Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
1. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
BAHAN AJAR
KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG
Satuan Pendidikan : SMAN 1Cikembar
Mata Pelajaran : Geografi Kelas /
Semester : XII / I
Materi Pokok : Konsep Wilayah dan Tata Ruang
Waktu : 1 X Pertemua (4 X45 Menit)
A. Kompetensi Dasar :
3.2 Memahami konsep wilayah dan pewilayahan dalam perencanaan tata
ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah
kabupaten/kota/provinsi berdasarkan data wilayah setempat.
B. Indikator :
1. Mengklasifikasikan jenis-jenis wilayah
2. Menjelaskan konsep wilayah dan pewilayahan
3. Menganalisis metode perwilayahan dan regionalisasi
4. Menganalisis dinamika dan tahapan perkembangan wilayah
5. Menganalisis strategi dalam pengembangan wilayah
Anda mungkin pernah naik ke suatu tempat yang lebih tinggi, misalnya
puncak gunung, perbukitan, gedung bertingkat, atau naik menara, semacam tugu
monumen nasional (Monas). Pada ketinggian tempat tersebut, anda mungkin
melihat sebuah hamparan permukaan bumi yang indah dan berkesan.
Pada hamparan tersebut tampak suatu tata penggunaan lahan, ada yang
digunakan untuk bangunan gedung, jalan-jalan, pertokoan, bahkan ada yang
tampak kosong beluk dimanfaatkan. Hal tersebut merupakan gambaran tentang
wilayah kota sebagai pusat pertumbuhan. Dalam bab ini, akan dibahas mengengai
suatu bentuk wilayah dan pewilayahan serta pusat-pusat pertumbuhannya dan
batas wilayah pembangunan di Indonesia.
2. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 2
Gambar. 1. Wilayah pedesaan dan perkotaan
Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia
Perhatikan gambar-gambar di atas! Itulah bukti adanya proses
perkembangan suatu wilayah. Dari wilayah kecil yang sepi dan terpencil
kemudian ada sebuah kota megapolitan yang luas dan ramai serta penuh sesak
dengan hiruk pikuk kehidupan penghuninya. Suatu wilayah dapat tumbuh dan
berkembang apabila didukung oleh potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang cukup. Selain itu, pengaruh wilayah lain yang lebih dahulu menjadi
pusat pertumbuhan ikut mendorong cepatnya pertumbuhan dan perkembangan
suatu wilayah. Mengapa demikian? Kegiatan ekonomi yang beragam dan interaksi
antarwilayah dalam rangka pemenuhan kebutuhan wilayah memainkan peran
penting dalam proses ini. Nah, untuk memahami lebih jauh apa dan bagaimana
suatu wilayah bisa berkembang menjadi pusat pertumbuhan, ikuti pembahasan
materi berikut ini.
Suatu wilayah mempunyai karakteristik tertentu sehingga berbeda
dengan wilayah yang lain. Pusat pertumbuhan yang muncul di suatu wilayah akan
memengaruhi wilayah sekitarnya. Wilayah yang tumbuh dan berkembang
diharapkan memberi keuntungan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan
penduduknya. Mengapa suatu wilayah dapat tumbuh dan berkembang?
Bagaimana mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan yang akan menjadi kota?
Bagaimana fenomena geografis dapat dijadikan dasar dalam pengembangan
wilayah? Bagaimana menentukan batas-batas wilayah pertumbuhan? Ingin segera
mengetahuinya? Anda penasaran? Ikuti pembahasannya berikut.
3. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 3
A. Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1.
Wilayah dan Pewilayahan a.
Klasifikasi Wilayah
Rustiadi dalam Mutaali (2014) mengklasifikasi wilayah spatial ada dua tipe
wilayah : (1) wilayah formal, merupakan tempat-tempat yang memiliki
kesamaankesamaan karakteristik, dan (2) wilayah fungsional atau nodal,
merupakan kosep wilayah dengan menekankan kesamaan keterkaitan antar
komponen atau lokasi/tempat. Dengan demikian terdapat tiga konsep wilayah
yang dikenal selama ini adalah : (1) wilayah homogen, (2) wilayah
fungsional/sistem, (3) wilayah perencanaan/pengelolaan.
Beberapa pengertian dasar tentang jenis-jenis wilayah adalah sebagai
berikut :
1) Wilayah Homogen/Formal
Konsep wilayah homogen lebih menekankan aspek homogenitas (kesamaan)
dalam kelompok dan memaksimumkan perbedaan antar kelompok tanpa
memperhatikan bentuk hubungan fungsional (interaksi) antar wilayah-
wilayahnya di dalamnya. Dengan demikian, wilayah homogen tidak lain
adalah wilayah yang diidentifikasikan berdasarkan adanya sumber-sumber
kesamaan atau faktor pencirinya yang menonjol di wilayah tersebut. Pada
awalnya kriteria yang digunakan adalah kondisi fisik, misalnya topografi,
iklim, atau jenis vegetasi. Kemudian, kriteria berkembang menjadi kriteria
ekonomi, seperti industri atau tipe pertanian. Bahkan juga digunakan kriteria
sosial poilitik, seperti pengaruh partai politik.
Gambar. 2. Wilayah pertanian merupakan suatu bentuk wilayah homogen
Sumber : http://assets-a2.kompasiana.com/statics
2) Wilayah fungsional / nodal
Wilayah fungsional adalah suatu kawasan geografis yang difungsikan
menurut jenis dan kekhususan, suatu wilayah yang saling berhubungan
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain.
4. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 4
Gambar. 3. Aktivitas masyarakat pusat pemukiman dengan lereng
pegunungan
Sumber : https://dynardbam2007.files.wordpress.com
Contoh wilayah fungsional, misalnya suatu wilayah lereng pegunungan
mulai dari lereng atas sampai dengan lereng kaki, disambung dengan daerah
dataran rendang sehingga akhirnya tepi pantai. Penduduk lereng atas hidup
dari hasil kebun, penduduk lereng kaki hidup dari hasil pertanian. Adapun
penduduk yang berada di dataran hidup darui usaha pelayanan dan jasa.
Perbedaan wilayah formal dan fungsional dapat kita lihat pada tabel berikut
ini.
Tabel. 1. Perbedaan wilayah formal dan fungsional
Wilayah Formal
(statis, formal
region/homogeneous
region/uniform
region)
1. Menunjukkan kesamaan fisik alam, kesamaan iklim, kesamaan
morfologi atau juga kesamaan budaya antara kesatuan alam
dan kesatuan manusia
2. Contoh wilayah formal berupa wilayah pesisir barat sumatera,
wilayah pesisir barat sumatera, dataran tinggi dieng
Wilayah Fungsional
(dinamis, functional
region/nodal region)
1. Menunjukkan hubungan atau interaksi diantara wilayah-wilayah
yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Contoh :
a) wilayah pegunungan akan menghasilkan aneka sayur dan
buahbuahan
b) Dataran rendah menghasilkan padi
c) Wilayah pesisir menghasilkan ikan
Dalam hal memenuhi kebutuhan hidup ini maka akan terjadi
hubungan yang saling melengkapi/mengisi dalam aktivitas
masyarakatnya
3) Wilayah administratif –politis
Wilayah administratif adalah wilayah perencanaan atau pengelolaan yang
memiliki landasan yuridis-politis yang paling kuat.Di Indonesia disebut
5. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 5
dengan daerah otonom, seperti negara, provinsi, kabupaten, kota,
kecamatan, dan desa atau kelurahan.
4) Wilayah perencanaan / pengelolaan
Wilayah perencanaan dapat berwujud wilayah administratif dan non
administratif baik homogen maupun fungsional, seperti batas ekologi dan
fungsional lain. Penatapan batas wilayah perencanaan berdasarkan tujuan
atau kepentingan perencanaan program. Secara sederhana konsep wilayah
perencanaan didefinisikan sebagai wilayah yang dibatasi berdasarkan
kenyataan sifat-sifat tertentu pada wilayah tersebut yang bisa bersifat
alamiah maupun non alamiah yang sedemikian rupa sehingga perlu
direncanakan dalam kesatuan wilayah perencanaan.
Oleh karena penggunaan istilah wilayah mempunyai kecendrungan meluas
menyangkut berbagai aspek dan disiplin maka perlu untuk merumuskan konsepsi
wilayah secara sistematis. Konsepsi wilayah dapat dibagi atas tiga golongan besar
yaitu:
1) Konsepsi wilayah ditinjau dari hierarkinya
Konsepsi wilayah ditinjau dari hierarkinya didasarkan atas segi :
1. Ukuran (size)
2. Bentuk (Form)
3. Fungsi (function)
4. Faktor lainnya
Konsepsi wilayah dapat berupa gabungan dari berbagai factor
tersebut
Wilayah
Berdasarkan
Tipenya
Formal
Fungsional
Berdasarkan
Hierarkinya
Ukuran
( )Size
Bentuk
(Form)
Fungsi
(Function)
Berdasarkan
Kategorinya
Wilayah bertopik tunggal
Wilayah bertopik banyak
Wilayah Total
Wilayah Pengelolaan
Pembangunan
6. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 6
2) Konsepsi wilayah ditinjau dari kategorinya
Konsepsi wilayah ditinjau dari kategorinya terdiri atas beberapa jenis
wilayah, yaitu
a) Wilayah bertopik tunggal (single topic region)
Penetapan region atau wilayah yang didasarkan pada salah satu aspek
geografi. Contoh kemiringan lereng dapat menunjukkan ketampakan
dari suatu daerah, apakah termasuk daerah yang datar, landai, atau
terjal.
b) Wilayah bertopik gabungan (Combined topic region)
Penetapan wilayah yang mendasarkan pada beberapa topik yang
berbeda satu sama lain. Contohnya wilayah pertanian, wilayah ekonomi
dan lainnya
c) Wilayah bertopik banyak (multiple topic region)
Penetapan wilayah yang didasarkan pada beberapa faktor geografi. Oleh
karena wilayah ini merupakan gabungan beberapa topic yang berbeda
maka disebut juga dengan wilayah berciri banyak (multiple feature
region)
Contoh penetapan wilayah berdasarkan iklim yaitu iklim tropik,
subtropik, sedang, dan dingin. Di katakan berciri majemuk karena iklim
terbentuk dari beberapa unsur seperti suhu, curah hujan, dan angin.
d) Wilayah total (total region)
Penetapan wilayah yang didasarkan pada banyak faktor menyangkut
lingkungan alam, lingkungan biotik, maupun manusia.
Contoh ekosistem mangrove, dikatakan bercirikan keseluruhan karena
melibatkan faktor alam, biotik, dan manusia di sekitarnya.
e) Wilayah pengelolaan pembangunan (compage region)
Penetapan wilayah yang didasarkan aktifitas pembangunan yang
dilakukan untuk melestarikan dan mengembangkan sumber daya.
7. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 7
Tabel. 2. Wilayah berdasarkan kategorinya
Wilayah berdasarkan Kategorinya
Jenis Definisi Contoh
1. Single topic
region (Wilayah
bertopik
gabungan)
Wilayah yang eksistensinya
didasarkan pada satu kriteria
geografi
kemiringan lereng dapat menunjukkan
ketampakan dari suatu daerah, apakah
termasuk daerah yang datar, landai,
atau terjal
2. Combined topic
region (Wilayah
bertopik
gabungan)
Wilayah yang eksistensinya
didasarkan pada gabungan (lebih
dari satu) macam kriteria (topik
yang sama)
Wilayah iklim gabungan dari curah
hujan dan temperatur, tekanan udara
serta angina
3. Multiple topic
region (Wilayah
bertopik
banyak)
Wilayah yang eksistensinya
mendasarkan pada beberapa topik
yang berbeda satu sama lain
Wilayah pertanian (gabungan dari
topik fisik atau tanah, hidrologi dan
topik tanaman)
4. Total Region
(Wilayah total)
Delineasi wilayah yang
menggunakan semua unsur
wilayah. Kesatuan politik
(administrasi) sebagai dasar
Wilayah administrasi desa, kecamatan,
kabupaten, provinsi
5. Compage region
(Wilayah
Pengelolaan
Pembangunan)
Tidak mendasarkan pada banyak
sedikitnya topik, tetapi aktivitas
manusia yang menonjol
Semacam wilayah perencanaan.
Misalnya wilayah miskin dan wilayah
bencana
b. Konsep Wilayah dan Pewilayahan 1) Konsep Wilayah
Wilayah secara umum dapat diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang
dapat dibedakan dalam hal-hal tertentu dari daerah sekitarnya. Defenisi tentang
wilayah dapat dibuat berdasarkan gejala kemanusian (human phenomena), gejala
alamiah (natural phenomena) dan berdasarkan gejala-gejala geografis
(geographical phenomena).
“wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya, yang dibatasi oleh lingkup pengamatan tertentu”.
“Kawasan adalah wilayah yang teritorialnya didasarkan pada pengertian dan
batasan fungsional (fungsi spesifik), misalnya kawasan pusat kota, kawasan
perdagangan, kawasan hutan, kawasan rawan bencana, pertambangan dan
sebagainya”.
“Daerah adalah suatu teritorial dimana makna dan batasan serta perwatakannya
didasarkan pada kewenangan administrasi pemerintah (Propinsi, Kabupaten,
8. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 8
Kota, Kecamatan, dan Desa)”.
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya dutentukan berdasarkan aspek
administratif dan aspek fungsional. (Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 dan
PP Nomor 26 Tahun 2008).
Berdasarkan batasan tersebut terdapat beberapa kata kunci diantaranya :
a) Ruang yaitu wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang
udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk hidup
lainnya hidup dan melaukan kegiatan serta memelihara kelangsungan
hidupnya. Unsur ruang meliputi lokasi, jarak, bentuk dan ukuran.
b) Kesatuan geografis yaitu dimensi geometri dan referensi geografis
mengacu kepada wujud fisik wilayah.
c) Unsur wilayah, meliputi komponen alam fisik dan biotik, komponen
manusia (soial ekonomi dan budaya), komponen buatan hasil cipta
manusia, teknologi.
d) Dibatasi lingkup pengematan tertentu, baik yang berdimensi homogenitas,
fungsional, maupun admintratif.
Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah merupakan suatu
kesatuan area di permukaan bumi yang mempunyai ciri dan sifat tertentu yang
terjadi karena hubungan yang kompleks antara unsure tanah, air, tanaman,
binatang dan manusia.
2) Konsep Perwilayahan
Perwilayahan atau regionalisasi diartikan sebagai upaya mengelompokkan
bagian-bagian permukaan Bumi untuk tujuan tertentu. Misalnya pembagian
wilayah menurut iklim, ketinggian tempat, topografi wilayah, dan lain sebagainya.
Tujuan perwilayahan sebagai berikut.
a) Untuk meratakan pembangunan di semua wilayah sehingga dapat mengurangi
kesenjangan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.
b) Memudahkan koordinasi berbagai program pembangunan pada tiap daerah.
c) Mensosialisasikan berbagai program pembangunan kepada aparatur
pemerintah dan masyarakat serta para pengusaha.
c. Analisis Perwilayahan, Dinamika dan Strategi Pengembangan Wilayah
1) Metode Perwilayahan dan regionalisasi
Metode perwilayahan digolongkan menjadi dua, yaitu:
a) Penyamarataan Wilayah (regional generalization)
Penyamarataan wilayah adalah suatu proses untuk usaha membagi
permukaan bumi atau membagi permukaan bumi tertentu menjadi
beberapa bagian dengan cara mengubah atau menghilangkan faktor-faktor
tertentu dalam populasi yang dianggab kurang penting atau kurang
relevan, dengan maksud untuk menonjolkan karakter tertentu.
9. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 9
b) Klasifikasi Wilayah (Regional Classification)
Klasifikasi adalah metode untuk mengatur data secara sistematis
menjadi golongan-golongan atau beberapa bagian yang dalam hal ini dapat
berupa grup, kelas, atau keluarga. Klasifikasi wilayah adalah usaha untuk
mengadakan penggolongan wilayah secara sistematis kedalam
bagianbagian tertentu berdasarkan properti tertentu. Penggolongan tersebut
haruslah memperhatikan keragaman sifat dan semua unit (wilayah).
2) Faktor Dinamika Perkembangan Wilayah
Muta′ali (2008) menjelaskan tentang dinamika perkembangan wilayah dengan
mengilutrasikan elemen faktor dari dinamika wilayah tersaji dalam
gambar berikut:
Bagan 1. Keterkaitan elemen faktor dalam dinamika wilayah
Berdasarkan gambar tersebut, dinamika wilayah dari dimensi tahun 0 ke
tahun n secara keruangan ditandai dengan perkembangan fisik spasial dan non
spasial. Perkembangan fisik wilayah terjadi dalam bentuk ekstensifikasi
(perluasan wilayah) dan intensifikasi (Pemadatan pemanfaatan ruang). Sedangkan
perkembangan non spasial dicirikan oleh perbaikan dan kenaikan idikator, sosial,
ekonomi, budaya dan administrasi, seprti pertumbuhan ekonomi, kenaikan
pendapatan, perbaikan pendidikan dan kesehatan masyarakat termasuk angka
kualitas manusia dan juga perbaikan admistrasi wilayah.
Dinamika perkembangan wilayah dipengaruhi faktor internal, ekstenal,,
politis atau kebijakan, dan faktor historis.
a) Faktor internal
Faktor internal dalam perkembangan suatu wilayah minimal dipengaruhi oleh
lima faktor dan berperan terhadap optimalisasi sumberdaya suatu wilayah,
yaitu sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya buatan,
sumberdana, dan sumberdaya teknologi.
Dinamika
wilayah
Faktor managemen
Faktor eksternal (iInteraksi
interpedency)
Faktor internal (Sumber daya
wilayah)
Faktor historis (Sejarah, sosial,
ekonomi dan budaya)
Faktor geografis (Posisi
dan letak geografi)
10. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
0
b) Faktor eksternal
Faktor eksternal berhubungan dengan dua faktor yakni:
(1) Faktor interaksi, interelasi, interpedensi, dengan wilayah lain
(2) Faktor aksesibilitas (keterjangkauan). Semakin tinggi kedua faktor
eksternal bekerja maka proses dinamika wilayah akan semakin tinggi
dan sebaliknya
c) Faktor geografis
Berhubungan erat dengan konsep posisi dan jarak wilayah terhadap wilayah
lain. Jarak mempengaruhi biaya transportasi dan pada akhirnya berpengaruh
terhadap biaya produksi dan berdampak pada naiknya daya saing wilayah
dikarenakan output regional memilki harga rendah dan efisien. Selain itu,
posisi absolut dan relatif wilayah terhadap pusat pertumbuhan ekonomi
(growth center) dan wilayah perkotaan memberikan peluang berusaha dan
berkembang lebih cepat dibandingkan wilayah yang jauh.
d) Faktor managemen wiayah
Berkaitan dengan aspek leadership, politik, kelembagaan dan kebijakan.
e) Faktor historis
Maisng-masing wilayah dalam perkembangannya memiliki sejarah tersendiri,
baik yang bersifat sosial budaya maupun ekonomi
3) Tahapan Perkembangan Wilayah
a) Tahapan perkembangan wilayah dalam tinjauan sosial ekonomi
(1) Teori pentahapan perpektif klasik
James Stuart dan Adam Smith menjelaskan 3 tahapan, yaitu (1) tahap
dominasi pertanian, yang menetukan perkembangan dan distribusi
penduduk, memunculkan sektor pendukung, (2) kegiatan ekonomi
beragam, khususnya jasa dan perdagangan, yang mendukung pertanian
dan, (3) industrialisasi, untuk peningkatan produktivitas dan memenuhi
kebutuhan.
Friederich List (1844), mengungkan lima tahap perkembangan wilayah
yaitu , (1) kehidupan masyakat primitif, (2) pekebunan, (3) pertanian, (4)
manufaktur dan (5) perdagangan
(2) Teori tahap tinggal landas
WW Rostow (1960) mengelompokan tahapan pembangunan dalam lima
tahapan, yaitu (1) masyarakat tradisional, berciri statis dan mendominasi
kegiatan pertanian, ilmu pengetahuan dan teknolodi belum maju.
Masyarakatnya konservatif dan sulit berubah. Produksi sangat terbatas,
masyarakat statis, produksi hanya dipakai untuk konsumsi. Tidak ada
investasi. (2) Pra kondisi untuk tinggal landas, ditandai dengan
perubahan revolusioner dalam masyarakat (terjadi akibat campur tangan
dari luar). Tabungan masyarakat mulai ada dan berkemabang.
Investasipun terjadi, termasuk juga dalam pendidikan dan kesehatan. (3)
Masa tinggal landas, hambatan ekonomi sudah tidak ada. Investasi
11. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
1
berjalan efektif hingga mencapai 5-10% dari pendapatan nasional. (4)
Masa pendewasaan, masyarakat terus bergerak maju. Investasi 10-20%
dari pendapatan nasional. Industri berkemang pesat. Pertumbuhan
ekonomi meluas kesemua sektor ekonomi yang ada. Keadaan ini dapat
dicapai sekitar 40-60 tahun dari tahap lepas landas. (5) Konsumsi
masyarakat tinggi. Pada periode ini, investasi untuk meningkatkan tidak
lagi menjadi tujuan yang paling utama. Seseudah taraf kedewasaan
dicapai, surplus ekonomi akibat proses politik yang terjadi dialokasikan
untuk kesejahteraan sosial dan penambahan dana sosial.
b) Tahapan perkembangan wilayah dalam tinjauan geografis
Tahapan perkembangan secara geografis diawali dari (1) pusat kota
sebagai pusat pemikman yang terus berkembang dan jika mencapai titik jenuh
berkembang ke arah (2) pinggiran kota dan selanjutnya menjadi perkotaan
yang besar dan luas. Selanjutnya perkmbangan mengarah ke area (3) koridor
transpotasi yang menghubungkan antar kota satu dengan kota yang lain, dan
secara alamiah juga berdampak pada perkembangan wilayah (4) pedesaan.
4) Strategi Pengembangan Wilayah
Dari berbagai kajian literatur telah banyak strategi yang dilakukan dalam
pengembangan wilayah dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi masingmasing
wilayah dan negara. Di bawah ini akan disampaikan bentuk strategi yang bersifat
klasik yang masih digunakan sebagai dasar dalam penyusunan strategi kebijakan
pengembangan wilayah, diantaranya disampaikan Rondinelli (1985), ada tiga
konsep strategi dalam pengembangan wilayah, yaitu : ada tiga konsep strategi
dalam pengembangan wilayah yaitu : (1) kutub-kutub pertumbuhan (growth pole),
(2) integrasi fungsi (functional integration), dan (3) pendekatan
pendesentralisasian wilayah (decentralized territorial approches). Selain itu
ditambahkan strategi rural urban linkages dan strategi regional networking.
Secara singkat strategi-strategi tersebut diuraikan sebagai berikut :
a) Kutub-Kutub Pertumbuhan (growth pole)
Growth Pole atau kutub pertumbuhan pertama kali dipergunakan oleh
Francois Perroux (1950). Dengan tesisnya :
“pertumbuhan tidak terjadi disembarang tempat dan juga tidak terjadi secara
serentak, tetapi pertumbuhan terjadi pada titik-titik atau kutub-kutub
pertumbuhan dengan intensitas yang berubah-ubah, lalu pertumbuhan itu
menyebar sepanjang saluran yang beraneka ragam dan dengan pengaruh
yang dinamis terhadap perekonomian wilayah”.
Dalam konteks pertumbuhan, Francois Perroux menyatakan bahwa yang
menjadi medan magnet adalah kegiatan industri. Industri-industri dan
kegiatankegiatan yang akan berkembang dan membentuk kutub pertumbuhan
tersebut memilki beberapa ciri-ciri sebagai Leading Industries dan Propulsive
Industries, antara lain :
Karakteristik Leading Industries.
12. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
2
(1) Relatif baru, dinamis, dan mempunyai teknologi yang maju yang
menginjeksikan iklim pertumbuhan ke dalam suatu daerah.
(2) Permintaan terhadap produknya memilki elastisitas pendapatan yang
tinggi, produk tersebut biasanya dijual ke pasar-pasar nasional.
(3) Mempunyai berbagai kaitan antar industri yang kuat dengan
sektorsektor lainnya.
Karakteristik Propulsive Industries.
(1) Relatif besar.
(2) Tingkat dominasinya tinggi, yaitu kebalikan dari tingkat
ketergantungan industri lain terhadap industri tersebut.
(3) Menimbulkan dorongan yang nyata terhadap linkungan.
(4) Mempunyai kemampuan berinovasi yang tinggi.
Friedman memperkaya konsep growth pole dengan mengemukakan konsep
Center-Periphery (pusat-pinggiran). Pengembangan wilayah menurut Friedman
akan melahirkan kota utama dan wilayah sekitarnya yang menjadi inti (core), dari
sistem kota-kota nasional dan pinggiran (periphery) yang berada diluar dan
bergantung pada inti.
Dampak positif strategi growth pole
Konsep kutub pertumbuhan memberikan peluang untuk mendekatkan dua
cabang penting dalam analisis regional, yaitu analisis mengenai pertumbuhan
ekonomi regiaonal dan analisis stuktur ruang regional.
(1) Konsep kutub pertumbuhan memberikan kemungkinan pemakaian
dan pengembangan teknik-teknik analisis input-output, aglomerasi,
dsb.
(2) Konsep kutub pertumbuhan ini dapat digunakan sebagai alat strategi
intervensi oleh pemerintah dalam menetapkan
kebijaksanaankebijaksanaan investasi bagi pembangunan daerah.
Dampak negatif strategi growth pole
(1) Kerangka permasalahan sering dikembangkan dalam setting
masyarakat industri dan cendrung tidak melihat problem spesifik
wilayah.
(2) Dalam hubungan pusat-pinggiran, efek balik sering bekerja lebih
cepat dari efek pemancaran.
b) Strategi Disentralisasi Teritorial
Pendekatan disentralisasi teritorial merupakan strategi pembangunan
dari bawah (development from below). Staregi dari bawah ini memberikan
alternatif bagi elemen-elemen dalam pembangunan seperti alokasi faktor
produksi, sistem pertukaran, pembentukan organisasi sosial ekonomi yang
13. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
3
spesifik, dan perubahan konsep dasar pembangunan yang hanya menekankan
konsep ekonomi.
Menurut Stohr (1981) teori pembangunan disentralisasi ini didasarkan
pada beberapa hipotesa, yaitu:
(1) Kegagalan strategi devolopment from above di banyak negara dalam
menciptakan integrasi ekonomi wilayah, yang berakibat pada pada
ketimpangan wilayah. hal ini diakibatkan tidak terjadinya integrasi
ekonomi dari program-program pembangunan yang dikembangkan
dalam skala besar.
(2) Kondisi fisik dan sosial ekonomi internal merupakan kunci sukses
penerapan strategi pembangunan.
(3) Dorongan bagi pengembangan suatu konsep pembangunan hendaknya
berasal dari masyarakat dengan mempertimbangkan sumber daya lokal.
(4) Sistem ekonomi lokal berperan dalam membentuk pola interkasi
ekonomi antar wilayah untuk meningkatkan nilai tukar barang produksi
lokal sehingga tidak hanya memiliki nilai guna namun juga memeliki
nilai tukar.
Berbeda dengan strategi pembangunan dari atas, strategi pembangunan
dari bawah ini tidak didukung oleh teori-teori ekonomi yang berstuktur jelas.
Hanya terdapat beberapa konsep pengembangan wilayah yang dikembangkan
berdasarkan strategi ini seperti konsep Agropolitan Development
(dikembangkan oleh Fredman dan Douglass).
c) Strategi Agropolitan
Strategi ini pembangunan tidak hanya kemajuan ekonomi yang
sentralistik, tetapi memberikan kesempatan bagi individu-individu,
kelompok-kelompok sosial dan organisasi masyarakat untuk memobilisasi
kemampuan dan sumberdaya lokal bagi kemajuannya. Pendekatan ini menitik
beratkan pada upaya untuk menciptakan dorongan bagi pembangunan
dinamis di wilayah-wilayah pedesaan yang relatif terbelakang.
Alasan munculnya strategi agropolitan atau tipe-tipe pembangunan dari
bawah antara lain:
(1) Kegagalan strategi devolopment from above, yang berakibat pada
ketimpangan wilayah, karena konsentrasi pada program pembangunan
skala besar (large scale).
(2) Kondisi fisik dan sosial ekonomi internal merupakan kunci sukses
penerapan strategi pembangunan.
(3) Konsep pembangunan hendaknya berasal dari masyarakat itu sendiri
dengan mempertimbangkan sumberdaya lokal dan partisipasi.
(4) Sistem ekonomi lokal harus berperan dalam membentuk pola interaksi
ekonomi antar wilayah.
14. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
4
d) Strategi Integrasi Spasial (Functional Spatial Integration)
Strategi integrasi spasial merupakan jalan tengah antar pendekatan
sentralisasi yang menekankan pertumbuhan pada wilayah perkotaan
(metropolitan) dan desentralisasi yang menekankan penyebaran investasi dan
sumberdaya pembangunan pad kota-kota kecil dan pedesaan. Hali ini
dilakukan dengan menciptakan suatu jaringan produksi, distribusi, dan
pertukaran yang mantap mulai dari desa – kota kecil - kota menegah - kota
besar (metropolitan).
Pendekatan altrnatif ini didasari pemikiran bahwa dengan adanya
integrasi sistem pusat-pusat pertumbuhan yang berjenjang dan berbeda
karakteristik fungsionalnya, maka pusat-pusat tersebut akan memacu
penyebaran pembangunan wilayah. Pendekatannya adalah memacu
perkembangan sektor pertanian yang diintegrasikan dengan sektor industri
pendukungnya. Dengan begitu sasaran strategi ini adalah meningkatkan
produksi pertanian, memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan
pendapatan bagi sebagian besar penduduk.
e) Strategi Pengembangan Kota-Kota Kecil Menengah.
Dengan semakin berkembangnya kota-kota besar dengan
permasalahannya, maka sejak dua dekade terakhir ini berbagai pihak mulai
menyadari pentingnya strategi pengembangan peranan kota kecil dan kota
menengah sebagi bagian dari upaya penyelesaian permasalahan yang terjadi
di kota besar dan metropolis.(Peter Hall, 1975).
Beberapa alasan yang mendasari potensi strategis pembangunan kota
kecil dan menengah, diantaranya adalah dekonsentrasi perkotaan, khususnya
akibat over-population di perkotaan besar (metropolitan) yang
mengakibatkan peningkatan harga dan nilai lahan dan kebutuhan sosial
ekonomi serta penurunan kualitas lingkungan perkotaan.
Berikut peranan yang harus dilakukan oleh kota-kota kecil menengah
dalam mendorong pembangunan wilayah pedesaan adalah sebagai berikut:
(1) Pusat untuk menyediakan barang-barang tahan lama dan tidak tahan
lama.
(2) Pusat jasa publik dan jasa privat.
(3) Sebagai penghubung kepasar yang lebih besar bagi produk-produk
pedesaan.
(4) Pusat suplai faktor-faktor produksi.
(5) Pusat agro-processing dan resource-processing.
(6) Pusat pengetahuan dan informasi.
f) Strategi Rural Urban Lingkages
Strategi growth pole telah mengakibatkan polarisasi atau kesenjangan
spasial wilayah, khususnya wilayah pedesaan dan perkotaan. Karena
15. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
5
kebijakan lebih menguntungkan kawasan perkotaan, pada saat yang sama
memperlemah daerah pedesaan. Pada tahun 1980 strategi keterkaitan
desakota muncul. Bappenas, UNDP dan UNHCR melakukan joint program
tentang keterkaitan desa-kota pada tahun 1998 yang diberi nama PARUL
(poverty Alleviation Through Rural-Urban Linkages) yang dilksanakan di
Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara serta Kota Sorong.
Sebelumnya UNHCRD juga melakukan pilot project di Daerah Istimewa
Yogyakarta tentang keterkaitan desa-kota.
Keterkaitan (linkages) diartikan sebagai hubungan atau interaksi antar
wilayah yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, dan saling
komplementaritas dan take and give. Prandhan (2003) mengemukakan bahwa
dalam system interaksi antar wilayah terdapat tiga komponen utama, yaitu :
(1) Wilayah perkotaan adalah tempat produksi barang (industri), pelayanan,
teknologi, ide-ide, dan kesempatan kerja dan upah yang tinggi.
(2) Wilayah pedesaan merupakan tempat dihasilkannya bahan mentah,
produksi pertanian, kerajinan dan industri kecil rumah tangga, tenaga
kerja dan modal.
(3) Saran dan prasarana serta kelembagaan yang memungkinkan terjadinya
interaksi antar wilayah perkotaan dan pedesaan, khususnya tranportasi
dan komunikasi.
g) Strategi Regional Networking
Model ini merupakan respon kegagalan konsep growth poles yang
justru memberikan efek balik backwash effect yang merugikan pembangunan
pedesaan dan menimbulkan kesenjangan yang semakin melebar antar
pedesaan dan perkotaan. Perbedaan antara konsep growth poles dengan
regional networking meliputi lima aspek, yaitu :
(1) Aspek pengembangan sektor basis, dalam regional networking model
semua sektor dapat dijadikan sebagai leading sector dalam pengembangan
ekonomi wilayah tergantung potensi masing-masing wilayah. Sedangkan
growth poles model lebih fokus pada ekonomi perkotaan.
(2) Aspek sistem perkotaan, pada model growth poles pengembangan sistem
perkotaan berdasrkan system center place dengan menerapkan hubungan
pusat dan hinterland. Sedangkan model regional networking selain model
hubungan pusat dengan hinterland juga memperhatikan hubungan yang
sifatnya horizontal.
(3) Aspek keterkaitan desa-kota (Urban-Rural Linkages).
growth poles : menekankan hubungan desa-kota yang besifat satu arah.
regional networking : memberikan posisi yang seimbang dan dua arah
antara perkotaan dan pedesaan.
16. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
6
(4) Aspek Perencanaan (Style of Planning), growth poles : bersifat top-down
yang mengandalkan pada perencanaan sektoral melalui kantor
pemerintahan dan bawahannya.
regional networking : bersifat bottom-up dengan
prinsip desentralisasi,dimana daerah dan masyarakat ikut terlibat lebih
aktif.
(5) Aspek Kebijakan (Major Policy Areas) growth poles: berorentasi pada
tujuan menarikpelaku ekonomi dan investasi sebesar-besarnya dipusat
pertumbuhan,sehingga kebijakan intensif, perpajakan, tax holiday menjadi
pilihan utama.
regional networking: tipe kebijakan yang diambil mengarah pada
perluasan infrastuktur pedesaan, yang lebih menekankan kepada
pembangunan jalan lokal dan jaringan transportasi diantara pedesaan dan
perkotaan.