5. Gambar 1. Phaeanthus ophthalmicus
Sumber : Central Catchment Cagar Alam; 2010
Phaeanthus ophthalmicus
Semak kecil yang biasa ditemukan di hutan
teduh. Tanaman yang di temukan di daerah
tropis, yang di negara Malaysia sering disebut
dengan Kalimatas, Pisang-pisang bukit,
Pisang-pisang paya, Akar riang-riang, Pokok
chengkering. Kalimatas adalah pohon kecil
yang tumbuh sampai 15 meter tingginya.
6. Gambar 2. Phaeanthus ophthalmicus
Sumber : Central Catchment Cagar Alam; 2010
Phaeanthus ophthalmicus
Phaeanthus merupakan genus dari famili
Annonaceae yang berdasarkan penapisan
fitokimia kulit batang tumbuhan Polyalthia sp
menunjukkan adanya alkaloid, terpenoid dan
saponin. Dari studi kimia dan farmasi yang
dilakukan secara intensif pada dekade terakhir
ini mengandung senyawa-senyawa alkaloid
dan non alkaloid yang secara farmakologis
digunakan sebagai anti tumor, anti Parkinson,
anti bakteri dan lain sebagainya.
7. ALKALOID Alkaloid merupakan metabolit sekunder
terbesar. Dapat ditemukan dalam berbagai
tumbuhan, seperti biji, daun, ranting, dan kulit
kayu. Semua alkaloid paling sedikit mengandung
sebuah atom nitrogen yang bersifat basa,
biasanya terdapat dalam cincin heterosiklik.
Alkaloid dibedakan dari komponen tumbuhan lain
berdasarkan sifat basanya (kation). Biasanya
terdapat dalam tumbuhan sebagai garam
berbagai asam organik.
O
N CH3
OHMeO
8. Aktivitas Antibakteri
Antibakteri adalah senyawa yang digunakan untuk
mengendalikan pertumbuhan bakteri yang bersifat merugikan.
Pengendalian pertumbuhan mikroorganisme bertujuan untuk
mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi
mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah
pembusukan serta perusakan bahan oleh mikroorganisme
(Sulistyo, 1971). Antimikrobia meliputi golongan antibakteri,
antimikotik, dan antiviral (Ganiswara, 1995).
9. Aktivitas Antibakteri
Daya antimikrobia diukur secara in vitro agar dapat ditentukan
kemampuan suatu zat antimikrobia (Jawetz , 2001). Adanya
fenomena ketahanan tumbuhan secara alami terhadap
mikrobia menyebabkan pengembangan sejumlah senyawa
yang berasal dari tanaman yang mempunyai kandungan
antibakteri dan antifungi (Griffin, 1981).
10. 1. Metode Disc diffusion test atau uji difusi disk dilakukan
dengan mengukur diameter zona bening (clear zone) yang
merupakan petunjuk adanya respon penghambatan
pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam
ekstrak. Syarat jumlah bakteri untuk uji kepekaan/sensitivitas
yaitu 105-108 CFU/mL (Hermawan dkk., 2007).
Uji Aktivitas
Antibakteri
2. Metode difusi/pengenceran dapat dilakukan dengan 3
cara yaitu metode silinder, metode lubang/sumuran dan metode
cakram kertas. Metode lubang/sumuran yaitu membuat lubang
pada agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Jumlah
dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan penelitian,
kemudian lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji.
Setelah dilakukan inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk
melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling lubang
(Kusmayati dan Agustini, 2007).
12. BAHAN DAN METODE
Kulit P. opthalmicus dikumpulkan dari
Cagar Hutan Sungkai di Semenanjung
Malaysia lalu tumbuhan ini
diidentifikasi oleh ahli botani Mr
Shamsul Khamis dari Institut Biosains,
Universiti Putra Malaysia.
BAHAN & TANAMAN
13. BAHAN DAN METODE
Isolasi Senyawa
Maserasi kulit
kering P.
Opthalmicus
sebanyak 110 gram
Diekstrak
dengan
petroleum eter
(2x ulangan )
Didapatkan
residu hitam
(+) kloroform
500 mL
Hasil ekstrak
dipekatkan di
rotary evaporator
Diekstrak
dengan
metanol ( 7x
ulangan)
Diekstrak dengan
H2So4 1 % ( 5x
ulangan)
(+) Na2CO3
Didapatkan
ekstrak kasar
alkaloid
Dipekatkan dengan
rotary evaporator Diekstrak dengan
kloroform (5x
ulangan)
14. BAHAN DAN METODE
Pemurnian kromatografi lapis tipis
Kromatografi kolom
Alkaloid kasar
hasil isolasi
Fasa gerak yang
digunakan
adalah kloroform
: metanol (9: 0.5)
Difraksinasi
dengan
kromatografi
kolom
Fraksi alkaloid
Didapatkan
fraksi alkaloid
Dielusi dengan
kromatografi
lapis tipis
Menggunakan fasa
gerak digunakan
adalah kloroform :
metanol (9: 1)
15. BAHAN DAN METODE
Aktivitas anti bakteri
Bakteri
dipreparasi
kedalam nutrien
agar
Diinkubasi
selama 24 jam
pada suhu 37◦ C
Disk kertas
saring ditambah
sampel
Ampicilin
digunakan
sebagai kontrol
Diukur zona
bening
(dilakukan 3x
ulangan)
17. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri dalam Kulit Phaeanthus Opthalmicus
Nama Bakteri
O-
Methyldauric
ine
Limacine Corydaldine Oxostephanine
Gram
Positif
Bacillus Subtilis - 104 ppm - -
Staphylococcus
Aureus
- 104 ppm - -
Gram
Negatif
Escherchia Coli 103 ppm 104 ppm 104 ppm -
Proteus Vulgaris 103 ppm 104 ppm 104 ppm -
Sumber : ASIAN JOURNAL OF CHEMISTRY, 2011
HASIL & PEMBAHASAN
18. Spektrum 1H NMR dari alkaloid menunjukkan kelompok N-metil muncul di δ
2,49 dan δ 2,53 dan sinyal metil dari lima kelompok metoksil memiliki
pergeseran kimia pada δ 3.57, 3.61, 3.80, 3.81 dan 3,83 yang sesuai dengan
kelompok methoxyl masing-masing pada C-7, C-7', C-6,C-6 'dan C-12, dan
hasil MS dengan m/z 638 sesuai dengan rumus molekul C39H46N2O6
O-Methyldauricine
PEMBAHASAN
19. Spektrum massa dari alkaloid 2 menunjukkan molekul ion pada m/z 608 yang
konsisten dengan rumus molekul C39H40N2O6. Spektrum 1H NMR menunjukkan
adanya dua gugus N metil pada δ 2.30 dan δ 2.58 dan 10 aromatik. Tiga
puncak methoxyl di δ 3.30, 3.70 dan δ 3.88 dapat menentukan posisi karbon
pada posisi masing-masing 6 ', 6 dan 12, dan tidak adanya puncak mendekati δ
3.20 menunjukkan bahwa tidak ada kelompok metoksil yang terikat pada atom
C-7.
Limacine
PEMBAHASAN
20. Spektrum massa menunjukkan ion molekuler pada m/z 207 yang sesuai dengan
rumus molekul C11H13NO3. NMR 1H menunjukkan pergeseran kimia pada δ
3.93 untuk dua kelompok metoksil. Triplet untuk 2 proton pada δ 2.96 dan
multiplet untuk 2 proton pada δ 3.56 dapat diberikan untuk proton metilena
masing-masing pada karbon 4 dan 3. Proton aromatik muncul sebagai singlet
masing-masing pada δ 6.67 dan δ 7.57 untuk karbon 6 dan 7. Proton amino
beresonansi sebagai singlet yang luas di δ 6.22.
Corydaldine
PEMBAHASAN
22. Spektrum MS alkaloid 4 menunjukkan ion molekuler puncak pada m/z 307
sesuai dengan rumus molekul C18H11NO4. Spektrum IR memberikan puncak
penyerapan di 3436 dan 1662 menunjukkan hadirannya masing-masing
kelompok amina dan karbonil. Penyerapan pada 1020 cm-1 karena adanya
kelompok dioksin metilen. Spektrum 1H NMR dari 4 menunjukkan adanya
gugus metoksil pada δ 4.0 ppm, sinyal untuk metilen dioksi adalah diamati pada
δ 6.36.
Oxostephanine
PEMBAHASAN
23. KESIMPULAN
D
D
Dari hasil isolasi tumbuhan
Phaeanthus Opthalmicus dihasilkan
empat alkaloid; O-methyldauricine (1),
limacine (2), corydaldine (3) dan
oxostephanine (4) dan struktur mereka
telah di analisis dengan metode
spektral. Aktivitas antibakteri dari
senyawa murni telah ditentukan dengan
metode disk standar, dihasilkan
senyawa corydaldine yang lemah
terhadap bakteri gram negatif dan
senyawa O-methyldauricine sedikit aktif
melawan bakteri gram negatif
sementara limacine lebih aktif melawan
kedua strain bakteri.
24. SARAN
45%
Masih banyak tumbuhan yang
belum diketahui manfaatnya serta
kandungannya sehingga dengan
mepelajari mata kuliah Kimia Organik
Bahan Alam ini, sebagai seorang
mahasiswa sebaiknya memiliki
keingintahuan yang besar dalam mencari
tahu lebih banyak lagi tentang bahan
organic di alam.