SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
Télécharger pour lire hors ligne
NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD NRI 1945 DAN
KONSTITUSIONALITAS KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN
DI BAWAH UUD NRI 1945
REZA WAHYUNI, M. PD.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Memahami sejarah konstitusi di
Indonesia
Menganalisis perilaku
berkonstitusional
Menjelaskan jenis dan hierarki
peraturan perundang-undangan di
Indonesia
UUD 1945
16.7%
Konstitusi RIS
16.7%
Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS)
16.7%
Kembali Ke UUD 1945
16.7%
UUD 1945 era Orde Baru
16.7%
Amandemen UUD 1945
16.7%
SEJARAH KONSTITUSI DI INDONESIA
UUD 1945
(18 AGUSTUS 1945 – 27 DESEMBER 1949)
UUD 1945 yang telah disahkan oleh PPKI itu terdiri dari dua bagian,
yakni bagian “Pembukaan” dan bagian “Batang Tubuh UUD” yang
berisi 37 Pasal, 1 Aturan Peralihan terdiri atas 4 pasal, 1 Aturan
Tambahan terdiri dari 2 ayat.Di dalam bagian “Pembukaan” yang
terdiri atas empat alinea itu, di dalam alinea keempat tercantum
perumusan Pancasila yang berbunyi sebagai berikut:
(1) Ketuhanan Yang Maha Esa
(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
(3) Persatuan Indonesia
(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan.
(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Serikat, Konstitusi Republik
Indonesia Serikat atau lebih dikenal dengan sebutan Konstitusi
RIS adalah konstitusi yang berlaku di Republik Indonesia Serikat
sejak tanggal 27 Desember 1949 (yakni tanggal diakuinya
kedaulatan Indonesia dalam bentuk RIS) hingga diubahnya
kembali bentuk negara federal RIS menjadi negara kesatuan RI
pada tanggal 17 Agustus 1950.
Sejak tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi yang berlaku di
Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Sementara Republik
Indonesia, atau dikenal dengan sebutan UUDS 1950.
KONSTITUSI RIS
Undang-Undang Dasar Sementara Republik
Indonesia, atau dikenal dengan UUDS 1950, adalah
konstitusi yang berlaku di negara Republik
Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga
dikeluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959.
Undang-Undang Dasar Sementara
(UUDS)
KEMBALI KE UUD 1945
Praktiknya presiden soekarno membentuk Lembaga-
Lembaga baru negara yang bersifat sementara dan tidak
berdasar secara konstitusional sehingga banyak
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, salah satu
yakni muncul pergerakan bersenjata pada tanggal 30
September 1965 yang dipimpin oleh Letkol Untung
Kekuasaan Presiden Soekarno dicabut dengan alasan
tidak memenuhi pertanggungjawaban konstitusional
sebagaimana layaknya kewajiban seorang mandataris
dan dinyatakan tidak dapat menjalankan haluan
negara. Melalui ketetapan yang sama, MPRS
mengangkat Soeharto sebagai pejabat presiden
Pemerintahan orde baru ini telah terjadi
kediktatoran dengan alasan demi
terselenggaranya stabilitas nasional dan
pembangunan ekonomni, sehingga sistem
demokrasi yang dikehendaki UUD 1945
tidak berjalan dengan baik.
Orde Baru
21 Mei 1998 sekitar pukul 10 pagi di ruang
upacara Istana Merdeka, disaksikan
pimpinan DPR/MPR dan Ketua Mahkamah
Agung, Presiden Soeharto menyampaikan
pidato pernyataan berhenti sebagai
Presiden RI dan pada kesempatan itu
sekaligus dilantik B.J. Habibie sebagai
presiden baru menggantikan Soeharto
AMANDEMEN 1
Amandemen UUD 1945 yang pertama dilaksanakan pada Sidang Umum MPR 1999
tanggal 14-21 Oktober 1999.
Hasil Amandemen UUD 1945 yang pertama meliputi 9 pasal dan 16 ayat sebagai
berikut:
- Pasal 5 Ayat 1: Hak presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR
- Pasal 7: Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden
- Pasal 9 Ayat 1 dan 2: Sumpah presiden dan wakil presiden
- Pasal 13 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan dan penempatan duta
- Pasal 14 Ayat 1: Pemberian grasi dan rehabilitasi
- Pasal 14 Ayat 2: Pemberian amnesti dan abolisi
- Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain
- Pasal 17 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan menteri
- Pasal 20 Ayat 1-4: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
- Pasal 21: Hak DPR untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU)
02
mandemen UUD 1945 yang kedua dilaksanakan pada Sidang Tahunan
MPR 2000 tanggal 7-18 Agustus 2000. Perubahan kedua UUD 1945
ditetapkan pada 18 Agustus 2000.
Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 27 Pasal dalam 7 Bab
sebagai berikut:
- Bab VI mengenai Pemerintah Daerah
- Bab VII mengenai Dewan Perwakilan Daerah
- Bab IXA mengenai Wilayah Negara
- Bab X mengenai Warga Negara dan Penduduk
- Bab XA mengenai Hak Asasi Manusia
- Bab XII mengenai Pertahanan dan Keamanan
- Bab XV mengenai Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan
03
Amandemen UUD 1945 yang ketiga dilaksanakan pada
Sidang Tahunan MPR 2001 tanggal 1-9 November 2001.
Perubahan ketiga terhadap UUD 1945 ditetapkan tanggal
9 November 2001.
Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 23
Pasal dalam 7 Bab sebagai berikut:
- Bab I mengenai Bentuk dan Kedaulatan
- Bab II mengenai MPR
- Bab III mengenai Kekuasaan Pemerintahan Negara
- Bab V mengenai Kementerian Negara
- Bab VIIA mengenai DPR
- Bab VIIB mengenai Pemilihan Umum
- Bab VIIIA mengenai BPK
04
Amandemen UUD 1945 yang keempat dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR
2001 tanggal 1-11 Agustus 2002.
Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 19 Pasal yang terdiri atas 31
butir ketentuan serta 1 butir yang dihapuskan. Hasil Amandemen UUD 1945 yang
keempat menetapkan:
- UUD 1945 sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama, kedua, ketiga,
dan keempat adalah UUD 1945 yang pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
- Perubahan tersebut diputuskan dalam rapat paripurna MPR RI ke-9 tanggal 18
Agustus 2000 Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
- Bab IV tentang "Dewan Pertimbangan Agung" dihapuskan dan pengubahan
substansi pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III tentang "Kekuasaan
Pemerintahan Negara"
Melanggar apa yang menjadi isi konstitusi atau
melanggar aturan dan norma yang telah ditetapkan
di dalam konstitusi.
Menyalahgunakan konstitusi untuk kepentingan
pribadi atau kelompok, ataupun untuk memperkaya
diri sendiri (korupsi).
1.
2.
Perilaku Berkonstitusional
Siap membela Negara bila dibutuhkan sewaktu-waktu.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
Menjalin persatuan dan kesatuan melalui berbagai
kegiatan
Pengambilan keputusan dengan musyawarah atau
pemungutan suara, tidakdengan money politic, suap,
kolusi, dan intimidasi
Pengambilan keputusan dengan musyawarah atau
pemungutan suara, tidakdengan money politic, suap,
kolusi, dan intimidasi
1.
2.
3.
4.
5.
Perilaku Berkonstitusional
RIMBERIO CO
THANK YOU

Contenu connexe

Tendances

4 Pilar kebangsaan
4 Pilar kebangsaan4 Pilar kebangsaan
4 Pilar kebangsaan
Syaiful Anam
 

Tendances (20)

Pertemuan 13.pdf
Pertemuan 13.pdfPertemuan 13.pdf
Pertemuan 13.pdf
 
Pertemuan 11.pdf
Pertemuan 11.pdfPertemuan 11.pdf
Pertemuan 11.pdf
 
Pertemuan 2.pdf
Pertemuan 2.pdfPertemuan 2.pdf
Pertemuan 2.pdf
 
Pertemuan 15.pdf
Pertemuan 15.pdfPertemuan 15.pdf
Pertemuan 15.pdf
 
Pertemuan 14.pdf
Pertemuan 14.pdfPertemuan 14.pdf
Pertemuan 14.pdf
 
KEWARGANEGARAAN (KETAHANAN NASIONAL)
KEWARGANEGARAAN (KETAHANAN NASIONAL)KEWARGANEGARAAN (KETAHANAN NASIONAL)
KEWARGANEGARAAN (KETAHANAN NASIONAL)
 
PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA (PKBN)
PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA (PKBN)PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA (PKBN)
PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA (PKBN)
 
Hubungan pancasila dengan uud 45
Hubungan pancasila dengan uud 45Hubungan pancasila dengan uud 45
Hubungan pancasila dengan uud 45
 
Rule of law dan ham (modul etika, profesional dan humaniora)
Rule of law dan ham (modul etika, profesional dan humaniora)Rule of law dan ham (modul etika, profesional dan humaniora)
Rule of law dan ham (modul etika, profesional dan humaniora)
 
4 Pilar kebangsaan
4 Pilar kebangsaan4 Pilar kebangsaan
4 Pilar kebangsaan
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraPancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara
 
PKn Kelas X
PKn Kelas XPKn Kelas X
PKn Kelas X
 
Membangun Demokrasi untuk Indonesia
Membangun Demokrasi untuk IndonesiaMembangun Demokrasi untuk Indonesia
Membangun Demokrasi untuk Indonesia
 
memahami pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara
memahami pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegaramemahami pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara
memahami pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara
 
Konstitusi
Konstitusi Konstitusi
Konstitusi
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutup
Pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutupPancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutup
Pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutup
 
PPT Kelas 8.pptx
PPT Kelas 8.pptxPPT Kelas 8.pptx
PPT Kelas 8.pptx
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar Negara Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar Negara
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraPancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara
 
Pancasila Sebagai Luhur Bangsa PPT
Pancasila Sebagai Luhur Bangsa PPTPancasila Sebagai Luhur Bangsa PPT
Pancasila Sebagai Luhur Bangsa PPT
 

Similaire à Pertemuan 5.pdf

Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Nuelnuel11
 
Proposal penelitian lemlit 2014 sihabudin noor
Proposal penelitian lemlit 2014 sihabudin noorProposal penelitian lemlit 2014 sihabudin noor
Proposal penelitian lemlit 2014 sihabudin noor
Sihabudin Noor
 
Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01
Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01
Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01
Asep Misdan
 
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan  kesatuan republik indonesiaKonstitusi negara dan  kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
Betha Taiyou
 
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAKONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
ar00927
 

Similaire à Pertemuan 5.pdf (20)

Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
 
Proposal penelitian lemlit 2014 sihabudin noor
Proposal penelitian lemlit 2014 sihabudin noorProposal penelitian lemlit 2014 sihabudin noor
Proposal penelitian lemlit 2014 sihabudin noor
 
Periodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
Periodisasi berlakunya konstitusi di IndonesiaPeriodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
Periodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
 
Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01
Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01
Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01
 
Sejarah sistem pemerintahan indonesia
Sejarah sistem pemerintahan indonesiaSejarah sistem pemerintahan indonesia
Sejarah sistem pemerintahan indonesia
 
Amandemen uud
Amandemen uudAmandemen uud
Amandemen uud
 
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan  kesatuan republik indonesiaKonstitusi negara dan  kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
 
PPT PKN.pptx
PPT PKN.pptxPPT PKN.pptx
PPT PKN.pptx
 
Materi ps dan uud
Materi ps dan uudMateri ps dan uud
Materi ps dan uud
 
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptxKonstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
 
Hukum-Tata-Negara-Pertemuan-6.pptx
Hukum-Tata-Negara-Pertemuan-6.pptxHukum-Tata-Negara-Pertemuan-6.pptx
Hukum-Tata-Negara-Pertemuan-6.pptx
 
UUD NKRI 1945
UUD NKRI 1945UUD NKRI 1945
UUD NKRI 1945
 
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAKONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 
Proses Penyusunan Perppu.pdf
Proses Penyusunan Perppu.pdfProses Penyusunan Perppu.pdf
Proses Penyusunan Perppu.pdf
 
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - KonstitusiPengantar Ilmu Politik - Konstitusi
Pengantar Ilmu Politik - Konstitusi
 
UUD 1945
UUD 1945UUD 1945
UUD 1945
 
FUNGSI UUD 1945.ppt. ppkn aksadnh jadahen
FUNGSI UUD 1945.ppt. ppkn aksadnh jadahenFUNGSI UUD 1945.ppt. ppkn aksadnh jadahen
FUNGSI UUD 1945.ppt. ppkn aksadnh jadahen
 
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSIDASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
 
11 konstitusi-klas-8-smt1
11 konstitusi-klas-8-smt111 konstitusi-klas-8-smt1
11 konstitusi-klas-8-smt1
 
konstitusi-klas-8-smt1
konstitusi-klas-8-smt1konstitusi-klas-8-smt1
konstitusi-klas-8-smt1
 

Plus de RezaWahyuni6

Soal Kuis 1 - Soal Kuis 1 - Reza Wahyuni, M. Pd..pdf
Soal Kuis 1 - Soal Kuis 1 - Reza Wahyuni, M. Pd..pdfSoal Kuis 1 - Soal Kuis 1 - Reza Wahyuni, M. Pd..pdf
Soal Kuis 1 - Soal Kuis 1 - Reza Wahyuni, M. Pd..pdf
RezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3
Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3
Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3
RezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2
RezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
RezaWahyuni6
 

Plus de RezaWahyuni6 (20)

Soal Kuis 1 - Soal Kuis 1 - Reza Wahyuni, M. Pd..pdf
Soal Kuis 1 - Soal Kuis 1 - Reza Wahyuni, M. Pd..pdfSoal Kuis 1 - Soal Kuis 1 - Reza Wahyuni, M. Pd..pdf
Soal Kuis 1 - Soal Kuis 1 - Reza Wahyuni, M. Pd..pdf
 
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
 
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
 
5. BPP Etika Bisnis.pdf5. BPP Etika Bisnis
5. BPP Etika Bisnis.pdf5. BPP Etika Bisnis5. BPP Etika Bisnis.pdf5. BPP Etika Bisnis
5. BPP Etika Bisnis.pdf5. BPP Etika Bisnis
 
3. RPS Etika Bisnis.pdf3. RPS Etika Bisnis.pdf
3. RPS Etika Bisnis.pdf3. RPS Etika Bisnis.pdf3. RPS Etika Bisnis.pdf3. RPS Etika Bisnis.pdf
3. RPS Etika Bisnis.pdf3. RPS Etika Bisnis.pdf
 
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptxMateri Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptx
Materi Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptx
Materi Pertemuan 5.pptxMateri Pertemuan 5.pptx
 
Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4.pptx
 
Materi Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptx
Materi Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptx
Materi Pertemuan 3.pptxMateri Pertemuan 3.pptx
 
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptx
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptx
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2.pptx
 
Materi Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdf
Materi Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdf
Materi Pertemuan 1.pdfMateri Pertemuan 1.pdf
 
Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3
Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3
Materi Pertemuan 3.pptx Materi Pertemuan 3
 
Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptx Materi Pertemuan 2
 
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
 
Mgg06 Pengert, Fungsi, Macam2 Ideologi (internet) (15 slide) (1).ppt
Mgg06  Pengert, Fungsi,  Macam2 Ideologi (internet) (15 slide) (1).pptMgg06  Pengert, Fungsi,  Macam2 Ideologi (internet) (15 slide) (1).ppt
Mgg06 Pengert, Fungsi, Macam2 Ideologi (internet) (15 slide) (1).ppt
 
Mgg05 Psila Sbg Dsr Ngr-2 (hub negara & penddnya) (20 slide).pptx
Mgg05  Psila Sbg Dsr Ngr-2 (hub negara & penddnya) (20 slide).pptxMgg05  Psila Sbg Dsr Ngr-2 (hub negara & penddnya) (20 slide).pptx
Mgg05 Psila Sbg Dsr Ngr-2 (hub negara & penddnya) (20 slide).pptx
 

Dernier

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Dernier (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 

Pertemuan 5.pdf

  • 1. NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD NRI 1945 DAN KONSTITUSIONALITAS KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BAWAH UUD NRI 1945 REZA WAHYUNI, M. PD.
  • 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami sejarah konstitusi di Indonesia Menganalisis perilaku berkonstitusional Menjelaskan jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia
  • 3. UUD 1945 16.7% Konstitusi RIS 16.7% Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 16.7% Kembali Ke UUD 1945 16.7% UUD 1945 era Orde Baru 16.7% Amandemen UUD 1945 16.7% SEJARAH KONSTITUSI DI INDONESIA
  • 4. UUD 1945 (18 AGUSTUS 1945 – 27 DESEMBER 1949) UUD 1945 yang telah disahkan oleh PPKI itu terdiri dari dua bagian, yakni bagian “Pembukaan” dan bagian “Batang Tubuh UUD” yang berisi 37 Pasal, 1 Aturan Peralihan terdiri atas 4 pasal, 1 Aturan Tambahan terdiri dari 2 ayat.Di dalam bagian “Pembukaan” yang terdiri atas empat alinea itu, di dalam alinea keempat tercantum perumusan Pancasila yang berbunyi sebagai berikut: (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab (3) Persatuan Indonesia (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
  • 5. Undang-Undang Republik Indonesia Serikat, Konstitusi Republik Indonesia Serikat atau lebih dikenal dengan sebutan Konstitusi RIS adalah konstitusi yang berlaku di Republik Indonesia Serikat sejak tanggal 27 Desember 1949 (yakni tanggal diakuinya kedaulatan Indonesia dalam bentuk RIS) hingga diubahnya kembali bentuk negara federal RIS menjadi negara kesatuan RI pada tanggal 17 Agustus 1950. Sejak tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi yang berlaku di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan sebutan UUDS 1950. KONSTITUSI RIS Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan UUDS 1950, adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959. Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS)
  • 6. KEMBALI KE UUD 1945 Praktiknya presiden soekarno membentuk Lembaga- Lembaga baru negara yang bersifat sementara dan tidak berdasar secara konstitusional sehingga banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, salah satu yakni muncul pergerakan bersenjata pada tanggal 30 September 1965 yang dipimpin oleh Letkol Untung Kekuasaan Presiden Soekarno dicabut dengan alasan tidak memenuhi pertanggungjawaban konstitusional sebagaimana layaknya kewajiban seorang mandataris dan dinyatakan tidak dapat menjalankan haluan negara. Melalui ketetapan yang sama, MPRS mengangkat Soeharto sebagai pejabat presiden
  • 7. Pemerintahan orde baru ini telah terjadi kediktatoran dengan alasan demi terselenggaranya stabilitas nasional dan pembangunan ekonomni, sehingga sistem demokrasi yang dikehendaki UUD 1945 tidak berjalan dengan baik. Orde Baru 21 Mei 1998 sekitar pukul 10 pagi di ruang upacara Istana Merdeka, disaksikan pimpinan DPR/MPR dan Ketua Mahkamah Agung, Presiden Soeharto menyampaikan pidato pernyataan berhenti sebagai Presiden RI dan pada kesempatan itu sekaligus dilantik B.J. Habibie sebagai presiden baru menggantikan Soeharto
  • 8. AMANDEMEN 1 Amandemen UUD 1945 yang pertama dilaksanakan pada Sidang Umum MPR 1999 tanggal 14-21 Oktober 1999. Hasil Amandemen UUD 1945 yang pertama meliputi 9 pasal dan 16 ayat sebagai berikut: - Pasal 5 Ayat 1: Hak presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR - Pasal 7: Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden - Pasal 9 Ayat 1 dan 2: Sumpah presiden dan wakil presiden - Pasal 13 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan dan penempatan duta - Pasal 14 Ayat 1: Pemberian grasi dan rehabilitasi - Pasal 14 Ayat 2: Pemberian amnesti dan abolisi - Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain - Pasal 17 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan menteri - Pasal 20 Ayat 1-4: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) - Pasal 21: Hak DPR untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU)
  • 9. 02 mandemen UUD 1945 yang kedua dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR 2000 tanggal 7-18 Agustus 2000. Perubahan kedua UUD 1945 ditetapkan pada 18 Agustus 2000. Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 27 Pasal dalam 7 Bab sebagai berikut: - Bab VI mengenai Pemerintah Daerah - Bab VII mengenai Dewan Perwakilan Daerah - Bab IXA mengenai Wilayah Negara - Bab X mengenai Warga Negara dan Penduduk - Bab XA mengenai Hak Asasi Manusia - Bab XII mengenai Pertahanan dan Keamanan - Bab XV mengenai Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan 03 Amandemen UUD 1945 yang ketiga dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR 2001 tanggal 1-9 November 2001. Perubahan ketiga terhadap UUD 1945 ditetapkan tanggal 9 November 2001. Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 23 Pasal dalam 7 Bab sebagai berikut: - Bab I mengenai Bentuk dan Kedaulatan - Bab II mengenai MPR - Bab III mengenai Kekuasaan Pemerintahan Negara - Bab V mengenai Kementerian Negara - Bab VIIA mengenai DPR - Bab VIIB mengenai Pemilihan Umum - Bab VIIIA mengenai BPK 04 Amandemen UUD 1945 yang keempat dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR 2001 tanggal 1-11 Agustus 2002. Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 19 Pasal yang terdiri atas 31 butir ketentuan serta 1 butir yang dihapuskan. Hasil Amandemen UUD 1945 yang keempat menetapkan: - UUD 1945 sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat adalah UUD 1945 yang pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. - Perubahan tersebut diputuskan dalam rapat paripurna MPR RI ke-9 tanggal 18 Agustus 2000 Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. - Bab IV tentang "Dewan Pertimbangan Agung" dihapuskan dan pengubahan substansi pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III tentang "Kekuasaan Pemerintahan Negara"
  • 10. Melanggar apa yang menjadi isi konstitusi atau melanggar aturan dan norma yang telah ditetapkan di dalam konstitusi. Menyalahgunakan konstitusi untuk kepentingan pribadi atau kelompok, ataupun untuk memperkaya diri sendiri (korupsi). 1. 2. Perilaku Berkonstitusional Siap membela Negara bila dibutuhkan sewaktu-waktu. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban Menjalin persatuan dan kesatuan melalui berbagai kegiatan Pengambilan keputusan dengan musyawarah atau pemungutan suara, tidakdengan money politic, suap, kolusi, dan intimidasi Pengambilan keputusan dengan musyawarah atau pemungutan suara, tidakdengan money politic, suap, kolusi, dan intimidasi 1. 2. 3. 4. 5. Perilaku Berkonstitusional