜇 = 1500
𝐻1 ∶ 𝜇 ≠ 1500
2. 𝛼 = 0,01 3. 𝑛 = 36 > 30  digunakan
distribusi z.
4. Batas-batas daerah penolakan uji dua-ujung :
𝛼 = 0,01 𝛼/2 = 0,005 + 𝑧0,005
Dari tabel distribusi normal, batas yang bersesuaian adalah + 𝑧0,005 = + 2,575
5. Aturan keputusan :
Tolak 𝐻0 dan terima 𝐻1 jika 𝑅𝑈 𝑧 < −2,575 atau 𝑅𝑈 𝑧 > +2,575. Jika tidak demikian terima H0
Jawaban :
 Rasio uji :
 Pengambilan keputusan :
Karena RUz berada di antara +
2,575, maka 𝐻0 diterima. Ini
berarti klaim sang manajer
pemasaran dapat diterima
(tidak bisa ditolak) dengan
resiko kesalahan (tingkat
kepentingan) 0,01.
5,2
36/120
15001450
/
00







n
xx
RU
H
x
H
Z




Menguji rata-rata 𝜇 : Uji Dua Pihak
 Jika 𝑛 > 30 atau deviasi standar populasi diketahui dan populasi terdistribusi secara
normal dengan rata-rata 𝜇 dan simpangan baku 𝜎, maka dapat digunakan tabel
distribusi normal standar (tabel z).
B. 𝝈 tidak diketahui
Untuk pasangan hipotesis : 𝐻0 : 𝜇 = 𝜇0  𝐻1: 𝜇 ≠ 𝜇0
Dengan 𝜇0 sebuah harga yang diketahui, digunakan statistic :
𝑡 =
𝑥 − 𝜇0
𝑠/ 𝑛
 Contoh : Halaman 228
Langkah-langkah pengujian hipotesis
b. Jika tandingan 𝐻1 memiliki perumusan lebih besar > , maka dalam distribusi yang digunakan
didapat sebuah daerah kritis yang letaknya di ujung sebelah kanan. Luas daerah kritis atau
daerah penolakan sama dengan 𝛼.
Harga d, didapat dari daftar distribusi yang bersangkutan dengan peluang yang ditentukan oleh
𝛼, menjadi batas antara daerah kritis dan daerah penerimaan 𝐻0. Kriteria yang dipakai adalah:
tolak 𝐻0 jika statistic yang dihitung berdasarkan sampel tidak kurang dari d. Dalam hal lainnya kita
terima 𝐻0. Pengujian ini dinamakan uji satu pihak, tepatnya pihak kanan.
Langkah-langkah pengujian hipotesis
c. Jika tandingan 𝐻1 memiliki perumusan lebih kecil, maka daerah kritis ada di ujung kiri dari
distribusi yang digunakan. Luas daerah ini sama dengan 𝛼 yang menjadi batas daerah
penerimaan 𝐻0 oleh bilangan d yang didapatkan dari daftar distribusi yang bersangkutan.
Peluang untuk mendapatkan d ditentukan oleh taraf nyata 𝛼.
Kriteria yang dipakai adalah: terima 𝐻0 jika statistic yang dihitung berdasarkan penelitian lebih
besar dari d. Dalam hal lainnya kita tolak 𝐻0. Pengujian ini dinamakan uji satu pihak, tepatnya
pihak kiri.
Menguji rata-rata 𝜇 : Uji Satu Pihak
 Hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya :
𝐻0 ∶ 𝜇 = nilai yang diasumsikan
𝐻1 ∶ 𝜇 > nilai yang diasumsikan  uji satu pihak - kanan
𝐻1 ∶ 𝜇 < nilai yang diasumsikan  uji satu pihak - kiri
 Aturan pengambilan keputusan :
a. Uji ujung-kiri
Tolak 𝐻0 dan terima 𝐻1 jika 𝑅𝑈 𝑧 < −𝑧 𝛼. Jika tidak demikian terima 𝐻0.
b. Uji ujung-kanan
Tolak 𝐻0 dan terima 𝐻1 jika 𝑅𝑈 𝑧 > +𝑧 𝛼. Jika tidak demikian terima 𝐻0.
Menguji rata-rata 𝜇 : Uji Satu Pihak
 Prosedurnya sama dengan sebelumnya.
 Jika 𝑛 > 30 atau deviasi standar populasi diketahui dan populasi terdistribusi secara
normal dengan rata-rata 𝜇 dan simpangan baku 𝜎, maka dapat digunakan tabel
distribusi normal standar (tabel z).
 Contoh soal : Buku halaman 228
 Contoh soal :
 Pemilik sebuah usaha tambang batu granit mengatakan bahwa rata-rata per hari
dapat ditambang 4500 kg batu granit. Seorang calon investor mencurigai angka
tersebut sengaja dibesar-besarkan untuk menarik minat investor baru. Kemudian ia
mengambil sampel selama 40 hari dan mendapati bahwa rata-rata per hari batu
granit yang ditambang adalah 4460 kg dengan deviasi standar 250 kg. Terbuktikah
kecurigaan calon investor tersebut?
Jawaban :
1. Hipotesis
𝐻0 ∶ 𝜇 = 4500
𝐻1 ∶ 𝜇 < 4500
2. 𝛼 = 0,01 (misal dipilih tingkat kepentingan 1%)
3. 𝑛 = 40 > 30  digunakan distribusi z
4. Batas daerah penolakan uji ujung-kiri :
𝛼 = 0,01 − 𝑧0,001
Dari tabel distribusi normal, batas yang bersesuaian adalah −𝑧0,001 = −2,5325
5. Aturan keputusan :
Tolak 𝐻0 dan terima 𝐻1 jika 𝑅𝑈 𝑧 < −2,3275. Jika tidak demikian terima 𝐻0
Jawaban :
 Rasio uji :
 Pengambilan keputusan :
Karena 𝑅𝑈 𝑧 > −2,325 , maka 𝐻0
diterima. Ini berarti klaim pemilik
tambang dapat diterima (tidak
bisa ditolak) dengan resiko
kesalahan (tingkat kepentingan)
0,01.
012,1
40/250
45004460
/
00







ns
xx
RU
H
x
H
Z




Contenu connexe

Tendances

Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
Az'End Love
 
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-RataPengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
Avidia Sarasvati
 
Tugas statistik non parametrik
Tugas statistik non parametrikTugas statistik non parametrik
Tugas statistik non parametrik
Noeghraha Prathama
 

Tendances (20)

Distribusi probabilitas
Distribusi probabilitasDistribusi probabilitas
Distribusi probabilitas
 
Ppt korelasi sederhana
Ppt korelasi sederhanaPpt korelasi sederhana
Ppt korelasi sederhana
 
PPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptxPPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptx
 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaan
 
uji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - ratauji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - rata
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 
Pendugaan parameter
Pendugaan parameterPendugaan parameter
Pendugaan parameter
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
 
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-RataPengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
 
Tugas statistik non parametrik
Tugas statistik non parametrikTugas statistik non parametrik
Tugas statistik non parametrik
 
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUALPENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis RegresiMinggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
 
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPADistribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
 
Materi P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi NormalMateri P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi Normal
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
 

En vedette (6)

Statistika Dasar Pertemuan 10
Statistika Dasar Pertemuan 10Statistika Dasar Pertemuan 10
Statistika Dasar Pertemuan 10
 
Uji Rata-Rata
Uji Rata-RataUji Rata-Rata
Uji Rata-Rata
 
Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,t
 
Distribusi t sudent
Distribusi t sudentDistribusi t sudent
Distribusi t sudent
 
Latihan soal statistika
Latihan soal statistikaLatihan soal statistika
Latihan soal statistika
 
Modul Statistika I (lab 1-5)
Modul Statistika I (lab 1-5)Modul Statistika I (lab 1-5)
Modul Statistika I (lab 1-5)
 

Similaire à Statistika Dasar Pertemuan 11

Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
arsitektur90
 
Bab 7. pengujian_hipotesa1
Bab 7. pengujian_hipotesa1Bab 7. pengujian_hipotesa1
Bab 7. pengujian_hipotesa1
andrewpratama
 
Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05
robin2dompas
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
AhmadSyajili
 
Makalah Pengujian Hipotesis Varians Satu Populasi
Makalah Pengujian Hipotesis Varians Satu PopulasiMakalah Pengujian Hipotesis Varians Satu Populasi
Makalah Pengujian Hipotesis Varians Satu Populasi
Fadhila Isnaini
 
BAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docx
BAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docxBAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docx
BAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docx
Tegar Adi
 
Uji hipotesis dan uji hipotesis 1_ratarata
Uji hipotesis dan uji hipotesis 1_ratarataUji hipotesis dan uji hipotesis 1_ratarata
Uji hipotesis dan uji hipotesis 1_ratarata
ratuilma
 
82272394 uji-hipotesis-bab-2-landasan-teori-modul-4-laboratorium-statistika-i...
82272394 uji-hipotesis-bab-2-landasan-teori-modul-4-laboratorium-statistika-i...82272394 uji-hipotesis-bab-2-landasan-teori-modul-4-laboratorium-statistika-i...
82272394 uji-hipotesis-bab-2-landasan-teori-modul-4-laboratorium-statistika-i...
alifia ramadhani
 
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sample
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sampleStatistik 1 8 uji hipothesis satu sample
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sample
Selvin Hadi
 

Similaire à Statistika Dasar Pertemuan 11 (20)

Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
 
Pengujian hipotesis ismail-8186182026
Pengujian hipotesis ismail-8186182026Pengujian hipotesis ismail-8186182026
Pengujian hipotesis ismail-8186182026
 
Bab 7. pengujian_hipotesa1
Bab 7. pengujian_hipotesa1Bab 7. pengujian_hipotesa1
Bab 7. pengujian_hipotesa1
 
PENGUJIAN-HIPOTESIS_(1)(1).ppt
PENGUJIAN-HIPOTESIS_(1)(1).pptPENGUJIAN-HIPOTESIS_(1)(1).ppt
PENGUJIAN-HIPOTESIS_(1)(1).ppt
 
PENGUJIAN-HIPOTESIS_(1).ppt
PENGUJIAN-HIPOTESIS_(1).pptPENGUJIAN-HIPOTESIS_(1).ppt
PENGUJIAN-HIPOTESIS_(1).ppt
 
Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
Bab 7. pengujian_hipotesa1
Bab 7. pengujian_hipotesa1Bab 7. pengujian_hipotesa1
Bab 7. pengujian_hipotesa1
 
UJI hipotesis pada penelitian kesehatan baru
UJI hipotesis pada penelitian kesehatan baruUJI hipotesis pada penelitian kesehatan baru
UJI hipotesis pada penelitian kesehatan baru
 
hypothesis
hypothesishypothesis
hypothesis
 
Makalah Pengujian Hipotesis Varians Satu Populasi
Makalah Pengujian Hipotesis Varians Satu PopulasiMakalah Pengujian Hipotesis Varians Satu Populasi
Makalah Pengujian Hipotesis Varians Satu Populasi
 
Uji+hipotesis
Uji+hipotesisUji+hipotesis
Uji+hipotesis
 
Makalah Pengujian Hipotesis
Makalah Pengujian HipotesisMakalah Pengujian Hipotesis
Makalah Pengujian Hipotesis
 
BAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docx
BAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docxBAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docx
BAB IX_UJI HIPOTESIS UNIVARIAT REVISI 2020 (2) (1) (1).docx
 
Bab.10 uji hipotesis
Bab.10 uji hipotesisBab.10 uji hipotesis
Bab.10 uji hipotesis
 
Uji hipotesis dan uji hipotesis 1_ratarata
Uji hipotesis dan uji hipotesis 1_ratarataUji hipotesis dan uji hipotesis 1_ratarata
Uji hipotesis dan uji hipotesis 1_ratarata
 
82272394 uji-hipotesis-bab-2-landasan-teori-modul-4-laboratorium-statistika-i...
82272394 uji-hipotesis-bab-2-landasan-teori-modul-4-laboratorium-statistika-i...82272394 uji-hipotesis-bab-2-landasan-teori-modul-4-laboratorium-statistika-i...
82272394 uji-hipotesis-bab-2-landasan-teori-modul-4-laboratorium-statistika-i...
 
Windi Lukman_Metode Penelitian Uji Hipotesis.ppt
Windi Lukman_Metode Penelitian Uji Hipotesis.pptWindi Lukman_Metode Penelitian Uji Hipotesis.ppt
Windi Lukman_Metode Penelitian Uji Hipotesis.ppt
 
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sample
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sampleStatistik 1 8 uji hipothesis satu sample
Statistik 1 8 uji hipothesis satu sample
 

Plus de Amalia Indrawati Gunawan

Plus de Amalia Indrawati Gunawan (20)

Calculus 2 pertemuan 6 a
Calculus 2 pertemuan 6 aCalculus 2 pertemuan 6 a
Calculus 2 pertemuan 6 a
 
Calculus 2 pertemuan 5 a
Calculus 2 pertemuan 5 aCalculus 2 pertemuan 5 a
Calculus 2 pertemuan 5 a
 
Calculus 2 pertemuan 4
Calculus 2 pertemuan 4Calculus 2 pertemuan 4
Calculus 2 pertemuan 4
 
Calculus 2 pertemuan 3
Calculus 2 pertemuan 3Calculus 2 pertemuan 3
Calculus 2 pertemuan 3
 
Calculus 2 pertemuan 2
Calculus 2 pertemuan 2Calculus 2 pertemuan 2
Calculus 2 pertemuan 2
 
Calculus 2 pertemuan 1
Calculus 2 pertemuan 1Calculus 2 pertemuan 1
Calculus 2 pertemuan 1
 
Mathematics education colloquium 1
Mathematics education colloquium 1Mathematics education colloquium 1
Mathematics education colloquium 1
 
English for Math Pertemuan ke 11
English for Math Pertemuan ke 11English for Math Pertemuan ke 11
English for Math Pertemuan ke 11
 
English for Math
English for MathEnglish for Math
English for Math
 
Statistika Dasar Pertemuan 9
Statistika Dasar Pertemuan 9Statistika Dasar Pertemuan 9
Statistika Dasar Pertemuan 9
 
Statistika dasar Pertemuan 8
 Statistika dasar Pertemuan 8 Statistika dasar Pertemuan 8
Statistika dasar Pertemuan 8
 
Forth Lecture
Forth LectureForth Lecture
Forth Lecture
 
Third lecture
Third lectureThird lecture
Third lecture
 
Secondary Lecture
Secondary LectureSecondary Lecture
Secondary Lecture
 
Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 1Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 1
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
 
Statistika Dasar Pertemuan 2
Statistika Dasar Pertemuan 2Statistika Dasar Pertemuan 2
Statistika Dasar Pertemuan 2
 
Statistika Dasar Pertemuan 1
Statistika Dasar Pertemuan 1Statistika Dasar Pertemuan 1
Statistika Dasar Pertemuan 1
 

Dernier

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Dernier (20)

Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 

Statistika Dasar Pertemuan 11

  • 2. Pengujian Hipotesis  Hipotesis merupakan suatu anggapan yang mungkin benar atau tidak mengenai suatu populasi atau lebih. Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan suatu hal yang dituntut untuk melakukan pengecekkan. Penolakan suatu hipotesis berarti menyimpulkan bahwa hipotesis itu tidak benar, sedangkan penerimaan hipotesis menunjukkan bahwa tidak cukup petunjuk untuk mempercayai hal yang sebaliknya.  Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis. Contoh hipotesis : a. Peluang lahirnya bayi berjenis laki-laki adalah 0,5 b. 30% masyarakat termasuk golongan A c. Rata-rata pendapatan keluarga di suatu daerah Rp. 35.000,- tiap bulan
  • 3. Dua Macam Kekeliruan  Untuk pengujian hipotesis, penelitian dilakukan, sampel acak diambil, nilai-nilai statistic yang perlu dihitung kemudian dibandingkan – menggunakan kriteria tertentu – dengan hipotesis.  Jika hasil yang didapat dari penelitian itu, dalam pengertian peluang, jauh berbeda dari hasil yang diharapkan terjadi berdasarkan hipotesis, maka hipotesis ditolak. Jika terjadi sebaliknya, hipotesis diterima.  Ingat, meskipun berdasarkan penelitian kita telah menerima atau menolak hipotesis, tidak berarti bahwa kita telah membuktikan atau tidak membuktikan kebenaran hipotesis. Yang kita perlu perlihatkan disini hanyalah menerima atau menolak hipotesisnya saja. Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat terjadi, yaitu : a. Kekeliruan Tipe I (𝛼): Menolak hipotesis yang seharusnya diterima b. Kekeliruan Tipe II (𝛽): Menerima hipotesis yang seharusnya ditolak
  • 4. Tipe Kekeliruan Ketika Membuat Kesimpulan Mengenai Hipotesis Kesimpulan Keadaan Sebenarnya Hipotesis Benar Hipotesis Salah Menerima Hipotesis 𝐻0 BENAR KELIRU (Kekeliruan tipe II) Menolak Hipotesis 𝐻0 KELIRU (Kekeliruan tipe I) BENAR Peluang Keadaan Sebenarnya 𝐻0 Benar 𝐻0 Salah Menerima Hipotesis 𝐻0 1 − 𝛽 𝛽 (Galat tipe II) Menolak Hipotesis 𝐻0 𝛼 (Galat tipe I) 1 − 𝛼 Peluang menolak 𝐻0 padahal kenyataannya 𝐻0 benar adalah 𝛼. Memperkecil galat jenis II akan menaikkan peluang melakukan galat jenis I atau 𝛼. Akan tetapi peluang melakukan kedua jenis galat dapat diperkecil dengan memperbesar ukuran sampel.
  • 5. Pengujian Hipotesis  Dalam penggunaanya, 𝛼 disebut pula taraf signifikan atau taraf arti atau sering disebut pula taraf nyata. Besar kecilnya 𝛼 dan 𝛽 yang diterima dalam pengambilan kesimpulan bergantung pada akibat-akibat atas diperbuatnya kekeliruan-kekeliruan itu.  Jika 𝛼 diperkecil, maka 𝛽 menjadi besar dan demikian sebaliknya. Pada dasarnya, harus dicapai hasil pengujian hipotesis yang baik, ialah pengujian yang bersifat bahwa diantara semua pengujian yang dapat dilakukan dengan harga 𝛼 yang sama besar, ambillah sebuah yang memiliki kekeliruan 𝛽 paling kecil.  𝛼 akan diambil lebih dahulu dengan harga yang biasa digunakan 𝛼 = 0,01 atau 𝛼 = 0,05. Dengan 𝛼 = 0,05 misalnya, atau sering pula disebut taraf nyata 5%, berarti kira-kira 5 dari 100 kesimpulan bahwa kita akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima. Dengan kata lain, kira-kira 95% yakin bahwa kita telah membuat kesimpulan yang benar. Dalam hal demikian dikatakan bahwa hipotesis telah ditolak pada taraf nyata 0,05 yang berarti kita mungkin salah dengan peluang 0,05.
  • 6. Langkah-langkah pengujian hipotesis Pengujian hipotesis akan membawa kepada kesimpulan untuk menerima hipotesis atau menolak hipotesis. Jadi dengan demikian, terdapat dua pilihan. Hipotesis, yang disini akan dinyatakan dengan 𝐻. Supaya Nampak adanya dua pilihan, hipotesis 𝐻 perlu didampingi oleh pernyataan lain yang berlawanan. Pasangan ini menentukan kriteria pengujian yang terjadi dari daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis. Daerah penolakan hipotesis sering pula dikenal dengan nama daerah kritis.
  • 7. Langkah-langkah pengujian hipotesis  Langkah pertama untuk pengujian hipotesis adalah merumuskan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya. Dalam statistik, yang disebut dengan hipotesis selalu diartikan sebagai hipotesis statistik atau hipotesis null (𝐻0). Hipotesis null (𝐻0) ini akan menyatakan suatu jawaban sementara bahwa keadaaan yang dibandingkan tersebut adalah tidak berbeda, atau keadaan yang dikolerasikan tersebut tidak ada hubungan didalam populasinya.  Dan supaya nampak adanya dua pilihan, hipotesis 𝐻0 ini selalu didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan tersebut merupakan hipotesis tandingan untuk 𝐻0, dan disebut sebagai hipotesis alternatif (𝐻1).  Pasangan 𝐻0 dan 𝐻1 ini akan menentukan kriteria pengujian yang menetapkan daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis. Daerah penolakan hipotesis ini sering pula dikenal dengan nama daerah kritis.  Misalkan yang akan diuji adalah suatu parameter 𝜃 (dalam penggunaannya 𝜃 ini bisa berupa rata-rata µ, proporsi 𝜋, simpangan baku 𝜎 dan sebagainya), maka akan ditemukan adanya pasangan 𝐻0 dan 𝐻1 sebagai berikut:
  • 8. Rumusan Ho dan Ha  Hipotesis mengandung pengertian Sama, maka pasangan Ho dan Ha nya adalah: a. 𝐻0 : 𝜃 = 𝜃0  𝐻1: 𝜃 = 𝜃1 b. 𝐻0 : 𝜃 = 𝜃0  𝐻1: 𝜃 ≠ 𝜃0 c. 𝐻0 : 𝜃 = 𝜃0  𝐻1: 𝜃 > 𝜃0 d. 𝐻0 : 𝜃 = 𝜃0  𝐻1: 𝜃 < 𝜃0  Hipotesis mengandung pengertian Maksimum, maka Ho dan Ha nya akan berbentuk: 𝐻0 : 𝜃 ≤ 𝜃0  𝐻1: 𝜃 > 𝜃0  Hipotesis mengandung pengertian Minimum, maka perumusan Ho dan Ha nya berbentuk: 𝐻0 : 𝜃 ≥ 𝜃0  𝐻1: 𝜃 < 𝜃0
  • 9. Langkah-langkah pengujian hipotesis  Langkah berikutnya, kita pilih bentuk statistic mana yang harus digunakan, apakah 𝑧, 𝑡, 𝜒2, F atau lainnya.  Langkah berikutnya adalah pilih taraf keberartian atau 𝛼 atau disebut juga ukuran daerah kritis. Peran hipotesis tandingan 𝐻1 dalam penentuan daerah kritis adalah sebagai berikut : a. Jika tandingan 𝐻1 memiliki perumusan tidak sama ≠ , maka digunakan normal untuk angka 𝑧, student untuk 𝑡, dan seterusnya. Didapat daerah kritis masing-masing pada ujung-ujung distribusi. Luas daerah kritis atau daerah penolakan pada tiap ujung adalah 1 2 𝛼. Karena adanya dua daerah penolakan ini, maka pengujian hipotesis dinamakan uji dua pihak.
  • 10. Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Dua Pihak Dengan Populasi Terdistribusi Normal
  • 11. Langkah-langkah pengujian hipotesis  Langkah berikutnya, kita pilih bentuk statistic mana yang harus digunakan, apakah 𝑧, 𝑡, 𝜒2, F atau lainnya.  Langkah berikutnya adalah pilih taraf keberartian atau 𝛼 atau disebut juga ukuran daerah kritis. Peran hipotesis tandingan 𝐻1 dalam penentuan daerah kritis adalah sebagai berikut : a. Jika tandingan 𝐻1 memiliki perumusan tidak sama ≠ , maka digunakan normal untuk angka 𝑧, student untuk 𝑡, dan seterusnya. Didapat daerah kritis masing-masing pada ujung-ujung distribusi. Luas daerah kritis atau daerah penolakan pada tiap ujung adalah 1 2 𝛼. Karena adanya dua daerah penolakan ini, maka pengujian hipotesis dinamakan uji dua pihak.  Kedua daerah penerimaan dan penolakan 𝐻0 tersebut dibatasi oleh bilangan 𝑑1 dan 𝑑2 yang harganya diperoleh dari daftar distribusi yang digunakan dengan peluang ralat 𝛼 yang telah diterapkan.  Kriteria: Terima 𝐻0, Jika harga statistik yang dihitung jatuh antara 𝑑1 dan 𝑑2, dan dalam hal lainnya 𝐻0 ditolak.
  • 12. Menguji rata-rata 𝜇 : Uji Dua Pihak  Jika 𝑛 > 30 atau deviasi standar populasi diketahui dan populasi terdistribusi secara normal dengan rata-rata 𝜇 dan simpangan baku 𝜎, maka dapat digunakan tabel distribusi normal standar (tabel z). A. 𝝈 diketahui Untuk pasangan hipotesis : 𝐻0 : 𝜇 = 𝜇0  𝐻1: 𝜇 ≠ 𝜇0 Dengan 𝜇0 sebuah harga yang diketahui, digunakan statistic : 𝑍 = 𝑥 − 𝜇0 𝜎/ 𝑛  Notasi : (batas penolakan) 𝑍 𝛼  nilai numerik pada sumbu z di mana luas daerah di bawah kurva normal standar di sebelah kanan 𝑍 𝛼 adalah 𝛼.
  • 13. Contoh Soal :  Lihat halaman 226  Manajer pemasaran produk Ponari Sweat mengatakan bahwa jumlah rata-rata produk yang terjual adalah 1500 kaleng. Seorang karyawan di pabrik ungin menguji pernyataan manajer pemasaran itu dengan mengambil sampel selama 36 hari. Dia mendapati bahwa jumlah penjualan rata-ratanya adalah 1450 kaleng. Dari catatan yang ada, deviasi standarnya adalah 120 kaleng. Dengan menggunakan tingkat kepentingan 𝛼 = 0,01, apakah kesimpulan yang bisa ditarik oleh karyawan tersebut?  Jawaban : 1. Hipotesis 𝐻0 ∶ 𝜇 = 1500 𝐻1 ∶ 𝜇 ≠ 1500 2. 𝛼 = 0,01 3. 𝑛 = 36 > 30  digunakan distribusi z. 4. Batas-batas daerah penolakan uji dua-ujung : 𝛼 = 0,01 𝛼/2 = 0,005 + 𝑧0,005 Dari tabel distribusi normal, batas yang bersesuaian adalah + 𝑧0,005 = + 2,575 5. Aturan keputusan : Tolak 𝐻0 dan terima 𝐻1 jika 𝑅𝑈 𝑧 < −2,575 atau 𝑅𝑈 𝑧 > +2,575. Jika tidak demikian terima H0
  • 14. Jawaban :  Rasio uji :  Pengambilan keputusan : Karena RUz berada di antara + 2,575, maka 𝐻0 diterima. Ini berarti klaim sang manajer pemasaran dapat diterima (tidak bisa ditolak) dengan resiko kesalahan (tingkat kepentingan) 0,01. 5,2 36/120 15001450 / 00        n xx RU H x H Z    
  • 15. Menguji rata-rata 𝜇 : Uji Dua Pihak  Jika 𝑛 > 30 atau deviasi standar populasi diketahui dan populasi terdistribusi secara normal dengan rata-rata 𝜇 dan simpangan baku 𝜎, maka dapat digunakan tabel distribusi normal standar (tabel z). B. 𝝈 tidak diketahui Untuk pasangan hipotesis : 𝐻0 : 𝜇 = 𝜇0  𝐻1: 𝜇 ≠ 𝜇0 Dengan 𝜇0 sebuah harga yang diketahui, digunakan statistic : 𝑡 = 𝑥 − 𝜇0 𝑠/ 𝑛  Contoh : Halaman 228
  • 16. Langkah-langkah pengujian hipotesis b. Jika tandingan 𝐻1 memiliki perumusan lebih besar > , maka dalam distribusi yang digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letaknya di ujung sebelah kanan. Luas daerah kritis atau daerah penolakan sama dengan 𝛼. Harga d, didapat dari daftar distribusi yang bersangkutan dengan peluang yang ditentukan oleh 𝛼, menjadi batas antara daerah kritis dan daerah penerimaan 𝐻0. Kriteria yang dipakai adalah: tolak 𝐻0 jika statistic yang dihitung berdasarkan sampel tidak kurang dari d. Dalam hal lainnya kita terima 𝐻0. Pengujian ini dinamakan uji satu pihak, tepatnya pihak kanan.
  • 17. Langkah-langkah pengujian hipotesis c. Jika tandingan 𝐻1 memiliki perumusan lebih kecil, maka daerah kritis ada di ujung kiri dari distribusi yang digunakan. Luas daerah ini sama dengan 𝛼 yang menjadi batas daerah penerimaan 𝐻0 oleh bilangan d yang didapatkan dari daftar distribusi yang bersangkutan. Peluang untuk mendapatkan d ditentukan oleh taraf nyata 𝛼. Kriteria yang dipakai adalah: terima 𝐻0 jika statistic yang dihitung berdasarkan penelitian lebih besar dari d. Dalam hal lainnya kita tolak 𝐻0. Pengujian ini dinamakan uji satu pihak, tepatnya pihak kiri.
  • 18. Menguji rata-rata 𝜇 : Uji Satu Pihak  Hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya : 𝐻0 ∶ 𝜇 = nilai yang diasumsikan 𝐻1 ∶ 𝜇 > nilai yang diasumsikan  uji satu pihak - kanan 𝐻1 ∶ 𝜇 < nilai yang diasumsikan  uji satu pihak - kiri  Aturan pengambilan keputusan : a. Uji ujung-kiri Tolak 𝐻0 dan terima 𝐻1 jika 𝑅𝑈 𝑧 < −𝑧 𝛼. Jika tidak demikian terima 𝐻0. b. Uji ujung-kanan Tolak 𝐻0 dan terima 𝐻1 jika 𝑅𝑈 𝑧 > +𝑧 𝛼. Jika tidak demikian terima 𝐻0.
  • 19. Menguji rata-rata 𝜇 : Uji Satu Pihak  Prosedurnya sama dengan sebelumnya.  Jika 𝑛 > 30 atau deviasi standar populasi diketahui dan populasi terdistribusi secara normal dengan rata-rata 𝜇 dan simpangan baku 𝜎, maka dapat digunakan tabel distribusi normal standar (tabel z).  Contoh soal : Buku halaman 228  Contoh soal :  Pemilik sebuah usaha tambang batu granit mengatakan bahwa rata-rata per hari dapat ditambang 4500 kg batu granit. Seorang calon investor mencurigai angka tersebut sengaja dibesar-besarkan untuk menarik minat investor baru. Kemudian ia mengambil sampel selama 40 hari dan mendapati bahwa rata-rata per hari batu granit yang ditambang adalah 4460 kg dengan deviasi standar 250 kg. Terbuktikah kecurigaan calon investor tersebut?
  • 20. Jawaban : 1. Hipotesis 𝐻0 ∶ 𝜇 = 4500 𝐻1 ∶ 𝜇 < 4500 2. 𝛼 = 0,01 (misal dipilih tingkat kepentingan 1%) 3. 𝑛 = 40 > 30  digunakan distribusi z 4. Batas daerah penolakan uji ujung-kiri : 𝛼 = 0,01 − 𝑧0,001 Dari tabel distribusi normal, batas yang bersesuaian adalah −𝑧0,001 = −2,5325 5. Aturan keputusan : Tolak 𝐻0 dan terima 𝐻1 jika 𝑅𝑈 𝑧 < −2,3275. Jika tidak demikian terima 𝐻0
  • 21. Jawaban :  Rasio uji :  Pengambilan keputusan : Karena 𝑅𝑈 𝑧 > −2,325 , maka 𝐻0 diterima. Ini berarti klaim pemilik tambang dapat diterima (tidak bisa ditolak) dengan resiko kesalahan (tingkat kepentingan) 0,01. 012,1 40/250 45004460 / 00        ns xx RU H x H Z   