SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
Kelompok IV
• Abduraffi Rayadi (01)
• Dewi Wulandhari (10)
• Nanda Gilvyra Valleta (19)
SMK – SMAK Bogor
Kimia Analisis
X-8
Teori
Besi merupakan logam yang paling banyak terdapat dialam. Besi juga diketahui
sebagai unsur yang paling banyak membentuk bumi, yaitu kira-kira 4,7 - 5 % pada kerak
bumi. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi dan jarang dijumpai dalam keadaan
bebas, kebanyakan besi terdapat dalam batuan dan tanah sebagai oksida besi, seperti oksida
besi magnetit ( Fe3O4) mengandung besi 65 %, hematite ( Fe2O3 ) mengandung 60 – 75 %
besi, limonet ( Fe2O3 . H2O ) mengandung besi 20 % dan siderit (Fe2CO3).
Besi secara farmakologi digunakan sebagai zat penambah darah bagi penderita
anemia. Salah satu bentuk garam besi yang digunakan sebagai komponen zat aktif dalam
sediaan penambah darah adalah besi(II) sulfat, yaitu bentuk besi bervalensi dua atau ferro.
Hal ini berkaitan dengan kondisi tubuh manusia yang lebih mudah menyerap besi dua
daripada besi bervalensi tiga. Sifat kimia besi yang sangat dikenal adalah mudah teroksidasi
oleh oksigen dari udara dan oksidator lainnya, sehingga besi umumnya dijumpai sebagai
besi bervalensi tiga. Pada kondisi tertentu dimana kurang kontak dengan udara, besi berada
sebagai besi bervalensi dua.
Besi digunakan sebagai katalis. Ion besi sebagai katalis pada reaksi ion persulfat
dan ion iodida. Besi merupakan sebuah contoh yang baik dalam hal penggunaan senyawa
logam transisi. Sebagai katalis karena kemampuan senyawa logam transisi tersebut untuk
mengubah tingkat oksidasi. Ion-ion yang paling sederhana dalam larutan adalah :
- [Fe(H2O)6]2+
- [Fe(H2O)6]3+
Kedua-keduanya bersifat asam, tetapi besi ( III ) lebih kuat asamnya. Ion
hidroksida ( katakanlah dari larutan natrium hidroksida ) dapat menghilangkan ion hirogen
dari ligan air dan kemudian melekat pada ion besi. Setelah ion hidrogen dihilangkan, akan
diperoleh kompleks netral. Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan terbentuk
endapan.
Besi sangat mudah dioksidasi pada kondisi yang bersifat basa. Oksigen di udara
mengoksidasi endapan besi ( II ) hidroksida menjadi besi ( III ) hidroksida. Warna endapan
yang menjadi gelap berasal dari efek yang sama. Ammonia dapat berperan sebagai basa
atau ligan. Pada kasus ini, amonia berperan sebagai basa, menghilangkan ion hodrogen.
Kejadian yang sama terjadi ketika menambahkan larutan natrium hidroksida. Natrium
kembali berubah warna yang menunjukkan kompleks Fe ( II ) hidroksida teroksidasi oleh
udara menjadi Fe(III) hidroksida.
Jika kamu menambahkan larutan natrium karbonat ke larutan yang mengandung
heksaaquobesi (III), dengan pasti akan diperoleh endapan seperti jika ditambahkan larutan
natrium hidroksida atau amonium hidroksida. Saat ini, ion karbonat yang menghilangkan ion
hidrogen dari ion heksaaquo dan menghasilkan kompleks netral.
Besi dari larutan garam tunjung (FeSO4.7H2O) dapat diendapkan sebagai besi(II)
hidroksida, akan tetapi besi ini tidak mantap dan mudah teroksidasi menjadi besi (III),
sehingga bila dipijarkan sisa pijarnya tidak murni sebagai FeO. Oleh karena itu besi harus
diendapkan sebagai besi(III) hidroksida.Sebagai pengoksida dapat dipakai HNO3, H2O, atau
air brom. Sebenarnya HNO3 kurang baik karena mudah terjadi kopresipitasi.pH
pengendapan tidak boleh terlalu tinggi untuk menghindari pengendapan hidroksida lain
terutama bila contoh alam yang biasa mengandung Mg, sehingga dapat mengendap sebagai
Mg(OH)2. Oleh karena itu ditambahkan NH4Cl 10%sebagai pendapar. Pengendapan
dilakukan pada suhu 70-80°C untuk mendapatkan jel/selai yang baik
Dasar
Garam besi(II) yang tidak mantap dioksidasikan dengan HNO3,air Brom atau
menjadi Fe(III) yang mantap. Kemudian Fe(III) diendapkan dengan NH4OH
menjadi endapan selai yang berwarna coklat Fe(OH)3 yang setelah dipijarkan
menjadi Fe2O3 yang berwarna hhitam coklat.
Reaksi
2HNO3 → H2O + 2NO + 3O
6FeSO4 + 6HNO3 + 3O → 2Fe2(SO4)3 + 2Fe(NO3)3 +3H2O
Fe2(SO4)3 + 2Fe(NO3)3 + 18NH4OH → 6Fe(OH)3 + 6(NH4)2SO4 + 6NH4NO3
6Fe(OH)3 → 3Fe2O3 + 9H2O
↑
Alat dan Bahan
Alat Alat yang Diperlukan :
 Piala gelas 400 dan 800 mL.
 Pengaduk
 Kaca arloji
 Tabung Reaksi
 Labu semprot
 Tutup kaca
 Pembakar teklu
 Pembakar meker / tanur
 Kaki tiga
 Kasa asbes
 Gelas ukur 10 mL dan 50 mL.
 Termometer
 Pipet tetes
 Corong
 Penyangga corong
 Tabung reaksi
 Cawan porselin
 Segitiga porselin
 Gegep besi
 Neraca analitik
 Oven
 Desikator
 Neraca Sauter
Bahan – Bahan yang Diperlukan :
 Sampel garam tunjung Fe2SO4.7H2O
 Air suling
 HNO3 4N / H2O2 3% / Air Brom
 NH4Cl 10%
 NH4OH 2N
 AgNO3 0,1%
 HCl 4N
 BaCl2 0,5 N
 AgNO3 0,1%
Cara Kerja
1. Sampel garam tunjung ditimbang sebanyak ± 0,5 gram menggunakan neraca analitik.
2. Sampel dimasukkan ke piala gelas 400 mL.
3. Sampel dilarutkan dengan 25 mL air suling.
4. Ditambahkan 5 mL HNO3 4N.
5. Piala gelas beserta isinya dididihkan dengan api kecil sampai terbentuk larutan berwarna
kuning/sindur.
6. Dilakukan uji oksidasi dengan meneteskan NH4OH 2N ke cairan jernih. Apabila
terbentuk endapan kecokelatan itu menandakan besi (II) telah teroksidasi menjadi besi
(III). Bila terbentuk endapan hitam kehijauan itu menandakan besi (II) belum menjadi
besi (III), sehingga harus ditambahkan HNO3 4N sebanyak 5 mL lagi, dididihkan
kemudian diuji kembali.
7. Diencerkan dengan air suling hingga volume akhirnya 100 mL.
8. Larutan dipanaskan hingga 70 – 80 0C menggunakan termometer.
9. Ditambahkan NH4Cl 10 % 15 mL.
10. Larutan diendapkan dengan NH4OH 2N sedikit demi sedikit hingga berlebih ( sampai
cairan induk jernih).
11. Endapan disaring dengan kertas saring Whatman no.541, kemudian dicuci dengan air
panas, dienaptuangkan.
12. Dilakukan uji pengotor sulfat dan klorida sampai larutan bebas uji pengotor.
13. Kertas saring berisi endapan dikeringkan didalam oven kemudian dilipat.
14. Setelah dilipat, kertas saring dimasukkan ke cawan porselin yang telah diketahui bobot
kosongnya.
15. Cawan + endapan di perarang dan diabukan menggunakan pembakar teklu dan dipijarkan
menggunakan pembakar meker atau tanur.
16. Cawan porselin beserta sisa pijarnya didinginkan di desikator.
17. Cawan + abu ditimbang menggunakn neraca sauter sebagai bobot cawan + abu.
18. Serangkaian tahapan pemijaran, pendinginan, penimbangan dilakukan hingga tercapai
bobot tetap Fe2O3.
Pembahasan
Besi dari garam besi (II) dapat diendapkan sebagai hidroksidanya. Akan tetapi, besi ini
tidak mantap dan mudah teroksidasi menjadi besi (III), karena garam besi (II) dari sampel Fero sulfat
hepta hidrat (FeSO4.7H2O) bersifat tidak stabil, oleh karena itu Fe(II) harus di oksidasikan terlebih
dahulu menjadi Fe(III) yang lebih stabil. sehingga bila dipijarkan sisa pijarnya tidak murni sebagai
FeO. Maka dari itu, besi harus diendapkan sebagai besi (III) hidroksida.
Sebelum pendidihan, ditambahkan oksidator. Sebagai pengoksidasi dapat dipakai HNO3,
H202, atau air brom,tapi untuk kebutuhan laboratoriumm saat ini HNO3 lah yg lebih mudah di dapat
dibandingkan dengan H202 ataupun air brom maka digunakanlah HNO3 sebagai pengoksidasi
walaupun HNO3 kurang baik karen mudah terjadi kopresipitasi. Sebenarnya tanpa oksidator pun
Fe(II) sudah bisa teroksidasi menjadi Fe(III) tapi resikonya jika tidak memakai oksidator adalah Fe
tidak teroksidasi secara sempurna menjadi Fe(III),ada yg sebagian teroksidasi menjadi Fe(III) dan ada
juga yg masih sebagai Fe(II),maka dari itu penggunaan oksidator sangat pengting agar Fe(II)
semuanya dapat troksidasi sempurna menjadi Fe(III).
Setelah pendidihan, dilakukan uji oksidasi, yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana oksidasi besi (II) menjadi besi (III). Ciri utama untuk membedakan antara keduanya
adalah warna endapan yang terbentuk. Endapan Fe(OH)2 berwarna hitam kehijauan, sedangkan
Fe(OH)3 berwarna merah kecokelatan. Apabila yang terbentuk adalah endapan hitam kehijauan,
berarti penambahan HNO3 4N masih kurang sehingga masih perlu ditambah 5 mL, kemudian
dididihkan dan diuji kembali. Namun jika endapan yang terbentuk berwarna merah kecokelatan,
berarti larutan besi (II) telah teroksidasi menjadi besi (III).
Endapan Fe(OH)3 merupakan endapan selai kecokelatan yang optimal pembentukannya
pada suhu berkisar antara 70 – 80 0C. Oleh karena itu, suhu harus diatur agar pembentukan endapan
semakin baik. Karena jika kurang dari suhu 700c maka proses pengendapan akan berlangsung lama
dan endapan tidak sempurna,sedangkan jika lebih dari suhu 800c maka akan terjadi hidrolisis dan jika
terjadi hidrolisis,maka dapat diatasi dengan melarutkan kembali dengan menambahkan HCl dan
dilakukan pengendapan ulang.
Sebagai pengendap digunakan basa lemah NH4OH, karena jika memakai basa kuat seperti
NaOH dan KOH maka pH terlalu tinggi sehingga dapat mengakibatkan mengendapnya hidroksida
lain terutama cuplikan (sampel) alam yang biasanya mengandung Mg, sehingga dapat mengendap
sebagai Mg(OH)2. Maka dari itu penggunaan basa lemah ditujukan agar pH tidak terlalu tinggi.
Selain sebagai pengendap NH4OH juga sebagai pasangan pendapar untuk NH4Cl 10% , yang mana
NH4Cl 10% sebagai penyangga (buffer) serta sebagai koagulan (pembentuk endapan selai/jel yang
menggumpal).
Endapan Fe(OH)3 disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman no.541. Oleh
karena endapan ini kecil kelarutannya dalam air suling suhu biasa maupun panas, maka digunakan air
suling panas untuk mencuci endapan ini dikarenakan air suling panas memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan air suling biasa, diantaranya air suling panas lebih mudah melarutkan pengotor
sehingga endapan lebih cepat bersih, dan biasanya air suling panas biasanya lebih mudah melewati
pori-pori kertas saring sehingga memudahkan dan mempercepat proses penyaringan.
Setelah dipijarkan, endapan besi (III) hidroksida akan terurai menjadi besi (III) oksida dan
air konstitusi. Air konstitusi adalah air yang dihasilkan ketika suatu senyawa memecah, namun di
dalam senyawa tersebut tidak terikat dalam bentuk H2O. Sisa pijar kemudian ditimbang untuk
mengetahui kadar prakteknya.
Pencucian endapan untuk menghilangkan pengotor CL- dan SO4
2- digunakan
air uling panas,karena logam Fe merupakan logam yg dapat larutdalam air suling panas.
1. Ketika melalukan uji sulfat (menghilangkan pengotor sulfat) digunakan pereaksi HCl
dan BaCl2. Digunakan pereaksi BaCl2 adalah merupakan indikator untuk mengetahui
masih adakah SO4 dalam endapan atau tidak, jika masih terdapat endapan maka akan
diketahui dengan terbentuknya endapan BaSO4 yg berwarna putih.
SO4 +BaCl2 -> BaSO4 + Cl-
2. Dan pada uji CL-(menghilangkan pengotor klorida) digunakan pereaksi HNO3 dan
terlebih dahulu menjadi Fe(III) yg lebih stabil dan terbentuklah endapn Fe(OH)3 yg
berwarna merah kecoklatan.dan setelah dipijarkan AgNo3 .
Cl+HNO3+AgNo3.penggunaan AgNo3 sebagai indikator untuk mengetahui masih
terdapat pengotor klorida atau tidak,jika masih terdapat maka akan diketahui dengan
terbentuknya endapan AgCl yang berwarna putih.
Cl+AgNO3 -> AgCl+ NO3
-
Perhitungan
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan air brom?
2. Bagaimana proses oksidasi Fe(II) menjadi Fe(III)?
3. Dapatkah Fe(II) diendapkan tanpa melalui oksidasi ?
4. Bagaimana bentuk endapan apabila pengendapan dilakukan
pada suhu lebih atau kurang dari 70-80 oC?
5. Apa fungsi NH4OH dan NH4Cl?
Kesimpulan
Jadi dalam penetapan ini jika ingin mendapatkan
endapan yang baik, penambahan reaksi dan proses
oksidasi harus dilakukan dengan baik dan benar. Serta
pelu memperhatikan pH larutan dan suhu supaya
endapan tidak rusak.
Daftar Pustaka / Sumber
http://gravimet.blogspot.com/2013/06/kadar-fe-dalam-garam-tunjung.html
http://noerarifinyusuf.blogspot.com/2014/07/penetapan-kadar-besi-fe-dalam-garam.html
http://apaadanya1234.blogspot.com/2014/05/style-definitions-table.html
Iskandar, Inowyatye, dkk. Analisis Gravimetri.2014.Bogor: SMK – SMAK Bogor
Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung

Contenu connexe

Tendances

Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatPenetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatRidwan Ajipradana
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu KawiPenetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu KawiAnshori Suhendro
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatPenetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatRidwan Ajipradana
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiKustian Permana
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatRidwan Ajipradana
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerYusrizal Azmi
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiKustian Permana
 
Laporan larutan penyangga
Laporan larutan penyanggaLaporan larutan penyangga
Laporan larutan penyanggaPT. SASA
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2OPenetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2OLestari Putri
 
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK BogorPenetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 

Tendances (20)

Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Sulfat dalam Garam Glauber (Na2SO4.10H2O) SMK-SMAK Bogor
 
Pemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.ivPemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.iv
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatPenetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu KawiPenetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
Penetapan Kadar MnO2 dalam Batu Kawi
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri SulfatPenetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
Penetapan Kadar Cu dalam Kupri Sulfat
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
 
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium SulfatPenetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Ammonium Sulfat
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption Spectrophotometer
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
Laporan larutan penyangga
Laporan larutan penyanggaLaporan larutan penyangga
Laporan larutan penyangga
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2OPenetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
Penetapan Zn dalam ZnSO4.7H2O
 
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK BogorPenetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar Zn dalam ZnSO4.7H2O SMK-SMAK Bogor
 

Similaire à Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung

Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
Bahan kimia penjernih Air
Bahan kimia penjernih AirBahan kimia penjernih Air
Bahan kimia penjernih AirEko Rochadi
 
Laporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikLaporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikNur Annisa
 
Bab 4 asam-basa_dan_redoks
Bab 4 asam-basa_dan_redoksBab 4 asam-basa_dan_redoks
Bab 4 asam-basa_dan_redoksRhianz Awalul
 
Laporan korosi besi
Laporan korosi besiLaporan korosi besi
Laporan korosi besiJoni Rahman
 
Ringkasan anorganik untuk uas
Ringkasan anorganik untuk uasRingkasan anorganik untuk uas
Ringkasan anorganik untuk uasmuhlisun_azim
 
Tugas papper larutan standar
Tugas papper larutan standarTugas papper larutan standar
Tugas papper larutan standarTak Seorang Pun
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang Fera Fajrin
 
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
KIMIA UNSUR by: XII IPA 414081994
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alam14081994
 
Tugas kimia artikel tentang korosi
Tugas kimia artikel tentang korosiTugas kimia artikel tentang korosi
Tugas kimia artikel tentang korosiAziz_Kurniawan
 
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, SulfurPembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, SulfurIsmi Roichatul Jannah
 

Similaire à Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung (20)

Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
Bahan kimia penjernih Air
Bahan kimia penjernih AirBahan kimia penjernih Air
Bahan kimia penjernih Air
 
Laporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganikLaporan prakytikum kimia anorganik
Laporan prakytikum kimia anorganik
 
Bab 4 asam-basa_dan_redoks
Bab 4 asam-basa_dan_redoksBab 4 asam-basa_dan_redoks
Bab 4 asam-basa_dan_redoks
 
K elompok 1 pai
K elompok 1 paiK elompok 1 pai
K elompok 1 pai
 
Laporan korosi besi
Laporan korosi besiLaporan korosi besi
Laporan korosi besi
 
Terusi
TerusiTerusi
Terusi
 
Golongan Oksigen
Golongan OksigenGolongan Oksigen
Golongan Oksigen
 
Halogen dan gas mulia
Halogen dan gas muliaHalogen dan gas mulia
Halogen dan gas mulia
 
Ringkasan anorganik untuk uas
Ringkasan anorganik untuk uasRingkasan anorganik untuk uas
Ringkasan anorganik untuk uas
 
Tugas papper larutan standar
Tugas papper larutan standarTugas papper larutan standar
Tugas papper larutan standar
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang
 
Ppt jurnal kimanor
Ppt jurnal kimanorPpt jurnal kimanor
Ppt jurnal kimanor
 
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alam
 
Unsur Kimia Halogen
Unsur Kimia HalogenUnsur Kimia Halogen
Unsur Kimia Halogen
 
Tugas kimia artikel tentang korosi
Tugas kimia artikel tentang korosiTugas kimia artikel tentang korosi
Tugas kimia artikel tentang korosi
 
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, SulfurPembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
 

Dernier

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 

Dernier (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 

Penetapan Kadar Fe dalam Garam Tunjung

  • 1.
  • 2. Kelompok IV • Abduraffi Rayadi (01) • Dewi Wulandhari (10) • Nanda Gilvyra Valleta (19)
  • 3. SMK – SMAK Bogor Kimia Analisis X-8
  • 4. Teori Besi merupakan logam yang paling banyak terdapat dialam. Besi juga diketahui sebagai unsur yang paling banyak membentuk bumi, yaitu kira-kira 4,7 - 5 % pada kerak bumi. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi dan jarang dijumpai dalam keadaan bebas, kebanyakan besi terdapat dalam batuan dan tanah sebagai oksida besi, seperti oksida besi magnetit ( Fe3O4) mengandung besi 65 %, hematite ( Fe2O3 ) mengandung 60 – 75 % besi, limonet ( Fe2O3 . H2O ) mengandung besi 20 % dan siderit (Fe2CO3). Besi secara farmakologi digunakan sebagai zat penambah darah bagi penderita anemia. Salah satu bentuk garam besi yang digunakan sebagai komponen zat aktif dalam sediaan penambah darah adalah besi(II) sulfat, yaitu bentuk besi bervalensi dua atau ferro. Hal ini berkaitan dengan kondisi tubuh manusia yang lebih mudah menyerap besi dua daripada besi bervalensi tiga. Sifat kimia besi yang sangat dikenal adalah mudah teroksidasi oleh oksigen dari udara dan oksidator lainnya, sehingga besi umumnya dijumpai sebagai besi bervalensi tiga. Pada kondisi tertentu dimana kurang kontak dengan udara, besi berada sebagai besi bervalensi dua.
  • 5. Besi digunakan sebagai katalis. Ion besi sebagai katalis pada reaksi ion persulfat dan ion iodida. Besi merupakan sebuah contoh yang baik dalam hal penggunaan senyawa logam transisi. Sebagai katalis karena kemampuan senyawa logam transisi tersebut untuk mengubah tingkat oksidasi. Ion-ion yang paling sederhana dalam larutan adalah : - [Fe(H2O)6]2+ - [Fe(H2O)6]3+ Kedua-keduanya bersifat asam, tetapi besi ( III ) lebih kuat asamnya. Ion hidroksida ( katakanlah dari larutan natrium hidroksida ) dapat menghilangkan ion hirogen dari ligan air dan kemudian melekat pada ion besi. Setelah ion hidrogen dihilangkan, akan diperoleh kompleks netral. Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan terbentuk endapan. Besi sangat mudah dioksidasi pada kondisi yang bersifat basa. Oksigen di udara mengoksidasi endapan besi ( II ) hidroksida menjadi besi ( III ) hidroksida. Warna endapan yang menjadi gelap berasal dari efek yang sama. Ammonia dapat berperan sebagai basa atau ligan. Pada kasus ini, amonia berperan sebagai basa, menghilangkan ion hodrogen. Kejadian yang sama terjadi ketika menambahkan larutan natrium hidroksida. Natrium kembali berubah warna yang menunjukkan kompleks Fe ( II ) hidroksida teroksidasi oleh udara menjadi Fe(III) hidroksida.
  • 6. Jika kamu menambahkan larutan natrium karbonat ke larutan yang mengandung heksaaquobesi (III), dengan pasti akan diperoleh endapan seperti jika ditambahkan larutan natrium hidroksida atau amonium hidroksida. Saat ini, ion karbonat yang menghilangkan ion hidrogen dari ion heksaaquo dan menghasilkan kompleks netral. Besi dari larutan garam tunjung (FeSO4.7H2O) dapat diendapkan sebagai besi(II) hidroksida, akan tetapi besi ini tidak mantap dan mudah teroksidasi menjadi besi (III), sehingga bila dipijarkan sisa pijarnya tidak murni sebagai FeO. Oleh karena itu besi harus diendapkan sebagai besi(III) hidroksida.Sebagai pengoksida dapat dipakai HNO3, H2O, atau air brom. Sebenarnya HNO3 kurang baik karena mudah terjadi kopresipitasi.pH pengendapan tidak boleh terlalu tinggi untuk menghindari pengendapan hidroksida lain terutama bila contoh alam yang biasa mengandung Mg, sehingga dapat mengendap sebagai Mg(OH)2. Oleh karena itu ditambahkan NH4Cl 10%sebagai pendapar. Pengendapan dilakukan pada suhu 70-80°C untuk mendapatkan jel/selai yang baik
  • 7. Dasar Garam besi(II) yang tidak mantap dioksidasikan dengan HNO3,air Brom atau menjadi Fe(III) yang mantap. Kemudian Fe(III) diendapkan dengan NH4OH menjadi endapan selai yang berwarna coklat Fe(OH)3 yang setelah dipijarkan menjadi Fe2O3 yang berwarna hhitam coklat.
  • 8. Reaksi 2HNO3 → H2O + 2NO + 3O 6FeSO4 + 6HNO3 + 3O → 2Fe2(SO4)3 + 2Fe(NO3)3 +3H2O Fe2(SO4)3 + 2Fe(NO3)3 + 18NH4OH → 6Fe(OH)3 + 6(NH4)2SO4 + 6NH4NO3 6Fe(OH)3 → 3Fe2O3 + 9H2O ↑
  • 9. Alat dan Bahan Alat Alat yang Diperlukan :  Piala gelas 400 dan 800 mL.  Pengaduk  Kaca arloji  Tabung Reaksi  Labu semprot  Tutup kaca  Pembakar teklu  Pembakar meker / tanur  Kaki tiga  Kasa asbes  Gelas ukur 10 mL dan 50 mL.  Termometer  Pipet tetes  Corong  Penyangga corong  Tabung reaksi  Cawan porselin  Segitiga porselin  Gegep besi  Neraca analitik  Oven  Desikator  Neraca Sauter
  • 10. Bahan – Bahan yang Diperlukan :  Sampel garam tunjung Fe2SO4.7H2O  Air suling  HNO3 4N / H2O2 3% / Air Brom  NH4Cl 10%  NH4OH 2N  AgNO3 0,1%  HCl 4N  BaCl2 0,5 N  AgNO3 0,1%
  • 11. Cara Kerja 1. Sampel garam tunjung ditimbang sebanyak ± 0,5 gram menggunakan neraca analitik. 2. Sampel dimasukkan ke piala gelas 400 mL. 3. Sampel dilarutkan dengan 25 mL air suling. 4. Ditambahkan 5 mL HNO3 4N. 5. Piala gelas beserta isinya dididihkan dengan api kecil sampai terbentuk larutan berwarna kuning/sindur. 6. Dilakukan uji oksidasi dengan meneteskan NH4OH 2N ke cairan jernih. Apabila terbentuk endapan kecokelatan itu menandakan besi (II) telah teroksidasi menjadi besi (III). Bila terbentuk endapan hitam kehijauan itu menandakan besi (II) belum menjadi besi (III), sehingga harus ditambahkan HNO3 4N sebanyak 5 mL lagi, dididihkan kemudian diuji kembali. 7. Diencerkan dengan air suling hingga volume akhirnya 100 mL. 8. Larutan dipanaskan hingga 70 – 80 0C menggunakan termometer. 9. Ditambahkan NH4Cl 10 % 15 mL. 10. Larutan diendapkan dengan NH4OH 2N sedikit demi sedikit hingga berlebih ( sampai cairan induk jernih).
  • 12. 11. Endapan disaring dengan kertas saring Whatman no.541, kemudian dicuci dengan air panas, dienaptuangkan. 12. Dilakukan uji pengotor sulfat dan klorida sampai larutan bebas uji pengotor. 13. Kertas saring berisi endapan dikeringkan didalam oven kemudian dilipat. 14. Setelah dilipat, kertas saring dimasukkan ke cawan porselin yang telah diketahui bobot kosongnya. 15. Cawan + endapan di perarang dan diabukan menggunakan pembakar teklu dan dipijarkan menggunakan pembakar meker atau tanur. 16. Cawan porselin beserta sisa pijarnya didinginkan di desikator. 17. Cawan + abu ditimbang menggunakn neraca sauter sebagai bobot cawan + abu. 18. Serangkaian tahapan pemijaran, pendinginan, penimbangan dilakukan hingga tercapai bobot tetap Fe2O3.
  • 13. Pembahasan Besi dari garam besi (II) dapat diendapkan sebagai hidroksidanya. Akan tetapi, besi ini tidak mantap dan mudah teroksidasi menjadi besi (III), karena garam besi (II) dari sampel Fero sulfat hepta hidrat (FeSO4.7H2O) bersifat tidak stabil, oleh karena itu Fe(II) harus di oksidasikan terlebih dahulu menjadi Fe(III) yang lebih stabil. sehingga bila dipijarkan sisa pijarnya tidak murni sebagai FeO. Maka dari itu, besi harus diendapkan sebagai besi (III) hidroksida. Sebelum pendidihan, ditambahkan oksidator. Sebagai pengoksidasi dapat dipakai HNO3, H202, atau air brom,tapi untuk kebutuhan laboratoriumm saat ini HNO3 lah yg lebih mudah di dapat dibandingkan dengan H202 ataupun air brom maka digunakanlah HNO3 sebagai pengoksidasi walaupun HNO3 kurang baik karen mudah terjadi kopresipitasi. Sebenarnya tanpa oksidator pun Fe(II) sudah bisa teroksidasi menjadi Fe(III) tapi resikonya jika tidak memakai oksidator adalah Fe tidak teroksidasi secara sempurna menjadi Fe(III),ada yg sebagian teroksidasi menjadi Fe(III) dan ada juga yg masih sebagai Fe(II),maka dari itu penggunaan oksidator sangat pengting agar Fe(II) semuanya dapat troksidasi sempurna menjadi Fe(III). Setelah pendidihan, dilakukan uji oksidasi, yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana oksidasi besi (II) menjadi besi (III). Ciri utama untuk membedakan antara keduanya adalah warna endapan yang terbentuk. Endapan Fe(OH)2 berwarna hitam kehijauan, sedangkan Fe(OH)3 berwarna merah kecokelatan. Apabila yang terbentuk adalah endapan hitam kehijauan, berarti penambahan HNO3 4N masih kurang sehingga masih perlu ditambah 5 mL, kemudian dididihkan dan diuji kembali. Namun jika endapan yang terbentuk berwarna merah kecokelatan, berarti larutan besi (II) telah teroksidasi menjadi besi (III).
  • 14. Endapan Fe(OH)3 merupakan endapan selai kecokelatan yang optimal pembentukannya pada suhu berkisar antara 70 – 80 0C. Oleh karena itu, suhu harus diatur agar pembentukan endapan semakin baik. Karena jika kurang dari suhu 700c maka proses pengendapan akan berlangsung lama dan endapan tidak sempurna,sedangkan jika lebih dari suhu 800c maka akan terjadi hidrolisis dan jika terjadi hidrolisis,maka dapat diatasi dengan melarutkan kembali dengan menambahkan HCl dan dilakukan pengendapan ulang. Sebagai pengendap digunakan basa lemah NH4OH, karena jika memakai basa kuat seperti NaOH dan KOH maka pH terlalu tinggi sehingga dapat mengakibatkan mengendapnya hidroksida lain terutama cuplikan (sampel) alam yang biasanya mengandung Mg, sehingga dapat mengendap sebagai Mg(OH)2. Maka dari itu penggunaan basa lemah ditujukan agar pH tidak terlalu tinggi. Selain sebagai pengendap NH4OH juga sebagai pasangan pendapar untuk NH4Cl 10% , yang mana NH4Cl 10% sebagai penyangga (buffer) serta sebagai koagulan (pembentuk endapan selai/jel yang menggumpal). Endapan Fe(OH)3 disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman no.541. Oleh karena endapan ini kecil kelarutannya dalam air suling suhu biasa maupun panas, maka digunakan air suling panas untuk mencuci endapan ini dikarenakan air suling panas memiliki beberapa kelebihan dibandingkan air suling biasa, diantaranya air suling panas lebih mudah melarutkan pengotor sehingga endapan lebih cepat bersih, dan biasanya air suling panas biasanya lebih mudah melewati pori-pori kertas saring sehingga memudahkan dan mempercepat proses penyaringan. Setelah dipijarkan, endapan besi (III) hidroksida akan terurai menjadi besi (III) oksida dan air konstitusi. Air konstitusi adalah air yang dihasilkan ketika suatu senyawa memecah, namun di dalam senyawa tersebut tidak terikat dalam bentuk H2O. Sisa pijar kemudian ditimbang untuk mengetahui kadar prakteknya.
  • 15. Pencucian endapan untuk menghilangkan pengotor CL- dan SO4 2- digunakan air uling panas,karena logam Fe merupakan logam yg dapat larutdalam air suling panas. 1. Ketika melalukan uji sulfat (menghilangkan pengotor sulfat) digunakan pereaksi HCl dan BaCl2. Digunakan pereaksi BaCl2 adalah merupakan indikator untuk mengetahui masih adakah SO4 dalam endapan atau tidak, jika masih terdapat endapan maka akan diketahui dengan terbentuknya endapan BaSO4 yg berwarna putih. SO4 +BaCl2 -> BaSO4 + Cl- 2. Dan pada uji CL-(menghilangkan pengotor klorida) digunakan pereaksi HNO3 dan terlebih dahulu menjadi Fe(III) yg lebih stabil dan terbentuklah endapn Fe(OH)3 yg berwarna merah kecoklatan.dan setelah dipijarkan AgNo3 . Cl+HNO3+AgNo3.penggunaan AgNo3 sebagai indikator untuk mengetahui masih terdapat pengotor klorida atau tidak,jika masih terdapat maka akan diketahui dengan terbentuknya endapan AgCl yang berwarna putih. Cl+AgNO3 -> AgCl+ NO3 -
  • 17. Pertanyaan 1. Apa yang dimaksud dengan air brom? 2. Bagaimana proses oksidasi Fe(II) menjadi Fe(III)? 3. Dapatkah Fe(II) diendapkan tanpa melalui oksidasi ? 4. Bagaimana bentuk endapan apabila pengendapan dilakukan pada suhu lebih atau kurang dari 70-80 oC? 5. Apa fungsi NH4OH dan NH4Cl?
  • 18. Kesimpulan Jadi dalam penetapan ini jika ingin mendapatkan endapan yang baik, penambahan reaksi dan proses oksidasi harus dilakukan dengan baik dan benar. Serta pelu memperhatikan pH larutan dan suhu supaya endapan tidak rusak.
  • 19. Daftar Pustaka / Sumber http://gravimet.blogspot.com/2013/06/kadar-fe-dalam-garam-tunjung.html http://noerarifinyusuf.blogspot.com/2014/07/penetapan-kadar-besi-fe-dalam-garam.html http://apaadanya1234.blogspot.com/2014/05/style-definitions-table.html Iskandar, Inowyatye, dkk. Analisis Gravimetri.2014.Bogor: SMK – SMAK Bogor