Islam dan Disiplin
Ilmu
OLEH :
Dr.IR. H. SOEDARSONO, M.SI.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)
SEMARANG
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 PO BOX 1054 Semarang 50112
MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN
I’jaz (mukjizat) secara etimologi dari kata al I’jaz merupakan
masdar (abstract noun) dari kata a’jiza yang berarti
mengungguli, Mukjizat menurut para ulama adalah suatu yang
luar biasa dan tidak tertandingi.
Ilmu adalah pengetahuan tentang kesesuaian berdasarkan
sifat atau hakikatnya. Dengan sifat yang dicari bisa terungkap
dengan jelas, yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah
ilmu yang eksperimental.
Mukjizat ilmiah adalah pemberitaan Al-Qur’an tentang hakikat
sesuatu yang dapat dibuktikan oleh ilmu eksperimental dan
belum tercapai kesemuanya krena keterbatasan sarana
manusia pada jaman Rasullullah
KAIDAH-KAIDAH KAJIAN MUKJIZAT
ILMIAH
❖Ilmu Allah bersifat universal dan kebenaran yang
mutlak ilmu manusia terbatas dan kebenarannya
bersifat relatif.
❖Tidak mungkin terjadi pertentangan antara yang
pasti dari wahyu dan yang pasti dari ilmu
eksperimental, apabila terjadi pertentangan pasti
ada kesalahan dari menentukan kepastian salah
satunya.
❖ Nash-nash wahyu diturunkan lafaz yang
luas yang mencakup segala konsep yang
benar dalam topik yang terus menerus
muncul dari lain generasi ke generasi
selanjutnya.
❖ Apabila terjadi pertentangan antara nash
yang pasti dengan teori ilmiah maka teori
itu harus ditolak, tetapi apabila terjadi
kesesuaian maka nash merupakan
pedoman atas kebenaran teori tersebut.
AL-QUR’AN MERANGSANG
PERKEMBANGAN IPTEK
Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia
diciptakan oleh Allah dari bumi (tanah) agar
manusia memakmurkannya.
“….Dialah telah menciptakan kamu dari bumi
(tanah) oleh menjadikanmu pemakmurnya”
(Qs 11, 61).
Adam sebagai khalifah Allah untuk
mengelola dunia dibekali dengan ilmu
memahami sifat-sifat alam (science)
“ Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-
nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakan pada malaikat, lalu berfiman
“Sebutkanlah kepadaku nama benda-benda atau
jika kamu orang-orang yang benar (Qs 2, 31)
Berdasarkan pemahaman itu umat Islam
organisasi pertama sampai abad ke-5 Hijriah
melakukan eksperimental science atau
mengadakan penelitian dari Tobiah, (kealaman).
SUNATULLAH
(Ada yang tidak yang diwahyukan dan yang
diwahyukan)
Sunatullah tidak diwahyukan prosesnya tidak
melibatkan manusia. Ada tiga sifatnya yaitu:
1. Exact (Qs 25: 2 dan 65: 3)
2. Immutable (Qs 6: 115 dan 17: 77)
3. Obyektive (Qs 21: 115)
Sifat sanutullah Exact (pasti)
Sifat alam yang pasti memberikan kemudahan bagi
manusia untuk membuat rencana berdasarkan
perhitungan. Misalnya titik didih 100 derajat celcius,
grafitasi, siklus hidrologi, fotosintesis dll.
Sifat sunatullah adalah immutable
(tidak berubah-ubah).
Dengan sifat sunatullah yang tetap,
seorang ilmuwan dapat memperkirakan
dan merencanakan setiap fenomena
alam yang akan terjadi, setiap pakar
IPTEK mudah memahami karena sifat
alam yang konsisten.
Sifat sunatullah obyektif (tidak memihak)
Dapat kata ketahui siapa yang mematuhi
sunatullah akan sukses sedangkan yang
melangar atau tidak mengikuti sunatullah secara
konsisten akan gagal. Misalnya sifat tangkal petir
(lightning orrester).
Al-Qur’an bukan hanya menjadi inspirasi
permasalahan IPTEK melainkan juga dapat
mengilhami jawaban atau penjelasan ilmiah. Ada
dua pendekatan antara Al-Qur’an dan temuan
IPTEK, yaitu pendekatan ke hulu dan ke hilir.
Sunatullah yang diwahyukan
Cirinya melibatkan manusia dan time
responya panjang. Oleh karena itu banyak
ayat dalam Al-Qur’an manusia diminta
mempelajari sejarah masa lampau sebagai
bahan perbandingan untuk menyakinkan
manusia akan kebenaran hukum-hukum
Allah (oils: QS 3; 173-138)
“Sesungguhnya telah berlaku
sebelum kamu sunah Allah, karena itu
berjalanlah di muka bumi dan
perhatikan orang-orang yang
mendustakan (rosul-rosul) Al-Qur’an
ini adalah penerang bagi manusia dan
petunjuk serta pelajaran bagi orang-
orang taqwa (QS 3; 137-138)
Sebagai contoh sunatullah yang diwahyukan
antara lain surat Nur ayat 58 dan 59 yang
menunjukan agar setiap orang tua mendidik
anak mereka yang di bawah umur, agar
meminta ijin setiap kali akan masuk kamar
tidur orang tua mereka pada tiga masa
(sebelum sesudah, saat meninggalkan
pakaian dan setelah isak).
Pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan
Teknologi
Dalam pembahasan masalah pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dari segi Islam,
sudah selayaknya bila kita meneliti kembali apa
yang dikatakan oleh sumber ajarannya, yaitu Al
Qur’an mengenai hal tersebut. Karena merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan
tertentu, maka perlu kita ungkapkan terlebih dahulu
apa tujuan totalitas kegiatan manusia, yakni tujuan
hidupnya di dunia ini menurut Islam.
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan
manusia melainkan agar mereka
menyembahKu (menghambakan diri
kepadaKu)”.
Surat Adz Dzariat : 56
Arti disini adalah mengabdikan diri;
bukan hanya sekedar sembahyang
saja, tetapi melakukan semua yang
diperintahkan-Nya dan yang disukai-
Nya, termasuk pantang segala
sesuatu yang dilarang-Nya dan yang
tidak disukai-Nya, paling tidak sebagai
layaknya seorang “abdi” atau hamba
bertingkah laku terhadap pemiliknya.
Sebagai makhluk yang menerima
perintah sudah barang tentu manusia
harus mencari bagaimana cara
mendapatkan kebahagiaan akhirat dan
bagaimana cara memperoleh
kebahagiaan dunia itu
Sabda Rasulullah SAW
“Barang siapa menghendaki dunia maka ia
haruslah memiliki ilmunya; dan barang siapa
menghendaki akhirat maka ia harus memiliki
ilmunya juga; dan barang siapa menghendaki
keduanya maka haruslah ia menguasai kedua
ilmu itu pula (HR. Turmudzi)” .
ْ
نَم
اَرَأ
اَيُّندَالد
ْ
هيَلَعَف
اب
ْ
ل
ْ
ِلع
،
ْ
نَمَو
ْ
آخَاْلداَرَأ
ْ
َةَر
ْ
هيَلَعَف
ْ
ِلعالب
،
ْ
نَمَو
ْ
َداَرَأ
اَمُه
ْ
هيَلَعَف
ْ
ِلعالب
Al Qur’an Surat Al Baqarah : 2
“Kitab (Al Qur’an ini tak ada keraguan
pada isinya petunjuk bagi orang-orang
yang bertaqwa”.
Yang dimaksudkan dengan “orang
yang bertaqwa” adalah orang yang
mengikuti segala perintah Allah
SWT dan menjauhi semua
larangan-Nya.
“Dan Dialah yang menjadikan
kamu khalifah di bumi”.
Surat Fathir : 39
Sebagai makhluk yang diberi kelebihan-
kelebihan, manusia dijadikan penguasa
di bumi dengan tugas, kewajiban dan
segala tanggung jawabnya. Dia harus
melakukan pengelolaan yang baik.
Untuk itu ia harus mengetahui dan
memahami benar-benar sifat dan
kelakuan alam di sekitarnya yang harus
dikelolanya itu.
Surat Yunus : 101
“Katakanlah (wahai Muhammad):
periksalah apa-apa yang ada di
langit dan di bumi”.
Dari kegiatan ini diharapkan orang dapat
memperoleh pengetahuan yang berguna
baginya dalam menjalankan peranannya
sebagai khalifah di bumi.
Malahan di dalam Surat Al Ghasyiyah : 17
– 21 dipertanyakan dan ditegurkan.
Al Ghasyiyah :
17 – 21
“Apakah mereka tidak memperhatikan onta bagaimana ia
diciptakan? Dan langit bagaimana ia ditinggikan? Dan
gunung-gunung bagaimana ditegakkan? Dan bumi
bagaimana ia dibentangkan? Maka berikanlah
peringatan, karena sesungguhnya engkaulah pemberi
peringatan”.
Pemeriksaan dengan perhatian yang besar untuk
mengetahui sesuatu memerlukan observasi yang
berulang-ulang secara teliti serta pengumpulan data
secara sistematis yang kemudian dianalisis untuk
memperoleh suatu kesimpulan tentang apa yang
diperiksa itu untuk dihimpun sebagai pengetahuan.
Tetapi analisis terhadap suatu himpunan data untuk
mencapai kesimpulan itu memerlukan kemampuan
berfikir secara kritis.
Yang demikian inipun ditegaskan sebagai petunjuk di
dalam Al Qur’an Surat An Nahl : 11.
Surat An
Nahl : 11
“Dia menumbuhkan bagimu dengan air hujan itu,
tanaman, zaitun, korma, anggur dan segala macam
buah-buahan. Sesungguhnya yang demikian itu
merupakan ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang
mempergunakan fikiran”.
Namun untuk sampai pada kesimpulan-
kesimpulan yang dapat dihimpun
menjadi suatu sistem yang logis atau
kesatuan yang rasional yang kita sebut
ilmu pengetahuan perlu digunakan
pertimbangan-pertimbangan yang
melibatkan akal.
Dan hal inipun dingkapkan dalam ayat
lanjutannya yaitu Surat An Nahl : 12.
Surat An Nahl :
12
“Dan Dia menundukkan siang dan malam, matahari
dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang
ditundukkan dengan perintah Nya. Sesungguhnya di
dalam gejala-gejala itu terdapat ayat-ayat Allah bagi
orang-orang yang mempergunakan akal”.
“Katakanlah (wahai Muhammad): apakah sama
mereka yang berpengetahuan dan mereka yang
tidak berpengetahuan. Sesungguhnya mereka yang
menggunakan akallah yang dapat mengambil
pelajaran”.
Surat Az Zumar : 9
Rangkaian kegiatan mulai dari observasi dan
pengukuran yang dilakukan dalam pemeriksaan yang
diperintahkan Allah SWT itu, dan penggunaan akal
serta fikiran untuk menganalisa data untuk sampai
pada kesimpulan yang rasional itulah kegiatan utama
dari pada pengembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya. Ia bersifat empiris/eksperimental.
Memang demikianlah seharusnya. Untuk mengetahui
sifat dan kelakuan alam kita harus memeriksanya.
Kita tidak duduk termenung untuk bermimpi dengan
harapan akan menemukan hukum-hukum yang
mengatur kelakuan alam.
EPISTEMOLOGI VS TEOLOGI
(MENURUT BEBERAPA AHLI)
Materi ini disarikan dari Adnin Armas, M.A
Direktur Eksekutif Insists/Anggota PP Majlis Tarjih
Muhammadiyah
PERTEMUAN 2
Immanuel Kant (1724-1804):
Metafisika adalah tidak mungkin
Metafisika adalah ilusi transendent
Pernyataan-pernyataan metafisis
tidak memiliki nilai epistemologis
RASIONALISME
Teologi:
Ludwig Feurbach (1804-1872):
Prinsip filsafat yang paling tinggi adalah manusia.
Sekalipun agama atau teologi menyangkal, namun pada
hakikatnya, agamalah yang menyembah manusia (religion
that worships man). Agama Kristen sendiri yang
menyatakan Tuhan adalah manusia dan manusia adalah
Tuhan (God is man, man is God). Agama akan menafikan
Tuhan yang bukan manusia. Makna sebenarnya dari
teologi adalah antropologi (The true sense of Theology is
Anthropology). Agama adalah mimpi akal manusia
(Religion is the dream of human mind).
Epistemologi Vs Teologi
Komunisme:
Karl Marx (m. 1883):
Agama adalah keluhan makhluk yang
tertekan. Agama adalah candu rakyat.
Agama adalah faktor sekunder, sedangkan
faktor primernya adalah ekonomi.
Epistemologi Vs Teologi
Sosiologi:
Auguste Comte:
Agama merupakan bentuk keterbelakangan
masyarakat. Masyarakat berkembang melalui tiga fase
teoritis, yaitu: fase teologis (fase fiktif); fase metafisik
(fase abstrak); dan fase saintifik (fase positif).
Herbert Spencer:
Agama bermula dari mimpi manusia tentang adanya
spirit di dunia lain.
Epistemologi Vs Teologi
Psikologi
Sigmund Freud (1858-1939):
Doktrin-doktrin agama adalah ilusi. Agama sangat
tidak sesuai realitas dunia. Bukan agama, tetapi
hanya karya ilmiah, satu-satunya jalan untuk
membimbing ke arah ilmu pengetahuan.
Epistemologi Vs Teologi
Friedrich Nietzsche (1844-1900):
“There exists between religion and true science
neither affinity, nor friendship, nor even enmity; they
dwell on different stars.” (Antara agama dan sains
yang betul, tidak terdapat keterkaitan, pesahabatan,
bahkan permusuhan: keduanya menetap di bintang
yang berbeda).
Epistemologi Vs Teologi
Mohammed Arkoun: Pendekatan historisitas, sekalipun
berasal dari Barat, namun pendekatan tersebut bukan
hanya sesuai untuk warisan budaya Barat saja.
Pendekatan tersebut dapat diterapkan dalam semua
sejarah umat manusia. Tidak ada jalan lain dalam
menafsirkan wahyu kecuali menghubungkannya dengan
konteks historis.
POSTMODERNISME & ISLAM
POSTMODERNISME & ISLAM
Mohammed Arkoun:
Pendekatan historisitas akan menantang segala
bentuk pensakralan dan penafsiran transenden
yang dibuat teolog tradisional.
Mohammed Arkoun:
Pendekatan historisitas adalah baik karena
membongkar lapisan-lapisan konsep al-Qur’an
yang sudah mengendap lama dalam pandangan
geologis kaum Muslim ortodoks yang membeku.
POSTMODERNISME & ISLAM
Mohammed Arkoun:
Konsep al-Qur’an merupakan hasil rumusan
tokoh-tokoh historis, yang mengangkat
statusnya menjadi kitab suci.
POSTMODERNISME & ISLAM
POSTMODERNISME & ISLAM
Mohammed Arkoun:
Masalah-masalah yang selama ini telah ditekan,
ditabukan, dibatasi, dilarang, dan semua itu
diklaim sebagai sebuah kebenaran, jika
didekonstruksi, maka semua diskursus tadi akan
menjadi diskursus terbuka.
POSTMODERNISME & ISLAM
Mohammed Arkoun:
Utsmani tidak lain hanyalah hasil sosial dan
budaya masyarakat yang dijadikan “tak
terfikirkan” disebabkan semata-mata kekuatan
dan pemaksaan penguasa resmi.
Syed Muhammad Naquib al-Attas:
❖ WAHYU MERUPAKAN SUMBER ILMU
TENTANG REALITAS DAN KEBENARAN
AKHIR BERKENAAN DENGAN MAKHLUK
CIPTAAN DAN PENCIPTA.
❖ WAHYU MERUPAKAN DASAR KEPADA
KERANGKA METAFISIS UNTUK MENGUPAS
FILSAFAT SAINS SEBAGAI SEBUAH SISTEM
YANG MENGGAMBARKAN REALITAS DAN
KEBENARAN DARI SUDAT PANDANG
RASIONALISME DAN EMPIRISISME.
Syed Muhammad Naquib al-Attas:
“Tanpa Wahyu, ilmu sains dianggap satu-satunya
pengetahuan yang otentik (science is the sole authentic
knowledge) dan ilmu pengetahuan hanya dikaitkan
dengan fenomena. Akibatnya, kesimpulan kepada
fenomena akan selalu berubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Tanpa Wahyu, realitas yang
dipahami hanya terbatas kepada alam nyata ini yang
dianggap satu-satunya realitas.”
Islamisasi Ilmu
Pengetahuan
⮚ ISMAIL RAJI AL-FARUQI (L. 1921)→
INTERNATIONAL INSTITUTE OF ISLAMIC
THOUGHT (IIIT)
⮚ SYED MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS
(L. 1931)→INTERNATIONAL INSTITUTE OF
ISLAMIC THOUGHT AND CIVILIZATION
(ISTAC)
⮚ SEYYED HOSSEIN NASR
(L. 1933)→TRADISIONALIST/SCIENTIA
SACRA
⮚ ZIAUDDIN SARDAR (L. 1951) → IDJMALI
ILMU-ILMU MODERN HARUS DIPERIKSA DENGAN
TELITI. INI MENCAKUP METODE, KONSEP, PRADUGA,
SIMBOL, DARI ILMU MODERN; BESERTA ASPEK-
ASPEK EMPIRIS DAN RASIONAL, DAN YANG
BERDAMPAK KEPADA NILAI DAN ETIKA; PENAFSIRAN
HISTORISITAS ILMU TERSEBUT, BANGUNAN TEORI
ILMUNYA, PRADUGANYA BERKAITAN DENGAN
DUNIA, DAN RASIONALITAS PROSES-PROSES
ILMIAH, TEORI ILMU TERSEBUT TENTANG ALAM
SEMESTA, KLASIFIKASINYA, BATASANNYA, HUBUNG
KAITNYA DENGAN ILMU-ILMU LAINNYA SERTA
HUBUNGANNYA DENGAN SOSIAL HARUS DIPERIKSA
DENGAN TELITI.
Al-Attas : Proses Islamisasi
Syed Muhammad
Naquib al-Attas:
PRA-SYARAT ISLAMISASI ILMU
SESEORANG YANG MENGISLAMKAN ILMU
PERLU MEMENUHI PRA-SYARAT, YAITU IA
HARUS MAMPU MENGIDENTIFIKASI
PANDANGAN-HIDUP ISLAM (THE ISLAMIC
WORLDVIEW) SEKALIGUS MAMPU
MEMAHAMI BUDAYA DAN PERADABAN
BARAT.
Syed Muhammad Naquib al-Attas:
Proses Islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer
Islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer melibatkan dua
proses:
(i) mengisolir unsur-unsur dan konsep-konsep kunci yang
membentuk budaya dan peradaban Barat, dari setiap
bidang ilmu pengetahuan modern saat ini, khususnya
dalam ilmu pengetahuan humaniora. Bagaimanapun,
ilmu-ilmu alam, fisika dan aplikasi harus diislamkan juga
khususnya dalam penafsiran-penafsiran akan fakta-fakta
dan dalam formulasi teori-teori.
(ii) memasukkan unsur-unsur Islam beserta konsep-konsep
kunci dalam setiap bidang dari ilmu pengetahuan saat ini
yang relevant.
Dampak Islamisasi Ilmu
⚫Membebaskan manusia dari magik, mitologi,
animisme, tradisi budaya nasional yang
bertentangan dengan Islam, dan kemudian dari
kontrol sekular kepada akal dan bahasanya.
⚫membebaskan akal manusia dari keraguan (shakk),
dugaan (Zann) dan argumentasi kosong (mira’)
menuju keyakinan akan kebenaran mengenai
realitas spiritual, intelligible dan materi.
⚫Mengeluarkan penafsiran-penafsiran ilmu
pengetahuan kontemporer dari ideologi, makna dan
ungkapan sekular.
PERTEMUAN 4 DAN 5
AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU
PENGETAHUAN DAN KEALAMAN
Q.S Surat Al Hijr, 22
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan
(tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari
langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan
sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.
Q.S Surat Fathir, 9
Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu
angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau
awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami
hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu.
Demikianlah kebangkitan itu.
Q.S Surat Ar Ruum, 48
Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu
menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit
menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-
gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka
apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang
dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.
Q.S Surat Al A’rof, 5
Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu datang
kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan:
"Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
zalim".
Q.S Surat Al Furqon 49
Agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri
(tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum
dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami,
binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.
Q.S Surat Ar Ra’ad, 11
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya;
dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Pertama
“Dialah yang mengirimkan angin………..”
Gelembung gelembung udara dengan jumlah tak
terhitung yang terbentuk melalui pembuihan di
lautan, pecah terus menerus, dan menyebabkan
partikel partikel air tersembur ke langit. Partikel
partikel yang kaya akan garam ini lalu diangkat oleh
angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel
partikel yang disebut aerosol ini membentuk awan
dengan mengumpulkan uap air yang naik dari laut
sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang
disebut “ perangkap air”
Kedua
“…..lalu angin itu menggerakan awan dan Allah
membentangkanya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya dan menjadikanya bergumpal-
gumpal……”
Awan-awan terbentuk dari uap air yang
mengembun disekeliling butir-butir garam atau
partikel-partikel debu diudara. Karena air hujan
dalam hal ini sangat kecil (dengan diameter antara
0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan
diudara dan terbentang di langit. Jadi, langit
ditutupi dengan awan-awan
Ketiga
“…..lalu kamu lihat air hujan keluar dari
celah-celahnya…..”
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir
butir garam dan partikel-partikel debu itu
mengental dan membentuk air hujan. Jadi,
air hujan ini, yang menjadi lebih berat
daripada udara, bertolak dari awan dan
mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar
(yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu
negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan
(dari dalam kubur).
Kadar hujan ini lagi-lagi ditemukan melalui
penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik,
sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi yang
berarti 513 triliun ton air per tahun. Angka ini
ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke
bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air
senantiasa berputar dalam siklus yang seimbang
menurut “ukuran” atau “ kadar” tertentu.
Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini.
Dengan semua teknologi yang ada di dunia ini,
manusia tidak akan mampu membuat siklus
seperti ini.
Hingga pertengahan abad ke 20,
pandangan ilmuwan bahwa alam
semesta tidak terbatas dan terus ada
sepanjang masa.
• Pandangan tersebut dinamakan
“TEORI MODEL ALAM STATIS” (alam
semesta tidak berawal dan tidak
berakhir).
� ASAL USUL ALAM SEMESTA dijabarkan Al
Qur’an. (QS. Al An’am, 6: 101)
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia
mempunyai anak, padahal Dia tidak mempunyai
isteri. Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia
mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al An’am, 6: 101)
ALAM SEMESTA MENGEMBANG
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan
(Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar
berkuasa”. (QS. Adz Dzariyat, 51: 47)
�Kata LANGIT adalah jagat raya. Jagat
raya MELUAS, di dalam bahasa Arab
INNA LAMUSI UNA yang berarti
“Sesungguhnya kami benar-benar
meluaskannya”.
Kata MUSI UNA berasal dari kata
AWSA’A yang berarti MENGEMBANG.
� SAINS MODERN sependapat alam semesta
mengembang yang diteliti oleh :
❖ Fisikawan Rusia Alexander Friedmann
❖ Kosmologi Belgia George Lemaitre
❖ Astronomi Amerika Edwin Hubble
Edwin Hubble
dengan teleskop
raksasanya
George Lemaitre
Dari peristiwa Big
Bang, alam semesta
berkembang terus
dengan kecepatan
yang sangat tinggi.
Para ilmuwan
membandingkan
peristiwa ini dengan
permukaan balon
yang mengembang.
AKHIR ALAM SEMESTA (BIG CRUNCH)
Teori Big Crunch menunjukkan
bahwa alam semesta, yang
mulai mengembang sejak Big
Bang, akan runtuh dengan
sendirinya dengan kecepatan
yang menarik.
Berdasarkan teori ini,
runtuhnya alam semesta akan
berlanjut sampai alam semesta
kehilangan massanya dan
menjadi satu titik yang sangat
kecil.
�KONSEP AL QUR’AN
“(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai
menggulung lembaran - lembaran kertas. Sebagaimana
Kami telah memulai panciptaan pertama, begitulah
Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti
Kami tepati; Sesungguhnya, kamilah yang akan
melaksanakannya”. (QS. Al Anbiya, 21: 104)
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan
pengagungan yang semestinya, padahal bumi
seluruhnya dalam genggaman-Nya pada Hari Kiamat
dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha
suci Tuhan dan Maha tinggi Dia dari apa yang
mereka sekutukan”. (QS. Az Zumar, 39: 67)
“Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang
kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia
menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu
sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
Kemudian, Dia menuju kepada penciptaan langit dan
langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa".
keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati“”.
(QS. Fushshilat, 41: 10-11)
�Kata bahasa Arab SAMA’ yang berarti
alam semesta, kata DUKHANUN yang
berarti asap, menggambarkan
sebelum alam terbentuk terdiri asap
kosmik panas, mengandung gumpalan
gas yang berisi partikel-partikel dan
bergerak dengan substansi padat.
LANGIT DAN BUMI
“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu
adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka, mengapakah mereka tiada
juga beriman?”. (QS. Al Anbiya, 21: 30)
Proses Big Bang yang
membuktikan bahwa Allah
menciptakan alam semesta
dari ketiadaan. Teori Big
Bang sudah dibuktikan
secara ilmiah. Meskipun
beberapa ilmuwan
berusaha maksimal untuk
mencari teori alternatif
yang menentang Big Bang,
bukti-bukti ilmiah Big Bang
telah diterima seluruhnya
oleh komunitas ilmuwan.
LAPISAN ATMOSFER
Fakta tentang alam semesta dinyatakan didalam Al
Qur’an adalah langit terdiri dari tujuh lapis.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di
bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh
langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”.
(QS. Al Baqarah, 2: 29)
“Kemudian, Dia menuju kepada penciptaan langit dan
langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
padanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa". Keduanya menjawab, "Kami datang
dengan suka hati“.
Maka, Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua
masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah
ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui”.
(QS. Fushshilat, 41: 11-12)
Atmosfer hanya
membiarkan sinar-sinar
yang bermanfaat bagi
kehidupan yang dapat
mencapai bumi. Sebagai
contoh, sinar ultraviolet tepi
yang berhasil masuk
sebagian ke bumi dapat
membantu fotosintesis
tanaman dan kelangsungan
hidup seluruh makhluk.
Menurut Limited Fine Mesh
Model (LFMMII), ketujuh
lapisan atmosfer tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Troposfer
2. Stratosfer
3. Mesosfer
4. Termosfer
5. Eksosfer
6. Ionosfer
7. Magnetosfer
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah
telah menciptakan tujuh langit bertingkat-
tingkat?”. (QS. Nuh, 71: 15)
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan
yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka, lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat
sesuatu yang tidak seimbang?”. (QS. Al Mulk, 67: 3)
LANGIT YANG MENGEMBALIKAN
Ayat 11, Surat Ath Thariq didalam Al Qur’an mengacu
pada fungsi pengembalian yang dimiliki langit.
“Demi langit yang mengandung hujan”. (QS. Ath
Thariq, 86: 11)
Kata RAJ’I yang ditafsirkan MENGANDUNG HUJAN,
didalam konteks ini juga bermakna MENGIRIM
KEMBALI atau MENGEMBALIKAN.
Keberadaan air di bumi sangat penting bagi
kehidupan. Salah satu faktor yang berpengaruh pada
pembentukan air adalah troposfer, salah satu lapisan
atmosfer. Lapisan troposfer membuat air yang
menguap dari permukaan bumi berkondensasi dan
kembali turun dalam bentuk hujan.
Lapisan atmosfer yang menahan sinar-sinar yang
dapat membahayakan kehidupan di bumi adalah
ozonosfer. Ozonosfer memantulkan sinar-sinar
kosmik yang merusak seperti ultraviolet kembali ke
ruang angkasa sehingga mencegah mereka mencapai
bumi yang dapat membahayakan kehidupan
Lapisan ionosfer, satu dari lapisan teratas atmosfer,
memantulkan gelombang radio dari pemancar
kembali jatuh ke bumi sehingga dapat ditangkap
meskipun dengan jarak yang sangat jauh.
� LAPISAN TROPOSFER (13 – 15 km),
mengumpulkan uap air yang naik dari muka
bumi.
� LAPISAN OZON (25 km), memantulkan
radiasi sinar ultraviolet ke ruang angkasa.
� LAPISAN IONOSFER, memantulkan kembali
pancaran gelombang radio dan satelit dari
bumi.
Secara umum sejarah peradaban
Islam terbagi menjadi tiga periode,
pertama periode klasik (650-1250M)
kedua periode pertengahan (1250-
1800M) ketiga periode modern
(1800M-sekarang)
Bagi umat Islam mempelajari dan
mendalami IPTEK merupakan suatu
kewajiban, karena Al-Qur’an berfungsi
sebagai petunjuk yang membimbing umaatnya
menuju pintu kemajuan. Wahyu yang pertama
Iqra’ mengandung maka yang sangat luas,
mengajak umat untuk menelaah, meneliti,
mengetahui ciri-ciri alam yang bermanfaat
untuk manusia
Ilmuwan dalam pengembangan IPTEK
Jabir Ibn Hayyan (721-815) Jabir adalah
orang yang pertama menggunakan metode
empiris dalam kegiatan observasi. Jabir
mendirikan bengkel dan menggunakan
tungku untuk mengolah mineral dan
mengekstraksi zat kimia dari mineral
tersebut dan mengklasifikasinya
Abu Ja’far Muhammad Ibn Musa Al-
Khawarizmi (780-850) atau Algorism,
memperkenalkan bilangan dalam ilmu
hitung atau aritmatika, ahli geografi dan
astronomi. Buku nya yang terkenal adalah
Al-Jibru Wal Muqabbalah. Al-
Khawarizmi menggunakan aprokmisasi =
phi
Abu Ali al-Hasan Ibn al-Haidsam
(965-1039), atau Al-Hasen adalah ahli
fisika muslim terbesar. Menulis hampir
200 karya tentang matematika, fisika,
astronomi dan ilmu medis. Ia juga
memasukan anasir hipotesis dan verifikasi
dengan eksperimen
Muhammad Ibn Zakaria al-Rozi
(685-925) menggunakan alat khusus
proses yang lazim dilakukan ahli
kimia, seperti distalasi, kalsinasi,
dsb. Buku-buku al-rozi digunakan
sebagai buku pegangan labolatorium
kimia pertama di dunia.
Muhammad Ibn Musa Ibn Isa
Kamal al-Din al-Damiri (wafat
1349) menulis karya besar “Hayat
Al-Hayawan Al-Qubra” sebuah
ensiklopedi zoologi. Dan Khayrudin
yang hidup abad ke-15 adalah
arsitektur besar dari Turki.
Abu al-Royhan Muhammad Ibn
Muhammad al-Biruni adalah
ilmuwan yang banyak menguasai
berbagai disiplin ilmu antara lain
matematika, astronomi, kedokteran,
dan ahli agama
Setelah umat Islam mampu menjadi
imam dunia dalam berbagai bidang
kemudian umat Islam mengalami masa
kemunduran dan kelemahan. Pada masa
pertengahan ini, umat Islam menjadi
makmum sedangkan umat lain menjadi
imamnya. Kejayaan dan kebesaran hanya
tinggal kenangan, sedangkan umat lain
menikmati kejayaan baru
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
lemahnya dan mundurnya umat Islam dalam
bidang pengetahuan antara lain sbb :
�Faktor internal umat Islam yaitu kondisi
politik yang melemah dan terjadinya
perebutan kekuasaan diantara penguasa-
penguasa muslim
�Fanatisme golongan yang berlebihan, hingga
sekelompok golongan muslim tidak
memberikan kesempatan pada golongan lain
untuk maju mengembangkan agama Islam
�Hidup mewah dikalangan istana yang
mematikan semangat juang untuk
mengamalkan dan mengembangkan
ajaran Islam
�Bercampurnya ajaran Islam dengan
paham-paham dari luar yang
menyumbat kemajuan dan kebebasan
berfikir
�Hidup suburnya mistisme yang salah
(tasauf palsu) dikalangan umat sehingga
melahirkan kemalasan untuk berijtihad
�Berbagai faktor ekstrenal berupa rong-
rongan dari kekuatan lain seperti
Jenges-Khan, Hulugu-Khan, dll yang
sengaja ingin menghancurkan umat
Islam.
Seiring dengan sibuknya umat Islam
menghadapi berbagai persoalan internal
maupun eksternal yang mengakibatkan
menurunnya aktivitas yang berkaitan dengan
IPTEK, berbagai aktivitas orang Eropa non
muslim semakin meningkat misalnya
penyalinan karya ilmiah umat muslim
berlangsung besar-besaran, juga pengiriman
pemuda-pemuda untuk belajar di Universitas
Islam di Cordoba dan Toledo
Sejarah berbalik, berbagai penemuan ilmiah
yang tadinya banyak ditemukan oleh ilmuwan
muslim sekarang digantikan oleh ilmuwan non
muslim, misalnya : dalam bidang Fisika,
Geordano Bruno (1547-1600), Isaac Newton
(1642-1727) penulis buku Prinsipia
Mathematica yang sangat terkenal, Michael
Faraday (1791-1866), eksperimentator besar
dalam bidang kelistrikan.
James Clark Maxwell (1831-879) seorang
teoritikes fisika yang berhasil merumuskan
hukum dasar elektromagnetik dalam bentuk
matematis, Mark Planck (1858-1947) dengan
teori Quantum, Albert Einstein (1879-1955)
dengan teori relativitasnya. Selain itu Erwin
Schroedinger, Max Born, Werner
Heisenber, Wolfgang Pauli mengembangkan
mekanika Quantum.
Lapisan Bumi
Salah satu informasi tentang bumi yang
diberikan Al-Quran adalah keserupaannya
dengan aspek tujuh lapis yang dimiliki
langit.
“Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan
seperti itu pula bumi. Perintah Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya
Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu” (QS. Ath-Thalaq,12)
ُ
ه َ
ّللا
يِذَلا
َُقَلَخ
َُعْبَس
ُ
اتَاوَمَس
ُِمَو
َُن
ُ ِ
ضْرَ ْ
اْل
َُنههَلْثِم
ُ
َنَتَي
ُ
هََُّز
ُهرْمَ ْ
اْل
َُنههَنْيَب
واهمَلْعَتِل
َُنَأ
ُ
َ َ
ّللا
ُ
ىَلَع
ُِهلك
ُ
ءَْيش
ُ
يرِدَق
َُو
َُنَأ
ُ
َ َ
ّللا
ُْدَق
ُ
َطاَحَأ
ُِهلكِب
ُ
ءَْيش
اًمْلِع
Sumber ilmiah membernarkan
informasi dalam ayat tersebut dengan
menjelaskan bahwa bumi terdiri atas
tujuh lapis yang diidentifikasi ilmuwan
sbb :
�Lapisan Pertama : Litosfer (air)
�Lapisan Kedua : Litosfer (daratan)
�Lapisan Ketiga : Astenosfer
�Lapisan Keempat : Mantel
atas
�Lapisan Kelima : Mantel
bawah
�Lapisan Keenam : Inti luar
�Lapisan Ketujuh : Inti dalam
Al-Quran mengarahkan perhatian kita
pada fungsi geologi pentingnya peran gunung.
“Dan telah kami jadikan di bumi ini gunung-gunung
yang kokoh supaya bumi itu (tidak) guncang
bersama mereka dan telah kami jadikan (pula)
dibumi ini jalan-jalan yang luas agar mereka
mendapat petunjuk” (QS. Al-Anbiya, 31)
اَنْلَعَجَو
يِف
ِ
ِضْرَ ْ
اْل
ِ
ِساَوَر
َِي
ِْنَأ
ِ
َديِمَت
ِْمِهِب
اَنْلَعَجَو
يِف
اَه
اًجاَجِف
ًِ
لُب ُ
س
ِْمُهَّلَعَل
َِونُدَتْهَي
Sebagaimana dapat kita kaji, ayat
tersebut menyatakan bahwa gunung-
gunung berfungsi meredam guncangan
dipermukaan bumi. Kenyataan ini
tidak diketahui oleh siapapun pada
masa ketika Al-Quran diturunkan,
bahkan fakta ini baru terungkap
sebagai hasil riset geologi modern.
Awalnya manusia mengira gunung-
gunung hanyalah tonjolan dipermukaan bumi
namun para ilmuwan mendapati kenyataan
lain dan bagian yang disebut sebagai akar
gunung menghujam kebawah mencapai 10-15
kali tinggi gunung itu sendiri. Dengan kondisi
ini gunung bereperan serupa dengan paku
(pasak) yang ditancapkan untuk mendirikan
tenda. Gunug Everest dengan ketinggian 9 km
mempunyai akar lebih dari 125 km.
Dr. Frank Press mantan Presiden
Akademi Sains Nasional AS dalam
bukunya dalam judul EARTH yang masih
digunakan sebagai buku teks diberbagai
universitas menyatakan bahwa gunung-
gunung ibarat pasak tertanam jauh
dipermukaan bumi
“Bukankah kami telah menjadikan
bumi itu sebagai hamparan? Dan
gunung-gunung sebagai pasak?”
(QS.An-Naba’,6-7)
O ِْمَلَأ
ِِلَعْجَن
َِضْرَ ْ
اْل
ِ
ِم
اًًاَه
O ِ
َلاَبِجْالَو
اًًاَتْوَأ
Dalam sebuah ayat kita diberitahu
bahwa gunung-gunung tidak diam
sebagai tampaknya, tetapi bergerak
bagaikan awan.
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu kamu
sangka dia tetap ditempatnya padahal ia
berjalan seperti jalannya awan” (QS.
An-Naml, 88)
Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah
suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?
Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu
tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu
menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di
langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu Lihat hujan keluar dari celah-
celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-
hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi
gembira.
Dan kamu Lihat gunung-gunung itu, kamu sangka
Dia tetap di tempatnya, Padahal ia berjalan sebagai
jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang
membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit
matahari dan Tuhan yang memelihara kedua
tempat terbenamnya (QS Arrahman, 17)
ِ
بَر
ِِنْيَقِر ْ
شَمْال
ِ
بَرَو
ِِنْيَبِرْغَمْال
Lihat Video berikut ini
19. Dia membiarkan dua lautan mengalir yang
keduanya kemudian bertemu,
20. antara keduanya ada batas yang tidak
dilampaui masing-masing (QS Arrahman, 19-20).
7. dan gunung-gunung sebagai pasak? (QS An
Naba, 7)
6. Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu
sebagai hamparan? (QS. An Naba,6)