SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  23
PENYELESAIAN SENGKETA
INTERNASIONAL MELALUI
MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN
ARBITRASE INTERNASIONAL
Firrisa Tsamara Munica (09)
Gilang Fajariyan (10)
M. Asprilla Zuchrilham (18)
Palupi Sekar Hapsari (20)
Ryzka Arsalia (24)
PENYELESAIAN SENGKETA
INTERNASIONAL MELALUI
MAHKAMAH INTERNASIONAL
SENGKETA
INTERNASIONAL
• Sengketa internasional adalah sengketa atau
perselisihan yang terjadi antarnegara baik yang
berupa masalah wilayah, warga negara, hak asasi
manusia, maupun masalah yang bersifat pelik, yaitu
masalah terorisme. Dalam mengatasi perselisihan atau
sengketa antar bangsa, keberadaan hukum
internasional dapat berperan untuk mengatur batas
negara, mengatur hubungan diplomasi, membuat,
melaksanakan dan menghapus traktat. Selain itu
mengatur masalah kepentingan bersama dalam
bidang ekonomi, sosial, budaya, dan hukum.
MAHKAMAH
INTERNASIONAL
• Mahkamah Internasional adalah badan PBB yang
berkedudukan di Den Haag (Belanda). Mahkamah
Internasional bertanggung jawab untuk menyelesaikan
setiap kasus yang diajukan kepadanya oleh negara
yang menerima jurisdiksi mahkamah dalam kasus khas
atau negara yang menerima kewajiban jurisdiksi
berdasarkan peraturan tambahan. Mahkamah
Internasional juga dapat memberikan pandangan
mengenai masalah hukum yang diajukan oleh negara
anggota, oleh organ pokok PP serta oleh organ khusus
PBB.
DASAR HUKUM PROSES PERADILAN
MAHKAMAH INTERNASIONAL
• Ada lima aturan yang menjadi dasar dan proses
persidangan MI yaitu Piagam PBB 1945, Statuta MI
1945, Aturan Mahkamah 1970, Panduan Praktik I-IX dan
Resolusi tentang Praktik Judisial Internal Mahkamah.
• Di dalam Piagam PBB 1945, dasar hukum yang
terdapat dalam Bab XIV tentang Mahkamah
Internasional yang terdiri atas 5 pasal yaitu Pasal 92-96.
Dalam Statuta MI, ketentuan mengenai proses
beracara tercamtum dalam Bab III yang mengatur
tentang Prosedur yang terdiri dari 26 pasal (Pasal 39-
46), selain itu juga dalam Bab IV yang memuat tentang
Advisory Opinion yang terdiri atas 4 pasal (Pasal 65-68).
• Sementara itu, Aturan Mahkamah 1970 mengalami
beberapa kali amandemen dan aturan ini bersifat
tidak berlaku surut. Akhirnya, Resolusi tentang Praktik
Judisial Internal Mahkamah, resolusi ini terdiri atas 10
ketentuan tentang proses beracara MI dan resolusi ini
menggantikan resolusi yang sama tentang Internal
Judicial Practice tanggal 5 Juli 1968.
MEKANISME PERADILAN
MAHKAMAH
INTERNASIONAL
Mekanisme Normal
 Penyerahan Perjanjian Khusus atau Aplikasi
 Pembelaan Tertulis
 Presentasi Pembelaan
 Keputusan
Mekanisme Khusus
Keberatan Awal
Ketidakhadiran salah satu pihak
Keputusan Sela
Beracara bersama
Intervensi
MEKANISME NORMAL
PENYERAHAN PERJANJIAN
KHUSUS ATAU APLIKASI
• Dalam hal ini, persidangan dimulai dengan
penyerahan perjanjian khusus antara kedua pihak
yang bersengketa yang berisi penerimaan yuridiksi MI.
Perjanjian tersebut dimuat identitas para pihak yang
bersengketa dan inti sengketa.
• Bentuk lain proses awal persidangan, yaitu dengan
penyerahan aplikasi oleh salah satu pihak yang
bersengketa. Negara yang mengajukan aplikasi
disebut applicant dan pihak lawan disebut respondent.
• Perjanjian khusu atau aplikasi tersebut pada umumnya
ditandatangani oleh wakil dan dilampiri surat Menteri
Luar Negeri dan Duta Besar negara yang
bersangkutan.
PEMBELAAN TERTULIS
• Manakala tidak ditentukan lain oleh para pihak
yang bersengketa, maka pembelaan tertulis ini
berupa memeori Memori dan Tanggapan Memori.
Memori umumnya berisi pernyataan fakta, hukum
yang relevan dan penundukan (submissions) yang
diminta. Tanggapan memori berisi argumen
pendukung atau penolakan atas fakta yang
disebutkan di dalam memori, tambahan fakta baru,
jawaban atas pernyataan hukum memori dan
putusan yang diminta, umumnya disertakan
dokumen pendukung.
• Bila kedua pihak bersengketa tidak mengatur
batasan mengenai lamanya waktu untuk menyusun
memori ataupun tanggapan memori, maka hal itu
ditentukan MI. Demikian juga, bila kedua belah
pihak yang bersengketa tidak menentukan bahasa
resmi yang digunakan, maka hal itu ditentukan oleh
MI.
PRESENTASI PEMBELAAN
• Setelah pembelaan tertulis diserahkan oleh para pihak
yang bersengketa, dimulailah presentasi pembelaan.
Tahap ini bersifat terbuka untuk umum, kecuali bila
para pihak menghendaki tertutup dan disetujui oleh
MI.
KEPUTUSAN
• Ada tiga kemungkinan yang menjadikan sebuah kasus
sengketa internasional dianggap selesai. Pertama,
bilamana para pihak berhasil mencapai kesepakatan
sebelum proses beracara berakhir. Kedua, bilamana
pihak applicant atau kedua belah pihak yang
bersengketa sepakat untuk menarik diri dari proses
beracara. Ketiga, bilamana MI telah memutus kasus
tersebut berdasarkan pertimbangan dari keseluruhan
proses persidangan.
• Di akhir persidangan sebuah kasus sengketa, ada tiga
kemungkinan pendapat hakim MI, yaitu pendapat
menyetujui, pendapat berisi persetujuan walaupun
ada perbedaan dalam hal-hal tertentu serta
pendapat berisi penolakan.
MEKANISME KHUSUS
• Karena sebab-sebab tertentu, persidangan MI bisa
berlangsung secara khusus. Dalam arti, ada
penambahan tahap-tahap tertentu yang agak
berbeda dari mekanisme normal. Adapun sebab-
sebab yang menjadikan persidangan sedikit berbeda
dari mekanisme normal tersebut, di antaranya
KEBERATAN AWAL
• Adakalanya untuk mencegah agar MI tidak membuat
putusan, salah satu pihak dalam sengketa
(respondent) mengajukan keberatan. Menghadapi
keberatan awal ini, ada dua kemungkinan yang bisa
dilakukan MI yaitu menerimanya, lantas menutup kasus
yang diajukan dan menolak keberatan awal tersebut
dan meneruskan proses persidangan.
KETIDAKHADIRAN SALAH
SATU PIHAK
• Ketidakhadiran salah satu pihak biasanya dilakukan
oleh pihak responden, karena menolak yurisdiksi MI.
Ketidakhadiran ini tidak menghentikan proses
persidangan. Persidangan tetap akan dijalankan
dengan mekanisme normal dan akhirnya akan diberi
putusan atas sengketa tersebut.
KEPUTUSAN SELA
• Adakalanya dalam proses beracara terjadi hal-hal
yang dapat membahayakan subjek dari aplikasi yang
diajukan. Bila hal itu terjadi, pihak applicant dapat
meminta MI agar membuat putusan sela untuk
memberikan perlindungan atas subjek aplikasi tersebut.
BERACARA BERSAMA
• Proses beracara bersama bisa dilakukan oleh MI. Hal itu
dimungkinkan bila MI menemukan fakta adanya dua
pihak atau lebih dalam proses beracara yang
berbeda, yang mempunyai argumen dan tuntutan
yang sama atas satu pihak lawan yang sama.
INTERVENSI
• Ada kemungkinan dalam sebuah persidangan
dilakukan intervensi. Artinya, MI memberikan hak
kepada negara lain yang tidak terlibat dalam
sengketa untuk melakukan intervensi atas sengketa
yang tengah dipersidangkan. Hak itu diberikan
manakala negara yang tidak terlibat dalam sengketa
tersebut beranggapan bahwa ada kemungkinan
nantinya ia bisa dirugikan oleh adanya putusan MI atas
masalah yang diajukan oleh pihak yang terlibat dalam
sebuah sengketa.
PROSEDUR PENYELESAIAN
SENGKETA MELALUI
ARBITRASE
1. Permohonan Arbitrase
• Prosedur arbitrase dimulai dengan pendaftaran dan
penyampaian Permohonan Arbitrase oleh pihak yang
memulai proses arbitrase pada Sekretariat BANI.
2. Penunjukan Arbiter
• Dalam hal forum arbitrase dipimpin oleh arbiter tunggal,
para pihak wajib untuk mencapai suatu kesepakatan
tentang pengangkatan arbiter tunggal pemohon secara
tertulis harus mengusulkan kepada termohon nama orang
yang dapat diangkat sebagai arbiter tunggal. Jika dalam 14
(empat belas) hari sejak termohon menerima usul pemohon
para pihak tidak berhasil menentukan arbiter tunggal maka
dengan berdasarkan permohonan dari salah satu pihak
maka Ketua Pengadilan dapat mengangkat arbiter tunggal.
3. Tanggapan Termohon
• Apabila Badan Pengurus BANI menentukan bahwa BANI
berwenang memeriksa, maka setelah pendaftaran
Permohonan tersebut, seorang atau lebih Sekretaris
Majelis harus ditunjuk untuk membantu pekerjaan
administrasi perkara arbitrase tersebut. Sekretariat harus
menyampaikan satu salinan Permohonan Arbitrase dan
dokumen-dokumen lampirannya kepada Termohon, dan
meminta Termohon untuk menyampaikan tanggapan
tertulis dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.
4. Tuntutan Balik
• Apabila Termohon bermaksud mengajukan suatu
tuntutan balik (rekonvensi) atau upaya penyelesaian
sehubungan dengan sengketa atau tuntutan yang
bersangkutan sebagai-mana yang diajukan Pemohon,
Termohon dapat mengajukan tuntutan balik (rekonvensi)
atau upaya penyelesaian tersebut bersama dengan
Surat Jawaban atau selambat-lambatnya pada sidang
pertama.
5. Sidang Pemeriksaan
• Dalam sidang pemeriksaan sengketa oleh arbiter atau
majelis arbitrase dilakukan secara tertutup. Bahasa yang
digunakan adalah bahasa Indonesia, kecuali atas
persetujuan arbiter atau majelis arbitrase para pihak
dapat memilih bahasa lain yang akan digunakan. Para
pihak yang bersengketa dapat diwakili oleh kuasanya
dengan surat kuasa khusus.
6. Biaya-biaya
• Permohonan Arbitrase harus disertai pembayaran biaya
pendaftaran dan biaya administrasi sesuai dengan
ketentuan BANI. Biaya administrasi meliputi biaya
administrasi Sekretariat, biaya pemeriksaan perkara dan
biaya arbiter serta biaya Sekretaris Majelis.
• Mengenai biaya ini didasarkan juga pada besarnya nilai
tuntutan yang dicantumkan dalam permohonan
arbitrase, baik materiil juga imateriil.
KELEBIHAN ARBITRASE
• arbitrer pemeriksa perkara adalah ahli yang memiliki
kompetensi dalam bidang usaha yang
dipersengketakan. Dengan demikian, sang arbiter
telah memiliki dasar pemahaman yang lebih dari
cukup tentang bisnis/industri itu sendiri.
• belum pernah ditemukan adanya kolusi dengan arbiter
ataupun pungli

Contenu connexe

Tendances

Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasi
Nasria Ika
 

Tendances (20)

4. badan usaha tidak berbadan hukum
4. badan usaha tidak berbadan hukum4. badan usaha tidak berbadan hukum
4. badan usaha tidak berbadan hukum
 
Gugatan Class Action
Gugatan Class ActionGugatan Class Action
Gugatan Class Action
 
Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek
Pengurusan Budel Pailit dalam PraktekPengurusan Budel Pailit dalam Praktek
Pengurusan Budel Pailit dalam Praktek
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANAPROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional IndonesiaARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ARBITRASE By Badan Arbitrase Nasional Indonesia
 
Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasi
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
 
surat gugatan
surat gugatansurat gugatan
surat gugatan
 
Latihan soal kode etik advokat 50
Latihan soal kode etik advokat  50 Latihan soal kode etik advokat  50
Latihan soal kode etik advokat 50
 
Filsafat hukum (1)
Filsafat hukum (1)Filsafat hukum (1)
Filsafat hukum (1)
 
Upaya hukum
Upaya hukumUpaya hukum
Upaya hukum
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 
Penggolongan hukum
Penggolongan hukumPenggolongan hukum
Penggolongan hukum
 
Mahkamah Internasional (ICJ) PPKN
Mahkamah Internasional (ICJ) PPKNMahkamah Internasional (ICJ) PPKN
Mahkamah Internasional (ICJ) PPKN
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
 
Mahkamah agung
Mahkamah agungMahkamah agung
Mahkamah agung
 

En vedette

Makalah sengketa internasional dan cara penyalesaiannya
Makalah sengketa internasional dan cara penyalesaiannyaMakalah sengketa internasional dan cara penyalesaiannya
Makalah sengketa internasional dan cara penyalesaiannya
Operator Warnet Vast Raha
 
Pkn Sengketa Internasional PPT
Pkn Sengketa Internasional PPTPkn Sengketa Internasional PPT
Pkn Sengketa Internasional PPT
Lukluk Auliyatul
 
Sengketa internasional dan cara penyelesaiannya
Sengketa internasional dan cara penyelesaiannyaSengketa internasional dan cara penyelesaiannya
Sengketa internasional dan cara penyelesaiannya
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah sengketa internasional
Makalah sengketa internasionalMakalah sengketa internasional
Makalah sengketa internasional
Dunalco Marhuthala
 
Analisa kasus sipadan
Analisa kasus sipadanAnalisa kasus sipadan
Analisa kasus sipadan
silgio15
 

En vedette (20)

Makalah sengketa internasional dan cara penyalesaiannya
Makalah sengketa internasional dan cara penyalesaiannyaMakalah sengketa internasional dan cara penyalesaiannya
Makalah sengketa internasional dan cara penyalesaiannya
 
SENGKETA INTERNASIONAL & CARA PENYELESAIAN NYA
SENGKETA INTERNASIONAL & CARA PENYELESAIAN NYASENGKETA INTERNASIONAL & CARA PENYELESAIAN NYA
SENGKETA INTERNASIONAL & CARA PENYELESAIAN NYA
 
Sengketa internasional power point
Sengketa internasional power pointSengketa internasional power point
Sengketa internasional power point
 
HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL - ARBITRASE
HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL - ARBITRASEHUKUM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL - ARBITRASE
HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL - ARBITRASE
 
Pkn Sengketa Internasional PPT
Pkn Sengketa Internasional PPTPkn Sengketa Internasional PPT
Pkn Sengketa Internasional PPT
 
PKn Kelas XI "Sengketa internasional"
PKn Kelas XI "Sengketa internasional"PKn Kelas XI "Sengketa internasional"
PKn Kelas XI "Sengketa internasional"
 
Penyebab Sengketa Internasional dan Upaya Penyelesaiannya
Penyebab Sengketa Internasional dan Upaya PenyelesaiannyaPenyebab Sengketa Internasional dan Upaya Penyelesaiannya
Penyebab Sengketa Internasional dan Upaya Penyelesaiannya
 
Bab v sistem hukum & peradilan internasional
Bab v sistem hukum & peradilan internasionalBab v sistem hukum & peradilan internasional
Bab v sistem hukum & peradilan internasional
 
Pkn Kel 4
Pkn Kel 4Pkn Kel 4
Pkn Kel 4
 
Makalah sengketa internasional
Makalah sengketa internasionalMakalah sengketa internasional
Makalah sengketa internasional
 
Sengketa internasional
Sengketa internasionalSengketa internasional
Sengketa internasional
 
Pp pkn - mahkamah internasional
Pp pkn - mahkamah internasionalPp pkn - mahkamah internasional
Pp pkn - mahkamah internasional
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
Sengketa internasional dan cara penyelesaiannya
Sengketa internasional dan cara penyelesaiannyaSengketa internasional dan cara penyelesaiannya
Sengketa internasional dan cara penyelesaiannya
 
Bab 6. ham
Bab 6. hamBab 6. ham
Bab 6. ham
 
Makalah sengketa internasional
Makalah sengketa internasionalMakalah sengketa internasional
Makalah sengketa internasional
 
Analisa kasus sipadan
Analisa kasus sipadanAnalisa kasus sipadan
Analisa kasus sipadan
 
Yoel Immanuella ~ Penyebab Timbulnya Sengketa Internasional & Cara Penyelesai...
Yoel Immanuella ~ Penyebab Timbulnya Sengketa Internasional & Cara Penyelesai...Yoel Immanuella ~ Penyebab Timbulnya Sengketa Internasional & Cara Penyelesai...
Yoel Immanuella ~ Penyebab Timbulnya Sengketa Internasional & Cara Penyelesai...
 
Prinsip – prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat
Prinsip – prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajatPrinsip – prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat
Prinsip – prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat
 
Hukum dan Penyelesaian Sengketa
Hukum dan Penyelesaian SengketaHukum dan Penyelesaian Sengketa
Hukum dan Penyelesaian Sengketa
 

Similaire à PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

Prosedur penyelesaian sengketa melalui arbitrase
Prosedur penyelesaian sengketa melalui arbitraseProsedur penyelesaian sengketa melalui arbitrase
Prosedur penyelesaian sengketa melalui arbitrase
ettykogoyo
 
2. hbl,Chives Radin ,prof.hapzi ali,alternatif resolusi sengketa atau resolus...
2. hbl,Chives Radin ,prof.hapzi ali,alternatif resolusi sengketa atau resolus...2. hbl,Chives Radin ,prof.hapzi ali,alternatif resolusi sengketa atau resolus...
2. hbl,Chives Radin ,prof.hapzi ali,alternatif resolusi sengketa atau resolus...
Chives Radin
 
HBL, Chives radin, Prof.Hapzi Ali , Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolus...
HBL, Chives radin, Prof.Hapzi Ali , Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolus...HBL, Chives radin, Prof.Hapzi Ali , Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolus...
HBL, Chives radin, Prof.Hapzi Ali , Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolus...
chivesradin1
 
Sengketa Internasional
Sengketa InternasionalSengketa Internasional
Sengketa Internasional
zahrinatikah
 
Hbl2, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, alternatif hukum sengketa
Hbl2, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, alternatif hukum sengketaHbl2, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, alternatif hukum sengketa
Hbl2, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, alternatif hukum sengketa
AgungAgungPangestu
 
HBL2. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, alternatif hukum sengketa, universi...
HBL2. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, alternatif hukum sengketa, universi...HBL2. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, alternatif hukum sengketa, universi...
HBL2. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, alternatif hukum sengketa, universi...
Muhammad Ramadhan
 
Bahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP Undip
Bahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP UndipBahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP Undip
Bahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP Undip
ardinmarL
 

Similaire à PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL (20)

Alternatif Penyelesaian Sengketa Hukum.pptx
Alternatif Penyelesaian Sengketa Hukum.pptxAlternatif Penyelesaian Sengketa Hukum.pptx
Alternatif Penyelesaian Sengketa Hukum.pptx
 
Prosedur penyelesaian sengketa melalui arbitrase
Prosedur penyelesaian sengketa melalui arbitraseProsedur penyelesaian sengketa melalui arbitrase
Prosedur penyelesaian sengketa melalui arbitrase
 
Alternatif penyelesaian sengketa
Alternatif penyelesaian sengketaAlternatif penyelesaian sengketa
Alternatif penyelesaian sengketa
 
Pengertian sengketa ekonomi
Pengertian sengketa ekonomiPengertian sengketa ekonomi
Pengertian sengketa ekonomi
 
12 penyelesaian sengketa bisnis
12 penyelesaian sengketa bisnis12 penyelesaian sengketa bisnis
12 penyelesaian sengketa bisnis
 
2. hbl,Chives Radin ,prof.hapzi ali,alternatif resolusi sengketa atau resolus...
2. hbl,Chives Radin ,prof.hapzi ali,alternatif resolusi sengketa atau resolus...2. hbl,Chives Radin ,prof.hapzi ali,alternatif resolusi sengketa atau resolus...
2. hbl,Chives Radin ,prof.hapzi ali,alternatif resolusi sengketa atau resolus...
 
HBL, Chives radin, Prof.Hapzi Ali , Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolus...
HBL, Chives radin, Prof.Hapzi Ali , Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolus...HBL, Chives radin, Prof.Hapzi Ali , Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolus...
HBL, Chives radin, Prof.Hapzi Ali , Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolus...
 
pengadilan Arbitrase
pengadilan Arbitrasepengadilan Arbitrase
pengadilan Arbitrase
 
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi s...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi s...Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi s...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi s...
 
Hbl 2, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi...
Hbl 2, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi...Hbl 2, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi...
Hbl 2, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi...
 
Sengketa Internasional
Sengketa InternasionalSengketa Internasional
Sengketa Internasional
 
Hukum maritim kelompok 5
Hukum maritim kelompok 5Hukum maritim kelompok 5
Hukum maritim kelompok 5
 
Arbitrase _done.pptx
Arbitrase _done.pptxArbitrase _done.pptx
Arbitrase _done.pptx
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,FORUM 2,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,FORUM 2,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,FORUM 2,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,FORUM 2,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
 
Hbl2, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, alternatif hukum sengketa
Hbl2, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, alternatif hukum sengketaHbl2, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, alternatif hukum sengketa
Hbl2, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, alternatif hukum sengketa
 
HBL2. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, alternatif hukum sengketa, universi...
HBL2. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, alternatif hukum sengketa, universi...HBL2. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, alternatif hukum sengketa, universi...
HBL2. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, alternatif hukum sengketa, universi...
 
Tugas 1. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau res...
Tugas 1. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau res...Tugas 1. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau res...
Tugas 1. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau res...
 
Bahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP Undip
Bahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP UndipBahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP Undip
Bahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP Undip
 
Hbl 2, risna dwi cahyani, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolu...
Hbl 2, risna dwi cahyani, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolu...Hbl 2, risna dwi cahyani, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolu...
Hbl 2, risna dwi cahyani, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolu...
 

Dernier

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Dernier (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

  • 1. PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL Firrisa Tsamara Munica (09) Gilang Fajariyan (10) M. Asprilla Zuchrilham (18) Palupi Sekar Hapsari (20) Ryzka Arsalia (24)
  • 3. SENGKETA INTERNASIONAL • Sengketa internasional adalah sengketa atau perselisihan yang terjadi antarnegara baik yang berupa masalah wilayah, warga negara, hak asasi manusia, maupun masalah yang bersifat pelik, yaitu masalah terorisme. Dalam mengatasi perselisihan atau sengketa antar bangsa, keberadaan hukum internasional dapat berperan untuk mengatur batas negara, mengatur hubungan diplomasi, membuat, melaksanakan dan menghapus traktat. Selain itu mengatur masalah kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan hukum.
  • 4. MAHKAMAH INTERNASIONAL • Mahkamah Internasional adalah badan PBB yang berkedudukan di Den Haag (Belanda). Mahkamah Internasional bertanggung jawab untuk menyelesaikan setiap kasus yang diajukan kepadanya oleh negara yang menerima jurisdiksi mahkamah dalam kasus khas atau negara yang menerima kewajiban jurisdiksi berdasarkan peraturan tambahan. Mahkamah Internasional juga dapat memberikan pandangan mengenai masalah hukum yang diajukan oleh negara anggota, oleh organ pokok PP serta oleh organ khusus PBB.
  • 5. DASAR HUKUM PROSES PERADILAN MAHKAMAH INTERNASIONAL • Ada lima aturan yang menjadi dasar dan proses persidangan MI yaitu Piagam PBB 1945, Statuta MI 1945, Aturan Mahkamah 1970, Panduan Praktik I-IX dan Resolusi tentang Praktik Judisial Internal Mahkamah.
  • 6. • Di dalam Piagam PBB 1945, dasar hukum yang terdapat dalam Bab XIV tentang Mahkamah Internasional yang terdiri atas 5 pasal yaitu Pasal 92-96. Dalam Statuta MI, ketentuan mengenai proses beracara tercamtum dalam Bab III yang mengatur tentang Prosedur yang terdiri dari 26 pasal (Pasal 39- 46), selain itu juga dalam Bab IV yang memuat tentang Advisory Opinion yang terdiri atas 4 pasal (Pasal 65-68).
  • 7. • Sementara itu, Aturan Mahkamah 1970 mengalami beberapa kali amandemen dan aturan ini bersifat tidak berlaku surut. Akhirnya, Resolusi tentang Praktik Judisial Internal Mahkamah, resolusi ini terdiri atas 10 ketentuan tentang proses beracara MI dan resolusi ini menggantikan resolusi yang sama tentang Internal Judicial Practice tanggal 5 Juli 1968.
  • 8. MEKANISME PERADILAN MAHKAMAH INTERNASIONAL Mekanisme Normal  Penyerahan Perjanjian Khusus atau Aplikasi  Pembelaan Tertulis  Presentasi Pembelaan  Keputusan Mekanisme Khusus Keberatan Awal Ketidakhadiran salah satu pihak Keputusan Sela Beracara bersama Intervensi
  • 10. PENYERAHAN PERJANJIAN KHUSUS ATAU APLIKASI • Dalam hal ini, persidangan dimulai dengan penyerahan perjanjian khusus antara kedua pihak yang bersengketa yang berisi penerimaan yuridiksi MI. Perjanjian tersebut dimuat identitas para pihak yang bersengketa dan inti sengketa. • Bentuk lain proses awal persidangan, yaitu dengan penyerahan aplikasi oleh salah satu pihak yang bersengketa. Negara yang mengajukan aplikasi disebut applicant dan pihak lawan disebut respondent. • Perjanjian khusu atau aplikasi tersebut pada umumnya ditandatangani oleh wakil dan dilampiri surat Menteri Luar Negeri dan Duta Besar negara yang bersangkutan.
  • 11. PEMBELAAN TERTULIS • Manakala tidak ditentukan lain oleh para pihak yang bersengketa, maka pembelaan tertulis ini berupa memeori Memori dan Tanggapan Memori. Memori umumnya berisi pernyataan fakta, hukum yang relevan dan penundukan (submissions) yang diminta. Tanggapan memori berisi argumen pendukung atau penolakan atas fakta yang disebutkan di dalam memori, tambahan fakta baru, jawaban atas pernyataan hukum memori dan putusan yang diminta, umumnya disertakan dokumen pendukung. • Bila kedua pihak bersengketa tidak mengatur batasan mengenai lamanya waktu untuk menyusun memori ataupun tanggapan memori, maka hal itu ditentukan MI. Demikian juga, bila kedua belah pihak yang bersengketa tidak menentukan bahasa resmi yang digunakan, maka hal itu ditentukan oleh MI.
  • 12. PRESENTASI PEMBELAAN • Setelah pembelaan tertulis diserahkan oleh para pihak yang bersengketa, dimulailah presentasi pembelaan. Tahap ini bersifat terbuka untuk umum, kecuali bila para pihak menghendaki tertutup dan disetujui oleh MI.
  • 13. KEPUTUSAN • Ada tiga kemungkinan yang menjadikan sebuah kasus sengketa internasional dianggap selesai. Pertama, bilamana para pihak berhasil mencapai kesepakatan sebelum proses beracara berakhir. Kedua, bilamana pihak applicant atau kedua belah pihak yang bersengketa sepakat untuk menarik diri dari proses beracara. Ketiga, bilamana MI telah memutus kasus tersebut berdasarkan pertimbangan dari keseluruhan proses persidangan. • Di akhir persidangan sebuah kasus sengketa, ada tiga kemungkinan pendapat hakim MI, yaitu pendapat menyetujui, pendapat berisi persetujuan walaupun ada perbedaan dalam hal-hal tertentu serta pendapat berisi penolakan.
  • 14. MEKANISME KHUSUS • Karena sebab-sebab tertentu, persidangan MI bisa berlangsung secara khusus. Dalam arti, ada penambahan tahap-tahap tertentu yang agak berbeda dari mekanisme normal. Adapun sebab- sebab yang menjadikan persidangan sedikit berbeda dari mekanisme normal tersebut, di antaranya
  • 15. KEBERATAN AWAL • Adakalanya untuk mencegah agar MI tidak membuat putusan, salah satu pihak dalam sengketa (respondent) mengajukan keberatan. Menghadapi keberatan awal ini, ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan MI yaitu menerimanya, lantas menutup kasus yang diajukan dan menolak keberatan awal tersebut dan meneruskan proses persidangan.
  • 16. KETIDAKHADIRAN SALAH SATU PIHAK • Ketidakhadiran salah satu pihak biasanya dilakukan oleh pihak responden, karena menolak yurisdiksi MI. Ketidakhadiran ini tidak menghentikan proses persidangan. Persidangan tetap akan dijalankan dengan mekanisme normal dan akhirnya akan diberi putusan atas sengketa tersebut.
  • 17. KEPUTUSAN SELA • Adakalanya dalam proses beracara terjadi hal-hal yang dapat membahayakan subjek dari aplikasi yang diajukan. Bila hal itu terjadi, pihak applicant dapat meminta MI agar membuat putusan sela untuk memberikan perlindungan atas subjek aplikasi tersebut.
  • 18. BERACARA BERSAMA • Proses beracara bersama bisa dilakukan oleh MI. Hal itu dimungkinkan bila MI menemukan fakta adanya dua pihak atau lebih dalam proses beracara yang berbeda, yang mempunyai argumen dan tuntutan yang sama atas satu pihak lawan yang sama.
  • 19. INTERVENSI • Ada kemungkinan dalam sebuah persidangan dilakukan intervensi. Artinya, MI memberikan hak kepada negara lain yang tidak terlibat dalam sengketa untuk melakukan intervensi atas sengketa yang tengah dipersidangkan. Hak itu diberikan manakala negara yang tidak terlibat dalam sengketa tersebut beranggapan bahwa ada kemungkinan nantinya ia bisa dirugikan oleh adanya putusan MI atas masalah yang diajukan oleh pihak yang terlibat dalam sebuah sengketa.
  • 20. PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI ARBITRASE 1. Permohonan Arbitrase • Prosedur arbitrase dimulai dengan pendaftaran dan penyampaian Permohonan Arbitrase oleh pihak yang memulai proses arbitrase pada Sekretariat BANI. 2. Penunjukan Arbiter • Dalam hal forum arbitrase dipimpin oleh arbiter tunggal, para pihak wajib untuk mencapai suatu kesepakatan tentang pengangkatan arbiter tunggal pemohon secara tertulis harus mengusulkan kepada termohon nama orang yang dapat diangkat sebagai arbiter tunggal. Jika dalam 14 (empat belas) hari sejak termohon menerima usul pemohon para pihak tidak berhasil menentukan arbiter tunggal maka dengan berdasarkan permohonan dari salah satu pihak maka Ketua Pengadilan dapat mengangkat arbiter tunggal.
  • 21. 3. Tanggapan Termohon • Apabila Badan Pengurus BANI menentukan bahwa BANI berwenang memeriksa, maka setelah pendaftaran Permohonan tersebut, seorang atau lebih Sekretaris Majelis harus ditunjuk untuk membantu pekerjaan administrasi perkara arbitrase tersebut. Sekretariat harus menyampaikan satu salinan Permohonan Arbitrase dan dokumen-dokumen lampirannya kepada Termohon, dan meminta Termohon untuk menyampaikan tanggapan tertulis dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari. 4. Tuntutan Balik • Apabila Termohon bermaksud mengajukan suatu tuntutan balik (rekonvensi) atau upaya penyelesaian sehubungan dengan sengketa atau tuntutan yang bersangkutan sebagai-mana yang diajukan Pemohon, Termohon dapat mengajukan tuntutan balik (rekonvensi) atau upaya penyelesaian tersebut bersama dengan Surat Jawaban atau selambat-lambatnya pada sidang pertama.
  • 22. 5. Sidang Pemeriksaan • Dalam sidang pemeriksaan sengketa oleh arbiter atau majelis arbitrase dilakukan secara tertutup. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, kecuali atas persetujuan arbiter atau majelis arbitrase para pihak dapat memilih bahasa lain yang akan digunakan. Para pihak yang bersengketa dapat diwakili oleh kuasanya dengan surat kuasa khusus. 6. Biaya-biaya • Permohonan Arbitrase harus disertai pembayaran biaya pendaftaran dan biaya administrasi sesuai dengan ketentuan BANI. Biaya administrasi meliputi biaya administrasi Sekretariat, biaya pemeriksaan perkara dan biaya arbiter serta biaya Sekretaris Majelis. • Mengenai biaya ini didasarkan juga pada besarnya nilai tuntutan yang dicantumkan dalam permohonan arbitrase, baik materiil juga imateriil.
  • 23. KELEBIHAN ARBITRASE • arbitrer pemeriksa perkara adalah ahli yang memiliki kompetensi dalam bidang usaha yang dipersengketakan. Dengan demikian, sang arbiter telah memiliki dasar pemahaman yang lebih dari cukup tentang bisnis/industri itu sendiri. • belum pernah ditemukan adanya kolusi dengan arbiter ataupun pungli