SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
MAKALAH LAPORAN TEKNIK PERLINDUNGAN TANAMAN II
OPT UTAMA TANAMAN PERKEBUNAN
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Teknik Perlindungan Tanaman II
Semester Ganjil / Tahun 2009
Kelompok 6
Raden Bondan E B (150110080162)
Fajar Darussalam (150110080132)
Hari Akbar M (150110080156)
Indah Meutia (150110080125)
Listhy Prischasari (150110080137)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
A. KAKAO
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai
ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari
5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak
cabang produktif. Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang. Walaupun
demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan
jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.
OPT KAKAO
1. Kutu Putih (Planococcus citri)
a. Klasifikasi
Filum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Hemiptera
Famili : Pseudococcidae
Genus : Planococcus
Spesies : Planococcus citri
b. Morfologi
Kutu putih yang berbentuk oval, dewasa betina berukuran 1 - 2 mm,lebar
1,5 mm, berwarna putih dan disekeliling tubuhnya terdapat 14 – 18 pasang
lilin seperti duri. Ukuran benang yang mengandung lilin terpanjang
terletak pada bagian belakang. Telur berwarna kuning terbungkus dalam
jaringan seperti lilin yang longgar. Nimfa instar pertama aktif bergerak
berukuran kira-kira 0,5 mm, setelah mengisap serangga cenderung
menetap. Kutu dewasa jantan mempunyai sayap dan betina tidak memiliki
sayap. Kutu jantan memiliki panjang 4,5 mm. Nimfa betina berbentuk
seperti betina dewasa, sedangkan nimfa jantan lebih tipis. Nimfa muda
berwarna kuning orange.
c. Siklus Hidup
Terdiri dari empat instar. Kutu betina bertelur sampai 300-500 butir. Telur
akan menetas setelah 6-20 hari. kutu yang muda menghisap cairan buah,
daun, atau di tempat menempelnya. Gerakan hama ini lambat, untuk
perkembangannya sampai sempurna memerlukan waktu 1-4 bulan. Imago
jantan (bersayap) 2 - 4 hari dan betina dapat mencapai 102 hari. Telur
diletakkan dalam kelompok di dalam jalinan benang (seperti kapas) di
bawah tubuh imago betina (Mardiningsih dan Balfas, 2003). Dalam satu
tahun dilahirkan 2-4 generasi kutu. Kutu putih dapat menularkan penyakit
akibat virus.
d. Habitat
Kutu putih Planococcus umum ditemukan pada tanaman di rumah
kaca/persemaian maupun pada pertanaman.
e. Penyebaran
Daerah tropis dan subtropis.
f. Pengendalian
Pemanfaatan musuh alami seperti Coccophagus gurneyi Compere,
dan Tetracnemus pretiosus Timberlake. Selain itu kumbang
predator seperti Cryptolaemus mountrouzieri Muls, dan Scymnus
apiciflavus Mits
Penyemprotan dengan Anthio 33 EC, Azodrin 60WSC, Sevin 85S,
Perfecthion, dan lain-lain
Penggunaan insektisida sintetik, karena ini serangga ini
tersembunyi pada bagian tanaman sehingga tidak terkena dengan
insektisida kontak. Insektisida yang telah digunakan antara lain
karbosulfan.
2. Bercak daun (Cercospora sp)
a. Klasifikasi
Kingdom : Mycetae (Fungi)
Divisi : Eumycota
Kelas : Hypomycetes
Ordo : Dothideales
Famili : Mycrosphaerellaceae
Genus : Cercospora
Spesies : Cercospora sp
b. Gejala
Daun yang sakit timbul bercak berwarna cokelat dengan pusat berwarna
abu - abu yang tepinya dikelilingi halo (lingkaran) berwarna kuning.
c. Penyebaran
Keadaan lingkungan yang lembab dan pola tanam yang kurang baik, spora
terbawa angin dan air hujan serta alat – alat pertanian.
d. Pengendalian
Pengendalian penyakit dengan sanitasi kebun dan membuang
bagian-bagianyang sakit, kemudian membenamkannya di dalam
tanah.
Mengurangi kelembaban kebun dengan pemangkasan, pengaturan
naungan dan membuat parit drainase.
Melakukan pemupukan dan hindari penggunaan bibit yang telah
terserang penyakit ini.
B. KOPI
Kopi merupakan marga sejumlah tumbuhan berbentuk pohon yang beberapa di
antaranya menjadi bahan dasar pembuatan minuman penyegar kopi. Genus ini
memiliki sekitar 100 spesies, namun dari 100 spesies itu hanya dua yang memiliki
nilai perdagangan penting, yaitu C. canephora (menghasilkan kopi robusta) dan C.
arabica (menghasilkan kopi arabika). Beberapa jenis lainnya juga dipakai sebagai
bahan campuran untuk mempengaruhi aroma, seperti C. excelsa dan C. liberica.
OPT KOPI
a. Embun Jelaga (Capnodium sp)
1.Klasifikasi
i. Kingdom : Mycetae
ii. Divisi : Eumycota
iii. Kelas : Loculoascomycetes
iv. Ordo :
v. Famili : Capnodium
vi. Genus : Capnodium
vii. Spesies : Capnodium sp
2.Gejala :
Daun, ranting dan buah yang terserang dilapisi oleh lapisan tipis
berwarna hitam. Pada musim kering lapisan ini dapat dikelupas
memakai tangan atau terkelupas sendiri, dan mudah tersebar oleh
angin. Buah yang tertutup oleh lapisan hitam ini, biasanya ukurannya
lebih kecil dan mengalami kelambatan dalam pematangan. Gejala ini
banyak terjadi pada pohon kopi yang dijumpai kutu - kutu tanaman
yang dapat mengeluarkan embun madu.
3.Morfologi dan Siklus
Miselium berwarna coklat dan melekat pada permukaan daun atau
bagian tanaman lainnya. Jamur ini tergolong saprofit yang hidup dari
madu kutu – kutu di pohon
4.Penyebaran
Adanya kutu tanaman yang dapat mengeluarkan sekresi embun madu
seperti Aleurodicus sp., Pseudococcus sp., dan Coccus viridis
merupakan medium yang baik perkembangan cendawan. Kelembaban
yang tinggi juga dapat mendorong perkembangan cendawan.
5. Inang
Cengkeh, jambu, dan kopi
6.Pengendalian
i. Mengendalikan kutu-kutu tanaman dengan pertisida yang
efektif dan cendawan dengan fungisida yang efektif.
ii. penyemprotan detergen 5% asal tidak terlalu sering.
C. TEH
Tanaman teh termasuk genus Camellia yang memiliki sekitar 82 species, terutama
tersebar di kawasan Asia Tenggara pada garis lintang 30° sebelah utara maupun
selatan khatulistiwa. Selain tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) yang
dikonsumsi sebagai minuman penyegar, genus Cammelia ini juga mencakup banyak
jenis tanaman hias. Tanaman teh berasal dari wilayah perbatasan negara-negara China
selatan (Yunan), Laos Barat Laut, Muangthai Utara, Burma Timur dan India Timur
Laut, yang merupakan vegetasi hutan daerah peralihan tropis dan subtropis. Tanaman
teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684. Pada tahun 1826 tanaman teh
berhasil ditanam melengkapi Kebun Raya Bogor, dan pada tahun 1827 di Kebun
Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Berhasilnya penanaman percobaan skala
besar di Wanayasa (Purwakarta) dan di Raung (Banyuwangi) membuka jalan bagi
Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh, menaruh landasan
bagi usaha perkebunan teh di Jawa. Teh dari Jawa tercatat pertama kali diterima di
Amsterdam tahun 1835. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh di daerah
Simalungun, Sumatera Utara.
OPT TEH
a. Empoasca sp
1.Klasifikasi
i. Filum : Arthropoda
ii. Kelas : Hexapoda
iii. Ordo : Homoptera
iv. Famili : Cicadellidae
v. Genus : Empoasca
vi. Spesies : Empoasca sp
2.Morfologi
Pelompat daun ini berwarna hijau sampai hijau kekuningan dengan
bercak cokelat tua ditengah dan bercak putih pada dada. Kakinya
berwarna hijau. Panjang tubuh sekitar 2,5 mm.
3.Gejala
Serangga ini menyerang pucuk teh, dengan menusuk dan menghisap
cairannya.Jika pucuk sudah habis, serangan dapat berlanjut ke daun
muda dan tua. Gejala serangan berupa perubahan warna tulang daun
teh menjadi merah coklat. Pada daun, timbul noda-noda berwarna
kemerahan seperti terbakar (leaf burn), kemudian menguning.
Pertumbuhan daun menjadi terhambat, dan pucuk daun teh tumbuh
tidak normal. Serangan dapat sampai tanaman jadi gundul dengan
produksi sangat menurun.
4.Siklus Hidup
Telur diletakkan satu-persatu, diselipkan pada tulang daun teh. Telur
sangat kecil berwarna putih, tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Setelah 4-7 hari telur menetas jadi nimfa.
Nimfa berwarna putih kekuning-kuningan berganti kulit 4 kali dalam
7-12 hari. hama ini hidup pada permukaan bawah daun, sesekali naik
ke atas permuk aan daun, dengan menusuk dan menghisap cairan
terutama dari tulang daun muda. Ciri khas adalah jalannya
menyamping. Hanya terkadang hama ini naik ke atas daun.
Dewasa berwarna hijau muda kekuningkuningan, dapat terbang
dengan perantara tiupan angin. Lama daur hidup dari telur sampai
dewasa berkisar 14-18 hari.
Metamorfosis heterometabola ( telur-nimfa-imago)
5.Pengendalian
i. Penanaman jenis kapas yang berambut. Tujuannya agar pada
waktu Empoasca bertelur akan terhambat oleh rambut – rambut
dari tanaman kapas tersebut
ii. Penyemprotan hama dengan insektisida, seperti Thiodan,
Azodrin, dan Selvin.
iii. Pemanfaatan musuh alami, predator seperti famili
Coccinellidae dan Chrysopidae. Mymaridae sebagai parasit
telur serta Dyrinidae sebagai parasit nimfa dan serangga
dewasa.
D. LADA
Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan rempah-rempah yang terpenting dan
tertua di dunia. Tanaman ini termasuk famili Piperaceae, yang terdiri dari lebih
kurang 12 genus yang merupakan tumbuhan semak, tumbuhan menjalar yang
semuanya berasal dari daerah tropis dan sub tropis seperti India, Pandagaskar,
Indonesia dan sebagainya. Tanaman lada tumbuh baik di daerah tropis yang panas
dan lembab yang curah hujan yang cukup besar serta diselingi oleh cuaca yang kering
dan teduh. Tanaman lada dikembang biakkan dengan stek dan biji. Pohon lada mulai
berbuah 2 sampai 3 tahun setelah penanaman stek, tetapi ada juga yang belum
berubah sampai pada umur 5 tahun.
OPT LADA
a. Lophobaris piperis (Hama Penggerek Batang Lada)
1.Klasifikasi
i. Filum : Arthropoda
ii. Kelas : Hexapoda
iii. Ordo : Coleoptera
iv. Famili : Curculionidae
v. Genus : Lophobaris
vi. Spesies : Lophobaris piperis
2.Morfologi
Imago dewasa berwarna hitam berbintik – bintik berwarba putih. Tipe
kumbang bermoncong. Telur berwarna putih kekuningan. Telur
menetas setelah ± 7 hari dan keluar larva yang berwarna putih kotor
dan kepala berwarna kuning pucat hingga coklat kekuningan. Panjang
larva awal 1 mm dan pada larva akhir 8 mm.
3.Gejala
Kumbang dewasa disebut gagaja atau kumbang moncong, menyerang
bunga, buah, pucuk, daun, dan cabangcabang muda. Kerusakan
terberat akibat hama ini adalah serangan larva dengan cara menggerek
batang atau cabang tanaman sehingga mengakibatkan kematian bagian
atas batang atau cabang terserang. Gejala serangan imago umumnya
berupa bekas gigitan pada bagian tanaman yang diserang dan
menghitamnya bekas gigitan karena pembusukan. Gejala serangan ini
dapat dijadikan petunjuk keberadaan imago. Gejala kerusakan akibat
serangan imago tersebut biasanya tidak menyebabkan kerugian yang
berarti. Kerugian terjadi jika diserang oleh larva penggerek.
Gejala serangan larva berupa layu dan menguningnya tanaman pada
bagian atas gerekan yang kemuadian mengering. Bagian yang digerek
akan mudah patah. Pada gejala lanjut dapat ditemukan lubang di
sekitar bagian tanaman yang terserang, sebagai tempat keluar serangga
dewasa. Serangan larva umumnya dimulai pada cabang-cabang buah.
Pada populasi tinggi, serangan dapat mencapai batang utama. Sekitar
23% lubang gerekan terdapat pada batang utama dan 77% pada cabang
tanaman. Serangan larva penggerek pada satu batang utama dapat
mengakibatkan kehilangan hasil sekitar 43,8% atau bahkan tanaman
mengalami kematian total bila seluruh batang utama yang terdapat
pada bagian paling rendah dari tanaman terserang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada umumnya serangan pada dua cabang buah
selalu diikuti dengan serangan larva pada satu batang utama, yang
diperkirakan dapat mengakibatkan kehilangan hasil sekitar 16,5%
(Deciyanto et al., 1986).
4.Siklus Hidup
Penggerek batang meletakkan telur dengan cara melubangi bagian
bawah kulit batang atau cabang. Satu kali peletakkan telur berkisar
antara 1 - 3 butir. Telur berwarna putih kekuningan. Telur menetas
setelah ± 7 hari dan keluar larva yang berwarna putih kotor dan kepala
berwarna kuning pucat hingga coklat kekuningan. Panjang larva awal 1
mm dan pada larva akhir 8 mm. Larva akan menjadi pupa yang
terbentuk dalam kokon setelah berumur 28 hari. Pupa berwarna putih
kotor hingga kekuningan. Pupa terdapat di dalam gerekan selama 19
hari dan kemudian menjadi imago (kumbang). Imago berwarna hitam.
Pada kepala terdapat bagian yang memanjang dan disebut rostrum,
bentuknya seperti belalai dan mengarah ke bawah. Imago akan
kopulasi setelah berumur 2 minggu, dan 3 hari kemudian kumbang
betina akan meletakkan telur. Imago betina selama hidupnya mampu
meletakkan telur antara 280 – 525 butir, atau ratarata 380 butir dengan
tingkat penetasan mencapai 88,71% (Vecht, 1940).
5.Habitat
Serangga L. piperis hidup dan mampu berkembang biak dengan
menyerang hampir semua bagian tanaman lada. Oleh karena itu
kelimpahan populasinya di lapangan kurang dipengaruhi oleh
keberadaan buah lada sebagai makanan utama serangga dewasa.
Berbagai stadium penggerek batang selalu ditemukan pada saat yang
sama berupa telur, larva, pupa atau imago. Pada awal musim hujan
biasanya ditemukan telur dan larva muda. Pada pertengahan musim
hujan ditemukan pupa dan imago. Pada akhir musim hujan ditemukan
telur dan larva. Pada musim kemarau, semusim stadium jumlahnya
sangat rendah (Deciyanto dan Suprapto, 1996).
6.Penyebaran
Seluruh daerah pertanaman Lada di Indonesia (Kalshoven,1981)
7.Pengendalian dan Ambang Kendali
i. Secara mekanik/fisik
Mengambil secara langsung serangga dewasa baik L. Piperis
dijumpai pada setiap tanaman. Serangga L. piperis peka
terhadap sentuhan dan getaran. Oleh karena itu mengumpulkan
serangga tersebut dengan menggoyang tanaman. Serangga yang
tidak terlihat akan berjatuhan dan dapat ditampung dengan kain
atau tampah yang diletakkan di bawah tajuk. Untuk larva
penggerek dapat dilakukan dengan cara memotong ranting atau
cabang terserang. Bekas bagian tanaman yang dipotong segera
disemprot atau dibasahi dengan insektisida atau minyak/oli
untuk mencegah serangga betina meletakkan telur. Menurut
Suprapto dan Suroso (1994) penutupan luka pangkasan mampu
menekan serangan penggerek batang sampai 64,71%,
ii. Secara Kimia
pengolesan luka pangkasan dengan insektisida metidation 40%
dan asefat 40% mampu menekan serangan 17,65% dan 5,88%.
iii. Secara Kultur Teknis
a. Memupuk tanaman dengan dosis yang tidak berlebihan.
Menurut Deciyanto dan Suprapto (1996) penggunaan pupuk
N yang tinggi dapat meningkatkan sukulensi tanaman,
sehingga tanaman lebih disukai hama untuk makan dan
meletakkan telur.
b. Melakukan penyiangan gulma secara terbatas yaitu hanya
di sekeliling pangkal batang. Tidak dianjurkan untuk
melakukan penyiangan bersih, biarkan gulma berbunga
tumbuh. Bunga gulma dapat dijadikan sebagai sumber
pakan oleh imago parasitoid, sehingga parasitoid memiliki
kemampuan hidup dan keperidian yang lebih baik.
c. Menanam tanaman berbunga sebagai tanaman penutup
tanah seperti Arachis pintoi yang dapat mengundang
kehadiran musuh alami (parasitoid atau predator).
DAFTAR PUSTAKA
Proyek Pengembangan Budidaya Perkebunan Berkelanjutan (SADP-IRJA), Direktorat
Jenderal Perkebunan dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (1997). Petunjuk Teknis
Budidaya Tanaman Kopi (Coffea sp.). Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Jember, Indonesia.
Widayat, Wahyu (1989). Hama-Hama Penting pada Tanaman Teh dan Cara
Pengendaliannya. Balai Penelitian Teh dan Kina, Gambung, Bandung, Indonesia
Deciyanto, S. dan Suprapto, 1996. Penggerek batang lada dan cara pengendaliannya.
Monograf Tanaman Lada. Balittro :150-160.
http://mrec.ifas.ufl.edu/Foliage/entomol/ncstate/mealy106.gif
http://mrec.ifas.ufl.edu/Foliage/entomol/ncstate/mealy1.htm
http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2009/02/penyakit-penting-pada-tanaman-jeruk.html

Contenu connexe

Tendances

Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )Qiqi Gobel
 
Hama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetHama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetIlham Johari
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologiedhie noegroho
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihTidar University
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
Penyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapaPenyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapaWiwik Agustina
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihNur Haida
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaTidar University
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianfahmiganteng
 
Tanaman Penutup Tanah (sawit)
Tanaman Penutup Tanah (sawit)Tanaman Penutup Tanah (sawit)
Tanaman Penutup Tanah (sawit)Ilham Johari
 
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitfahmiganteng
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahTidar University
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 

Tendances (20)

Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )
 
Hama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karetHama dan penyakit karet
Hama dan penyakit karet
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
 
Penyakit Bulai Pada Jagung
Penyakit Bulai Pada JagungPenyakit Bulai Pada Jagung
Penyakit Bulai Pada Jagung
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Slide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultutaSlide 2 kapita hortikultuta
Slide 2 kapita hortikultuta
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
Penyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapaPenyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapa
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
 
Tanaman Penutup Tanah (sawit)
Tanaman Penutup Tanah (sawit)Tanaman Penutup Tanah (sawit)
Tanaman Penutup Tanah (sawit)
 
Kopi
Kopi Kopi
Kopi
 
Jenis dan Ciri-Ciri Jamur
Jenis dan Ciri-Ciri JamurJenis dan Ciri-Ciri Jamur
Jenis dan Ciri-Ciri Jamur
 
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 

Similaire à Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan

Makalah_67 laporan praktikum 9. opt tanaman sawit, karet dan jarak
Makalah_67 laporan praktikum 9. opt tanaman sawit, karet dan jarakMakalah_67 laporan praktikum 9. opt tanaman sawit, karet dan jarak
Makalah_67 laporan praktikum 9. opt tanaman sawit, karet dan jarakBondan the Planter of Palm Oil
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)Andrew Hutabarat
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiMarta Adinata
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiAndrew Hutabarat
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiAndrew Hutabarat
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiSupianto Anto
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotiksat rahayuwati
 
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptxhamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptxAriffatchurFauzi3
 
patogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungpatogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungDesti Diana Putri
 
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan HutanLaporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan HutanPasyaman_07
 
Hasil Pengamatan Jenis-Jenis Jamur
Hasil Pengamatan Jenis-Jenis JamurHasil Pengamatan Jenis-Jenis Jamur
Hasil Pengamatan Jenis-Jenis JamurEuodia Prastika
 
Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaNurma Fauzaniar
 
Praktikum pencemaran udara asli
Praktikum pencemaran udara asli  Praktikum pencemaran udara asli
Praktikum pencemaran udara asli Furqaan Hamsyani
 
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dllHAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dllNodd Nittong
 
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))Mubin Viwiiardians
 

Similaire à Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan (20)

Makalah_67 laporan praktikum 9. opt tanaman sawit, karet dan jarak
Makalah_67 laporan praktikum 9. opt tanaman sawit, karet dan jarakMakalah_67 laporan praktikum 9. opt tanaman sawit, karet dan jarak
Makalah_67 laporan praktikum 9. opt tanaman sawit, karet dan jarak
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
Hama nilam dan strategi pengendaliannya(1)
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
Hama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman PadiHama Penyakit Tanaman Padi
Hama Penyakit Tanaman Padi
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
 
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptxhamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
hamapenyakittanamanpadi-161204123330.pptx
 
Filicinae
FilicinaeFilicinae
Filicinae
 
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintanMakalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
 
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
 
PESTISIDA nabati pada hama gudang
PESTISIDA nabati pada hama gudangPESTISIDA nabati pada hama gudang
PESTISIDA nabati pada hama gudang
 
patogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungpatogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagung
 
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan HutanLaporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Hutan
 
Hasil Pengamatan Jenis-Jenis Jamur
Hasil Pengamatan Jenis-Jenis JamurHasil Pengamatan Jenis-Jenis Jamur
Hasil Pengamatan Jenis-Jenis Jamur
 
Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: Hama
 
Praktikum pencemaran udara asli
Praktikum pencemaran udara asli  Praktikum pencemaran udara asli
Praktikum pencemaran udara asli
 
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dllHAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
 
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
 

Plus de Bondan the Planter of Palm Oil

Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentRingkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentBondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Bondan the Planter of Palm Oil
 

Plus de Bondan the Planter of Palm Oil (20)

Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptxStruktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentRingkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
 

Dernier

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 

Dernier (20)

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan

  • 1. MAKALAH LAPORAN TEKNIK PERLINDUNGAN TANAMAN II OPT UTAMA TANAMAN PERKEBUNAN Disusun untuk memenuhi mata kuliah Teknik Perlindungan Tanaman II Semester Ganjil / Tahun 2009 Kelompok 6 Raden Bondan E B (150110080162) Fajar Darussalam (150110080132) Hari Akbar M (150110080156) Indah Meutia (150110080125) Listhy Prischasari (150110080137) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR
  • 2. A. KAKAO Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang. Walaupun demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi. OPT KAKAO 1. Kutu Putih (Planococcus citri) a. Klasifikasi Filum : Arthropoda Kelas : Hexapoda Ordo : Hemiptera Famili : Pseudococcidae Genus : Planococcus Spesies : Planococcus citri b. Morfologi Kutu putih yang berbentuk oval, dewasa betina berukuran 1 - 2 mm,lebar 1,5 mm, berwarna putih dan disekeliling tubuhnya terdapat 14 – 18 pasang lilin seperti duri. Ukuran benang yang mengandung lilin terpanjang terletak pada bagian belakang. Telur berwarna kuning terbungkus dalam jaringan seperti lilin yang longgar. Nimfa instar pertama aktif bergerak berukuran kira-kira 0,5 mm, setelah mengisap serangga cenderung menetap. Kutu dewasa jantan mempunyai sayap dan betina tidak memiliki sayap. Kutu jantan memiliki panjang 4,5 mm. Nimfa betina berbentuk
  • 3. seperti betina dewasa, sedangkan nimfa jantan lebih tipis. Nimfa muda berwarna kuning orange. c. Siklus Hidup Terdiri dari empat instar. Kutu betina bertelur sampai 300-500 butir. Telur akan menetas setelah 6-20 hari. kutu yang muda menghisap cairan buah, daun, atau di tempat menempelnya. Gerakan hama ini lambat, untuk perkembangannya sampai sempurna memerlukan waktu 1-4 bulan. Imago jantan (bersayap) 2 - 4 hari dan betina dapat mencapai 102 hari. Telur diletakkan dalam kelompok di dalam jalinan benang (seperti kapas) di bawah tubuh imago betina (Mardiningsih dan Balfas, 2003). Dalam satu tahun dilahirkan 2-4 generasi kutu. Kutu putih dapat menularkan penyakit akibat virus.
  • 4. d. Habitat Kutu putih Planococcus umum ditemukan pada tanaman di rumah kaca/persemaian maupun pada pertanaman. e. Penyebaran Daerah tropis dan subtropis. f. Pengendalian Pemanfaatan musuh alami seperti Coccophagus gurneyi Compere, dan Tetracnemus pretiosus Timberlake. Selain itu kumbang predator seperti Cryptolaemus mountrouzieri Muls, dan Scymnus apiciflavus Mits Penyemprotan dengan Anthio 33 EC, Azodrin 60WSC, Sevin 85S, Perfecthion, dan lain-lain Penggunaan insektisida sintetik, karena ini serangga ini tersembunyi pada bagian tanaman sehingga tidak terkena dengan insektisida kontak. Insektisida yang telah digunakan antara lain karbosulfan. 2. Bercak daun (Cercospora sp) a. Klasifikasi Kingdom : Mycetae (Fungi) Divisi : Eumycota Kelas : Hypomycetes
  • 5. Ordo : Dothideales Famili : Mycrosphaerellaceae Genus : Cercospora Spesies : Cercospora sp b. Gejala Daun yang sakit timbul bercak berwarna cokelat dengan pusat berwarna abu - abu yang tepinya dikelilingi halo (lingkaran) berwarna kuning. c. Penyebaran Keadaan lingkungan yang lembab dan pola tanam yang kurang baik, spora terbawa angin dan air hujan serta alat – alat pertanian. d. Pengendalian Pengendalian penyakit dengan sanitasi kebun dan membuang bagian-bagianyang sakit, kemudian membenamkannya di dalam tanah. Mengurangi kelembaban kebun dengan pemangkasan, pengaturan naungan dan membuat parit drainase. Melakukan pemupukan dan hindari penggunaan bibit yang telah terserang penyakit ini.
  • 6. B. KOPI Kopi merupakan marga sejumlah tumbuhan berbentuk pohon yang beberapa di antaranya menjadi bahan dasar pembuatan minuman penyegar kopi. Genus ini memiliki sekitar 100 spesies, namun dari 100 spesies itu hanya dua yang memiliki nilai perdagangan penting, yaitu C. canephora (menghasilkan kopi robusta) dan C. arabica (menghasilkan kopi arabika). Beberapa jenis lainnya juga dipakai sebagai bahan campuran untuk mempengaruhi aroma, seperti C. excelsa dan C. liberica. OPT KOPI a. Embun Jelaga (Capnodium sp) 1.Klasifikasi i. Kingdom : Mycetae ii. Divisi : Eumycota iii. Kelas : Loculoascomycetes iv. Ordo : v. Famili : Capnodium vi. Genus : Capnodium vii. Spesies : Capnodium sp 2.Gejala : Daun, ranting dan buah yang terserang dilapisi oleh lapisan tipis berwarna hitam. Pada musim kering lapisan ini dapat dikelupas memakai tangan atau terkelupas sendiri, dan mudah tersebar oleh angin. Buah yang tertutup oleh lapisan hitam ini, biasanya ukurannya lebih kecil dan mengalami kelambatan dalam pematangan. Gejala ini banyak terjadi pada pohon kopi yang dijumpai kutu - kutu tanaman yang dapat mengeluarkan embun madu. 3.Morfologi dan Siklus Miselium berwarna coklat dan melekat pada permukaan daun atau
  • 7. bagian tanaman lainnya. Jamur ini tergolong saprofit yang hidup dari madu kutu – kutu di pohon 4.Penyebaran Adanya kutu tanaman yang dapat mengeluarkan sekresi embun madu seperti Aleurodicus sp., Pseudococcus sp., dan Coccus viridis merupakan medium yang baik perkembangan cendawan. Kelembaban yang tinggi juga dapat mendorong perkembangan cendawan. 5. Inang Cengkeh, jambu, dan kopi 6.Pengendalian i. Mengendalikan kutu-kutu tanaman dengan pertisida yang efektif dan cendawan dengan fungisida yang efektif. ii. penyemprotan detergen 5% asal tidak terlalu sering. C. TEH Tanaman teh termasuk genus Camellia yang memiliki sekitar 82 species, terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara pada garis lintang 30° sebelah utara maupun selatan khatulistiwa. Selain tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) yang dikonsumsi sebagai minuman penyegar, genus Cammelia ini juga mencakup banyak jenis tanaman hias. Tanaman teh berasal dari wilayah perbatasan negara-negara China selatan (Yunan), Laos Barat Laut, Muangthai Utara, Burma Timur dan India Timur Laut, yang merupakan vegetasi hutan daerah peralihan tropis dan subtropis. Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684. Pada tahun 1826 tanaman teh berhasil ditanam melengkapi Kebun Raya Bogor, dan pada tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Berhasilnya penanaman percobaan skala besar di Wanayasa (Purwakarta) dan di Raung (Banyuwangi) membuka jalan bagi Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh, menaruh landasan bagi usaha perkebunan teh di Jawa. Teh dari Jawa tercatat pertama kali diterima di Amsterdam tahun 1835. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh di daerah Simalungun, Sumatera Utara. OPT TEH a. Empoasca sp 1.Klasifikasi i. Filum : Arthropoda
  • 8. ii. Kelas : Hexapoda iii. Ordo : Homoptera iv. Famili : Cicadellidae v. Genus : Empoasca vi. Spesies : Empoasca sp 2.Morfologi Pelompat daun ini berwarna hijau sampai hijau kekuningan dengan bercak cokelat tua ditengah dan bercak putih pada dada. Kakinya berwarna hijau. Panjang tubuh sekitar 2,5 mm. 3.Gejala Serangga ini menyerang pucuk teh, dengan menusuk dan menghisap cairannya.Jika pucuk sudah habis, serangan dapat berlanjut ke daun muda dan tua. Gejala serangan berupa perubahan warna tulang daun teh menjadi merah coklat. Pada daun, timbul noda-noda berwarna kemerahan seperti terbakar (leaf burn), kemudian menguning. Pertumbuhan daun menjadi terhambat, dan pucuk daun teh tumbuh tidak normal. Serangan dapat sampai tanaman jadi gundul dengan produksi sangat menurun.
  • 9. 4.Siklus Hidup Telur diletakkan satu-persatu, diselipkan pada tulang daun teh. Telur sangat kecil berwarna putih, tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Setelah 4-7 hari telur menetas jadi nimfa. Nimfa berwarna putih kekuning-kuningan berganti kulit 4 kali dalam 7-12 hari. hama ini hidup pada permukaan bawah daun, sesekali naik ke atas permuk aan daun, dengan menusuk dan menghisap cairan terutama dari tulang daun muda. Ciri khas adalah jalannya menyamping. Hanya terkadang hama ini naik ke atas daun. Dewasa berwarna hijau muda kekuningkuningan, dapat terbang dengan perantara tiupan angin. Lama daur hidup dari telur sampai dewasa berkisar 14-18 hari. Metamorfosis heterometabola ( telur-nimfa-imago) 5.Pengendalian i. Penanaman jenis kapas yang berambut. Tujuannya agar pada waktu Empoasca bertelur akan terhambat oleh rambut – rambut dari tanaman kapas tersebut ii. Penyemprotan hama dengan insektisida, seperti Thiodan, Azodrin, dan Selvin. iii. Pemanfaatan musuh alami, predator seperti famili Coccinellidae dan Chrysopidae. Mymaridae sebagai parasit
  • 10. telur serta Dyrinidae sebagai parasit nimfa dan serangga dewasa. D. LADA Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan rempah-rempah yang terpenting dan tertua di dunia. Tanaman ini termasuk famili Piperaceae, yang terdiri dari lebih kurang 12 genus yang merupakan tumbuhan semak, tumbuhan menjalar yang semuanya berasal dari daerah tropis dan sub tropis seperti India, Pandagaskar, Indonesia dan sebagainya. Tanaman lada tumbuh baik di daerah tropis yang panas dan lembab yang curah hujan yang cukup besar serta diselingi oleh cuaca yang kering dan teduh. Tanaman lada dikembang biakkan dengan stek dan biji. Pohon lada mulai berbuah 2 sampai 3 tahun setelah penanaman stek, tetapi ada juga yang belum berubah sampai pada umur 5 tahun. OPT LADA a. Lophobaris piperis (Hama Penggerek Batang Lada) 1.Klasifikasi i. Filum : Arthropoda ii. Kelas : Hexapoda iii. Ordo : Coleoptera iv. Famili : Curculionidae v. Genus : Lophobaris vi. Spesies : Lophobaris piperis 2.Morfologi Imago dewasa berwarna hitam berbintik – bintik berwarba putih. Tipe kumbang bermoncong. Telur berwarna putih kekuningan. Telur
  • 11. menetas setelah ± 7 hari dan keluar larva yang berwarna putih kotor dan kepala berwarna kuning pucat hingga coklat kekuningan. Panjang larva awal 1 mm dan pada larva akhir 8 mm. 3.Gejala Kumbang dewasa disebut gagaja atau kumbang moncong, menyerang bunga, buah, pucuk, daun, dan cabangcabang muda. Kerusakan terberat akibat hama ini adalah serangan larva dengan cara menggerek batang atau cabang tanaman sehingga mengakibatkan kematian bagian atas batang atau cabang terserang. Gejala serangan imago umumnya berupa bekas gigitan pada bagian tanaman yang diserang dan menghitamnya bekas gigitan karena pembusukan. Gejala serangan ini dapat dijadikan petunjuk keberadaan imago. Gejala kerusakan akibat serangan imago tersebut biasanya tidak menyebabkan kerugian yang berarti. Kerugian terjadi jika diserang oleh larva penggerek. Gejala serangan larva berupa layu dan menguningnya tanaman pada bagian atas gerekan yang kemuadian mengering. Bagian yang digerek akan mudah patah. Pada gejala lanjut dapat ditemukan lubang di sekitar bagian tanaman yang terserang, sebagai tempat keluar serangga dewasa. Serangan larva umumnya dimulai pada cabang-cabang buah. Pada populasi tinggi, serangan dapat mencapai batang utama. Sekitar 23% lubang gerekan terdapat pada batang utama dan 77% pada cabang tanaman. Serangan larva penggerek pada satu batang utama dapat mengakibatkan kehilangan hasil sekitar 43,8% atau bahkan tanaman mengalami kematian total bila seluruh batang utama yang terdapat pada bagian paling rendah dari tanaman terserang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya serangan pada dua cabang buah selalu diikuti dengan serangan larva pada satu batang utama, yang diperkirakan dapat mengakibatkan kehilangan hasil sekitar 16,5% (Deciyanto et al., 1986). 4.Siklus Hidup Penggerek batang meletakkan telur dengan cara melubangi bagian bawah kulit batang atau cabang. Satu kali peletakkan telur berkisar antara 1 - 3 butir. Telur berwarna putih kekuningan. Telur menetas
  • 12. setelah ± 7 hari dan keluar larva yang berwarna putih kotor dan kepala berwarna kuning pucat hingga coklat kekuningan. Panjang larva awal 1 mm dan pada larva akhir 8 mm. Larva akan menjadi pupa yang terbentuk dalam kokon setelah berumur 28 hari. Pupa berwarna putih kotor hingga kekuningan. Pupa terdapat di dalam gerekan selama 19 hari dan kemudian menjadi imago (kumbang). Imago berwarna hitam. Pada kepala terdapat bagian yang memanjang dan disebut rostrum, bentuknya seperti belalai dan mengarah ke bawah. Imago akan kopulasi setelah berumur 2 minggu, dan 3 hari kemudian kumbang betina akan meletakkan telur. Imago betina selama hidupnya mampu meletakkan telur antara 280 – 525 butir, atau ratarata 380 butir dengan tingkat penetasan mencapai 88,71% (Vecht, 1940). 5.Habitat Serangga L. piperis hidup dan mampu berkembang biak dengan menyerang hampir semua bagian tanaman lada. Oleh karena itu kelimpahan populasinya di lapangan kurang dipengaruhi oleh keberadaan buah lada sebagai makanan utama serangga dewasa. Berbagai stadium penggerek batang selalu ditemukan pada saat yang sama berupa telur, larva, pupa atau imago. Pada awal musim hujan biasanya ditemukan telur dan larva muda. Pada pertengahan musim hujan ditemukan pupa dan imago. Pada akhir musim hujan ditemukan telur dan larva. Pada musim kemarau, semusim stadium jumlahnya sangat rendah (Deciyanto dan Suprapto, 1996). 6.Penyebaran Seluruh daerah pertanaman Lada di Indonesia (Kalshoven,1981) 7.Pengendalian dan Ambang Kendali i. Secara mekanik/fisik Mengambil secara langsung serangga dewasa baik L. Piperis dijumpai pada setiap tanaman. Serangga L. piperis peka terhadap sentuhan dan getaran. Oleh karena itu mengumpulkan serangga tersebut dengan menggoyang tanaman. Serangga yang tidak terlihat akan berjatuhan dan dapat ditampung dengan kain atau tampah yang diletakkan di bawah tajuk. Untuk larva
  • 13. penggerek dapat dilakukan dengan cara memotong ranting atau cabang terserang. Bekas bagian tanaman yang dipotong segera disemprot atau dibasahi dengan insektisida atau minyak/oli untuk mencegah serangga betina meletakkan telur. Menurut Suprapto dan Suroso (1994) penutupan luka pangkasan mampu menekan serangan penggerek batang sampai 64,71%, ii. Secara Kimia pengolesan luka pangkasan dengan insektisida metidation 40% dan asefat 40% mampu menekan serangan 17,65% dan 5,88%. iii. Secara Kultur Teknis a. Memupuk tanaman dengan dosis yang tidak berlebihan. Menurut Deciyanto dan Suprapto (1996) penggunaan pupuk N yang tinggi dapat meningkatkan sukulensi tanaman, sehingga tanaman lebih disukai hama untuk makan dan meletakkan telur. b. Melakukan penyiangan gulma secara terbatas yaitu hanya di sekeliling pangkal batang. Tidak dianjurkan untuk melakukan penyiangan bersih, biarkan gulma berbunga tumbuh. Bunga gulma dapat dijadikan sebagai sumber pakan oleh imago parasitoid, sehingga parasitoid memiliki kemampuan hidup dan keperidian yang lebih baik. c. Menanam tanaman berbunga sebagai tanaman penutup tanah seperti Arachis pintoi yang dapat mengundang kehadiran musuh alami (parasitoid atau predator).
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Proyek Pengembangan Budidaya Perkebunan Berkelanjutan (SADP-IRJA), Direktorat Jenderal Perkebunan dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (1997). Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kopi (Coffea sp.). Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Jember, Indonesia. Widayat, Wahyu (1989). Hama-Hama Penting pada Tanaman Teh dan Cara Pengendaliannya. Balai Penelitian Teh dan Kina, Gambung, Bandung, Indonesia Deciyanto, S. dan Suprapto, 1996. Penggerek batang lada dan cara pengendaliannya. Monograf Tanaman Lada. Balittro :150-160. http://mrec.ifas.ufl.edu/Foliage/entomol/ncstate/mealy106.gif http://mrec.ifas.ufl.edu/Foliage/entomol/ncstate/mealy1.htm http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2009/02/penyakit-penting-pada-tanaman-jeruk.html