SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  25
D
D
Isolasi & Aktivitas
Antibakteri Alkaloid
Dari Phaeanthus
opthalmicus
NURUL IZZAH ARFAI (1617679)
RISTA SITI MAWARNI(1517438)
WILDA NURUL FAIDA (1517470)
KELOMPOK 7
(Alkaloid 2) 3D
Isolation & Antibacterial
Activity of Alkaloids
from Phaeanthus
opthalmicus
Agenda Layout
A
B
C
D
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PERCOBAAN
HASIL & PEMBAHASAN
KESIMPULAN
TINJAUAN PUSTAKA
ALKALOID
Pheanthus
ophtalamicus
Aktivitas
Antibakteri
Uji Aktivitas
Antibakteri
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1. Phaeanthus ophthalmicus
Sumber : Central Catchment Cagar Alam; 2010
Phaeanthus ophthalmicus
Semak kecil yang biasa ditemukan di hutan
teduh. Tanaman yang di temukan di daerah
tropis, yang di negara Malaysia sering disebut
dengan Kalimatas, Pisang-pisang bukit,
Pisang-pisang paya, Akar riang-riang, Pokok
chengkering. Kalimatas adalah pohon kecil
yang tumbuh sampai 15 meter tingginya.
Gambar 2. Phaeanthus ophthalmicus
Sumber : Central Catchment Cagar Alam; 2010
Phaeanthus ophthalmicus
Phaeanthus merupakan genus dari famili
Annonaceae yang berdasarkan penapisan
fitokimia kulit batang tumbuhan Polyalthia sp
menunjukkan adanya alkaloid, terpenoid dan
saponin. Dari studi kimia dan farmasi yang
dilakukan secara intensif pada dekade terakhir
ini mengandung senyawa-senyawa alkaloid
dan non alkaloid yang secara farmakologis
digunakan sebagai anti tumor, anti Parkinson,
anti bakteri dan lain sebagainya.
ALKALOID Alkaloid merupakan metabolit sekunder
terbesar. Dapat ditemukan dalam berbagai
tumbuhan, seperti biji, daun, ranting, dan kulit
kayu. Semua alkaloid paling sedikit mengandung
sebuah atom nitrogen yang bersifat basa,
biasanya terdapat dalam cincin heterosiklik.
Alkaloid dibedakan dari komponen tumbuhan lain
berdasarkan sifat basanya (kation). Biasanya
terdapat dalam tumbuhan sebagai garam
berbagai asam organik.
O
N CH3
OHMeO
Aktivitas Antibakteri
Antibakteri adalah senyawa yang digunakan untuk
mengendalikan pertumbuhan bakteri yang bersifat merugikan.
Pengendalian pertumbuhan mikroorganisme bertujuan untuk
mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi
mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah
pembusukan serta perusakan bahan oleh mikroorganisme
(Sulistyo, 1971). Antimikrobia meliputi golongan antibakteri,
antimikotik, dan antiviral (Ganiswara, 1995).
Aktivitas Antibakteri
Daya antimikrobia diukur secara in vitro agar dapat ditentukan
kemampuan suatu zat antimikrobia (Jawetz , 2001). Adanya
fenomena ketahanan tumbuhan secara alami terhadap
mikrobia menyebabkan pengembangan sejumlah senyawa
yang berasal dari tanaman yang mempunyai kandungan
antibakteri dan antifungi (Griffin, 1981).
1. Metode Disc diffusion test atau uji difusi disk dilakukan
dengan mengukur diameter zona bening (clear zone) yang
merupakan petunjuk adanya respon penghambatan
pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam
ekstrak. Syarat jumlah bakteri untuk uji kepekaan/sensitivitas
yaitu 105-108 CFU/mL (Hermawan dkk., 2007).
Uji Aktivitas
Antibakteri
2. Metode difusi/pengenceran dapat dilakukan dengan 3
cara yaitu metode silinder, metode lubang/sumuran dan metode
cakram kertas. Metode lubang/sumuran yaitu membuat lubang
pada agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Jumlah
dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan penelitian,
kemudian lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji.
Setelah dilakukan inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk
melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling lubang
(Kusmayati dan Agustini, 2007).
METODE PERCOBAAN
BAHAN DAN METODE
Kulit P. opthalmicus dikumpulkan dari
Cagar Hutan Sungkai di Semenanjung
Malaysia lalu tumbuhan ini
diidentifikasi oleh ahli botani Mr
Shamsul Khamis dari Institut Biosains,
Universiti Putra Malaysia.
BAHAN & TANAMAN
BAHAN DAN METODE
Isolasi Senyawa
Maserasi kulit
kering P.
Opthalmicus
sebanyak 110 gram
Diekstrak
dengan
petroleum eter
(2x ulangan )
Didapatkan
residu hitam
(+) kloroform
500 mL
Hasil ekstrak
dipekatkan di
rotary evaporator
Diekstrak
dengan
metanol ( 7x
ulangan)
Diekstrak dengan
H2So4 1 % ( 5x
ulangan)
(+) Na2CO3
Didapatkan
ekstrak kasar
alkaloid
Dipekatkan dengan
rotary evaporator Diekstrak dengan
kloroform (5x
ulangan)
BAHAN DAN METODE
Pemurnian kromatografi lapis tipis
Kromatografi kolom
Alkaloid kasar
hasil isolasi
Fasa gerak yang
digunakan
adalah kloroform
: metanol (9: 0.5)
Difraksinasi
dengan
kromatografi
kolom
Fraksi alkaloid
Didapatkan
fraksi alkaloid
Dielusi dengan
kromatografi
lapis tipis
Menggunakan fasa
gerak digunakan
adalah kloroform :
metanol (9: 1)
BAHAN DAN METODE
Aktivitas anti bakteri
Bakteri
dipreparasi
kedalam nutrien
agar
Diinkubasi
selama 24 jam
pada suhu 37◦ C
Disk kertas
saring ditambah
sampel
Ampicilin
digunakan
sebagai kontrol
Diukur zona
bening
(dilakukan 3x
ulangan)
HASIL & PEMBAHASAN
Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dalam Kulit Phaeanthus Opthalmicus
Nama Bakteri
O-
Methyldauric
ine
Limacine Corydaldine Oxostephanine
Gram
Positif
Bacillus Subtilis - 104 ppm - -
Staphylococcus
Aureus
- 104 ppm - -
Gram
Negatif
Escherchia Coli 103 ppm 104 ppm 104 ppm -
Proteus Vulgaris 103 ppm 104 ppm 104 ppm -
Sumber : ASIAN JOURNAL OF CHEMISTRY, 2011
HASIL & PEMBAHASAN
Spektrum 1H NMR dari alkaloid menunjukkan kelompok N-metil muncul di δ
2,49 dan δ 2,53 dan sinyal metil dari lima kelompok metoksil memiliki
pergeseran kimia pada δ 3.57, 3.61, 3.80, 3.81 dan 3,83 yang sesuai dengan
kelompok methoxyl masing-masing pada C-7, C-7', C-6,C-6 'dan C-12, dan
hasil MS dengan m/z 638 sesuai dengan rumus molekul C39H46N2O6
O-Methyldauricine
PEMBAHASAN
Spektrum massa dari alkaloid 2 menunjukkan molekul ion pada m/z 608 yang
konsisten dengan rumus molekul C39H40N2O6. Spektrum 1H NMR menunjukkan
adanya dua gugus N metil pada δ 2.30 dan δ 2.58 dan 10 aromatik. Tiga
puncak methoxyl di δ 3.30, 3.70 dan δ 3.88 dapat menentukan posisi karbon
pada posisi masing-masing 6 ', 6 dan 12, dan tidak adanya puncak mendekati δ
3.20 menunjukkan bahwa tidak ada kelompok metoksil yang terikat pada atom
C-7.
Limacine
PEMBAHASAN
Spektrum massa menunjukkan ion molekuler pada m/z 207 yang sesuai dengan
rumus molekul C11H13NO3. NMR 1H menunjukkan pergeseran kimia pada δ
3.93 untuk dua kelompok metoksil. Triplet untuk 2 proton pada δ 2.96 dan
multiplet untuk 2 proton pada δ 3.56 dapat diberikan untuk proton metilena
masing-masing pada karbon 4 dan 3. Proton aromatik muncul sebagai singlet
masing-masing pada δ 6.67 dan δ 7.57 untuk karbon 6 dan 7. Proton amino
beresonansi sebagai singlet yang luas di δ 6.22.
Corydaldine
PEMBAHASAN
HASIL & PEMBAHASAN
Sumber : ASIAN JOURNAL OF CHEMISTRY, 2011
Spektrum MS alkaloid 4 menunjukkan ion molekuler puncak pada m/z 307
sesuai dengan rumus molekul C18H11NO4. Spektrum IR memberikan puncak
penyerapan di 3436 dan 1662 menunjukkan hadirannya masing-masing
kelompok amina dan karbonil. Penyerapan pada 1020 cm-1 karena adanya
kelompok dioksin metilen. Spektrum 1H NMR dari 4 menunjukkan adanya
gugus metoksil pada δ 4.0 ppm, sinyal untuk metilen dioksi adalah diamati pada
δ 6.36.
Oxostephanine
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
D
D
Dari hasil isolasi tumbuhan
Phaeanthus Opthalmicus dihasilkan
empat alkaloid; O-methyldauricine (1),
limacine (2), corydaldine (3) dan
oxostephanine (4) dan struktur mereka
telah di analisis dengan metode
spektral. Aktivitas antibakteri dari
senyawa murni telah ditentukan dengan
metode disk standar, dihasilkan
senyawa corydaldine yang lemah
terhadap bakteri gram negatif dan
senyawa O-methyldauricine sedikit aktif
melawan bakteri gram negatif
sementara limacine lebih aktif melawan
kedua strain bakteri.
SARAN
45%
Masih banyak tumbuhan yang
belum diketahui manfaatnya serta
kandungannya sehingga dengan
mepelajari mata kuliah Kimia Organik
Bahan Alam ini, sebagai seorang
mahasiswa sebaiknya memiliki
keingintahuan yang besar dalam mencari
tahu lebih banyak lagi tentang bahan
organic di alam.
D
D
Thank you

Contenu connexe

Tendances

Kemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanah
Kemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanahKemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanah
Kemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanah
Luph PaLuphy
 
isolasi senyawa non polar dari daun eceng gondok
isolasi senyawa non polar dari daun eceng gondokisolasi senyawa non polar dari daun eceng gondok
isolasi senyawa non polar dari daun eceng gondok
Flaying Dutchman
 
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Fendi Pradana
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Santika Dewi
 
Proposal seminar
Proposal seminarProposal seminar
Proposal seminar
Dboys S
 
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pareIsolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Puspita Eka Rohmah
 

Tendances (20)

Jurnal echino
Jurnal echinoJurnal echino
Jurnal echino
 
Kemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanah
Kemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanahKemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanah
Kemampuan degradasi fenol oleh isolat bakteri dari tanah
 
isolasi senyawa non polar dari daun eceng gondok
isolasi senyawa non polar dari daun eceng gondokisolasi senyawa non polar dari daun eceng gondok
isolasi senyawa non polar dari daun eceng gondok
 
Laporan praktikum kimia organik triterpen dan steroid
Laporan praktikum kimia organik triterpen dan steroidLaporan praktikum kimia organik triterpen dan steroid
Laporan praktikum kimia organik triterpen dan steroid
 
Kromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cairKromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cair
 
Uji Konsentrasi Enzim
Uji Konsentrasi EnzimUji Konsentrasi Enzim
Uji Konsentrasi Enzim
 
Uji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzimUji konsentrasi enzim
Uji konsentrasi enzim
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027
 
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwaIdentifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
 
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining FitokimiaPresentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
Presentasi Praktikum Fitoikimia A4 Skrining Fitokimia
 
Identifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIdentifikasi Antioksidan
Identifikasi Antioksidan
 
Enzim 2
Enzim 2Enzim 2
Enzim 2
 
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
 
Lap.yeast
Lap.yeastLap.yeast
Lap.yeast
 
3 rofiq1
3 rofiq13 rofiq1
3 rofiq1
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
 
Proposal seminar
Proposal seminarProposal seminar
Proposal seminar
 
380 855-1-sm
380 855-1-sm380 855-1-sm
380 855-1-sm
 
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pareIsolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
 

Similaire à Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)

47674-75676649216-2-PB.pdf
47674-75676649216-2-PB.pdf47674-75676649216-2-PB.pdf
47674-75676649216-2-PB.pdf
FaridMajedi1
 
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekotonMt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Markus T Lasut
 
download-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53fulldownload-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53full
Faruk Alrosyidi
 
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review JournalPpt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
SMPN 4 Kerinci
 
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWAEKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
Repository Ipb
 
theresia sorta b1 j008065 ache
theresia sorta  b1 j008065  achetheresia sorta  b1 j008065  ache
theresia sorta b1 j008065 ache
theresia sorta
 
133495373 elusidasi
133495373 elusidasi133495373 elusidasi
133495373 elusidasi
dharma281276
 

Similaire à Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid) (20)

221 301-1-pb
221 301-1-pb221 301-1-pb
221 301-1-pb
 
47674-75676649216-2-PB.pdf
47674-75676649216-2-PB.pdf47674-75676649216-2-PB.pdf
47674-75676649216-2-PB.pdf
 
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekotonMt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
 
Review materi jurnal kimia
Review materi jurnal kimiaReview materi jurnal kimia
Review materi jurnal kimia
 
download-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53fulldownload-fullpapers-phe771413a53full
download-fullpapers-phe771413a53full
 
Resume
Resume Resume
Resume
 
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
 
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review JournalPpt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
Ppt kuljar jeruk nipis (amrullah m) Review Journal
 
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIKFITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
FITOTERAPI DAUN PEPAYA SEBAGAI ANTIPIRETIK
 
Jurnal review alkaloid
Jurnal review alkaloidJurnal review alkaloid
Jurnal review alkaloid
 
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWAEKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas
 
53 101-1-sm
53 101-1-sm53 101-1-sm
53 101-1-sm
 
theresia sorta b1 j008065 ache
theresia sorta  b1 j008065  achetheresia sorta  b1 j008065  ache
theresia sorta b1 j008065 ache
 
Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...
Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...
Mikrobiologi: Aktivitas antimikroba dari Terminalia arjuna Wight & Arn: Tanam...
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
 
Rayap
RayapRayap
Rayap
 
PPT Sempro M. RIDHA MAULUDI.pptx
PPT Sempro M. RIDHA MAULUDI.pptxPPT Sempro M. RIDHA MAULUDI.pptx
PPT Sempro M. RIDHA MAULUDI.pptx
 
SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGASISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
 
133495373 elusidasi
133495373 elusidasi133495373 elusidasi
133495373 elusidasi
 

Dernier

Dernier (9)

MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 

Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)

  • 1. D D Isolasi & Aktivitas Antibakteri Alkaloid Dari Phaeanthus opthalmicus NURUL IZZAH ARFAI (1617679) RISTA SITI MAWARNI(1517438) WILDA NURUL FAIDA (1517470) KELOMPOK 7 (Alkaloid 2) 3D Isolation & Antibacterial Activity of Alkaloids from Phaeanthus opthalmicus
  • 2. Agenda Layout A B C D TINJAUAN PUSTAKA METODE PERCOBAAN HASIL & PEMBAHASAN KESIMPULAN
  • 5. Gambar 1. Phaeanthus ophthalmicus Sumber : Central Catchment Cagar Alam; 2010 Phaeanthus ophthalmicus Semak kecil yang biasa ditemukan di hutan teduh. Tanaman yang di temukan di daerah tropis, yang di negara Malaysia sering disebut dengan Kalimatas, Pisang-pisang bukit, Pisang-pisang paya, Akar riang-riang, Pokok chengkering. Kalimatas adalah pohon kecil yang tumbuh sampai 15 meter tingginya.
  • 6. Gambar 2. Phaeanthus ophthalmicus Sumber : Central Catchment Cagar Alam; 2010 Phaeanthus ophthalmicus Phaeanthus merupakan genus dari famili Annonaceae yang berdasarkan penapisan fitokimia kulit batang tumbuhan Polyalthia sp menunjukkan adanya alkaloid, terpenoid dan saponin. Dari studi kimia dan farmasi yang dilakukan secara intensif pada dekade terakhir ini mengandung senyawa-senyawa alkaloid dan non alkaloid yang secara farmakologis digunakan sebagai anti tumor, anti Parkinson, anti bakteri dan lain sebagainya.
  • 7. ALKALOID Alkaloid merupakan metabolit sekunder terbesar. Dapat ditemukan dalam berbagai tumbuhan, seperti biji, daun, ranting, dan kulit kayu. Semua alkaloid paling sedikit mengandung sebuah atom nitrogen yang bersifat basa, biasanya terdapat dalam cincin heterosiklik. Alkaloid dibedakan dari komponen tumbuhan lain berdasarkan sifat basanya (kation). Biasanya terdapat dalam tumbuhan sebagai garam berbagai asam organik. O N CH3 OHMeO
  • 8. Aktivitas Antibakteri Antibakteri adalah senyawa yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri yang bersifat merugikan. Pengendalian pertumbuhan mikroorganisme bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan serta perusakan bahan oleh mikroorganisme (Sulistyo, 1971). Antimikrobia meliputi golongan antibakteri, antimikotik, dan antiviral (Ganiswara, 1995).
  • 9. Aktivitas Antibakteri Daya antimikrobia diukur secara in vitro agar dapat ditentukan kemampuan suatu zat antimikrobia (Jawetz , 2001). Adanya fenomena ketahanan tumbuhan secara alami terhadap mikrobia menyebabkan pengembangan sejumlah senyawa yang berasal dari tanaman yang mempunyai kandungan antibakteri dan antifungi (Griffin, 1981).
  • 10. 1. Metode Disc diffusion test atau uji difusi disk dilakukan dengan mengukur diameter zona bening (clear zone) yang merupakan petunjuk adanya respon penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam ekstrak. Syarat jumlah bakteri untuk uji kepekaan/sensitivitas yaitu 105-108 CFU/mL (Hermawan dkk., 2007). Uji Aktivitas Antibakteri 2. Metode difusi/pengenceran dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode silinder, metode lubang/sumuran dan metode cakram kertas. Metode lubang/sumuran yaitu membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji. Setelah dilakukan inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling lubang (Kusmayati dan Agustini, 2007).
  • 12. BAHAN DAN METODE Kulit P. opthalmicus dikumpulkan dari Cagar Hutan Sungkai di Semenanjung Malaysia lalu tumbuhan ini diidentifikasi oleh ahli botani Mr Shamsul Khamis dari Institut Biosains, Universiti Putra Malaysia. BAHAN & TANAMAN
  • 13. BAHAN DAN METODE Isolasi Senyawa Maserasi kulit kering P. Opthalmicus sebanyak 110 gram Diekstrak dengan petroleum eter (2x ulangan ) Didapatkan residu hitam (+) kloroform 500 mL Hasil ekstrak dipekatkan di rotary evaporator Diekstrak dengan metanol ( 7x ulangan) Diekstrak dengan H2So4 1 % ( 5x ulangan) (+) Na2CO3 Didapatkan ekstrak kasar alkaloid Dipekatkan dengan rotary evaporator Diekstrak dengan kloroform (5x ulangan)
  • 14. BAHAN DAN METODE Pemurnian kromatografi lapis tipis Kromatografi kolom Alkaloid kasar hasil isolasi Fasa gerak yang digunakan adalah kloroform : metanol (9: 0.5) Difraksinasi dengan kromatografi kolom Fraksi alkaloid Didapatkan fraksi alkaloid Dielusi dengan kromatografi lapis tipis Menggunakan fasa gerak digunakan adalah kloroform : metanol (9: 1)
  • 15. BAHAN DAN METODE Aktivitas anti bakteri Bakteri dipreparasi kedalam nutrien agar Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37◦ C Disk kertas saring ditambah sampel Ampicilin digunakan sebagai kontrol Diukur zona bening (dilakukan 3x ulangan)
  • 17. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dalam Kulit Phaeanthus Opthalmicus Nama Bakteri O- Methyldauric ine Limacine Corydaldine Oxostephanine Gram Positif Bacillus Subtilis - 104 ppm - - Staphylococcus Aureus - 104 ppm - - Gram Negatif Escherchia Coli 103 ppm 104 ppm 104 ppm - Proteus Vulgaris 103 ppm 104 ppm 104 ppm - Sumber : ASIAN JOURNAL OF CHEMISTRY, 2011 HASIL & PEMBAHASAN
  • 18. Spektrum 1H NMR dari alkaloid menunjukkan kelompok N-metil muncul di δ 2,49 dan δ 2,53 dan sinyal metil dari lima kelompok metoksil memiliki pergeseran kimia pada δ 3.57, 3.61, 3.80, 3.81 dan 3,83 yang sesuai dengan kelompok methoxyl masing-masing pada C-7, C-7', C-6,C-6 'dan C-12, dan hasil MS dengan m/z 638 sesuai dengan rumus molekul C39H46N2O6 O-Methyldauricine PEMBAHASAN
  • 19. Spektrum massa dari alkaloid 2 menunjukkan molekul ion pada m/z 608 yang konsisten dengan rumus molekul C39H40N2O6. Spektrum 1H NMR menunjukkan adanya dua gugus N metil pada δ 2.30 dan δ 2.58 dan 10 aromatik. Tiga puncak methoxyl di δ 3.30, 3.70 dan δ 3.88 dapat menentukan posisi karbon pada posisi masing-masing 6 ', 6 dan 12, dan tidak adanya puncak mendekati δ 3.20 menunjukkan bahwa tidak ada kelompok metoksil yang terikat pada atom C-7. Limacine PEMBAHASAN
  • 20. Spektrum massa menunjukkan ion molekuler pada m/z 207 yang sesuai dengan rumus molekul C11H13NO3. NMR 1H menunjukkan pergeseran kimia pada δ 3.93 untuk dua kelompok metoksil. Triplet untuk 2 proton pada δ 2.96 dan multiplet untuk 2 proton pada δ 3.56 dapat diberikan untuk proton metilena masing-masing pada karbon 4 dan 3. Proton aromatik muncul sebagai singlet masing-masing pada δ 6.67 dan δ 7.57 untuk karbon 6 dan 7. Proton amino beresonansi sebagai singlet yang luas di δ 6.22. Corydaldine PEMBAHASAN
  • 21. HASIL & PEMBAHASAN Sumber : ASIAN JOURNAL OF CHEMISTRY, 2011
  • 22. Spektrum MS alkaloid 4 menunjukkan ion molekuler puncak pada m/z 307 sesuai dengan rumus molekul C18H11NO4. Spektrum IR memberikan puncak penyerapan di 3436 dan 1662 menunjukkan hadirannya masing-masing kelompok amina dan karbonil. Penyerapan pada 1020 cm-1 karena adanya kelompok dioksin metilen. Spektrum 1H NMR dari 4 menunjukkan adanya gugus metoksil pada δ 4.0 ppm, sinyal untuk metilen dioksi adalah diamati pada δ 6.36. Oxostephanine PEMBAHASAN
  • 23. KESIMPULAN D D Dari hasil isolasi tumbuhan Phaeanthus Opthalmicus dihasilkan empat alkaloid; O-methyldauricine (1), limacine (2), corydaldine (3) dan oxostephanine (4) dan struktur mereka telah di analisis dengan metode spektral. Aktivitas antibakteri dari senyawa murni telah ditentukan dengan metode disk standar, dihasilkan senyawa corydaldine yang lemah terhadap bakteri gram negatif dan senyawa O-methyldauricine sedikit aktif melawan bakteri gram negatif sementara limacine lebih aktif melawan kedua strain bakteri.
  • 24. SARAN 45% Masih banyak tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya serta kandungannya sehingga dengan mepelajari mata kuliah Kimia Organik Bahan Alam ini, sebagai seorang mahasiswa sebaiknya memiliki keingintahuan yang besar dalam mencari tahu lebih banyak lagi tentang bahan organic di alam.