SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
Télécharger pour lire hors ligne
9
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN
ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN TELUK JOBOKUTO
KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH
(Assimilative Capacity Study of Organic and Inorganic Pollution Load
at Jobokuto Bay, Jepara District, Central Java)
Harpasis S. Sanusi1
, Richardus F. Kaswadji1
, I. Wayan Nurjaya1
, dan Rita Rafni2
ABSTRAK
Perairan pantai (Teluk Jobokuto) merupakan tempat penampungan berbagai macam limbah buangan
termasuk limbah industri, pertanian, dan pemukiman. Limbah tersebut sangat bervariasi dalam komposisi se-
cara fisika maupun biokimia. Permasalahannya secara umum pembuangan limbah ke dalam perairan pantai
berasal dari sumber yang tidak terkontrol seperti pertanian (runoff), peningkatan jumlah penduduk, yang seca-
ra cepat akan meningkatkan beban limbah. Aktivitas-aktivitas tersebut akan berdampak terhadap penurunan
kualitas perairan, sehingga evaluasi tentang kapasitas asimilasi menjadi penting. Penelitian ini bertujuan un-
tuk menganalisis kondisi kapasitas asimilasi beban pencemar, kualitas air, sedimen dan biologi perairan. Ha-
sil penelitian menunjukkan bahwa beban limbah tertinggi disumbang TSS sebesar 157.40 ton/hari dari sungai
Jepara. Nilai beban limbah tersebut masih dibawah nilai kapasitas beban Teluk Jobokuto. Proses percampur-
an menunjukkan tipe estuari perairan Teluk Jobokuto termasuk tipe estuari campuran sebagian, laju pengen-
ceran adalah 9.09 hari. Kualitas air seperti TSS, DO, BOD5, NH3-N, NO3, NO2, PO4, dan TOM secara umum
masih sesuai kriteria baku mutu kualitas air untuk biota laut (Kepmen No. 02/MENKLH/I/1988). Berdasar-
kan analisis STORET, perairan Teluk Jobokuto relatif belum tercemar. Sedimen didominasi fraksi pasir
(50.53 – 92.41%) dan bahan organik tertinggi adalah C-org (0.91 - 3.36%). Secara umum, kondisi sedimen
berada dalam zona oksidasi - transisi. Struktur komunitas fitoplankton dan makrozoobentos memperlihatkan
indeks keanekaragaman yang sedang dan tidak terdapat dominansi spesies. Berdasarkan uraian tersebut me-
nunjukkan kondisi kapasitas asimilasi beban pencemar di perairan Teluk Jobokuto masih dalam keadaan be-
lum terlampaui.
Kata kunci: kapasitas asimilasi, kapasitas beban, waktu pencucian, proses percampuran, zona diskontinuitas oksidasi
ABSTRACT
The objective of the research is to study the assimilative capacity of organic and inorganic pollution
load related to hydrodynamic processes, waters quality, sediment quality, and biology (phytoplankton and
macrozoobenthos). The result of the research showed that the highest pollution load was TSS up to 157.40
tons/day from Jepara River. The value was considered under the loading capacity of Jobokuto Bay. Mixing
process showed that the estuary type of Jobokuto Bay can be categorized as well-mixed estuary with flushing
time about 9.09 days. The water quality parameters such as TSS, DO, BOD5, NH3-N, NO3, NO2, PO4, and
TOM are generally inaccordance to water quality standard criteria (Kepmen No.02/MENKLH/I/1988) for
aquatic living purposes. Based on STORET analysis, the Jobokuto Bay waters was not polluted. The sedi-
ment was dominated by sand fraction (50.53-92.41%), and the highest organic matter content was C-org (0.91
- 3.36%). Generally, the sediment condition was under oxidation-discontinuity zones. The structure of phyto-
plankton and macrozoobenthos community showed moderate diversity index, and species dominance was not
found. It is showed that the assimilative capacity of organic and inorganic pollution load at Jobokuto Bay
was remains under its capacity.
Key words: assimilative capacity, loading capacity, flushing time, mixing process, oxidation discontinuity zone
PENDAHULUAN
Perairan pantai (estuari) merupakan tem-
pat pembuangan limbah berbagai macam aktivi-
tas manusia di daratan seperti industri, pemu-
kiman, pertanian, perikanan, dan lain-lain. Per-
airan Teluk Jobokuto Jepara merupakan salah
satu kawasan pengembangan bidang perikanan.
Aktivitas perikanan seperti bagan tancap, per-
tambakan, pelabuhan, dan tempat pelelangan i-
kan (TPI) berpotensi memberikan kontribusi
dalam meningkatkan jumlah bahan pencemar
1
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2
Program Studi Ilmu Kelautan, Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
10 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2005, Jilid 12, Nomor 1: 9-16
yang masuk ke dalam perairan ini. Berdasarkan
penelitian terdahulu diperoleh bahwa kondisi
perairan di sekitar tambak BBPAP Jepara yang
termasuk ke dalam perairan Teluk Jobokuto, di-
indikasikan terjadi pencemaran khususnya ter-
hadap parameter ammonia (NH3) yaitu sebesar
11.70 ppm saat surut dan 2.90 ppm saat pasang
(Andriani, 1999). Nilai tersebut sudah melebihi
ambang batas baku mutu air laut untuk biota
laut berdasarkan Kep. No. 02/MENKLH/I/1988.
Kapasitas asimilasi merupakan kemam-
puan suatu badan air dalam menerima limbah
pencemar tanpa menyebabkan terjadinya penu-
runan kualitas air yang ditetapkan sesuai de-
ngan peruntukannya (UNEP, 1993 in Anna, 1999,
Djajadiningrat, 2001). Adanya masukan bahan-
bahan pencemar ke dalam perairan pantai (estu-
ari) dapat mempengaruhi kualitas perairan dan
akan terkait dengan kapasitas asimilasinya. Pen-
dekatan yang dilakukan dalam penelitian ini a-
dalah kajian terhadap proses hidrodinamika per-
airan termasuk proses percampuran (mixing pro-
cess) dan waktu pembilasan (flushing time). Kon-
disi hidrodinamika suatu perairan berperan pen-
ting terhadap kualitas air, sedimen, dan biologi
perairan (fitoplankton dan makrozoobentos). Pen-
dekatan-pendekatan ini diduga akan memperli-
hatkan kondisi perairan tersebut apakah kapasi-
tas asimilasinya sudah terlampaui (over capa-
city) atau belum terlampaui (under capacity).
Tujuan penelitian ini adalah: pertama, me-
ngetahui dan mengkaji kapasitas asimilasi ter-
hadap beban pencemaran organik dan anorga-
nik melalui pendekatan proses hidrodinamika
(proses percampuran), kualitas air, dan kualitas
sedimen di perairan estuari Teluk Jobokuto; ke-
dua, mengetahui dan mengkaji struktur komu-
nitas organisme plankton dan makrozoobentos
berkaitan dengan kapasitas asimilasi perairan
yang bersangkutan.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di perairan Teluk
Jobokuto, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah sela-
ma bulan April sampai Juni 2003. Analisis con-
toh dilakukan di Laboratorium Balai Besar Pe-
manfaatan Budidaya Air Payau (BBPAP) Jepa-
ra, Laboratorium Limnologi dan Laboratorium
Avertebrata Fakultas Perikanan dan Ilmu Kela-
utan Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratori-
um Ilmu Tanah Fakultas Pertanian IPB. Meto-
de pengambilan contoh di lakukan dengan me-
tode griding yang diduga dapat mewakili luas-
an perairan Teluk Jobokuto. Penentuan stasiun
dilakukan dengan menggunakan alat GPS (Glo-
bal Positioning System) tipe Garmin 12 yang
kemudian menghasilkan 8 stasiun pengamatan.
Pengambilan contoh dilakukan pada kondisi pa-
sang dan surut.
Pengumpulan Data
Air contoh yang akan ditentukan parame-
ter-parameter kualitas airnya diambil dengan
menggunakan van dorn water sampler. Sedang-
kan untuk sedimen contoh diambil sebanyak ±
500 gram dengan menggunakan Petersen Grab
ukuran 20x20 cm2
, sedangkan redoks (Eh) dan
pH sedimen diukur dengan Eh-pH meter. Peng-
ambilan fitoplankton dilakukan dengan meng-
gunakan plankton net ukuran 25 µm dan dia-
wetkan dengan larutan formalin 4-5%. Sedang-
kan untuk contoh makrozoobentos yang teram-
bil diawetkan dengan larutan lugol dan Rose
Bengal.
Analisis Data
Beban pencemaran dihitung berdasarkan
perkalian antara debit sungai dan konsentrasi
bahan pencemar yang diamati, sedangkan Load-
ing Capacity (LC) teluk dihitung berdasarkan
perkalian antara volume teluk dan konsentrasi
bahan pencemar maksimum. Kondisi hidrodi-
namika yang dikaji adalah proses percampuran
dalam hal ini adalah flushing time dengan ru-
mus: F = 1/D, dimana F = flushing time (hari)
dan D = dilution rate (D = (Vh – Vl)/(T x Vh),
dimana Vh = volume perairan pada saat pasang
tertinggi (m3
), Vl= volume perairan pada saat
surut terendah (m3
), dan T = pasut (hari). Hasil
pengukuran karakteristik kualitas air yang di-
peroleh dibandingkan dengan baku mutu air
laut untuk biota laut (Kepmen. No.2/MENKLH/
I/1988) dan analisis STORET (STOrage and RE--
Trieval). Sedangkan untuk kualitas sedimen di-
analisis secara kualitatif dengan penekanan ter-
hadap bahan organik dan zona redoks. Kualitas
biologi perairan (fitoplankton dan makrozoo-
bentos) dilakukan analisis terhadap struktur ko-
munitas dengan parameter indeks keanekara-
gaman Shannon Wiener’s (H’), keseragaman (E),
dan dominansi (C).
Sanusi, H. S., R. F. Kaswadji, I. W. Nurjaya dan R. Rafni, Kajian Kapasitas Assimilasi Beban … 11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Beban Pencemaran
Tabel 1 menunjukkan bahwa semua kegi-
atan mempunyai potensi yang besar dalam menge-
luarkan bahan pencemar yang diindikasikan da-
ri BOD5 dan TSS. Beban pencemaran yang ma-
suk ke dalam perairan Teluk Jobokuto tertinggi
disumbang oleh TSS yaitu 157.40 ton/hari dari
Sungai Jepara. Beban TSS yang masuk kedalam
perairan ini masih dibawah LC teluk yaitu 3 640.00
ton (37.09% dari LC) saat pasang dan 3 220.00
ton (62.11% dari LC) saat surut (Tabel 2). Hal
tersebut menunjukkan bahwa proses kapasitas
asimilasi beban pencemaran masih dalam kon-
disi dibawah kapasitas teluk atau belum terlam-
paui (under capacity).
Tabel 1. Nilai Rata-rata dan Beban Pencemaran
di Perairan Teluk Jobokuto.
Sungai Jepara Sungai Tambangan
Para-
meter Nilai Rata-
rata (mg/l)
Beban
(ton/hari)
Nilai Rata-
rata (mg/l)
Beban
(ton/hari)
TSS 90,50 157,40 57,00 86,20
BOD5 6,40 11,13 3,20 4,88
NO2 3,00x10-3
5,22x10-3
1,60x10-2
4,57x10-3
NH3-N 0,07 0,12 0,02 0,03
Tabel 2. Nilai Loading Capacity (LC) Berdasarkan Nilai Kalkulasi dan Nilai Baku Mutu di Perairan Teluk
Jobokuto.
Loading Capacity Teluk (ton)Nilai Maksimum
(mg/l) Nilai Kalkulasi Nilai Baku Mutu PersentaseParameter
Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut
TSS 29.63 49.67 1 350.00 2 000.00 3 640.00 3 220.00 37.09 62.11
BOD5 4.50 3.10 204.73 181.47 2 047.32 1 814.67 9.99 10.00
NO2 0.03 0.01 1.36 0.40 nihil nihil - -
NH3-N 0.02 0.03 0.91 1.21 13.65 12.10 6.67 8.86
Proses Percampuran
Pasang surut (pasut) di perairan Teluk Jo-
bokuto bersifat diurnal (harian) dengan periode
pasut 24 jam (1 hari). Arah arus saat pasang me-
nuju Barat - Barat Daya dan saat surut ke arah
Timur Laut - Tenggara. Berdasarkan proses per-
campuran, tipe estuari Teluk Jobokuto termasuk
ke dalam tipe estuari campuran penuh (well mixed
estuary) atau terjadi percampuran sempurna (full
mixed estuary) (Gambar 1). Tabel 3 menunjuk-
kan nilai flushing time adalah 9.09 hari atau 9
kali periode pasut, dimana nilai ini tergolong
sedang, tetapi dapat mendukung perairan dalam
proses asimilasi beban pencemaran yang ma-
suk. Kondisi tersebut dapat didukung dengan
nilai parameter-parameter kualitas air yang rela-
tif masih baik atau rendah.
Kualitas Air
Kualitas air perairan Teluk Jobokuto ter-
golong baik sesuai nilai baku mutu air laut un-
tuk biota laut (Kepmen. No.2/MENKLH/I/1988).
Rata-rata suhu perairan Teluk Jobokuto pada saat
pasang berkisar antara 280
C - 330
C dan pada sa-
at surut antara 270
C – 29.50
C. Sedangkan rata-
rata kecerahan antar stasiun berkisar antara 0.58
- 1.75 m pada saat pasang (Gambar 2). Suhu
dan kecerahan berperan penting dalam proses
metabolisme dan laju fotosintesis organisme fi-
toplankton (Basmi, 1998).
Tabel 3. Paramater Fisik Teluk Jobokuto Berda-
sarkan Kondisi Pasut.
Kondisi PasutParameter Fisik
Teluk Pasang Surut
Luas penampang teluk (m2
) 5 170 000.00
Mean Sea Level (MSL) (m) 0.6
Tinggi Muka Air sesaat (saat pengukuran) 1.4 0.9
Kedalaman Rata-rata (m) 7.1
Tinggi Muka Air saat Pasang Tertinggi (m) 1.7 -
Tinggi Muka Air saat Surut Terendah (m) - 0.7
Kedalaman pada saat Pasang Tertinggi (m) 8.8 -
Kedalaman pada saat Surut Terendah (m) - 7.8
Volume pada saat pasang tertinggi (Vh) (m3
) 45 496 000 -
Volume pada saat surut terendah (Vl) (m3
) - 40 326 000
Perbedaan Vh - Vl (m3
) 5 170 000.00
Dilution Rate (D) 0.11
Flushing Time (hari) 9.09
12 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2005, Jilid 12, Nomor 1: 9-16
a. Surut
-120
-100
-80
-60
-40
-20
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Salinitas
Kedalaman(cm)
Ia Ib Ic
IIa IIb IIc
b. Pasang
-120
-100
-80
-60
-40
-20
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Salinitas
Kedalaman(cm)
Ia Ib Ic
IIa IIb IIc
I : Segmen 1
II : Segmen 2
Gambar 1. Distribusi Vertikal Salinitas pada Sa-
at (a) Surut dan (b) Pasang.
26
27
28
29
30
31
32
1 2 3 4 5 6 7 8
Stasiun
Suhu(0C)
Pasang Surut
0
0.5
1
1.5
2
1 2 3 4 5 6 7 8
Stasiun
Kecerahan(m)
Pasang Surut
Gambar 2. Sebaran Rata-rata Suhu dan Kece-
rahan pada Saat Pasang dan Surut.
Rata-rata TSS berkisar antara 8.53 – 49.65
mg/l saat pasang, dimana nilai terendah terdapat
di stasiun 6 dan tertinggi terdapat di stasiun 1.
Sedangkan rata-rata TSS saat surut berkisar an-
tara 15.5 – 90.50 mg/l dengan nilai terendah ter-
dapat di stasiun 6 dan tertinggi terdapat di stasi-
un 1. Stasiun 1 merupakan stasiun yang terle-
tak di dalam Sungai Jepara, sehingga nilai TSS
lebih tinggi. Hal tersebut sesuai dengan beban
pencemar TSS yang tinggi yang masuk keda-
lam Teluk Jobokuto. Rata-rata salinitas pada
saat pasang berkisar 22.50 – 31.00 ppt, dimana
nilai terendah terdapat di stasiun 3 dan tertinggi
di stasiun 5 dan 7. Sedangkan rata-rata salinitas
pada saat surut berkisar antara 22.00 – 32.00
ppt, dimana nilai terendah terdapat di stasiun 3
dan tertinggi di stasiun 8. Sebaran nilai salini-
tas yang tinggi pada setiap stasiun disebabkan
oleh proses percampuran yang well mixed dan
flushing time yang tinggi (Gambar 3).
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8
Stasiun
TSS(mg/l)
Pasang Surut
0
5
10
15
20
25
30
35
1 2 3 4 5 6 7 8
Stasiun
Salinitas(ppt)
Pasang Surut
Gambar 3. Sebaran Rata-rata TSS dan Salini-
tas pada Saat Pasang dan Surut.
Gambar 4 menunjukkan bahwa kisaran
rata-rata pH saat pasang berkisar antara 7.35 –
7.76 dan 7.10 – 7.74 saat surut. Kisaran nilai
pH di atas menunjukkan perairan yang relatif
stabil (sesuai dengan pH alami) baik pada saat
pasang maupun saat surut. Adapun rata-rata ok-
sigen terlarut (Dissolved Oxygen (DO)) berki-
Sanusi, H. S., R. F. Kaswadji, I. W. Nurjaya dan R. Rafni, Kajian Kapasitas Assimilasi Beban … 13
sar antara 4.36 - 6.68 mg/l pada saat pasang dan
3.47 - 6.36 mg/l saat surut, dimana nilai teren-
dah terdapat di stasiun 1 dan tertinggi di stasiun
6. Rendahnya nilai DO di stasiun 1 berkaitan
dengan proses degradasi bahan organik yang
tinggi di stasiun 1, yang ditandai dengan nilai
BOD5 yang tinggi di stasiun 1. Adapun rata-ra-
ta DO di muara saat surut sedikit lebih rendah
dibandingkan saat pasang. Hal tersebut dise-
babkan oleh adanya masukan bahan organik, te-
tapi pada saat pasang sirkulasi air laut yang ma-
suk dapat menyumbang oksigen terlarut ke mua-
ra. Sedangkan kisaran rata-rata BOD5 berkisar
antara 1.60 - 4.50 mg/l saat pasang dan 0.60 –
6.40 mg/l saat surut. Nilai DO dan BOD5 yang
terukur masih dibawah nilai baku mutu untuk
biota laut (Kepmen No. 02/MENKLH/I/1988)
dan berdasarkan nilai LC teluk juga masih be-
lum terlampaui.
6.5
7
7.5
8
1 2 3 4 5 6 7 8
Stasiun
pH
Pasang Surut
0
2
4
6
8
1 2 3 4 5 6 7 8
Stasiun
DO(mg/l)
Pasang Surut
0
2
4
6
8
1 2 3 4 5 6 7 8
Stasiun
BOD5(mg/l)
Pasang Surut
Gambar 4. Sebaran Rata-rata pH, DO, dan
BOD5 pada Saat Pasang dan Surut.
Rata-rata NH3-N berkisar antara 0.0043 -
0.03 mg/l saat pasang dan 0.01 - 0.07 mg/l saat
surut. Nilai tertinggi saat pasang terdapat di sta-
siun 3 dan tertinggi saat surut di stasiun 1 (Gam-
bar 5). Tabel 4 menunjukkan bahwa keberada-
an unionized ammonia (NH3) dan NH4
+
sangat
tergantung pada kondisi pH, suhu, dan salinitas
perairan estuari. Pada pH < 7 sebagian besar
ammonia akan mengalami ionisasi, sedangkan
pada pH > 7 justru ammonia tidak terionisasi
yang bersifat toksik lebih besar (Effendi, 2000).
Persentase unionized ammonia (NH3) terlihat
kecil yaitu berkisar antara 2.11 – 3.30% (0.00008
sampai 0.0006 mg/l) saat pasang dan 1.77 - 1.98%
(0.0005 sampai 0.002 mg/l) saat surut. Konsen-
trasi NH4
+
terlihat sama dengan konsentrasi NH3-
N, hal tersebut disebabkan oleh konsentrasi am-
monia yang sangat kecil.
0
0.02
0.04
0.06
0.08
1 2 3 4 5 6 7 8
Stasiun
NH3(mg/l)
Pasang Surut
Gambar 5. Sebaran Rata-rata NH3 pada Saat
Pasang dan Surut.
Tabel 4. Hubungan Unionized Ammonia (NH3),
NH4
+
, dan NH3-N Berdasarkan Suhu
dan pH.
Stasiun
Parameter
1 2 3 4 5 6 7 8
Kondisi Pasang:
Suhu (0
C) 30.00 31.00 29.30 30.00 31.15 30.80 30.80 30.65
Salinitas (ppt) 29.50 29.50 22.50 27.50 31.00 30.50 31.00 30.00
pH 7.35 7.57 7.37 7.45 7.73 7.59 7.51 7.76
NH3-N (mg/l) 0.03 0.02 0.03 0.02 0.02 0.01 0.004 0.01
% unionized
ammonia (NH3)
2.11 2.11 2.16 2.16 2.11 2.11 2.11 3.30
NH3 (mg/l) 6x10-4
4x10-4
6x10-4
4x10-4
4x10-4
2x10-4
8x10-5
3x10-4
NH4
+
(mg/l) 0.03 0.02 0.03 0.02 0.02 0.01 0.004 0.01
Kondisi Surut:
Suhu (0
C) 28.25 28.25 28.00 28.75 28.75 28.25 28.00 28.00
Salinitas (ppt) 25.00 26.00 17.00 31.50 31.50 31.50 32.00 32.00
pH 7.10 7.24 6.98 7.24 7.25 7.20 7.48 7.52
NH3-N (mg/l) 0.07 0.03 0.09 0.04 0.08 0.07 0.04 0.03
% unionized
ammonia (NH3)
1.89 1.89 1.98 1.85 1.85 1.85 1.77 1.77
NH3 (mg/l) 10-3
6x10-4
2x10-3
7x10-4
10-3
10-3
7x10-4
5x10-4
NH4
+
(mg/l) 0.07 0.03 0.09 0.04 0.08 0.07 0.04 0.03
14 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2005, Jilid 12, Nomor 1: 9-16
Nitrat dan fosfat berperan sebagai nutrien
bagi pertumbuhan fitoplankton (Mann dan La-
zier, 1996). Rata-rata nitrit berkisar antara 0.01
– 0.07 mg/l saat pasang dan 0.00 – 0,02 mg/l sa-
at surut. Sedangkan rata-rata nitrat berkisar an-
tara 0.08 – 0.43 mg/l saat pasang dan 0.03 - 0.37
mg/l saat surut (Gambar 6). Adapun rata-rata
ortofosfat berkisar antara 0.01 - 0.02 mg/l saat
pasang dan 0.05 - 0.10 mg/l saat surut. Secara
umum terlihat bahwa rata-rata ortofosfat tinggi
saat surut dan rendah saat pasang, Sedangkan
rata-rata TOM (Total Organic Matter) saat pa-
sang berkisar antara 61.14 - 71.67 mg/l, dan sa-
at surut berkisar antara 38.575 - 83.17 mg/l (Gam-
bar 7). Tingginya nilai TOM pada saat surut
berkaitan dengan masukan bahan organik dari
Sungai Jepara yang merupakan dae-rah pemu-
kiman yang padat.
0
0.02
0.04
0.06
0.08
1 2 3 4 5 6 7 8
Stasiun
NO2(mg/l)
Pasang Surut
0
0.2
0.4
0.6
1 2 3 4 5 6 7 8
Stasiun
NO3(mg/l)
Pasang Surut
Gambar 6. Sebaran Rata-rata NO2-N dan NO3-
N pada Saat Pasang dan Surut.
Nilai indeks STORET berkisar antara -8
sampai -10 baik pada saat pasang maupun pada
saat surut. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
perairan Teluk Jobokuto masih tergolong baik
atau belum tercemar. Hal tersebut dapat men-
dukung pernyataan sebelumnya bahwa beban
pencemaran yang masuk masih dibawah Load-
ing Capacity teluk, sehingga dapat dikatakan
bahwa proses kapasitas asimilasi terhadap be-
ban pencemaran organik dan anorganik di per-
airan Teluk Jobokuto masih baik atau belum ter-
lampaui.
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
1 2 3 4 5 6 7 8
Stasiun
PO4-P(mg/l)
Pasang Surut
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8
Stasiun
TOM(mg/l)
Pasang Surut
Gambar 7. Sebaran Rata-rata PO4-P dan TOM
pada Saat Pasang dan Surut.
Kualitas Sedimen
Tabel 5 menunjukkan bahwa jenis sub-
strat yang ediment di perairan Teluk Jobokuto
adalah fraksi pasir. Kisaran rata-rata fraksi pa-
sir berkisar antara 50.53 – 92.41%. Tingginya
fraksi pasir di perairan ini selain disebabkan o-
leh kondisi hidrodinamika, tetapi disebabkan ju-
ga oleh kandungan bahan edimen di ediment. Ra-
ta-rata pH berkisar antara 6.10 - 7.20. Kisaran
nilai pH sedimen yang diperoleh ternyata lebih
rendah bila dibandingkan dengan pH perairan
yang berkisar antara 6.99 – 7.76.
Tabel 5. Kondisi Redoks Berdasarkan Parame-
ter Sedimen.
Parameter Sedimen
Fraksi Sedimen
Organik Sedimen
(%)
Sta-
siun
Pasir
Lum-
pur
Liat
C-
Org
N-
Org
S
pH Eh
Zona
Redoks
1 58.22 26.99 15.05 2.41 0.14 0.29 6.4 -15.00 Reduksi
2 70.28 21.69 8.05 1.62 0.07 0.16 6.8 -2.50 Reduksi
3 92.41 4.37 3.24 0.91 0.03 0.08 6.1 5.00 Oksidasi
4 84.58 7.79 4.64 1.98 0.04 0.19 6.7 2.50 Oksidasi
5 50.53 29.69 19.80 1.23 0.07 0.18 7.0 -10.00 Reduksi
6 60.67 24.27 15.06 2.82 0.06 0.22 6.4 -10.00 Reduksi
7 59.72 26.61 13.68 3.36 0.05 0.17 6.9 7.50 Oksidasi
8 79.49 11.56 8.96 2.59 0.13 0.21 7.2 0.00 Discontuinity
Sanusi, H. S., R. F. Kaswadji, I. W. Nurjaya dan R. Rafni, Kajian Kapasitas Assimilasi Beban … 15
Rata-rata redoks potensial (Eh) sedimen
berkisar antara -15 - 7.50 mv. Berdasarkan nilai
Eh, kondisi sedimen umumnya berada dalam zo-
na oksidasi-discontuinty. Kandungan C-organik
mendominasi setiap stasiun pengamatan, dima-
na rata-rata tertinggi terdapat di stasiun 7 (3.65%)
dan terendah di stasiun 3 (1.02%). Rata-rata N-
organik berkisar antara 0.02 - 0.14%, sedang-
kan rata-rata Sulfur (S) pada setiap stasiun 0.18%
dengan kisaran antara 0.07 - 0.29% (Tabel 5).
Berdasarkan analisis sediment, kapasitas
sedimen perairan Teluk Jobokuto masih mampu
menampung beban pencemaran yang masuk (un-
der capacity). Hal tersebut terlihat dari fraksi
pasir yang dominan, walaupun kandungan C-
org relatif tinggi, tetapi kondisi sedimen umum-
nya masih dalam zona oksidasi-transisi.
Kualitas Biologi Perairan
Struktur Komunitas Fitoplankton
Jenis fitoplankton yang ditemukan di per-
airan Teluk Jobokuto selama penelitian terdiri
atas 6 kelas yaitu Bacillariophyceae (35 jenis),
Chlorophyceae (10 jenis), Euglenophyceae (2
jenis), Dinophyceae (10 jenis), Cyanophyceae
(12 jenis), Coccolithaceae (2 jenis). Rata-rata
indeks keanekaragaman (H’) pada saat pasang
berkisar antara 3.12 – 3.88 dan 3.11 – 4.24 pada
saat surut (Tabel 6). Oleh sebab itu, lokasi pe-
nelitian termasuk dalam kondisi tingkat kesu-
buran sedang (mesotrofik) dan tidak ditemukan
adanya dominansi spesies (D<0,5).
Tabel 6. Jumlah Kelas, Spesies, dan Rata-rata Ke-
limpahan, Indeks Keanekaragaman (H’),
Keseragaman (E), dan Dominansi (D)
saat Pasang dan Surut.
Pasang Surut
St.
Kls Sp
Kelim-
pahan
H' E D KlsSp
Kelim-
pahan
H' E D
1 7 25 76 984 3.12 0.72 0.19 7 27 49 298 3.89 0.82 0.10
2 7 22 59 643 3.59 0.76 0.13 7 34 52 983 3.67 0.73 0.15
3 7 19 39 325 3.88 0.85 0.01 7 21 38 121 4.05 0.84 0.08
4 7 23 74 470 3.35 0.70 0.15 7 30 46 619 3.59 0.74 0.16
5 7 18 40 166 3.73 0.78 0.11 7 20 35 401 3.52 0.81 0.11
6 7 26 61 884 3.38 0.70 0.17 7 29 61 769 3.11 0.66 0.22
7 7 24 30 886 3.87 0.81 0.09 7 26 86 171 3.53 0.78 0.13
8 7 9 51 041 3.39 0.77 0.13 7 27 32 022 4.24 0.83 0.07
Struktur Komunitas Makrozoobentos
Jenis makrozoobentos yang ditemukan di
perairan lokasi penelitian adalah 26 jenis yang
terbagi dalam 5 kelas, yaitu Polychaeta (11 je-
nis), Nemertea (1 jenis), Gastropoda (5 jenis),
Bivalva (2 jenis), dan Crustacea (7 jenis). Ada-
pun komposisi terbesar yang paling tinggi ada-
lah kelas Polychaeta terutama dari jenis spesies
Nereis sp. Tingginya kelas Polychaeta berkaitan
dengan tingginya kandungan C-org di sedimen.
Menurut Meksumpun dan Meksumpun (1999)
kelas Polychaeta akan ditemukan berlimpah pa-
da perairan yang mengandung bahan organik ting-
gi dan Nereis sp diketahui berperan penting da-
lam proses diagenesis sedimen. Tabel 7 menun-
jukkan bahwa rata-rata indeks keanekaragaman
berkisar antara 1.77 - 3.85. Nilai tersebut ter-
masuk dalam katagori keanekaragaman rendah
hingga sedang. Adapun rata-rata keseragaman
termasuk tinggi yakni berkisar antara 0.76 –
0.96, sebaliknya nilai dominansi kecil (0.08 –
0.38) yang berarti bahwa tidak terdapat domi-
nansi spesies pada komunitas makrozoobentos.
Tabel 7. Rata-rata Indeks Struktur Komunitas
Makrozoobentos.
Sta-
Siun
Jum-
lah
Spe-
sies
Kepa-
datan
(ind/m2
)
Keaneka-
ragaman
(H’)
Kese-
ragaman
(E)
Domi-
nansi
(D)
1 5 44 2,22 0,96 0,23
2 16 104 3,80 0,95 0,08
3 5 76 1,77 0,76 0,38
4 16 97 3,53 0,88 0,12
5 10 111 2,90 0,87 0,16
6 19 168 3,57 0,82 0,12
7 17 149 3,85 0,91 0,08
8 18 155 3,66 0,88 0,10
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Beban pencemaran yang masuk ke dalam
perairan Teluk Jobokuto terbesar adalah beban
pencemar TSS yaitu 157.40 ton/hari yang ber-
sumber dari Sungai Jepara, sedangkan dari Su-
ngai Tambangan sebesar 86.20 ton/hari. Nilai
tersebut masih di bawah nilai Loading Capacity
(LC) teluk berdasarkan nilai kalkulasi yaitu 1 350
ton saat pasang dan 2 000 ton saat surut. Load-
ing Capacity BOD5 relatif kecil, dimana beban
yang masuk sebesar 6.4 ton/hari (Sungai Jepa-
ra) atau masih dibawah LC teluk yaitu 204.73
ton saat pasang dan 181.47 ton saat surut. Hal
tersebut berarti bahwa beban pencemaran yang
masuk ke dalam teluk masih di bawah LC teluk,
16 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2005, Jilid 12, Nomor 1: 9-16
sehingga kondisi tersebut menunjukkan bahwa
kapasitas asimilasi terhadap beban pencemaran
(organik dan anorganik) di perairan tersebut be-
lum terlampaui (under capacity).
Proses percampuran di perairan Teluk Jo-
bokuto berlangsung dengan baik dan perairan i-
ni termasuk ke dalam tipe estuari well mixed es-
tuary. Nilai Flushing time adalah 9.09 hari a-
tau 9 kali siklus pasut. Nilai ini memberikan
kontribusi terhadap proses asimilasi terhadap be-
ban pencemaran, sehingga kondisi ini memper-
lihatkan bahwa kapasitas asimilasi perairan ini
masih baik (belum terlampaui).
Kondisi kualitas air perairan Teluk Jobo-
kuto tergolong baik bagi kehidupan biota laut
berdasarkan Kep. No. 02/MENKLH/II/1988. Ber-
dasarkan indeks STORET (-8 sampai -10) me-
nunjukkan bahwa kondisi kualitas perairan ini
secara umum belum tercemar, kondisi tercemar
hanya terjadi di stasiun yang terdapat di dalam
sungai. Hal tersebut memperlihatkan bahwa
proses kapasitas asimilasi belum terlampaui.
Kondisi redoks kualitas sedimen secara
umum relatif mendekati zona oksidasi-reduksi
dengan nilai pH antara 6.10 – 7.20 dan Eh anta-
ra -15 sampai 7.5 mv. Umumnya fraksi sedi-
men di perairan Teluk Jobokuto adalah pasir
(50.53 – 92.41%), sedangkan bahan organik yang
tertinggi adalah C-organik (0.91 - 3.36%). Perair-
an yang substratnya didominasi oleh fraksi pa-
sir biasanya mempunyai kapasitas asimilasi yang
relatif tinggi dalam menampung beban pence-
maran khususnya limbah organik. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kondisi kapasitas asimilasi
di perairan ini belum terlampaui.
Kualitas biologi perairan Teluk Jobokuto
yang dinilai dari struktur komunitas fitoplank-
ton dengan nilai indeks keanekaragaman terma-
suk sedang yaitu 3.12 – 3.88 saat pasang dan
3.11 – 4.24 saat surut dan tidak ditemukan ada-
nya dominansi spesies. Adapun kelas fitoplank-
ton yang banyak ditemukan adalah kelas Bacil-
lariophyceae (35 jenis). Kelas makrozoobentos
yang paling tinggi adalah Polychaeta (11 jenis)
dengan nilai indeks keanekaragaman makrozo-
bentos termasuk sedang yaitu antara 1.77 – 3.85
dan tidak ditemukan adanya dominansi spesies.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan terha-
dap pemodelan kapasitas asimilasi dari pende-
katan hidrodinamika perairan, kualitas air, kua-
litas sedimen, dan kualitas biologi dalam pene-
litian ini, sehingga dapat memberikan informasi
yang lebih akurat secara kuantitatif. Perlu dila-
kukan penelitian selama satu siklus musim (ke-
marau dan hujan), sehingga dapat memperlihat-
kan kondisi yang lebih akurat terhadap proses
kapasitas asimilasi perairan pantai atau estuari.
PUSTAKA
Andriani, E. D. 1999. Kondisi Fisika-Kimia Air Perairan
Pantai Sekitar Tambak Balai Budidaya Air Payau
(BBAP) Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.
Basmi, J. 1998. Planktonologi: Plankton Sebagai Indi-
kator Pencemaran Perairan. IPB Press. Bogor.
Bowden, K. F. 1983. Physical Oceanography of Coastal
Waters. John Willey & Sohn. New York-Brisbane-
Chichester-Ontario.
Djajadiningrat, T. T. 2001. Pemikiran, Tantangan, dan
Permasalahan Lingkungan. Studio Tekno Ekonomi
ITB. Bandung.
Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelola-
an Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Jurusan
Managemen Sumberdaya Perairan, FPIK IPB, Bogor.
Florida Deparment of Enviromental Protection. 2001.
EPA’S Legacy STOrage and RETrieval (STORET).
www.dep.state.fl.us/water/storet.htm. [5 Maret 2004]
Guo, Q., N. P. Psuty, J. Bongiovanni. 2000. Hidrographic
study of Barnaget Bay,year two: Two-dimensional
numerical modeling of flow and salinity. Division of
Watershed Management. NJDEP.
Krassulya, N. 2001. Choice of Methodology for Marine
Polution Monitoring in Intertidal Soft-Sediment
Comuinities. CBM:s Skriftserie, 3:131-148.
Krebs, C. J. 1989. Ecological Methodology. Harper &
Row Publisher Inc., New York. Amsterdam.
Lu, L dan R. S. S. Wu. 1998. Recolonization and Suc-
cession of Marine Macrobenthos in Organic-En-
riched Sediment Deposited from Fish Farms.
Journal of Enviromental Pollution, 101: 241-251.
Mann, K. H. and J. R. N. Lazier. 1996. Dynamics of
Marine Ecosystems: Biological-Physical Interact-
ions in the Ocean. Second Edition. Blackwell Science,
Inc., Cambridge-USA.
Meksumpun, C. and S. Meksumpun. 1999. Polychaete-
Sediment Relations in Rayong, Thailand. Journal of
Enviromental Pollution, 105: 447-456.
Rachmansyah. 2004. Analisis Daya Dukung Lingkung-
an Perairan Teluk Awarange Kabupaten Barru,
Sulawesi Selatan Bagi Pengambangan Budidaya
Bandeng dalam Karamba Jaring Apung. Disertasi.
Program Pascasarjana IPB. Bogor.
Ward, G. H. 1999. Analysis of Honduran shrimp farm
impacts on Channel Estuaries of The Gulf of Fon-
seca, Honduras. In: McElwee, K., D. Burke, M.
Niles, X. Cummings, and H. Egna (Eds.), Seventeenth
Annual Technical Report. Pond Dynamic/Aquaculture
CRSP: 95-100.

Contenu connexe

Tendances

Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Dewi Abiz
 
ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...
ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...
ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...Repository Ipb
 
Ikan tercemar logam barito1
Ikan tercemar logam barito1Ikan tercemar logam barito1
Ikan tercemar logam barito1Didik Prasetya
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaPT. SASA
 
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAHSEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAHRepository Ipb
 
Kualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidayaKualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidayapadree_box
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungaiPT. SASA
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2PT. SASA
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan BudidayaBBAP takalar
 
KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...
KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...
KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...Repository Ipb
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriNirmalayaladri
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiPT. SASA
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPT. SASA
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosPT. SASA
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17Hotma Purba
 
Pikp modul04 sub sistem perairan tawar
Pikp modul04 sub sistem perairan tawarPikp modul04 sub sistem perairan tawar
Pikp modul04 sub sistem perairan tawarYosie Andre Victora
 

Tendances (20)

Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1
 
ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...
ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...
ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULA...
 
Ikan tercemar logam barito1
Ikan tercemar logam barito1Ikan tercemar logam barito1
Ikan tercemar logam barito1
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
 
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAHSEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
 
Kualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidayaKualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidaya
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
 
KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...
KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...
KARAKTERISTIK KIMIAWI DAN KESUBURAN PERAIRAN TELUK PELABUHAN RATU PADA MUSIM ...
 
6.isnaini
6.isnaini6.isnaini
6.isnaini
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industri
 
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungaiLaporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
Laporan praktikum ekologi perairan kondisi fisikokimia ekosistem sungai
 
Pendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairanPendahuluan ekologi perairan
Pendahuluan ekologi perairan
 
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di chinaDampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17
 
Pikp modul04 sub sistem perairan tawar
Pikp modul04 sub sistem perairan tawarPikp modul04 sub sistem perairan tawar
Pikp modul04 sub sistem perairan tawar
 
Tambak udang
Tambak udangTambak udang
Tambak udang
 

Similaire à KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN TELUK JOBOKUTO KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH

Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1PT. SASA
 
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxBAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxAbdullahFaqih26
 
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...Repository Ipb
 
Belajar tentang danau yang telah mengalami masalah kesuburan perairan atau eu...
Belajar tentang danau yang telah mengalami masalah kesuburan perairan atau eu...Belajar tentang danau yang telah mengalami masalah kesuburan perairan atau eu...
Belajar tentang danau yang telah mengalami masalah kesuburan perairan atau eu...helmut simamora
 
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakartaKeragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakartaAnjas Asmara, S.Si
 
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDABIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDARepository Ipb
 
Kuliah Umum: Hidrodinamika Laut Indonesia
Kuliah Umum: Hidrodinamika Laut IndonesiaKuliah Umum: Hidrodinamika Laut Indonesia
Kuliah Umum: Hidrodinamika Laut Indonesiawidodopranowo
 
Dissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHDissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHAgung Nugraha
 
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...Asramid Yasin
 
Monitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglekMonitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglekGoparipung Bambang
 
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...Mustain Adinugroho
 
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA JAKARTA UTARA DA...
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA  JAKARTA UTARA DA...ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA  JAKARTA UTARA DA...
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA JAKARTA UTARA DA...DasaptaErwinIrawan
 
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docxMAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docxNina909058
 
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...helmut simamora
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...Repository Ipb
 
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
 
Overview_jahajajsjnsjsvVbsjjs090922.pptx
Overview_jahajajsjnsjsvVbsjjs090922.pptxOverview_jahajajsjnsjsvVbsjjs090922.pptx
Overview_jahajajsjnsjsvVbsjjs090922.pptxHana949769
 
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjeEutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjebahriah imam
 

Similaire à KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN TELUK JOBOKUTO KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH (20)

Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1
 
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxBAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
 
2 bl00848
2 bl008482 bl00848
2 bl00848
 
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
 
Belajar tentang danau yang telah mengalami masalah kesuburan perairan atau eu...
Belajar tentang danau yang telah mengalami masalah kesuburan perairan atau eu...Belajar tentang danau yang telah mengalami masalah kesuburan perairan atau eu...
Belajar tentang danau yang telah mengalami masalah kesuburan perairan atau eu...
 
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakartaKeragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
Keragaman plankton sebagai indikator kualitas sungai di kota surakarta
 
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDABIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
 
Kuliah Umum: Hidrodinamika Laut Indonesia
Kuliah Umum: Hidrodinamika Laut IndonesiaKuliah Umum: Hidrodinamika Laut Indonesia
Kuliah Umum: Hidrodinamika Laut Indonesia
 
Dissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHDissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pH
 
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
 
Tugas 5 lingkungan
Tugas 5 lingkunganTugas 5 lingkungan
Tugas 5 lingkungan
 
Monitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglekMonitoring t ingkat mari njeglek
Monitoring t ingkat mari njeglek
 
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
 
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA JAKARTA UTARA DA...
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA  JAKARTA UTARA DA...ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA  JAKARTA UTARA DA...
ANALISIS HIDROKIMIA SPASIAL TEMPORAL AIRTANAH BEBAS DI KOTA JAKARTA UTARA DA...
 
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docxMAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
MAKALAH PRODUKTIVITAS.docx
 
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...
Belajar analisa mengenai dampak lingkungan kegiatan budidaya perikanan keramb...
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
 
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
 
Overview_jahajajsjnsjsvVbsjjs090922.pptx
Overview_jahajajsjnsjsvVbsjjs090922.pptxOverview_jahajajsjnsjsvVbsjjs090922.pptx
Overview_jahajajsjnsjsvVbsjjs090922.pptx
 
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterjeEutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
Eutrofikasi perairan oleh_limbah_deterje
 

Plus de Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMRepository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKRepository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIARepository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFRepository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...Repository Ipb
 

Plus de Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Dernier

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 

Dernier (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 

KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN TELUK JOBOKUTO KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH

  • 1. 9 KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN TELUK JOBOKUTO KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH (Assimilative Capacity Study of Organic and Inorganic Pollution Load at Jobokuto Bay, Jepara District, Central Java) Harpasis S. Sanusi1 , Richardus F. Kaswadji1 , I. Wayan Nurjaya1 , dan Rita Rafni2 ABSTRAK Perairan pantai (Teluk Jobokuto) merupakan tempat penampungan berbagai macam limbah buangan termasuk limbah industri, pertanian, dan pemukiman. Limbah tersebut sangat bervariasi dalam komposisi se- cara fisika maupun biokimia. Permasalahannya secara umum pembuangan limbah ke dalam perairan pantai berasal dari sumber yang tidak terkontrol seperti pertanian (runoff), peningkatan jumlah penduduk, yang seca- ra cepat akan meningkatkan beban limbah. Aktivitas-aktivitas tersebut akan berdampak terhadap penurunan kualitas perairan, sehingga evaluasi tentang kapasitas asimilasi menjadi penting. Penelitian ini bertujuan un- tuk menganalisis kondisi kapasitas asimilasi beban pencemar, kualitas air, sedimen dan biologi perairan. Ha- sil penelitian menunjukkan bahwa beban limbah tertinggi disumbang TSS sebesar 157.40 ton/hari dari sungai Jepara. Nilai beban limbah tersebut masih dibawah nilai kapasitas beban Teluk Jobokuto. Proses percampur- an menunjukkan tipe estuari perairan Teluk Jobokuto termasuk tipe estuari campuran sebagian, laju pengen- ceran adalah 9.09 hari. Kualitas air seperti TSS, DO, BOD5, NH3-N, NO3, NO2, PO4, dan TOM secara umum masih sesuai kriteria baku mutu kualitas air untuk biota laut (Kepmen No. 02/MENKLH/I/1988). Berdasar- kan analisis STORET, perairan Teluk Jobokuto relatif belum tercemar. Sedimen didominasi fraksi pasir (50.53 – 92.41%) dan bahan organik tertinggi adalah C-org (0.91 - 3.36%). Secara umum, kondisi sedimen berada dalam zona oksidasi - transisi. Struktur komunitas fitoplankton dan makrozoobentos memperlihatkan indeks keanekaragaman yang sedang dan tidak terdapat dominansi spesies. Berdasarkan uraian tersebut me- nunjukkan kondisi kapasitas asimilasi beban pencemar di perairan Teluk Jobokuto masih dalam keadaan be- lum terlampaui. Kata kunci: kapasitas asimilasi, kapasitas beban, waktu pencucian, proses percampuran, zona diskontinuitas oksidasi ABSTRACT The objective of the research is to study the assimilative capacity of organic and inorganic pollution load related to hydrodynamic processes, waters quality, sediment quality, and biology (phytoplankton and macrozoobenthos). The result of the research showed that the highest pollution load was TSS up to 157.40 tons/day from Jepara River. The value was considered under the loading capacity of Jobokuto Bay. Mixing process showed that the estuary type of Jobokuto Bay can be categorized as well-mixed estuary with flushing time about 9.09 days. The water quality parameters such as TSS, DO, BOD5, NH3-N, NO3, NO2, PO4, and TOM are generally inaccordance to water quality standard criteria (Kepmen No.02/MENKLH/I/1988) for aquatic living purposes. Based on STORET analysis, the Jobokuto Bay waters was not polluted. The sedi- ment was dominated by sand fraction (50.53-92.41%), and the highest organic matter content was C-org (0.91 - 3.36%). Generally, the sediment condition was under oxidation-discontinuity zones. The structure of phyto- plankton and macrozoobenthos community showed moderate diversity index, and species dominance was not found. It is showed that the assimilative capacity of organic and inorganic pollution load at Jobokuto Bay was remains under its capacity. Key words: assimilative capacity, loading capacity, flushing time, mixing process, oxidation discontinuity zone PENDAHULUAN Perairan pantai (estuari) merupakan tem- pat pembuangan limbah berbagai macam aktivi- tas manusia di daratan seperti industri, pemu- kiman, pertanian, perikanan, dan lain-lain. Per- airan Teluk Jobokuto Jepara merupakan salah satu kawasan pengembangan bidang perikanan. Aktivitas perikanan seperti bagan tancap, per- tambakan, pelabuhan, dan tempat pelelangan i- kan (TPI) berpotensi memberikan kontribusi dalam meningkatkan jumlah bahan pencemar 1 Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 2 Program Studi Ilmu Kelautan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
  • 2. 10 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2005, Jilid 12, Nomor 1: 9-16 yang masuk ke dalam perairan ini. Berdasarkan penelitian terdahulu diperoleh bahwa kondisi perairan di sekitar tambak BBPAP Jepara yang termasuk ke dalam perairan Teluk Jobokuto, di- indikasikan terjadi pencemaran khususnya ter- hadap parameter ammonia (NH3) yaitu sebesar 11.70 ppm saat surut dan 2.90 ppm saat pasang (Andriani, 1999). Nilai tersebut sudah melebihi ambang batas baku mutu air laut untuk biota laut berdasarkan Kep. No. 02/MENKLH/I/1988. Kapasitas asimilasi merupakan kemam- puan suatu badan air dalam menerima limbah pencemar tanpa menyebabkan terjadinya penu- runan kualitas air yang ditetapkan sesuai de- ngan peruntukannya (UNEP, 1993 in Anna, 1999, Djajadiningrat, 2001). Adanya masukan bahan- bahan pencemar ke dalam perairan pantai (estu- ari) dapat mempengaruhi kualitas perairan dan akan terkait dengan kapasitas asimilasinya. Pen- dekatan yang dilakukan dalam penelitian ini a- dalah kajian terhadap proses hidrodinamika per- airan termasuk proses percampuran (mixing pro- cess) dan waktu pembilasan (flushing time). Kon- disi hidrodinamika suatu perairan berperan pen- ting terhadap kualitas air, sedimen, dan biologi perairan (fitoplankton dan makrozoobentos). Pen- dekatan-pendekatan ini diduga akan memperli- hatkan kondisi perairan tersebut apakah kapasi- tas asimilasinya sudah terlampaui (over capa- city) atau belum terlampaui (under capacity). Tujuan penelitian ini adalah: pertama, me- ngetahui dan mengkaji kapasitas asimilasi ter- hadap beban pencemaran organik dan anorga- nik melalui pendekatan proses hidrodinamika (proses percampuran), kualitas air, dan kualitas sedimen di perairan estuari Teluk Jobokuto; ke- dua, mengetahui dan mengkaji struktur komu- nitas organisme plankton dan makrozoobentos berkaitan dengan kapasitas asimilasi perairan yang bersangkutan. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di perairan Teluk Jobokuto, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah sela- ma bulan April sampai Juni 2003. Analisis con- toh dilakukan di Laboratorium Balai Besar Pe- manfaatan Budidaya Air Payau (BBPAP) Jepa- ra, Laboratorium Limnologi dan Laboratorium Avertebrata Fakultas Perikanan dan Ilmu Kela- utan Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratori- um Ilmu Tanah Fakultas Pertanian IPB. Meto- de pengambilan contoh di lakukan dengan me- tode griding yang diduga dapat mewakili luas- an perairan Teluk Jobokuto. Penentuan stasiun dilakukan dengan menggunakan alat GPS (Glo- bal Positioning System) tipe Garmin 12 yang kemudian menghasilkan 8 stasiun pengamatan. Pengambilan contoh dilakukan pada kondisi pa- sang dan surut. Pengumpulan Data Air contoh yang akan ditentukan parame- ter-parameter kualitas airnya diambil dengan menggunakan van dorn water sampler. Sedang- kan untuk sedimen contoh diambil sebanyak ± 500 gram dengan menggunakan Petersen Grab ukuran 20x20 cm2 , sedangkan redoks (Eh) dan pH sedimen diukur dengan Eh-pH meter. Peng- ambilan fitoplankton dilakukan dengan meng- gunakan plankton net ukuran 25 µm dan dia- wetkan dengan larutan formalin 4-5%. Sedang- kan untuk contoh makrozoobentos yang teram- bil diawetkan dengan larutan lugol dan Rose Bengal. Analisis Data Beban pencemaran dihitung berdasarkan perkalian antara debit sungai dan konsentrasi bahan pencemar yang diamati, sedangkan Load- ing Capacity (LC) teluk dihitung berdasarkan perkalian antara volume teluk dan konsentrasi bahan pencemar maksimum. Kondisi hidrodi- namika yang dikaji adalah proses percampuran dalam hal ini adalah flushing time dengan ru- mus: F = 1/D, dimana F = flushing time (hari) dan D = dilution rate (D = (Vh – Vl)/(T x Vh), dimana Vh = volume perairan pada saat pasang tertinggi (m3 ), Vl= volume perairan pada saat surut terendah (m3 ), dan T = pasut (hari). Hasil pengukuran karakteristik kualitas air yang di- peroleh dibandingkan dengan baku mutu air laut untuk biota laut (Kepmen. No.2/MENKLH/ I/1988) dan analisis STORET (STOrage and RE-- Trieval). Sedangkan untuk kualitas sedimen di- analisis secara kualitatif dengan penekanan ter- hadap bahan organik dan zona redoks. Kualitas biologi perairan (fitoplankton dan makrozoo- bentos) dilakukan analisis terhadap struktur ko- munitas dengan parameter indeks keanekara- gaman Shannon Wiener’s (H’), keseragaman (E), dan dominansi (C).
  • 3. Sanusi, H. S., R. F. Kaswadji, I. W. Nurjaya dan R. Rafni, Kajian Kapasitas Assimilasi Beban … 11 HASIL DAN PEMBAHASAN Beban Pencemaran Tabel 1 menunjukkan bahwa semua kegi- atan mempunyai potensi yang besar dalam menge- luarkan bahan pencemar yang diindikasikan da- ri BOD5 dan TSS. Beban pencemaran yang ma- suk ke dalam perairan Teluk Jobokuto tertinggi disumbang oleh TSS yaitu 157.40 ton/hari dari Sungai Jepara. Beban TSS yang masuk kedalam perairan ini masih dibawah LC teluk yaitu 3 640.00 ton (37.09% dari LC) saat pasang dan 3 220.00 ton (62.11% dari LC) saat surut (Tabel 2). Hal tersebut menunjukkan bahwa proses kapasitas asimilasi beban pencemaran masih dalam kon- disi dibawah kapasitas teluk atau belum terlam- paui (under capacity). Tabel 1. Nilai Rata-rata dan Beban Pencemaran di Perairan Teluk Jobokuto. Sungai Jepara Sungai Tambangan Para- meter Nilai Rata- rata (mg/l) Beban (ton/hari) Nilai Rata- rata (mg/l) Beban (ton/hari) TSS 90,50 157,40 57,00 86,20 BOD5 6,40 11,13 3,20 4,88 NO2 3,00x10-3 5,22x10-3 1,60x10-2 4,57x10-3 NH3-N 0,07 0,12 0,02 0,03 Tabel 2. Nilai Loading Capacity (LC) Berdasarkan Nilai Kalkulasi dan Nilai Baku Mutu di Perairan Teluk Jobokuto. Loading Capacity Teluk (ton)Nilai Maksimum (mg/l) Nilai Kalkulasi Nilai Baku Mutu PersentaseParameter Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut Pasang Surut TSS 29.63 49.67 1 350.00 2 000.00 3 640.00 3 220.00 37.09 62.11 BOD5 4.50 3.10 204.73 181.47 2 047.32 1 814.67 9.99 10.00 NO2 0.03 0.01 1.36 0.40 nihil nihil - - NH3-N 0.02 0.03 0.91 1.21 13.65 12.10 6.67 8.86 Proses Percampuran Pasang surut (pasut) di perairan Teluk Jo- bokuto bersifat diurnal (harian) dengan periode pasut 24 jam (1 hari). Arah arus saat pasang me- nuju Barat - Barat Daya dan saat surut ke arah Timur Laut - Tenggara. Berdasarkan proses per- campuran, tipe estuari Teluk Jobokuto termasuk ke dalam tipe estuari campuran penuh (well mixed estuary) atau terjadi percampuran sempurna (full mixed estuary) (Gambar 1). Tabel 3 menunjuk- kan nilai flushing time adalah 9.09 hari atau 9 kali periode pasut, dimana nilai ini tergolong sedang, tetapi dapat mendukung perairan dalam proses asimilasi beban pencemaran yang ma- suk. Kondisi tersebut dapat didukung dengan nilai parameter-parameter kualitas air yang rela- tif masih baik atau rendah. Kualitas Air Kualitas air perairan Teluk Jobokuto ter- golong baik sesuai nilai baku mutu air laut un- tuk biota laut (Kepmen. No.2/MENKLH/I/1988). Rata-rata suhu perairan Teluk Jobokuto pada saat pasang berkisar antara 280 C - 330 C dan pada sa- at surut antara 270 C – 29.50 C. Sedangkan rata- rata kecerahan antar stasiun berkisar antara 0.58 - 1.75 m pada saat pasang (Gambar 2). Suhu dan kecerahan berperan penting dalam proses metabolisme dan laju fotosintesis organisme fi- toplankton (Basmi, 1998). Tabel 3. Paramater Fisik Teluk Jobokuto Berda- sarkan Kondisi Pasut. Kondisi PasutParameter Fisik Teluk Pasang Surut Luas penampang teluk (m2 ) 5 170 000.00 Mean Sea Level (MSL) (m) 0.6 Tinggi Muka Air sesaat (saat pengukuran) 1.4 0.9 Kedalaman Rata-rata (m) 7.1 Tinggi Muka Air saat Pasang Tertinggi (m) 1.7 - Tinggi Muka Air saat Surut Terendah (m) - 0.7 Kedalaman pada saat Pasang Tertinggi (m) 8.8 - Kedalaman pada saat Surut Terendah (m) - 7.8 Volume pada saat pasang tertinggi (Vh) (m3 ) 45 496 000 - Volume pada saat surut terendah (Vl) (m3 ) - 40 326 000 Perbedaan Vh - Vl (m3 ) 5 170 000.00 Dilution Rate (D) 0.11 Flushing Time (hari) 9.09
  • 4. 12 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2005, Jilid 12, Nomor 1: 9-16 a. Surut -120 -100 -80 -60 -40 -20 0 0 5 10 15 20 25 30 35 Salinitas Kedalaman(cm) Ia Ib Ic IIa IIb IIc b. Pasang -120 -100 -80 -60 -40 -20 0 0 5 10 15 20 25 30 35 Salinitas Kedalaman(cm) Ia Ib Ic IIa IIb IIc I : Segmen 1 II : Segmen 2 Gambar 1. Distribusi Vertikal Salinitas pada Sa- at (a) Surut dan (b) Pasang. 26 27 28 29 30 31 32 1 2 3 4 5 6 7 8 Stasiun Suhu(0C) Pasang Surut 0 0.5 1 1.5 2 1 2 3 4 5 6 7 8 Stasiun Kecerahan(m) Pasang Surut Gambar 2. Sebaran Rata-rata Suhu dan Kece- rahan pada Saat Pasang dan Surut. Rata-rata TSS berkisar antara 8.53 – 49.65 mg/l saat pasang, dimana nilai terendah terdapat di stasiun 6 dan tertinggi terdapat di stasiun 1. Sedangkan rata-rata TSS saat surut berkisar an- tara 15.5 – 90.50 mg/l dengan nilai terendah ter- dapat di stasiun 6 dan tertinggi terdapat di stasi- un 1. Stasiun 1 merupakan stasiun yang terle- tak di dalam Sungai Jepara, sehingga nilai TSS lebih tinggi. Hal tersebut sesuai dengan beban pencemar TSS yang tinggi yang masuk keda- lam Teluk Jobokuto. Rata-rata salinitas pada saat pasang berkisar 22.50 – 31.00 ppt, dimana nilai terendah terdapat di stasiun 3 dan tertinggi di stasiun 5 dan 7. Sedangkan rata-rata salinitas pada saat surut berkisar antara 22.00 – 32.00 ppt, dimana nilai terendah terdapat di stasiun 3 dan tertinggi di stasiun 8. Sebaran nilai salini- tas yang tinggi pada setiap stasiun disebabkan oleh proses percampuran yang well mixed dan flushing time yang tinggi (Gambar 3). 0 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 7 8 Stasiun TSS(mg/l) Pasang Surut 0 5 10 15 20 25 30 35 1 2 3 4 5 6 7 8 Stasiun Salinitas(ppt) Pasang Surut Gambar 3. Sebaran Rata-rata TSS dan Salini- tas pada Saat Pasang dan Surut. Gambar 4 menunjukkan bahwa kisaran rata-rata pH saat pasang berkisar antara 7.35 – 7.76 dan 7.10 – 7.74 saat surut. Kisaran nilai pH di atas menunjukkan perairan yang relatif stabil (sesuai dengan pH alami) baik pada saat pasang maupun saat surut. Adapun rata-rata ok- sigen terlarut (Dissolved Oxygen (DO)) berki-
  • 5. Sanusi, H. S., R. F. Kaswadji, I. W. Nurjaya dan R. Rafni, Kajian Kapasitas Assimilasi Beban … 13 sar antara 4.36 - 6.68 mg/l pada saat pasang dan 3.47 - 6.36 mg/l saat surut, dimana nilai teren- dah terdapat di stasiun 1 dan tertinggi di stasiun 6. Rendahnya nilai DO di stasiun 1 berkaitan dengan proses degradasi bahan organik yang tinggi di stasiun 1, yang ditandai dengan nilai BOD5 yang tinggi di stasiun 1. Adapun rata-ra- ta DO di muara saat surut sedikit lebih rendah dibandingkan saat pasang. Hal tersebut dise- babkan oleh adanya masukan bahan organik, te- tapi pada saat pasang sirkulasi air laut yang ma- suk dapat menyumbang oksigen terlarut ke mua- ra. Sedangkan kisaran rata-rata BOD5 berkisar antara 1.60 - 4.50 mg/l saat pasang dan 0.60 – 6.40 mg/l saat surut. Nilai DO dan BOD5 yang terukur masih dibawah nilai baku mutu untuk biota laut (Kepmen No. 02/MENKLH/I/1988) dan berdasarkan nilai LC teluk juga masih be- lum terlampaui. 6.5 7 7.5 8 1 2 3 4 5 6 7 8 Stasiun pH Pasang Surut 0 2 4 6 8 1 2 3 4 5 6 7 8 Stasiun DO(mg/l) Pasang Surut 0 2 4 6 8 1 2 3 4 5 6 7 8 Stasiun BOD5(mg/l) Pasang Surut Gambar 4. Sebaran Rata-rata pH, DO, dan BOD5 pada Saat Pasang dan Surut. Rata-rata NH3-N berkisar antara 0.0043 - 0.03 mg/l saat pasang dan 0.01 - 0.07 mg/l saat surut. Nilai tertinggi saat pasang terdapat di sta- siun 3 dan tertinggi saat surut di stasiun 1 (Gam- bar 5). Tabel 4 menunjukkan bahwa keberada- an unionized ammonia (NH3) dan NH4 + sangat tergantung pada kondisi pH, suhu, dan salinitas perairan estuari. Pada pH < 7 sebagian besar ammonia akan mengalami ionisasi, sedangkan pada pH > 7 justru ammonia tidak terionisasi yang bersifat toksik lebih besar (Effendi, 2000). Persentase unionized ammonia (NH3) terlihat kecil yaitu berkisar antara 2.11 – 3.30% (0.00008 sampai 0.0006 mg/l) saat pasang dan 1.77 - 1.98% (0.0005 sampai 0.002 mg/l) saat surut. Konsen- trasi NH4 + terlihat sama dengan konsentrasi NH3- N, hal tersebut disebabkan oleh konsentrasi am- monia yang sangat kecil. 0 0.02 0.04 0.06 0.08 1 2 3 4 5 6 7 8 Stasiun NH3(mg/l) Pasang Surut Gambar 5. Sebaran Rata-rata NH3 pada Saat Pasang dan Surut. Tabel 4. Hubungan Unionized Ammonia (NH3), NH4 + , dan NH3-N Berdasarkan Suhu dan pH. Stasiun Parameter 1 2 3 4 5 6 7 8 Kondisi Pasang: Suhu (0 C) 30.00 31.00 29.30 30.00 31.15 30.80 30.80 30.65 Salinitas (ppt) 29.50 29.50 22.50 27.50 31.00 30.50 31.00 30.00 pH 7.35 7.57 7.37 7.45 7.73 7.59 7.51 7.76 NH3-N (mg/l) 0.03 0.02 0.03 0.02 0.02 0.01 0.004 0.01 % unionized ammonia (NH3) 2.11 2.11 2.16 2.16 2.11 2.11 2.11 3.30 NH3 (mg/l) 6x10-4 4x10-4 6x10-4 4x10-4 4x10-4 2x10-4 8x10-5 3x10-4 NH4 + (mg/l) 0.03 0.02 0.03 0.02 0.02 0.01 0.004 0.01 Kondisi Surut: Suhu (0 C) 28.25 28.25 28.00 28.75 28.75 28.25 28.00 28.00 Salinitas (ppt) 25.00 26.00 17.00 31.50 31.50 31.50 32.00 32.00 pH 7.10 7.24 6.98 7.24 7.25 7.20 7.48 7.52 NH3-N (mg/l) 0.07 0.03 0.09 0.04 0.08 0.07 0.04 0.03 % unionized ammonia (NH3) 1.89 1.89 1.98 1.85 1.85 1.85 1.77 1.77 NH3 (mg/l) 10-3 6x10-4 2x10-3 7x10-4 10-3 10-3 7x10-4 5x10-4 NH4 + (mg/l) 0.07 0.03 0.09 0.04 0.08 0.07 0.04 0.03
  • 6. 14 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2005, Jilid 12, Nomor 1: 9-16 Nitrat dan fosfat berperan sebagai nutrien bagi pertumbuhan fitoplankton (Mann dan La- zier, 1996). Rata-rata nitrit berkisar antara 0.01 – 0.07 mg/l saat pasang dan 0.00 – 0,02 mg/l sa- at surut. Sedangkan rata-rata nitrat berkisar an- tara 0.08 – 0.43 mg/l saat pasang dan 0.03 - 0.37 mg/l saat surut (Gambar 6). Adapun rata-rata ortofosfat berkisar antara 0.01 - 0.02 mg/l saat pasang dan 0.05 - 0.10 mg/l saat surut. Secara umum terlihat bahwa rata-rata ortofosfat tinggi saat surut dan rendah saat pasang, Sedangkan rata-rata TOM (Total Organic Matter) saat pa- sang berkisar antara 61.14 - 71.67 mg/l, dan sa- at surut berkisar antara 38.575 - 83.17 mg/l (Gam- bar 7). Tingginya nilai TOM pada saat surut berkaitan dengan masukan bahan organik dari Sungai Jepara yang merupakan dae-rah pemu- kiman yang padat. 0 0.02 0.04 0.06 0.08 1 2 3 4 5 6 7 8 Stasiun NO2(mg/l) Pasang Surut 0 0.2 0.4 0.6 1 2 3 4 5 6 7 8 Stasiun NO3(mg/l) Pasang Surut Gambar 6. Sebaran Rata-rata NO2-N dan NO3- N pada Saat Pasang dan Surut. Nilai indeks STORET berkisar antara -8 sampai -10 baik pada saat pasang maupun pada saat surut. Nilai tersebut menunjukkan bahwa perairan Teluk Jobokuto masih tergolong baik atau belum tercemar. Hal tersebut dapat men- dukung pernyataan sebelumnya bahwa beban pencemaran yang masuk masih dibawah Load- ing Capacity teluk, sehingga dapat dikatakan bahwa proses kapasitas asimilasi terhadap be- ban pencemaran organik dan anorganik di per- airan Teluk Jobokuto masih baik atau belum ter- lampaui. 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 1 2 3 4 5 6 7 8 Stasiun PO4-P(mg/l) Pasang Surut 0 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 7 8 Stasiun TOM(mg/l) Pasang Surut Gambar 7. Sebaran Rata-rata PO4-P dan TOM pada Saat Pasang dan Surut. Kualitas Sedimen Tabel 5 menunjukkan bahwa jenis sub- strat yang ediment di perairan Teluk Jobokuto adalah fraksi pasir. Kisaran rata-rata fraksi pa- sir berkisar antara 50.53 – 92.41%. Tingginya fraksi pasir di perairan ini selain disebabkan o- leh kondisi hidrodinamika, tetapi disebabkan ju- ga oleh kandungan bahan edimen di ediment. Ra- ta-rata pH berkisar antara 6.10 - 7.20. Kisaran nilai pH sedimen yang diperoleh ternyata lebih rendah bila dibandingkan dengan pH perairan yang berkisar antara 6.99 – 7.76. Tabel 5. Kondisi Redoks Berdasarkan Parame- ter Sedimen. Parameter Sedimen Fraksi Sedimen Organik Sedimen (%) Sta- siun Pasir Lum- pur Liat C- Org N- Org S pH Eh Zona Redoks 1 58.22 26.99 15.05 2.41 0.14 0.29 6.4 -15.00 Reduksi 2 70.28 21.69 8.05 1.62 0.07 0.16 6.8 -2.50 Reduksi 3 92.41 4.37 3.24 0.91 0.03 0.08 6.1 5.00 Oksidasi 4 84.58 7.79 4.64 1.98 0.04 0.19 6.7 2.50 Oksidasi 5 50.53 29.69 19.80 1.23 0.07 0.18 7.0 -10.00 Reduksi 6 60.67 24.27 15.06 2.82 0.06 0.22 6.4 -10.00 Reduksi 7 59.72 26.61 13.68 3.36 0.05 0.17 6.9 7.50 Oksidasi 8 79.49 11.56 8.96 2.59 0.13 0.21 7.2 0.00 Discontuinity
  • 7. Sanusi, H. S., R. F. Kaswadji, I. W. Nurjaya dan R. Rafni, Kajian Kapasitas Assimilasi Beban … 15 Rata-rata redoks potensial (Eh) sedimen berkisar antara -15 - 7.50 mv. Berdasarkan nilai Eh, kondisi sedimen umumnya berada dalam zo- na oksidasi-discontuinty. Kandungan C-organik mendominasi setiap stasiun pengamatan, dima- na rata-rata tertinggi terdapat di stasiun 7 (3.65%) dan terendah di stasiun 3 (1.02%). Rata-rata N- organik berkisar antara 0.02 - 0.14%, sedang- kan rata-rata Sulfur (S) pada setiap stasiun 0.18% dengan kisaran antara 0.07 - 0.29% (Tabel 5). Berdasarkan analisis sediment, kapasitas sedimen perairan Teluk Jobokuto masih mampu menampung beban pencemaran yang masuk (un- der capacity). Hal tersebut terlihat dari fraksi pasir yang dominan, walaupun kandungan C- org relatif tinggi, tetapi kondisi sedimen umum- nya masih dalam zona oksidasi-transisi. Kualitas Biologi Perairan Struktur Komunitas Fitoplankton Jenis fitoplankton yang ditemukan di per- airan Teluk Jobokuto selama penelitian terdiri atas 6 kelas yaitu Bacillariophyceae (35 jenis), Chlorophyceae (10 jenis), Euglenophyceae (2 jenis), Dinophyceae (10 jenis), Cyanophyceae (12 jenis), Coccolithaceae (2 jenis). Rata-rata indeks keanekaragaman (H’) pada saat pasang berkisar antara 3.12 – 3.88 dan 3.11 – 4.24 pada saat surut (Tabel 6). Oleh sebab itu, lokasi pe- nelitian termasuk dalam kondisi tingkat kesu- buran sedang (mesotrofik) dan tidak ditemukan adanya dominansi spesies (D<0,5). Tabel 6. Jumlah Kelas, Spesies, dan Rata-rata Ke- limpahan, Indeks Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E), dan Dominansi (D) saat Pasang dan Surut. Pasang Surut St. Kls Sp Kelim- pahan H' E D KlsSp Kelim- pahan H' E D 1 7 25 76 984 3.12 0.72 0.19 7 27 49 298 3.89 0.82 0.10 2 7 22 59 643 3.59 0.76 0.13 7 34 52 983 3.67 0.73 0.15 3 7 19 39 325 3.88 0.85 0.01 7 21 38 121 4.05 0.84 0.08 4 7 23 74 470 3.35 0.70 0.15 7 30 46 619 3.59 0.74 0.16 5 7 18 40 166 3.73 0.78 0.11 7 20 35 401 3.52 0.81 0.11 6 7 26 61 884 3.38 0.70 0.17 7 29 61 769 3.11 0.66 0.22 7 7 24 30 886 3.87 0.81 0.09 7 26 86 171 3.53 0.78 0.13 8 7 9 51 041 3.39 0.77 0.13 7 27 32 022 4.24 0.83 0.07 Struktur Komunitas Makrozoobentos Jenis makrozoobentos yang ditemukan di perairan lokasi penelitian adalah 26 jenis yang terbagi dalam 5 kelas, yaitu Polychaeta (11 je- nis), Nemertea (1 jenis), Gastropoda (5 jenis), Bivalva (2 jenis), dan Crustacea (7 jenis). Ada- pun komposisi terbesar yang paling tinggi ada- lah kelas Polychaeta terutama dari jenis spesies Nereis sp. Tingginya kelas Polychaeta berkaitan dengan tingginya kandungan C-org di sedimen. Menurut Meksumpun dan Meksumpun (1999) kelas Polychaeta akan ditemukan berlimpah pa- da perairan yang mengandung bahan organik ting- gi dan Nereis sp diketahui berperan penting da- lam proses diagenesis sedimen. Tabel 7 menun- jukkan bahwa rata-rata indeks keanekaragaman berkisar antara 1.77 - 3.85. Nilai tersebut ter- masuk dalam katagori keanekaragaman rendah hingga sedang. Adapun rata-rata keseragaman termasuk tinggi yakni berkisar antara 0.76 – 0.96, sebaliknya nilai dominansi kecil (0.08 – 0.38) yang berarti bahwa tidak terdapat domi- nansi spesies pada komunitas makrozoobentos. Tabel 7. Rata-rata Indeks Struktur Komunitas Makrozoobentos. Sta- Siun Jum- lah Spe- sies Kepa- datan (ind/m2 ) Keaneka- ragaman (H’) Kese- ragaman (E) Domi- nansi (D) 1 5 44 2,22 0,96 0,23 2 16 104 3,80 0,95 0,08 3 5 76 1,77 0,76 0,38 4 16 97 3,53 0,88 0,12 5 10 111 2,90 0,87 0,16 6 19 168 3,57 0,82 0,12 7 17 149 3,85 0,91 0,08 8 18 155 3,66 0,88 0,10 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Beban pencemaran yang masuk ke dalam perairan Teluk Jobokuto terbesar adalah beban pencemar TSS yaitu 157.40 ton/hari yang ber- sumber dari Sungai Jepara, sedangkan dari Su- ngai Tambangan sebesar 86.20 ton/hari. Nilai tersebut masih di bawah nilai Loading Capacity (LC) teluk berdasarkan nilai kalkulasi yaitu 1 350 ton saat pasang dan 2 000 ton saat surut. Load- ing Capacity BOD5 relatif kecil, dimana beban yang masuk sebesar 6.4 ton/hari (Sungai Jepa- ra) atau masih dibawah LC teluk yaitu 204.73 ton saat pasang dan 181.47 ton saat surut. Hal tersebut berarti bahwa beban pencemaran yang masuk ke dalam teluk masih di bawah LC teluk,
  • 8. 16 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2005, Jilid 12, Nomor 1: 9-16 sehingga kondisi tersebut menunjukkan bahwa kapasitas asimilasi terhadap beban pencemaran (organik dan anorganik) di perairan tersebut be- lum terlampaui (under capacity). Proses percampuran di perairan Teluk Jo- bokuto berlangsung dengan baik dan perairan i- ni termasuk ke dalam tipe estuari well mixed es- tuary. Nilai Flushing time adalah 9.09 hari a- tau 9 kali siklus pasut. Nilai ini memberikan kontribusi terhadap proses asimilasi terhadap be- ban pencemaran, sehingga kondisi ini memper- lihatkan bahwa kapasitas asimilasi perairan ini masih baik (belum terlampaui). Kondisi kualitas air perairan Teluk Jobo- kuto tergolong baik bagi kehidupan biota laut berdasarkan Kep. No. 02/MENKLH/II/1988. Ber- dasarkan indeks STORET (-8 sampai -10) me- nunjukkan bahwa kondisi kualitas perairan ini secara umum belum tercemar, kondisi tercemar hanya terjadi di stasiun yang terdapat di dalam sungai. Hal tersebut memperlihatkan bahwa proses kapasitas asimilasi belum terlampaui. Kondisi redoks kualitas sedimen secara umum relatif mendekati zona oksidasi-reduksi dengan nilai pH antara 6.10 – 7.20 dan Eh anta- ra -15 sampai 7.5 mv. Umumnya fraksi sedi- men di perairan Teluk Jobokuto adalah pasir (50.53 – 92.41%), sedangkan bahan organik yang tertinggi adalah C-organik (0.91 - 3.36%). Perair- an yang substratnya didominasi oleh fraksi pa- sir biasanya mempunyai kapasitas asimilasi yang relatif tinggi dalam menampung beban pence- maran khususnya limbah organik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi kapasitas asimilasi di perairan ini belum terlampaui. Kualitas biologi perairan Teluk Jobokuto yang dinilai dari struktur komunitas fitoplank- ton dengan nilai indeks keanekaragaman terma- suk sedang yaitu 3.12 – 3.88 saat pasang dan 3.11 – 4.24 saat surut dan tidak ditemukan ada- nya dominansi spesies. Adapun kelas fitoplank- ton yang banyak ditemukan adalah kelas Bacil- lariophyceae (35 jenis). Kelas makrozoobentos yang paling tinggi adalah Polychaeta (11 jenis) dengan nilai indeks keanekaragaman makrozo- bentos termasuk sedang yaitu antara 1.77 – 3.85 dan tidak ditemukan adanya dominansi spesies. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan terha- dap pemodelan kapasitas asimilasi dari pende- katan hidrodinamika perairan, kualitas air, kua- litas sedimen, dan kualitas biologi dalam pene- litian ini, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih akurat secara kuantitatif. Perlu dila- kukan penelitian selama satu siklus musim (ke- marau dan hujan), sehingga dapat memperlihat- kan kondisi yang lebih akurat terhadap proses kapasitas asimilasi perairan pantai atau estuari. PUSTAKA Andriani, E. D. 1999. Kondisi Fisika-Kimia Air Perairan Pantai Sekitar Tambak Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor. Basmi, J. 1998. Planktonologi: Plankton Sebagai Indi- kator Pencemaran Perairan. IPB Press. Bogor. Bowden, K. F. 1983. Physical Oceanography of Coastal Waters. John Willey & Sohn. New York-Brisbane- Chichester-Ontario. Djajadiningrat, T. T. 2001. Pemikiran, Tantangan, dan Permasalahan Lingkungan. Studio Tekno Ekonomi ITB. Bandung. Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelola- an Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Jurusan Managemen Sumberdaya Perairan, FPIK IPB, Bogor. Florida Deparment of Enviromental Protection. 2001. EPA’S Legacy STOrage and RETrieval (STORET). www.dep.state.fl.us/water/storet.htm. [5 Maret 2004] Guo, Q., N. P. Psuty, J. Bongiovanni. 2000. Hidrographic study of Barnaget Bay,year two: Two-dimensional numerical modeling of flow and salinity. Division of Watershed Management. NJDEP. Krassulya, N. 2001. Choice of Methodology for Marine Polution Monitoring in Intertidal Soft-Sediment Comuinities. CBM:s Skriftserie, 3:131-148. Krebs, C. J. 1989. Ecological Methodology. Harper & Row Publisher Inc., New York. Amsterdam. Lu, L dan R. S. S. Wu. 1998. Recolonization and Suc- cession of Marine Macrobenthos in Organic-En- riched Sediment Deposited from Fish Farms. Journal of Enviromental Pollution, 101: 241-251. Mann, K. H. and J. R. N. Lazier. 1996. Dynamics of Marine Ecosystems: Biological-Physical Interact- ions in the Ocean. Second Edition. Blackwell Science, Inc., Cambridge-USA. Meksumpun, C. and S. Meksumpun. 1999. Polychaete- Sediment Relations in Rayong, Thailand. Journal of Enviromental Pollution, 105: 447-456. Rachmansyah. 2004. Analisis Daya Dukung Lingkung- an Perairan Teluk Awarange Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan Bagi Pengambangan Budidaya Bandeng dalam Karamba Jaring Apung. Disertasi. Program Pascasarjana IPB. Bogor. Ward, G. H. 1999. Analysis of Honduran shrimp farm impacts on Channel Estuaries of The Gulf of Fon- seca, Honduras. In: McElwee, K., D. Burke, M. Niles, X. Cummings, and H. Egna (Eds.), Seventeenth Annual Technical Report. Pond Dynamic/Aquaculture CRSP: 95-100.