Dokumen tersebut membahas tentang filsafat penelitian kualitatif, yaitu bahwa penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami makna dari perilaku manusia dan interaksi simboliknya. Dokumen ini juga membahas tentang pendekatan pasca-positivisme dalam penelitian kualitatif yang menekankan pada triangulasi data dan hubungan antara peneliti dengan objek penelitian. Selanjutnya dibahas pula tentang metode pen
2. Isu Utama Penelitian Kualitatif
• Budaya sebagai suatu system makna “baik buruk,
benar salah
• Pola perilaku manusia sehari-hari hanyalah suatu
gejala atau fenomena yang tersebunyi “dikepala”
sipelaku (Fenomenologi)
• Manusia bertindak terhadap sesuatu (benda, orang,
atau ide) atas dasar makna yang diberikan kepada
sesuatu itu (interaksi Simbolik)
• Makna “meaning”
• Meanings are in People
• What people think, do, and make
3. POST POSITIVISME
1. Secara ontologis (critical realism) realitas memang
sesuai dengan hukum alam tetapi mustahil realitas
dapat dilihat secara benar oleh manusia (peneliti)
2. Secara metodologi, pendekatan ekperimental
melalui observasi tidak cukup, tetapi harus
menggunakan triangulasi (metode, sumber data,
peneliti, dan teori)
3. Secara epistemologis, hubungan antara
pengamat/peneliti dengan objek atau realitas
yang diteliti tidak dapat dipisahkan
4. Pengertian Metode Penelitian Kualitatif
• Metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti kondisi objek yang alamiah.
• Peneliti adalah instrumen kunci
• Teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan)
• Analisis data bersifat induktif
• Hasil penelitian menekankan kepada makna
5.
6. Kapan Metode Kualitatif Digunakan?
• Apabila masalah masih belum jelas, remang-remang
atau malah belum jelas. Melalui grandtour masalah
dapat ditemukan dengan jelas.
• Memahami makna di balik data yang tampak.
• Untuk memahami interaksi sosial yang kompleks
sehingga ditemukan pola-pola hubungan dengan jelas.
• Memahami perasaan orang
• Untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui
data yang diperoleh melalui lapangan.
• Untuk memastikan kebenaran data (triangulasi)
• Meneliti sejarah perkembangan (misalnya
perkembangan kehidupan seseorang tokoh, budaya dsb.
7. Masalah
• Kesenjangan antara yang diharapkan dengan
yang terjadi
• Penyimpangan antara teori dengan praktek
• Penyimpangan antara aturan dan pelaksanaan
• Pengalaman antara rencana masa lampau
dengan yang terjadi sekarang.
8.
9. Fokus Penelitian
Gejala bersifat holistik (menyeluruh tidak
dapat dipisah-pisahkan) sehingga peneliti
kualitatif tidak akan menetapkan penelitian
berdasarkan variabel-variabel penelitian tetapi
keseluruhan situasi sosial yang diteliti meliputi
aspek :
1. tempat (place),
2. pelaku (actor),
3. aktivitas (activity) yang berinteraksi secara
sinergis.
10.
11.
12.
13. 4 Alasan dalam Menentukan fokus penelitian
1. Menetapkan fokus sesuai dengan yang disarankan
oleh informan.
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain
tertentu (organizing domain)
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan
untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan.
4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang
terkait dengan teori-teori yang ada.
14. BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Focus dan Subfokus Penelitian
C.Rumusan Masalah
D.Kegunaan Penelitian
15. A. Latar Belakang
• Peneliti menguraikan konteks atau situasi yang
mendasari munculnya permasalahan yang menjadi
focus penelitian. Konteks permasalahan dapat berupa
tinjauan historis, ekonomis, sosial, dan kultural.
• Penggambaran konteks permasalahan penelitian
dapat dilakukan dengan menunjukkan fenomena-
fenomena, fakta-fakta empiris atau kejadian aktual
dan unik yang terjadi di masyarakat yang sudah
terpublikasikan melalui media massa, buku, hasil
penelitian sebelumnya, atau sumber lainnya.
• Peneliti dapat juga menyertakan sumber statistik untuk
menunjukkan aktualitas dan trend atau perkembangan
fenomena yang menjadi latar belakang masalah
penelitian.
16. Latar Belakang (Lanjutan)
• Peneliti dapat juga menyertakan hasil studi
pendahuluan (pre-eliminary study) atas fenomena
tertentu yang berupa data kuantitatif ataupun
kutipan wawancara.
• Bagian latar belakang masalah ini sebaiknya diakhiri
dengan batasan yang dibuat oleh peneliti berkaitan
dengan fenomena, fakta empiris, ataupun kejadian
aktual yang sudah dipaparkan sebelumnya. Batasan
atas fenomena tersebut diharapkan dapat
mengantarkan peneliti menunju fokus penelitian
yang akan diteliti sekaligus menunjukkan penting
dan menariknya permasalahan tersebut.
17. B. Focus dan Subfokus Penelitian
• Peneliti menetapkan focus
penelitian, yaitu area spesifik yang
akan diteliti.
• Setelah focus ditentukan ,
selanjutnya ditetapkan sudut
tinjauan dari focus tersebut sebagai
sub-sub focus penelitian.
18. C. Rumusan Masalah
Peneliti merumuskan masalah penelitian
dalam bentuk kalimat tanya yang bersifat umum
(grand tour question) sebagai pertanyaan
payung. Kemudian rumusan masalah ini
dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan
yang lebih spesifik (research question) sesuai
dengan sub-subfokus penelitian.
19. Bentuk Rumusan Masalah
• Rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah yang
memandu peneliti peneliti untuk mengungkapkan atau memotret
situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh luas dan
mendalam.
• Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial atau
domain satu dibandingkan dengan domain yang lain.
• Rumusan masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan
masalah yang memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan
atara situasi sosial atau domain satu dengan domain lainnya.
Rumusan asosiatif dibagi menjadi tiga yaitu hubungan simetris,
kausal, dan reciprocal atau interaktif.
Hubungan simetris adalah hubungan suatu gejala yang
munculnya secara bersamaan.
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Hubungan reciprocal atau interaktif adalah hubungan yang saling
mempengaruhi.
20. Rumusan Masalah Kualitatif (Deskriptif)
1. Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi sosial atau setting tertentu?
2. Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting
itu?
3. Bagaimana gmbaran rakyat miskin di situasi sosial atau setying tertentu?
4. Apakah makna miskin bagi mereka yang berada dalam situasi sosial
tersebut?
5. Bagaimana upaya masyarakat tersebut dalam mengatasi kebutuhan
sehari-hari?
6. Apakah pemahaman orang-orang yang ada dalam organisasi itu tentang
arti dan makna manajemen?
7. Bagaimana iklim kerja atau suasana kerja pada organisasi tersebut?
8. Bagaimana pola perencanaan yang digunakan dalam organisasi itu?
9. Bagaimana model penempatan orang-orang untuk menduduki posisi
dalam organisasi itu?
10.Bagaimana pola pengawasan yang dilakukan dalam organisasi X?
21. Contoh Rumusan Masalah Kualitatif
(Komparatif)
1. Apakah peristiwa itu sama atau
berbeda dengan peristiwa lain?
2. Apakah pola terbentuknya kemiskinan
antara satu keluarga dengan yang lain
berbeda?
3. Apakah kinerja organisasi tersebut
berbeda dengan organisasi lain yang
sejenis?
22. Contoh Rumusan Masalah Kualitatif
(Asosiatif)
1. Apakah peristiwa itu diorganisir dalam pola-pola
organisasi sosial tertentu?
2. Apakah peristiwa itu berhubungan dengan peristiwa
lain dalam situasi sosial yang sama atau situasi sosial
yang lain?
3. Bagaimanakah pola terbentuknya mereka menjadi
miskin?
4. Bagaimanakah model koordinasi , kepemimpinan,
supervisi yang dijalankan di dalam organisasi X?
5. Bagaimanakah pola penyusunan anggaran
pendapatan dan belanja organisasi X?
23. Contoh Judul Penelitian Kualitatif
1. Pengembangan Model Perencanaan yang Efektif di
Era Otonomi daerah
2. Membangun Iklim Kerja yang Kondusif
3. Pengembangan Kepoemimpinan Berbasis Budaya
4. Makna Menjadi Pegawai negeri Sipil bagi Masyarakat
5. Makna Pembangunan bagi Masyarakat Miskin
6. Model belajar Anak yang Berprestasi
7. Profil Guru yang Efektif dalam Mendidik Anak
8. Kesejahteraan menurut Orang Miskin
9. Mengapa SDM Masyarakatb Indonesia Tidak
berkualitas?
10.Makna Upacara Uoacara Tradisional bagi Masyarakat
Tertentu
24. D. Kegunaan Penelitian
• Peneliti menjelaskan manfaat yang
diharapkan dari hasil penelitian.
• Kegunaan dapat diklasifikasikan menjadi
kegunaan teoretis adalah bagaimana hasil
penelitian menjadi bagian dari proses
pengembangan ilmu. Manfaat praktis adalah
bagaimana hasil penelitian dapat digunakan
untuk memecahkan masalah-masalah praktis
dalam kehidupan.
25. Mengelola Perilaku untuk Menciptakan Suasana
Pembelajaran yang Kondusif
• Prinsip dasar dalam membentuk peraturan dan
rutinitas
• Peraturan dan rutinitas dirumuskan dengan jelas
dan mudah dimengerti
• Peraturan dan rutinitas masuk akal dan dibutuhkan
• Pastikan peraturan konsisten dengan peraturan
sekolah
• Pastikan peraturan yang dibuat merupakan
pelengkap peraturan sekolah
27. Peraturan dan rutinitas menciptakan
lingkungan kelas yang:
• Teratur
• Berorientasi Tugas
• Dapat Diprediksi
• Aman
• Relaks
28. (Judul Penelitian)
Pola Manajemen Perilaku yang efektif
bagi Anak Usia Dini
(Pertanyaan Penelitian)
• Bagaimanakan pola pengelolaan perilaku yang
efektif bagi Anak Usia Dini?
• Bagaimanakah bentuk peraturan yang efektif dalam
mengelola perilaku Anak Usia Dini
• Bagaimanakah bentuk rutinitas yang efektif dalam
pengelolaan perilaku Anak Usia Dini