Hasan Hanafi adalah seorang pemikir Islam kontemporer asal Mesir yang lahir pada tahun 1935. Ia dikenal dengan kritiknya terhadap teologi tradisional dan gagasannya untuk merekonstruksi teologi agar lebih relevan dengan masa kini. Salah satu karya terkenalnya adalah Al-Yasar Al-Islami yang membahas tentang Islam dan kiri.
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Kerangka berfikir kalam kontemporer
1. KERANGKA BERFIKIR KALAM KONTEMPORER
HASAN HANAFI
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah: Ilmu Kalam
Dosen Pengampu: Rahman Afandi, S.Ag, M. S. I
Disusun Oleh:
Eli Puji Astuti : (1522401055)
Ferisia Apriliani : (1522401057)
Nur Fatimah : (1522401076)
Restu Setiawan : ( 1522401078)
Rizal Abdul Ghani : (1522401081)
Siti Maryati : (1522401083)
Yusuf Al- Ikhwan : (1522401091)
Restu Waskitowati : (1522401094)
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
3. BAB I
PENDAHULUAN
A Latar belakang
Pergulatan Hasan hanafi yang intens dengan khazanah tradisional
islam dan apresiasinya yang mendalam terhadap tradisi filsafat barat yang
membuatnya dikenal luas dalam percaturan intelektual dunia. Kondisi
pemikir dan aktivis gerakan islam kontemporer yang pada abad ke XV
masih disibukan dengan problem – problem akut antara kemiskinan,
kejumudan dan ketertindasan kaum muslimin disatu ihak dengan dominasi
kapitalisme dan imperialism di pihak lain.
Pemikiran hasan hanafi yang berupaya menggalu dan mewujudkan
makna revolusioner dari agama ini, sebagai konsekwensi dari
keberpihakanya kepada rakyat yang lemah dan tertindas segera mendapat
tempat tersendiri dalam konstelasi pemikiran – pemikiran alternatif.
B Rumusan masalah
1 Bagaimana biografi Hasan Hanafi?
2 Bagaimana pemikiran kalam Hasan Hanafi?
C Tujuan
1 Untuk mengetahui bagaimana biografi Hasan Hanafi.
2 Untuk mengetahui pemikiran kalam Hasan Hanafi.
4.
5. BAB II
PEMBAHASAN
A Biografi hasan hanafi
Hasan hanafi adalah guru besar pada fakultas Filsafat Universitas Kairo.
Ia lahir pada tanggal 13 Februari 1935 di Kairo, di dekat Benteng Salahuddin,
daerah perkampungan Al-Azhar. Mesipun lingkungan sosialnya dapat
dikatakan tidak terlalu mendukung, tradisi keilmuan berkembang di sana sejak
lama.1
Secara historis dan kultural, kota Mesir memang telah dipengaruhi
peradaban-peradaban besar sejak masa Fir’aun, Romawi, Bizantium, Arab,
Mamluk dan Turki dan Eropa moderen. Hal ini menunjukan bahwa Mesir,
terutama kota Kairo, mempunyai arti penting bagi perkembangan awal tradisi
keilmuan Hasan Hanafi.
Masa kecil Hanafi berhadapan dengan kenyataan-kenyataan hidup di
bawah pengaruh bangsa asing. kenyataan itu membangkitkan sikap patriotik
dan nasionalismenya.2
Ia berasal dari keluarga musisi. Pendidikannya berawal
pada tahun 1948 dengan menamatkan pendidikan tingkat dasar dan
melanjutkan studinya dimadrasah tsanawiyah Khalil Agha, kairo yang
diselesaikan selama empat tahun. Selama di tsanawiyah beliau aktif mengikuti
diskusi kelompok ikhwan al- muslimin. Oleh karena itu sejak kecil ia telah
mengetahui pemikiran yang dikembangkan oleh kelompok itu dan aktivitas
sosialnya. Hanafi juga tertarik untuk mempelajari pemikiran sayyid Qutb
tentang keadilan sosial dalam islam. Ia berkonsentrasi untuk mendalami
pemikiran agama, revolusi dan perubahan sosial.
Dari sekian banyak tulisan atau karya hasan hanafi, Kiri islam ( al-
yasar al- islami)3
merupakan salah satu puncak sublimasi pemikirannya
1 Khudori Saleh, Pemikiran Islam Kontemporer, (Yogyakarta: Jendela, 2003), hlm. 157.
2 Abdillah Hasan, Tokoh-Tokoh Masyhur Dunia Islam, (Surabaya: Jawara Surabaya, 2004), hlm.
317.
3 Imam Aziz dan Jadul Maula , Kiri Islam, (Yogyakarta : lkis, Yogyakarta, 1997) hlm. 2
6. semenjak revolusi tahun 1952. Meskipun buku tersebut baru memuat tema –
tema pokok dari proyek besar hanafi tapi karya ini telah memformulasikan satu
kecenderungan pemikiran yang ideal tentang bagaimana seharusnya
sumbangan agama bagi kesejahteraan umat manusia.
B Pemikiran kalam hasan hanafi
a Kritik terhadap teologi tradisional.
Dalam gagasannya tentang rekonstruksi teologi tradisional, Hanafi
menegaskan perlunya mengubah orientasi peringkat konseptual sistem
kepercayaan atau teologi sesuai dengan perubahan konteks politik yang
terjadi. Menurutnya Teologi tradisional lahir dalam konteks sejarah ketika
inti keislaman sistem kepercayaan, yakni transendensi Tuhan, diserang oleh
wakil dari sekte dan budaya lama. Teologi ini dimaksudkan untuk
mempertahankan doktrin ulama dan memelihara kemurniannya. Sementara
itu, konteks sosial politik sekarang sudah berubah. Islam mengalami
berbagai kekalahan di berbagai medan pertempuran sepanjang periode
kolonialisasi.oleh karena itu kerangka konseptual lama masa – masa
permulaan yang berasal dari budaya klasik harus diubah menjadi kerangka
konseptual baru yang berasal dari kebudayaan modern.4
Hanafi memandang bahwa teologi bukanlah pemikiran murni yang
hadir dalam kehampaan sejarah melainkan merefleksikan konflik – konflik
sosial politik. Oleh karena itu kritik teologi merupakan tindakan yang sah
dan dibenarkan karena teologi adalah hasil pemikiran manusia yang terbuka
untuk di kritik.
Menurut hanafi, teologi sesungguhnya bukan ilmu tentang Tuhan,
melainkan ilmu tentang kata. karena Tuhan tidak tunduk terhadap ilmu.
Tuhan mengungkapkan diri dalam sabdaNya yang berupa wahyu. Ilmu kata
4 Hasan Hanafi, Agama, Ideologi dan Pembangunan, (Jakarta: P3M, 1991), hlm. 6
7. adalah tafsir yaitu ilmu hermeneutik yang mempelajari analisis percakapan,
bukan hanaya dari segi bentuk – bentuk murni ucapan melainkan juga dari
segi konteksnya, yakni pengertian yang merujuk kepada dunia. Hanafi ingin
meletakan teologi islam tradisional pada tempat yang sebenarnya, yakni
bukan pada ilmu ketuhanan yang suci yang tidak boleh dipersoalkan lagi
dan harus diterima begitu saja secara Taken for granted. Ia adalah ilmu
kemanusiaan yang tetap terbuka untuk diadakan verifikasi dan flasifikasi
baik secara historis mauppun eidetic.5
Secara praktis hanafi juga menunjukan bahwa teologi tradisional tidak
dapat menjadi “ pandangan yang benar – benar hidup” dan memberi
motivasi dalam tindakan dalam kehidupan konkret umat manusia. Secara
praxis teologi tradisional gagal menjadi semacam teologiyang sungguh –
sungguh fungsional bagi kehidupan nyata masyarakat muslim. Kegagalan
para teolog tradisional disebabkan oleh sikap para penyusun teologi yang
tidak mengkaitkan dengan kesadaran murni dan nilai – nilai perbuatan
manusia. Akibatnya muncul keterpecahan antara keimanan teoritik dengan
amal praktisnya di kalangan umat. Uumat islam mulai dilanda ketercerai
beraian dan terkoyak – koyak. Secara individual pemikkiran manusia
terputus dengan kesadaran, perkataan maupun perbuatannya. Keadaan itu
akan mudah melahirkan sikap – sikap moral ganda atau sinkretisme
kepribadian. Fenomena sinkretis ini tampak dalam kehidupan umat islam
saat ini, sinkretisme antara kultur keagamaan dan sekularisme (dalam
kebudayaan), antara tradisional dan modern (peradaban), antara timur dan
barat (politik), antara konservatisme dan progresivisme ( sosial) dan antara
kapitalisme dan sosialisme (ekonomi).
Secara historis teologi telah menyingkap adanya benturan berbagai
kepentingan dan ia sarat dengan konflik sosial politik, yaitu telah gagal pada
dua tingkat :
5 Abdul rozak dan Rosihon anwar, ilmu kalam, (Bandung : Pustaka setia.2011)hlm.235
8. 1, Pada tingkat teoritis, yaitu gagal mendapat pembuktian ilmiah dan
filosofis.
2, Pada tingkat praktis, gagal karena hanya menciptakan apatisme
dan negativisme.
b, Rekonstruksi teologi.
Meliahat sisi – sisi kelemahan teologi tradisional, hanafi lalu
mengajukan saran rekonstruksi teologi. Menurutnya adalah mungkin untuk
memfungsikan teologi menjadi ilmu – ilmu yang bermanfaat bagi masa kini,
yaitu dengan melakukan rekonstruksi dan revisi serta membangun kembali
epistimologi baru yang sahih dan lebih signifikan. Tujuan rekonstruksi
teologi hanafi adalah menjadikan teologi tidak hanya sekedar dogma –
dogma keagamaan yang kosong, melainkan menjelma sebagai ilmu tentang
pejuang sosial yang menjadikan keimanan – keimanan tradisional memiliki
fungsi secara actual sebagai landasan etik dan motivasi manusia.6
Langkah – langkah melakukan rekonstruksi teologi sekurang –
kurangnya dilator belakangi oleh hal – hal berikut :
1, Kebutuhan akan adanya sebuah ideology yang jelas di tengah –
tengah pertarungan global antara berbagai ideology.
2, Pentingnya teologi baru ini bukan semata pada sisi teoritisnya,
melainkan juga terletak pada kepentingan praktis untuk secara
nyata mewujudkan ideologi sebagai gerakan dalam sejarah. Salah
satu kepentingan teologi ini adalah memecahkan problem
penduduk tanah di Negara – Negara muslim.
3, Kepentingan teologi yang bersifat praktis (amaliyah fi’liyhah)
yaitu secara nyata diwujudkan dalam realitas melalui realisasi
6 Abdul rozak dan Rosihon anwar, ilmu kalam, (Bandung : Pustaka setia.2011)hlm.236
9. tauhid dalam dunia islam. Hanafi menghendaki adanya teologi
dunia yaitu teologi baru yang dapat mempersatukan umat islam di
bawah stau orde7
.
Menurut hanafi rekonstruksi teologi merupakan salah satu cara yang
harus ditempuh jika ingin teologi dapat memberikan sumbangan yang
konkret bagi sejarah kemanusiaan. Pertama – tema rekonstruksi untuk
mentransformasikan teologi menuju antropologi, menjadikan teologi
sebagai wacana tentang kemanusiaan, baik secara eksistensial, ognitif
maupun kesejarahan.
Selanjutnya hasan hanafi menawarkan dua hal untuk memperoleh
kesempurnaan teori ilmu dalam teologi islam. Yaitu:
1, Analisis bahasa. Bahasa serta istilah – istilah dalam teologi
tradisional adalah warisan nenekmoyang di bidang teologi,yang
merupakan bahasa khas yng seolah – seolah menjadi ketentuan
sejak dulu. Teologi tradisional memiliki istilah – istilah khas
seperti Allah, iman, akhirat. Menurut hanafi semua ini
menyingkapkan sifat – sifat dan metode keilmuan ada yang
empirik- rasional seperti iman, amal, dan imamah, da nada yang
historis seperti nurbuwah serta ada pula yang metafisik seperti
Allah dan akhirat.
2, Analisis realitas. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui latar
belakang historis – sosiologis munculnya teologi di masa lalu.
Mendeskripsikan pengaruh – pengaruh nyata teologi bagi
kehiduan masyarakat, dan bagaimana ia mempunyai kekuatan
mengarahkan terhadap perilaku para pendukungnya. Analisis
realitas ini berguna untuk menentukan stressing kea rah mana
teologi kontemporer harus diorientasikan.8
7 Abdul rozak dan Rosihon anwar, ilmu kalam, (Bandung : Pustaka setia.2011)hlm.237
8 Abdul rozak dan Rosihon anwar, ilmu kalam, (Bandung : Pustaka setia.2011)hlm.238
10. BAB III
KESIMPULAN
Hasan hanafi lahir di kairo pada tahun 1935. Sejak kecil sudah mulai
mengikuti diskusi kelompok ikhwan al – muslimin. Sehingga ia tahu pemikiran
yang dikembangkan kelompok itu dan aktifitas sosialnya. Salah satu karyanya
yang terkenal adalah al yasar al islami atau lebih dikenal dengan islam kiri.
11. Hasan hanafi memiliki dua pemikiran kalam yaitu kritik terhadap teologi
tradisional dan rekonstruksi teologi. Dalam gagasannya mengenai rekonstruksi
teologi tradisional ia menegaskan perlu adanya perubahan orientasi perangkat
konseptual system kepercayaan. Sedangkan dalam rekonstruksi teologi ia
mengajukan saran untuk mengajukan rekonstruksi teologi dengan mefungsikan
teologi menjadi ilmu – ilmu yang bermanfaat bagi masa kini.
DAFTAR PUSTAKA
12. Rozak abdul dan Rosihon anwar, 2011, Ilmu Kalam, (Bandung : Pustaka
setia)
Aziz imam dan jadul maula ,1997, Kiri Islam, (Yogyakarta : lkis Yogyakarta)
Abdillah Hasan, 2004. Tokoh-Tokoh Masyhur Dunia Islam, (Surabaya: Jawara
Surabaya)
Khudori Saleh, 2003. Pemikiran Islam Kontemporer, (Yogyakarta: Jendela)
Hasan Hanafi, 1991. Agama, Ideologi dan Pembangunan, (Jakarta: P3M)