4. Kebijakan moneter adalah
kebijakan ekonomi yang
mengarahkan perekonomian
makro ke kondisi yang lebih
baik/diinginkan dengan cara
merubah-rubah jumlah uang
beredar
7. Bila bank sentral menambah jumlah uang
beredar, maka kebijakan moneter yang
diambil adalah moneter ekpansif
menurunkan tingkat bunga yang akan
mendorong pertumbuhan melalui
peningkatan investasi
Tetapi, moneter ekspansif cenderung
memacu peningkatan laju inflasi karena
peningkatan permintaan agregat yang
dalam jangka pendek lebih cepat
dibanding penawaran agregat
8. Bila bank sentral mengurangi jumlah
uang beredar, maka kebijakan moneter
yang diambil adalah moneter
kontraktif atau uang ketat
Moneter kontraktif cenderung akan
menaikkan tingkat bunga yang akan
menurunkan investasi sehingga dapat
menurunkan output perekonomian
Tetapi, moneter kontraktif cenderung
menurunkan laju inflasi karena
penurunan permintaan agregat
12. OMO dilaksanakan untuk
mempengaruhi likuiditas rupiah di
pasar uang, yang pada gilirannya
akan mempengaruhi tingkat suku
bunga. OMO dilakukan melalui
dua cara, yaitu melalui penjualan
Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Penjualan SBI dilakukan
melalui lelang sehingga tingkat
diskonto yang terjadi benar-benar
mencerminkan kondisi likuiditas
pasar uang.
14. Kebijakan ini mewajibkan setiap
bank mencadangkan sejumlah aktiva
lancar yang besarnya adalah persentasi
tertentu dari kewajiban segeranya. Saat
ini, kebijakan ini tertuang dalam
ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM)
sebesar 8% dari dana pihak ketiga yang
diterima bank, yang wajib dipelihara
dalam rekening bank yang bersangkutan
di BI.
16. Tingkat diskonto (Discount Rate) atau fasilitas
diskonto
Instrumen kebijakan moneter ini berkaitan
dengan fasilitas yang dimiliki oleh bank- bank
untuk meminjam uang secara langsung kepada
bank sentral. Biaya peminjaman (bunga) dari
pinjaman itulah yang disebut sebagai ‘Discount
Rate’ atau fasilitas diskonto.
18. Bank sentral dapat menggunakan himbauan
moral untuk mendorong institusi finansial
agar cenderung berpihak kepada
kepentingan publik. Biasanya, biasanya bank
sentral menggunakan himbauan moral
untuk meyakinkan para banker dan manajer
senior institusi- institusi finansial agar lebih
memerhatikan kepentingan jangka panjang
daripada kepentingan jangka pendek
institusinya.
20. a. Menyediakan lowongan pekerjaan
untuk menghindari masalah pengangguran yang semakin
serius, maka tambahan lowongan yang cukup perlu disediakan
b. Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
Kenaikan kesempatan kerja secara langsung akan menambah
kemakmuran rakyat karena akan menambah pendapatan
perkapita penduduk.
c. Memperbaiki pembagian pendapatan
usaha menaikkan kesempatan kerja dapat digunakan untuk
memperbaiki pembagian pendapatan dalam masyarakat
21. Meningkatkan kemakmuran keluarga dan
kestabilan keluarga
pengangguran mengurangi kemampuan keluarga
untuk membiayai pendidikan anak, mencukupi
kebutuhan gizi, dll.
b. Menghindari masalah kejahatan
semakin tinggi pengangguran maka semakin
tinggi pula masalah kejahatan.
c. Mewujudkan kestabilan politik
pengangguran menyebabkan masyarakat tidak
puas dengan pihak pemerintah
a.
24. Kenaikan
harga minyak
akan memicu
inflasi yang
pada akhirnya
berimbas
pada
peningkatan
NPL
Kenaikan
harga
minyak
Kenaikan harga
barang komoditas
Memicu inflasi
Kinerja debitur
berpotensi
menurun karena
perubahan cost
structure (biaya
produksi lebih
mahal)
Untuk meredam inflasi Bank
Indonesia berpotensi akan
menaikkan BI Rate
Kenaikan suku
bunga kredit
Potensi peningkatan Non Performing Loan
25. Sejarah Kebijakan Moneter Islam
Zaman
Rasulullah
Khulafau
rrasyidin
• Sistem devisa bebas
• Sistem keuangan menggunakan
sistem bimetalic standard(Dinar
dan Dirham)
• Selalu terkait dengan sektor riil
• Diterbitkan surat pembayaran cek(Umar Bin
Khatab)
• M emperkenalkan jenis uang dari kulit
binatang.(Umar Bin Khatab)
• Mencetak uang sendiri(Abu Bakar As-sidiq,
Usman Bin Afan, Ali Bin Abu thalib)
27. Tujuan Kebijakan Moneter Dalam Islam
Kebijakan moneter dalam Islam memiliki tujuan yang sama
dengan kebijakan konvensional, yakni mencapai kestabilan
moneter dengan menstabilkan peredaran uang. Akan tetapi,
yang perlu digarisbawahi adalah instrumen yang digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut sangatlah berbeda, yaitu
kebijakan moneter dalam Islam tidak menggunakan suku
bunga sebagai instrumennya.
34. Ada dua alasan memegang uang dalam ekonomi Islam;
Motivasi Transaksi
Motivasi Berjaga-jaga
Permintaan uang untuk transaksi merupakan fungsi dari
tingkat pendapatan yang dimiliki oleh seseorang, dimana
makin tinggi tingkat pendapatan makin tinggi pula
permintaan uang untuk memfasilitasi transaksi barang
dan jasa nya.
35. Ada pun fungsi permintaan uang untuk motif
berjaga-jaga
(meliputi
permintaan
uang
untuk investasi dan tabungan) ditentukan
oleh besar kecilnya harga barang untuk
pembelian barang tidak tunai.
36. Permintaan uang dalam Islam dikelompokkan dalam dua motif, yaitu motif transaksi
(Transaction motive) dan motif berjaga-jaga (precautionary motive). Semakin
banyak uang yang idle, maka berarti permintaan uang untuk berjaga-jaga semakin
besar. Sedangkan semakin tinggi pajak yang dikenakan terhadap uang yang idle
berbanding terbalik dengan permintaan uang untuk berjaga-jaga. Dues of idle
fund adalah instrumen kebijakan dikenakan pada semua aset produktif yang idle.
Apabila permintaan uang yang ditujukan untuk berjaga-jaga meningkat maka
usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengembalikan permintaan uang pada
titik keseimbangan (equilibrium) adalah dengan cara meningkatkan Dues of idle
fund. Semakin tinggi Dues of idle fund yang dikenakan terhadap uang yang idle
akan menyebabkan masyarakat enggan untuk tetap menyimpan uang yang idle
tersebut.
37. Konsekuensinya masyarakat yang mempunyai uang idle akan
secara sukarela mengalokasikan kekayaannya pada investasi yang
sifatnya
produktif.
Peningkatan
Dues
of
idle
fund
akan
mengalihkan permintaan uang yang sedianya ditujukan untuk
penimbunan uang/ aset yang produktif kepada tujuan penggunaan
uang yang akan meningkatkan produktivitas uang tersebut di
sektor riil, sehingga investasi akan meningkat. Peningkatan
investasi tentu saja akan berdampak pada peningkatan Permintaan
Agregat (AD), sehingga keseimbangan umum yang baru akan
berada pada tingkat pendapatan nasional yang lebih tinggi.
38. kebijakan moneter yang dianjurkan oleh mazhab ini adalah kebijakan
yang
diambil
musyawarah
oleh
otoritas
sebelumnya
keputusan-keputusan
moneter
dengan
kebijakan
adalah
otoritas
moneter
berdasarkan
sektor
riil.
Jadi
yang
kemudian
diruangkan dalam bentuk instrumen moneter biasanya adalah
harmonisasi dengan kebijakan-kebijakan di sektor riil. Menurut
pemikiran yang ada pada mazhab ini, kebijakan moneter itu adalah
repeated games in game theory dimana bentuk kurva penawaran
dan permintaan uang adalah seperti tambang yang melilit dan berslope positif sebagai akibat dari knowledge induced process dan
information sharing yanga amat baik.
39. Menurut madzhab ini sangat erat kaitannya dengan konsep endogenous dalam
islam yang berarti keberadaan uang pada hakikatnya adalah representasi dari
volume transaksi yang ada dalam sektor riil.
Islam menganggap bahwa perubahan nilai tambah ekonomi tidak berdasarkan
pada perubahan waktu, akan tetapi nilai tambahnya akan tergantung dari hasil
yang diusahakan dengan uang itu.
Secara makroekonomi, nilai tambah uang dan jumlahnya hanyalah representasi
dari perubahan dan pertambahan di sektor riil, Semakin tinggi kapasitas dan
volume sektor riil, maka permintaan uang pun akan meningkat, sehingga
konsep inilah yang kemudian menjadikan landasan sistem moneter islam
selalu berpijak pada sektor mikroekonomi..
40. Permintaan dan penawaran uang dalam
madzhab ini dipengaruhi oleh besarnya
profit sharing atau expected rate of profit
yang tinggi rendahnya merupakan
representasi dari pertumbuhan aktual
ekonomi.
Expected rate of profit merupakan harapan
keuntungan yang bisa didapatkan dari
menginvestasikan uang di sektor riil.
41. Kebijakan Moneter Syariah VS Kebijakan Moneter
Konvensional
No.
Syariah
Konvensional
1.
Sektor perbankan syariah
menerapkan
sistem
pembagian
keuntungan
dan kerugian (profit and
loss sharing)
Sektor
perbankan
konvensional
menerapkan
sistem
bunga
2.
Sektor moneter memiliki Sektor
riil
memiliki
ketergantungan
pada ketergantungan
pada
sektor riil
sektor moneter
3.
Manajemen
moneter
Islam
menggunakan
metode
penghapusan
suku bunga dan adanya
kewajiban
pembayaran
pajak atas biaya produktif
yang menganggur
Manajemen
moneter
konvensional
menggunakan
paradigma uang pasif
dan uang aktif
42.
43. Tugas OJK, apakah tidak tumpang tindih
dengan tugas BI dalam mengawasi
perbankan dan lembaga non bank?
Bagaimana cara menggoreng saham?
Bagaimana cara meningkatnya NPL?
Dapatkah Indonesia mengganti mata
uangnya menjadi dinar?
Apakah benar statement 2 tentang
perbedaan moneter islam dengan moneter
konvensional?
Aplikasi instrumen moneter islam
dipertanyakan?