SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  62
MAKALAH SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Juli 4, 2013 rusdinncuhi Tinggalkan komentar
MAKALAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini rumah sakit adalah pusat pelayanan kesehatan sangat penting dalam masyarakat
yaitu melakukan sebuah pelayanan harus berdasarkan melalui pendekatan kesehatan
(promotiv,preventif,kuratif dan rehabiltatif) dan dilaksanakan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Rumah sakit juga dituntut untuk menjalankan tugas dan fungsinya
dengan baik. Sebuah kualitas rumah sakit dapat berpengaruh pada citra rumah sakit tersebut.
Pada zaman yang sudah modern ini dan globalisasi rumah sakit juga dituntut ntuk mengikuti
perkembangan yang telah ada dalam hal ini adanya kompetisi yang sangat ketat antar rumah
sakit. Hal ini berdampak pada manajerial rumah sakit yang mengembangkan strategis salah
satunya adalah peranan system informasi manajemen di rumah sakit. Dalam hal ini teknologi
saat ini berkembang sangat cepat dan berpengaruh pada system informasi manajemen.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sumber daya organisasi untuk mendukung
proses pengambilan keputusan pada berbagai tingkat manajemen, data dapat diolah menjadi
informasi sesuai keperluan manajer sebagai pimpinan manajemen. Informasi yang diperlukan
manajemen dan manajer, maka harus dirancang suatu SIM yang baik.
Menurut Abdul Kadir (2003, p114) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah system
informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen dan pengambilan keputusan
dalam sebuah organisasi biasanya, SIM menyediakan informasi untuk operasi organisasi.
Menurut Haag (2000, p 114) SIM juga sering disebut sebagai sistem peringatan manajemen
karena sistem ini memberikan peringatan kepada pemakai terhadap masalah maupun peluang.
Rumah Sakit juga mempunyai SIM yang biasanya disebut SIMRS. Dalam hal ini masyarakat
belum sama sekali mengenal akan SIMRS bias dikatakan tingkat pengetahuan masyarakat
sangat rendah maka dari itu perlunya masyarakat untuk terbuka ataupun pasien.
B. Rumusan Masalah
· Bagaimanakah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit?
· Bagaimanakah peran Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dijalankan?
C. Tujuan Penelitian
· Dapat mengetahui Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
· Dapat mengetahui gambaran SIMRS.
D. Manfaat Penelitian
· Diperoleh suatu gambaran tentang pendapat dan keinginan pengguna terhadap kinerja
sistem informasi manajemen.
· Dapat diperoleh masukan untuk pengembangan.
· Sebagai bahan evaluasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Informasi Manajemen
1. Pengertian Sistem Informasi
Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegarasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan, informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya. Adapun kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal,
yaitu:
1. akurat
informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias menyesatkan karena dari sumber
informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat
merusak informasi tersebut.
2. Tepat Waktu
Informasi harus dapat bermanfaat untuk pemakainya. Menurut jogiyanto (1999, p 11) sistem
informasi adalah sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebuktian
pengolahan transaksi harian, mendukung opeasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari
suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dari laporan-laporan yang diperlukan.
Model sistem informasi ditambahkan pula media penyimpanan data (database) maka fungsi
pengolajan informasi bukan lagi mengubah sata menjadi informasi tetapi juga menyimpan
data untuk dipergunakan lebih lanjut.
Basic data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan
lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan dipergunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Data perlu disimpan didalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut.
2. Sistem Informasi Manajemen
Menurut Abdul Kadir (2003, p114) sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem
informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk operasi,
manajemen, dan untuk pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Biasanya, SIM
menyediakan informasi untuk operasi menurut Haag (2000, p114) SIM juga sering disebut
sebagai sistem peringatan manajemen karena sistem ini memberikan peringatan kepada
pemakai (umumnya manajemen) terhadap masalah maupun peluang.
SIM menggunakan perangkat keras, dan perangkat lunak komputer, prosedur pedoman,
model manajemen dan keputusan dan sebuah “database”. SIM dapat mendukung fungsi
operasi, manajemen dan pengambilan keputusan.
Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana
lapisan dasrnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan
sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung
operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi
untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian
manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung
perencanaan dan perumusan kebijakan oleh manajemen tingkat puncak.
3. Operasional SIM
Sistem informasi memiliki tiga elemen utama, yaitu data yang menyediakan informasi,
prosedur yang memberitahu pengguna bagaimana mengoperasikan sistem informasi, dan
orang-orang yang membuat produk, menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan
menggunakan sistem informasi tersebut. Orang-orang dalam sistem informasi membuat
prosedur untuk mengolah dan memanipulasi data sehingga menghasilkan informasi dan
menyebarkan informasi tersebut ke lingkungan.
Suatu SIM dapat dioperasionalisasi bila terdapat 3 unsur penting, yaitu: (7)
· Hardware (Perangkat Keras), terdiri dari: Komputer dan peralatannya,
jaringan komunikasi seperti modem, telephon dll.
· Software (Perangkat Lunak), terdiri dari program yang menjalankan proses kerja pada
komputer.
· Brainware, merupakan unsur manusia yang menjalankan SIM.
B. SistemInformasiManajemenRumahSakit(SIMRS)
SIMRS merupakan himpunan atau kegiatan dan prosedur yang terorganisasikan dan saling
berkaitan serta saling ketergantungan dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha
menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses
fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan
kesehatan di RumahSakit.
SIMRS saat ini ditujukan untuk menunjang fungsi perencanaan dan evaluasi dari penampilan
kerja RS, antara lain adalah jaminan mutu pelayanan rumah sakit yang bersangkutan,
pengendalian keuangan dan perbaikan hasil kerja RS tersebut, kajian dalam penggunaan dan
penaksiran permintaan pelayanan kesehatan RS oleh masyarakat, perencanaan dan evaluasi
program RS, penyempurnaan laporan RS sertauntuk kepentingan pendidikan dan penelitian.
B.1Medical Information System
Sistem yang mencatat semua kegiatan operasional rumah sakit baik yang bersifat medis
maupun non medis. Meliputi proses pendaftaran pasien, admisi, tindakan medis,
laboratorium, radiology, dan sebagainya yang semuanya tercatat secara elektronis pada
database medical record. Modul ini menggunakan engine software opensource Care2X
dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sistem informasi manajemen rumah sakit
yang diinginkan dan telah diintegrasikan dengan modul
B.2Accounting Information System.
Program ini telah teruji dan digunakan oleh banyak rumah sakit i beberapa negara. Sistem
yang mencatat semua aspek keuangan yang timbul dari kegiatan-kegiatan yang terjadi pada
modul Medical Information System, pencatatan hutang piutang, invoice, pelunasan, inventory
control (obat dan bahan-bahan medis), point-of-sales, sampai dengan laporan-laporan
keuangan seperti neraca, laba rugi, buku besar, dan sebagainya. Modul ini menggunakan
engine software opensource SQL-Ledger dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi
sistem informasi keuangan rumah sakit yang diinginkan. Program ini telah teruji dan
digunakan oleh banyak perusahaan beberapa negara.
B.3 Contoh bagan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dan Tugas Tim SIRS
B.4 Tugas Tim Sistem iformsi Rumah Sakit meliputi:
1. Menentukan Spesifikasi aplikasi yang diinginkan yaitu: Output atau laporan yang
didinginkan. Selain itu Proses pemasukn data yang diinginkan .
2. Memberkan data yang berkitan dengan spesifikasi aplikasi
3. Memberikan feedback yang cepat, akurat kepada pengembang dengan mengisi form yang
diberikan.
B.5 Yang harus dilakukan oleh Tim SIRS atau tim SIM Rumah sakit
1. Adanya kerjasama tip unit dalam pemasukan data
2. Buat Komitmen dalam tim untuk mencapai tujuan
3. Tim SIM rumah sakit mengajukan hardware pendukung SIM
Kordinator bertanggung jawabterhadap data base unit yang dipimpinnya
4. Adanya surat tugas dari manjemen untuk Tim SIM rumah Sakit
5. Dibuat Protap atau SOP serta Jobdescription dari setiap unit
6. Komitmen dari TIM dibutkan kontrak
7. Dibuat jadwal pertemuan rutin tiap unit
8. Buat SK pembentukan Tim SIM rumah sakit
B.6 Sistem informasi rumah sakit dapat dikelompokan pada kelas rumah sakit
dan status rumah sakit,
1. Rumah Sakit Vertikal
2. Rumah Sakt Umum Daerah
3. Rumah Sakit Umum Swasta
4. Rumah Sakit Spesialist
B.7 Kendala-kendala yang sering terjadi dilapangan saat implementasi adalah:
1. Ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang terintergrasi
dan berbasi kmputer.
2. Penyajian data yang belum semua menjadi data elektronik yang akan memudahkan
pada proses migrasi data.
3. Komitment yang dilaksanakan secara bersamaan dan menyelur sehingga
menimbulkan kekacaun pada data transakit.
4. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-masing.
5. Berubah-ubahnya kebijakan.
6. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual ke komputerisasi.
7. Pemahaman yang belum merata antara SDM terkait,
8. Mengacu pada UU Nomor 44 Tahun 2009,tentang Rumah Sakit yaitu pasal 52 Ayat
1 yang berbunyi : “ Setiap :Rumah sakitW wajib melakukan pencatatan dan peloparan
tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
C. Topologi Arus Data
D. Topologi Jaringan Sim-RS
E. SOLUSI SIM-RS
SIM-RS JS adalah aplikasi berbasis web,yang ditunjuk untuk memperbaiki pengelolaan data
Rumah Sakit agar data Rumah Sakit dan informasi bisa ditata dengan baik dan dapat di
pertanggungjawabkan.Pengelolaan data dan informasi meliputi :
F. Daftar Modul Software
1. Front-Office
2. Medical Record
3. Billing System
4. Akuntansi
5. Pelaporan Keuangan
6. Manajemen Pembelian (Pengadaan Barang / Jasa)
7. Logistik & Persediaan
8. Analisis Ratio
9. Kepegawaian
10. Rawat Jalan/Poliklinik
11. Instalasi Gawat Darurat
12. Rawat Inap
13. ICU/PICU/NICU
14. OK/VK
15. Medical Check Up
16. Laboratorium
17. Radiologi
18. Farmasi
19. Instalasi Gizi
20. Instalasi Laundry
21. Keperawatan
22. Sistem Administrator
G. KEUNTUNGAN SIM-RS JS
1. Dapat memantau perkembangan Rumah Sakit secara akurat
2. Dapat meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan kepada masyarakat secara akurat.
3. Rumah Sakit tersebut dapat terpantau secara langsung oleh lembaga-lembaga dari luar atau
dalam Negeri secara akurat,
sehingga mempermudah akses bagi lembaga tersebut jika akan memberikan informasi serta
mempermudah akses jika ingin
memberikan dana.
4. Dapat menyimpan data base Rumah Sakit mulai dari Pasien, Karyawan yang terdiri dari
Data Rumah Sakit, data
administrasi,data Aset Rumah Sakit dan lain-lain
5. Dapat mengangkat brand image Rumah Sakit tersebut secara tidak langsung dengan
memiliki fasilitas modern
6.Dapat mengurangi beban kerja sub-bagian rekam medis dalam menangani berkas rekam
medis,Bagian Rekam Medis memang sub-bagian yang paling direpotkan mulai dari
coding,indexing,filling dan lain-lain.Sebagian Rumah Sakit di Indonesia masih
mengggunakan petugas Rekam Medis ataupun kurir dalam mendistribusikan berkas-berkas
ke masing-masing
pelayanan
7. Dapat mengurangi pemakaian kertas.Pemakaian kertas masih belum bisa dihilangkan di
Indonesia karena data medis sangat rentan dengan hukum dan akan memporakporandakan
perdagangan kertas di Indonesia . Dengan sistem yang terkomputerisasi , pemakaian kertas
yang bisa di pangkas antara lain :
1 Lembar kertas Rekam Medis yang tidak berhubungan dengan
masalah Autentikasi atau aspek hukum
2 Laporan masing-masing unit pelayanan ( karena semua laporan
telah terekap oleh sistem )
3 Rekap Laporan ( RL ) 1-6 yang dikirim ke dinas Kesehatan.
4. Menghasilkan pelaporan keuangan rumah sakit yang dapat di pertanggungjawabkan.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Juragan Sopwer Sudah Terdaftar pada HAKI (
Hak Kekayaan Intelektual ) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,
Nomer :C00201104668
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana
lapisan dasrnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan
sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung
operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi
untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian
manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung
perencanaan dan perumusan kebijakan oleh manajemen tingkat puncak.
B.Saran
Makalah ini telah dibuat oleh penulis dengan tujuan supaya para pembaca lebih mengetahui
tentang system informasi manajem Rumah Sakit. Makalah yang di buat oleh penulis jauh dari
sempurna maka penulis meminta saran dari para pembaca makalah ini.
https://rusdinncuhi.wordpress.com/2013/07/04/makalah-sistem-informasi-manajemen-rumah-
sakit/
makalah system informasi manajemen rumah sakit
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana yang diamanatkan di dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Rumah sakit adalah suatu organisasi
melalui tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarang kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosa
serta pengobatan penyakit yang diberikan oleh pasien.
Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran
serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran perawat di berbagai tenaga
profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit mempunyai fungsi dan tujuan sarana
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa pelayanan rawat jalan,
pelayanan rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan rujukan yang mencakup pelayanan rekam
medis dan penunjang medis serta dimanfaatkan untuk pendidikan, pelatihan, dan penelitian bagi para
tenaga kesehatan.
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan melalui berbagai
upaya kesehatan dalam rangkaian pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu didukung
oleh suatu sistem kesehatan nasional. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai
karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat
keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain.
Ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan/kedokteran berkembang sangat pesat yang harus
diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin
kompleksnya permasalahan dalam rumah sakit. Pada hakekatnya Rumah Sakit berfungsi sebagai
tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dan fungsi dimaksud memiliki makna
tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf
kesejahteraan masyarakat.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) saat ini merupakan kewajiban bagi
masing-masing rumah sakit setelah ditetapkannya UU No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Pada
Bab XI Tentang Pencatatan dan Pelaporan, khususnya Pasal 52 (1) disebutkan bahwa “Setiap Rumah
Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah
Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit”. Sehingga kebutuhan terhadap
SIMRS adalah hal yang wajib, dikarenakan beberapa hal antara lain dukungan penyediaan informasi
yang cepat dan akurat, sebagai faktor penunjang kinerja pelayanan rumah sakit, serta transparansi
dalam bidang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) seperti yang diatur dalam UU No 14 Tahun 2008.
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia masih mengandalkan sistem informasi manajemen rumah
sakit yang berbasis pada aplikasi untuk menunjang kegiatan transaksi administratif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian SIM Rumah Sakit?
2. Bagaimana Prosedur SIM Rumah Sakit?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sim Rumah Sakit
1. Pengertian SIM Rumah Sakit
Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system, MIS)
adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen,
teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya
produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.
Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa, karena SIM
digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional
organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode
manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan
manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah program aplikasi yang dirancang
untuk meningkatkan kinerja para :
1. Dokter dan Asisten Dokter
2. Bidan dan Perawat
3. Staff Administrasi dan Personalia
4. Apoteker
5. Logistik
6. TOP Manajerial
Sehingga akan mendapatkan berbagai kemudahan selama mereka menjalankan operasional kerja
sehari-hari.
2. Tujuan Umum
a. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan
tujuan lain yang diinginkan manajemen.
b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian,
dan perbaikan berkelanjutan.
c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki
akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya.
Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah,
menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam
dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan).
3. Manfaat
a. Manfaat Operasional
1. Kecepatan
Manfaat yang paling terasa ketika SIM RS tersebut selesai diimplementasikan adalah
kecepatan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi. Ketika dengan sistem manual pengerjaaan
tagihan kepada mitra/pihak ke-3, misalnya, memakan waktu sampai 1 bulan sejak pasien selesai
dilayani, dengan SIM RS hanya memakan waktu 1-2 hari saja. Kecepatan ini tentu saja membuat
efektifitas kerja meningkat. Pada awal pemasangan SIM, ketika aliran kerja belum lancar,
peningkatan kecepatan belum terlalu terasa. Namun ketika komitmen seluruh unit untuk tepat waktu
memasukkan data dengan akurasi entri data yang tinggi dipenuhi, maka akan terasa sekali dampak
dari SIMRS terhadap kecepatan kerja.
2. Akurasi
Hal lain yang juga terasa berubah adalah akurasi data, apabila dulu dengan sistem manual
orang harus mencek satu demi satu transaksi, namun sekarang dengan SIMRS hal tersebut cukup
dilakukan dengan membandingkan laporan antar unit yang dihasilkan oleh SIM. SIMRS juga dapat
mencegah terjadinya duplikasi data untuk transaksi-transaksi tertentu. Misalnya, pasien yang sama
diregistrasi 2 kali pada hari yang sama, maka SIMRS akan menolaknya, SIM RS juga akan
memberikan peringatan jika tindakan yang sama untuk pasien yang sama dicatat 2 kali, hal ini
menjaga agar user lebih teliti.
3. Integrasi
Hal lain yang juga terasa berpengaruh terhadap budaya kerja adalah integrasi data di setiap
unit. Bila dengan sistem manual, data pasien harus dimasukkan di setiap unit, maka dengan SIM RS
data tersebut cukup sekali dimasukkan di pendaftaran saja. Hal ini jelas mengurangi beban kerja
adminstrasi dan menjamin konsistensi data. Ilustrasi pada awal makalah ini merupakan gambaran
proses integrasi pada beberapa unit layanan di rumah sakit.
4. Peningkatan pelayanan
Pengaruh SIM RS yang dirasakan oleh pasien adalah semakin cepat dan akuratnya pelayanan.
Sekarang pasien tidak perlu menunggu lama untuk menyelesaikan administrasinya, baik rawat inap
ataupun rawat jalan. Hal yang sama juga dirasakan perusahaan pelanggan, dimana tagihan yang
dikirim cukup akurat dan detil sehingga memudahkan analisa mereka.
5. Peningkatan Efisiensi
Bila sebelumnya, beban pekerjaan lebih ke arah klerikal, sekarang beban pekerjaan lebih ke
arah analisa. Sebagai contoh, jika dahulu konsentrasi bagian penagihan adalah membuat tagihan,
sekarang konsentrasinya lebih kepada umur tagihan itu sendiri. Selain itu, karena kecepatan dan
akurasi data meningkat, maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaanpekerjaan
administrasi berkurang jauh, sehingga karyawan dapat lebih fokus pada pekerjaan utamanya.
Tanpa SIM, perawat harus memasukan data standar asuhan keperawatan secara berulang-
ulang dan sangat memakan waktu, tetapi dengan SIM, perawat hanya tinggal memasukan data
diagnosa penyakit pasien, dan komputer yang akan mencetak laporan SAK untuk ditanda-tangani
perawat.
6. Kemudahan pelaporan Pekerjaan
pelaporan adalah pekerjaan yang menyita waktu namun sangat penting. Dengan adanya SIM,
proses pelaporan hanya memakan waktu dalam hitungan menit sehingga kita dapat lebih konsentrasi
untuk menganalisa laporan tersebut.
b. Manfaat Manajerial
1. Kecepatan mengambil keputusan
Dengan sistem manual, manajer seringkali mengambil keputusan berdasarkan informasi yang
mungkin sudah tidak relevan lagi. Belum lagi jika yang dibutuhkan adalah trend berdasarkan selang
waktu tertentu (harian/mingguan/dsb), ini mengakibatkan keputusan yang diambil belum tentu sesuai
dengan kondisi nyata. Namun dengan SIM, informasi yang disajikan bersifat real time, bahkan kita
dapat membuat tabulasi dari informasi tersebut sehingga informasi yang kita dapat sudah sangat
spesifik sesuai dengan kebutuhan kita. Hal ini tentu saja meningkatkan kualitas keputusan kita, di
samping tentu saja berkurangnya waktu untuk mengambil keputusan.
2. Akurasi dan kecepatan
Identifikasi masalah Karena laporan-laporan yang dihasilkan SIM RS memberi gambaran dari
hari ke hari mengenai kinerja rumah sakit, maka jika ada hal-hal yang tidak normal dapat segera kita
ketahui. Hal ini membuat identifikasi potensi masalah dapat dilakukan lebih dini, sehingga tindakan
pencegahan atau penanggulangannya dapat segera disusun.
3. Kemudahan penyusunan strategi
Sejalan dengan identifikasi masalah di atas, kita pun dapat menyusun strategi ke depan
berdasarkan data populasi, bukan lagi statistik, karena SIM RS mampu memberikan data populasi
dengan selang waktu tertentu, bahkan menyajikan kecenderungan datanya kepada kita. Ini tentu saja
semakin menajamkan strategi yang kita susun.
c. Manfaat Organisasi
1. Budaya Kerja
Karena SIM RS ini mensyaratkan kedisiplinan dalam pemasukan data, baik ketepatan waktu
maupun kebenaran data, maka budaya kerja yang sebelumnya menangguhkan hal-hal seperti itu,
menjadi berubah. Hal ini dapat terjadi karena integrasi SIM RS dengan seluruh unit layanan. Sebagai
contoh, jika unit registrasi tidak memasukkan data pasien yang akan berobat, maka unit layanan tidak
mungkin dapat memasukkan layanan kepada pasien tersebut, dan kasir pun tidak mungkin menerima
pembayaran dari pasien tersebut. Katakanlah semua unit sepakat untuk menangguhkan pemasukan
datanya, maka keesokan harinya, manajer akan melihat penurunan trend pasien atau melihat ada
pasien-pasien yang menggantung. Ada juga pengalaman menarik yang kami temukan dalam
implementasi SIM RS di suatu Rumah Sakit, karena dasar perhitungan imbalan jasa medik untuk
dokter dan perawat dihitung berdasarkan data transaksi yang ada di SIM, maka dokter yang
berkepentingan dengan data tersebut menjadi supervisor data yang dimasukkan tanpa diminta.
Implikasinya adalah, sedikit sekali data yang salah dimasukkan.
2. Transparansi
SIM RS sebaiknya dirancang menganut kebijakan data terpusat, artinya data-data yang
digunakan oleh seluruh rumah sakit berada di bawah satu kendali. Misalnya untuk data tarif tindakan,
unit layanan tidak boleh dan tidak bisa memasukkan atau mengubah tarif yang ada, data yang mereka
masukkan hanya layanan yang diberikan kepada pasien sehingga manipulasi tarif tidak
dimungkinkan. Hal lain lagi, pendapatan setiap unit layanan terlihat dari laporan harian yang selalu
dilaporkan kepada direktur. Dengan demikian setiap orang dapat melihat jalannya proses transaksi di
rumah sakit dan secara tidak langsung juga turut mengawasi proses tersebut.
3. Koordinasi antar unit (Team working)
Karena seringkali data yang digunakan oleh unit layanan tertentu adalah milik unit layanan
yang lain, misalnya kode perusahaan pelanggan adalah milik keuangan yang digunakan secara intensif
oleh medrec, maka ketika terjadi perubahan terhadap data tersebut, unit yang bersangkutan akan
mengkoordinasikannya dengan unit yang terpengaruh. Apabila hal ini tidak dilakukan maka dengan
sendirinya akan terjadi kekacauan data referensi.
4. Pemahaman sistem
Apabila dulu dengan sistem manual, sedikit sekali personel yang mengetahui atau perduli
dengan proses yang terjadi di unit lain, maka dengan adanya SIMRS hal tersebut terjadi dengan
sendirinya. Ini karena seringkali untuk memahami aliran data sampai datang kepada unitnya,
melibatkan berbagai unit lain. Ketika terjadi kesalahan setiap user berusaha mencari tempat terjadinya
kesalahan tersebut agar bukan unitnya yang disalahkan. Efeknya adalah mereka menjadi paham
bagaimana sistem di rumah sakit tersebut bekerja.
5. Mengurangi biaya administrasi
Seringkali orang menyatakan bahwa dengan adanya komputerisasi biaya administrasi
meningkat. Padahal dalam jangka panjang yang terjadi adalah sebaliknya, jika dengan sistem manual
kita harus membuat laporan lebih dulu di atas kertas, baru kemudian dianalisa, maka dengan SIMRS
analisa cukup dilakukan di layar komputer, dan jika sudah benar baru datanya dicetak. Hal ini menjadi
penghematan yang cukup signifikan dalam jangka panjang. Implementasi SIMRS tentunya tidak
dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan semua pihak yang terkait serta political will dari pimpinan
rumah sakit maupun pemilik RS / Pemerintah. Apabila pekerjaan pengembangan SIMRS tersebut
akan diserahkan kepada konsultan, maka kewajiban dan tanggung-jawab konsultan sebagai mitra
kerja RS adalah harus secara profesional memberikan data dan analisa yang obyektif dan berupaya
maksimal untuk keberhasilan implementasi SIMRS.
4. Proses Manajemen
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
a. Perencanaan,
Formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang
disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi
metode untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Pengendalian,
perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana
tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk
memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor
pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
c. Pengambilan Keputusan,
proses pemilihan di antara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan.
Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus
memilih di antara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu
dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi
pengendalian. Menurut Francisco Proses Manajemen adalah suatu proses Penukaran terhadap nilai
dan jasa.
5. Bagian SIM
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:
1. Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), Menyediakan informasi dan
transaksi keuangan.
2. Sistem informasi pemasaran (marketing information systems),
3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information systems).
4. Sistem informasi personalia (personal information systems).
5. Sistem informasi distribusi (distribution information systems).
6. Sistem informasi pembelian (purchasing information systems).
7. Sistem informasi kekayaan (treasury information systems).
8. Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems).
9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information systems).
10. Sistem informasi analisis software
11. Sistem informasi teknik (engineering information systems).
12. Sistem informasi Rumah Sakit (Hospital information systems).
6. Modul SIM RS
Secara umum, SIMRS meliputi beberapa modul yang terdiri dari:
1. Registrasi pasien
2. Sistem antrian
3. Manajemen rawat jalan
4. Manajemen unit penunjang
5. Manajemen rawat inap
6. Farmasi dan inventory logistik rumah sakit
7. Billing sistem dan akuntansi
8. Manajemen sumber daya rumah sakit
9. Sistem pelaporan medical error
10. Manajemen rekam medis
11. Sistem informasi eksekutif
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system, MIS)
adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen,
teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya
produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah program aplikasi yang dirancang
untuk meningkatkan kinerja para :
a. Dokter dan Asisten Dokter
b. Bidan dan Perawat
c. Staff Administrasi dan Personalia
d. Apoteker
e. Logistik
f. TOP Manajerial
Sehingga akan mendapatkan berbagai kemudahan selama mereka menjalankan operasional kerja
sehari-hari.
B. Saran
Diharapkan dengan pembuatan makalah ini, dapat dijadikan pedoman untuk memanjemen
rumah sakit dalam SIM RS upaya peningkatan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Manual rekam medis/ penyusun, Sjamsuhidajat (et al.).;penyunting Abidinsyah Siregar, Dad
Murniah. –- Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia, 2006.
Gondodiputro , Sharon. 2007.
Rekam Medis Dan sistem informasi kesehatan. Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
http://studentgoblog.blogspot.com/2012/04/sistem-informasi-manajemen-rumah-sakit.html
Diposkan oleh Alpiyan Suyadi di 07.47
http://alpiyansuyadi.blogspot.co.id/2015/04/makalah-system-informasi-manajemen.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang cepat dan
efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang.Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat
ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang terkomputerisasi.Demikian
juga halnya pembayaran pasien pada suatu Rumah Sakit.Rumah sakit sebagai salah satu
institusi pelayanan umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem
informasi yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya
kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya.Sistem informasi rumah sakit
digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan data pada rumah sakit.Sistem ini
seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi. Karena dengan penggunakan metode
komputerisasi, proses penginputan data, proses pengambilan data maupun proses
pengupdate-an data menjadi sangat mudah, cepat dan akurat.
Internet merupakan jaringan komputer yang dapat menghubungkan perusahaan
dengan domain publik, seperti individu, komunitas, institusi, dan organisasi.Jalur ini
merupakan jalur termurah yang dapat digunakan institusi untuk menjalin komunikasi efektif
dengan konsumen.Mulai dari tukar menukar data dan informasi sampai dengan transaksi
pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan murah melalui internet.
Kecepatan evolusi teknologi informasi dalam memanfaatkan internet untuk
mengembangkan jaringan dalam manajemen database sangat ditentukan oleh kesiapan
manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi tersebut bukan
pula berarti bahwa institusi yang bersangkutan harus secara sekuensial mengikuti tahap demi
tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin menerapkan manajemen databasedengan
“aman” dan “terkendali”, alur pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan pilihan
yang baik.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian system informasi kesehatan?
2. Bagaimana system informasi di masa depan?
3. Apa tujuan utama system informasi kesehatan?
4. Apa manfaat system informasi kesehatan?
5. Apa peranan system informasi kesehatan?
6. Bagaimana ruang lingkup sistem informasi kesehatan?
7. Bagaimana konsep pengembangan system informasi kesehatan?
8. Bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan pada system informasi rumah sakit?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem informasi kesehatan
2. Untuk mengetahui sistem informasi kesehatan di masa depan
3. Untuk mengetahui tujuan utama sistem informasi kesehatan
4. Untuk menegetahui manfaat sistem informasi kesehatan
5. Untuk mengetahui peranan sistem informasi kesehatan
6. Untuk mengetahui ruang lingkup sistem informasi kesehatan
7. Untuk mengetahui konsep pengembangan sistem informasi kesehatan
8. Untuk mengetahui aplikasi sistem informasi kesehatan pada sistem informasi rumah sakit
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian manajemen sistem informasi kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi
kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Perturan perundang undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah
Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi
bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk
pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.Suatu sistem
informasi terdiri dari data, manusia dan proses serta kombinasi perangkat keras, perangkat
lunak dan teknologi komunikasi. Penggunaan informasi terdiri dari 3 tahap yaitu pemasukan
data, pemrosesan, dan pengeluaran informasi.
B. Sistem Informasi Kesehatan di masa Depan
Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang mengembangkan
aplikasi yang disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik. Sistem Informasi Kesehatan
berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.
b. Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan (fasilitas kesehatan).
c. Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).
d. Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi pengurangan beban kerja
sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat.
e. Data yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital di kirim ke
bank data nasional (data warehouse).
f. Laporan diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas kesehatan di Unit
pelayanan terdepan.
g. Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan dilengkapi dengan peralatan berbasis komputer.
h. Petugas akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk menerapkan Sikda
Generik.
i. Mudah dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data.
j. Secara bertahap akan diterapkan 3 aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem Informasi Manajemen
Kesehatan, Sistem Informasi Dinas Kesehatan dan Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit.
C. Tujuan utama sistem informasi manajemen umumnya mencakup bidang manajemen
a. Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM = Human Resource Management)
b. Manajemen Prod
c. Manajemen Keuangan
D. Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para
pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua
jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal berikut
:
1. Mendukung manajemen kesehatan
2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
3. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas
4. Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence-
based decision)
5. Mengalokasikan sumber daya secara optimal
6. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi
7. Membantu penilaian transparansi
E. Peranan system informasi kesehatan
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building
block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen
(building block) sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)
3. Health worksforce (tenaga medis)
4. Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari
sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Sub
sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola
fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hokum
kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional
agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain
didalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu. Adapun sub sistem dalam Sistem
Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:
1. Upaya kesehatan
2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
4. Sumber daya manusia (SDM) kesehatan
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat
Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapat menghasilkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang
ditentukan oleh pemerintah daerah.
2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable
dengan jaringan lain.
3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong
pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan
kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan.
4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam
teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide Area Network
yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah
daerah.
5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan
memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi
teknologi informasi yang komprehensif.
6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menganalisis,
memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi
seluruh stakeholders.
7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point lain
agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung jawab
dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat
dicapai sebaik-baiknya.
8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen
SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan,
penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi
pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk
mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.
F. Ruang Lingkup Sistem Informasi Kesehatan
Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan
informasi dalam lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini antara
lain sebagai berikut:
1. Registrasi Pasien
Yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian maupun pembuatan
statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama,
pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit
Seperti: penyakit dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata,
gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain
sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar
tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien.
3. Rawat Inap.
Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter, hubungan
dengan poliklinik/penunjang medis.
4. Penunjang Medis/Laboratorium
Yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT
Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5. Penagihan dan Pembayaran
Meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis
(laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung maupun melalui jaminan dari
pihak ketiga/asuransi/JPKM.Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien (laboratorium,
obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.
Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporanlaporan mengenai:
1. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan),
2. Penerimaan kasir secara periodik,
3. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien
4. Rekam medis pasien
5. Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan (RL1),
6. Data morbiditas pasien rawat inap (RL2a),
7. Data morbiditas pasien rawat jalan (RL2b),
8. Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik,
9. Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik,
10. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap (RL2a1),
11. Grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan.
12. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan (RL2b1),
G. Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat
rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. Sistem informasi tidak identik dengan system komputerisasi
Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi
komputer.Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya
disebut sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System).
2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistemyang dinamis
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika
perkembangan organisasi tersebut.Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan
sistem informasi tidak pernah berhenti.
3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harusmengikuti siklus hidup system
Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya
oleh:
a. Perkembangan organisasi semakin cepat
b. Perkembangan teknologi informasi
4.
Daya guna sistem informasi sangat ditentukanoleh tingkat integritas sistem informasi itusendi
ri
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika
dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi
sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha
yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara berkesinambungan.
5.
Keberhasilan pengembangan sistem informasisangat bergantung pada strategi yang dipilih un
tukpengembangan sistem tersebut
Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung kepada
besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Untuk sistem
informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan
pengembangan seperti: Penyusunan Rencana Induk Pengembangan, Pembuatan Rancangan
Global, Pembuatan Rancangan Rinci, Implementasi dan Operasionalisasi.
Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai factor seperti : keadaan yang
sekarang dihadapi, keadaan pada waktu system informasi siap dioperasionalkan dan keadaan
dimasa mendatang, termasuk antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan
teknologi. Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang, merupakan
salah satu penyebab kegagalam implementasi dan operasionalisasi sistem informasi.
6.
Pengembangan Sistem Informasi organisasi harusmenggunakan pendekatan fungsi dan dilaku
kansecara menyeluruh (holistik).
Pengembangan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktur
organisasi dan pada umumnya mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering kali
kurang mencerminkan semua fungsi yang ada didalam organisasi.
Sebagai pengembang sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan
fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi
yang terpadu.Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di
dalam organisasi tersebut adalah wewenang dan tanggungjawab dari pimpinan organisasi
tersebut. Penyusunan rancang bangun/desain system informasi seharusnya dilakukan secara
menyeluruh sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral atau
segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana. Pengembangan sistem yang dilakukan
segmental atau sektoral tanpa adanya desain sistem informasi yang menyeluruh akan
menyebabkan kesulitan dalam melakukan intergrasi sistem.
7. Informasi telah menjadi aset organisasi.
Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari suatu
organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan informasi internal dan
eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif (competitive advantage),
karena keberadaan informasi tersebut:
a. Menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja
b. Menjadi ukuran kinerja organisasi/perusahaan
c. Menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan/peringkat organisasi tersebut
dalam persaingan lokal maupun global.
8. Penjabaran sistem sampai ke aplikasimenggunakan struktur hirarkis yang mudahdipahami.
Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal istilah sistem
dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan penjabaran sistem
informasi yang cukup luas cakupannya. Oleh karena itu, dalam penjabaran sering digunakan
istilah Sistem, Subsistem, Modul, Submodul, Aplikasi.
H. Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan pada Sistem Informasi Rumah Sakit
1. Rancang Bangun (desain) Sistem Informasi Rumah Sakit
Rancang Bangun Rumah Sakit (SIRS), sangat bergantung kepada jenis dari rumah sakit
tersebut.
2. Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit
Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu dalam 2 hal
penting yaitu “kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS” dan “sasaran pengembangan
SIRS” tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam
penyusunan spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
a. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam
memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
b. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam jajaran
Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
c. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan maupun
pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
d. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna terhadap
usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang
sedang dikembangkan.
e. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan
dan perkembangan dimasa datang.
f. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya investasi
yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of return)
dalam waktu yang relatif singkat.
g. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
h. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing
subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
i. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi petugas
yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user friendly).
j. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan, karena
keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan
sistem yang baru.
k. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat terhadap
pengembangan SIRS. Atas dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS
tersebut di atas, selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran dari
Sasaran Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut:
 Memiliki aspek pengawasan terpadu
 Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup
lengkap dan terpadu.
 Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan akan informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
 Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi dengan menekan
pemborosan.
 Terjaminnya konsistensi data.
 Orientasi ke masa depan.
 Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah ada
maupun sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan
integrasinya sesuai
Secara garis besar tahapan pengembangan SIRS adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SIRS,
b. Penyusunan Rancangan Global SIRS
c. Penyusunan Rancangan Detail/Rinci SIRS,
d. Pembuatan Prototipe, terutama untuk aplikasi yang sangat spesifik,
e. Implementasi, dalam arti pembuatan aplikasi, pemilihan dan pengadaan perangkat keras
maupun perangkat lunak pendukung.
f. Operasionalisasi dan Pemantapan.
Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital
Information System) memang sangat diperlukan untuk sebuah rumah sakit dalam era
globalisasi, namun untuk membangun sistem informasi yang terpadu memerlukan tenaga dan
biaya yang cukup besar. Kebutuhan akan tenaga dan biaya yang besar tidak hanya dalam
pengembangannya, namun juga dalam pemeliharaan SIRS maupun dalam melakukan migrasi
dari system yang lama pada sistem yang baru. Selama manajemen rumah sakit
belummenganggap bahwa informasi adalah merupakan aset dari rumah sakit tersebut, maka
kebutuhan biaya dan tenaga tersebut diatas dirasakan sebagai beban yang berat, bukan
sebagai konsekuensi dari adanya kebutuhan akan informasi. Kalau informasi telah menjadi
aset rumah sakit, maka beban biaya untuk pengembangan, pemeliharaan maupun migrasi
SIRS sudah selayaknya masuk dalam kalkulasi biaya layanan kesehatan yang dapat diberikan
oleh rumah sakit itu. Hal ini disebabkan karena perubahan dari sistem yang terotomasi
menjadi sistem manual merupakan kejadian yang sangat tidak menguntungkan bagi rumah
sakit tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan
sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses
pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil
sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat
yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adikoesoemo. 2003.manajemen rumah sakit Jakarta : pustaka Sinar Harapan
Greef, Judith A. 1996.komunikasi kesehatan dan perubahan perilaku. Djokjakarta: Gadjah
Mada University Press.
Notoatmojo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Muninjaya, Gde AA, 2004. Manajemen Kesehatan,ed.2. Jakarta : EGC
Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.
Andri Kristanto, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Penerbit Gava Media,
Yogyakarta, 2003.
Jogiyanto H.M., Akt., Ph.D., Analisis Analisis dan Desain Sistem Informasi, Penerbit Andi,
Yogyakarta, 2005.
Witarto, Memahami Sistem Informasi, Penerbit Informatika, 2004.
Link Sumber : http://diaryforberti.blogspot.com/2014/12/makalah-sistem-informasi-rumah-
sakit.html#ixzz46qXicPL8
http://diaryforberti.blogspot.co.id/2014/12/makalah-sistem-informasi-rumah-sakit.html
Makalah Tentang Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit
Sabtu, 26 September 2015
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
A. Latar Belakang SIMRS
Sistem Informasi Manajemen (SIM) bagi suatu rumah sakit merupakan hal yang sangat
penting untuk segera diterapkan.Hal ini mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang ada
dalam data medik pasien maupun data-data administrasi yang ada di rumah sakit.Namun
menyediakan SIM bukanlah hal yang mudah, terutama jika dikaitkan dengan biaya pengadaan SIM
yang relatif sangat besar.
Penerapan sistem informasi pada suatu rumah sakit memerlukan suatu perencanaan yang
matang. Bila dilakukan secara tergesa-gesa tanpa melakukan perencanaan terlebih dahulu
dikhawatirkan akan memakan biaya yang mahal, kemungkinan ada biaya baru baik untuk riset
kelayakan dan lain-lain akan menambah biaya selanjutnya. Dalam penerapan sistem informasi maka
masalah finansial merupakan faktor yang sangat penting.
Sistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi dan manajemen.
Sistem adalah suatu himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi,
saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Informasi adalah data yang telah
disusun sedemikian rupa, sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan
kepada seseorang yang akan menggunkannya untuk membuat keputusan. Manajemen adalah
tindakan memikirkan dan mencapai hasil-hasil yang diinginkan melalui usaha kelompok yang terdiri
dari tindakan mendayagunakan bakat-bakat manusia dan sumber-sumber daya.Sehingga Sistem
Informasi Manajemen berarti suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi maupun
informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Jika lebih spesifik lagi Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu prosedur pemrosesan data-data baik data-
data umum Rumah Sakit maupun data-data medik pasien sehingga dapat mendukung proses
pengambilan keputusan manajemen.
Sistem Informasi Manajemen yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang telah
berbasiskan komputer untuk mengolah data-data medik pasien maupun data-data administrasi yang
dimiliki rumah sakit.Selama ini jika kita bicara tentang rumah sakit, yang paling mudah diingat adalah
pelayanannya yang tidak memuaskan ketika melakukan administrasi atau waktu yang terlalu yang
dibutuhkan oleh perawat untuk mencari data-data medik pasien.
Beberapa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak Rumah Sakit yang disebabkan oleh
system informasi yang belum dikelola dengan baik adalah pencatatan yang berulang yang
menyebabkan penduplikasian data, data yang belum terintegrasi atau masih tersebar, pencatatan
data masih dilakukan secara manual sehingga banyak terdapat kesalahan dan informasi terlambat
disebarkan. Oleh karena system informasi manajemen untuk Rumah Sakit sangat perlu dilakukan
agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dapat menyajikan laporan akurat
sehingga dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
Sebelum menerapkan suatu system informasi manajemen untuk Rumah Sakit, kita harus
mengetahui kelas dan status dari Rumah Sakit tersebut.Dimana masing-masing Rumah Sakit
memiliki kebutuhan system informasi berbeda-beda. Status dan kelas Rumah Sakit dapat dibagi
menjadi empat (4), yaitu :
 Rumah Sakit Vertikal
 Rumah Sakit Umum Daerah
 Rumah Sakit Umum Swasta
 Rumah Sakit specialist
Sedangkan untuk melakukan penerapan sistem informasi rumah sakit dibutuhkan
biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Banyak yang harus benar-benar dipersiapkan agar hasil yang
akan diperoleh seperti apa yang diharapkan. Komponen utama untuk menunjang terlaksananya
penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan :
 Software (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)
 Hardware (seperangkat komputer)
 Networking (Jaringan LAN, wireless)
 SOP (Standar Operasional Prosedur)
 SDM (Sumber Daya Manusia)
Ketika system informasi telah disiap diimplementasikan ternyata ada beberapa kendala
yang terjadi di lapangan, antara lain ketidaksiapan pihak Rumah Sakit dalam menerapkan system
informasi yang terintegrasi dan berbasis komputer, sulitnya merubah pola kerja yang telah terbiasa
dengan system manual menjadi komputerisasi, dan penyajian data yang belum semuanya dalam
bentuk elektronik yang akan memudahkan proses migrasi data.
Secara garis besar, ruang lingkup DigIS-RS ini bisa digambarkan sebagai berikut:
 Proses registrasi pasien umum dan pasien penjamin selain ASKES
 Proses registrasi pasien ASKES
 Alur pelayanan perawatan pasien rawat jalan
 Alur pelayanan Pasien UGD
 Alur pelayanan pasien di unit penunjang
B. Strategi SIMRS
Strategi adalah pendekatan pola pikir,perencanaan dan pengambilan keputusandalam
situasi bisnis yang mengharuskanmanajer untuk mengetahui, memahami,menerima dan mendukung
misi organisasi,atau unit di dalam organisasi, danmenghubungkan misi tersebut denganlingkungan
ditempat keputusan-keputusantersebut akan diimplementasikan.“driving force” di balik pola pikir,
perencanaan dan manajemen strategis adalah misiorganisasi.
Manajemen strategis adalah kegiatan kolektif yang menyangkut pemahaman tentang
hakekat danimplikasi dari perubahan eksternal, kemampuanuntuk mengembangkan strategi yang
efektif dalammenghadapi perubahan, dan kemauan sertakemampuan untuk mengelola secara
aktifmomentum organisasisuatu keharusan bagi manajer rumah sakit, untukmemahami perubahan-
perubahan yang terjadi dilingkungannya; mereka tidak hanya responsif terhadapperubahan tetapi
harus mampu menciptakan masadepanmanajemen strategis disusun sebagai pendekatan atau
filosofi untuk mengelola organisasi yang sangat kompleks.
Enam elemen dari manajemen strategis pendekatan manajemen strategis pada organisasi
yang kompleks seperti rumah sakit, dalam melaksanakan manajemen strategis diperlukan
pendekatan analitis maupun pendekatan kedaruratan ( emergent/contingency) : – pendekatan
analitik atau rasional bergantung pada pengembangan langkah-langkah atau proses yang logis
(linear thinking) – model emergent, bergantung pada pemikiran intuitif, kepemimpinan, dan
pembelajaran dan merupakan bagian dari manajemen kedua pendekatan ini dibutuhkan dan
dipandang sebagai satu “single model” pendekatan analitis dapat disamakan dengan
“peta”,sedangkan model emergent merupakan “kompas”nya
Model manajemen strategis yang mencakup pendekatan analitis dan emergent biasanya
terdiri dari tiga elemen : pola pikir strategis (strategic thinking) perencanaan strategis (strategic
planning) momentum strategis (strategic momentum)
1. Strategic thinking
Strategic thinking mengenali kenyataan tentang perubahan mempertanyakan asumsi dan
kegiatan terkini membangun pemahaman sistem melihat kemungkinan masa depan menciptakan
ide-ide baru mempertimbangkan kesesuaian organisasi dengan lingkungan eksternal. 
Strategic thinking melakukan asesmen terhadap: perubahan kebutuhan dari stake holders
(pemangku kepentingan) perubahan menyangkut teknologi, sosial dan demografi, ekonomi,
politik/perundangan tuntutan kompetitif.
2. Strategic planning
Strategic planning adalah process secara periodik dalam mengembangkan satuperangkat
langkah-langkah dalam organisasi untuk mencapai misi dan visinya dengan menggunakan pola pikir
strategis.
Strategic planning menyiapkan proses langkah demi langkah yang berurutan untuk
menciptakan strategi
 melibatkan kegiatan-kegiatan “periodic group strategic thinking (brainstorming)”
 membutuhkan data/informasi
 membangun fokus untuk organisasi
 memfasilitasi pengambilan keputusan yang konsisten
 konsensus akan kebutuhan guna penyesuaian organisasi dengan lingkungan eksternal
 hasilnya adalah perencanaan strategis yang terdokumentasi.
3. Strategic momentum
Strategic momentum menyangkut kegiatansehari-hari untuk mengelola strategi guna
pencapaian sasaran strategis dari organisasi. strategic momentum:
 kegiatan nyata untuk mencapai sasaran spesifik– menyangkut proses pengambilan keputusan dan
dampaknya
 menghasilkan budaya dan style
 memunculkan antisipasi, inovasi dan keunggulan
 mengevaluasi kinerja strategi melalui pengendalian
 suatu proses pembelajaran
 bergantung pada peningkatan pola pikir strategis dan perencanaan
Strategis periodikmomentum strategis menjamin filosofi yang berkelanjutan dalam
mengembangkan dan mengatur perencanaan, kegiatan dan pengendalian dari organisasi.
Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan strategi
organisasi. Secara generik fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun 1957), memberikan pelayanan
kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya
menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan
tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan
rujukan medik spsialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitasi pasien).
Dengan demikian secara umum sistem informasi Rumah Sakit harus selaras dengan bisnis
utama (core bussines) dari Rumah Sakit itu sendiri, terutama untuk informasi riwayat kesehatan
pasien atau rekam medis (tentang indentitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang diberikan kepada pasien), informasi kegiatan operasional (termasuk informasi
sumber daya manusia, material, alat kesehatan, penelitian serta bank data.
C. Proses Bisnis SIMRS
Pertumbuhan teknologi komunikasi dan informasi telah menyentuh banyak lapisan
kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan.Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
merupakan salah satu bagian penting dalam penyelenggaraan rumah sakit terutama kaitannya
dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Bahkan kewajiban menyelenggarakan SIMRS ini telah
tercantum dalam UU Nomor 44 tahun tentang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 82 tahun 2013 tentang SIMRS.
Namun saat ini masih banyak rumah sakit yang belum menerapkan SIMRS secara
optimal.Permasalahan yang masih terjadi saat ini adalah antrian calon pasien yang mengantri
berjam-jam untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan pengantrian data
dilakukan 2 kali untuk menerbitkan Surat Elegibitas Peserta (SEP) dan Pendaftaran Rumah Sakit,”
ungkap Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan Dr. dr. Nurshanty Sapada. M.Kes dalam
sambutannya pada acara “Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit Open Source (SIMRS GOS)” di Bali, Senin (1/9).
Pertemuan ini membahas berbagai perkembangan sistem informasi manajemen RS,
terutama kaitannya dengan SIMRS GOS dan integrasi sistem informasi JKN (Bridging System). Saat
ini, tim IT Kementerian Kesehatan mengembangkan Sistem Informasi Rumah Sakit Generik Open
Source (SIMRS GOS). Dengan menggunakan SIMRS GOS ini didapat berbagai manfaat, salah satunya
membantu dalam hal bisnis proses Manajemen Rumah Sakit.
Selain itu, aplikasi ini dapat diperoleh secara gratis tanpa perlu membayar lisensi dan dapat
dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pihak Rumah Sakit, Baik secara mandiri, bersama
pusat dan atau pihak ke-3,” jelasnya dihadapan para peserta yang terdiri dari Tim IT Rumah Sakit
Vertikal, Tim IT Rumah Sakit Pilot Project SIMRS GOS dan Tim IT Rumah Sakit yang telah mengajukan
permohonan ke Kementerian Kesehatan.
Untuk mendapatkan SIMRS GOS ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pihak
Rumah Sakit yaitu mempunyai Infrastruktur IT (Jaringan LAN, Komputer Client dan Server), dan
memiliki minimal 1 (satu) orang SDM IT yang akan dilatih dan yang memiliki kompetensi dalam
bidang pemograman.
Kemudian kaitannya dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan nasional (JKN),
pengembangan SIMRS ini tentu saja menjadi salah satu bagian penting dalam menyukseskan
program ini.Dalam upaya meningkatkan mutu layanan yang lebih baik kepada peserta, bahkan saat
ini RS – BPJS Kesehatan telah mengembangkan Bridging System.
Sistem ini memungkinkan dua sistem berbeda melakukan dua proses pada saat yang sama,
tanpa adanya intervensi satu sistem ke sistem lainnya secara langsung. Sehingga calon pasien kini
tidak perlu mengantri berjam-jam di loket pendaftaran,” jelasnya.
Maka, penting sebuah RS untuk terus meningkatkan pelayanan melalui pengembangan
Sistem Informasi RS. Dengan diterapkannya sistem yang optimal, pelayanan akan lebih lancar,
efektif, efisien. Kepastian pembiayaan dan kecepatan klaim akan semakin baik, serta terjadinya
kepuasan konsumen baik pasien, rumah sakit, maupun stake holder lainnya.
Pengelolaan data yang sangat besar baik berupa data medis pasien (medical record)
maupun data administrasi yang dimiliki oleh Rumah Sakit mengakibatkan beberapa hambatan /
kendala, antara lain:
 Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data sehingga
kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing sehingga
memerlukan tempat filing yang cukup luas.
 Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data tidak sinkron,
informasi pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.
 Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan terjadinya kesalahan
pencatatan yang semakin besar dan tidak singkrong dari unit satu ke yang lainya dan akan
menimbulkan banyaknya perubahan data (efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan sesuka
perawat/dokter sehinga dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi data/tarif sesuai
dengan kondisi saat itu, misal yang berobat adalah saudaranya maka dengan seenaknya
dokter/perawat memberikan diskon tanpa melalu prosedur yang tepat, sehingga menimbulkan
kerugian pada pihak rumah sakit.
 Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus direkap secara manual
maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat dipercaya kebenarannya.
Untuk mengatasi hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit,
keberadaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sangat dibutuhkan, sebagai salah
satu langkah strategis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memenangkan
persaingan bisnis
1. Pelayanan Utama (Front Office)
Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya), tetapi secara
umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran,
proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang.
Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya) tetpi secara
umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran,
proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang.
Data yang dimasukan pada proses rawat akan digunakan pada proses rawat dan pulang.
Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan tindakan
dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah, invasive, diagnostic, non invasive
dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (mialnya berupa resep untuk
farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat. Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti
pada proses bisnis Rumah Sakit (seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami menyebutkan
inti sistem ini sebagai order communication system.
2. Pelayanan Administratif (Back Office)
Proses umum Back Office diantaraya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemelihaaraan
stok/inventory, pengelolaan aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku
besar, dan lainnya). Proses Back Office ini berhubungan dengan proses pada Front Office.
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang, mesin/alat
kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya).
Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum, diantaranya
perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan
SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back office ini
berhubungan/link dengan proses pada front office, digambarkan berikut ini. Proses bisnis data tidak
terstruktur. Proses-proses bisnis tersebut di atas yang melibatkan data-data terstruktur, yang dapat
dikelola dengan relational database management system, selain itu terdapat proses bisnis yang
melibatkan data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat diposisi, email, manajemen proyek,
kolaborasi, team work, manajemen dokumen dan sejenisnya.
D. Arsitektur Infrastruktur SIMRS
Untuk kebutuhan Sistem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan
untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-
lain.
Kebutuhan infrastruktur jaringan komputer kedepan bukan hanya untuk kebutuhan Sistem
informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP,
CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-lain.
Untuk mendukung pelayanan tersebut, maka infrastruktur jaringan komunikasi data yang
disyaratkan adalah:
1. Meningkatkan unjuk kerja dan memudahkan untuk melakukan manajemen lalu lintas data pada
jaringan komputer, seperti utilisasi, segmentasi jaringan, dan security.
2. Membatasi broadcase domain pada jaringan, duplikasi IP address dan segmentasi jaringan
menggunakan VLAN (virtual LAN) untuk setiap gedung dan atau lantai.
3. Memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, pada keadaan normal jalur
backup digunakan untuk memperkuat kinerja jaringan/redudant, tapi dalam keadaan darurat backup
jaringan dapat mengambil alih kegagalan jaringan.
4. Memanfaatkan peralatan aktif yang ada, baik untuk melengkapi kekurangan sumber daya maupun
sebagai backup
5. Dianjurkan pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi (baik perkabelan maupun perangkat
aktif).
6. Dokumentasi sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji coba, dan sejenisnya) baik
hardcopy maupun softcopy.
7. Mengingat penggunaan jaringan yang komplek kedepan, maka perangkat aktif mengharuskan
pengelolaan bertingkat, seperti adanya:
a. Core switch yang merupakan device vital dalam local area network di Rumah Sakit dimana core
switch ini sebagai bacbone lan dan sentral switch yang berperan dalam prosessing semua paket
dengan memproses atau men-switch traffic secepat mungkin).
b. Distribution switch yang merupakan suatu device antara untuk keperluan pendistribusian akses
antar core switch dengan access switch pada masing-masing gedung, dimana antara sebaiknya
distribution switch dan core switch terhubung melalui fiber optic.
c. Acces switch yang merupakan suatu device yang menyediakan user port untuk akses ke network.
E. Arsitektur Data
Arsitektur Data untuk menghasilkan informasi yang baik, diperlukan data yang
homogen.Agar dapat dihasilkan data homogen maka perlu dibuat arsitektur data yang baik.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam membangun arsitektur data: Kodefikasi Kodefikasi
selain keharusan utk otomatisasi/ komputerisasi, juga diperlukan untuk integrasi dan penglolaan
lebih lanjut seperti statistik. Mapping Karena sering berbeda keperluan kode- fikasi data, maka
diperlukan mapping data untuk integrasi dan pengelolaan lebih lanjut, misalnya mapping kodefikasi
antara tarif dengan kode perkiraan/chart of account, mapping kode kabupaten/kota dengan provinsi
dan sejenisnya.
F. Arsitektur Aplikasi
Mengingat kompleksnya proses bisnis pada Rumah Sakit, berikut ini gambaran arsitektur
minimal dan variabel SIMRS yang dapat mengakomodir kebutuhan informasi.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan prosedur pemrosesan data
rumah sakit memanfaatkan teknologi informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan informasi yang
tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi pihak manajemen,
sehingga dalam tahapannya akan membuat beberapa SOP (standard operating procedure) baru
guna menunjang kelancaran penerapan SIMRS yang tertata dengan baik dan rapi.
1. Front Office
Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan
tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah,invasive, diagnostic non
invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (misalnya berupa resep
untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat.
Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah Sakit
(seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami menyebutkan inti sistem ini sebagai order
communation system. Front Office SIMRS meliputi:
 Antrian registrasi
 Modul appointment
 Registrasi
 Pelayanan informasi
 Pengaduan
 Pelayanan informasi
 Publik
2. Back office
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang, mesin/alat
kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya).
Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum, diantaranya
perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan
SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back office ini
berhubungan/link dengan proses pada front office, digambarkan berikut ini.
a. Komuniasi dan Kolaborasi
 Komunikasi
One Medic – One Solutions for Health Information System merupakan suatu aplikasi piranti
lunak yang telah dikembangkan sejak tahun 2008. Protocol komunikasi yang tersedia telah
dilengkapi dengan system keamanan sehingga dapat menekan berbagai tindakan cyber crime oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Desain aplikasi SIMRS One Medic berbasis Web dimana pengguna dapat
melakukan integrasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal secara online’. Manfaat
Intergasi secara Online bertujuan untuk mengantisipasi pengulangan pekerjaan administrasi yang
dapat memicu terjadinya human error sehingga potensi kerugian Rumah Sakit dapat ditekan. Fitur-
fitur SIMRS One Medic sebagai solusi untuk menjawab tantangan masa depan industri pelayanan
medik:
– Security system: modul ini dapat mengatur informasi dan data yang diperbolehkan untuk
diaksesbaik oleh pihak internal maupun eksternal. Pengaturan tersebut dilakukan selain untuk
melindungi kerahasiaan data pasien juga untuk menghindari penyalahgunaan informasi penting
lainnya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
– MPI server solutions: adalah sistim komunikasi online yang dirancang untuk menjembatani
komunikasi antar sistem. Aplikasi MPI server solutions dapat digunakan sebagai alat konfirmasi hak-
hak pasien terhadap jenis tindakan medis dan obat-obatan yang dapat diberikan oleh Rumah Sakit
sesuai dengan ketentuan Pihak Penjamin.a
– Billing records system: seluruh data tindakan medik dan obat-obatan yang diberikan pada
pasien otomatis terekam secara online dan dapat diatur sesuai dengan format penagihan yang
ditetapkan oleh Pihak Penjamin. Feature ini dapat mempersingkat proses pekerjaan administrasi
penagihan sehingga dapat menekan angka piutang.
Untuk media komunikasi informasi antara unit dapat digunakan media komputer yang sudah
terintegrasi dengan jaringan LAN dengan menggunakan aplikasi Messenger atau chating, selain itu
juga sudah ada nya telepon lokal yang membantu hubungan komunikasi antar unit.Sedangkan untuk
akses komunikasi ke luar instansi menggunakan akses internet yang terintegrasi melalui jaringan
Pemerintah Kota.
 Kolaborasi
Salah satu kolaborasi untuk mengembangkan SIMRS adalah dalam bentuk Kerjasama
Operasional (KSO) atau Build Operational Transfer (BOT).MenurutPSAK no 39, KSO merupakan
bentuk kerjasama antara 2 belah pihak atau lebih dimana masing-masing pihak sepakat
untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan asset dan/atau hak usaha yang dimiliki
dan secara bersama-sama menanggung resiko atas usaha tersebut. RSmempunyai peluang pasar
berupa kunjungan pasien sedangkan konsultan/vendor akanbertindak sebagai investor untuk
menyediakanteknologi informasi yang selalu update baik berupa 1)Perangkat keras (Server, PC
&Jaringan), 2)Perangkat lunak (Software) maupun sumber daya manusia (Brainware) baik tenaga
operator ( Data Entry), Programmer maupun tenaga lainnya.
Manfaat utama dari kegiatan KSO SIMRS ini adalah adanya jaminan berkelanjutan serta
proses pendampingan/transfer knowledge SIMRS,sehingga akan meminimalkan resiko-resiko
kegagalan implementasi di pihak RS dan akan menekan cost/biaya yang dikeluarkan untuk investasi
teknologi informasi yang senantiasa selalu update.Pihak rumah sakit berkewajiban
untuk menyediakan fasilitas sarana/prasarana untuk menunjang kegiatan operasional KSO SIMRS
tersebut. Rumah Sakit akan melakukan pengembalian investasi dengan beberapa alternatif, antara
lain pembebanan ke pasienper registrasi/kunjungan/resep atau dana dari komponen unit Bahan
Habis Pakai (BHP),komponen unit Jasa Akomodasi maupun daritingkat efisiensi operasional RS.
Pihak konsultan mempunyai kewajiban melakukan pengembangan/update, tailor-made(customize)
sistem sesuai kebutuhan RS, Transfer Knowledge dan pendampingan operasional selama masa
kerjasama tersebut.Rumah Sakit akan menerima sistem secara keseluruhan baik modul aplikasi,
source code maupun blue print sistem pada masa akhir kerjasama sehingga RS diharapkan akan
menjadi mandiri dalam mengelola SIMRSpasca masa KSO tanpa ketergantungan dari pihak konsultan
dan bisa menjadi revenuecenter karena bisa mengembangkan sistem yang ada ke RS yang lain.
Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi SIMRS menjadi 6 komponen utama
guna menunjang terlaksananya penerapan SIMRS yang benar dan sesuai kebutuhan:
 Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)
 Hardware (perangkat Keras berupa komputer, printer dan lainnya)
 Networking (jaringan LAN, wireless dan lainnya)
 SOP (Standard Operating Procedure)
 Komitmen (komitmen semua unit / departemen / instalasi yang terkait untuk sama-sama
mejalankan sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di-input)
 SDM (sumberdaya manusia adalah faktor utama suksesnya sebuah sistem dimana data di-input dan
diproses melalui tenaga SDM tersebut)
Diposkan oleh Damar Nur P di 07.38
http://damarcivil.blogspot.co.id/
Tugas Makalah Tugas Makalah APLIKOM MAKALAH SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN RUMAH SAKIT Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan salah satu tugas Aplikasi Komputer oleh Bernadetha Ivana Sri Ulina Munthe
Yosepha Novia Celina PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS BANDUNG 2012 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini rumah sakit adalah pusat pelayanan kesehatan
sangat penting dalam masyarakat yaitu melakukan sebuah pelayanan harus berdasarkan
melalui pendekatan kesehatan (promotiv,preventif,kuratif dan rehabiltatif) dan dilaksanakan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rumah sakit juga dituntut untuk
menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Sebuah kualitas rumah sakit dapat
berpengaruh pada citra rumah sakit tersebut. Pada zaman yang sudah modern ini dan
globalisasi rumah sakit juga dituntut ntuk mengikuti perkembangan yang telah ada dalam hal
ini adanya kompetisi yang sangat ketat antar rumah sakit. Hal ini berdampak pada manajerial
rumah sakit yang mengembangkan strategis salah satunya adalah peranan system informasi
manajemen di rumah sakit. Dalam hal ini teknologi saat ini berkembang sangat cepat dan
berpengaruh pada system informasi manajemen. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
merupakan sumber daya organisasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan pada
berbagai tingkat manajemen, data dapat diolah menjadi informasi sesuai keperluan manajer
sebagai pimpinan manajemen. Informasi yang diperlukan manajemen dan manajer, maka
harus dirancang suatu SIM yang baik. Menurut Abdul Kadir (2003, p114) Sistem Informasi
Manajemen (SIM) adalah system informasi yang digunakan untuk mendukung operasi,
manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi biasanya, SIM
menyediakan informasi untuk operasi organisasi. Menurut Haag (2000, p 114) SIM juga
sering disebut sebagai sistem peringatan manajemen karena sistem ini memberikan
peringatan kepada pemakai terhadap masalah maupun peluang. Rumah Sakit juga
mempunyai SIM yang biasanya disebut SIMRS. Dalam hal ini masyarakat belum sama sekali
mengenal akan SIMRS bias dikatakan tingkat pengetahuan masyarakat sangat rendah maka
dari itu perlunya masyarakat untuk terbuka ataupun pasien. B. Rumusan Masalah ·
Bagaimanakah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit? · Bagaimanakah peran Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit dijalankan? C. Tujuan Penelitian · Dapat mengetahui
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. · Dapat mengetahui gambaran SIMRS. D.
Manfaat Penelitian · Diperoleh suatu gambaran tentang pendapat dan keinginan pengguna
terhadap kinerja sistem informasi manajemen. · Dapat diperoleh masukan untuk
pengembangan. · Sebagai bahan evaluasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem
Informasi Manajemen 1. Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah kumpulan elemen yang
berintegarasi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan, informasi adalah data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Adapun
kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu: 1. akurat informasi harus bebas
dari kesalahan dan tidak bias menyesatkan karena dari sumber informasi sampai penerima
informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merusak informasi tersebut. 2.
Tepat Waktu Informasi harus dapat bermanfaat untuk pemakainya. Menurut jogiyanto (1999,
p 11) sistem informasi adalah sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebuktian pengolahan transaksi harian, mendukung opeasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dari laporan-laporan yang
diperlukan. Model sistem informasi ditambahkan pula media penyimpanan data (database)
maka fungsi pengolajan informasi bukan lagi mengubah sata menjadi informasi tetapi juga
menyimpan data untuk dipergunakan lebih lanjut. Basic data (database) merupakan kumpulan
dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras
komputer dan dipergunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan
didalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. 2. Sistem Informasi
Manajemen Menurut Abdul Kadir (2003, p114) sistem informasi manajemen (SIM) adalah
sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk operasi,
manajemen, dan untuk pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Biasanya, SIM
menyediakan informasi untuk operasi menurut Haag (2000, p114) SIM juga sering disebut
sebagai sistem peringatan manajemen karena sistem ini memberikan peringatan kepada
pemakai (umumnya manajemen) terhadap masalah maupun peluang. SIM menggunakan
perangkat keras, dan perangkat lunak komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan
keputusan dan sebuah “database”. SIM dapat mendukung fungsi operasi, manajemen dan
pengambilan keputusan. Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan
piramida dimana lapisan dasrnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi,
penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi
dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya
sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk
pengendalian manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk
mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh manajemen tingkat puncak. 3.
Operasional SIM Sistem informasi memiliki tiga elemen utama, yaitu data yang menyediakan
informasi, prosedur yang memberitahu pengguna bagaimana mengoperasikan sistem
informasi, dan orang-orang yang membuat produk, menyelesaikan masalah, membuat
keputusan, dan menggunakan sistem informasi tersebut. Orang-orang dalam sistem informasi
membuat prosedur untuk mengolah dan memanipulasi data sehingga menghasilkan informasi
dan menyebarkan informasi tersebut ke lingkungan. Suatu SIM dapat dioperasionalisasi bila
terdapat 3 unsur penting, yaitu: (7) · Hardware (Perangkat Keras), terdiri dari: Komputer dan
peralatannya, jaringan komunikasi seperti modem, telephon dll. · Software (Perangkat
Lunak), terdiri dari program yang menjalankan proses kerja pada komputer. · Brainware,
merupakan unsur manusia yang menjalankan SIM. B.
SistemInformasiManajemenRumahSakit(SIMRS) SIMRS merupakan himpunan atau
kegiatan dan prosedur yang terorganisasikan dan saling berkaitan serta saling ketergantungan
dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha menyajikan informasi yang akurat, tepat
waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses fungsi-fungsi manajemen dan
pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan di RumahSakit. SIMRS saat
ini ditujukan untuk menunjang fungsi perencanaan dan evaluasi dari penampilan kerja RS,
antara lain adalah jaminan mutu pelayanan rumah sakit yang bersangkutan, pengendalian
keuangan dan perbaikan hasil kerja RS tersebut, kajian dalam penggunaan dan penaksiran
permintaan pelayanan kesehatan RS oleh masyarakat, perencanaan dan evaluasi program RS,
penyempurnaan laporan RS sertauntuk kepentingan pendidikan dan penelitian. B.1Medical
Information System Sistem yang mencatat semua kegiatan operasional rumah sakit baik yang
bersifat medis maupun non medis. Meliputi proses pendaftaran pasien, admisi, tindakan
medis, laboratorium, radiology, dan sebagainya yang semuanya tercatat secara elektronis
pada database medical record. Modul ini menggunakan engine software opensource Care2X
dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sistem informasi manajemen rumah sakit
yang diinginkan dan telah diintegrasikan dengan modul B.2Accounting Information System.
Program ini telah teruji dan digunakan oleh banyak rumah sakit i beberapa negara. Sistem
yang mencatat semua aspek keuangan yang timbul dari kegiatan-kegiatan yang terjadi pada
modul Medical Information System, pencatatan hutang piutang, invoice, pelunasan, inventory
control (obat dan bahan-bahan medis), point-of-sales, sampai dengan laporan-laporan
keuangan seperti neraca, laba rugi, buku besar, dan sebagainya. Modul ini menggunakan
engine software opensource SQL-Ledger dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi
sistem informasi keuangan rumah sakit yang diinginkan. Program ini telah teruji dan
digunakan oleh banyak perusahaan beberapa negara. B.3 Contoh bagan Sistem Informasi
Rumah Sakit (SIRS) dan Tugas Tim SIRS B.4 Tugas Tim Sistem iformsi Rumah Sakit
meliputi: 1. Menentukan Spesifikasi aplikasi yang diinginkan yaitu: Output atau laporan yang
didinginkan. Selain itu Proses pemasukn data yang diinginkan . 2. Memberkan data yang
berkitan dengan spesifikasi aplikasi 3. Memberikan feedback yang cepat, akurat kepada
pengembang dengan mengisi form yang diberikan. B.5 Yang harus dilakukan oleh Tim SIRS
atau tim SIM Rumah sakit 1. Adanya kerjasama tip unit dalam pemasukan data 2. Buat
Komitmen dalam tim untuk mencapai tujuan 3. Tim SIM rumah sakit mengajukan hardware
pendukung SIM Kordinator bertanggung jawabterhadap data base unit yang dipimpinnya 4.
Adanya surat tugas dari manjemen untuk Tim SIM rumah Sakit 5. Dibuat Protap atau SOP
serta Jobdescription dari setiap unit 6. Komitmen dari TIM dibutkan kontrak 7. Dibuat jadwal
pertemuan rutin tiap unit 8. Buat SK pembentukan Tim SIM rumah sakit B.6 Sistem
informasi rumah sakit dapat dikelompokan pada kelas rumah sakit dan status rumah sakit, 1.
Rumah Sakit Vertikal 2. Rumah Sakt Umum Daerah 3. Rumah Sakit Umum Swasta 4.
Rumah Sakit Spesialist B.7 Kendala-kendala yang sering terjadi dilapangan saat
implementasi adalah: 1. Ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang
terintergrasi dan berbasi kmputer. 2. Penyajian data yang belum semua menjadi data
elektronik yang akan memudahkan pada proses migrasi data. 3. Komitment yang
dilaksanakan secara bersamaan dan menyelur sehingga menimbulkan kekacaun pada data
transakit. 4. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-masing.
5. Berubah-ubahnya kebijakan. 6. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual
ke komputerisasi. 7. Pemahaman yang belum merata antara SDM terkait, 8. Mengacu pada
UU Nomor 44 Tahun 2009,tentang Rumah Sakit yaitu pasal 52 Ayat 1 yang berbunyi : “
Setiap :Rumah sakitW wajib melakukan pencatatan dan peloparan tentang semua kegiatan
penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
RUMAH SAKIT C. Topologi Arus Data D. Topologi Jaringan Sim-RS E. SOLUSI SIM-RS
SIM-RS JS adalah aplikasi berbasis web,yang ditunjuk untuk memperbaiki pengelolaan data
Rumah Sakit agar data Rumah Sakit dan informasi bisa ditata dengan baik dan dapat di
pertanggungjawabkan.Pengelolaan data dan informasi meliputi : F. Daftar Modul Software 1.
Front-Office 2. Medical Record 3. Billing System 4. Akuntansi 5. Pelaporan Keuangan 6.
Manajemen Pembelian (Pengadaan Barang / Jasa) 7. Logistik & Persediaan 8. Analisis Ratio
9. Kepegawaian 10. Rawat Jalan/Poliklinik 11. Instalasi Gawat Darurat 12. Rawat Inap 13.
ICU/PICU/NICU 14. OK/VK 15. Medical Check Up 16. Laboratorium 17. Radiologi 18.
Farmasi 19. Instalasi Gizi 20. Instalasi Laundry 21. Keperawatan 22. Sistem Administrator G.
KEUNTUNGAN SIM-RS JS 1. Dapat memantau perkembangan Rumah Sakit secara akurat
2. Dapat meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan kepada masyarakat secara akurat. 3.
Rumah Sakit tersebut dapat terpantau secara langsung oleh lembaga-lembaga dari luar atau
dalam Negeri secara akurat, sehingga mempermudah akses bagi lembaga tersebut jika akan
memberikan informasi serta mempermudah akses jika ingin memberikan dana. 4. Dapat
menyimpan data base Rumah Sakit mulai dari Pasien, Karyawan yang terdiri dari Data
Rumah Sakit, data administrasi,data Aset Rumah Sakit dan lain-lain 5. Dapat mengangkat
brand image Rumah Sakit tersebut secara tidak langsung dengan memiliki fasilitas modern
6.Dapat mengurangi beban kerja sub-bagian rekam medis dalam menangani berkas rekam
medis,Bagian Rekam Medis memang sub-bagian yang paling direpotkan mulai dari
coding,indexing,filling dan lain-lain.Sebagian Rumah Sakit di Indonesia masih
mengggunakan petugas Rekam Medis ataupun kurir dalam mendistribusikan berkas-berkas
ke masing-masing pelayanan 7. Dapat mengurangi pemakaian kertas.Pemakaian kertas masih
belum bisa dihilangkan di Indonesia karena data medis sangat rentan dengan hukum dan akan
memporakporandakan perdagangan kertas di Indonesia . Dengan sistem yang
terkomputerisasi , pemakaian kertas yang bisa di pangkas antara lain : 1 Lembar kertas
Rekam Medis yang tidak berhubungan dengan masalah Autentikasi atau aspek hukum 2
Laporan masing-masing unit pelayanan ( karena semua laporan telah terekap oleh sistem ) 3
Rekap Laporan ( RL ) 1-6 yang dikirim ke dinas Kesehatan. 4. Menghasilkan pelaporan
keuangan rumah sakit yang dapat di pertanggungjawabkan. Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit Juragan Sopwer Sudah Terdaftar pada HAKI ( Hak Kekayaan Intelektual )
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Nomer :C00201104668
BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai
sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasrnya terdiri dari informasi untuk pengolahan
transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber
informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari
sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan
keputusan untuk pengendalian manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya
informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh manajemen tingkat
puncak. B.Saran Makalah ini telah dibuat oleh penulis dengan tujuan supaya para pembaca
lebih mengetahui tentang system informasi manajem Rumah Sakit. Makalah yang di buat
oleh penulis jauh dari sempurna maka penulis meminta saran dari para pembaca makalah ini.
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Makalah Sistem Informasi Kesehatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat profesi dan
padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi
pelayanan , pendidikan dan penilitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.
Agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki
sumber daya manusia yang profesional baik dibidang teknis medis maupun administrasi kesehatan.
Menurut Sistem Kesehtan Nasional, fungsi utama rumah sakit adalah menyediakan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien.
Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 983/SK/XI/1992 rumah sakit umum
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sedangkan rumah sakit khusus memberikan pelayanan
sesuai dengan kekhususannya. Pelayanan rumah kesehatan rumah sakit meliputi pelayanan medik,
pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan asuhan keperawatan. Pelayanan
tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inab.
Sistem informasi rumah sakit dibetuk oleh beberapa sistem meliputi, sistem penyimpanan
data pasien, sistem informasi keuangan dan sistem informasi rumah sakit terintegrasi. Rumah sakit
yang memiliki sistem informasi yang terintegrasi akan memudahkan dalam melakukan aktifitas
secara efektif terutama pada kegiatan pendaftaran pasien yang merupakan proses dasar yang
penting dalam aktifitas yang terjadi di rumah sakit.
Evaluasi diartikan sebagai penilaian kritis secara obyektif atas dasar fakta (bukan perkiraan)
yang disesuaikan dengan standart atau patokan. Evaluasi pelayanan kesehatan sendiri merupakan
sebuah proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu kegiatan
serta merupakan persyaratan dasar`untuk mengendalikan dan mempertahankan mutu pelayanan.
Ada hal penting yang berlaku dalam setiap tahap evaluasi, yaitu adanya penentuan kriteria penilaian
dan kriteria tersebut dapat diukur serta pengambilan keputusan atau kriteria dapat diambil dengan
mudah tanpa membingungkan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana menjelaskan Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit
2. Bagaimana menjelaskan Subsistem Sistem Informasi Rumah Sakit
3. Bagaimana Menjelaskan Ruang Lingkup Sistem Informasi Rumah Sakit
4. Bagaimana menjelaskan Mengevaluasi Pengendalian Sistem Informasi Rumah Sakit Agar Dapat
Meningkatkan Efektifitas Pelayanan Rumah Sakit
1.3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit
2. Untuk Mengetahui Subsistem Sistem Informasi Rumah Sakit
3. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Sistem Informasi Rumah Sakit
4. Untuk Mengetahui Mengevaluasi Pengendalian Sistem Informasi Rumah Sakit Agar Dapat
Meningkatkan Efektifitas Pelayanan Rumah Sakit
1.4. MANFAAT
Adapun manfaat yang ingin dikemukakan dalam makalah ini yaitu :
1. Dapat menjadi referensi dan literatur bagi semua kalangan yang membutuhkan.
2. Dapat menambah ilmu pengetahuan, serta melatih penulis berpikir secara kritis, analitik, dan logis
dalam mengolah dan mengkaji data menjadi sebuah karya ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan
pengumpulan data, pengolahan, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta
penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit
.
Sebuah sistem informasi rumah sakit idealnya mencakup integrasi fungsi-fungsi klinikal
(medis), keuangan, serta manajemen yang nantinya merupakan sub sistem dari sebuah sistem
informasi rumah sakit. Sub sistem ini merupakan unsur dari sistem informasi rumah sakit yang
tugasnya menyiapkan informasi berdasarkan fungsi-fungsi yang ada untuk menyederhanakan
pelayanan pada suatu rumah sakit. Namun sub sistem ini akan saya bahas pada pembahasan
selanjutnya.
2.2 Subsistem Sistem Informasi Rumah Sakit
Funsi utama dari rumah sakit yang pada umumnya adalah pelayanan kesehatan, serta pasien
sebagai objek dari fungsi utama rumah sakit, dukungan operasional berupa tenaga kerja, keuangan,
sarana dan prasarana, serta sistem manajemen yang dibutuhkan untuk mengelolah suatu rumah
sakit. Maka berdasarkan pertimbangan tersebut suatu sistem informasi rumah sakit terdiri dari
beberapa subsistem sebagai berikut:
1. Subsistem Layanan Kesehatan. Subsistem Rekam Medis
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx
329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx

Contenu connexe

Tendances

Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasionalPerpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Suprijanto Rijadi
 
Model evaluasi sistem informasi
Model evaluasi sistem informasiModel evaluasi sistem informasi
Model evaluasi sistem informasi
Umii Charunieati
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Muhammad Awaludin
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
ﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 

Tendances (20)

SISTEM INFORMASI KESEHATAN
SISTEM INFORMASI KESEHATANSISTEM INFORMASI KESEHATAN
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
 
Sistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatanSistem informasi keperawatan
Sistem informasi keperawatan
 
Pengkajian keperawatan
 Pengkajian keperawatan Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
Laporan PKL Rekam Medis
Laporan PKL Rekam MedisLaporan PKL Rekam Medis
Laporan PKL Rekam Medis
 
Struktur sistem informasi manajemen
Struktur sistem informasi manajemenStruktur sistem informasi manajemen
Struktur sistem informasi manajemen
 
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasionalPerpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
 
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasien
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasienPenghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasien
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasien
 
Sistem informasi kesehatan (puskesmas)
Sistem informasi kesehatan (puskesmas)Sistem informasi kesehatan (puskesmas)
Sistem informasi kesehatan (puskesmas)
 
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang KesehatanPemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
 
Model evaluasi sistem informasi
Model evaluasi sistem informasiModel evaluasi sistem informasi
Model evaluasi sistem informasi
 
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat DaruratPerspektif Keperawatan Gawat Darurat
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat
 
Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatanDokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan EpidemiologiSejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
 
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
Analisis Kebutuhan Sistem InformasiAnalisis Kebutuhan Sistem Informasi
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Konsep informasi
Konsep informasiKonsep informasi
Konsep informasi
 

Similaire à 329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx

SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi (Ar...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi (Ar...SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi (Ar...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi (Ar...
Fitri Febriani
 
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...
Fitri Febriani
 

Similaire à 329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx (20)

Penerapan sistem informasi.
Penerapan sistem informasi.Penerapan sistem informasi.
Penerapan sistem informasi.
 
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi (Ar...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi (Ar...SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi (Ar...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi (Ar...
 
SIM, Aflita Anggraini, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Pada Rumah Sa...
SIM, Aflita Anggraini, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Pada Rumah Sa...SIM, Aflita Anggraini, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Pada Rumah Sa...
SIM, Aflita Anggraini, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Pada Rumah Sa...
 
Kak pengadaan sim-rs
Kak pengadaan sim-rsKak pengadaan sim-rs
Kak pengadaan sim-rs
 
SIM Rizqi Wahyuningsih,Hapzi Ali, II Implementasi Sistem Informasi Manajemen ...
SIM Rizqi Wahyuningsih,Hapzi Ali, II Implementasi Sistem Informasi Manajemen ...SIM Rizqi Wahyuningsih,Hapzi Ali, II Implementasi Sistem Informasi Manajemen ...
SIM Rizqi Wahyuningsih,Hapzi Ali, II Implementasi Sistem Informasi Manajemen ...
 
SIM Rizqi Wahyuningsih, Hapzi Ali Implementasi Sistem Informasi Manajemen pad...
SIM Rizqi Wahyuningsih, Hapzi Ali Implementasi Sistem Informasi Manajemen pad...SIM Rizqi Wahyuningsih, Hapzi Ali Implementasi Sistem Informasi Manajemen pad...
SIM Rizqi Wahyuningsih, Hapzi Ali Implementasi Sistem Informasi Manajemen pad...
 
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...
SIM, Fitri Febriani, Hapzi Ali, (UTS) Implementasi Sistem Informasi, Universi...
 
Sistem Informasi Manajemen: Pengguna dan Pengembang Sistem di Instalasi Rawat...
Sistem Informasi Manajemen: Pengguna dan Pengembang Sistem di Instalasi Rawat...Sistem Informasi Manajemen: Pengguna dan Pengembang Sistem di Instalasi Rawat...
Sistem Informasi Manajemen: Pengguna dan Pengembang Sistem di Instalasi Rawat...
 
43117010270 refina gitaanjani_tugas2
43117010270 refina gitaanjani_tugas243117010270 refina gitaanjani_tugas2
43117010270 refina gitaanjani_tugas2
 
SIM, Winne Zaneta Wirastika, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan SI (UAS), Un...
SIM, Winne Zaneta Wirastika, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan SI (UAS), Un...SIM, Winne Zaneta Wirastika, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan SI (UAS), Un...
SIM, Winne Zaneta Wirastika, Hapzi Ali, Analisis dan Perancangan SI (UAS), Un...
 
Artikel uas, bayu nugroho, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, analisis dan per...
Artikel uas, bayu nugroho, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, analisis dan per...Artikel uas, bayu nugroho, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, analisis dan per...
Artikel uas, bayu nugroho, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, analisis dan per...
 
Artikel, bayu nugroho, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,implementasi sistem i...
Artikel, bayu nugroho, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,implementasi sistem i...Artikel, bayu nugroho, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,implementasi sistem i...
Artikel, bayu nugroho, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,implementasi sistem i...
 
Ppt simrs
Ppt simrsPpt simrs
Ppt simrs
 
SIM Rizqi Wahyuningsih, Hapzi Ali Implementasi Sistem Informasi Manajemen pad...
SIM Rizqi Wahyuningsih, Hapzi Ali Implementasi Sistem Informasi Manajemen pad...SIM Rizqi Wahyuningsih, Hapzi Ali Implementasi Sistem Informasi Manajemen pad...
SIM Rizqi Wahyuningsih, Hapzi Ali Implementasi Sistem Informasi Manajemen pad...
 
Tugas teh mia penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit
Tugas teh mia penyelenggaraan sistem  informasi manajemen rumah sakitTugas teh mia penyelenggaraan sistem  informasi manajemen rumah sakit
Tugas teh mia penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit
 
Sim, tugas uts, prof dr hapzi ali, mm, cma suryo pranoto p 43116110198, impl...
Sim, tugas uts, prof dr hapzi ali, mm, cma suryo pranoto p 43116110198,  impl...Sim, tugas uts, prof dr hapzi ali, mm, cma suryo pranoto p 43116110198,  impl...
Sim, tugas uts, prof dr hapzi ali, mm, cma suryo pranoto p 43116110198, impl...
 
Sipi, windayani rajagukgukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi
Sipi, windayani rajagukgukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasiSipi, windayani rajagukgukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi
Sipi, windayani rajagukgukguk, hapzi ali, 2018, sistem informasi
 
Sim, tugas 2 sebelum uts, musa dapit dimas pratama,prof. dr. hapzi ali, cma, ...
Sim, tugas 2 sebelum uts, musa dapit dimas pratama,prof. dr. hapzi ali, cma, ...Sim, tugas 2 sebelum uts, musa dapit dimas pratama,prof. dr. hapzi ali, cma, ...
Sim, tugas 2 sebelum uts, musa dapit dimas pratama,prof. dr. hapzi ali, cma, ...
 
Tugas SIM – Annisa Dian Puspita – Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si – Pengantar ...
Tugas SIM – Annisa Dian Puspita – Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si – Pengantar ...Tugas SIM – Annisa Dian Puspita – Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si – Pengantar ...
Tugas SIM – Annisa Dian Puspita – Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si – Pengantar ...
 
Overview_Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Overview_Sistem Informasi Manajemen Rumah SakitOverview_Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Overview_Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
 

Dernier

468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
cels17082019
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
germanaaprianineno
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 

Dernier (17)

Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 

329065340-Makalah-Sistem-Informasi-Manajemen-Rumah-Sakit.docx

  • 1. MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT Juli 4, 2013 rusdinncuhi Tinggalkan komentar MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini rumah sakit adalah pusat pelayanan kesehatan sangat penting dalam masyarakat yaitu melakukan sebuah pelayanan harus berdasarkan melalui pendekatan kesehatan (promotiv,preventif,kuratif dan rehabiltatif) dan dilaksanakan menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku. Rumah sakit juga dituntut untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Sebuah kualitas rumah sakit dapat berpengaruh pada citra rumah sakit tersebut. Pada zaman yang sudah modern ini dan globalisasi rumah sakit juga dituntut ntuk mengikuti perkembangan yang telah ada dalam hal ini adanya kompetisi yang sangat ketat antar rumah sakit. Hal ini berdampak pada manajerial rumah sakit yang mengembangkan strategis salah satunya adalah peranan system informasi manajemen di rumah sakit. Dalam hal ini teknologi saat ini berkembang sangat cepat dan berpengaruh pada system informasi manajemen. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sumber daya organisasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan pada berbagai tingkat manajemen, data dapat diolah menjadi informasi sesuai keperluan manajer sebagai pimpinan manajemen. Informasi yang diperlukan manajemen dan manajer, maka harus dirancang suatu SIM yang baik. Menurut Abdul Kadir (2003, p114) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah system informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi biasanya, SIM menyediakan informasi untuk operasi organisasi. Menurut Haag (2000, p 114) SIM juga sering disebut sebagai sistem peringatan manajemen karena sistem ini memberikan peringatan kepada pemakai terhadap masalah maupun peluang. Rumah Sakit juga mempunyai SIM yang biasanya disebut SIMRS. Dalam hal ini masyarakat belum sama sekali mengenal akan SIMRS bias dikatakan tingkat pengetahuan masyarakat sangat rendah maka dari itu perlunya masyarakat untuk terbuka ataupun pasien. B. Rumusan Masalah · Bagaimanakah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit? · Bagaimanakah peran Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dijalankan?
  • 2. C. Tujuan Penelitian · Dapat mengetahui Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. · Dapat mengetahui gambaran SIMRS. D. Manfaat Penelitian · Diperoleh suatu gambaran tentang pendapat dan keinginan pengguna terhadap kinerja sistem informasi manajemen. · Dapat diperoleh masukan untuk pengembangan. · Sebagai bahan evaluasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Manajemen 1. Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegarasi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan, informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Adapun kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu: 1. akurat informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias menyesatkan karena dari sumber informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merusak informasi tersebut. 2. Tepat Waktu Informasi harus dapat bermanfaat untuk pemakainya. Menurut jogiyanto (1999, p 11) sistem informasi adalah sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebuktian pengolahan transaksi harian, mendukung opeasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dari laporan-laporan yang diperlukan. Model sistem informasi ditambahkan pula media penyimpanan data (database) maka fungsi pengolajan informasi bukan lagi mengubah sata menjadi informasi tetapi juga menyimpan data untuk dipergunakan lebih lanjut. Basic data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan dipergunakan perangkat lunak untuk
  • 3. memanipulasinya. Data perlu disimpan didalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. 2. Sistem Informasi Manajemen Menurut Abdul Kadir (2003, p114) sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk operasi, manajemen, dan untuk pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Biasanya, SIM menyediakan informasi untuk operasi menurut Haag (2000, p114) SIM juga sering disebut sebagai sistem peringatan manajemen karena sistem ini memberikan peringatan kepada pemakai (umumnya manajemen) terhadap masalah maupun peluang. SIM menggunakan perangkat keras, dan perangkat lunak komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan dan sebuah “database”. SIM dapat mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan. Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasrnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh manajemen tingkat puncak. 3. Operasional SIM Sistem informasi memiliki tiga elemen utama, yaitu data yang menyediakan informasi, prosedur yang memberitahu pengguna bagaimana mengoperasikan sistem informasi, dan orang-orang yang membuat produk, menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan sistem informasi tersebut. Orang-orang dalam sistem informasi membuat prosedur untuk mengolah dan memanipulasi data sehingga menghasilkan informasi dan menyebarkan informasi tersebut ke lingkungan. Suatu SIM dapat dioperasionalisasi bila terdapat 3 unsur penting, yaitu: (7) · Hardware (Perangkat Keras), terdiri dari: Komputer dan peralatannya, jaringan komunikasi seperti modem, telephon dll. · Software (Perangkat Lunak), terdiri dari program yang menjalankan proses kerja pada komputer. · Brainware, merupakan unsur manusia yang menjalankan SIM. B. SistemInformasiManajemenRumahSakit(SIMRS) SIMRS merupakan himpunan atau kegiatan dan prosedur yang terorganisasikan dan saling berkaitan serta saling ketergantungan dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha
  • 4. menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan di RumahSakit. SIMRS saat ini ditujukan untuk menunjang fungsi perencanaan dan evaluasi dari penampilan kerja RS, antara lain adalah jaminan mutu pelayanan rumah sakit yang bersangkutan, pengendalian keuangan dan perbaikan hasil kerja RS tersebut, kajian dalam penggunaan dan penaksiran permintaan pelayanan kesehatan RS oleh masyarakat, perencanaan dan evaluasi program RS, penyempurnaan laporan RS sertauntuk kepentingan pendidikan dan penelitian. B.1Medical Information System Sistem yang mencatat semua kegiatan operasional rumah sakit baik yang bersifat medis maupun non medis. Meliputi proses pendaftaran pasien, admisi, tindakan medis, laboratorium, radiology, dan sebagainya yang semuanya tercatat secara elektronis pada database medical record. Modul ini menggunakan engine software opensource Care2X dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sistem informasi manajemen rumah sakit yang diinginkan dan telah diintegrasikan dengan modul B.2Accounting Information System. Program ini telah teruji dan digunakan oleh banyak rumah sakit i beberapa negara. Sistem yang mencatat semua aspek keuangan yang timbul dari kegiatan-kegiatan yang terjadi pada modul Medical Information System, pencatatan hutang piutang, invoice, pelunasan, inventory control (obat dan bahan-bahan medis), point-of-sales, sampai dengan laporan-laporan keuangan seperti neraca, laba rugi, buku besar, dan sebagainya. Modul ini menggunakan engine software opensource SQL-Ledger dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sistem informasi keuangan rumah sakit yang diinginkan. Program ini telah teruji dan digunakan oleh banyak perusahaan beberapa negara. B.3 Contoh bagan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dan Tugas Tim SIRS B.4 Tugas Tim Sistem iformsi Rumah Sakit meliputi: 1. Menentukan Spesifikasi aplikasi yang diinginkan yaitu: Output atau laporan yang didinginkan. Selain itu Proses pemasukn data yang diinginkan . 2. Memberkan data yang berkitan dengan spesifikasi aplikasi 3. Memberikan feedback yang cepat, akurat kepada pengembang dengan mengisi form yang diberikan. B.5 Yang harus dilakukan oleh Tim SIRS atau tim SIM Rumah sakit 1. Adanya kerjasama tip unit dalam pemasukan data
  • 5. 2. Buat Komitmen dalam tim untuk mencapai tujuan 3. Tim SIM rumah sakit mengajukan hardware pendukung SIM Kordinator bertanggung jawabterhadap data base unit yang dipimpinnya 4. Adanya surat tugas dari manjemen untuk Tim SIM rumah Sakit 5. Dibuat Protap atau SOP serta Jobdescription dari setiap unit 6. Komitmen dari TIM dibutkan kontrak 7. Dibuat jadwal pertemuan rutin tiap unit 8. Buat SK pembentukan Tim SIM rumah sakit B.6 Sistem informasi rumah sakit dapat dikelompokan pada kelas rumah sakit dan status rumah sakit, 1. Rumah Sakit Vertikal 2. Rumah Sakt Umum Daerah 3. Rumah Sakit Umum Swasta 4. Rumah Sakit Spesialist B.7 Kendala-kendala yang sering terjadi dilapangan saat implementasi adalah: 1. Ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang terintergrasi dan berbasi kmputer. 2. Penyajian data yang belum semua menjadi data elektronik yang akan memudahkan pada proses migrasi data. 3. Komitment yang dilaksanakan secara bersamaan dan menyelur sehingga menimbulkan kekacaun pada data transakit. 4. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-masing. 5. Berubah-ubahnya kebijakan. 6. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual ke komputerisasi. 7. Pemahaman yang belum merata antara SDM terkait, 8. Mengacu pada UU Nomor 44 Tahun 2009,tentang Rumah Sakit yaitu pasal 52 Ayat 1 yang berbunyi : “ Setiap :Rumah sakitW wajib melakukan pencatatan dan peloparan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
  • 6. C. Topologi Arus Data D. Topologi Jaringan Sim-RS E. SOLUSI SIM-RS SIM-RS JS adalah aplikasi berbasis web,yang ditunjuk untuk memperbaiki pengelolaan data Rumah Sakit agar data Rumah Sakit dan informasi bisa ditata dengan baik dan dapat di pertanggungjawabkan.Pengelolaan data dan informasi meliputi : F. Daftar Modul Software 1. Front-Office 2. Medical Record 3. Billing System 4. Akuntansi 5. Pelaporan Keuangan 6. Manajemen Pembelian (Pengadaan Barang / Jasa) 7. Logistik & Persediaan 8. Analisis Ratio 9. Kepegawaian 10. Rawat Jalan/Poliklinik 11. Instalasi Gawat Darurat 12. Rawat Inap 13. ICU/PICU/NICU 14. OK/VK 15. Medical Check Up 16. Laboratorium 17. Radiologi
  • 7. 18. Farmasi 19. Instalasi Gizi 20. Instalasi Laundry 21. Keperawatan 22. Sistem Administrator G. KEUNTUNGAN SIM-RS JS 1. Dapat memantau perkembangan Rumah Sakit secara akurat 2. Dapat meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan kepada masyarakat secara akurat. 3. Rumah Sakit tersebut dapat terpantau secara langsung oleh lembaga-lembaga dari luar atau dalam Negeri secara akurat, sehingga mempermudah akses bagi lembaga tersebut jika akan memberikan informasi serta mempermudah akses jika ingin memberikan dana. 4. Dapat menyimpan data base Rumah Sakit mulai dari Pasien, Karyawan yang terdiri dari Data Rumah Sakit, data administrasi,data Aset Rumah Sakit dan lain-lain 5. Dapat mengangkat brand image Rumah Sakit tersebut secara tidak langsung dengan memiliki fasilitas modern 6.Dapat mengurangi beban kerja sub-bagian rekam medis dalam menangani berkas rekam medis,Bagian Rekam Medis memang sub-bagian yang paling direpotkan mulai dari coding,indexing,filling dan lain-lain.Sebagian Rumah Sakit di Indonesia masih mengggunakan petugas Rekam Medis ataupun kurir dalam mendistribusikan berkas-berkas ke masing-masing pelayanan 7. Dapat mengurangi pemakaian kertas.Pemakaian kertas masih belum bisa dihilangkan di Indonesia karena data medis sangat rentan dengan hukum dan akan memporakporandakan perdagangan kertas di Indonesia . Dengan sistem yang terkomputerisasi , pemakaian kertas yang bisa di pangkas antara lain : 1 Lembar kertas Rekam Medis yang tidak berhubungan dengan masalah Autentikasi atau aspek hukum 2 Laporan masing-masing unit pelayanan ( karena semua laporan
  • 8. telah terekap oleh sistem ) 3 Rekap Laporan ( RL ) 1-6 yang dikirim ke dinas Kesehatan. 4. Menghasilkan pelaporan keuangan rumah sakit yang dapat di pertanggungjawabkan. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Juragan Sopwer Sudah Terdaftar pada HAKI ( Hak Kekayaan Intelektual ) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Nomer :C00201104668 BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasrnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh manajemen tingkat puncak. B.Saran Makalah ini telah dibuat oleh penulis dengan tujuan supaya para pembaca lebih mengetahui tentang system informasi manajem Rumah Sakit. Makalah yang di buat oleh penulis jauh dari sempurna maka penulis meminta saran dari para pembaca makalah ini. https://rusdinncuhi.wordpress.com/2013/07/04/makalah-sistem-informasi-manajemen-rumah- sakit/
  • 9. makalah system informasi manajemen rumah sakit SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana yang diamanatkan di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Rumah sakit adalah suatu organisasi melalui tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarang kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit yang diberikan oleh pasien. Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran perawat di berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit mempunyai fungsi dan tujuan sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan rujukan yang mencakup pelayanan rekam medis dan penunjang medis serta dimanfaatkan untuk pendidikan, pelatihan, dan penelitian bagi para tenaga kesehatan. Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan melalui berbagai upaya kesehatan dalam rangkaian pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu didukung oleh suatu sistem kesehatan nasional. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan/kedokteran berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam rumah sakit. Pada hakekatnya Rumah Sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dan fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) saat ini merupakan kewajiban bagi masing-masing rumah sakit setelah ditetapkannya UU No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Pada Bab XI Tentang Pencatatan dan Pelaporan, khususnya Pasal 52 (1) disebutkan bahwa “Setiap Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit”. Sehingga kebutuhan terhadap SIMRS adalah hal yang wajib, dikarenakan beberapa hal antara lain dukungan penyediaan informasi yang cepat dan akurat, sebagai faktor penunjang kinerja pelayanan rumah sakit, serta transparansi dalam bidang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) seperti yang diatur dalam UU No 14 Tahun 2008. Sebagian besar rumah sakit di Indonesia masih mengandalkan sistem informasi manajemen rumah sakit yang berbasis pada aplikasi untuk menunjang kegiatan transaksi administratif.
  • 10. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian SIM Rumah Sakit? 2. Bagaimana Prosedur SIM Rumah Sakit? BAB II PEMBAHASAN A. Sim Rumah Sakit 1. Pengertian SIM Rumah Sakit Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system, MIS) adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa, karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah program aplikasi yang dirancang untuk meningkatkan kinerja para : 1. Dokter dan Asisten Dokter
  • 11. 2. Bidan dan Perawat 3. Staff Administrasi dan Personalia 4. Apoteker 5. Logistik 6. TOP Manajerial Sehingga akan mendapatkan berbagai kemudahan selama mereka menjalankan operasional kerja sehari-hari. 2. Tujuan Umum a. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan). 3. Manfaat a. Manfaat Operasional 1. Kecepatan Manfaat yang paling terasa ketika SIM RS tersebut selesai diimplementasikan adalah kecepatan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi. Ketika dengan sistem manual pengerjaaan tagihan kepada mitra/pihak ke-3, misalnya, memakan waktu sampai 1 bulan sejak pasien selesai dilayani, dengan SIM RS hanya memakan waktu 1-2 hari saja. Kecepatan ini tentu saja membuat efektifitas kerja meningkat. Pada awal pemasangan SIM, ketika aliran kerja belum lancar, peningkatan kecepatan belum terlalu terasa. Namun ketika komitmen seluruh unit untuk tepat waktu memasukkan data dengan akurasi entri data yang tinggi dipenuhi, maka akan terasa sekali dampak dari SIMRS terhadap kecepatan kerja. 2. Akurasi Hal lain yang juga terasa berubah adalah akurasi data, apabila dulu dengan sistem manual orang harus mencek satu demi satu transaksi, namun sekarang dengan SIMRS hal tersebut cukup
  • 12. dilakukan dengan membandingkan laporan antar unit yang dihasilkan oleh SIM. SIMRS juga dapat mencegah terjadinya duplikasi data untuk transaksi-transaksi tertentu. Misalnya, pasien yang sama diregistrasi 2 kali pada hari yang sama, maka SIMRS akan menolaknya, SIM RS juga akan memberikan peringatan jika tindakan yang sama untuk pasien yang sama dicatat 2 kali, hal ini menjaga agar user lebih teliti. 3. Integrasi Hal lain yang juga terasa berpengaruh terhadap budaya kerja adalah integrasi data di setiap unit. Bila dengan sistem manual, data pasien harus dimasukkan di setiap unit, maka dengan SIM RS data tersebut cukup sekali dimasukkan di pendaftaran saja. Hal ini jelas mengurangi beban kerja adminstrasi dan menjamin konsistensi data. Ilustrasi pada awal makalah ini merupakan gambaran proses integrasi pada beberapa unit layanan di rumah sakit. 4. Peningkatan pelayanan Pengaruh SIM RS yang dirasakan oleh pasien adalah semakin cepat dan akuratnya pelayanan. Sekarang pasien tidak perlu menunggu lama untuk menyelesaikan administrasinya, baik rawat inap ataupun rawat jalan. Hal yang sama juga dirasakan perusahaan pelanggan, dimana tagihan yang dikirim cukup akurat dan detil sehingga memudahkan analisa mereka. 5. Peningkatan Efisiensi Bila sebelumnya, beban pekerjaan lebih ke arah klerikal, sekarang beban pekerjaan lebih ke arah analisa. Sebagai contoh, jika dahulu konsentrasi bagian penagihan adalah membuat tagihan, sekarang konsentrasinya lebih kepada umur tagihan itu sendiri. Selain itu, karena kecepatan dan akurasi data meningkat, maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaanpekerjaan administrasi berkurang jauh, sehingga karyawan dapat lebih fokus pada pekerjaan utamanya. Tanpa SIM, perawat harus memasukan data standar asuhan keperawatan secara berulang- ulang dan sangat memakan waktu, tetapi dengan SIM, perawat hanya tinggal memasukan data diagnosa penyakit pasien, dan komputer yang akan mencetak laporan SAK untuk ditanda-tangani perawat. 6. Kemudahan pelaporan Pekerjaan pelaporan adalah pekerjaan yang menyita waktu namun sangat penting. Dengan adanya SIM, proses pelaporan hanya memakan waktu dalam hitungan menit sehingga kita dapat lebih konsentrasi untuk menganalisa laporan tersebut. b. Manfaat Manajerial 1. Kecepatan mengambil keputusan Dengan sistem manual, manajer seringkali mengambil keputusan berdasarkan informasi yang mungkin sudah tidak relevan lagi. Belum lagi jika yang dibutuhkan adalah trend berdasarkan selang waktu tertentu (harian/mingguan/dsb), ini mengakibatkan keputusan yang diambil belum tentu sesuai dengan kondisi nyata. Namun dengan SIM, informasi yang disajikan bersifat real time, bahkan kita dapat membuat tabulasi dari informasi tersebut sehingga informasi yang kita dapat sudah sangat
  • 13. spesifik sesuai dengan kebutuhan kita. Hal ini tentu saja meningkatkan kualitas keputusan kita, di samping tentu saja berkurangnya waktu untuk mengambil keputusan. 2. Akurasi dan kecepatan Identifikasi masalah Karena laporan-laporan yang dihasilkan SIM RS memberi gambaran dari hari ke hari mengenai kinerja rumah sakit, maka jika ada hal-hal yang tidak normal dapat segera kita ketahui. Hal ini membuat identifikasi potensi masalah dapat dilakukan lebih dini, sehingga tindakan pencegahan atau penanggulangannya dapat segera disusun. 3. Kemudahan penyusunan strategi Sejalan dengan identifikasi masalah di atas, kita pun dapat menyusun strategi ke depan berdasarkan data populasi, bukan lagi statistik, karena SIM RS mampu memberikan data populasi dengan selang waktu tertentu, bahkan menyajikan kecenderungan datanya kepada kita. Ini tentu saja semakin menajamkan strategi yang kita susun. c. Manfaat Organisasi 1. Budaya Kerja Karena SIM RS ini mensyaratkan kedisiplinan dalam pemasukan data, baik ketepatan waktu maupun kebenaran data, maka budaya kerja yang sebelumnya menangguhkan hal-hal seperti itu, menjadi berubah. Hal ini dapat terjadi karena integrasi SIM RS dengan seluruh unit layanan. Sebagai contoh, jika unit registrasi tidak memasukkan data pasien yang akan berobat, maka unit layanan tidak mungkin dapat memasukkan layanan kepada pasien tersebut, dan kasir pun tidak mungkin menerima pembayaran dari pasien tersebut. Katakanlah semua unit sepakat untuk menangguhkan pemasukan datanya, maka keesokan harinya, manajer akan melihat penurunan trend pasien atau melihat ada pasien-pasien yang menggantung. Ada juga pengalaman menarik yang kami temukan dalam implementasi SIM RS di suatu Rumah Sakit, karena dasar perhitungan imbalan jasa medik untuk dokter dan perawat dihitung berdasarkan data transaksi yang ada di SIM, maka dokter yang berkepentingan dengan data tersebut menjadi supervisor data yang dimasukkan tanpa diminta. Implikasinya adalah, sedikit sekali data yang salah dimasukkan. 2. Transparansi SIM RS sebaiknya dirancang menganut kebijakan data terpusat, artinya data-data yang digunakan oleh seluruh rumah sakit berada di bawah satu kendali. Misalnya untuk data tarif tindakan, unit layanan tidak boleh dan tidak bisa memasukkan atau mengubah tarif yang ada, data yang mereka masukkan hanya layanan yang diberikan kepada pasien sehingga manipulasi tarif tidak dimungkinkan. Hal lain lagi, pendapatan setiap unit layanan terlihat dari laporan harian yang selalu dilaporkan kepada direktur. Dengan demikian setiap orang dapat melihat jalannya proses transaksi di rumah sakit dan secara tidak langsung juga turut mengawasi proses tersebut. 3. Koordinasi antar unit (Team working) Karena seringkali data yang digunakan oleh unit layanan tertentu adalah milik unit layanan yang lain, misalnya kode perusahaan pelanggan adalah milik keuangan yang digunakan secara intensif
  • 14. oleh medrec, maka ketika terjadi perubahan terhadap data tersebut, unit yang bersangkutan akan mengkoordinasikannya dengan unit yang terpengaruh. Apabila hal ini tidak dilakukan maka dengan sendirinya akan terjadi kekacauan data referensi. 4. Pemahaman sistem Apabila dulu dengan sistem manual, sedikit sekali personel yang mengetahui atau perduli dengan proses yang terjadi di unit lain, maka dengan adanya SIMRS hal tersebut terjadi dengan sendirinya. Ini karena seringkali untuk memahami aliran data sampai datang kepada unitnya, melibatkan berbagai unit lain. Ketika terjadi kesalahan setiap user berusaha mencari tempat terjadinya kesalahan tersebut agar bukan unitnya yang disalahkan. Efeknya adalah mereka menjadi paham bagaimana sistem di rumah sakit tersebut bekerja. 5. Mengurangi biaya administrasi Seringkali orang menyatakan bahwa dengan adanya komputerisasi biaya administrasi meningkat. Padahal dalam jangka panjang yang terjadi adalah sebaliknya, jika dengan sistem manual kita harus membuat laporan lebih dulu di atas kertas, baru kemudian dianalisa, maka dengan SIMRS analisa cukup dilakukan di layar komputer, dan jika sudah benar baru datanya dicetak. Hal ini menjadi penghematan yang cukup signifikan dalam jangka panjang. Implementasi SIMRS tentunya tidak dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan semua pihak yang terkait serta political will dari pimpinan rumah sakit maupun pemilik RS / Pemerintah. Apabila pekerjaan pengembangan SIMRS tersebut akan diserahkan kepada konsultan, maka kewajiban dan tanggung-jawab konsultan sebagai mitra kerja RS adalah harus secara profesional memberikan data dan analisa yang obyektif dan berupaya maksimal untuk keberhasilan implementasi SIMRS. 4. Proses Manajemen Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas: a. Perencanaan, Formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut. b. Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan. c. Pengambilan Keputusan, proses pemilihan di antara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih di antara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu
  • 15. dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian. Menurut Francisco Proses Manajemen adalah suatu proses Penukaran terhadap nilai dan jasa. 5. Bagian SIM SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi: 1. Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), Menyediakan informasi dan transaksi keuangan. 2. Sistem informasi pemasaran (marketing information systems), 3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information systems). 4. Sistem informasi personalia (personal information systems). 5. Sistem informasi distribusi (distribution information systems). 6. Sistem informasi pembelian (purchasing information systems). 7. Sistem informasi kekayaan (treasury information systems). 8. Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems). 9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information systems). 10. Sistem informasi analisis software 11. Sistem informasi teknik (engineering information systems). 12. Sistem informasi Rumah Sakit (Hospital information systems). 6. Modul SIM RS Secara umum, SIMRS meliputi beberapa modul yang terdiri dari: 1. Registrasi pasien 2. Sistem antrian 3. Manajemen rawat jalan 4. Manajemen unit penunjang 5. Manajemen rawat inap 6. Farmasi dan inventory logistik rumah sakit
  • 16. 7. Billing sistem dan akuntansi 8. Manajemen sumber daya rumah sakit 9. Sistem pelaporan medical error 10. Manajemen rekam medis 11. Sistem informasi eksekutif BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system, MIS) adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah program aplikasi yang dirancang untuk meningkatkan kinerja para : a. Dokter dan Asisten Dokter b. Bidan dan Perawat c. Staff Administrasi dan Personalia d. Apoteker e. Logistik f. TOP Manajerial Sehingga akan mendapatkan berbagai kemudahan selama mereka menjalankan operasional kerja sehari-hari. B. Saran Diharapkan dengan pembuatan makalah ini, dapat dijadikan pedoman untuk memanjemen rumah sakit dalam SIM RS upaya peningkatan kesehatan.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Manual rekam medis/ penyusun, Sjamsuhidajat (et al.).;penyunting Abidinsyah Siregar, Dad Murniah. –- Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia, 2006. Gondodiputro , Sharon. 2007. Rekam Medis Dan sistem informasi kesehatan. Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. http://studentgoblog.blogspot.com/2012/04/sistem-informasi-manajemen-rumah-sakit.html Diposkan oleh Alpiyan Suyadi di 07.47 http://alpiyansuyadi.blogspot.co.id/2015/04/makalah-system-informasi-manajemen.html
  • 18. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang cepat dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang.Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang terkomputerisasi.Demikian juga halnya pembayaran pasien pada suatu Rumah Sakit.Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya.Sistem informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan data pada rumah sakit.Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi. Karena dengan penggunakan metode komputerisasi, proses penginputan data, proses pengambilan data maupun proses pengupdate-an data menjadi sangat mudah, cepat dan akurat. Internet merupakan jaringan komputer yang dapat menghubungkan perusahaan dengan domain publik, seperti individu, komunitas, institusi, dan organisasi.Jalur ini merupakan jalur termurah yang dapat digunakan institusi untuk menjalin komunikasi efektif dengan konsumen.Mulai dari tukar menukar data dan informasi sampai dengan transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan murah melalui internet. Kecepatan evolusi teknologi informasi dalam memanfaatkan internet untuk mengembangkan jaringan dalam manajemen database sangat ditentukan oleh kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi tersebut bukan pula berarti bahwa institusi yang bersangkutan harus secara sekuensial mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin menerapkan manajemen databasedengan “aman” dan “terkendali”, alur pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan pilihan yang baik. B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian system informasi kesehatan?
  • 19. 2. Bagaimana system informasi di masa depan? 3. Apa tujuan utama system informasi kesehatan? 4. Apa manfaat system informasi kesehatan? 5. Apa peranan system informasi kesehatan? 6. Bagaimana ruang lingkup sistem informasi kesehatan? 7. Bagaimana konsep pengembangan system informasi kesehatan? 8. Bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan pada system informasi rumah sakit? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian sistem informasi kesehatan 2. Untuk mengetahui sistem informasi kesehatan di masa depan 3. Untuk mengetahui tujuan utama sistem informasi kesehatan 4. Untuk menegetahui manfaat sistem informasi kesehatan 5. Untuk mengetahui peranan sistem informasi kesehatan 6. Untuk mengetahui ruang lingkup sistem informasi kesehatan 7. Untuk mengetahui konsep pengembangan sistem informasi kesehatan 8. Untuk mengetahui aplikasi sistem informasi kesehatan pada sistem informasi rumah sakit BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian manajemen sistem informasi kesehatan
  • 20. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Perturan perundang undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.Suatu sistem informasi terdiri dari data, manusia dan proses serta kombinasi perangkat keras, perangkat lunak dan teknologi komunikasi. Penggunaan informasi terdiri dari 3 tahap yaitu pemasukan data, pemrosesan, dan pengeluaran informasi. B. Sistem Informasi Kesehatan di masa Depan Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang mengembangkan aplikasi yang disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik. Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized. b. Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan (fasilitas kesehatan). c. Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali). d. Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat. e. Data yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital di kirim ke bank data nasional (data warehouse). f. Laporan diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas kesehatan di Unit pelayanan terdepan. g. Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan dilengkapi dengan peralatan berbasis komputer. h. Petugas akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk menerapkan Sikda Generik. i. Mudah dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data. j. Secara bertahap akan diterapkan 3 aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem Informasi Manajemen Kesehatan, Sistem Informasi Dinas Kesehatan dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. C. Tujuan utama sistem informasi manajemen umumnya mencakup bidang manajemen a. Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM = Human Resource Management)
  • 21. b. Manajemen Prod c. Manajemen Keuangan D. Manfaat Sistem Informasi Kesehatan Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal berikut : 1. Mendukung manajemen kesehatan 2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan 3. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas 4. Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence- based decision) 5. Mengalokasikan sumber daya secara optimal 6. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi 7. Membantu penilaian transparansi E. Peranan system informasi kesehatan Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah: 1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan) 2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan) 3. Health worksforce (tenaga medis) 4. Health system financing (system pembiayaan kesehatan) 5. Health information system (sistem informasi kesehatan) 6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah) Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hokum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain
  • 22. didalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu. Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu: 1. Upaya kesehatan 2. Penelitian dan pengembangan kesehatan 3. Pembiayaan kesehatan 4. Sumber daya manusia (SDM) kesehatan 5. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan 6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan 7. Pemberdayaan masyarakat Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut : 1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah daerah. 2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan lain. 3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan. 4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah daerah. 5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi teknologi informasi yang komprehensif. 6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menganalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi seluruh stakeholders. 7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya.
  • 23. 8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir. 9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran. 10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif. 11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan. F. Ruang Lingkup Sistem Informasi Kesehatan Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini antara lain sebagai berikut: 1. Registrasi Pasien Yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap. 2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit Seperti: penyakit dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien. 3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis. 4. Penunjang Medis/Laboratorium Yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain. 5. Penagihan dan Pembayaran Meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung maupun melalui jaminan dari
  • 24. pihak ketiga/asuransi/JPKM.Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain. 6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan. Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporanlaporan mengenai: 1. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan), 2. Penerimaan kasir secara periodik, 3. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien 4. Rekam medis pasien 5. Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan (RL1), 6. Data morbiditas pasien rawat inap (RL2a), 7. Data morbiditas pasien rawat jalan (RL2b), 8. Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik, 9. Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik, 10. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap (RL2a1), 11. Grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan. 12. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan (RL2b1), G. Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara lain: 1. Sistem informasi tidak identik dengan system komputerisasi Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi komputer.Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System). 2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistemyang dinamis Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika perkembangan organisasi tersebut.Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti. 3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harusmengikuti siklus hidup system Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya oleh: a. Perkembangan organisasi semakin cepat b. Perkembangan teknologi informasi
  • 25. 4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukanoleh tingkat integritas sistem informasi itusendi ri Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara berkesinambungan. 5. Keberhasilan pengembangan sistem informasisangat bergantung pada strategi yang dipilih un tukpengembangan sistem tersebut Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan seperti: Penyusunan Rencana Induk Pengembangan, Pembuatan Rancangan Global, Pembuatan Rancangan Rinci, Implementasi dan Operasionalisasi. Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai factor seperti : keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu system informasi siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang, termasuk antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi. Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalam implementasi dan operasionalisasi sistem informasi. 6. Pengembangan Sistem Informasi organisasi harusmenggunakan pendekatan fungsi dan dilaku kansecara menyeluruh (holistik). Pengembangan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering kali kurang mencerminkan semua fungsi yang ada didalam organisasi. Sebagai pengembang sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi yang terpadu.Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di dalam organisasi tersebut adalah wewenang dan tanggungjawab dari pimpinan organisasi tersebut. Penyusunan rancang bangun/desain system informasi seharusnya dilakukan secara menyeluruh sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana. Pengembangan sistem yang dilakukan
  • 26. segmental atau sektoral tanpa adanya desain sistem informasi yang menyeluruh akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan intergrasi sistem. 7. Informasi telah menjadi aset organisasi. Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan informasi internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif (competitive advantage), karena keberadaan informasi tersebut: a. Menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja b. Menjadi ukuran kinerja organisasi/perusahaan c. Menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan/peringkat organisasi tersebut dalam persaingan lokal maupun global. 8. Penjabaran sistem sampai ke aplikasimenggunakan struktur hirarkis yang mudahdipahami. Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal istilah sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan penjabaran sistem informasi yang cukup luas cakupannya. Oleh karena itu, dalam penjabaran sering digunakan istilah Sistem, Subsistem, Modul, Submodul, Aplikasi. H. Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan pada Sistem Informasi Rumah Sakit 1. Rancang Bangun (desain) Sistem Informasi Rumah Sakit Rancang Bangun Rumah Sakit (SIRS), sangat bergantung kepada jenis dari rumah sakit tersebut. 2. Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu dalam 2 hal penting yaitu “kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS” dan “sasaran pengembangan SIRS” tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam penyusunan spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut: a. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu. b. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu. c. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan maupun pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
  • 27. d. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang sedang dikembangkan. e. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan dimasa datang. f. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of return) dalam waktu yang relatif singkat. g. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin. h. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas. i. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user friendly). j. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan, karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan sistem yang baru. k. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat terhadap pengembangan SIRS. Atas dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS tersebut di atas, selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran dari Sasaran Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut:  Memiliki aspek pengawasan terpadu  Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup lengkap dan terpadu.  Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan akan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.  Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi dengan menekan pemborosan.  Terjaminnya konsistensi data.  Orientasi ke masa depan.  Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah ada maupun sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan integrasinya sesuai Secara garis besar tahapan pengembangan SIRS adalah sebagai berikut:
  • 28. a. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SIRS, b. Penyusunan Rancangan Global SIRS c. Penyusunan Rancangan Detail/Rinci SIRS, d. Pembuatan Prototipe, terutama untuk aplikasi yang sangat spesifik, e. Implementasi, dalam arti pembuatan aplikasi, pemilihan dan pengadaan perangkat keras maupun perangkat lunak pendukung. f. Operasionalisasi dan Pemantapan. Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System) memang sangat diperlukan untuk sebuah rumah sakit dalam era globalisasi, namun untuk membangun sistem informasi yang terpadu memerlukan tenaga dan biaya yang cukup besar. Kebutuhan akan tenaga dan biaya yang besar tidak hanya dalam pengembangannya, namun juga dalam pemeliharaan SIRS maupun dalam melakukan migrasi dari system yang lama pada sistem yang baru. Selama manajemen rumah sakit belummenganggap bahwa informasi adalah merupakan aset dari rumah sakit tersebut, maka kebutuhan biaya dan tenaga tersebut diatas dirasakan sebagai beban yang berat, bukan sebagai konsekuensi dari adanya kebutuhan akan informasi. Kalau informasi telah menjadi aset rumah sakit, maka beban biaya untuk pengembangan, pemeliharaan maupun migrasi SIRS sudah selayaknya masuk dalam kalkulasi biaya layanan kesehatan yang dapat diberikan oleh rumah sakit itu. Hal ini disebabkan karena perubahan dari sistem yang terotomasi menjadi sistem manual merupakan kejadian yang sangat tidak menguntungkan bagi rumah sakit tersebut. BAB III PENUTUP
  • 29. A. Kesimpulan Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik. DAFTAR PUSTAKA
  • 30. Adikoesoemo. 2003.manajemen rumah sakit Jakarta : pustaka Sinar Harapan Greef, Judith A. 1996.komunikasi kesehatan dan perubahan perilaku. Djokjakarta: Gadjah Mada University Press. Notoatmojo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. Muninjaya, Gde AA, 2004. Manajemen Kesehatan,ed.2. Jakarta : EGC Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003. Andri Kristanto, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2003. Jogiyanto H.M., Akt., Ph.D., Analisis Analisis dan Desain Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005. Witarto, Memahami Sistem Informasi, Penerbit Informatika, 2004. Link Sumber : http://diaryforberti.blogspot.com/2014/12/makalah-sistem-informasi-rumah- sakit.html#ixzz46qXicPL8 http://diaryforberti.blogspot.co.id/2014/12/makalah-sistem-informasi-rumah-sakit.html
  • 31. Makalah Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Sabtu, 26 September 2015 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT A. Latar Belakang SIMRS Sistem Informasi Manajemen (SIM) bagi suatu rumah sakit merupakan hal yang sangat penting untuk segera diterapkan.Hal ini mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang ada dalam data medik pasien maupun data-data administrasi yang ada di rumah sakit.Namun menyediakan SIM bukanlah hal yang mudah, terutama jika dikaitkan dengan biaya pengadaan SIM yang relatif sangat besar. Penerapan sistem informasi pada suatu rumah sakit memerlukan suatu perencanaan yang matang. Bila dilakukan secara tergesa-gesa tanpa melakukan perencanaan terlebih dahulu dikhawatirkan akan memakan biaya yang mahal, kemungkinan ada biaya baru baik untuk riset kelayakan dan lain-lain akan menambah biaya selanjutnya. Dalam penerapan sistem informasi maka masalah finansial merupakan faktor yang sangat penting. Sistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi dan manajemen. Sistem adalah suatu himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunkannya untuk membuat keputusan. Manajemen adalah tindakan memikirkan dan mencapai hasil-hasil yang diinginkan melalui usaha kelompok yang terdiri dari tindakan mendayagunakan bakat-bakat manusia dan sumber-sumber daya.Sehingga Sistem Informasi Manajemen berarti suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Jika lebih spesifik lagi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu prosedur pemrosesan data-data baik data- data umum Rumah Sakit maupun data-data medik pasien sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan manajemen. Sistem Informasi Manajemen yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang telah berbasiskan komputer untuk mengolah data-data medik pasien maupun data-data administrasi yang
  • 32. dimiliki rumah sakit.Selama ini jika kita bicara tentang rumah sakit, yang paling mudah diingat adalah pelayanannya yang tidak memuaskan ketika melakukan administrasi atau waktu yang terlalu yang dibutuhkan oleh perawat untuk mencari data-data medik pasien. Beberapa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak Rumah Sakit yang disebabkan oleh system informasi yang belum dikelola dengan baik adalah pencatatan yang berulang yang menyebabkan penduplikasian data, data yang belum terintegrasi atau masih tersebar, pencatatan data masih dilakukan secara manual sehingga banyak terdapat kesalahan dan informasi terlambat disebarkan. Oleh karena system informasi manajemen untuk Rumah Sakit sangat perlu dilakukan agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dapat menyajikan laporan akurat sehingga dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Sebelum menerapkan suatu system informasi manajemen untuk Rumah Sakit, kita harus mengetahui kelas dan status dari Rumah Sakit tersebut.Dimana masing-masing Rumah Sakit memiliki kebutuhan system informasi berbeda-beda. Status dan kelas Rumah Sakit dapat dibagi menjadi empat (4), yaitu :  Rumah Sakit Vertikal  Rumah Sakit Umum Daerah  Rumah Sakit Umum Swasta  Rumah Sakit specialist Sedangkan untuk melakukan penerapan sistem informasi rumah sakit dibutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Banyak yang harus benar-benar dipersiapkan agar hasil yang akan diperoleh seperti apa yang diharapkan. Komponen utama untuk menunjang terlaksananya penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan :  Software (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)  Hardware (seperangkat komputer)  Networking (Jaringan LAN, wireless)  SOP (Standar Operasional Prosedur)  SDM (Sumber Daya Manusia)
  • 33. Ketika system informasi telah disiap diimplementasikan ternyata ada beberapa kendala yang terjadi di lapangan, antara lain ketidaksiapan pihak Rumah Sakit dalam menerapkan system informasi yang terintegrasi dan berbasis komputer, sulitnya merubah pola kerja yang telah terbiasa dengan system manual menjadi komputerisasi, dan penyajian data yang belum semuanya dalam bentuk elektronik yang akan memudahkan proses migrasi data. Secara garis besar, ruang lingkup DigIS-RS ini bisa digambarkan sebagai berikut:  Proses registrasi pasien umum dan pasien penjamin selain ASKES  Proses registrasi pasien ASKES  Alur pelayanan perawatan pasien rawat jalan  Alur pelayanan Pasien UGD  Alur pelayanan pasien di unit penunjang B. Strategi SIMRS Strategi adalah pendekatan pola pikir,perencanaan dan pengambilan keputusandalam situasi bisnis yang mengharuskanmanajer untuk mengetahui, memahami,menerima dan mendukung misi organisasi,atau unit di dalam organisasi, danmenghubungkan misi tersebut denganlingkungan ditempat keputusan-keputusantersebut akan diimplementasikan.“driving force” di balik pola pikir, perencanaan dan manajemen strategis adalah misiorganisasi. Manajemen strategis adalah kegiatan kolektif yang menyangkut pemahaman tentang hakekat danimplikasi dari perubahan eksternal, kemampuanuntuk mengembangkan strategi yang efektif dalammenghadapi perubahan, dan kemauan sertakemampuan untuk mengelola secara aktifmomentum organisasisuatu keharusan bagi manajer rumah sakit, untukmemahami perubahan- perubahan yang terjadi dilingkungannya; mereka tidak hanya responsif terhadapperubahan tetapi harus mampu menciptakan masadepanmanajemen strategis disusun sebagai pendekatan atau filosofi untuk mengelola organisasi yang sangat kompleks. Enam elemen dari manajemen strategis pendekatan manajemen strategis pada organisasi yang kompleks seperti rumah sakit, dalam melaksanakan manajemen strategis diperlukan
  • 34. pendekatan analitis maupun pendekatan kedaruratan ( emergent/contingency) : – pendekatan analitik atau rasional bergantung pada pengembangan langkah-langkah atau proses yang logis (linear thinking) – model emergent, bergantung pada pemikiran intuitif, kepemimpinan, dan pembelajaran dan merupakan bagian dari manajemen kedua pendekatan ini dibutuhkan dan dipandang sebagai satu “single model” pendekatan analitis dapat disamakan dengan “peta”,sedangkan model emergent merupakan “kompas”nya Model manajemen strategis yang mencakup pendekatan analitis dan emergent biasanya terdiri dari tiga elemen : pola pikir strategis (strategic thinking) perencanaan strategis (strategic planning) momentum strategis (strategic momentum) 1. Strategic thinking Strategic thinking mengenali kenyataan tentang perubahan mempertanyakan asumsi dan kegiatan terkini membangun pemahaman sistem melihat kemungkinan masa depan menciptakan ide-ide baru mempertimbangkan kesesuaian organisasi dengan lingkungan eksternal. Strategic thinking melakukan asesmen terhadap: perubahan kebutuhan dari stake holders (pemangku kepentingan) perubahan menyangkut teknologi, sosial dan demografi, ekonomi, politik/perundangan tuntutan kompetitif. 2. Strategic planning Strategic planning adalah process secara periodik dalam mengembangkan satuperangkat langkah-langkah dalam organisasi untuk mencapai misi dan visinya dengan menggunakan pola pikir strategis. Strategic planning menyiapkan proses langkah demi langkah yang berurutan untuk menciptakan strategi  melibatkan kegiatan-kegiatan “periodic group strategic thinking (brainstorming)”  membutuhkan data/informasi  membangun fokus untuk organisasi  memfasilitasi pengambilan keputusan yang konsisten
  • 35.  konsensus akan kebutuhan guna penyesuaian organisasi dengan lingkungan eksternal  hasilnya adalah perencanaan strategis yang terdokumentasi. 3. Strategic momentum Strategic momentum menyangkut kegiatansehari-hari untuk mengelola strategi guna pencapaian sasaran strategis dari organisasi. strategic momentum:  kegiatan nyata untuk mencapai sasaran spesifik– menyangkut proses pengambilan keputusan dan dampaknya  menghasilkan budaya dan style  memunculkan antisipasi, inovasi dan keunggulan  mengevaluasi kinerja strategi melalui pengendalian  suatu proses pembelajaran  bergantung pada peningkatan pola pikir strategis dan perencanaan Strategis periodikmomentum strategis menjamin filosofi yang berkelanjutan dalam mengembangkan dan mengatur perencanaan, kegiatan dan pengendalian dari organisasi. Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan strategi organisasi. Secara generik fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun 1957), memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitasi pasien). Dengan demikian secara umum sistem informasi Rumah Sakit harus selaras dengan bisnis utama (core bussines) dari Rumah Sakit itu sendiri, terutama untuk informasi riwayat kesehatan pasien atau rekam medis (tentang indentitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
  • 36. pelayanan lain yang diberikan kepada pasien), informasi kegiatan operasional (termasuk informasi sumber daya manusia, material, alat kesehatan, penelitian serta bank data. C. Proses Bisnis SIMRS Pertumbuhan teknologi komunikasi dan informasi telah menyentuh banyak lapisan kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan.Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan salah satu bagian penting dalam penyelenggaraan rumah sakit terutama kaitannya dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Bahkan kewajiban menyelenggarakan SIMRS ini telah tercantum dalam UU Nomor 44 tahun tentang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 tahun 2013 tentang SIMRS. Namun saat ini masih banyak rumah sakit yang belum menerapkan SIMRS secara optimal.Permasalahan yang masih terjadi saat ini adalah antrian calon pasien yang mengantri berjam-jam untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan pengantrian data dilakukan 2 kali untuk menerbitkan Surat Elegibitas Peserta (SEP) dan Pendaftaran Rumah Sakit,” ungkap Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan Dr. dr. Nurshanty Sapada. M.Kes dalam sambutannya pada acara “Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Open Source (SIMRS GOS)” di Bali, Senin (1/9). Pertemuan ini membahas berbagai perkembangan sistem informasi manajemen RS, terutama kaitannya dengan SIMRS GOS dan integrasi sistem informasi JKN (Bridging System). Saat ini, tim IT Kementerian Kesehatan mengembangkan Sistem Informasi Rumah Sakit Generik Open Source (SIMRS GOS). Dengan menggunakan SIMRS GOS ini didapat berbagai manfaat, salah satunya membantu dalam hal bisnis proses Manajemen Rumah Sakit. Selain itu, aplikasi ini dapat diperoleh secara gratis tanpa perlu membayar lisensi dan dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pihak Rumah Sakit, Baik secara mandiri, bersama pusat dan atau pihak ke-3,” jelasnya dihadapan para peserta yang terdiri dari Tim IT Rumah Sakit Vertikal, Tim IT Rumah Sakit Pilot Project SIMRS GOS dan Tim IT Rumah Sakit yang telah mengajukan permohonan ke Kementerian Kesehatan.
  • 37. Untuk mendapatkan SIMRS GOS ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pihak Rumah Sakit yaitu mempunyai Infrastruktur IT (Jaringan LAN, Komputer Client dan Server), dan memiliki minimal 1 (satu) orang SDM IT yang akan dilatih dan yang memiliki kompetensi dalam bidang pemograman. Kemudian kaitannya dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan nasional (JKN), pengembangan SIMRS ini tentu saja menjadi salah satu bagian penting dalam menyukseskan program ini.Dalam upaya meningkatkan mutu layanan yang lebih baik kepada peserta, bahkan saat ini RS – BPJS Kesehatan telah mengembangkan Bridging System. Sistem ini memungkinkan dua sistem berbeda melakukan dua proses pada saat yang sama, tanpa adanya intervensi satu sistem ke sistem lainnya secara langsung. Sehingga calon pasien kini tidak perlu mengantri berjam-jam di loket pendaftaran,” jelasnya. Maka, penting sebuah RS untuk terus meningkatkan pelayanan melalui pengembangan Sistem Informasi RS. Dengan diterapkannya sistem yang optimal, pelayanan akan lebih lancar, efektif, efisien. Kepastian pembiayaan dan kecepatan klaim akan semakin baik, serta terjadinya kepuasan konsumen baik pasien, rumah sakit, maupun stake holder lainnya. Pengelolaan data yang sangat besar baik berupa data medis pasien (medical record) maupun data administrasi yang dimiliki oleh Rumah Sakit mengakibatkan beberapa hambatan / kendala, antara lain:  Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas.  Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.  Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar dan tidak singkrong dari unit satu ke yang lainya dan akan menimbulkan banyaknya perubahan data (efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan sesuka perawat/dokter sehinga dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi data/tarif sesuai
  • 38. dengan kondisi saat itu, misal yang berobat adalah saudaranya maka dengan seenaknya dokter/perawat memberikan diskon tanpa melalu prosedur yang tepat, sehingga menimbulkan kerugian pada pihak rumah sakit.  Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat dipercaya kebenarannya. Untuk mengatasi hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, keberadaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sangat dibutuhkan, sebagai salah satu langkah strategis dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis 1. Pelayanan Utama (Front Office) Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya), tetapi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang. Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya) tetpi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang. Data yang dimasukan pada proses rawat akan digunakan pada proses rawat dan pulang. Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah, invasive, diagnostic, non invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (mialnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat. Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah Sakit (seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami menyebutkan inti sistem ini sebagai order communication system. 2. Pelayanan Administratif (Back Office) Proses umum Back Office diantaraya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemelihaaraan stok/inventory, pengelolaan aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar, dan lainnya). Proses Back Office ini berhubungan dengan proses pada Front Office.
  • 39. Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang, mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum, diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back office ini berhubungan/link dengan proses pada front office, digambarkan berikut ini. Proses bisnis data tidak terstruktur. Proses-proses bisnis tersebut di atas yang melibatkan data-data terstruktur, yang dapat dikelola dengan relational database management system, selain itu terdapat proses bisnis yang melibatkan data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat diposisi, email, manajemen proyek, kolaborasi, team work, manajemen dokumen dan sejenisnya. D. Arsitektur Infrastruktur SIMRS Untuk kebutuhan Sistem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain- lain. Kebutuhan infrastruktur jaringan komputer kedepan bukan hanya untuk kebutuhan Sistem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-lain. Untuk mendukung pelayanan tersebut, maka infrastruktur jaringan komunikasi data yang disyaratkan adalah: 1. Meningkatkan unjuk kerja dan memudahkan untuk melakukan manajemen lalu lintas data pada jaringan komputer, seperti utilisasi, segmentasi jaringan, dan security. 2. Membatasi broadcase domain pada jaringan, duplikasi IP address dan segmentasi jaringan menggunakan VLAN (virtual LAN) untuk setiap gedung dan atau lantai. 3. Memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, pada keadaan normal jalur backup digunakan untuk memperkuat kinerja jaringan/redudant, tapi dalam keadaan darurat backup jaringan dapat mengambil alih kegagalan jaringan.
  • 40. 4. Memanfaatkan peralatan aktif yang ada, baik untuk melengkapi kekurangan sumber daya maupun sebagai backup 5. Dianjurkan pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi (baik perkabelan maupun perangkat aktif). 6. Dokumentasi sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji coba, dan sejenisnya) baik hardcopy maupun softcopy. 7. Mengingat penggunaan jaringan yang komplek kedepan, maka perangkat aktif mengharuskan pengelolaan bertingkat, seperti adanya: a. Core switch yang merupakan device vital dalam local area network di Rumah Sakit dimana core switch ini sebagai bacbone lan dan sentral switch yang berperan dalam prosessing semua paket dengan memproses atau men-switch traffic secepat mungkin). b. Distribution switch yang merupakan suatu device antara untuk keperluan pendistribusian akses antar core switch dengan access switch pada masing-masing gedung, dimana antara sebaiknya distribution switch dan core switch terhubung melalui fiber optic. c. Acces switch yang merupakan suatu device yang menyediakan user port untuk akses ke network. E. Arsitektur Data Arsitektur Data untuk menghasilkan informasi yang baik, diperlukan data yang homogen.Agar dapat dihasilkan data homogen maka perlu dibuat arsitektur data yang baik. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam membangun arsitektur data: Kodefikasi Kodefikasi selain keharusan utk otomatisasi/ komputerisasi, juga diperlukan untuk integrasi dan penglolaan lebih lanjut seperti statistik. Mapping Karena sering berbeda keperluan kode- fikasi data, maka diperlukan mapping data untuk integrasi dan pengelolaan lebih lanjut, misalnya mapping kodefikasi antara tarif dengan kode perkiraan/chart of account, mapping kode kabupaten/kota dengan provinsi dan sejenisnya. F. Arsitektur Aplikasi
  • 41. Mengingat kompleksnya proses bisnis pada Rumah Sakit, berikut ini gambaran arsitektur minimal dan variabel SIMRS yang dapat mengakomodir kebutuhan informasi. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan prosedur pemrosesan data rumah sakit memanfaatkan teknologi informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi pihak manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat beberapa SOP (standard operating procedure) baru guna menunjang kelancaran penerapan SIMRS yang tertata dengan baik dan rapi. 1. Front Office Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah,invasive, diagnostic non invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (misalnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat. Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah Sakit (seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami menyebutkan inti sistem ini sebagai order communation system. Front Office SIMRS meliputi:  Antrian registrasi  Modul appointment  Registrasi  Pelayanan informasi  Pengaduan  Pelayanan informasi  Publik 2. Back office
  • 42. Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang, mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum, diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back office ini berhubungan/link dengan proses pada front office, digambarkan berikut ini. a. Komuniasi dan Kolaborasi  Komunikasi One Medic – One Solutions for Health Information System merupakan suatu aplikasi piranti lunak yang telah dikembangkan sejak tahun 2008. Protocol komunikasi yang tersedia telah dilengkapi dengan system keamanan sehingga dapat menekan berbagai tindakan cyber crime oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Desain aplikasi SIMRS One Medic berbasis Web dimana pengguna dapat melakukan integrasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal secara online’. Manfaat Intergasi secara Online bertujuan untuk mengantisipasi pengulangan pekerjaan administrasi yang dapat memicu terjadinya human error sehingga potensi kerugian Rumah Sakit dapat ditekan. Fitur- fitur SIMRS One Medic sebagai solusi untuk menjawab tantangan masa depan industri pelayanan medik: – Security system: modul ini dapat mengatur informasi dan data yang diperbolehkan untuk diaksesbaik oleh pihak internal maupun eksternal. Pengaturan tersebut dilakukan selain untuk melindungi kerahasiaan data pasien juga untuk menghindari penyalahgunaan informasi penting lainnya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. – MPI server solutions: adalah sistim komunikasi online yang dirancang untuk menjembatani komunikasi antar sistem. Aplikasi MPI server solutions dapat digunakan sebagai alat konfirmasi hak- hak pasien terhadap jenis tindakan medis dan obat-obatan yang dapat diberikan oleh Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan Pihak Penjamin.a – Billing records system: seluruh data tindakan medik dan obat-obatan yang diberikan pada pasien otomatis terekam secara online dan dapat diatur sesuai dengan format penagihan yang
  • 43. ditetapkan oleh Pihak Penjamin. Feature ini dapat mempersingkat proses pekerjaan administrasi penagihan sehingga dapat menekan angka piutang. Untuk media komunikasi informasi antara unit dapat digunakan media komputer yang sudah terintegrasi dengan jaringan LAN dengan menggunakan aplikasi Messenger atau chating, selain itu juga sudah ada nya telepon lokal yang membantu hubungan komunikasi antar unit.Sedangkan untuk akses komunikasi ke luar instansi menggunakan akses internet yang terintegrasi melalui jaringan Pemerintah Kota.  Kolaborasi Salah satu kolaborasi untuk mengembangkan SIMRS adalah dalam bentuk Kerjasama Operasional (KSO) atau Build Operational Transfer (BOT).MenurutPSAK no 39, KSO merupakan bentuk kerjasama antara 2 belah pihak atau lebih dimana masing-masing pihak sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan asset dan/atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama-sama menanggung resiko atas usaha tersebut. RSmempunyai peluang pasar berupa kunjungan pasien sedangkan konsultan/vendor akanbertindak sebagai investor untuk menyediakanteknologi informasi yang selalu update baik berupa 1)Perangkat keras (Server, PC &Jaringan), 2)Perangkat lunak (Software) maupun sumber daya manusia (Brainware) baik tenaga operator ( Data Entry), Programmer maupun tenaga lainnya. Manfaat utama dari kegiatan KSO SIMRS ini adalah adanya jaminan berkelanjutan serta proses pendampingan/transfer knowledge SIMRS,sehingga akan meminimalkan resiko-resiko kegagalan implementasi di pihak RS dan akan menekan cost/biaya yang dikeluarkan untuk investasi teknologi informasi yang senantiasa selalu update.Pihak rumah sakit berkewajiban untuk menyediakan fasilitas sarana/prasarana untuk menunjang kegiatan operasional KSO SIMRS tersebut. Rumah Sakit akan melakukan pengembalian investasi dengan beberapa alternatif, antara lain pembebanan ke pasienper registrasi/kunjungan/resep atau dana dari komponen unit Bahan Habis Pakai (BHP),komponen unit Jasa Akomodasi maupun daritingkat efisiensi operasional RS. Pihak konsultan mempunyai kewajiban melakukan pengembangan/update, tailor-made(customize) sistem sesuai kebutuhan RS, Transfer Knowledge dan pendampingan operasional selama masa kerjasama tersebut.Rumah Sakit akan menerima sistem secara keseluruhan baik modul aplikasi, source code maupun blue print sistem pada masa akhir kerjasama sehingga RS diharapkan akan
  • 44. menjadi mandiri dalam mengelola SIMRSpasca masa KSO tanpa ketergantungan dari pihak konsultan dan bisa menjadi revenuecenter karena bisa mengembangkan sistem yang ada ke RS yang lain. Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi SIMRS menjadi 6 komponen utama guna menunjang terlaksananya penerapan SIMRS yang benar dan sesuai kebutuhan:  Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)  Hardware (perangkat Keras berupa komputer, printer dan lainnya)  Networking (jaringan LAN, wireless dan lainnya)  SOP (Standard Operating Procedure)  Komitmen (komitmen semua unit / departemen / instalasi yang terkait untuk sama-sama mejalankan sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di-input)  SDM (sumberdaya manusia adalah faktor utama suksesnya sebuah sistem dimana data di-input dan diproses melalui tenaga SDM tersebut) Diposkan oleh Damar Nur P di 07.38 http://damarcivil.blogspot.co.id/
  • 45. Tugas Makalah Tugas Makalah APLIKOM MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan salah satu tugas Aplikasi Komputer oleh Bernadetha Ivana Sri Ulina Munthe Yosepha Novia Celina PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS BANDUNG 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini rumah sakit adalah pusat pelayanan kesehatan sangat penting dalam masyarakat yaitu melakukan sebuah pelayanan harus berdasarkan melalui pendekatan kesehatan (promotiv,preventif,kuratif dan rehabiltatif) dan dilaksanakan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rumah sakit juga dituntut untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Sebuah kualitas rumah sakit dapat berpengaruh pada citra rumah sakit tersebut. Pada zaman yang sudah modern ini dan globalisasi rumah sakit juga dituntut ntuk mengikuti perkembangan yang telah ada dalam hal ini adanya kompetisi yang sangat ketat antar rumah sakit. Hal ini berdampak pada manajerial rumah sakit yang mengembangkan strategis salah satunya adalah peranan system informasi manajemen di rumah sakit. Dalam hal ini teknologi saat ini berkembang sangat cepat dan berpengaruh pada system informasi manajemen. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sumber daya organisasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan pada berbagai tingkat manajemen, data dapat diolah menjadi informasi sesuai keperluan manajer sebagai pimpinan manajemen. Informasi yang diperlukan manajemen dan manajer, maka harus dirancang suatu SIM yang baik. Menurut Abdul Kadir (2003, p114) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah system informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi biasanya, SIM menyediakan informasi untuk operasi organisasi. Menurut Haag (2000, p 114) SIM juga sering disebut sebagai sistem peringatan manajemen karena sistem ini memberikan peringatan kepada pemakai terhadap masalah maupun peluang. Rumah Sakit juga mempunyai SIM yang biasanya disebut SIMRS. Dalam hal ini masyarakat belum sama sekali mengenal akan SIMRS bias dikatakan tingkat pengetahuan masyarakat sangat rendah maka dari itu perlunya masyarakat untuk terbuka ataupun pasien. B. Rumusan Masalah · Bagaimanakah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit? · Bagaimanakah peran Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dijalankan? C. Tujuan Penelitian · Dapat mengetahui Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. · Dapat mengetahui gambaran SIMRS. D. Manfaat Penelitian · Diperoleh suatu gambaran tentang pendapat dan keinginan pengguna terhadap kinerja sistem informasi manajemen. · Dapat diperoleh masukan untuk pengembangan. · Sebagai bahan evaluasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Manajemen 1. Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegarasi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan, informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Adapun kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu: 1. akurat informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias menyesatkan karena dari sumber informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merusak informasi tersebut. 2. Tepat Waktu Informasi harus dapat bermanfaat untuk pemakainya. Menurut jogiyanto (1999, p 11) sistem informasi adalah sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebuktian pengolahan transaksi harian, mendukung opeasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dari laporan-laporan yang diperlukan. Model sistem informasi ditambahkan pula media penyimpanan data (database) maka fungsi pengolajan informasi bukan lagi mengubah sata menjadi informasi tetapi juga menyimpan data untuk dipergunakan lebih lanjut. Basic data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan dipergunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan didalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. 2. Sistem Informasi
  • 46. Manajemen Menurut Abdul Kadir (2003, p114) sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk operasi, manajemen, dan untuk pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Biasanya, SIM menyediakan informasi untuk operasi menurut Haag (2000, p114) SIM juga sering disebut sebagai sistem peringatan manajemen karena sistem ini memberikan peringatan kepada pemakai (umumnya manajemen) terhadap masalah maupun peluang. SIM menggunakan perangkat keras, dan perangkat lunak komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan dan sebuah “database”. SIM dapat mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan. Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasrnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh manajemen tingkat puncak. 3. Operasional SIM Sistem informasi memiliki tiga elemen utama, yaitu data yang menyediakan informasi, prosedur yang memberitahu pengguna bagaimana mengoperasikan sistem informasi, dan orang-orang yang membuat produk, menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan sistem informasi tersebut. Orang-orang dalam sistem informasi membuat prosedur untuk mengolah dan memanipulasi data sehingga menghasilkan informasi dan menyebarkan informasi tersebut ke lingkungan. Suatu SIM dapat dioperasionalisasi bila terdapat 3 unsur penting, yaitu: (7) · Hardware (Perangkat Keras), terdiri dari: Komputer dan peralatannya, jaringan komunikasi seperti modem, telephon dll. · Software (Perangkat Lunak), terdiri dari program yang menjalankan proses kerja pada komputer. · Brainware, merupakan unsur manusia yang menjalankan SIM. B. SistemInformasiManajemenRumahSakit(SIMRS) SIMRS merupakan himpunan atau kegiatan dan prosedur yang terorganisasikan dan saling berkaitan serta saling ketergantungan dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan di RumahSakit. SIMRS saat ini ditujukan untuk menunjang fungsi perencanaan dan evaluasi dari penampilan kerja RS, antara lain adalah jaminan mutu pelayanan rumah sakit yang bersangkutan, pengendalian keuangan dan perbaikan hasil kerja RS tersebut, kajian dalam penggunaan dan penaksiran permintaan pelayanan kesehatan RS oleh masyarakat, perencanaan dan evaluasi program RS, penyempurnaan laporan RS sertauntuk kepentingan pendidikan dan penelitian. B.1Medical Information System Sistem yang mencatat semua kegiatan operasional rumah sakit baik yang bersifat medis maupun non medis. Meliputi proses pendaftaran pasien, admisi, tindakan medis, laboratorium, radiology, dan sebagainya yang semuanya tercatat secara elektronis pada database medical record. Modul ini menggunakan engine software opensource Care2X dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sistem informasi manajemen rumah sakit yang diinginkan dan telah diintegrasikan dengan modul B.2Accounting Information System. Program ini telah teruji dan digunakan oleh banyak rumah sakit i beberapa negara. Sistem yang mencatat semua aspek keuangan yang timbul dari kegiatan-kegiatan yang terjadi pada modul Medical Information System, pencatatan hutang piutang, invoice, pelunasan, inventory control (obat dan bahan-bahan medis), point-of-sales, sampai dengan laporan-laporan keuangan seperti neraca, laba rugi, buku besar, dan sebagainya. Modul ini menggunakan engine software opensource SQL-Ledger dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sistem informasi keuangan rumah sakit yang diinginkan. Program ini telah teruji dan digunakan oleh banyak perusahaan beberapa negara. B.3 Contoh bagan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dan Tugas Tim SIRS B.4 Tugas Tim Sistem iformsi Rumah Sakit
  • 47. meliputi: 1. Menentukan Spesifikasi aplikasi yang diinginkan yaitu: Output atau laporan yang didinginkan. Selain itu Proses pemasukn data yang diinginkan . 2. Memberkan data yang berkitan dengan spesifikasi aplikasi 3. Memberikan feedback yang cepat, akurat kepada pengembang dengan mengisi form yang diberikan. B.5 Yang harus dilakukan oleh Tim SIRS atau tim SIM Rumah sakit 1. Adanya kerjasama tip unit dalam pemasukan data 2. Buat Komitmen dalam tim untuk mencapai tujuan 3. Tim SIM rumah sakit mengajukan hardware pendukung SIM Kordinator bertanggung jawabterhadap data base unit yang dipimpinnya 4. Adanya surat tugas dari manjemen untuk Tim SIM rumah Sakit 5. Dibuat Protap atau SOP serta Jobdescription dari setiap unit 6. Komitmen dari TIM dibutkan kontrak 7. Dibuat jadwal pertemuan rutin tiap unit 8. Buat SK pembentukan Tim SIM rumah sakit B.6 Sistem informasi rumah sakit dapat dikelompokan pada kelas rumah sakit dan status rumah sakit, 1. Rumah Sakit Vertikal 2. Rumah Sakt Umum Daerah 3. Rumah Sakit Umum Swasta 4. Rumah Sakit Spesialist B.7 Kendala-kendala yang sering terjadi dilapangan saat implementasi adalah: 1. Ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang terintergrasi dan berbasi kmputer. 2. Penyajian data yang belum semua menjadi data elektronik yang akan memudahkan pada proses migrasi data. 3. Komitment yang dilaksanakan secara bersamaan dan menyelur sehingga menimbulkan kekacaun pada data transakit. 4. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-masing. 5. Berubah-ubahnya kebijakan. 6. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual ke komputerisasi. 7. Pemahaman yang belum merata antara SDM terkait, 8. Mengacu pada UU Nomor 44 Tahun 2009,tentang Rumah Sakit yaitu pasal 52 Ayat 1 yang berbunyi : “ Setiap :Rumah sakitW wajib melakukan pencatatan dan peloparan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT C. Topologi Arus Data D. Topologi Jaringan Sim-RS E. SOLUSI SIM-RS SIM-RS JS adalah aplikasi berbasis web,yang ditunjuk untuk memperbaiki pengelolaan data Rumah Sakit agar data Rumah Sakit dan informasi bisa ditata dengan baik dan dapat di pertanggungjawabkan.Pengelolaan data dan informasi meliputi : F. Daftar Modul Software 1. Front-Office 2. Medical Record 3. Billing System 4. Akuntansi 5. Pelaporan Keuangan 6. Manajemen Pembelian (Pengadaan Barang / Jasa) 7. Logistik & Persediaan 8. Analisis Ratio 9. Kepegawaian 10. Rawat Jalan/Poliklinik 11. Instalasi Gawat Darurat 12. Rawat Inap 13. ICU/PICU/NICU 14. OK/VK 15. Medical Check Up 16. Laboratorium 17. Radiologi 18. Farmasi 19. Instalasi Gizi 20. Instalasi Laundry 21. Keperawatan 22. Sistem Administrator G. KEUNTUNGAN SIM-RS JS 1. Dapat memantau perkembangan Rumah Sakit secara akurat 2. Dapat meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan kepada masyarakat secara akurat. 3. Rumah Sakit tersebut dapat terpantau secara langsung oleh lembaga-lembaga dari luar atau dalam Negeri secara akurat, sehingga mempermudah akses bagi lembaga tersebut jika akan memberikan informasi serta mempermudah akses jika ingin memberikan dana. 4. Dapat menyimpan data base Rumah Sakit mulai dari Pasien, Karyawan yang terdiri dari Data Rumah Sakit, data administrasi,data Aset Rumah Sakit dan lain-lain 5. Dapat mengangkat brand image Rumah Sakit tersebut secara tidak langsung dengan memiliki fasilitas modern 6.Dapat mengurangi beban kerja sub-bagian rekam medis dalam menangani berkas rekam medis,Bagian Rekam Medis memang sub-bagian yang paling direpotkan mulai dari coding,indexing,filling dan lain-lain.Sebagian Rumah Sakit di Indonesia masih mengggunakan petugas Rekam Medis ataupun kurir dalam mendistribusikan berkas-berkas ke masing-masing pelayanan 7. Dapat mengurangi pemakaian kertas.Pemakaian kertas masih belum bisa dihilangkan di Indonesia karena data medis sangat rentan dengan hukum dan akan memporakporandakan perdagangan kertas di Indonesia . Dengan sistem yang terkomputerisasi , pemakaian kertas yang bisa di pangkas antara lain : 1 Lembar kertas Rekam Medis yang tidak berhubungan dengan masalah Autentikasi atau aspek hukum 2 Laporan masing-masing unit pelayanan ( karena semua laporan telah terekap oleh sistem ) 3
  • 48. Rekap Laporan ( RL ) 1-6 yang dikirim ke dinas Kesehatan. 4. Menghasilkan pelaporan keuangan rumah sakit yang dapat di pertanggungjawabkan. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Juragan Sopwer Sudah Terdaftar pada HAKI ( Hak Kekayaan Intelektual ) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Nomer :C00201104668 BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasrnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen, dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh manajemen tingkat puncak. B.Saran Makalah ini telah dibuat oleh penulis dengan tujuan supaya para pembaca lebih mengetahui tentang system informasi manajem Rumah Sakit. Makalah yang di buat oleh penulis jauh dari sempurna maka penulis meminta saran dari para pembaca makalah ini. Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
  • 49. Makalah Sistem Informasi Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan , pendidikan dan penilitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis. Agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik dibidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Menurut Sistem Kesehtan Nasional, fungsi utama rumah sakit adalah menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien. Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 983/SK/XI/1992 rumah sakit umum memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sedangkan rumah sakit khusus memberikan pelayanan sesuai dengan kekhususannya. Pelayanan rumah kesehatan rumah sakit meliputi pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan asuhan keperawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inab. Sistem informasi rumah sakit dibetuk oleh beberapa sistem meliputi, sistem penyimpanan data pasien, sistem informasi keuangan dan sistem informasi rumah sakit terintegrasi. Rumah sakit yang memiliki sistem informasi yang terintegrasi akan memudahkan dalam melakukan aktifitas secara efektif terutama pada kegiatan pendaftaran pasien yang merupakan proses dasar yang penting dalam aktifitas yang terjadi di rumah sakit. Evaluasi diartikan sebagai penilaian kritis secara obyektif atas dasar fakta (bukan perkiraan) yang disesuaikan dengan standart atau patokan. Evaluasi pelayanan kesehatan sendiri merupakan sebuah proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu kegiatan serta merupakan persyaratan dasar`untuk mengendalikan dan mempertahankan mutu pelayanan. Ada hal penting yang berlaku dalam setiap tahap evaluasi, yaitu adanya penentuan kriteria penilaian dan kriteria tersebut dapat diukur serta pengambilan keputusan atau kriteria dapat diambil dengan mudah tanpa membingungkan. 1.2. RUMUSAN MASALAH
  • 50. Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah : 1. Bagaimana menjelaskan Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit 2. Bagaimana menjelaskan Subsistem Sistem Informasi Rumah Sakit 3. Bagaimana Menjelaskan Ruang Lingkup Sistem Informasi Rumah Sakit 4. Bagaimana menjelaskan Mengevaluasi Pengendalian Sistem Informasi Rumah Sakit Agar Dapat Meningkatkan Efektifitas Pelayanan Rumah Sakit 1.3. TUJUAN Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk Mengetahui Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit 2. Untuk Mengetahui Subsistem Sistem Informasi Rumah Sakit 3. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Sistem Informasi Rumah Sakit 4. Untuk Mengetahui Mengevaluasi Pengendalian Sistem Informasi Rumah Sakit Agar Dapat Meningkatkan Efektifitas Pelayanan Rumah Sakit 1.4. MANFAAT Adapun manfaat yang ingin dikemukakan dalam makalah ini yaitu : 1. Dapat menjadi referensi dan literatur bagi semua kalangan yang membutuhkan. 2. Dapat menambah ilmu pengetahuan, serta melatih penulis berpikir secara kritis, analitik, dan logis dalam mengolah dan mengkaji data menjadi sebuah karya ilmiah
  • 51. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengolahan, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit . Sebuah sistem informasi rumah sakit idealnya mencakup integrasi fungsi-fungsi klinikal (medis), keuangan, serta manajemen yang nantinya merupakan sub sistem dari sebuah sistem informasi rumah sakit. Sub sistem ini merupakan unsur dari sistem informasi rumah sakit yang tugasnya menyiapkan informasi berdasarkan fungsi-fungsi yang ada untuk menyederhanakan pelayanan pada suatu rumah sakit. Namun sub sistem ini akan saya bahas pada pembahasan selanjutnya. 2.2 Subsistem Sistem Informasi Rumah Sakit Funsi utama dari rumah sakit yang pada umumnya adalah pelayanan kesehatan, serta pasien sebagai objek dari fungsi utama rumah sakit, dukungan operasional berupa tenaga kerja, keuangan, sarana dan prasarana, serta sistem manajemen yang dibutuhkan untuk mengelolah suatu rumah sakit. Maka berdasarkan pertimbangan tersebut suatu sistem informasi rumah sakit terdiri dari beberapa subsistem sebagai berikut: 1. Subsistem Layanan Kesehatan. Subsistem Rekam Medis