Publicité
Publicité

Contenu connexe

Publicité

Recovery.ppt

  1. PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI RCChem Learning Centre RECOVERY Oleh : Julia Kantasubrata
  2. PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI RCChem Learning Centre Latar Belakang Percobaan Recovery • Dalam suatu pengujian contoh, analit yang terkait dalam matriks contoh harus dilarutkan/diekstraksi/ dibebaskan sebelum dapat diukur. • Agar hasil pengujian akurat maka efisiensi pelarutan/ekstraksi itu harus 100% • Selain itu, analit tidak boleh hilang (menguap, masih terikat pada kolom pemisahan, lolos pada penyaringan dsb.) selama proses preparasi contoh berlangsung.
  3. PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI RCChem Learning Centre RECOVERY § Kapan recovery harus diperhitungkan dalam metode analisis? • Apabila prosedur pre-treatment contoh atau preparasi contoh pada metode yang digunakan cukup panjang • Sebagai ilustrasi, recovery tidak perlu diperhitungkan apabila contoh hanya disaring dengan membran dan setelah itu siap diinjeksikan pada kolom HPLC. § Faktor apa saja yang ingin dilihat dari percobaan recovery? • Apakah analit 100% lepas dari matriks pada proses destruksi atau ekstraksi • Apakah melalui proses hidrolisa sebagian analit tidak ada yang rusak, sehingga pada tahap pengukuran hanya sebagian saja yang terukur • Apakah pada proses pre-treatment contoh yang cukup panjang (mis pada analisis residu pestisida) sebagian analit tidak hilang dijalan?
  4. PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI RCChem Learning Centre Bagaimana Design Percobaan Recovery? § Apa yang diperlukan untuk percobaan Recovery? • Contoh • Standar Analit § Pada percobaan recovery, apa yang dilakukan terhadap contoh dan standar analit diatas? • Sejumlah diketahui standar analit ditambahkan kedalam contoh • Sejumlah sama contoh seperti diatas, dianalisis terpisah. § Mengapa harus ada contoh pada percobaan Recovery? • Gangguan yang ada pada analisis sebenarnya harus dipertahankan • Seberapa banyak (100%, 95% atau 50%) analit lepas dari contoh tidak akan dapat terpantau apabila pada percobaan hanya digunakan standar analit • Pemakaian standar analit hanya akan dapat memberikan informasi mengenai ada tidaknya analit yang hilang pada proses preparasi contoh. § Apakah dapat CRM digunakan untuk percobaan Recovery? • Dapat, asalkan CRM yang digunakan berupa matriks dan bukan senyawa murni. • Apa kelemahannya apabila digunakan CRM berupa senyawa murni?
  5. PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI RCChem Learning Centre Design Percobaan Recovery menggunakan CRM § Pembelian CRM selalu disertai dengan sertifikat CRM tersebut § Diandaikan pd sertifikat tertulis, konsentrasi analit = CCRM (ppm) +  (ppm)  adalah nilai ketidakpastian konsentrasi § Untuk percobaan recovery, ambil sejumlah tertentu CRM, analisis menggunakan metode yang akan divalidasi. § Diandaikan hasil analisisnya adalah : Canalisis (ppm) § Ulangi percobaan diatas minimal 6 kali § Hitung nilai rata-rata Canalisis (ppm) § Recovery dihitung sebagai berikut: Recovery = (Crata2 analisis/CCRM) x 100%
  6. PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI RCChem Learning Centre Studi Kasus Percobaan Recovery menggunakan CRM dari pp’-DDE dalam Minyak Jagung § CCRM = 7,911 + 0,005 g/g § Dari 6 kali analisis yang dilakukan laboratorium meng- gunakan metode yang sedang divalidasi, diperoleh data bahwa konsentrasi rata-rata pp’-DDE dalam minyak jagung adalah: Crata-rata = 7,123 g/g § Recovery Metode = (7,123/7,911) x 100 % = 90,04 %
  7. PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI RCChem Learning Centre PERCOBAAN RECOVERY MELALUI “SPIKE ” 1. Siapkan minimal 12 wadah dan masukkan kedalam masing-masing wadah sejumlah sama contoh. 2. Buat ke-12 wadah berpasangan; dengan demikian akan terdapat 6 (enam) pasangan wadah berisikan sejumlah sama contoh 3. Untuk setiap pasangan wadah, masukkan kedalam hanya salah satu dari ke-2 wadah tersebut, sejumlah diketahui analit (di- ”spike” dengan analit). 4. Diandaikan konsentrasi analit yang ditambahkan(C1) 5. Analisis semua (12) wadah 6. Untuk setiap pasangan wadah akan didapat 2 data yaitu: • Konsentrasi analit dalam wadah yang hanya berisikan contoh saja; yang diberi notasi Cspl • Konsentrasi analit dalam wadah yang berisikan contoh yang sudah dispike dengan analit; yang diberi notasi Cspike
  8. PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI RCChem Learning Centre Skema Percobaan Recovery pada HPLC 6 buah wadah ber- isikan masing-ma- sing 2 gr contoh 6 buah wadah berisikan masing- masing 2 gr contoh yang telah di spike dengan C1 (mg/L) analit Terhadap 12 wadah diatas dilakukan proses pre-treatment contoh Terakhir kali contoh hasil ekstraksi di larutkan dan di add kan masing-masing dalam labu takar 10 mL Dari tiap labu takar, diinjeksikan masing- masing 20 L kedalam kolom HPLC Dari 6 kali penetapan diperoleh data konsentrasi rata-rata analit dalam contoh = Cspl (mg/L) Dari 6 kali penetapan diperoleh data konsentrasi rata-rata analit dalam contoh yang di ”spike” = Cspike (mg/L)
  9. PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI RCChem Learning Centre PERCOBAAN RECOVERY MELALUI “SPIKE ” (2) 7. Dari kedua data hasil analisis pada butir 6, % Recovery dapat dihitung, melalui rumus: Recovery (%) = {(Cspike-Cspl)/C1} x 100 dimana: Cspike = konsentrasi analit dalam campuran contoh + sejumlah tertentu analit Cspl = konsentrasi analit dalam contoh (sampel) C1 = konsentrasi analit yang ditambahkan kedalam contoh.
  10. PUSAT PENELITIAN KIMIA - LIPI RCChem Learning Centre Permasalahan Seputar Recovery § Recovery yang ideal adalah 100% § Nilai perolehan kembali dari analit yang ditambahkan (“spiking”) biasanya lebih baik daripada analit yang terikat secara alami (terikat lebih kuat) pada matriks contoh. Inilah kelemahan dari uji perolehan kembali (Recovery) § Seberapa besar Recovery boleh bergeser dari angka 100% untuk dapat dikatakan metode valid ditinjau dari Recovery-nya? • Ada metode yang mempunyai Recovery hanya 70 % • Yang menjadi isu adalah apabila Recovery rendah, perlukah hasil analisis yang dilaporkan dikoreksi terhadap Recovery? § Apa perbedaan Recovery dan Akurasi?
Publicité