SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  25
IKLIMATUL HAFAZAH
1
TATARAN LINGUISTIK
FONOLOGI
FON ( bunyi) + LOGI ( ilmu )

Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis
dan membicarakan bunyi-bunyi bahasa

FONETIK

2

FONEMIK
FONETIK
Mempelajari bunyi bahasa dengan tidak memperhatikan fungsi bunyi itu
apakah ada pembeda makna atau tidak .

Fonetik Artikulasi
Mempelajari bagaimana mekanisme artikluasi alat tutur manusia digunakan
untuk menghasilkan bunyi bahasa dan bagaimana bunyi itu diklasifikasi.

Fonetik Akustik
Mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fizikal atau fenomenon alam.
Bunyi itu diselidiki frekuensi getaran dan intensitinya.

Fonetik Auditori
Mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh
telinga kita
3
ALAT-ALAT UCAP MANUSIA

Bagian atas mulut umumnya
tidak bergerak
(titik artikulasi)

Bagian bawah mulut
dapat digerakan (artikulator)

CARA BUNYI DIHASILKAN
1. Udara dari paru-paru dihembuskan keluar
2. Bagian alat ujaran digerakkan
3. Pita suara digetarkan atau tidak digetarkan

4
Lanjutan
Udara yang dihembuskan oleh paru-paru
keluar melewati suatu daerah yang
dinamakan daerah glotal. Udara ini kemudian
lewat lorong yang dinamakan faring
(fharynx). Dari faring ada dua jalan :
Melalui hidung( bunyi sengau/nasal)
Melalui mulut (bunyi oral)
5
BUNYI BAHASA

KONSONAN
Arus udara melalui
rongga mulut
mengalami sekatan

VOKAL
Arus udara melalui
rongga mulut tanpa
sekatan.

Kawasan
artikulasi

Kedudukan
lidah

Cara
artikulasi

Bahagian lidah yang terlibat
Keadaan bibir

6
Klasifikasi Bunyi
Vokal
Berdasarkan posisi Bibir
Vokal Bundar yaitu vokal yang apabila dalam
pengucapannya berbentuk bundar seperti bunyi
/o/,/u/,/a/.
Vokal Tak Bundar yaitu vokal yang apabila dalam
pengucapannya tidak bundar atau tidak rata
seperti /i/ dan /u/.
7
Berdasarkan Tinggi Rendahnya
Lidah
Vokal Tinggi yaitu vokal apabila dalam pengucapannya
lidah diangkat dekat alveolum (lekung kaki gigi)seperti
bunyi /i/ dan /u/.

Vokal Tengah yaitu vokal yang apabila dalam
pengucapannya lidah diangkat sedikit seperti bunyi /e/
(pepet).

Vokal Rendah yaitu vokal yang apabila dalam
8

pengucapannya lidah diturunkan serendah-rendahnya
seperti bunyi /a/.
Vokal Depan yaitu vokal yang dibentuk dengan menggerakkan
bagian belakang lidah kearah langit-langit sehingga terbentuk rongga yg
menjadi ruang resonansi seperti bunyi /i/ dan /e/.

Vokal tengah/sentral yaitu vokal yang dibentuk dengan
menggerakkan bagian depan dan bagian belakang lidah ke arah langitlangit sehingga terbentuk rongga resonansi, seperti bunyi /e/ (pepet).

Vokal Belakang yaitu vokal yg dibentuk dengan cara menggerakkan
bagian depan lidah ke arah langit-langit, sehingga terbentuk rongga
sebagai resonansi bagian belakang lidah dan langit-langit seperti
bunyi /o/,/u/dan/a/ .

9
Depan

Belakang

Tengah
i

Sempit

Separuh sempit

u
o

e
ә

Separuh luas

Luas

ε

‫د‬

ь

a

BAGAN VOKAL

10
Disebut diftong atau vokal rangkap karena posisi

lidah ketika memproduksi bunyi ini pada bagian
awalnya dan bagian akhirnya tidak sama.
Ketidaksamaan itu menyangkut tinggi rendah lidah ,
bagian lidah yang bergerak, serta strukturnya.
Namun, yang dihasilkan bukan dua buah bunyi,
melainkan hanya sebuah bunyi karena berada dalam
satu silabel.
Contoh diftong dalam bahasa Indonesia adalah
[ai],[oi],[au] seperti terdapat pada kata kerbau
dan harimau,kacau,kalau,amboi,capai.
11
Berdasarkan titik artikulasi dan artikulator

bunyi-bunyi konsonan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
 Konsonan bilabial yaitu konsonan yang terjadi pada
kedua belah bibir , bibir bawah merapat pada bibir
atas. Yang termasuk konsonan bilabial ini adalah
bunyi [p] dan [b] dan[ m]. Dalam hal ini perlu
diperhatikan bunyi [p] dan [b] adalah bunyi
oral,yaitu yang dikeluarkan melalui mulut, sedangkan
[m] adalah bunyi nasal yakni, bunyi yang dikeluarkan
melalaui rongga hidung
12
 Konsonan Labiodental yakni

konsonan yang terjadi pada gigi
bawah dan bibir atas ;gigi bawah
merapat pada gigi atas. Yang
termasuk konsonan labiodentals
adalah bunyi [f] dan [v].

 Konsonan

Dorsovelar, yakni
konsonan yang terjadi pada
pangkal lidah dan velum atau
langit-langit lunak. Yang
termasuk konsonan dorsovelar
adalah bunyi [k] dan [g].

 Konsonan Laminoalveolar ,

yaitu konsonan yang terjadi
pada daun lidah dan gusi; dalam
hal ini , daun lidah menempel
pada gusi. Yang termasuk
konsonan laminoalveolar adalah
bunyi [t] dan [d].
13
Konsonan Hambat ( letupan, plosif, stop). Di sini

alrtikulatot menutup sepenuhnya aliran udara , sehinnga
udara mampat di belakang tempat penutupan itu. Kemudian
penutupan itu dibuka secara tiba-tiba, sehingga
menyebabkan terjadinya letupan . Yang termasuk konsonan
letupan ini, anatara lain , bunyi [p], [b], [t], [d], [k] dan [g].

Konsonan geseran atau prikatif. Disini artikulator aktif

mendekati artikulatoar pasif , membentuk celah sempit ,
sehingga udara yang lewat mendapat gangguan d icelah itu.
Contoh yang termasuk konsonan geseran adalah bunyi [f],
[s] dan [z].
14
 Konsonan paduan atau frikatif. Di sini artikulator aktif penghambat

sepenuhnya aliran udara , lalu membentuk celah sempit dengan
articulator pasif . Cara ini merupakan gabungan anatara hambatan
dan prikatif. Yang termasuk konsonan paduan anatara lain bunyi [c]
dan [j].
 Konsonan sengauan atau nasal. Di sini altikulator aktif

menghambat sepenuhnya aliran udara melalui mulut , tetapi
membiarkannya keluar melalui rongga hidung dengan bebas. Contoh
konsonan nasal adalah[m],[n] dan [ŋ].
 Konsonan getaran atau tril , di sini artikulator aktif melakukan

kontak bruntun dengan articulator pasif sehingga getaran bunyi itu
terjadi berulang-ulang . Contohnya adalah konsonan [r].
15
Konsonan sampingan atau lateral

Di sini artikulator aktif menghambat aliran udara
pada tengah mulut ; lalu membiarkan udara keluar
melalui samping lidah . contohnya adalah konsonan
[l].
Konsonan hampiran atau aproksiman

Di sini artikulator aktif dan pasif membentuk ruang
yang mendekati posisi terbuka seperti dalam
pembentukan vokal , tetapi tidak cukup sempit untuk
menghasilkan konsonan geseran . Oleh karena itu
bunyi yang dihasikan sering juga disebut semi vocal,
ada dua buah bunyibyaitu /w/ dan /y/ .
16
Bunyi segmental terwujutd bersama-sama dengan
ciri suprasegmental, seperti tekanan, jangka, dan
nada. Disamping itu ciri suprasegmental itu, pada
untaian tuturan terdengar pula ciri
suprasegmental yang lain, yaitu intonasi dan ritme
(irama).
Dalam kalimat tidak semua kata mendapat
tekanan yg sama. Biasanya kata yang dianggap
penting saja yg diberi tekanan. Tekanan yang
demikian lazim disebut aksen.
17
Fonemik
18

Bunyi-bunyi bahasa yang dapat membedakan arti
disebut dengan fonem. Cara membuktikan suatu
bunyi disebut fonem dalam suatu bahasa adalah
dengan cara mencari pasangan minimal dari katakata yang kontras/kata-kata yg berbeda arti. Bunyi
yang perlu dibuktikan sebagai fonem atau tidak
adalah bunyi-bunyi yang mempunyai kesamaan
fonetis atau kesamaan ucapan.
Bunyi yang dicurigai

Pasangan minimal
yang dioposisikan

fonem

[i]

[a]

[bila] [bala] /i/

/a/

[e]

[a]

[serI]

[sari]

/e/

/a/

[u]

[i]

[durI] [diri]

/u/

/i/

[o]

[a]

[kota] [kata] /o/

/a/

[b]

[p]

[baku] [paku] /b/

/p/

[t]

[d]

[tari]

/d/

[dari] /t/

19
Asimilasi dan Disimilasi
asimilasi yaitu pristiwa perubahan bunyi menjadi
bunyi yang lain sebagai akibat dari bunyi yang ada
di lingkungannya, sehingga bunyi menjadi sama atau
mempunyai ciri-ciri yang sama dengan bunyi yang
mempengaruhinnya.
Contoh asimilasi:
Sabtu dalam bahasa Indonesia lazim disebutkan
[saptu], dimana terlihat [b] berubah menjadi [p]
karena pengaruh [t].

20
Lanjutan
Disimilasi
Disimilasi adalah perubahan bentuk kata karena salah
satu dari dua buah fonem yang sama diganti dengan
fonem yang lain. Contoh disimilasi :
Disimilasi sinkronis
Contohnya : ber + ajarà belajar. Fonem /r/ pada awalan
ber- diubah menjadi /l/.
Disimilasi diakronis
Contohnya : kata cipta berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu citta. Jadi terdapat perubahan dari
fonem /tt/ menjadi /pt/.
21
Metatesis dan Epentesis
Dalam proses metatesis yang diubah
adalah urutan fonem-fonem tertentu yang
biasanya terdapat bersama dengan bentuk
asli, sehingga ada variasi bebas.
Misalnya, jalur menjadi lajur, almari
menjadi lemari. Sedangkan Epentesis,
yaitu penambahan fonem di tengah kata.
Contohnya : /upat/ menjadi /umpat/,
/kapak/ menjadi /kampak/.

22
Pelepasan bunyi adalah hilangnaya bunyi atau fonem
pada awal, tangah dan akhir sebuah kata tanpa
mengubah makna. Pelepasan dapat pula berupa
kontraksi atau pemendekan kata. Pelepasan dibagi
menjadi tiga, yaitu
 Aferesis, yaitu pelepasan fonem pada awal kata.
Contohnya /tetapi/ menjadi  /tapi/, /baharu/
menjadi /baru.
Sinkope, yaitu pelepasan fonem pada tengah kata.
Contohnya /silahkan/ menjadi  /silakan/, /dahulu/
menjadi /dulu/
Apokope, yaitu pelepasan fonem pada akhir kata.
Contohnya /president/ menjadi  /president/,
/standard/ menjadi /standar/
23
Gugus konsonan adalah beberapa konsonan yang merupakan satu
kesatuan. Gugus konsonan merupakan anggota sebuah suku kata.
Gugus
Bagan
Posisi
Awal
/pl/
/kl/
/gl/
/br/
/tr/
/kr/
/ks/
/ps/
/dy/
/sw/
/str/
/skr/

s

P
K
G
B
T
K
K
P
D
s
T
k

l

r
s
y
r

Tengah

/plasma/
/klinik/
/global/
/brahma/
/tri/
/kritik/
/ksatria/
/psikologi/

Akhir

/kompleks/
/isoglos/
/obral/
/putra/
/mikroskop/
/ekspres/
/Madya/

/swadaya/
/strika/
/Skripsi/

/instruksi/
/manuskrip/

24
See you on The Top
Hastalavista,…..

25

Contenu connexe

Tendances

Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesia
Rakatajasa
 
Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)
anggerio
 
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufBahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
SMAN 01 GIRI
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimak
Imam Suwandi
 
Morfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa Indonesia
Morfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa IndonesiaMorfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa Indonesia
Morfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa Indonesia
Ria Widia
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Yudha Fadillah
 
Berbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistikBerbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistik
Astri Plenyet
 

Tendances (20)

MASYARAKAT BAHASA
MASYARAKAT BAHASA MASYARAKAT BAHASA
MASYARAKAT BAHASA
 
Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesia
 
Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)Materi 2 morfem (rev)
Materi 2 morfem (rev)
 
Kel 1
Kel 1Kel 1
Kel 1
 
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi hurufBahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
Bahasa indonesia - pengucapan dan artikulasi huruf
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimak
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Morfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa Indonesia
Morfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa IndonesiaMorfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa Indonesia
Morfem dan Proses Morfemis dalam Bahasa Indonesia
 
Ppt sejarah sastra
Ppt sejarah sastraPpt sejarah sastra
Ppt sejarah sastra
 
Pelafalan dalam bahasa indonesia
Pelafalan dalam bahasa indonesiaPelafalan dalam bahasa indonesia
Pelafalan dalam bahasa indonesia
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
 
Morfologi bahasa
Morfologi bahasaMorfologi bahasa
Morfologi bahasa
 
PPT-FONOLOGI-2020.pptx
PPT-FONOLOGI-2020.pptxPPT-FONOLOGI-2020.pptx
PPT-FONOLOGI-2020.pptx
 
Teori mimetik 1
Teori mimetik 1Teori mimetik 1
Teori mimetik 1
 
Wacana
WacanaWacana
Wacana
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3
 
Berbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistikBerbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistik
 
Pragmatik
PragmatikPragmatik
Pragmatik
 

En vedette

Muhammad azniiiiiiiiii
Muhammad azniiiiiiiiiiMuhammad azniiiiiiiiii
Muhammad azniiiiiiiiii
M Azni Rasyid
 
Bunyi vokal dan bunyi konsonan
Bunyi vokal dan bunyi konsonanBunyi vokal dan bunyi konsonan
Bunyi vokal dan bunyi konsonan
zazunzin
 

En vedette (20)

fonetik fonologi
fonetik fonologifonetik fonologi
fonetik fonologi
 
FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)
FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)
FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)
 
Makalah struktur fonologi bahasa indonesia
Makalah struktur fonologi bahasa indonesiaMakalah struktur fonologi bahasa indonesia
Makalah struktur fonologi bahasa indonesia
 
Fonetik & Fonologi Bahasa Melayu BMMB3013
Fonetik & Fonologi Bahasa Melayu BMMB3013Fonetik & Fonologi Bahasa Melayu BMMB3013
Fonetik & Fonologi Bahasa Melayu BMMB3013
 
Fonologi
FonologiFonologi
Fonologi
 
Linguistik fonologi
Linguistik fonologi Linguistik fonologi
Linguistik fonologi
 
Fonologi
FonologiFonologi
Fonologi
 
Konsep Fonetik dan Fonologi dan Fonem-fonem Dalam Bahasa Melayu
Konsep Fonetik dan Fonologi dan Fonem-fonem Dalam Bahasa MelayuKonsep Fonetik dan Fonologi dan Fonem-fonem Dalam Bahasa Melayu
Konsep Fonetik dan Fonologi dan Fonem-fonem Dalam Bahasa Melayu
 
Perbedaan EBI dan EYD
Perbedaan EBI dan EYDPerbedaan EBI dan EYD
Perbedaan EBI dan EYD
 
Fonologi
Fonologi Fonologi
Fonologi
 
Muhammad azniiiiiiiiii
Muhammad azniiiiiiiiiiMuhammad azniiiiiiiiii
Muhammad azniiiiiiiiii
 
Alat ucap manusia
Alat ucap manusiaAlat ucap manusia
Alat ucap manusia
 
Linguistik fonologi
Linguistik fonologi Linguistik fonologi
Linguistik fonologi
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
 
FONETIK DAN FONOLOGI : ALAT-ALAT ARTIKULASI
FONETIK DAN FONOLOGI : ALAT-ALAT ARTIKULASIFONETIK DAN FONOLOGI : ALAT-ALAT ARTIKULASI
FONETIK DAN FONOLOGI : ALAT-ALAT ARTIKULASI
 
NOTA FONETIK
NOTA FONETIKNOTA FONETIK
NOTA FONETIK
 
Fonetik dan fonologi
Fonetik dan fonologiFonetik dan fonologi
Fonetik dan fonologi
 
Bunyi vokal dan bunyi konsonan
Bunyi vokal dan bunyi konsonanBunyi vokal dan bunyi konsonan
Bunyi vokal dan bunyi konsonan
 
TATA BUNYI UJARAN POWER POINT
TATA BUNYI UJARAN POWER POINTTATA BUNYI UJARAN POWER POINT
TATA BUNYI UJARAN POWER POINT
 
ppt kebahasaan
ppt kebahasaanppt kebahasaan
ppt kebahasaan
 

Similaire à Kajian Fonologi

Tugasan individu
Tugasan individuTugasan individu
Tugasan individu
tinie eva
 
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
hashimazlina
 

Similaire à Kajian Fonologi (20)

Bunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyiBunyi bahasa dan tata bunyi
Bunyi bahasa dan tata bunyi
 
listia diah indriyani
listia diah indriyanilistia diah indriyani
listia diah indriyani
 
Listia diah indriyani
Listia diah indriyaniListia diah indriyani
Listia diah indriyani
 
TATA BUNYI UJARAN
TATA BUNYI UJARANTATA BUNYI UJARAN
TATA BUNYI UJARAN
 
Tugas cara membentuk fonem bahasa indonesia
Tugas cara membentuk fonem bahasa indonesiaTugas cara membentuk fonem bahasa indonesia
Tugas cara membentuk fonem bahasa indonesia
 
Nurmila ardianti 5 c
Nurmila ardianti 5 cNurmila ardianti 5 c
Nurmila ardianti 5 c
 
PPG FONETIK DAN FONOLOGI
PPG FONETIK DAN FONOLOGIPPG FONETIK DAN FONOLOGI
PPG FONETIK DAN FONOLOGI
 
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan BerbahasaMakalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
Makalah Kebahasaan, Kesusastraan, Periodeisasi dan Keterampilan Berbahasa
 
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
Cara pembentukan fonem bahasa indonesia
 
makalah mengenai cara pembentukan fonem
makalah mengenai cara pembentukan fonemmakalah mengenai cara pembentukan fonem
makalah mengenai cara pembentukan fonem
 
Tugasan individu
Tugasan individuTugasan individu
Tugasan individu
 
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptx
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptxKELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptx
KELOMPOK FONOLOGII E G H I.pptx
 
Dila
DilaDila
Dila
 
Fonem dan Grafem.pdf
Fonem dan Grafem.pdfFonem dan Grafem.pdf
Fonem dan Grafem.pdf
 
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
 
Fonem dan Grafem.docx
Fonem dan Grafem.docxFonem dan Grafem.docx
Fonem dan Grafem.docx
 
BMMB3183: FONEM VOKAL DAN KONSONAN.pdf
BMMB3183: FONEM VOKAL DAN KONSONAN.pdfBMMB3183: FONEM VOKAL DAN KONSONAN.pdf
BMMB3183: FONEM VOKAL DAN KONSONAN.pdf
 
Struktur Fonologi Fix.pptx
Struktur Fonologi Fix.pptxStruktur Fonologi Fix.pptx
Struktur Fonologi Fix.pptx
 
Tik fira 2 d
Tik fira 2 dTik fira 2 d
Tik fira 2 d
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 

Plus de Riska sasaka

Linguistik trapan analisis semiotika
Linguistik trapan analisis semiotikaLinguistik trapan analisis semiotika
Linguistik trapan analisis semiotika
Riska sasaka
 
Inetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatif
Inetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatifInetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatif
Inetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatif
Riska sasaka
 
Inetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatif
Inetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatifInetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatif
Inetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatif
Riska sasaka
 
Etnografi pnelitian kwalitatif
Etnografi pnelitian kwalitatifEtnografi pnelitian kwalitatif
Etnografi pnelitian kwalitatif
Riska sasaka
 
Landasan penelitian
Landasan penelitian Landasan penelitian
Landasan penelitian
Riska sasaka
 
sistemik holliday
 sistemik holliday sistemik holliday
sistemik holliday
Riska sasaka
 
Pngondsian Operan Skinner
Pngondsian Operan SkinnerPngondsian Operan Skinner
Pngondsian Operan Skinner
Riska sasaka
 

Plus de Riska sasaka (9)

Linguistik trapan analisis semiotika
Linguistik trapan analisis semiotikaLinguistik trapan analisis semiotika
Linguistik trapan analisis semiotika
 
Inetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatif
Inetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatifInetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatif
Inetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatif
 
Study kasus
Study kasusStudy kasus
Study kasus
 
Inetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatif
Inetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatifInetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatif
Inetraksi simbolik sebuah penelitian kwalitatif
 
Etnografi pnelitian kwalitatif
Etnografi pnelitian kwalitatifEtnografi pnelitian kwalitatif
Etnografi pnelitian kwalitatif
 
Landasan penelitian
Landasan penelitian Landasan penelitian
Landasan penelitian
 
sistemik holliday
 sistemik holliday sistemik holliday
sistemik holliday
 
Pngondsian Operan Skinner
Pngondsian Operan SkinnerPngondsian Operan Skinner
Pngondsian Operan Skinner
 
jenis rancangan penelitian
 jenis rancangan penelitian jenis rancangan penelitian
jenis rancangan penelitian
 

Dernier

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

Kajian Fonologi

  • 2. TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI FON ( bunyi) + LOGI ( ilmu ) Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis dan membicarakan bunyi-bunyi bahasa FONETIK 2 FONEMIK
  • 3. FONETIK Mempelajari bunyi bahasa dengan tidak memperhatikan fungsi bunyi itu apakah ada pembeda makna atau tidak . Fonetik Artikulasi Mempelajari bagaimana mekanisme artikluasi alat tutur manusia digunakan untuk menghasilkan bunyi bahasa dan bagaimana bunyi itu diklasifikasi. Fonetik Akustik Mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fizikal atau fenomenon alam. Bunyi itu diselidiki frekuensi getaran dan intensitinya. Fonetik Auditori Mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita 3
  • 4. ALAT-ALAT UCAP MANUSIA Bagian atas mulut umumnya tidak bergerak (titik artikulasi) Bagian bawah mulut dapat digerakan (artikulator) CARA BUNYI DIHASILKAN 1. Udara dari paru-paru dihembuskan keluar 2. Bagian alat ujaran digerakkan 3. Pita suara digetarkan atau tidak digetarkan 4
  • 5. Lanjutan Udara yang dihembuskan oleh paru-paru keluar melewati suatu daerah yang dinamakan daerah glotal. Udara ini kemudian lewat lorong yang dinamakan faring (fharynx). Dari faring ada dua jalan : Melalui hidung( bunyi sengau/nasal) Melalui mulut (bunyi oral) 5
  • 6. BUNYI BAHASA KONSONAN Arus udara melalui rongga mulut mengalami sekatan VOKAL Arus udara melalui rongga mulut tanpa sekatan. Kawasan artikulasi Kedudukan lidah Cara artikulasi Bahagian lidah yang terlibat Keadaan bibir 6
  • 7. Klasifikasi Bunyi Vokal Berdasarkan posisi Bibir Vokal Bundar yaitu vokal yang apabila dalam pengucapannya berbentuk bundar seperti bunyi /o/,/u/,/a/. Vokal Tak Bundar yaitu vokal yang apabila dalam pengucapannya tidak bundar atau tidak rata seperti /i/ dan /u/. 7
  • 8. Berdasarkan Tinggi Rendahnya Lidah Vokal Tinggi yaitu vokal apabila dalam pengucapannya lidah diangkat dekat alveolum (lekung kaki gigi)seperti bunyi /i/ dan /u/. Vokal Tengah yaitu vokal yang apabila dalam pengucapannya lidah diangkat sedikit seperti bunyi /e/ (pepet). Vokal Rendah yaitu vokal yang apabila dalam 8 pengucapannya lidah diturunkan serendah-rendahnya seperti bunyi /a/.
  • 9. Vokal Depan yaitu vokal yang dibentuk dengan menggerakkan bagian belakang lidah kearah langit-langit sehingga terbentuk rongga yg menjadi ruang resonansi seperti bunyi /i/ dan /e/. Vokal tengah/sentral yaitu vokal yang dibentuk dengan menggerakkan bagian depan dan bagian belakang lidah ke arah langitlangit sehingga terbentuk rongga resonansi, seperti bunyi /e/ (pepet). Vokal Belakang yaitu vokal yg dibentuk dengan cara menggerakkan bagian depan lidah ke arah langit-langit, sehingga terbentuk rongga sebagai resonansi bagian belakang lidah dan langit-langit seperti bunyi /o/,/u/dan/a/ . 9
  • 11. Disebut diftong atau vokal rangkap karena posisi lidah ketika memproduksi bunyi ini pada bagian awalnya dan bagian akhirnya tidak sama. Ketidaksamaan itu menyangkut tinggi rendah lidah , bagian lidah yang bergerak, serta strukturnya. Namun, yang dihasilkan bukan dua buah bunyi, melainkan hanya sebuah bunyi karena berada dalam satu silabel. Contoh diftong dalam bahasa Indonesia adalah [ai],[oi],[au] seperti terdapat pada kata kerbau dan harimau,kacau,kalau,amboi,capai. 11
  • 12. Berdasarkan titik artikulasi dan artikulator bunyi-bunyi konsonan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:  Konsonan bilabial yaitu konsonan yang terjadi pada kedua belah bibir , bibir bawah merapat pada bibir atas. Yang termasuk konsonan bilabial ini adalah bunyi [p] dan [b] dan[ m]. Dalam hal ini perlu diperhatikan bunyi [p] dan [b] adalah bunyi oral,yaitu yang dikeluarkan melalui mulut, sedangkan [m] adalah bunyi nasal yakni, bunyi yang dikeluarkan melalaui rongga hidung 12
  • 13.  Konsonan Labiodental yakni konsonan yang terjadi pada gigi bawah dan bibir atas ;gigi bawah merapat pada gigi atas. Yang termasuk konsonan labiodentals adalah bunyi [f] dan [v].  Konsonan Dorsovelar, yakni konsonan yang terjadi pada pangkal lidah dan velum atau langit-langit lunak. Yang termasuk konsonan dorsovelar adalah bunyi [k] dan [g].  Konsonan Laminoalveolar , yaitu konsonan yang terjadi pada daun lidah dan gusi; dalam hal ini , daun lidah menempel pada gusi. Yang termasuk konsonan laminoalveolar adalah bunyi [t] dan [d]. 13
  • 14. Konsonan Hambat ( letupan, plosif, stop). Di sini alrtikulatot menutup sepenuhnya aliran udara , sehinnga udara mampat di belakang tempat penutupan itu. Kemudian penutupan itu dibuka secara tiba-tiba, sehingga menyebabkan terjadinya letupan . Yang termasuk konsonan letupan ini, anatara lain , bunyi [p], [b], [t], [d], [k] dan [g]. Konsonan geseran atau prikatif. Disini artikulator aktif mendekati artikulatoar pasif , membentuk celah sempit , sehingga udara yang lewat mendapat gangguan d icelah itu. Contoh yang termasuk konsonan geseran adalah bunyi [f], [s] dan [z]. 14
  • 15.  Konsonan paduan atau frikatif. Di sini artikulator aktif penghambat sepenuhnya aliran udara , lalu membentuk celah sempit dengan articulator pasif . Cara ini merupakan gabungan anatara hambatan dan prikatif. Yang termasuk konsonan paduan anatara lain bunyi [c] dan [j].  Konsonan sengauan atau nasal. Di sini altikulator aktif menghambat sepenuhnya aliran udara melalui mulut , tetapi membiarkannya keluar melalui rongga hidung dengan bebas. Contoh konsonan nasal adalah[m],[n] dan [ŋ].  Konsonan getaran atau tril , di sini artikulator aktif melakukan kontak bruntun dengan articulator pasif sehingga getaran bunyi itu terjadi berulang-ulang . Contohnya adalah konsonan [r]. 15
  • 16. Konsonan sampingan atau lateral Di sini artikulator aktif menghambat aliran udara pada tengah mulut ; lalu membiarkan udara keluar melalui samping lidah . contohnya adalah konsonan [l]. Konsonan hampiran atau aproksiman Di sini artikulator aktif dan pasif membentuk ruang yang mendekati posisi terbuka seperti dalam pembentukan vokal , tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan konsonan geseran . Oleh karena itu bunyi yang dihasikan sering juga disebut semi vocal, ada dua buah bunyibyaitu /w/ dan /y/ . 16
  • 17. Bunyi segmental terwujutd bersama-sama dengan ciri suprasegmental, seperti tekanan, jangka, dan nada. Disamping itu ciri suprasegmental itu, pada untaian tuturan terdengar pula ciri suprasegmental yang lain, yaitu intonasi dan ritme (irama). Dalam kalimat tidak semua kata mendapat tekanan yg sama. Biasanya kata yang dianggap penting saja yg diberi tekanan. Tekanan yang demikian lazim disebut aksen. 17
  • 18. Fonemik 18 Bunyi-bunyi bahasa yang dapat membedakan arti disebut dengan fonem. Cara membuktikan suatu bunyi disebut fonem dalam suatu bahasa adalah dengan cara mencari pasangan minimal dari katakata yang kontras/kata-kata yg berbeda arti. Bunyi yang perlu dibuktikan sebagai fonem atau tidak adalah bunyi-bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis atau kesamaan ucapan.
  • 19. Bunyi yang dicurigai Pasangan minimal yang dioposisikan fonem [i] [a] [bila] [bala] /i/ /a/ [e] [a] [serI] [sari] /e/ /a/ [u] [i] [durI] [diri] /u/ /i/ [o] [a] [kota] [kata] /o/ /a/ [b] [p] [baku] [paku] /b/ /p/ [t] [d] [tari] /d/ [dari] /t/ 19
  • 20. Asimilasi dan Disimilasi asimilasi yaitu pristiwa perubahan bunyi menjadi bunyi yang lain sebagai akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya, sehingga bunyi menjadi sama atau mempunyai ciri-ciri yang sama dengan bunyi yang mempengaruhinnya. Contoh asimilasi: Sabtu dalam bahasa Indonesia lazim disebutkan [saptu], dimana terlihat [b] berubah menjadi [p] karena pengaruh [t]. 20
  • 21. Lanjutan Disimilasi Disimilasi adalah perubahan bentuk kata karena salah satu dari dua buah fonem yang sama diganti dengan fonem yang lain. Contoh disimilasi : Disimilasi sinkronis Contohnya : ber + ajarà belajar. Fonem /r/ pada awalan ber- diubah menjadi /l/. Disimilasi diakronis Contohnya : kata cipta berasal dari bahasa Sansekerta yaitu citta. Jadi terdapat perubahan dari fonem /tt/ menjadi /pt/. 21
  • 22. Metatesis dan Epentesis Dalam proses metatesis yang diubah adalah urutan fonem-fonem tertentu yang biasanya terdapat bersama dengan bentuk asli, sehingga ada variasi bebas. Misalnya, jalur menjadi lajur, almari menjadi lemari. Sedangkan Epentesis, yaitu penambahan fonem di tengah kata. Contohnya : /upat/ menjadi /umpat/, /kapak/ menjadi /kampak/. 22
  • 23. Pelepasan bunyi adalah hilangnaya bunyi atau fonem pada awal, tangah dan akhir sebuah kata tanpa mengubah makna. Pelepasan dapat pula berupa kontraksi atau pemendekan kata. Pelepasan dibagi menjadi tiga, yaitu  Aferesis, yaitu pelepasan fonem pada awal kata. Contohnya /tetapi/ menjadi  /tapi/, /baharu/ menjadi /baru. Sinkope, yaitu pelepasan fonem pada tengah kata. Contohnya /silahkan/ menjadi  /silakan/, /dahulu/ menjadi /dulu/ Apokope, yaitu pelepasan fonem pada akhir kata. Contohnya /president/ menjadi  /president/, /standard/ menjadi /standar/ 23
  • 24. Gugus konsonan adalah beberapa konsonan yang merupakan satu kesatuan. Gugus konsonan merupakan anggota sebuah suku kata. Gugus Bagan Posisi Awal /pl/ /kl/ /gl/ /br/ /tr/ /kr/ /ks/ /ps/ /dy/ /sw/ /str/ /skr/ s P K G B T K K P D s T k l r s y r Tengah /plasma/ /klinik/ /global/ /brahma/ /tri/ /kritik/ /ksatria/ /psikologi/ Akhir /kompleks/ /isoglos/ /obral/ /putra/ /mikroskop/ /ekspres/ /Madya/ /swadaya/ /strika/ /Skripsi/ /instruksi/ /manuskrip/ 24
  • 25. See you on The Top Hastalavista,….. 25