1. PELAJARAN 3
PERMAINAN TRADISIONAL MELAYU
Pencak Silat
Permainan rakyat atau olahraga
tradisional sebagai aset budaya
bangsa untuk perlu dilestarikan,
digali dan ditumbuh
kembangkan, karena selain
merupakan olahraga/permainan
untuk mengisi waktu luang, juga
mempunyai potensi untuk dapat
lebih dikembangkan sebagai
olahraga yang bisa membantu
meningkatkan kualitas jasmani
bagi pelakunya.
Berbagai jenis olahraga tradisional
banyak kita miliki yang merupakan
kanekaragaman budaya bangsa, hal
ini memerlukan pengelolaan dan
pembinaan yang serius dan terus
menerus supaya disamping menjadi
olahraga juga dapat dikembangkan
menjadi objek pariwisata yang akan
dapat menambah devisa Negara dan
mengangkat nama bangsa di mata
dunia.
2. Agar keanekaragaman ini tetap
menjadi Bhineka Tunggal Ika, perlu
adanya koordinasi dan sinkronisasi
atara pemerintah pusat dengan
daerah-daerah pemilik olahraga
tradisional tersebut. Selain koordinasi
dan sinkronisasi pemerintah pusat
juga akan bertindak untuk
memfasilitasi kegiatan lomba
olahraga tradisional dan melakukan
standarisasi teknik-teknik olahraga
tradisional yang berkembang di
masyarakat, agar mempunyai
peraturan permainan yang berlaku
secara nasional.
Yang disebut sebagai Permainan
Tradisional atau Olahraga
Tradisional harus memenuhi dua
persyaratan yaitu berupa “Olahraga”
dan sekaligus juga “Tradisional” baik
dalam memiliki tradisi yang telah
berkembang selama beberapa
generasi, maupun dalam arti sesuatu
yang terkait dengan tradisi dengan
budaya suatu bangsa secara lebih luas
dan di Provinsi Kepulauan Riau juga
memiliki olahraga tradisional ini,
walaupun daerah lain pun memiliki
permainan yang sama.
3. Untuk lebih jelasnya mari kita kenali bersama-sama bentuk-bentuk
permainan tradisional Melayu atau olahraga tradisional tersebut yaitu
Pencak Silat/ Silat. Di daerah Melayu Kepulauan Riau, silat ini banyak
kegunaannya, dan menjadi sebuah kegiatan yang cukup penting dalam
setiap pesta perkawinan, acara-acara yang dibuat setiap desa, dan untuk
acara penyambutan tamu-tamu penting.
Pencak silat merupakan salah satu budaya asli bangsa Indonesia. Para
pendekar dan pakar pencak silat meyakini bahwa masyarakat Melayu
menciptakan dan menggunakan ilmu bela diri ini sejak masa prasejarah.
Karena pada masa itu manusia harus menghadapi alam yang keras untuk
bertujuan agar dapat bertahan juga dengan melawan binatang buas, akan
tantangan yang ada itu pada akhirnya manusia mengembangkan gerak-
gerik bela diri.
4. A. Perkembangan ditanah Melayu
Di daerah Melayu khusus di Kepulauan Riau, hampir merata dapat
ditemukan bela diri pencak silat. Hal ini membuktikan bahwa bela
diri ini bersumber dari Indonesia karena bila diurutkan
perkembangannya yang sudah mendunia ke benua lain atau manca
Negara. Apabila mereka ditanya dimana mereka belajar atau
berguru dengan jujur mereka mengakui pernah berguru dengan
orang Indonesia. Di Indonesia sendiri istilah pencak silat baru
mulai dipakai setelah berdirinya puncak organisasi pencak silat
yaitu Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI). Sebelumnya di
daerah Sumatera lebih dikenal dengan istilah silat, sedangkan di
tanah Jawa kenayakan dikenal dengan istilah pencak saja. Untuk
pengetahuan kita bersama tentang pencak silat dan gerakan-
gerakannya seperti teknik-teknik dasar mari kita baca dan simak
keterangan berikut ini, dan bagi yang hobi olahraga bela diri dapat
mempelajarinya secara mendalam dengan guru atau pelatih pencak
silat khususnya yang bercirikan silat Melayu Kepulauan Riau.
B. Teknik Dasar Pencak Silat
Gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah,
terkoordinasi dan terkendali yang mempunyai empat aspek sebagai
satu kesatuan, yaitu aspek mental spiritual, aspek bela diri, aspek
olahraga, dan aspek seni budaya. Dengan demikian, pencak silat
merupakan cabang olahraga yang cukup lengkap untuk dipelajari
karena memiliki empat aspek yang merupakan berikut ini akan
diterangkan beberapa istilah pencak silat yang digunakan secara
standar oleh IPSI secara Nasional.
5. C. Hakikat Pencak Silat
Latihan dasar pencak silat untuk memperkuat otot-otot kaki. Otot
yang dominan dalam melakukan kuda-kuda adalah quadriceps
femoris dan hamstring.
1. Kuda-kuda
Istilah kuda-kuda sangat akrab digunakan dalam bela diri
pencak silat. Posisi ini digambarkan seperti orang yang
menunggang kuda agar mudah mengingatnya. Kuda-kuda
merupakan posisi dasar dalam melakukan teknik pncak silat
selanjutnya. Kuda-kuda adalah teknik yang memperlihatkan
sikap dari kedua kaki dalam keadaan statis. Teknik ini
digunakan untuk mendukung sikap pasang pencak silat. Kuda-
kuda juga digunakan sebagai satu kesatuan utuh dan tidak dapat
dipisah-pisahkan.
Ditinjau dari segi bobotnya gerakan kuda-
kuda dapat diklasifikasikan menjadi tiga
jenis berikut.
a. Kuda-kuda ringan, yakni sikap kuda-
kuda dengan salah satu atau kedua kaki
menopang sebagian berat badan dan
cenderung bersifat aktif.
b. Kuda-kuda sedang, yakni sikap kuda-
kuda dengan dua kaki menopang
6. sebagian berat badan, bisa bersifat aktif
maupun fasif.
c. Kuda-kuda berat, yakni sikap kuda-kuda
yang salah satu atau kedua kaki
menopang seluruh berat badan dan
cenderung bersikap pasif.
Ditinjau dari bentuknya, kuda-kuda dapat dibagi menjadi
empat jenis :
a. Kuda-kuda depan, yakni kuda-kuda
dengan sikap salah satu kaki berada di
depan, sedangkan kaki lainnya
dibelakang dan berat badan ditopang
oleh kaki depan. (Posisi membentuk
sudut 30 derajat)
b. Kuda-kuda belakang, yakni kuda-kuda
dengan sikap salah satu kaki berada
didepan, sedangkan kaki lainnya
berada dibelakang dan berat badan
ditopang oleh kaki belakang. (Posisi
telapak kaki depan lurus dan telapak
kaki belakang membentuk sudut + 60
derajat).
c. Kuda-kuda tengah, yakni kuda-kuda
dengan sikap kedua kaki melebar
sejajar dengan bahu dan berat badan
ditopeng secara merata oleh kedua
kaki, dapat juga dilakukan dengan
posisi serong. (Posisi kedua telapak
7. kaki serong membentuk sudut 30
derajat).
d. Kuda-kuda samping, yakni kuda-kuda
dengan posisi kedua kaki melebar
sejajar dengan tubuh dan berat badan
ditopang oleh salah satu kaki yang
menekuk ke kiri dank e kanan. (Posisi
membentuk sudut 30 derajat).
2. Sikap Pasang
Sikap pasang mempunyai
pengertian sikap taktik untuk
menghadapi lawan yang berpola
menyerang atau menyambut. Apabila
ditinjau dari sistem bela diri, sikap
pasang berarti kondisi siap-tempur
yang optimal. Dalam pelaksanaannya
sikap pasang merupakan kombinasi
dan koordinasi kreatif dari kuda-kuda,
sikap tubuh, dan sikap tangan.
Sikap pasang ditinjau dari taktik
penggunaan terdiri dari sikap pasang
terbuka, yakni sikap pasang dengan
sikap tangan dan lengan yang tidak
melindungi tubuh dan sikap pasang
tertutup, yakni sikap pasang dengan
sikap tangan dan lengan yang
melindungi tubuh.
8. Macam-macam sikap pasang antara lain sebagai berikut :
a. Sikap pasang satu, yakni sikap pasang
dengan kuda-kuda tengah menghadap
ke samping pandangan ke depan,
dengan posisi kaki dengan belakangan
segaris.
b. Sikap pasang dua, yakni sikap pasang
dengan kuda-kuda tengah serong.
c. Sikap pasang tiga, yakni sikap pasang
dengan kuda-kuda samping.
d. Sikap pasang empat, yakni sikap pasang
dengan kuda-kuda depan.
e. Sikap pasang lima, yakni sikap pasang
dengan kuda-kuda tengah seliwa.
f. Sikap pasang enam, yakni sikap pasang
dengan kuda-kuda tengah menghadap
ke depan.
g. Sikap pasang tujuh, yakni sikap pasang
dengan kuda-kuda salah satu kaki
disilangkan dibelakang kaki lainnya dan
9. pandangan mata searah dengan kaki
yang disilangkan.
h. Sikap pasang delapan, yakni sikap yang
salah satu kaki disilangkan ke depan
kaki lainnya.
i. Sikap pasang sembilan, yakni sikap
pasang dengan kuda-kuda belakang
menghadap ke depan.
j. Sikap pasang sepuluh, yakni sikap
pasang berdiri satu kaki terbuka.
k. Sikap pasang sebelas, yakni sikap
pasang dengan satu lutut bertumpu pada
lantai, dengan kaki lainnya ditekuk
tegak lurus.
l. Sikap pasang dua belas, yakni sikap
pasang dengan posisi bersila.
3. Pola Langkah
Langkah merupakan teknik gerak kaki dalam pemindahan
dan perubahan posisi untuk mendekati atau menjauhi lawan
guna mendapatkan posisi yang lebih baik atau yang
menguntungkan atau dikombinasikan dan dikoordinasikan
dengan sikap tubuh dan sikap tangan.
Ditinjau dari arah gerak, langkah meliputi :
a. Gerak langkah lurus, dapat ke depan atau ke belakang.
10. b. Gerak langkah samping
c. Gerak langkah serong
d. Gerak langkah silang depan
e. Gerak langkah silang belakang (pilin)
f. Gerak langkah putar
Ditinjau dari teknik gerak, langkah meliputi tiga jenis.
1. Langkah angkat (termasuk langkah putaran)
2. Langkah geser
3. Langkah seser
4. Belaan
Belaan adalah upaya untuk menggagalkan serangan dengan
tangkisan atau hindaran. Belaan terbagi dua, yakni tangkisan
dan hindaran.
Tangkisan adalah suatu teknik belaan untuk menggagalkan
serangan lawan dengan melakukan tindakan menahan serangan
lawan dengan tangan, kaki dan tubuh. Berikut ini adalah jenis-
jenis tangkisan.
a. Tangkisan tepis, tangkisan yang menggunakan satu atau
kedua telapak tangan terbuka dengan kenaannya dengan
telapak tangan dalam, arah gerakan dari dalam ke luar dan
atas ke bawah.
b. Tangkisan lengan, tangkisan yang menggunakan satu lengan
dengan tangan mengepal yang kenaannya lengan bawah
dalam dengan lintasan dari atas ke bawah.
c. Tangkisan Kelit, tangkisan yang menggunakan satu lengan
dengan telapak tangan terbuka yang kenaannya telapak
tangan luar dan arah gerakan dari dalam ke luar atau
sebaliknya.
d. Tangkisan siku, tangkisan yang menggunakan siku, dengan
lintasan dari luar ke dalam.
11. e. Tangkisan jepit atas, tangkisan yang menggunakan kedua
lengan yang menyilang dengan kenaannya sudut persilangan
lengan, arahnya dari atas ke bawah dan sebaliknya.
f. Tangkisan potong, tangkisan yang menggunakan satu tangan
dan lengan digerakkan ke samping bawah seperti gerakan
memotong dengan kenaannya lengan bawah luar, dengan
posisi tangan terbuka.
g. Tangkisan sangga, tangkisan yang menggunakan satu lengan
yang membentuk siku-siku dengan kenaannya lengan bawah
luar dan gerakannya dari bawah ke atas, dengan posisi tangan
mengepal.
h. Tangkisan galang, tangkisan yang menggunakan lengan
bawah dalam yang tegak lurus dengan tangan mengepal yang
digerakkan ke samping dari luar ke dalam dan dari dalam ke
luar.
i. Tangkisan kibas, tangkisan yang menggunakan kaki dan
tungkai yang dikibaskan kea tau dari samping dengan
kenaannya telapak kaki.
j. Tangkisan lutut, tangkisan yang menggunakan gerakan lutut
setinggi pinggang, dengan lintasan dalam ke luar.