1. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul IV, No.5, 2018
1
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU DAN TELUR
YOGHURT
Rahma Sagistiva Sari1
Yunika Rahayu2
1)Praktikan TPP Kelompok E Meja 4
2)Asisten LaboratoriumTPP
Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Program Studi Teknologi Pangan Universitas Pasundan, Bandung.
E-mail : rahmasagistiva@gmail.com
Praktikum : 23 April 2018; Pengumpulan : 30 April 2018
Abstrak
Yoghurt merupakan produk yang diperoleh dari susu yang telah dipasteurisasi, kemudian difermentasi dengan bakteri
tertentu sampai diperoleh keasaman, bau dan rasa yang khas, dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan.
Tujuan pembuatan yoghurt untuk mengetahui cara pembuatan yoghurt, diversifikasi produk olahan susu,
memperpanjang umur simpan, dan meningkatkan nilai ekonomis. Prinsip percobaan pembuatan yoghurt adalah
berdasarkan penambahan bakteri asam laktat yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus yang
memproduksi asam laktat sehingga dapat menggumpalkan protein susu (kasein) dimana protein dari susu akan
terkoagulasi. Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan yoghurt dengan basis 400 gram didapatkan berat dan persen
produk 390 gram (97,5%) dengan sifat organoleptik berwarna merah muda, rasa sedikit asam, aroma khas yoghurt,
tekstur cair dan kenampakan menarik.
Abstract
Yoghurt is a product obtained from pasteurized milk, then fermented with certain bacteria until acidity, a distinctive
odor and flavor, with or without the addition of other permitted ingredients. The purpose of making yoghurt to know
how to manufacture yoghurt, diversify dairy products, extend shelf life, and increase the economic value. The
experimental principle of making yoghurt is based on the addition of lactic acid bacteria namely Lactobacillus
bulgaricus and Streptococcus thermophilus which produce lactic acid so that it can agglomerate milk protein (casein)
where protein from milk will be coagulated. Based on observations yoghurt production on a 400 gram basis was found
by weight and percent of product 390 grams (97.5%) with pink organoleptic properties, slightly acidic taste, typical
yoghurt aroma, liquid texture and attractive appearance.
Keyword : Yoghurt, Milk, Lactic Acid Bacteria
1. Bahan, Alat dan Metode Percobaan
Pada percobaan ini, bahan yang digunakan yaitu
susu murni, skim, dan starter (Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococcus thermophillus).
Peralatan yang digunakan adalah jar besar,
termometer, inkubator, kompor, panci.
Pada pembuatan yoghurt pertama-tama siapkan
tempat untuk pasteurizer yoghurt yaitu air yang
didihkan didalam Teflon, setelah itu ditimbang susu
murni dan skim, lalu susu murni dimasukin kedalam jar
besar dan dipanaskan hingga suhu mencapai 70oC yang
dilihat dengan menggunakan alat thermometer, sebelum
penguapan susu murni dapat ditambahkan skim setelah
pemanasan dilakukan tempering disuhu ruang hingga
suhu menurun sampai 40oC dan ditambahkan starter
yang sudah ditimbang terlebih dahulu lalu dimasukan
kedalam incubator selama 2-3jam dan dicek ph nya, ph
untuk yoghurt yaitu 4,5 kemudian disaring dipisahkan
whey kemudian ditimbang produk yoghurt dan
ditambahkan essens strawberry. Kemudian dilanjutkan
dengan pengamatan organoleptik dan perhitungan
menggunakan rumus :
Keterangan :
W bahan = Berat bahan (gram)
W basis = Berat basis (gram)
W bahan =
% 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
100
× W basis
% Produk =
W produk
W basis
× 100
2. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul IV, No.5, 2018
2
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Yoghurt
2. Hasil dan Pembahasan
Data hasil percobaan dan dokumentasi proses
pembuatan yoghurt dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Lampiran 1.
Tabel 1. Hasil Pembuatan Yoghurt
No Analisa Hasil pengamatan
1. Nama Produk Yoghurt
2. Basis 400 gram
3. Bahan Utama - Susu murni 93,1%
- Skim 1,9%
- Starter 5%
4. Bahan Tambahan -
5. Berat Produk 390 gram
6. % Produk 97,5 %
7. Organoleptik :
Warna
Rasa
Aroma
Tekstur
Kenampakan
Merah muda
Sedikit asam
Khas yoghurt
Cair
Menarik
(Rahma Sagistiva S., Kelompok E, Meja 4, 2018)
Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan yoghurt
dengan basis 400 gram didapatkan berat dan persen
produk 390 gram (97,5%) dengan sifat organoleptik
berwarna merah muda, rasa sedikit asam, aroma khas
yoghurt, tekstur cair dan kenampakan menarik.
Fungsi bahan yang digunakan dalam pembuatan
yoghurt yaitu susu murni sebagai bahan baku utama dari
pembuatan yoghurt yang dijadikan sebagaisubstrat agar
mikroorganisme dapat melakukan proses fermentasi.
Skim milk powder berfungsi untuk meninggikan
kandungan bahan kering tanpa lemak agar tekstur dan
konsistensi yoghurt lebih dan dapat meningkatkan nilai
gizi yoghurt (Muchidin, 1993). Starter yang
ditambahkan pada pengolahan yoghurt mempunyai dua
peranan, yaitu sebagai pembentuk asam yang
menyebabkan rasa dan aroma yang khas, serta sebagai
pembentuk komponen-komponen cita rasa seperti
karbonil, asetaldehid, aseton, asetoin dan diasetil
(Anjarsari, 2010).
Fungsi perlakuan pada pembuatan yoghurt antara
lain pasteurisasi dilakukan dengan suhu 70˚C selama 15
menit yang bertujuan untuk membunuh bakteri patogen,
untuk membunuh bakteri tertentu yaitu dengan
mengatur tingginya suhu dan lamanya waktu
pasteurisasi, mengurangi populasi bakteri dalam bahan
susu, mempertinggi atau memperpanjang umur simpan,
memberikan atau menimbulkan cita rasa yang lebih
menarik konsumen dan dapat menginaktifkan fosfatase
dan katalase yaitu enzim-enzim yang membuat susu
cepat rusak. Tempering dilakukan hingga suhu 40˚C
selama 30 menit yang bertujuan untuk memberikan
kondisi yang optimum bagi pertumbuhan bakteri
starter. Inokulasi ditambahkannya Lactobacillus
bulgaricus dan Steptococcus thermophillus yang
bertujuan untuk membentuk asam yang lebih cepat,
jumlah asam laktat yang diproduksi lebih banyak,
konsistensi koagulum, dan intensitas cita rasa (flavor)
lebih baik. Fermentasi dengan suhu 40-45˚C selama 8
jam yang bertujuan untuk mengubah laktosa pada susu
menjadi asam laktat dengan bantuan bakteri asam laktat
yaitu Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus
bulgaricus
Pengertian yoghurt menurut SNI 2981:2009 adalah
produk yang diperoleh dari fermentasi susu atau susu
rekonstitusi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus dan atau
bakteri asam laktat lain yang sesuai, dengan atau tanpa
penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan
pangan yang diizinkan. Yoghurt adalah susu asamyang
merupakan hasil fermentasi susu oleh bakteri asam
laktat (BAL). Yoghurt biasanya dibuat dengan
menggunakan dua jenis BAL yaitu Streptococcus
thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus sebagai
starter. Selain itu, ada juga yoghurt yang ditambahkan
dengan BAL yang bersifat probiotik, misalnya
Lactobacillus acidophillus, Lactobacillus casei, dan
Bifidobacterium. Bakteri probiotik bisa hidup dan
melakukan proses metabolisme didalam usus,
sedangkan Streptococcus thermophilus dan
Lactobacillus bulgaricus tidak bisa hidup dalamsaluran
pencernaan (Radius dkk, 2010).
Pada pembuatan yoghurt digunakan dua jenis
bakteri yaitu Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus. Keduanya selalu
digunakan untuk tujuan cepatnya pembentukan asam,
3. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul IV, No.5, 2018
3
banyaknya asam laktat yang diproduksi, konsistensi
koagulum dan intensitas citarasa (flavour). Kerja sama
antara ke dua organisme itu merupakan suatu simbioisis.
Pembentukan asam lebih besar bila digunakan kultur-
kultur campuran kedua bakteri itu dalam rasio 1:1
daripada kultur itu sendiri-sendiri (Radius dkk, 2010).
Macam-macam Yoghurt, yang Biasanya yoghurt
terbuat dari susu sapi yang difermentasikan. Namun,
saat inindi pasaran telah banyak dijumpai berbagai jenis
yoghurt. Macam atau jenis yoghurt tersebut antara lain
(Anjarsari, 2010) :
a. Yoghurt Pasteurisasi, adalah yoghurt yang setelah
masa inkubasi selesai dipasteurisasi untuk
mematikan bakteri dan memperpanjang umur
simpanannya.
b. Yoghurt Beku, adalah yoghurt yang disimpan pada
suhu beku.
c. Dietetic Yoghurt, adalah yoghurt rendah kalori,
rendah laktosa, atau yang ditambah vitamin dan
protein.
d. Yoghurt Konsentrat, adalah yoghurt dengan total
padatan sekitar 24%.
e. Kefir, adalah produk susu yang berasal dari
pegunungan Kaukasia. Bibit kefir berasal dari
bakteri asam laktat dan khamir (Lactobacillus
lactis dan Lactobacillus kefiranofaciens).
Lactobacillus kefiranofaciens ini yang
menyebabkan penggumpalan sehingga kefir
menjadi kental.
Berdasarkan kadar lemaknya, yoghurt dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu yoghurt berlemak penuh
(kadar lemak lebih dari 3%), yoghurt setengah berlemak
(kadar lemak 0,5-3,0%) dan yoghurt berlemak rendah (
lemak kurang dari 0,5%). Selain jenis diatas, yoghurt
juga ada yang terbuat dari susu kambing, susu skim saja
dan dengan berbagai macam bentuk, ada yang dalam
bentuk semi solid maupun dalam bentuk cair (Anjarsari,
2010).
Komposisi starter harus terdiri dari bakteri
termofilik dan mesofilik. Yang umum digunakan adalah
Lactobacillus bulgaricus dengan suhu optimum 42°-
45°C dan Streptococcus thermophilus dengan suhu
optimum 38°-42°C. Perbandingan jumlah starter
biasanya 1:1 sampai 2:3. Selama pertumbuhan terjadi
simbiosis antara kedua jenis bakteri. Streptococcus
thermophilus akan berkembang lebih cepat mengawali
pembentukan asam laktat melalui fermentasi laktosa.
Pertumbuhan ini terus berlangsung sampai mencapai pH
5,5. Selain itu juga akan dihasilkan senyawa-senyawa
volatil dan pelepasan oksigen. Kondisi ini memberikan
lingkungan yang sangat baik untuk pertumbuhan
Lactobacillus bulgaricus. Aktivitas enzim proteolitik
dari Lactobacillus bulgaricus menye-babkan terurainya
protein susu, menghasilkan asam-asam amino dan
peptide peptida yang akan menyetimulasi pertumbuhan
Streptococcus thermophilus. Lactobacillus bulgaricus
juga akan menguraikan lemak, menghasilkan asam-
asam lemak yang memberikan flavor khas
pada produk akhir yoghurt (Radius dkk, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
yoghurt adalah bahan yang digunakan (susu), pH, suhu,
nutrisi, starteryang digunakan Lactobacillus Bulgaricus
dan Streptococcus thermophillus, tumbuhnya jamur
pada permukaan dan oksigen. Contohnya yoghurt pada
pH 3,9 sampai 4,2 dalam penyimpanan suhu dingin bila
terkontaminasi maka akan cepat mengalami kerusakan
karena perkembangan jamur dan ragi (Sugiarto, 1997).
Selain itu juga faktor-faktor yang mempengaruhi
kegalalan susu jadi yoghurt disebabkan oleh mikroflora
yang tahan asam (kapang dan khamir) karena yoghurt
merupakan minuman berasam tinggi. Kontaminasi oleh
kapang dan khamir dapat berasal dari peralatan, udara,
buah dan sirup. Kerusakan susu yang difermentasi dapat
juga disebabkan oleh biakan (starter). Berbagai
kerusakan yoghurt antara lain rasa asamyang tajamdan
rasa tidak enak yang disebabkan oleh kontaminasi, cita
rasa yang menyimpang seperti rasa pahit dan kurangnya
suatu pembentukan cita rasa (Anjarsari, 2010).
Yoghurt yang baik memiliki ciri-ciri yaitu
berwarna kekuningan dan berbau asam. Apabila ciri
diatas tida terpenuhi tidak dapat dikatakan yoghurt yang
berkualitas baik. Kriteria mutu yoghurt yang baik yaitu
berdasarkan aspek berikut (Radius dkk, 2010) :
1. Susu sebagai bahan baku
2. Kultur starter / inokulum
3. Standardisasi bahan kering
4. Deaerasi
5. Homogenisasi
6. Perlakuan pemanasan (pasteurisasi)
7. Masa inkubasi
8. Teknik penyimpanan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan dibandingkan
dengan syarat mutu berdasarkan SNI 01-2981-2009,
dapat dinyatakan bahwa yoghurt yang dibuat di
laboratorium sesuai dengan syarat mutu SNI dilihat dari
atribut penampakan cairan kental, bau yang khas, rasa
asam dan konsistensi yang homogen.
CCP atau Critical Control Point pada proses
pembuatan yoghurt ini adalah pada saat proses
pasteurisasi dan proses inokulasi pada saat penambahan
starter. Proses pasteurisasiyang digunakan yaitu dengan
menggunakan panas dan waktu yang lebih lama untuk
mengatasi masalah pengaruh perlindungan terhadap
penghancuran bakteri yang disebabkan oleh lemak dan
gula yang ditambahkan. Tujuan pasterurisasi pada
pengolahan yoghurt adalah membunuh bakteri
pathogen, melarutkan bahan-bahan, meningkatkan
ketahanan terhadap oksidasi, meninaktifkan enzim
lipase dan protease, serta meningkatkan kemampuan
hidratasi adonan (Anjarsari, 2010).
3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan yoghurt
dengan basis 400 gram didapatkan berat dan persen
produk 390 gram (97,5%) dengan sifat organoleptik
4. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul IV, No.5, 2018
4
berwarna merah muda, rasa sedikit asam, aroma khas
yoghurt, tekstur cair dan kenampakan menarik.
4. Saran
Sebaiknya praktikan lebih memahami prosedur
percobaan sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat
melakukan percobaan. Selain itu, dalam mengerjakan
setiap proses pengolahan, praktikan harus lebih
memperhatikan kebersihan bahan dan alat yang
digunakan.
Daftar Pustaka
Anjasari, Bonita,. 2010. Pangan Hewani (Fisiologi
Pasca Mortem dan Teknologi). Yogyakarta
: Graha Ilmu.
Muchidin S, 1993. Pengetahuan Bahan Pangan,
Bogor : IPB
Radius, Abiyanto, dkk, 2010. Pengaruh Suhu
Terhadap Mikroba-Mikroba Dalam
Pembuatan Yoghurt. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret
Sugiarto. 1997. Kerusakan pada Yoghurt. Balai
Penelitian Ternak, Ciawi
5. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul IV, No.5, 2018
5
LAMPIRAN
I. Dokumentasi Proses Pembuatan Yoghurt
Pasteurisasi Tempering
YoghurtInokulasi
9. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul IV, No.5, 2018
9
LAMPIRAN
V. Tugas Diskusi
1. Jelaskan sifat dan kualitas bahan yang digunakan untuk percobaan !
Bahan yang digunakan dalam pembuatan yoghurt adalah harus dalam keadaan segar,agar proses
fermentasi dapat berjalan dengan baik, baik itu dari susu yang digunakan (susu cair dan skim)
maupun starter yang digunakan harus baik pula, agar menghasilkan yoghurt yang berkualitas
baik.
2. Jelaskan reaksi biokimia yang terjadi pada proses fermentasi !
Pada awal fermentasi laktosa, pertama-tama berubah menjadi laktosa fosfor. Bila laktosa terurai
terbentuk glukosa dalam bentuk glukosa 6 fosfat. Bila laktosa fosfat kemudian dihidrolisis
menjadi glukosa dan galaktosa 6 fosfat oleh enzim fosfogalaktosidase. Laktosa difosforilasi dan
berubah menjadi glukosa -6- fosfat oleh enzim uridin fosfogalaktosa - 4 - epimerase menjadi
glukosa -6- fosfat. Glukosa -6- fosfat ini yang kemudian masuk ke jalur glikolisik untuk
dimetabolisme menjadi asam laktat melalui aktifitas dari enzim laktat yang dihasilkan oleh
Streptococcus Thermophillus maupun Lactobacillus Bulgaricus.
3. Jelaskan cara-cara untuk memperbaiki “body tekstur” dari yoghurt !
Dengan menambah bahan penstabil, bahan ini digunakan dalam yoghurt untuk memperlembut
tekstur, membuat struktur gel yang mengurangi atau mencegah pemisahan cairan dari yoghurt.
Selain itu banyaknya skim milk yang digunakan akan mempengaruhi kelembutan tekstur
yoghurt. Semakin banyak skim milk yang digunakan, maka tekstur semakin lembut.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kefir, yakult, kolimiss, dan plan yoghurt !
a. Kefir : Produk hasil fermentasi susu menggunakan starter berupa butir atau biji kefir, yang
memiliki rasa, warna dan konsistensi menyerupai yoghurt dan memiliki aroma khas yoasty
(seperti tape).
b. Yakult : Produk hasil fermentasi susu dengan menggunakan starter tunggal yaitu Lactobacillus
Casei yang memiliki cita rasa sedikit asam, agak manis, tidak menggumpal, berwarna cerah
serta homogeny.
c. Plan yoghurt : Produk hasil fermentasi susu dengan menggunakan starter Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus Thermophilus, yang tanpa penambahan rasa (rasa asli dari
fermentasi susu).
d. Kolimiss : Produk hasil fermentasi susu yang produknya menyerupai kefir, biasanya
menggunakan susu kuda.
10. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul IV, No.5, 2018
10
LAMPIRAN
VI. Kuis
1. Sebutkan dan jelaskan metode-metode pembuatan susu bubuk!
Spray Drying
Spray drying merupakan proses pengeringan dengan cara memaparkan partikel cairan
(droplet) pada semburan gas panas dengan suhu lebih tinggi dari suhu droplet. Metode ini
merupakan jenis pengeringan tertua dan sering dipakai dalam industri farmasi. Cara ini
digunakan untuk mengubah pasta, bubur atau cairan dengan viskositas rendah menjadi
padatan kering
Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal padat dari suatu larutan induk yang
homogen. Untuk membentuk kristal, fase cairan (liquid) harus melewati kondisi
kesetimbangan dan menjadi lewat jenuh (untuk larutan) atau kondisi lewat dingin (untuk
lelehan).
2. Apa yang dimaksud dengan keju chedar dan bandingkan bedanya dengan jenis keju yang
kamu ketahui!
Keju cheddar merupakan keju yang berasal dari desa Cheddar di Somerset, Inggris. Keju ini
juga terbuat dari susu sapi dan termasuk ke dalam jenis keju keras. Jika keju cheddar masih
muda, warnanya terlihat kuning pucat dan tidak terlalu keras. Namun, jika usianya semakin
tua maka warnanya pun akan semakin kuning dan teksturnya semakin keras. Keju cheddar
sendiri mengandung lemak sebanyak 48 %.
Keju mozzarella berasal dari Italia. Mozzarella biasanya terbuat dari susu sapi atau susu
kerbau. Teksturnya lembut dan rasanya begitu creamy. Keju mozzarella pas digunakan
untuk taburan makanan sepertipizza, pasta, rice baked,lasagna,macaroni schotel, dll. Bila
memakai keju mozzarella, sebaiknya sajikan dalam keadaan hangat, karena jika sudah
dingin keju mozzarella akan kembali mengeras
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis kefir!
Kefir Optima (O). Susu Kefir ini merupakan hasil proses fermentasi normal, dimana
curd dan Whey nya tidak dipisahkan. Volume Kefir Grains yang diperlukan berkisar antara
3% – 5% dari volume susu. Sedangkan waktu fermentasinya berkisar antara 30 jam sampai
48 jam
Kefir Prima (P). Kefir ini mengandung probiotik yang maksimal, curd dari susu semuanya
ada disini. Kefir Prima dibuat dengan menggunakan Kefir Grains 3% – 5%, dengan waktu
fermentasi antara 30 sd 48 jam
Kefir Medika (M). Kefir Medika mempunyai aroma dan rasa asam yang tajam. Kefir ini
mempunyai efek pengobatan yang kuat. Kefir Medika dibuat dengan menggunakan Kefir
Grains dengan perbandingan sekitar 2% dengan waktu fermentasi antara 48 – 72 jam
Kefir Bening / Whey Kefir (W). Kefir Bening terbuat dari whey yang terbentuk pada saat
proses pembuatan Kefir. Kefir Bening yang bagus untuk dikonsumsi adalah yang
tidak terlalu asam, yaitu dengan proses fermentasi antara 24 – 30 jam
11. Food Processing Technology Laboratory Report, Modul IV, No.5, 2018
11
Kefir Kolostrum (K). Susu Kefir ini dibuat dari Kolostrum perahan 16 jam dari
saat sapi/kambing melahirkan perahan pertama dan kedua). Kefir Kolostrum memerlukan
Kefir Grains yang 3 – 5 kali lebih banyak.
Kefir Soya. Kefir Soya terbuat dari 70% susu kedelai dan 30% susu sapi. Digunakan Kefir
Grains pada campuran susu tersebut dengan perbandingan 5 – 8%, waktu fermentasi 48
jam
Kefir Cream. Ini adalah curd Kefir, yaitu Kefir yang sangat kental. Diperlukan Kefir
Grains 50 gram dan 100 cc Kefir Prima untuk setiap 1 liter susu
4. Telur bebek/telur ayam yang baik untuk pembuatan telur asin? Dan cara basah/cara kering
yang lebih baik pada pembuatan telur asin?
Telur yang lebih baik untuk pembuatan telur asin adalah telur bebek karena pori pori pada
permukaan telur bebek lebih besar, kuning telurnya lebih banyak mengandung minyak, cangkang
telur bebek lebih tebal sehingga tidak mudah pecah. Cara yang lebih baik tergantung pada
kebutuhan, dengan cara basah konsentrasi larutan garam harus selalu terkontrol, namun jika dengan
cara kering juga jika adonan terlalu cair maka akan terjadi kegagalan pembuatan.
5. Diketahui susu sebanyak 1250 mL, setelah dilakukan standarisasi diketahui kadar lemaknya
sebesar 35%, maka susu tersebut dapat dibuat produk apa saja dan kenapa?
Yoghurt, kefir, keju mozarella, mentega, ice cream, dll. Karena produk produk tersebut tidak
membutuhkan susu dengan kadar lemak yang tinggi.