Modul ini membahas tentang prosedur pengembangan modul, yang mencakup pengertian dan karakteristik modul, cara pengembangan modul melalui adaptasi, kompilasi, dan penulisan sendiri, serta langkah-langkah pengembangan modul."
1. 1
MODUL
“PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL”
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
Rahmadana Mukhtar (16010108013)
Hilda Rahmadani (16010108018)
Riska L. (16010108044)
Nursoleha Tri Oktafiani (16010108051)
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH ILMU DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KENDARI
2018
2. 2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
karena berkat limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya sehingga kami dapat
menyusun modul ini dengan baik dan tepat pada waktunya dalam modul ini kami
akan membahas mengenai ’’Prosedur Pengembangan Modul”.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Ambar Sri Lestari,
M.Pd selaku dosen mata kuliah Media Pembelajaran yang telah memberikan
tugas ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
modul ini. Oleh karena itu saran serta kritik yang dapat membangun dari pembaca
sangat kami harapkan guna penyempurnaan pada modul selanjutnya.
Harapan kami semoga modul ini bisa membantu menambah wawasan,
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Demikian modul ini kami buat, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Kendari, 12 Mei 2018
Penulis
3. 3
PENDAHULUAN
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari
secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga
media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk
belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa
kehadiran pengajar secara langsung. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya
yang terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah merupakan “bahasa
pengajar” atau bahasa guru yang sedang memberikan pengajaran kepada murid-
muridnya. Maka dari itulah, media ini sering disebut bahan instruksional mandiri.
Pengajar tidak secara langsung memberi pelajaran atau mengajarkan sesuatu
kepada para murid-muridnya dengan tatap muka, tetapi cukup dengan modul-
modul ini.
Modul merupakan salah satu hasil produk dari perkembangan teknologi
instruksional yang menggabungkan keuntungan-keuntungan dari berbagai
pengajaran individual lainnya. Pengajaran modul telah diujicobakan kepada
sejumlah siswa Sekolah Proyek Perintis Pembangunan (SPPP) dan sebagian IKIP
dan juga pada lembaga pendidikan lainnya. Keefektifan pengajaran modul ini
tampak sekali hasilnya pada SD kecil, SMP terbuka dan universitas terbuka (UT)
atau pendidikan jarak jauh yang telah diterapkan di Indonesia. Modul dirumuskan
sebagai salah satu unit yang lengkap yang berdiri sendiri terdiri dari rangkaian
kegitan belajar yang disusun sebagai alat para siswa untuk mempersiapkan
sumber belajar. Telah disusun secara spesifik dan operasional.
Tujuan modul ini adalah untuk membimbing siswa secara umum dalam
merencanakan dan mengembangkan modul. Karena itu isi modul ini lebih bersifat
praktis dan lebih banyak berisi tentang hal-hal atau rambu- rambu yang perlu
diperhatikan dalam menulis modul. Kompentensi yang anda kuasai setelah
mempelajari modul ini adalah sebagai berikut:
4. 4
Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Indikator
1. Mengetahui
pengertian dan
karakteristik
modul
2. Mengetahui cara
pengembangan
modul
3. Mengetahui
langkah-langkah
pengembangan
modul
4. Mengetahui
kelemahan dan
kelebihan
pembelajaran
dengan
menggunakan
modul
1. Berkomunikasi
lisan dan tertulis
menggunakan
ragam bahasa
yang sesuai
dengan lancar dan
akurat dalam
wacana
interaksional
dan/atau monolog
terutama
berkenaan dengan
wacana berbentuk
naratif, prosedur,
spoof/recount,
report, dan news
item.
1. Mampu
menjelaskan
pengertian
modul dan
fungsinya.
2. Mampu
menjelaskan
berbagai cara
pengembanga
n modul
seperti;
adaptasi,
kompilasi, dan
menulis.
5. 5
A. Pengertian dan Karakteristik Modul
1. Modul
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat
dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga
media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk
untuk belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar
tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Bahasa, pola, dan sifat
kelengkapan lainnya yang terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia
seolah-olah merupakan “bahasa pengajar” atau bahasa guru yang sedang
memberikan pengajaran kepada murid-muridnya. Maka dari itulah, media
ini sering disebut bahan instruksional mandiri. Pengajar tidak secara
langsung memberi pelajaran atau mengajarkan sesuatu kepada para murid-
muridnya dengan tatap muka, tetapi cukup dengan modul-modul ini.1
Modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, sesuai usia dan tingkat
pengetahuan mereka agar mereka dapat belajar secara mandiri dengan
bimbingan minimal dari pendidik. Penggunaan modul dalam pembelajaran
bertujuan agar siswa dapat belajar mandiri tanpa atau dengan minimal dari
guru. Di dalam pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator. modul adalah
bagian kesatuan belajar yang terencana yang dirancang untuk membantu
siswa secara individual dalam mencapai tujuan belajarnya. Siswa yang
memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menguasai materi.
Sementara itu, siswa yang memiliki kecepatan rendah dalam belajar bisa
belajar lagi dengan mengulangi bagian-bagian yang belum dipahami sampai
paham. 2 Sementara dalam pandangan lainnya, modul dimaknai sebagai
seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga
penggunaannya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator atau guru.
1
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional,Penulisan Modul, (Jakarta: 2008) hlm. 3
2 A. Anggun, Pengertian dan Karakteristik Modul (Bandung: 2008) hlm.6
6. 6
Dengan demikian, maka sebuah modul harus dapat dijadikan sebuah bahan
ajar sebagai pengganti fungsi guru. Jika guru mempunyai fungsi
menjelaskan sesuatu maka modul harus mampu menjelaskan sesuatu dengan
bahasa yang mudah diterima siswa sesuai dengan tingkat pengetahuandan
usianya.3
Dari beberapa penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
modul pada dasarnya merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara
sistematis dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa
sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar mereka dapat belajar
sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari guru,
Kemudian dengan modul, siswa juga dapat mengukur sendiri tingkat
penguasaannya terhadap materi yang dibahas pada setiap satu satuan modul
sehingga jika telah menguasainya, maka mereka dapat melanjutkan pada
satu satuan modul tingkat berikutnya. Dan sebaliknya, jika siswa belum
mampu maka mereka akan diminta untuk mengulangi dan mempelajari
kembali. Sementara itu, untuk menilai baik tidaknya atau bermakna
tidaknya suatu modul ditentukan oleh mudah tidaknya modul digunakan
oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.4
Modul ialah suatu kesatuan yang utuh, terdiri dari serangkaian
kegiatan belajar, yang secara nyata telah memberikan hasil belajar yang
efektif dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan secara jelas dan
spesifik (Mbulu. 2001: 89). Modul mempunyai karakteristik: (1)
memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung
kepada pihak lain (self instruction), (2) memuat seluruh materi yang
dibutuhkan dalam pembelajaran (Self Contained), (3) tidak tergantung pada
bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan
bahan ajar/media lain (berdiri Sendiri/Stand Alone), (4) memiliki daya
3 Dikutip dari Timpenyusun Direktorat Pembinaa Sekolah Menengah Atas Dirjen Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas dalamBuku Andi Prastowo, Pengembangan Bahan
Ajar Tematik Cet.I, (Jakarta:Kencana,2014) hlm. 208
4 Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Cet. I, (Jakarta:Kencana,2014) hlm.209
7. 7
adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi (adaptif),
(5) bersahabat/akrab dengan pemakainya (user friendly) (Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.2008:4). Dalam penelitian ini,
modul ada modifikasi dari pengertian tersebut, yaitu modul digunakan di
kelas. Pada awal pembelajaran siswa belajar menggunakan modul, tetapi
pada pembahasan tetap secara klasikal.5
2. Karakteristik Modul
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi
materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang
secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Sebuah modul bisa
dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai
berikut:
1. Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta
belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada
pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka dalam
modul harus:
a. berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas
b. berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit
kecil/spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas
c. menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan
pemaparan materi pembelajaran
d. menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang
memungkinkan pengguna memberikan respon dan mengukur
tingkat penguasaannya
e. kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan
suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya
f. menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif
5
Moh. Shofan, dkk., Pengembangan Modul Pembelajaran Bilangan Bulat Dengan Pendekatan
Kontekstual Untuk Siswa Kelas IV SD/MI, (Universitas Negeri Malang, Malang:2010) hlm. 1-2
8. 8
g. terdapat rangkuman materi pembelajaran
h. terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan
penggunaan diklat melakukan “self assessment”;
i. terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur
atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi
j. terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya
mengetahui tingkat penguasaan materi, dan
k. tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang
mendukung materi pembelajaran dimaksud.
2. Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit
kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu
modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan
kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas,
karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus
dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi
harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan
kompetensi yang harus dikuasai.
3. Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak
tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul,
pebelajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain
untuk mempe lajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut.
Jika masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain
modul yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan
sebagai media yang berdiri sendiri.
4. Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika
modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan
percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul
9. 9
multimedia hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif adalah
jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun
waktu tertentu.
5. User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya.
Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu
dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai
dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan
bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah
yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.6
B. Cara Pengembangan Modul
Pengembangan modul dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain adaptasi, kompilasi, dan menulis sendiri.
1. Modul adaptasi adalah modul yang dikembangkan dengan
menentukan salah satu buku yang ada dipasaran, kemudian
menggunakannya secara utuh atau sebagian materi yang relevan
untuk dipembelajarannya.
2. Modul kompilasi adalah modul yang dikembangkan berdasarkan
materi dalam buku-buku yang ada di pasaran, artikel jurnal ilmiah,
atau modul yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan garis-
garis besar program pembelajaran atau silabus yang disusun oleh
penulis sebelumnya.
3. Modul dengan menulis sendiri yaitu penulis menulis sendiri modul
yang dipergunakan dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
siswa dalam suatu mata pelajaran (Purwanto & dkk, 2007). Dalam
pengembangan modul ini penulis menggunakan metode kompilasi,
6 Penulisan Modul, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: 2008) hlm. 3-5
10. 10
karena masih menggunakan beberapa referensi untuk menyusun
kegiatan pembelajaran.7
C. Langkah-langkah Pengembangan Modul
Prosedur pengembangan modul terdiri dari beberapa langkah , yaitu :
1. Analisis pendahuluan (mengkaji permasalahan yang berhubungan
dengan modul, meliputi pengertian, karakteristik, komponen,
prosedur pengembangan, kelebihan dan kekurangan modul),
2. Penyusunan modul (menentukan materi, pokok- pokok bahasan,
tujuan pembelajaran, menyusun isi, perangkat evaluasi dan
kelengkapan modul), dan
3. Validasi dan revisi (menentukan desain validasi validator, jenis data
yang digunakan, instrumen pengumpulan data, proses validasi,
analisis data dan revisi modul).8
Penulisan modul merupakan proses penyusunan materi pembelajaran
yang dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh pebelajar untuk
mencapai kompetensi atau sub kompetensi. Penyusunan modul belajar
mengacu pada kompetensi yang terdapat di dalam tujuan yang ditetapkan.
Terkait dengan hal tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis
kompetensi/ tujuan untuk menentukan jumlah dan judul modul yang
dibutuhkan untuk mencapai suatu kompetensi tersebut. Penetapan judul
modul didasarkan pada kompetensi yang terdapat pada garis-garis besar
program yang ditetapkan. Analisis kebutuhan modul bertujuan untuk
7 Ulfa Khairunnisa, Pengembangan E-Modul Materi Coreldraw X6 Pada Mata Pelajaran Prakarya
Dan Kewirausahaan Untuk Siswa Sekolah Menengah Atas Kelas X, (Universitas negeri Yogyakarta:
Yogyakarta, 2016) hlm. 22-23
8 Moh. Shofan, dkk., Pengembangan Modul Pembelajaran Bilangan Bulat Dengan Pendekatan
Kontekstual Untuk Siswa Kelas IV SD/MI, (Universitas Negeri Malang, Malang:2010) hlm. 3
11. 11
mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul yang harus
dikembangkan. Analisis kebutuhan modul dapat dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
a. Tetapkan kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis besar
program pembelajaran yang akan disusun modulnya;
b. Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit kompetensi tersebut;
c. Identifikasi dan tentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dipersyaratkan;
d. Tentukan judul modul yang akan ditulis
e. Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal
pengembangan
2. Penyusunan Draft
Penyusunan draft modul merupakan proses penyusunan dan
pengorganisasian materi pembelajaran dari suatu kompetensi atau sub
kompetensi menjadi satu kesatuan yang sistematis. Penyusunan draft
modul bertujuan menyediakan draft suatu modul sesuai dengan
kompetensi atau sub kompetensi yang telah ditetapkan. Penulisan draft
modul dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Tetapkan judul modul
b. Tetapkan tujuan akhir yaitu kemampuan yang harus dicapai oleh
peserta didik setelah selesai mempelajari satu modul
c. Tetapkan tujuan antara yaitu kemampuan spesifik yang menunjang
tujuan akhir
d. Tetapkan garis-garis besar atau outline modul
e. Kembangkan materi pada garis-garis besar
f. Periksa ulang draft yang telah dihasilkan
Kegiatan penyusunan draft modul hendaknya menghasilkan draft modul
yang sekurang-kurangnya mencakup:
12. 12
a. Judul modul; menggambarkan materi yang akan dituangkan di dalam
modul;
b. Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah
menyelesai kan mempelajari modul;
c. Tujuan terdiri atas tujuan akhir dan tujuan antara yang akan dicapai
peserta didik setelah mempelajari modul;
d. Materi pelatihan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik;
e. Prosedur atau kegiatan pelatihan yang harus diikuti oleh peserta
didik untuk mempelajari modul;
f. Soal-soal, latihan, dan atau tugas yang harus dikerjakan atau
diselesaikan oleh peserta didik;
g. Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur kemampuan
peserta didik dalam menguasai modul;
h. Kunci jawaban dari soal, latihan dan atau pengujian
3. Uji Coba
Uji coba draft modul adalah kegiatan penggunaan modul pada
peserta terbatas, untuk mengetahui keterlaksanaan dan manfaat modul
dalam pembelajaran sebelum modul tersebut digunakan secara umum.
Uji coba draft modul bertujuan untuk;
a. mengetahui kemampuan dan kemudahan peserta dalam memahami
dan menggunakan modul;
b. mengetahui efisiensi waktu belajar dengan menggunakan modul; dan
c. mengetahui efektifitas modul dalam membantu peserta mempelajari
dan menguasai materi pembelajaran.
Untuk melakukan uji coba draft modul dapat diikuti langkah-
langkah sebagai berikut.
a. Siapkan dan gandakan draft modul yang akan diuji cobakan
sebanyak peserta yang akan diikutkan dalam uji coba.
b. Susun instrumen pendukung uji coba.
13. 13
c. Distribusikan draft modul dan instrumen pendukung uji coba kepada
peserta uji coba.
d. Informasikan kepada peserta uji coba tentang tujuan uji coba dan
kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta uji coba.
e. Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen uji coba.
f. Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukan yang dijaring
melalui instrumen uji coba.
Dari hasil uji coba diharapkan diperoleh masukan sebagai bahan
penyempurnaan draft modul yang diuji cobakan. Terdapat dua macam
uji coba yaitu uji coba dalam kelompok kecil dan uji coba lapangan. Uji
coba kelompok kecil adalah uji coba yang dilakukan hanya kepada 2 - 4
peserta didik, sedangkan uji coba lapangan adalah uji coba yang
dilakukan kepada peserta dengan jumlah 20 – 30 peserta didik.
4. Validasi
Validasi adalah proses permintaan persetujuan atau pengesahan
terhadap kesesuaian modul dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan
penga kuan kesesuaian tersebut, maka validasi perlu dilakukan dengan
melibatkan pihak praktisi yang ahli sesuai dengan bidang-bidang terkait
dalam modul. Validasi modul bertujuan untuk memperoleh pengakuan
atau pengesahan kesesuaian modul dengan kebutuhan sehingga modul
tersebut layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran. Validasi
modul meliputi: isi materi atau substansi modul; penggunaan bahasa;
serta penggunaan metode instruksional.
Validasi dapat dimintakan dari beberapa pihak sesuai dengan
keahliannya masing-masing antara lain;
a. ahli substansi dari industri untuk isi atau materi modul;
b. ahli bahasa untuk penggunaan bahasa; atau
c. ahli metode instruksional untuk penggunaan instruksional guna
mendapatkan masukan yang komprehensif dan obyektif.
14. 14
Untuk melakukan validasi draft modul dapat diikuti langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Siapkan dan gandakan draft modul yang akan divalidasi sesuai
dengan banyaknya validator yang terlibat.
b. Susun instrumen pendukung validasi.
c. Distribusikan draft modul dan instrumen validasi kepada peserta
validator.
d. Informasikan kepada validator tentang tujuan validasi dan kegiatan
yang harus dilakukan oleh validator.
e. Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen validasi.
f. Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukkan yang dijaring
melalui instrumen validasi.
Dari kegiatan validasi draft modul akan dihasilkan draft modul
yang mendapat masukkan dan persetujuan dari para validator, sesuai
dengan bidangnya. Masukkan tersebut digunakan sebagai bahan
penyempurnaan modul.
5. Revisi
Revisi atau perbaikan merupakan proses penyempurnaan modul
setelah memperoleh masukan dari kegiatan uji coba dan validasi.
Kegiatan revisi draft modul bertujuan untuk melakukan finalisasi atau
penyempurnaan akhir yang komprehensif terhadap modul, sehingga
modul siap diproduksi sesuai dengan masukkan yang diperoleh dari
kegiatan sebelumnya, maka perbaikan modul harus mencakup aspek-
aspek penting penyusunan modul diantaranya yaitu;
a. pengorganisasian materi pembelajaran;
b. penggunaan metode instruksional;
c. penggunaan bahasa; dan
d. pengorganisasian tata tulis dan perwajahan.
15. 15
Mengacu pada prinsip peningkatan mutu berkesinambungan, secara
terus menerus modul dapat ditinjau ulang dan diperbaiki.9
D. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran dengan Menggunakan
Modul
Modul mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagaimana yang
dikemukakan oleh Vembriarto (1981: 25). Kelebihan menggunakan modul
dalam proses belajar mengajar antara lain:
1. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa
maupun guru.
2. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk
meningkatkan motivasi atau gairah belajar, mengembangkan
kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan belajar.
3. Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya.
4. Siswa lebih aktif belajar.
5. Guru dapat berperan sebagai pembimbing, bukan semata-mata sebagai
pengajar.
6. Membiasakan siswa untuk percaya pada diri sendiri.
7. Adanya kompetisi yang sehat antar siswa.
8. Dapat meringankan beban guru.
9. Belajar lebih efektif, dan evaluasi perbaikan yang cukup berarti.
10. Sistem ini dapat menyerap perhatian anak sehingga pelajaran
menunjukkan lebih berhasil apabila dibandingkan dengan ceramah.
Kelemahan penggunaan modul dalam proses pembelajaran
sebagaimana yang dikemukakan oleh Vembriarto antara lain:
1. Kesukaran pada siswa tidak segera dibatasi.
9 Direktorat Tenaga Kependidikan DirektoratJenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional,Penulisan Modul, (Jakarta: 2008) hlm. 12-16
16. 16
2. Tidak semua siswa dapat belajar sendiri, melainkan membutuhkan
bantuan guru.
3. Tidak semua bahan dapat dimodulkan dan tidak semua guru
mengetahui cara pelaksanaan pembelajaran menggunakan modul.
4. Kesukaran penyiapan bahan dan memerlukan banyak biaya dalam
pembuatan modul.
5. Adanya kecenderungan siswa untuk tidak mempelajari modul secara
baik.10
10
Bahtiar Muslim, Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam Upaya Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 4 Kalasan, (Universitas Negeri
Yogyakarta: 2014) hlm. 27-28.
17. 17
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Modul ialah suatu kesatuan yang utuh, terdiri dari serangkaian kegiatan
belajar, yang secara nyata telah memberikan hasil belajar yang efektif
dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan secara jelas dan spesifik
(Mbulu. 2001: 89). Modul mempunyai karakteristik: (1) memungkinkan
seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung kepada pihak lain
(self instruction), (2) memuat seluruh materi yang dibutuhkan dalam
pembelajaran (Self Contained), (3) tidak tergantung pada bahan
ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan
ajar/media lain (berdiri Sendiri/Stand Alone), (4) memiliki daya adaptasi
yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi (adaptif), (5)
bersahabat/akrab dengan pemakainya (user friendly) (Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.2008:4). Dalam penelitian ini,
modul ada modifikasi dari pengertian tersebut, yaitu modul digunakan di
kelas. Pada awal pembelajaran siswa belajar menggunakan modul,
tetapi pada pembahasan tetap secara klasikal.
2. Pengembangan modul dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain adaptasi yaitu modul yang dikembangkan dengan
menentukan salah satu buku yang ada dipasaran, kemudian
menggunakannya secara utuh atau sebagian materi yang relevan untuk
dipembelajarannya; kompilasi yaitu modul yang dikembangkan
berdasarkan materi dalam buku-buku yang ada di pasaran, artikel jurnal
ilmiah, atau modul yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan
garis-garis besar program pembelajaran atau silabus yang disusun oleh
penulis sebelumnya; dan menulis sendiri yaitu penulis menulis sendiri
modul yang dipergunakan dalam pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan siswa dalam suatu mata pelajaran (Purwanto & dkk, 2007).
Dalam pengembangan modul ini penulis menggunakan metode
19. 19
DAFTAR PUSTAKA
Anggun, A. 2008. Pengertian dan Karakteristik Modul . Bandung.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Penulisan Modul. Jakarta.
Khairunnisa, Ulfa. 2016. Pengembangan E-Modul Materi Coreldraw X6 Pada
Mata Pelajaran Prakarya Dan Kewirausahaan Untuk Siswa Sekolah
Menengah Atas Kelas X, Yogyakarta: Universitas negeri Yogyakarta.
Muslim, Bahtiar. 2014. Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Dalam Upaya Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kelas
IX SMP Negeri 4 Kalasan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Prastowo, Andi . 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Cet. I. Jakarta:
Kencana.
Shofan, Moh. dkk. 2010. Pengembangan Modul Pembelajaran Bilangan Bulat
Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Siswa Kelas IV SD/MI. Malang:
Universitas Negeri Malang.
20. 20
EVALUASI
1. Melalui modul seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri
sendiri, tidak tergantung pada pihak lain, merupakan pengertian dari...
a. Self Instructional
b. Self Contained
c. Stand Alone
d. Adaptive
2. Berikut ini langkah –langkah pengembangan modul, kecuali...
a. Tahap Perencanaan
b. Tahap Penulisan
c. Tahap Penulisan
d. Tahap Pengorganisasi
3. Modul dikatakan baik dan menarik apabila memenuhi karakteristik,
karakteristik apa sajakah itu...
a. Self Instructional, Self Contained, Stand Alone
b. Self Instructional, Self Contained, Stand Alone, Adaptive
c. Self Instructional, Self Contained, Stand Alone, Adaptive, user friendly
d. Self Instructional, Self Contained, Stand Alone, Adaptiv, Self
communication
4. Pengembangan modul dapat dilakukan dengan cara...
a. Modul adaptasi, modul kompilasi, dan menulis sendiri.
b. Modul adaptasi, modul membaca
c. Modul menulis sendiri, modul membaca dan modul kompilasi
d. Modul adaptasi dan modul kompilasi
5. Berikut ini langkah-langkah pengembangan modul kecuali...
a. Analisis pendahuluan
b. Validasi
c. Tahap Finalisasi
d. Penyusunan modul
21. 21
6. Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit kompetensi tersebut, merupakan
salah satu langkah pengembangan modul di bagian...
a. Penyusunan Draft
b. Analisis kebutuhan modul
c. Uji Coba
d. Validasi
7. Menentukan materi, pokok- pokok bahasan, tujuan pembelajaran, menyusun
isi, perangkat evaluasi dan kelengkapan modul, merupakan tujuan dari...
a. Penyusunan Draft
b. Analisis kebutuhan modul
c. Penyusunan Modul
d. Validas
8. Dibawah ini merupakan langkah-langkah penyusunan draft, kecuali...
a. Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal
pengembangan
b. Tetapkan judul modul
c. Tetapkan garis-garis besar atau outline modul
d. Kembangkan materi pada garis-garis besar
9. Materi pelatihan dalam modul yang lengkap berisi...
a. Materi
b. Pengetahuan
c. Keterampilan
d. pengetahuan, keterampilan, dan sikap
10. Salah satu kelebihan modul dari pendapat Vembriarto, yaitu...
a. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa
maupun guru
b. Kesukaran pada siswa tidak segera dibatasi
c. Tidak semua siswa dapat belajar sendiri, melainkan membutuhkan
bantuan guru
d. Adanya kecenderungan siswa untuk tidak mempelajari modul secara
baik