SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  5
Télécharger pour lire hors ligne
Peran Teknologi Tepat Guna untuk Masyarakat Daerah Perbatasan
PERAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA
UNTUK
MASYARAKAT DAERAH PERBATASAN
Kasus Propinsi Kepulauan Riau
Dicky R. Munaf 1
, Thomas Suseno 2
, Rizaldi Indra Janu 2
, Aulia M. Badar 2
Abstract
The development in Indonesia’s borderlands which relies on the capability of their
local community in constructing appropriate technologies is one of the key factors in
promoting their living standard and in boosting their self confidence. This capability,
as one of the forms of the the local community empowerment, is composed of such
factors as the attitude, capability and capacity level, ability to allocate their available
resources, and level of understanding on technology of the local community as well as
the availability of the institutional infrastructures in their local government. The
borderlands may integrate the concept of appropriate technological development into
their community empowerment program whose aim is to improve their local people’s
living standard.
Pendahuluan
Saat ini, program pemberdayaan
masyarakat dan program pembangunan
daerah Perbatasan merupakan salah satu
program prioritas pemerintah yang
sangat penting. Hal ini akan tampak
ketika segala sesuatu yang memerlukan
peran serta pemerintah akan dikurangi
dan mengedepankan masyarakat di
daerah perbatasan sebagai motor
penggerak yang optimal kepada bangsa
dan negara. Bentuk pemberdayaan
masyarakat perbatasan adalah penerapan
dan pengembangan hasil yang ada di
setiap lapisan secara berkelanjutan.
Program ini memberikan kepercayaan
lebih kepada masyarakat seluas luasnya
untuk dapat mempercepat pemulihan
ekonomi nasional, mempercepat
kemajuan desa dalam menghadapi
persaingan global di berbagai bidang
dengan mampu menggunakan teknologi
tepat guna. Hal tersebut sesuai dengan
Instruksi Presiden RI no. 3 tahun 2001
tentang Penerapan dan Pengembangan
Teknologi Tepat Guna.
Begitu pula di Kepulauan Riau
yang memiliki luas wilayah sebesar
111.228,65 Km2
yang terdiri dari hampir
64 % merupakan wilayah pulau dan
lautan, sedangkan sisanya merupakan
wilayah daratan yang membentang dari
lereng Bukit Barisan sampai ke Laut
Cina selatan, terletak antara 1º15’
Lintang Selatan sampai 4 º45 Lintang
Utara atau antara 100º03’ - 109º19’
Bujur Timur Greenwich dan 6º50’-
1º45’ Bujur Barat Jakarta. Hampir
seluruh wilayah Provinsi Kepulauan
Riau memiliki daerah perbatasan dengan
negara tetangga, tercatat ada 11 titik
1
Dosen KK-Ilmu kemanusiaan FSRD-ITB
2
Staf Setlakhar Bakorkamla
Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April 2008 329
Peran Teknologi Tepat Guna untuk Masyarakat Daerah Perbatasan
entry point dan lintas batas antara
Indonesia dan Malaysia serta Singapura.
Inilah yang menjadi salah satu
masalah pokok provinsi kepulauan Riau
yang perlu mendapat perhatian saat ini
yaitu kesenjangan pembangunan daerah
di kawasan perbatasan yang masih jauh
tertinggal dengan negara tetangga.
Kendala utama kesenjangan ini adalah
belum terlaksananya pembangunan di
wilayah perbatasan baik yang
menyangkut sarana dan prasarana utama
hingga alat alat pendukung yang mampu
menjangkau wilayah perbatasan baik
dari sektor formal maupun informal.
Kesenjangan tersebut berdampak pada;
A. Berkurangnya wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); b.
Rendahnya akses masyarakat terhadap
sektor pendidikan di wilayah perbatasan
yang berbuntut lemahnya sumberdaya
manusia di daerah perbatasan; c. Lemah
pemahaman fungsi dari sarana dan
prasarana yang ada di wilayah
perbatasan, hal ini tampak nyata pada
pelabuhan laut yang hanya berfungsi
sebagai outlet (koleksi dan
distribusinya) atau prasarana komunikasi
yang sangat terbatas meliputi transmisi
radio, televisi, dan telepon; serta d.
Terbatasnya sarana dan prasarana dan
sumber daya manusia bidang pertahanan
keamanan mengakibatkan lemahnya
pengawasan di Laut, sehingga tingkat
kejahatan di Laut tinggi (nelayan asing,
penjualan ikan di Laut).
Dari hal tersebut diperlukan
suatu pemecahan yang tuntas tentang
pembangunan perbatasan negara yang
merupakan manifestasi utama
kedaulatan wilayah suatu negara.
Perbatasan suatu negara mempunyai
peranan penting dalam penentuan batas
wilayah kedaulatan, pemanfaatan
sumber kekayaan alam, menjaga
keamanan dan keutuhan wilayah.
Pembangunan wilayah
perbatasan pada hakekatnya merupakan
bagian integral dari pembangunan
nasional yang menyimpan nilai-nilai
strategis. Salah satunya daerah
perbatasan yang merupakan faktor
pendorong bagi peningkatan
kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat sekitarnya. Sesuai dengan
Peraturan presiden Republik Indonesia
No. 7 tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah 2004 -
2009, maka pengembangan dan
pembangunan wilayah perbatasan telah
menjadi agenda dari Rencana
Pembangunan Jangka menengah
Nasional 2004 – 2009. Oleh karena itu,
salah satu upaya mewujudkan rencana
tersebut adalag dengan diterapkannya
teknologi tepat guna di daerah
perbatasan dengan memberdayaan
masyarakat.
Pola Pendekatan Pembangunan
Teknologi Tepat Guna
Tujuan pengembangan suatu
teknologi pada dasarnya adalah untuk
menjawab kebutuhan-kebutuhan, baik
yang telah nyata, ataupun yang
dirasakan dan diinginkan adanya, dan
bahkan yang diantisipasi akan
diinginkan, maka suatu upaya
pengembangan teknologi yang efektif,
pertama-tama harus didasarkan pada
permintaan pasar, baik yang telah nyata
ada, atau yang mulai tampak dirasakan
adanya [1]. Prasyarat tersebut memang
perlu, tetapi belum cukup. Kemampuan
itu harus dilengkapi dengan kemampuan
menerjemahkan perkembangan
kebutuhan pasar tersebut dengan
Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April 2008 330
Peran Teknologi Tepat Guna untuk Masyarakat Daerah Perbatasan
kemampuan untuk menggagas spektrum
teknologi bagaimana yang dapat
menanggapi kebutuhan yang diamati
tersebut [2].
Pola pendekatan yang
dikemukakan di atas mensyaratkan
adanya institusi, baik yang berdiri
sendiri maupun terorganisasi di dalam
sistem-sistem korporat atau masyarakat,.
sistem-sistem semacam itu jelas perlu
mempunyai sumberdaya pikir yang
canggih, yang mampu memadukan
kebutuhan, potensi khazanah ilmu
pengetahuan, penerjemahan khazanah
tersebut menjadi paket-paket teknologi,
evaluasi dari teknologi yang berhasil
dikemas tersebut untuk menguji
keterlaksanaannya, baik dari
pertimbangan teknis, ekonomi, sosial,
maupun persyaratan lingkungan. Selain
itu, mampu berkomunikasi kepada
masyarakat ilmiah maupun masyarakat
luas, pemerintahan dan lembaga-
lembaga masyarakat untuk memotivasi
mereka untuk mendukung ataupun
meyakinkan kemanfaatan dari apa yang
akan dilakukan, sedang dilakukan, dan
yang sudah dihasilkan. Namun tingkat
keberhasilannya masih ditentukan oleh
ketepat-gunaan teknologi yang
dihasilkan. Tingkat keberhasilan akan
lebih tinggi bila unsur ketepat-gunaan
dan ketepat saatan dipenuhi.
Istilah ketepat-gunaan
merupakan istilah yang samar-samar
pengertiannya, kalau tak diikuti dengan
pernyataan ketepat-gunaan terhadap apa.
Yang terakhir ini sangat kontekstual,
tergantung dari lingkungan masyarakat
tempat teknologi tersebut akan
difungsikan. Pembahasan mengenali
ketepatgunaan itu, akan dikaitkan
dengan konteks lingkungan
perkembangan di Indonesia.
Teknologi tepat guna adalah
yang teknologi cocok dengan kebutuhan
masyarakat sehingga bisa dimanfaatkan
pada saat rentang waktu tertentu .
Biasanya dipakai sebagai istilah untuk
teknologi yang terkait dengan budaya
lokal [3] teknologi tepat guna sebagai
salah satu jalur penting untuk mencapai
tujuan yang mendasar, yakni
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebagian besar masyarakat Indonesia
dengan keanekaragaman ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) dapat
diposisikan, tidak hanya sebagai
pendukung, tapi juga sebagai pionir
perambah jalan menuju terwujudnya
masyarakat sejahtera berkeadilan bagi
semua lapisan masyarakat di Indonesia
yang berada di berbagai penjuru tanah
air dengan tingkat kemampuan
penguasaan teknologi dan ekonomi yang
terbatas. Teknologi Tepat Guna berarti
teknologi yang sesuai dengan kondisi
budaya, dan kondisi ekonomi serta
penggunaannya harus ramah
lingkungan.
Program Pemerintah menyebut-
kan, pemberdayaan masyarakat
perbatasan merupakan jalan untuk
mengentaskan masyarakat kemiskinan di
daerah tersebut, dan diarahkan melalui
dua jalur yaitu, penurunan berbagai
biaya hidup yang harus dipikul oleh
keluarga miskin dan peningkatan
kemampuan masyarakat dalam
meningkatkan kehidupan keluarga dan
keduanya harus terlaksana secara
seiring. Tujuan pemberdayaan
masyarakat daerah perbatasan yang
menggunakan teknologi tepat guna
adalah :
a. mempercepat pemulihan
ekonomi, meningkatkan, dan
mengembangkan kegiatan usaha
Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April 2008 331
Peran Teknologi Tepat Guna untuk Masyarakat Daerah Perbatasan
ekonomi produktif masyarakat,
memperluas lapangan kerja,
lapangan usaha, meningkatkan
produktivitas, dan mutu
produksi.
b. menunjang pengembangan
wilayah melalui peningkatan
kualitas sumber daya manusia
dan pemanfaatan sumber daya
alam secara bertanggung jawab
menuju keunggulan kompetitif
dalam persaingan lokal, regional,
dan global.
c. mendorong tumbuhnya inovasi
di bidang teknologi.
Sasaran yang ingin dicapai adalah :
a. meningkatkan taraf hidup
masyarakat di daerah perbatasan
dengan pendidikan, penyediaan
sarana dan prasarana yang
memadai, serta teknologi tepat
guna yang sesuai dengan daerah
perbatasan sehingga mempunyai
dampak penting bagi kedaulatan
NKRI.
b. pemberdayaan Masyarakat
menggunakan teknologi tepat
guna merupakan faktor
pendorong bagi peningkatan
kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat di sekitar perbatasan
dan peningkatan kawasan
perbatasan itu sendiri.
c. meningkatkan lembaga/institusi
yang secara fungsional
menangani pemberdayaan
masyarakat serta inovasi
teknologi tepat guna sehingga
mempunyai dampak terhadap
kondisi pertahanan dan
keamanan, baik skala regional
maupun nasional.
Konsepsi Pembangunan Daerah
Perbatasan
Konsepsi pembangunan daerah
perbatasan khususnya untuk provinsi
Kepulaan Riau adalah strategi
pengamanan daerah perbatasan
diarahkan untuk membuka,
mengembangkan, dan mempercepat
pembangunan daerah di kawasan
tersebut serta menyerasikan laju
pertumbuhan daerah perbatasan seperti
daerah lainnya yang lebih dahulu
berkembang dengan mengoptimalkan
peran teknologi tepat guna untuk
pemberdayaan masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, disesuaikan dengan
prioritas dan potensi daerah Kepulauan
Riau sehingga terwujud pola
pembangunan yang merupakan
perwujudan Wawasan Nusantara.
Pelaksanaan program tersebut
memperoleh dukungan dan kontribusi
dari segenap komponen masyarakat,
beserta keuletan dan ketangguhannya,
di seluruh wilayah perbatasan.
Secara garis besar terdapat dua
hal penting yang harus dilakukan yaitu
pembangunan daerah perbatasan dengan
pendekatan kesejahteraan (prosperity
approach) untuk mengangkat taraf
kehidupan masyarakat setempat dan
pendekatan keamanan (security
approach) yang ditunjang oleh teknologi
tepat guna sehingga terciptanya
stabilitas politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan keamanan. Hal tersebut
memungkinkan terwujudnya keserasian
hidup berdampingan secara damai
dengan negara-negara tetangga di
sepanjang daerah perbatasan. Penerapan
kedua pendekatan tersebut melandasi
tujuan program-program pembangunan
di wilayah perbatasan secara terintegrasi
dan berkelanjutan.
Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April 2008 332
Peran Teknologi Tepat Guna untuk Masyarakat Daerah Perbatasan
Berkaitan dengan prioritas
pembangunan daerah perbatasan sesuai
dengan pemikiran di atas, dapat
dirumuskan kebijakan pengamanan
daerah perbatasan yaitu :
mengembangkan strategi pengamanan
daerah perbatasan untuk
mempertahankan tetap tegaknya
keutuhan dan kedaulatan negara, melalui
kesamaan visi dan misi bahwa daerah
perbatasan merupakan bagian integral
dari NKRI. Hal tersebut dapat terwujud
dengan melakukan penanganan yang
komprehensif dan terintegrasi untuk
terselenggaranya stabilitas di segala
bidang.
Terdapat 3 Pendekatan
pemberdayaan masyarakat di daerah
perbatasan yang menggunakan teknologi
tepat guna yaitu : 1. pendekatan yang
terarah, artinya pemberdayaan
masyarakat harus terarah yakni berpihak
kepada seluruh orang yang bermukim di
daerah perbatasan; 2. pendekatan
kelompok, artinya bersama-sama
seluruh lapisan masyarakat dan
pemerintah, pemegang amanah negara,
memudahkan pemecahan masalah yang
dihadapi; 3. Pendekatan pendampingan,
artinya selama proses pembentukan dan
penyelenggaraan kelompok masyarakat
perlu didampingi oleh pendamping yang
profesional sebagai fasilitator,
komunikator, dan dinamisator kelompok
untuk mempercepat tercapainya
kemandirian di wilayah perbatasan
khususnya diprovinsi kepulauan Riau.
Penutup
Wilayah perbatasan mempunyai
nilai-nilai strategis dalam mendukung
keberhasilan pembangunan nasional.
Pemahaman pengamanan daerah
perbatasan dalam kaitannya dengan
kedaulatan negara dapat diartikan bahwa
ancaman terhadap satu daerah ataupun
pulau di daerah perbatasan negara
berarti pula ancaman terhadap keutuhan
dan kedaulatan negara. Pengamanan
perbatasan negara dalam menjaga
kedaulatan negara saat ini masih kurang
optimal tampak dari banyaknya kasus
pelanggaran lintas batas (darat, laut dan
udara) yang dilakukan pihak asing
dengan berbagai alasan.
Pengamanan perbatasan bukan
hanya tanggung jawab pemerintah pusat,
pemerintah daerah, tetapi juga
merupakan tanggung jawab seluruh
masyarakat. Rasa tanggung jawab
masyarakat harus menjadi tolok ukur
keberhasilan memajukan daerah
perbatasan, dan keberhasilan
memajukan daerahnya haruslah
didukung dengan teknologi tepat guna
yang mampu meningkatkan
kesejahteraan baik secara finansial
maupun rasa kebanggaan menjadi rakyat
bangsa dan negara Indonesia.
Pustaka
[1] Besari, M.S, “Teknologi di
Nusantara”, Salemba Teknika,
Jakarta, 2008.
[2] Sampurno, H, “Knowledge Based
Economy : Sumber Keunggulan
Daya Saing Bangsa”, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, Oktober,
2007.
[3] Tilaar, M.A.R, “Mengindonesia :
Etnisitas dan Identitas Bangsa
Indonesia”, Rineka Cipta, Jakarta,
2007.
Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April 2008 333

Contenu connexe

En vedette

O teléfono [modo de compatibilidad]
O teléfono [modo de compatibilidad]O teléfono [modo de compatibilidad]
O teléfono [modo de compatibilidad]PaulaReySilva
 
Lm studios new prices
Lm studios new pricesLm studios new prices
Lm studios new pricesfranjana
 
Radka Maxová: Sociální politika a solidarita
Radka Maxová: Sociální politika a solidaritaRadka Maxová: Sociální politika a solidarita
Radka Maxová: Sociální politika a solidaritaanojsmetady
 
Lessons Learned Using Direct Sensing Technologies
Lessons Learned Using Direct Sensing TechnologiesLessons Learned Using Direct Sensing Technologies
Lessons Learned Using Direct Sensing TechnologiesJohn Sohl
 
Final EZ Lease survey data (9 23-11)
Final EZ Lease survey data (9 23-11)Final EZ Lease survey data (9 23-11)
Final EZ Lease survey data (9 23-11)taramartinez
 
trabajo a distancia
trabajo a distanciatrabajo a distancia
trabajo a distanciaalvasquez
 
Fiscal openness working group open knowledge - october 28
Fiscal openness working group   open knowledge - october 28 Fiscal openness working group   open knowledge - october 28
Fiscal openness working group open knowledge - october 28 Open Knowledge
 
Secrets to Success for Cost-Effective LNAPL Management
Secrets to Success for Cost-Effective LNAPL ManagementSecrets to Success for Cost-Effective LNAPL Management
Secrets to Success for Cost-Effective LNAPL ManagementJohn Sohl
 
Paris Participatory Budgeting
Paris Participatory Budgeting Paris Participatory Budgeting
Paris Participatory Budgeting Open Knowledge
 
trabajo a distancia
trabajo a distanciatrabajo a distancia
trabajo a distanciaalvasquez
 
Einführung ERFA-Seminar Solar/MINERGIE-A
Einführung ERFA-Seminar Solar/MINERGIE-AEinführung ERFA-Seminar Solar/MINERGIE-A
Einführung ERFA-Seminar Solar/MINERGIE-AVorname Nachname
 
Faringitis
FaringitisFaringitis
Faringitis01111992
 
Democratization in fiscal policy workshop 2015 - OpenBudget Survey 2015 by IBP
Democratization in fiscal policy workshop 2015 - OpenBudget Survey 2015 by IBPDemocratization in fiscal policy workshop 2015 - OpenBudget Survey 2015 by IBP
Democratization in fiscal policy workshop 2015 - OpenBudget Survey 2015 by IBPOpen Knowledge
 

En vedette (16)

Nationalekonomiska teorier
Nationalekonomiska teorierNationalekonomiska teorier
Nationalekonomiska teorier
 
O teléfono [modo de compatibilidad]
O teléfono [modo de compatibilidad]O teléfono [modo de compatibilidad]
O teléfono [modo de compatibilidad]
 
Lm studios new prices
Lm studios new pricesLm studios new prices
Lm studios new prices
 
Love thevalleys
Love thevalleysLove thevalleys
Love thevalleys
 
Radka Maxová: Sociální politika a solidarita
Radka Maxová: Sociální politika a solidaritaRadka Maxová: Sociální politika a solidarita
Radka Maxová: Sociální politika a solidarita
 
Lessons Learned Using Direct Sensing Technologies
Lessons Learned Using Direct Sensing TechnologiesLessons Learned Using Direct Sensing Technologies
Lessons Learned Using Direct Sensing Technologies
 
Final EZ Lease survey data (9 23-11)
Final EZ Lease survey data (9 23-11)Final EZ Lease survey data (9 23-11)
Final EZ Lease survey data (9 23-11)
 
trabajo a distancia
trabajo a distanciatrabajo a distancia
trabajo a distancia
 
Archivo recuperado 1
Archivo recuperado 1Archivo recuperado 1
Archivo recuperado 1
 
Fiscal openness working group open knowledge - october 28
Fiscal openness working group   open knowledge - october 28 Fiscal openness working group   open knowledge - october 28
Fiscal openness working group open knowledge - october 28
 
Secrets to Success for Cost-Effective LNAPL Management
Secrets to Success for Cost-Effective LNAPL ManagementSecrets to Success for Cost-Effective LNAPL Management
Secrets to Success for Cost-Effective LNAPL Management
 
Paris Participatory Budgeting
Paris Participatory Budgeting Paris Participatory Budgeting
Paris Participatory Budgeting
 
trabajo a distancia
trabajo a distanciatrabajo a distancia
trabajo a distancia
 
Einführung ERFA-Seminar Solar/MINERGIE-A
Einführung ERFA-Seminar Solar/MINERGIE-AEinführung ERFA-Seminar Solar/MINERGIE-A
Einführung ERFA-Seminar Solar/MINERGIE-A
 
Faringitis
FaringitisFaringitis
Faringitis
 
Democratization in fiscal policy workshop 2015 - OpenBudget Survey 2015 by IBP
Democratization in fiscal policy workshop 2015 - OpenBudget Survey 2015 by IBPDemocratization in fiscal policy workshop 2015 - OpenBudget Survey 2015 by IBP
Democratization in fiscal policy workshop 2015 - OpenBudget Survey 2015 by IBP
 

Similaire à 1 (drm) peran teknologi tepat guna2

TTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptx
TTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptxTTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptx
TTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptxrustaneffendy1
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfDianSopyan
 
1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.pptMYTVDANFILM
 
Peran Promosi Kesehatan dan pemberdayaan
Peran Promosi Kesehatan dan pemberdayaanPeran Promosi Kesehatan dan pemberdayaan
Peran Promosi Kesehatan dan pemberdayaanBisisBekasi
 
1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.pptsuwarnohaji
 
Dampak teknologi informasi_dan_komunikasi_dalam_pendidikan
Dampak teknologi informasi_dan_komunikasi_dalam_pendidikanDampak teknologi informasi_dan_komunikasi_dalam_pendidikan
Dampak teknologi informasi_dan_komunikasi_dalam_pendidikanTika Daud
 
Teknologi komunikasi &
Teknologi komunikasi &Teknologi komunikasi &
Teknologi komunikasi &muhammadthalib
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang BerkualitasRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang BerkualitasDadang Solihin
 
UTS Tik Aden Fatahilah-1D-PGSD-2186206099
UTS Tik Aden Fatahilah-1D-PGSD-2186206099UTS Tik Aden Fatahilah-1D-PGSD-2186206099
UTS Tik Aden Fatahilah-1D-PGSD-2186206099AdenFatahilah
 
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)Dhiekha Nak Minang
 
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)Dhiekha Nak Minang
 
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)nhiiyylhakirei
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanSari Faizah
 

Similaire à 1 (drm) peran teknologi tepat guna2 (20)

TTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptx
TTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptxTTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptx
TTG DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN_TELLUMPANUAE 2023.pptx
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdf
 
Buku Panduan Relawan TIK
Buku Panduan Relawan TIKBuku Panduan Relawan TIK
Buku Panduan Relawan TIK
 
30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah
 
30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah
 
1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt
 
1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt
 
1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt
 
Peran Promosi Kesehatan dan pemberdayaan
Peran Promosi Kesehatan dan pemberdayaanPeran Promosi Kesehatan dan pemberdayaan
Peran Promosi Kesehatan dan pemberdayaan
 
1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt1.-Prof-RAVIK.ppt
1.-Prof-RAVIK.ppt
 
Dampak teknologi informasi_dan_komunikasi_dalam_pendidikan
Dampak teknologi informasi_dan_komunikasi_dalam_pendidikanDampak teknologi informasi_dan_komunikasi_dalam_pendidikan
Dampak teknologi informasi_dan_komunikasi_dalam_pendidikan
 
hilirisasi.pdf
hilirisasi.pdfhilirisasi.pdf
hilirisasi.pdf
 
Teknologi komunikasi &
Teknologi komunikasi &Teknologi komunikasi &
Teknologi komunikasi &
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang BerkualitasRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang Berkualitas
 
UTS Tik Aden Fatahilah-1D-PGSD-2186206099
UTS Tik Aden Fatahilah-1D-PGSD-2186206099UTS Tik Aden Fatahilah-1D-PGSD-2186206099
UTS Tik Aden Fatahilah-1D-PGSD-2186206099
 
Dasar ict negara oleh abdul murad abd hamid
Dasar ict negara oleh  abdul murad abd hamidDasar ict negara oleh  abdul murad abd hamid
Dasar ict negara oleh abdul murad abd hamid
 
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
 
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
 
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
Tugas kelompok pengantar pendidikan(kel.10)
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaan
 

1 (drm) peran teknologi tepat guna2

  • 1. Peran Teknologi Tepat Guna untuk Masyarakat Daerah Perbatasan PERAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MASYARAKAT DAERAH PERBATASAN Kasus Propinsi Kepulauan Riau Dicky R. Munaf 1 , Thomas Suseno 2 , Rizaldi Indra Janu 2 , Aulia M. Badar 2 Abstract The development in Indonesia’s borderlands which relies on the capability of their local community in constructing appropriate technologies is one of the key factors in promoting their living standard and in boosting their self confidence. This capability, as one of the forms of the the local community empowerment, is composed of such factors as the attitude, capability and capacity level, ability to allocate their available resources, and level of understanding on technology of the local community as well as the availability of the institutional infrastructures in their local government. The borderlands may integrate the concept of appropriate technological development into their community empowerment program whose aim is to improve their local people’s living standard. Pendahuluan Saat ini, program pemberdayaan masyarakat dan program pembangunan daerah Perbatasan merupakan salah satu program prioritas pemerintah yang sangat penting. Hal ini akan tampak ketika segala sesuatu yang memerlukan peran serta pemerintah akan dikurangi dan mengedepankan masyarakat di daerah perbatasan sebagai motor penggerak yang optimal kepada bangsa dan negara. Bentuk pemberdayaan masyarakat perbatasan adalah penerapan dan pengembangan hasil yang ada di setiap lapisan secara berkelanjutan. Program ini memberikan kepercayaan lebih kepada masyarakat seluas luasnya untuk dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional, mempercepat kemajuan desa dalam menghadapi persaingan global di berbagai bidang dengan mampu menggunakan teknologi tepat guna. Hal tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden RI no. 3 tahun 2001 tentang Penerapan dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna. Begitu pula di Kepulauan Riau yang memiliki luas wilayah sebesar 111.228,65 Km2 yang terdiri dari hampir 64 % merupakan wilayah pulau dan lautan, sedangkan sisanya merupakan wilayah daratan yang membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut Cina selatan, terletak antara 1º15’ Lintang Selatan sampai 4 º45 Lintang Utara atau antara 100º03’ - 109º19’ Bujur Timur Greenwich dan 6º50’- 1º45’ Bujur Barat Jakarta. Hampir seluruh wilayah Provinsi Kepulauan Riau memiliki daerah perbatasan dengan negara tetangga, tercatat ada 11 titik 1 Dosen KK-Ilmu kemanusiaan FSRD-ITB 2 Staf Setlakhar Bakorkamla Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April 2008 329
  • 2. Peran Teknologi Tepat Guna untuk Masyarakat Daerah Perbatasan entry point dan lintas batas antara Indonesia dan Malaysia serta Singapura. Inilah yang menjadi salah satu masalah pokok provinsi kepulauan Riau yang perlu mendapat perhatian saat ini yaitu kesenjangan pembangunan daerah di kawasan perbatasan yang masih jauh tertinggal dengan negara tetangga. Kendala utama kesenjangan ini adalah belum terlaksananya pembangunan di wilayah perbatasan baik yang menyangkut sarana dan prasarana utama hingga alat alat pendukung yang mampu menjangkau wilayah perbatasan baik dari sektor formal maupun informal. Kesenjangan tersebut berdampak pada; A. Berkurangnya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); b. Rendahnya akses masyarakat terhadap sektor pendidikan di wilayah perbatasan yang berbuntut lemahnya sumberdaya manusia di daerah perbatasan; c. Lemah pemahaman fungsi dari sarana dan prasarana yang ada di wilayah perbatasan, hal ini tampak nyata pada pelabuhan laut yang hanya berfungsi sebagai outlet (koleksi dan distribusinya) atau prasarana komunikasi yang sangat terbatas meliputi transmisi radio, televisi, dan telepon; serta d. Terbatasnya sarana dan prasarana dan sumber daya manusia bidang pertahanan keamanan mengakibatkan lemahnya pengawasan di Laut, sehingga tingkat kejahatan di Laut tinggi (nelayan asing, penjualan ikan di Laut). Dari hal tersebut diperlukan suatu pemecahan yang tuntas tentang pembangunan perbatasan negara yang merupakan manifestasi utama kedaulatan wilayah suatu negara. Perbatasan suatu negara mempunyai peranan penting dalam penentuan batas wilayah kedaulatan, pemanfaatan sumber kekayaan alam, menjaga keamanan dan keutuhan wilayah. Pembangunan wilayah perbatasan pada hakekatnya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang menyimpan nilai-nilai strategis. Salah satunya daerah perbatasan yang merupakan faktor pendorong bagi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Sesuai dengan Peraturan presiden Republik Indonesia No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2004 - 2009, maka pengembangan dan pembangunan wilayah perbatasan telah menjadi agenda dari Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional 2004 – 2009. Oleh karena itu, salah satu upaya mewujudkan rencana tersebut adalag dengan diterapkannya teknologi tepat guna di daerah perbatasan dengan memberdayaan masyarakat. Pola Pendekatan Pembangunan Teknologi Tepat Guna Tujuan pengembangan suatu teknologi pada dasarnya adalah untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan, baik yang telah nyata, ataupun yang dirasakan dan diinginkan adanya, dan bahkan yang diantisipasi akan diinginkan, maka suatu upaya pengembangan teknologi yang efektif, pertama-tama harus didasarkan pada permintaan pasar, baik yang telah nyata ada, atau yang mulai tampak dirasakan adanya [1]. Prasyarat tersebut memang perlu, tetapi belum cukup. Kemampuan itu harus dilengkapi dengan kemampuan menerjemahkan perkembangan kebutuhan pasar tersebut dengan Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April 2008 330
  • 3. Peran Teknologi Tepat Guna untuk Masyarakat Daerah Perbatasan kemampuan untuk menggagas spektrum teknologi bagaimana yang dapat menanggapi kebutuhan yang diamati tersebut [2]. Pola pendekatan yang dikemukakan di atas mensyaratkan adanya institusi, baik yang berdiri sendiri maupun terorganisasi di dalam sistem-sistem korporat atau masyarakat,. sistem-sistem semacam itu jelas perlu mempunyai sumberdaya pikir yang canggih, yang mampu memadukan kebutuhan, potensi khazanah ilmu pengetahuan, penerjemahan khazanah tersebut menjadi paket-paket teknologi, evaluasi dari teknologi yang berhasil dikemas tersebut untuk menguji keterlaksanaannya, baik dari pertimbangan teknis, ekonomi, sosial, maupun persyaratan lingkungan. Selain itu, mampu berkomunikasi kepada masyarakat ilmiah maupun masyarakat luas, pemerintahan dan lembaga- lembaga masyarakat untuk memotivasi mereka untuk mendukung ataupun meyakinkan kemanfaatan dari apa yang akan dilakukan, sedang dilakukan, dan yang sudah dihasilkan. Namun tingkat keberhasilannya masih ditentukan oleh ketepat-gunaan teknologi yang dihasilkan. Tingkat keberhasilan akan lebih tinggi bila unsur ketepat-gunaan dan ketepat saatan dipenuhi. Istilah ketepat-gunaan merupakan istilah yang samar-samar pengertiannya, kalau tak diikuti dengan pernyataan ketepat-gunaan terhadap apa. Yang terakhir ini sangat kontekstual, tergantung dari lingkungan masyarakat tempat teknologi tersebut akan difungsikan. Pembahasan mengenali ketepatgunaan itu, akan dikaitkan dengan konteks lingkungan perkembangan di Indonesia. Teknologi tepat guna adalah yang teknologi cocok dengan kebutuhan masyarakat sehingga bisa dimanfaatkan pada saat rentang waktu tertentu . Biasanya dipakai sebagai istilah untuk teknologi yang terkait dengan budaya lokal [3] teknologi tepat guna sebagai salah satu jalur penting untuk mencapai tujuan yang mendasar, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar masyarakat Indonesia dengan keanekaragaman ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dapat diposisikan, tidak hanya sebagai pendukung, tapi juga sebagai pionir perambah jalan menuju terwujudnya masyarakat sejahtera berkeadilan bagi semua lapisan masyarakat di Indonesia yang berada di berbagai penjuru tanah air dengan tingkat kemampuan penguasaan teknologi dan ekonomi yang terbatas. Teknologi Tepat Guna berarti teknologi yang sesuai dengan kondisi budaya, dan kondisi ekonomi serta penggunaannya harus ramah lingkungan. Program Pemerintah menyebut- kan, pemberdayaan masyarakat perbatasan merupakan jalan untuk mengentaskan masyarakat kemiskinan di daerah tersebut, dan diarahkan melalui dua jalur yaitu, penurunan berbagai biaya hidup yang harus dipikul oleh keluarga miskin dan peningkatan kemampuan masyarakat dalam meningkatkan kehidupan keluarga dan keduanya harus terlaksana secara seiring. Tujuan pemberdayaan masyarakat daerah perbatasan yang menggunakan teknologi tepat guna adalah : a. mempercepat pemulihan ekonomi, meningkatkan, dan mengembangkan kegiatan usaha Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April 2008 331
  • 4. Peran Teknologi Tepat Guna untuk Masyarakat Daerah Perbatasan ekonomi produktif masyarakat, memperluas lapangan kerja, lapangan usaha, meningkatkan produktivitas, dan mutu produksi. b. menunjang pengembangan wilayah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab menuju keunggulan kompetitif dalam persaingan lokal, regional, dan global. c. mendorong tumbuhnya inovasi di bidang teknologi. Sasaran yang ingin dicapai adalah : a. meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah perbatasan dengan pendidikan, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, serta teknologi tepat guna yang sesuai dengan daerah perbatasan sehingga mempunyai dampak penting bagi kedaulatan NKRI. b. pemberdayaan Masyarakat menggunakan teknologi tepat guna merupakan faktor pendorong bagi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat di sekitar perbatasan dan peningkatan kawasan perbatasan itu sendiri. c. meningkatkan lembaga/institusi yang secara fungsional menangani pemberdayaan masyarakat serta inovasi teknologi tepat guna sehingga mempunyai dampak terhadap kondisi pertahanan dan keamanan, baik skala regional maupun nasional. Konsepsi Pembangunan Daerah Perbatasan Konsepsi pembangunan daerah perbatasan khususnya untuk provinsi Kepulaan Riau adalah strategi pengamanan daerah perbatasan diarahkan untuk membuka, mengembangkan, dan mempercepat pembangunan daerah di kawasan tersebut serta menyerasikan laju pertumbuhan daerah perbatasan seperti daerah lainnya yang lebih dahulu berkembang dengan mengoptimalkan peran teknologi tepat guna untuk pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, disesuaikan dengan prioritas dan potensi daerah Kepulauan Riau sehingga terwujud pola pembangunan yang merupakan perwujudan Wawasan Nusantara. Pelaksanaan program tersebut memperoleh dukungan dan kontribusi dari segenap komponen masyarakat, beserta keuletan dan ketangguhannya, di seluruh wilayah perbatasan. Secara garis besar terdapat dua hal penting yang harus dilakukan yaitu pembangunan daerah perbatasan dengan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach) untuk mengangkat taraf kehidupan masyarakat setempat dan pendekatan keamanan (security approach) yang ditunjang oleh teknologi tepat guna sehingga terciptanya stabilitas politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Hal tersebut memungkinkan terwujudnya keserasian hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara tetangga di sepanjang daerah perbatasan. Penerapan kedua pendekatan tersebut melandasi tujuan program-program pembangunan di wilayah perbatasan secara terintegrasi dan berkelanjutan. Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April 2008 332
  • 5. Peran Teknologi Tepat Guna untuk Masyarakat Daerah Perbatasan Berkaitan dengan prioritas pembangunan daerah perbatasan sesuai dengan pemikiran di atas, dapat dirumuskan kebijakan pengamanan daerah perbatasan yaitu : mengembangkan strategi pengamanan daerah perbatasan untuk mempertahankan tetap tegaknya keutuhan dan kedaulatan negara, melalui kesamaan visi dan misi bahwa daerah perbatasan merupakan bagian integral dari NKRI. Hal tersebut dapat terwujud dengan melakukan penanganan yang komprehensif dan terintegrasi untuk terselenggaranya stabilitas di segala bidang. Terdapat 3 Pendekatan pemberdayaan masyarakat di daerah perbatasan yang menggunakan teknologi tepat guna yaitu : 1. pendekatan yang terarah, artinya pemberdayaan masyarakat harus terarah yakni berpihak kepada seluruh orang yang bermukim di daerah perbatasan; 2. pendekatan kelompok, artinya bersama-sama seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah, pemegang amanah negara, memudahkan pemecahan masalah yang dihadapi; 3. Pendekatan pendampingan, artinya selama proses pembentukan dan penyelenggaraan kelompok masyarakat perlu didampingi oleh pendamping yang profesional sebagai fasilitator, komunikator, dan dinamisator kelompok untuk mempercepat tercapainya kemandirian di wilayah perbatasan khususnya diprovinsi kepulauan Riau. Penutup Wilayah perbatasan mempunyai nilai-nilai strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional. Pemahaman pengamanan daerah perbatasan dalam kaitannya dengan kedaulatan negara dapat diartikan bahwa ancaman terhadap satu daerah ataupun pulau di daerah perbatasan negara berarti pula ancaman terhadap keutuhan dan kedaulatan negara. Pengamanan perbatasan negara dalam menjaga kedaulatan negara saat ini masih kurang optimal tampak dari banyaknya kasus pelanggaran lintas batas (darat, laut dan udara) yang dilakukan pihak asing dengan berbagai alasan. Pengamanan perbatasan bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah daerah, tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat. Rasa tanggung jawab masyarakat harus menjadi tolok ukur keberhasilan memajukan daerah perbatasan, dan keberhasilan memajukan daerahnya haruslah didukung dengan teknologi tepat guna yang mampu meningkatkan kesejahteraan baik secara finansial maupun rasa kebanggaan menjadi rakyat bangsa dan negara Indonesia. Pustaka [1] Besari, M.S, “Teknologi di Nusantara”, Salemba Teknika, Jakarta, 2008. [2] Sampurno, H, “Knowledge Based Economy : Sumber Keunggulan Daya Saing Bangsa”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Oktober, 2007. [3] Tilaar, M.A.R, “Mengindonesia : Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia”, Rineka Cipta, Jakarta, 2007. Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April 2008 333