hasil penelitian dengan metode observasi dan analisis dengan sumber jurnal ilmiah dan literatur resmi. menjelaskan tentang pengaruh pemanis buatan pada minuman instan terhadap kebutuhan gula pada anak usia 7-12 tahun.
Fenomena makanan siap saji dan dampaknya terhadap kesehatan
analisis kandungan pemanis buatan pada serbuk minuman sachet terhadap kebutuhan gula pada anak usia 7-12 tahun
1. Riris Amelia Putri (225100100111021)
Yohana G. Laura B. (225100107111075)
Analisis Kandungan
Pemanis Buatan pada
Serbuk Minuman Sachet
terhadap Kebutuhan
Gula pada Anak Usia 7-12
Tahun
4. Minuman sachet mengandung gula sintetis atau pemanis buatan diantaranya
ialah aspartam, siklamat, dan sakarin untuk memperkuat rasa dari minuman.
Minuman sachet merupakan wujud dari perkembangan zaman yang
menginginkan untuk hidup yang makin praktis.
Pemanis buatan yang terkandung dalam minuman sachet jika dikonsumsi
berlebihan akan berpengaruh pada kesehatan tubuh manusia khususnya
pada anak usia 7-12 tahun.
10. Jenis-Jenis Gula
Gula alami
1
.
monosakarida :
glukosa (sayur, buah, madu
fruktosa (gula paling manis pada buah)
galaktosa (hasil pencernaan laktosa dalam
tubuh)
Gula merupakan salah satu dari banyaknya komponen penting dalam tubuh
manusia. Gula terkandung dalam karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber
energi dan pengatur metabolisme bagi tubuh. Gula terdiri dari gula alami dan gula
sintetis.
disakarida :
oligosakarida :
laktosa (gula yang ditemukan pada susu)
maltosa (produk pecahan pati, gula malt)
sukrosa (gula tebu)
polimer 2 sampai 10 monosakarida yang
sangat panjang
11. Gula sintetis Berfungsi untuk membuat makanan lebih
menarik.
Gula sintetis kerap kali ditemukan pada produk
cepat saji, dengan jenis-jenis gula sintetisnya
yakni aspartam, sakarin, dan siklamat.
Penelitian yang dilakukan oleh Novi dan Kiki pada tahun
2019 tentang kadar pemanis buatan, dihasilkan bahwa
penggunaan siklamat pada minuman sachet masih
memenuhi harga ambang batas, yakni 0,024 gram per 1
gram serbuk minuman.
Siklamat ialah pemanis buatan
berbahan dasar garam natrium dan
asam siklamat yang kemanisannya
30 kali sukrosa.
Sakarin merupakan pemanis
buatan yang kadar kemanisan lebih
tinggi dari siklamat yakni 200-700
kali sukrosa.
Batas konsumsi harian
siklamat menurut WHO ialah
11 mg. kg berat badan.
12. Peran Gula dalam Tubuh Sesuai
dengan Komposisi Gula
Gula alami
2
.
Gula alami jenis polisakarida (pati, dekstrin,
glikogen, dan polisakarida non pati) dan
disakarida dalam tubuh berperan sebagai
penghail sumber energi.
Jenis karbohidrat disakarida di usus akan
dipecah melalui fermentasi oleh mikroba yang
ada di usus untuk menghasilkan energi.
Mempertahankan kondisi bahan pangan
khususnya makanan cepat saji. diperkuat oleh
pernyataan FAO dan WHO dalam Kongres
Roma 1956
Gula sintetis
13. Dampak Konsumsi Gula Berlebihan
pada Anak Usia 7-12 Tahun
3
.
Gula akan memberikan dampak baik jika dikonsumsi sesuai takaran. Namun, jika gula
dikonsumsi secara berlebihan justru akan memberkan dampak negatif terkhususkan pada
anak usia 7-12 tahun.
Konsumsi gula berlebihan (minuman dan makanan manis) pada anak dengan kelompok
usia 7-12 tahun akan menyebabkan kerusakan pada gigi.
Gigi anak usia 7-12 tahun mulai berganti dari gigi susu ke gigi permanen (Eddy dan Mutiara,
2015).
Penelitian yang telah dilakukan oleh Sumini pada tahun 2014 memperoleh hasil bahwa
karies gigi atau kerusakan gigi pada anak usia 7-12 tahun memiliki frekuensi yang cukup
tinggi.
Diperkuat oleh penelitian yang telah dilakukan Martapura (2012) yakni tingkat penyakit karies
gigi pada anak usia 1-12 tahun di Jawa Timur sebesar 66,7%.
14. Dampak Konsumsi Gula Berlebihan
pada Anak Usia 7-12 Tahun
3
.
Dampak lain yang disebabkan karena konsumsi gula berlebih ialah
obesitas. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan gula secara
langsung pada minuman sachet yang dikonsumsi oleh anak-anak.
Beberapa faktor pendukung obesitas ialah genetik, pola makan, dan pola
hidup. Namun, dalam penelitian ini yang dititikberatkan adalah pola makan
(konsumsi gula berlebihan).
16. Gula berperan penting bagi tubuh manusia yakni sebagai sumber energi.
Gula sintesis biasanya terkandung dalam minuman sachet seperti
aspartam, sakarin, dan siklamat. Penggunaan gula sintetis jika berlebihan
akan memberikan dampak buruk pada tubuh manusia, khususnya pada
anak usia 7-12 tahun.
Kesimpulan
Gula dikelompokan dalam dua kategori yaitu gula alami dan gula sintetis.
Gula alami terbagi menjadi monosakarida, disakarida, dan oligosakarida.
Dampak yang terlihat pada anak usia 7-12 tahun ialah karies gigi dan
obesitas
Maka dari itu, perlu adanya pembatasan untuk konsumsi gula khususnya
bagi anak usia 7-12 tahun agar tidak gula tidak memberikan dampak buruk
bagi tubuh.
17. Berdasarkan penelitian dan hasil yang telah didapat,
disarankan bagi para pembaca, baik anak-anak, remaja, orang
tua, dan sebagainya untuk menjaga pola makan terutama
konsumsi gula agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan.
Saran
19. DAFTAR PUSTAKA
Andriyani R. 2014. Pengaruh Minuman Kemasan Sachet dengan Frekuensi Berbeda terhadap Kadar
Kolesterol Darah Mencit (Mus musculus). Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Eddy, F. N. A. E., & Mutiara, H. (2015). Peranan ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak dengan
status karies anak usia sekolah dasar. Jurnal Majority, 4(8), 1-6.
Haryanto B. 2017. Pengaruh Penambahan Gula Terhadap Karakteristik Bubuk Instan Daun Sirsak
(Annona muricata L.) dengan Metode Kristalisasi. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian. 3(14):
163-170
Henny E., Apoina K., dan Zen R. 2015. Hubungan Pengetahuan Siswa Sekolah Dasar dengan Konsumsi
Minuman Serbuk Instan di SD Negeri Sendang Mulyo 03 Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1(3): 263-270
Kemenkes. Tabel Angka Kecukupan Gizi Anak (Online). 2022.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_
Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf. Diakses tanggal
17 November 2022
20. DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Tahun (2004) tentang
Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan Dalam Produk Pangan.
Martapura.2012.Skripsi Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Gigi Dengan Kejadian Karies pada
Anak Prasekolah di TK Aisyiyah Bustanul Athfal II Perumnas MadeLamongan.
Novita S., dan Adriyani R. 2013. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pedagang Jajanan Tentang Pemakaian
Natrium Siklamat dan Rhodamin B. Jurnal Promkes. 1(2): 192-200.
Novitasari, M., Nova, R., dan Kiki, P. 2019. Penetapan Kadar Pemanis Buatan (Na-Siklamat) pada Beberapa
Minuman Serbuk Instan di Kota Surakarta. Avicenna Journal of Health Research. 2(2): 135-141
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan
Pangan.
Pudyasmorowati, Kalis. 2019. Penetapan Kadar Gula Total Jus Buah Apel Rome Beauty (Maus sylvestris Mill)
dengan Metode Anthrone-Sulfat. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional : Surakarta.
21. DAFTAR PUSTAKA
Rumus Hitung. 2013. Rumus Kimia Gula Lengkap. (online). https://rumushitung.com/2013/01/15/rumus-
kimia-gula-lengkap/. Diakses Tanggal 24 November 2022.
Sajawandi, L. (2015). Pengaruh Obesitas pada Perkembangan Siswa Sekolah Dasar dan Penanganannya
dari Pihak Sekolah dan Keluarga. JPsd (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), 1(2), 34-46.
Sari N.S. 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 13(2): 38-44.
Sumini, Bibi A., Devi Hurhayati. 2014. Hubungan Konsumsi Makanan Manis dengan Kejadian Karies
Gigi pada Anak Prasekolah di TK B RA Muslimat PSM Tegalrejo Desa Semen Kecamatan
Nguntoronadi Kabupaten Magetan. Jurnal Delima Harapan. 3(2) : 20-27