Doc ini dibuat oleh Riksa Rizki Zetta Adeli dan tim.
Di dalamnya, terdapat hal-hal berikut.
- Tujuan Praktikum Penurunan Titik Beku
- Dasar Teori
- Alat Bahan
- Cara Kerja
- Hasil Pengamatan
- Ilustrasi Percobaan
- Pembahasan
- Kesimpulan dan Saran
diolah dari berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat.
http://facebook.com/rrza28
http://twiter.com/risarizi
http://noonecanfly.blogspot.com
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
PENURUNAN TITIK BEKU
AHMAD ISMAIL (03)
BILI DARNANTO SUSILO (06)
FRANSISKA NOORIL (11)
IFRANUS ADE OLGA N.P (13)
VESYANANDA A. (31)
YASINTA WAHYU (32)
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBER
SMAN 1 JEMBER
2013/2014
2. KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran dan
limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan percobaan
berjudul “Penurunan titik beku di larutan elektrolit dan non elektrolit ”.
Adapun penulisan laporan percobaan ini bertujuan untuk menemukan perbandingan
penurunan titik beku antara larutan elektrolit dan non elektrolit serta pengaruh jumlah zat yang
terkandung pada larutan.
Dalam penulisan percobaan ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata.
Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu, yang telah membantu menyelesaikan laporan percobaan ini.
Dalam penyusunan laporan percobaan ini, kami menyadari pengetahuan dan
pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan percobaan ini lebih baik dan bermanfaaat.
Serta akhir kata kami ucapkan semoga Tuhan YME selalu membalas budi baik anda semua.
Penulis
3. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui pengaruh jumlah larutan yang terkandung dalam larutan dan keelektrolitan
suatu larutan terhadap penurunan titik didihnya
4. DASAR TEORI
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat.
Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama
dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut
penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa
penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi
partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
(id.answer.yahoo.com)
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik
beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu
adalah 00C. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka
titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di
bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya
berubah (nilai titik beku akan berkurang). (2010.Penurunan titik beku.
http://lovekimiabanget.blogspot.com)
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut
tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu larutan
yang mengalami:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu
sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam
larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit
5. terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.
Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan
sifat koligatif larutan elektrolit.
Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam larutan dapat mengurangi
kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada
tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut tersebut juga akan mengakibatkan
kanaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. Menurut hokum Roult, besarnya
penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan yang
mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan tidak mengalami disosiasi (larutan non
elektrolit), sebanding dengan banyaknya partikel zat terlarut. Besarnya kenaikan titik didih
larutan 1 molal disebut kenaikan titik didih molal, Kb. Sedangkan besarnya penurunan titik
beku larutan 1 molal disebut penurunan titik beku molal, Kf. Untuk larutan encer berlaku:
ΔTb = m x Kb
ΔTf = m x Kf
Dengan :
ΔTb = Kenaikan titik didih larutan
ΔTf = Penurunan titik beku larutan
Kb = kanaikan titik didih molal
Kf = penurunan titik beku molal
M = Molalitas larutan
Besarnya molalitas larutan yang sejenis sebanding dengan massa zat terlarut dan berbanding
dengan massa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan massa zat pelarut diketahui,
maka massa molekul zat terlarut dapat ditentukan berdasarkan sifat koligatif suatu larutan.
Untuk larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan dapat mengalami
disosiasi (larutan elektrolit), besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan
penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh derajad disosiasi larutan.
6. ALAT DAN BAHAN
Alat:
Kaca arloji
Termometer
Tabung reaksi
Plastik
Neraca Ohauss
Beaker glass
Neraca Triple Beam
Bahan:
Aquades
Larutan urea 0,1 molal
Larutan urea 1 molal
Larutan NaCl 0,1 molal
Es Batu
Garam dapur
Langkah Kerja
1) Masukkan pecahan kecil – kecil es batu dalam gelas kimia hingga ¾ bagian dan beri 10
sendok garam dapur, aduk hingga rata !
2) Masukkan larutan urea ( CO(NH2)2 0,5 m hingga ½ bagian pada tabung reaksi, kemudian
masukkan tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi pecahan es !
3) Masukkan termometer kedalam mulut tabung reaksi tersebut
4) Amati penurunan suhu pada larutan urea tersebut tiap 30 menit sekali , hingga larutan
tersebut mencapai kesetimbangan atau membeku
5) Ukur suhu konstan dari urea tersebut dan catat sebagai titik beku larutan
6) Ulangi langkah 1 – 5 untuk larutan aquades, urea 1 m dan NaCl 0,5 m !
7. HASIL PENGAMATAN
NO. LARUTAN TITIK BEKU
1 NaCl 0,1 molal 1 o
C
2 Urea 0,1 molal -1 o
C
3 Urea 1 molal -2 o
C
4 Aquades 0 o
C
ILUSTRASI PERCOBAAN
Aduk
menggunakan
spatula
6 gram/100
gram
0,6 gram/100
gram
0,585
gram/100 gram
urea
1 molal
urea
0,1 molal
NaCl
0,1 molal
Aquades
Ditambah NaCl
(garam dapur)
½ volume
tabung
8. MEMBANDINGKAN LARUTAN DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS:
a) Tabung reaksi 1
Molal =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑀𝑟
x
1000
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
=
0,585 𝑔
58,5
x
1000
1000 𝑔
= 0,1 molal
b) Tabung reaksi 2
Molal =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑀𝑟
x
1000
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
=
5,85 𝑔
58,5
x
1000
1000 𝑔
= 1 molal
c) Tabung reaksi 3
Molal =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑀𝑟
x
1000
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
=
6 𝑔
58,5
x
1000
1000 𝑔
= 1,03 molal
9. Pembahasan
Larutan mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari pelarutnya. Salah satu sifat penting
dari suatu larutan adalah penurunan titik beku. Titik beku adalah temperatur tetap
dimana suatu zat tepat mengalami perubahan wujud dari cair ke padat. Setiap zat yang
mengalami pembekuan memiliki tekanan 1 atm. Penambahan zat terlarut nonvolatil ke
dalam suatu pelarut menyebabkan terjadinya penurunan titik beku. Keberadaan
partikel-partikel zat pelarut mengalami proses pengaturan molekul-molekul dalam
pembentukan susunan kristal padat, sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah untuk
mencapai susunan kristal padat dari fasa cairnya. Hal ini lah yang menyebabkan
terjadinya penurunan titik beku suatu larutan yang keadaannya ditambahkan zat
terlarut.
Telah diketahui bahwa sifat koligatif larutan tergantung pada jumlah zat terlarut dan zat
pelarut. Semakin banyak zat terlarut yang dilarutkan dalam zat pelarut, maka
penurunan titik bekunya semakin tinggi pula. Hal ini dikarenakan konsentrasi molalnya
juga bertambah sedangkan perubahan titik bekunya sebanding dengan konsentrasinya.
Dari hasil pengamatan yang diperoleh mengenai penurunan titik beku, diperoleh titik
beku larutan NaCl 0,1molal. Titik beku 0,1molal urea adalah -1°C sedangkan 1molal
adalah -2°C. Adapun aquades meiliki titik beku normal, yaitu 0˚C. Hal ini
membuktikan bahwa semakin banyak jumlah partikel zat terlarut yang dilarutkan dalam
pelarut, maka penurunan titik bekunya semakin tinggi pula.
Hal tersebut juga sesuai dengan teri-teori yang sudah dijelaskan, yaitu titik beku adalah
suhu pada saat larutan mulai membeku pada tekanan luar 1 atm. Titik beku normal air
adalah 0°C. Jika air murni didinginkan pada suhu 0°C, maka air tersebut akan membeku
dan tekanan uap permukaannya sebesar 1 atm. Tetapi, bila kedalamnya dilarutkan zat
terlarut yang sukar menguap, maka pada suhu 0°C ternyata belum membeku dan
tekanan uap permukaannya lebih kecil dari 1atm. Supaya larutan membeku tekanan uap
permukaannya harus mencapai 1 atm. Hal ini dapat dicapai bila suhu larutan diturunkan
(Yazid, 2005) dan setiap larutan memiliki nilai titik didih dan titik beku. Nilai titik
dididh dan titik beku larutan masing-masing berbeda. Misalnya saja air, air meiliki titik
didih sebesar 100˚C dan mempunyai nilai titik beku sebesar 0˚C. Titik didih dan titik
beku air tadi tentu berbeda dengan larutan lainnya (Annisa, 2008).
.
10. Dalam praktikum ini digunakan pula garam dapur sebagai campuran dari es batu untuk
membekukan larutan. Tujuan penambahan garam ini adalah untuk membentuk cairan
pendingin dengan mencapai titik beku yang dibawah nol. Pada percobaan ini cairan
pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur dengan es batu dalam penangas.
Pada campuran itu es batu akan mencair sementara suhi turun. Selanjutnya larutan
dalam tabung reaksi dimasikkan ke dalam cairan pendingin tersebut sehingga larutan
membeku. Larutan garam mempunyai titik beku yang lebih rendah dari 0 °C, es batu
tadi akan turun suhunya sampai titik beku air garam tercapai. Maka, larutan dikelilingi
oleh larutan garam yang temperaturnya lebih rendah dari 0 °C sehingga dapat
membeku.
Hasil pengamatan tidak sesuai dengan dengan hipotesis. Menurut teori, seharusnya larutan
dengan konsntrasi molal yang lebih tinggi akan memiliki penurunan titik beku yang lebih
tinggi pula karena adanya perbedaan jumlah partikel dalam larutan. Juga, larutan elektrolit
seharusnya memiliki penurunan titik beku yang lebih besar daripada larutan Non elektrolit.
Korelasinya, larutan elektrolit mempunyai gaya tarik-menarik ikatan yang lebih kuat daripada
non elektrolit, maka larutan elektrolit mempunyai energy yang lebih besar. Maka dari itu,
penurunan titik bekunya lebih besar daripada larutan non elektrolit. Namun dari hasil
pengamatan, peneliti menemukan bahwa urutan Titik Beku dari yang paling rendah adalah; 1
molal urea, 0,1 molal urea, 0,1 molal NaCl, dan aquades. Hasil yang tidak sesuai dengan teori
biasanya disebabkan oleh kesalahan-kesalahan dalam praktikum. Kesalahan yang mungkin
tidak sengaja dilakukan oleh peneliti di sini adalah; peneliti mengangkat&tmengeluarkan
tabung reaksi dari baskom es terlalu lama. Hal ini menyebakan titik bekunya turun. Sehingga
keakuratan hasil pengamatan tidak sama dengan teori.
11. KESIMPULAN
Dari uraian data diatas, dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut :
Yang pertama adalah bahwa penambahan zat terlarut pada suatu pelarut murni akan
menyebabkan turunnya suhu titik beku dari pelarut murni tersebut (Larutan akan memiliki titik
beku lebih rendah dibandingkan titik beku pelarut murni). Semakin banyak waktu yang
diberikan, maka semakin rendah titik beku yang dihasilkan. Dari penelitian yang kami lakukan,
kami dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
Proses terjadinya penurunan titik beku dikarenakan adanya perubahan dari tekanan uap,
biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut lain maka titik bekunya akan berubah
(nilai titik beku akan berkurang).
Keadaan titik beku pelarut murni setelah dicampur zat terlarut akan menjadi lebih
rendah dibawah titik beku pelarut murni yang semula yaitu dibawah 0o
C, zat terlarut akan
berpengaruh pada penurunan titik beku larutan karena pada suatu pelarut murni, zat terlarut
akan menyebabkan turunnya suhu titik beku dari pelarut murni tersebut.
Garam dapur berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es
batu tidak akan membeku pada suhu 0o
C, sehingga ketika sebuah tabung reaksi diletakkan
didalam gelas kimia, akan terbentuk sebuah sistem antara larutan es batu yang suhunya
0o
C(l) dengan larutan uji yang ada didalam tabung reaksi.
Suatu zat terlarut dalam larutan dapat diubah sifat dari larutan tersebut yang
disebut dengan sifat koligatif.
Penurunan titik beku tidak tergantung pada komposisi kimia dari zat tersebut tetapi tergantung
pada jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan, kemolalan larutan, massa zat terlarut dan
massa pelarutnya.
12. Saran
Untuk penelitian kedepanya, harus lebih diperhatikan hal-hal berikut :
Bersihkan dulu alat-alat untuk melakukan praktikum, agar saat pengambilan data untuk
laporan lebih akurat dan tepat. Teliti dalam mengambil data, menimbang bahan serta membaca
thermoneter sangat penting