PUSAT
PENELITIAN
KIMIA
-
LIPI
RCChem Learning Centre
Latar Belakang Percobaan Recovery
• Dalam suatu pengujian contoh, analit yang terkait
dalam matriks contoh harus dilarutkan/diekstraksi/
dibebaskan sebelum dapat diukur.
• Agar hasil pengujian akurat maka efisiensi
pelarutan/ekstraksi itu harus 100%
• Selain itu, analit tidak boleh hilang (menguap, masih
terikat pada kolom pemisahan, lolos pada penyaringan
dsb.) selama proses preparasi contoh berlangsung.
PUSAT
PENELITIAN
KIMIA
-
LIPI
RCChem Learning Centre
RECOVERY
§ Kapan recovery harus diperhitungkan dalam metode analisis?
• Apabila prosedur pre-treatment contoh atau preparasi contoh pada
metode yang digunakan cukup panjang
• Sebagai ilustrasi, recovery tidak perlu diperhitungkan apabila contoh
hanya disaring dengan membran dan setelah itu siap diinjeksikan pada
kolom HPLC.
§ Faktor apa saja yang ingin dilihat dari percobaan recovery?
• Apakah analit 100% lepas dari matriks pada proses destruksi
atau ekstraksi
• Apakah melalui proses hidrolisa sebagian analit tidak ada yang
rusak, sehingga pada tahap pengukuran hanya sebagian saja yang
terukur
• Apakah pada proses pre-treatment contoh yang cukup panjang
(mis pada analisis residu pestisida) sebagian analit tidak hilang
dijalan?
PUSAT
PENELITIAN
KIMIA
-
LIPI
RCChem Learning Centre
Bagaimana Design Percobaan Recovery?
§ Apa yang diperlukan untuk percobaan Recovery?
• Contoh
• Standar Analit
§ Pada percobaan recovery, apa yang dilakukan terhadap contoh dan
standar analit diatas?
• Sejumlah diketahui standar analit ditambahkan kedalam contoh
• Sejumlah sama contoh seperti diatas, dianalisis terpisah.
§ Mengapa harus ada contoh pada percobaan Recovery?
• Gangguan yang ada pada analisis sebenarnya harus dipertahankan
• Seberapa banyak (100%, 95% atau 50%) analit lepas dari contoh tidak
akan dapat terpantau apabila pada percobaan hanya digunakan standar
analit
• Pemakaian standar analit hanya akan dapat memberikan informasi
mengenai ada tidaknya analit yang hilang pada proses preparasi contoh.
§ Apakah dapat CRM digunakan untuk percobaan Recovery?
• Dapat, asalkan CRM yang digunakan berupa matriks dan bukan senyawa
murni.
• Apa kelemahannya apabila digunakan CRM berupa senyawa murni?
PUSAT
PENELITIAN
KIMIA
-
LIPI
RCChem Learning Centre
Design Percobaan Recovery menggunakan CRM
§ Pembelian CRM selalu disertai dengan sertifikat CRM tersebut
§ Diandaikan pd sertifikat tertulis, konsentrasi analit =
CCRM (ppm) + (ppm)
adalah nilai ketidakpastian konsentrasi
§ Untuk percobaan recovery, ambil sejumlah tertentu CRM,
analisis menggunakan metode yang akan divalidasi.
§ Diandaikan hasil analisisnya adalah : Canalisis (ppm)
§ Ulangi percobaan diatas minimal 6 kali
§ Hitung nilai rata-rata Canalisis (ppm)
§ Recovery dihitung sebagai berikut:
Recovery = (Crata2 analisis/CCRM) x 100%
PUSAT
PENELITIAN
KIMIA
-
LIPI
RCChem Learning Centre
Studi Kasus Percobaan Recovery menggunakan
CRM dari pp’-DDE dalam Minyak Jagung
§ CCRM = 7,911 + 0,005 g/g
§ Dari 6 kali analisis yang dilakukan laboratorium meng-
gunakan metode yang sedang divalidasi, diperoleh data
bahwa konsentrasi rata-rata pp’-DDE dalam minyak
jagung adalah:
Crata-rata = 7,123 g/g
§ Recovery Metode = (7,123/7,911) x 100 %
= 90,04 %
PUSAT
PENELITIAN
KIMIA
-
LIPI
RCChem Learning Centre
PERCOBAAN RECOVERY MELALUI “SPIKE ”
1. Siapkan minimal 12 wadah dan masukkan kedalam masing-masing
wadah sejumlah sama contoh.
2. Buat ke-12 wadah berpasangan; dengan demikian akan terdapat
6 (enam) pasangan wadah berisikan sejumlah sama contoh
3. Untuk setiap pasangan wadah, masukkan kedalam hanya salah
satu dari ke-2 wadah tersebut, sejumlah diketahui analit (di-
”spike” dengan analit).
4. Diandaikan konsentrasi analit yang ditambahkan(C1)
5. Analisis semua (12) wadah
6. Untuk setiap pasangan wadah akan didapat 2 data yaitu:
• Konsentrasi analit dalam wadah yang hanya berisikan contoh
saja; yang diberi notasi Cspl
• Konsentrasi analit dalam wadah yang berisikan contoh yang
sudah dispike dengan analit; yang diberi notasi Cspike
PUSAT
PENELITIAN
KIMIA
-
LIPI
RCChem Learning Centre
Skema Percobaan Recovery pada HPLC
6 buah wadah ber-
isikan masing-ma-
sing 2 gr contoh
6 buah wadah berisikan masing-
masing 2 gr contoh yang telah
di spike dengan C1 (mg/L) analit
Terhadap 12 wadah diatas dilakukan
proses pre-treatment contoh
Terakhir kali contoh hasil ekstraksi di
larutkan dan di add kan masing-masing
dalam labu takar 10 mL
Dari tiap labu takar, diinjeksikan masing-
masing 20 L kedalam kolom HPLC
Dari 6 kali penetapan diperoleh
data konsentrasi rata-rata analit
dalam contoh = Cspl (mg/L)
Dari 6 kali penetapan diperoleh data
konsentrasi rata-rata analit dalam
contoh yang di ”spike” = Cspike (mg/L)
PUSAT
PENELITIAN
KIMIA
-
LIPI
RCChem Learning Centre
PERCOBAAN RECOVERY MELALUI “SPIKE ” (2)
7. Dari kedua data hasil analisis pada butir 6, % Recovery dapat
dihitung, melalui rumus:
Recovery (%) = {(Cspike-Cspl)/C1} x 100
dimana:
Cspike = konsentrasi analit dalam campuran
contoh + sejumlah tertentu analit
Cspl = konsentrasi analit dalam contoh (sampel)
C1 = konsentrasi analit yang ditambahkan
kedalam contoh.
PUSAT
PENELITIAN
KIMIA
-
LIPI
RCChem Learning Centre
Permasalahan Seputar Recovery
§ Recovery yang ideal adalah 100%
§ Nilai perolehan kembali dari analit yang ditambahkan (“spiking”)
biasanya lebih baik daripada analit yang terikat secara alami
(terikat lebih kuat) pada matriks contoh. Inilah kelemahan dari
uji perolehan kembali (Recovery)
§ Seberapa besar Recovery boleh bergeser dari angka 100% untuk
dapat dikatakan metode valid ditinjau dari Recovery-nya?
• Ada metode yang mempunyai Recovery hanya 70 %
• Yang menjadi isu adalah apabila Recovery rendah, perlukah hasil analisis
yang dilaporkan dikoreksi terhadap Recovery?
§ Apa perbedaan Recovery dan Akurasi?