SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
Télécharger pour lire hors ligne
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
BAHAN AJAR
KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG
Satuan Pendidikan : SMAN 1Cikembar
Mata Pelajaran : Geografi Kelas /
Semester : XII / I
Materi Pokok : Konsep Wilayah dan Tata Ruang
Waktu : 1 X Pertemua (4 X45 Menit)
A. Kompetensi Dasar :
3.2 Memahami konsep wilayah dan pewilayahan dalam perencanaan tata
ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah
kabupaten/kota/provinsi berdasarkan data wilayah setempat.
B. Indikator :
1. Mengklasifikasikan jenis-jenis wilayah
2. Menjelaskan konsep wilayah dan pewilayahan
3. Menganalisis metode perwilayahan dan regionalisasi
4. Menganalisis dinamika dan tahapan perkembangan wilayah
5. Menganalisis strategi dalam pengembangan wilayah
Anda mungkin pernah naik ke suatu tempat yang lebih tinggi, misalnya
puncak gunung, perbukitan, gedung bertingkat, atau naik menara, semacam tugu
monumen nasional (Monas). Pada ketinggian tempat tersebut, anda mungkin
melihat sebuah hamparan permukaan bumi yang indah dan berkesan.
Pada hamparan tersebut tampak suatu tata penggunaan lahan, ada yang
digunakan untuk bangunan gedung, jalan-jalan, pertokoan, bahkan ada yang
tampak kosong beluk dimanfaatkan. Hal tersebut merupakan gambaran tentang
wilayah kota sebagai pusat pertumbuhan. Dalam bab ini, akan dibahas mengengai
suatu bentuk wilayah dan pewilayahan serta pusat-pusat pertumbuhannya dan
batas wilayah pembangunan di Indonesia.
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 2
Gambar. 1. Wilayah pedesaan dan perkotaan
Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia
Perhatikan gambar-gambar di atas! Itulah bukti adanya proses
perkembangan suatu wilayah. Dari wilayah kecil yang sepi dan terpencil
kemudian ada sebuah kota megapolitan yang luas dan ramai serta penuh sesak
dengan hiruk pikuk kehidupan penghuninya. Suatu wilayah dapat tumbuh dan
berkembang apabila didukung oleh potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang cukup. Selain itu, pengaruh wilayah lain yang lebih dahulu menjadi
pusat pertumbuhan ikut mendorong cepatnya pertumbuhan dan perkembangan
suatu wilayah. Mengapa demikian? Kegiatan ekonomi yang beragam dan interaksi
antarwilayah dalam rangka pemenuhan kebutuhan wilayah memainkan peran
penting dalam proses ini. Nah, untuk memahami lebih jauh apa dan bagaimana
suatu wilayah bisa berkembang menjadi pusat pertumbuhan, ikuti pembahasan
materi berikut ini.
Suatu wilayah mempunyai karakteristik tertentu sehingga berbeda
dengan wilayah yang lain. Pusat pertumbuhan yang muncul di suatu wilayah akan
memengaruhi wilayah sekitarnya. Wilayah yang tumbuh dan berkembang
diharapkan memberi keuntungan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan
penduduknya. Mengapa suatu wilayah dapat tumbuh dan berkembang?
Bagaimana mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan yang akan menjadi kota?
Bagaimana fenomena geografis dapat dijadikan dasar dalam pengembangan
wilayah? Bagaimana menentukan batas-batas wilayah pertumbuhan? Ingin segera
mengetahuinya? Anda penasaran? Ikuti pembahasannya berikut.
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 3
A. Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1.
Wilayah dan Pewilayahan a.
Klasifikasi Wilayah
Rustiadi dalam Mutaali (2014) mengklasifikasi wilayah spatial ada dua tipe
wilayah : (1) wilayah formal, merupakan tempat-tempat yang memiliki
kesamaankesamaan karakteristik, dan (2) wilayah fungsional atau nodal,
merupakan kosep wilayah dengan menekankan kesamaan keterkaitan antar
komponen atau lokasi/tempat. Dengan demikian terdapat tiga konsep wilayah
yang dikenal selama ini adalah : (1) wilayah homogen, (2) wilayah
fungsional/sistem, (3) wilayah perencanaan/pengelolaan.
Beberapa pengertian dasar tentang jenis-jenis wilayah adalah sebagai
berikut :
1) Wilayah Homogen/Formal
Konsep wilayah homogen lebih menekankan aspek homogenitas (kesamaan)
dalam kelompok dan memaksimumkan perbedaan antar kelompok tanpa
memperhatikan bentuk hubungan fungsional (interaksi) antar wilayah-
wilayahnya di dalamnya. Dengan demikian, wilayah homogen tidak lain
adalah wilayah yang diidentifikasikan berdasarkan adanya sumber-sumber
kesamaan atau faktor pencirinya yang menonjol di wilayah tersebut. Pada
awalnya kriteria yang digunakan adalah kondisi fisik, misalnya topografi,
iklim, atau jenis vegetasi. Kemudian, kriteria berkembang menjadi kriteria
ekonomi, seperti industri atau tipe pertanian. Bahkan juga digunakan kriteria
sosial poilitik, seperti pengaruh partai politik.
Gambar. 2. Wilayah pertanian merupakan suatu bentuk wilayah homogen
Sumber : http://assets-a2.kompasiana.com/statics
2) Wilayah fungsional / nodal
Wilayah fungsional adalah suatu kawasan geografis yang difungsikan
menurut jenis dan kekhususan, suatu wilayah yang saling berhubungan
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain.
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 4
Gambar. 3. Aktivitas masyarakat pusat pemukiman dengan lereng
pegunungan
Sumber : https://dynardbam2007.files.wordpress.com
Contoh wilayah fungsional, misalnya suatu wilayah lereng pegunungan
mulai dari lereng atas sampai dengan lereng kaki, disambung dengan daerah
dataran rendang sehingga akhirnya tepi pantai. Penduduk lereng atas hidup
dari hasil kebun, penduduk lereng kaki hidup dari hasil pertanian. Adapun
penduduk yang berada di dataran hidup darui usaha pelayanan dan jasa.
Perbedaan wilayah formal dan fungsional dapat kita lihat pada tabel berikut
ini.
Tabel. 1. Perbedaan wilayah formal dan fungsional
Wilayah Formal
(statis, formal
region/homogeneous
region/uniform
region)
1. Menunjukkan kesamaan fisik alam, kesamaan iklim, kesamaan
morfologi atau juga kesamaan budaya antara kesatuan alam
dan kesatuan manusia
2. Contoh wilayah formal berupa wilayah pesisir barat sumatera,
wilayah pesisir barat sumatera, dataran tinggi dieng
Wilayah Fungsional
(dinamis, functional
region/nodal region)
1. Menunjukkan hubungan atau interaksi diantara wilayah-wilayah
yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Contoh :
a) wilayah pegunungan akan menghasilkan aneka sayur dan
buahbuahan
b) Dataran rendah menghasilkan padi
c) Wilayah pesisir menghasilkan ikan
Dalam hal memenuhi kebutuhan hidup ini maka akan terjadi
hubungan yang saling melengkapi/mengisi dalam aktivitas
masyarakatnya
3) Wilayah administratif –politis
Wilayah administratif adalah wilayah perencanaan atau pengelolaan yang
memiliki landasan yuridis-politis yang paling kuat.Di Indonesia disebut
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 5
dengan daerah otonom, seperti negara, provinsi, kabupaten, kota,
kecamatan, dan desa atau kelurahan.
4) Wilayah perencanaan / pengelolaan
Wilayah perencanaan dapat berwujud wilayah administratif dan non
administratif baik homogen maupun fungsional, seperti batas ekologi dan
fungsional lain. Penatapan batas wilayah perencanaan berdasarkan tujuan
atau kepentingan perencanaan program. Secara sederhana konsep wilayah
perencanaan didefinisikan sebagai wilayah yang dibatasi berdasarkan
kenyataan sifat-sifat tertentu pada wilayah tersebut yang bisa bersifat
alamiah maupun non alamiah yang sedemikian rupa sehingga perlu
direncanakan dalam kesatuan wilayah perencanaan.
Oleh karena penggunaan istilah wilayah mempunyai kecendrungan meluas
menyangkut berbagai aspek dan disiplin maka perlu untuk merumuskan konsepsi
wilayah secara sistematis. Konsepsi wilayah dapat dibagi atas tiga golongan besar
yaitu:
1) Konsepsi wilayah ditinjau dari hierarkinya
Konsepsi wilayah ditinjau dari hierarkinya didasarkan atas segi :
1. Ukuran (size)
2. Bentuk (Form)
3. Fungsi (function)
4. Faktor lainnya
Konsepsi wilayah dapat berupa gabungan dari berbagai factor
tersebut
Wilayah
Berdasarkan
Tipenya
Formal
Fungsional
Berdasarkan
Hierarkinya
Ukuran
( )Size
Bentuk
(Form)
Fungsi
(Function)
Berdasarkan
Kategorinya
Wilayah bertopik tunggal
Wilayah bertopik banyak
Wilayah Total
Wilayah Pengelolaan
Pembangunan
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 6
2) Konsepsi wilayah ditinjau dari kategorinya
Konsepsi wilayah ditinjau dari kategorinya terdiri atas beberapa jenis
wilayah, yaitu
a) Wilayah bertopik tunggal (single topic region)
Penetapan region atau wilayah yang didasarkan pada salah satu aspek
geografi. Contoh kemiringan lereng dapat menunjukkan ketampakan
dari suatu daerah, apakah termasuk daerah yang datar, landai, atau
terjal.
b) Wilayah bertopik gabungan (Combined topic region)
Penetapan wilayah yang mendasarkan pada beberapa topik yang
berbeda satu sama lain. Contohnya wilayah pertanian, wilayah ekonomi
dan lainnya
c) Wilayah bertopik banyak (multiple topic region)
Penetapan wilayah yang didasarkan pada beberapa faktor geografi. Oleh
karena wilayah ini merupakan gabungan beberapa topic yang berbeda
maka disebut juga dengan wilayah berciri banyak (multiple feature
region)
Contoh penetapan wilayah berdasarkan iklim yaitu iklim tropik,
subtropik, sedang, dan dingin. Di katakan berciri majemuk karena iklim
terbentuk dari beberapa unsur seperti suhu, curah hujan, dan angin.
d) Wilayah total (total region)
Penetapan wilayah yang didasarkan pada banyak faktor menyangkut
lingkungan alam, lingkungan biotik, maupun manusia.
Contoh ekosistem mangrove, dikatakan bercirikan keseluruhan karena
melibatkan faktor alam, biotik, dan manusia di sekitarnya.
e) Wilayah pengelolaan pembangunan (compage region)
Penetapan wilayah yang didasarkan aktifitas pembangunan yang
dilakukan untuk melestarikan dan mengembangkan sumber daya.
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 7
Tabel. 2. Wilayah berdasarkan kategorinya
Wilayah berdasarkan Kategorinya
Jenis Definisi Contoh
1. Single topic
region (Wilayah
bertopik
gabungan)
Wilayah yang eksistensinya
didasarkan pada satu kriteria
geografi
kemiringan lereng dapat menunjukkan
ketampakan dari suatu daerah, apakah
termasuk daerah yang datar, landai,
atau terjal
2. Combined topic
region (Wilayah
bertopik
gabungan)
Wilayah yang eksistensinya
didasarkan pada gabungan (lebih
dari satu) macam kriteria (topik
yang sama)
Wilayah iklim gabungan dari curah
hujan dan temperatur, tekanan udara
serta angina
3. Multiple topic
region (Wilayah
bertopik
banyak)
Wilayah yang eksistensinya
mendasarkan pada beberapa topik
yang berbeda satu sama lain
Wilayah pertanian (gabungan dari
topik fisik atau tanah, hidrologi dan
topik tanaman)
4. Total Region
(Wilayah total)
Delineasi wilayah yang
menggunakan semua unsur
wilayah. Kesatuan politik
(administrasi) sebagai dasar
Wilayah administrasi desa, kecamatan,
kabupaten, provinsi
5. Compage region
(Wilayah
Pengelolaan
Pembangunan)
Tidak mendasarkan pada banyak
sedikitnya topik, tetapi aktivitas
manusia yang menonjol
Semacam wilayah perencanaan.
Misalnya wilayah miskin dan wilayah
bencana
b. Konsep Wilayah dan Pewilayahan 1) Konsep Wilayah
Wilayah secara umum dapat diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang
dapat dibedakan dalam hal-hal tertentu dari daerah sekitarnya. Defenisi tentang
wilayah dapat dibuat berdasarkan gejala kemanusian (human phenomena), gejala
alamiah (natural phenomena) dan berdasarkan gejala-gejala geografis
(geographical phenomena).
“wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya, yang dibatasi oleh lingkup pengamatan tertentu”.
“Kawasan adalah wilayah yang teritorialnya didasarkan pada pengertian dan
batasan fungsional (fungsi spesifik), misalnya kawasan pusat kota, kawasan
perdagangan, kawasan hutan, kawasan rawan bencana, pertambangan dan
sebagainya”.
“Daerah adalah suatu teritorial dimana makna dan batasan serta perwatakannya
didasarkan pada kewenangan administrasi pemerintah (Propinsi, Kabupaten,
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 8
Kota, Kecamatan, dan Desa)”.
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya dutentukan berdasarkan aspek
administratif dan aspek fungsional. (Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 dan
PP Nomor 26 Tahun 2008).
Berdasarkan batasan tersebut terdapat beberapa kata kunci diantaranya :
a) Ruang yaitu wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang
udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk hidup
lainnya hidup dan melaukan kegiatan serta memelihara kelangsungan
hidupnya. Unsur ruang meliputi lokasi, jarak, bentuk dan ukuran.
b) Kesatuan geografis yaitu dimensi geometri dan referensi geografis
mengacu kepada wujud fisik wilayah.
c) Unsur wilayah, meliputi komponen alam fisik dan biotik, komponen
manusia (soial ekonomi dan budaya), komponen buatan hasil cipta
manusia, teknologi.
d) Dibatasi lingkup pengematan tertentu, baik yang berdimensi homogenitas,
fungsional, maupun admintratif.
Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah merupakan suatu
kesatuan area di permukaan bumi yang mempunyai ciri dan sifat tertentu yang
terjadi karena hubungan yang kompleks antara unsure tanah, air, tanaman,
binatang dan manusia.
2) Konsep Perwilayahan
Perwilayahan atau regionalisasi diartikan sebagai upaya mengelompokkan
bagian-bagian permukaan Bumi untuk tujuan tertentu. Misalnya pembagian
wilayah menurut iklim, ketinggian tempat, topografi wilayah, dan lain sebagainya.
Tujuan perwilayahan sebagai berikut.
a) Untuk meratakan pembangunan di semua wilayah sehingga dapat mengurangi
kesenjangan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.
b) Memudahkan koordinasi berbagai program pembangunan pada tiap daerah.
c) Mensosialisasikan berbagai program pembangunan kepada aparatur
pemerintah dan masyarakat serta para pengusaha.
c. Analisis Perwilayahan, Dinamika dan Strategi Pengembangan Wilayah
1) Metode Perwilayahan dan regionalisasi
Metode perwilayahan digolongkan menjadi dua, yaitu:
a) Penyamarataan Wilayah (regional generalization)
Penyamarataan wilayah adalah suatu proses untuk usaha membagi
permukaan bumi atau membagi permukaan bumi tertentu menjadi
beberapa bagian dengan cara mengubah atau menghilangkan faktor-faktor
tertentu dalam populasi yang dianggab kurang penting atau kurang
relevan, dengan maksud untuk menonjolkan karakter tertentu.
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 9
b) Klasifikasi Wilayah (Regional Classification)
Klasifikasi adalah metode untuk mengatur data secara sistematis
menjadi golongan-golongan atau beberapa bagian yang dalam hal ini dapat
berupa grup, kelas, atau keluarga. Klasifikasi wilayah adalah usaha untuk
mengadakan penggolongan wilayah secara sistematis kedalam
bagianbagian tertentu berdasarkan properti tertentu. Penggolongan tersebut
haruslah memperhatikan keragaman sifat dan semua unit (wilayah).
2) Faktor Dinamika Perkembangan Wilayah
Muta′ali (2008) menjelaskan tentang dinamika perkembangan wilayah dengan
mengilutrasikan elemen faktor dari dinamika wilayah tersaji dalam
gambar berikut:
Bagan 1. Keterkaitan elemen faktor dalam dinamika wilayah
Berdasarkan gambar tersebut, dinamika wilayah dari dimensi tahun 0 ke
tahun n secara keruangan ditandai dengan perkembangan fisik spasial dan non
spasial. Perkembangan fisik wilayah terjadi dalam bentuk ekstensifikasi
(perluasan wilayah) dan intensifikasi (Pemadatan pemanfaatan ruang). Sedangkan
perkembangan non spasial dicirikan oleh perbaikan dan kenaikan idikator, sosial,
ekonomi, budaya dan administrasi, seprti pertumbuhan ekonomi, kenaikan
pendapatan, perbaikan pendidikan dan kesehatan masyarakat termasuk angka
kualitas manusia dan juga perbaikan admistrasi wilayah.
Dinamika perkembangan wilayah dipengaruhi faktor internal, ekstenal,,
politis atau kebijakan, dan faktor historis.
a) Faktor internal
Faktor internal dalam perkembangan suatu wilayah minimal dipengaruhi oleh
lima faktor dan berperan terhadap optimalisasi sumberdaya suatu wilayah,
yaitu sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya buatan,
sumberdana, dan sumberdaya teknologi.
Dinamika
wilayah
Faktor managemen
Faktor eksternal (iInteraksi
interpedency)
Faktor internal (Sumber daya
wilayah)
Faktor historis (Sejarah, sosial,
ekonomi dan budaya)
Faktor geografis (Posisi
dan letak geografi)
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
0
b) Faktor eksternal
Faktor eksternal berhubungan dengan dua faktor yakni:
(1) Faktor interaksi, interelasi, interpedensi, dengan wilayah lain
(2) Faktor aksesibilitas (keterjangkauan). Semakin tinggi kedua faktor
eksternal bekerja maka proses dinamika wilayah akan semakin tinggi
dan sebaliknya
c) Faktor geografis
Berhubungan erat dengan konsep posisi dan jarak wilayah terhadap wilayah
lain. Jarak mempengaruhi biaya transportasi dan pada akhirnya berpengaruh
terhadap biaya produksi dan berdampak pada naiknya daya saing wilayah
dikarenakan output regional memilki harga rendah dan efisien. Selain itu,
posisi absolut dan relatif wilayah terhadap pusat pertumbuhan ekonomi
(growth center) dan wilayah perkotaan memberikan peluang berusaha dan
berkembang lebih cepat dibandingkan wilayah yang jauh.
d) Faktor managemen wiayah
Berkaitan dengan aspek leadership, politik, kelembagaan dan kebijakan.
e) Faktor historis
Maisng-masing wilayah dalam perkembangannya memiliki sejarah tersendiri,
baik yang bersifat sosial budaya maupun ekonomi
3) Tahapan Perkembangan Wilayah
a) Tahapan perkembangan wilayah dalam tinjauan sosial ekonomi
(1) Teori pentahapan perpektif klasik
James Stuart dan Adam Smith menjelaskan 3 tahapan, yaitu (1) tahap
dominasi pertanian, yang menetukan perkembangan dan distribusi
penduduk, memunculkan sektor pendukung, (2) kegiatan ekonomi
beragam, khususnya jasa dan perdagangan, yang mendukung pertanian
dan, (3) industrialisasi, untuk peningkatan produktivitas dan memenuhi
kebutuhan.
Friederich List (1844), mengungkan lima tahap perkembangan wilayah
yaitu , (1) kehidupan masyakat primitif, (2) pekebunan, (3) pertanian, (4)
manufaktur dan (5) perdagangan
(2) Teori tahap tinggal landas
WW Rostow (1960) mengelompokan tahapan pembangunan dalam lima
tahapan, yaitu (1) masyarakat tradisional, berciri statis dan mendominasi
kegiatan pertanian, ilmu pengetahuan dan teknolodi belum maju.
Masyarakatnya konservatif dan sulit berubah. Produksi sangat terbatas,
masyarakat statis, produksi hanya dipakai untuk konsumsi. Tidak ada
investasi. (2) Pra kondisi untuk tinggal landas, ditandai dengan
perubahan revolusioner dalam masyarakat (terjadi akibat campur tangan
dari luar). Tabungan masyarakat mulai ada dan berkemabang.
Investasipun terjadi, termasuk juga dalam pendidikan dan kesehatan. (3)
Masa tinggal landas, hambatan ekonomi sudah tidak ada. Investasi
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
1
berjalan efektif hingga mencapai 5-10% dari pendapatan nasional. (4)
Masa pendewasaan, masyarakat terus bergerak maju. Investasi 10-20%
dari pendapatan nasional. Industri berkemang pesat. Pertumbuhan
ekonomi meluas kesemua sektor ekonomi yang ada. Keadaan ini dapat
dicapai sekitar 40-60 tahun dari tahap lepas landas. (5) Konsumsi
masyarakat tinggi. Pada periode ini, investasi untuk meningkatkan tidak
lagi menjadi tujuan yang paling utama. Seseudah taraf kedewasaan
dicapai, surplus ekonomi akibat proses politik yang terjadi dialokasikan
untuk kesejahteraan sosial dan penambahan dana sosial.
b) Tahapan perkembangan wilayah dalam tinjauan geografis
Tahapan perkembangan secara geografis diawali dari (1) pusat kota
sebagai pusat pemikman yang terus berkembang dan jika mencapai titik jenuh
berkembang ke arah (2) pinggiran kota dan selanjutnya menjadi perkotaan
yang besar dan luas. Selanjutnya perkmbangan mengarah ke area (3) koridor
transpotasi yang menghubungkan antar kota satu dengan kota yang lain, dan
secara alamiah juga berdampak pada perkembangan wilayah (4) pedesaan.
4) Strategi Pengembangan Wilayah
Dari berbagai kajian literatur telah banyak strategi yang dilakukan dalam
pengembangan wilayah dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi masingmasing
wilayah dan negara. Di bawah ini akan disampaikan bentuk strategi yang bersifat
klasik yang masih digunakan sebagai dasar dalam penyusunan strategi kebijakan
pengembangan wilayah, diantaranya disampaikan Rondinelli (1985), ada tiga
konsep strategi dalam pengembangan wilayah, yaitu : ada tiga konsep strategi
dalam pengembangan wilayah yaitu : (1) kutub-kutub pertumbuhan (growth pole),
(2) integrasi fungsi (functional integration), dan (3) pendekatan
pendesentralisasian wilayah (decentralized territorial approches). Selain itu
ditambahkan strategi rural urban linkages dan strategi regional networking.
Secara singkat strategi-strategi tersebut diuraikan sebagai berikut :
a) Kutub-Kutub Pertumbuhan (growth pole)
Growth Pole atau kutub pertumbuhan pertama kali dipergunakan oleh
Francois Perroux (1950). Dengan tesisnya :
“pertumbuhan tidak terjadi disembarang tempat dan juga tidak terjadi secara
serentak, tetapi pertumbuhan terjadi pada titik-titik atau kutub-kutub
pertumbuhan dengan intensitas yang berubah-ubah, lalu pertumbuhan itu
menyebar sepanjang saluran yang beraneka ragam dan dengan pengaruh
yang dinamis terhadap perekonomian wilayah”.
Dalam konteks pertumbuhan, Francois Perroux menyatakan bahwa yang
menjadi medan magnet adalah kegiatan industri. Industri-industri dan
kegiatankegiatan yang akan berkembang dan membentuk kutub pertumbuhan
tersebut memilki beberapa ciri-ciri sebagai Leading Industries dan Propulsive
Industries, antara lain :
Karakteristik Leading Industries.
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
2
(1) Relatif baru, dinamis, dan mempunyai teknologi yang maju yang
menginjeksikan iklim pertumbuhan ke dalam suatu daerah.
(2) Permintaan terhadap produknya memilki elastisitas pendapatan yang
tinggi, produk tersebut biasanya dijual ke pasar-pasar nasional.
(3) Mempunyai berbagai kaitan antar industri yang kuat dengan
sektorsektor lainnya.
Karakteristik Propulsive Industries.
(1) Relatif besar.
(2) Tingkat dominasinya tinggi, yaitu kebalikan dari tingkat
ketergantungan industri lain terhadap industri tersebut.
(3) Menimbulkan dorongan yang nyata terhadap linkungan.
(4) Mempunyai kemampuan berinovasi yang tinggi.
Friedman memperkaya konsep growth pole dengan mengemukakan konsep
Center-Periphery (pusat-pinggiran). Pengembangan wilayah menurut Friedman
akan melahirkan kota utama dan wilayah sekitarnya yang menjadi inti (core), dari
sistem kota-kota nasional dan pinggiran (periphery) yang berada diluar dan
bergantung pada inti.
Dampak positif strategi growth pole
Konsep kutub pertumbuhan memberikan peluang untuk mendekatkan dua
cabang penting dalam analisis regional, yaitu analisis mengenai pertumbuhan
ekonomi regiaonal dan analisis stuktur ruang regional.
(1) Konsep kutub pertumbuhan memberikan kemungkinan pemakaian
dan pengembangan teknik-teknik analisis input-output, aglomerasi,
dsb.
(2) Konsep kutub pertumbuhan ini dapat digunakan sebagai alat strategi
intervensi oleh pemerintah dalam menetapkan
kebijaksanaankebijaksanaan investasi bagi pembangunan daerah.
Dampak negatif strategi growth pole
(1) Kerangka permasalahan sering dikembangkan dalam setting
masyarakat industri dan cendrung tidak melihat problem spesifik
wilayah.
(2) Dalam hubungan pusat-pinggiran, efek balik sering bekerja lebih
cepat dari efek pemancaran.
b) Strategi Disentralisasi Teritorial
Pendekatan disentralisasi teritorial merupakan strategi pembangunan
dari bawah (development from below). Staregi dari bawah ini memberikan
alternatif bagi elemen-elemen dalam pembangunan seperti alokasi faktor
produksi, sistem pertukaran, pembentukan organisasi sosial ekonomi yang
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
3
spesifik, dan perubahan konsep dasar pembangunan yang hanya menekankan
konsep ekonomi.
Menurut Stohr (1981) teori pembangunan disentralisasi ini didasarkan
pada beberapa hipotesa, yaitu:
(1) Kegagalan strategi devolopment from above di banyak negara dalam
menciptakan integrasi ekonomi wilayah, yang berakibat pada pada
ketimpangan wilayah. hal ini diakibatkan tidak terjadinya integrasi
ekonomi dari program-program pembangunan yang dikembangkan
dalam skala besar.
(2) Kondisi fisik dan sosial ekonomi internal merupakan kunci sukses
penerapan strategi pembangunan.
(3) Dorongan bagi pengembangan suatu konsep pembangunan hendaknya
berasal dari masyarakat dengan mempertimbangkan sumber daya lokal.
(4) Sistem ekonomi lokal berperan dalam membentuk pola interkasi
ekonomi antar wilayah untuk meningkatkan nilai tukar barang produksi
lokal sehingga tidak hanya memiliki nilai guna namun juga memeliki
nilai tukar.
Berbeda dengan strategi pembangunan dari atas, strategi pembangunan
dari bawah ini tidak didukung oleh teori-teori ekonomi yang berstuktur jelas.
Hanya terdapat beberapa konsep pengembangan wilayah yang dikembangkan
berdasarkan strategi ini seperti konsep Agropolitan Development
(dikembangkan oleh Fredman dan Douglass).
c) Strategi Agropolitan
Strategi ini pembangunan tidak hanya kemajuan ekonomi yang
sentralistik, tetapi memberikan kesempatan bagi individu-individu,
kelompok-kelompok sosial dan organisasi masyarakat untuk memobilisasi
kemampuan dan sumberdaya lokal bagi kemajuannya. Pendekatan ini menitik
beratkan pada upaya untuk menciptakan dorongan bagi pembangunan
dinamis di wilayah-wilayah pedesaan yang relatif terbelakang.
Alasan munculnya strategi agropolitan atau tipe-tipe pembangunan dari
bawah antara lain:
(1) Kegagalan strategi devolopment from above, yang berakibat pada
ketimpangan wilayah, karena konsentrasi pada program pembangunan
skala besar (large scale).
(2) Kondisi fisik dan sosial ekonomi internal merupakan kunci sukses
penerapan strategi pembangunan.
(3) Konsep pembangunan hendaknya berasal dari masyarakat itu sendiri
dengan mempertimbangkan sumberdaya lokal dan partisipasi.
(4) Sistem ekonomi lokal harus berperan dalam membentuk pola interaksi
ekonomi antar wilayah.
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
4
d) Strategi Integrasi Spasial (Functional Spatial Integration)
Strategi integrasi spasial merupakan jalan tengah antar pendekatan
sentralisasi yang menekankan pertumbuhan pada wilayah perkotaan
(metropolitan) dan desentralisasi yang menekankan penyebaran investasi dan
sumberdaya pembangunan pad kota-kota kecil dan pedesaan. Hali ini
dilakukan dengan menciptakan suatu jaringan produksi, distribusi, dan
pertukaran yang mantap mulai dari desa – kota kecil - kota menegah - kota
besar (metropolitan).
Pendekatan altrnatif ini didasari pemikiran bahwa dengan adanya
integrasi sistem pusat-pusat pertumbuhan yang berjenjang dan berbeda
karakteristik fungsionalnya, maka pusat-pusat tersebut akan memacu
penyebaran pembangunan wilayah. Pendekatannya adalah memacu
perkembangan sektor pertanian yang diintegrasikan dengan sektor industri
pendukungnya. Dengan begitu sasaran strategi ini adalah meningkatkan
produksi pertanian, memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan
pendapatan bagi sebagian besar penduduk.
e) Strategi Pengembangan Kota-Kota Kecil Menengah.
Dengan semakin berkembangnya kota-kota besar dengan
permasalahannya, maka sejak dua dekade terakhir ini berbagai pihak mulai
menyadari pentingnya strategi pengembangan peranan kota kecil dan kota
menengah sebagi bagian dari upaya penyelesaian permasalahan yang terjadi
di kota besar dan metropolis.(Peter Hall, 1975).
Beberapa alasan yang mendasari potensi strategis pembangunan kota
kecil dan menengah, diantaranya adalah dekonsentrasi perkotaan, khususnya
akibat over-population di perkotaan besar (metropolitan) yang
mengakibatkan peningkatan harga dan nilai lahan dan kebutuhan sosial
ekonomi serta penurunan kualitas lingkungan perkotaan.
Berikut peranan yang harus dilakukan oleh kota-kota kecil menengah
dalam mendorong pembangunan wilayah pedesaan adalah sebagai berikut:
(1) Pusat untuk menyediakan barang-barang tahan lama dan tidak tahan
lama.
(2) Pusat jasa publik dan jasa privat.
(3) Sebagai penghubung kepasar yang lebih besar bagi produk-produk
pedesaan.
(4) Pusat suplai faktor-faktor produksi.
(5) Pusat agro-processing dan resource-processing.
(6) Pusat pengetahuan dan informasi.
f) Strategi Rural Urban Lingkages
Strategi growth pole telah mengakibatkan polarisasi atau kesenjangan
spasial wilayah, khususnya wilayah pedesaan dan perkotaan. Karena
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
5
kebijakan lebih menguntungkan kawasan perkotaan, pada saat yang sama
memperlemah daerah pedesaan. Pada tahun 1980 strategi keterkaitan
desakota muncul. Bappenas, UNDP dan UNHCR melakukan joint program
tentang keterkaitan desa-kota pada tahun 1998 yang diberi nama PARUL
(poverty Alleviation Through Rural-Urban Linkages) yang dilksanakan di
Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara serta Kota Sorong.
Sebelumnya UNHCRD juga melakukan pilot project di Daerah Istimewa
Yogyakarta tentang keterkaitan desa-kota.
Keterkaitan (linkages) diartikan sebagai hubungan atau interaksi antar
wilayah yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, dan saling
komplementaritas dan take and give. Prandhan (2003) mengemukakan bahwa
dalam system interaksi antar wilayah terdapat tiga komponen utama, yaitu :
(1) Wilayah perkotaan adalah tempat produksi barang (industri), pelayanan,
teknologi, ide-ide, dan kesempatan kerja dan upah yang tinggi.
(2) Wilayah pedesaan merupakan tempat dihasilkannya bahan mentah,
produksi pertanian, kerajinan dan industri kecil rumah tangga, tenaga
kerja dan modal.
(3) Saran dan prasarana serta kelembagaan yang memungkinkan terjadinya
interaksi antar wilayah perkotaan dan pedesaan, khususnya tranportasi
dan komunikasi.
g) Strategi Regional Networking
Model ini merupakan respon kegagalan konsep growth poles yang
justru memberikan efek balik backwash effect yang merugikan pembangunan
pedesaan dan menimbulkan kesenjangan yang semakin melebar antar
pedesaan dan perkotaan. Perbedaan antara konsep growth poles dengan
regional networking meliputi lima aspek, yaitu :
(1) Aspek pengembangan sektor basis, dalam regional networking model
semua sektor dapat dijadikan sebagai leading sector dalam pengembangan
ekonomi wilayah tergantung potensi masing-masing wilayah. Sedangkan
growth poles model lebih fokus pada ekonomi perkotaan.
(2) Aspek sistem perkotaan, pada model growth poles pengembangan sistem
perkotaan berdasrkan system center place dengan menerapkan hubungan
pusat dan hinterland. Sedangkan model regional networking selain model
hubungan pusat dengan hinterland juga memperhatikan hubungan yang
sifatnya horizontal.
(3) Aspek keterkaitan desa-kota (Urban-Rural Linkages).
growth poles : menekankan hubungan desa-kota yang besifat satu arah.
regional networking : memberikan posisi yang seimbang dan dua arah
antara perkotaan dan pedesaan.
Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA
SMAN1 Cikembar
Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1
6
(4) Aspek Perencanaan (Style of Planning), growth poles : bersifat top-down
yang mengandalkan pada perencanaan sektoral melalui kantor
pemerintahan dan bawahannya.
regional networking : bersifat bottom-up dengan
prinsip desentralisasi,dimana daerah dan masyarakat ikut terlibat lebih
aktif.
(5) Aspek Kebijakan (Major Policy Areas) growth poles: berorentasi pada
tujuan menarikpelaku ekonomi dan investasi sebesar-besarnya dipusat
pertumbuhan,sehingga kebijakan intensif, perpajakan, tax holiday menjadi
pilihan utama.
regional networking: tipe kebijakan yang diambil mengarah pada
perluasan infrastuktur pedesaan, yang lebih menekankan kepada
pembangunan jalan lokal dan jaringan transportasi diantara pedesaan dan
perkotaan.

Contenu connexe

Similaire à Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang

bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfbahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfSerlinaNumba
 
Konsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahanKonsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahanPotpotya Fitri
 
Geografi Regional Indonesia
Geografi Regional IndonesiaGeografi Regional Indonesia
Geografi Regional IndonesiaAdip Wahyudi
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangSeptinia Silviana
 
Wilayah dan perwilayahan.pptx
Wilayah dan perwilayahan.pptxWilayah dan perwilayahan.pptx
Wilayah dan perwilayahan.pptxSumilah2
 
PERENCANAAN WILAYAH-M.Nurdin.F.pptx
PERENCANAAN WILAYAH-M.Nurdin.F.pptxPERENCANAAN WILAYAH-M.Nurdin.F.pptx
PERENCANAAN WILAYAH-M.Nurdin.F.pptxAazAzamudinTifaniFap
 
Bab 1 Konsep Wilayah dan Tata Ruang.pptx
Bab 1 Konsep Wilayah dan Tata Ruang.pptxBab 1 Konsep Wilayah dan Tata Ruang.pptx
Bab 1 Konsep Wilayah dan Tata Ruang.pptxNadyaFidinaSalam
 
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan SosialPengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan SosialErwin Rasyid
 
Konsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptx
Konsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptxKonsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptx
Konsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptxMukarobinspdMukarobi
 
Geografi - Percepatan Pertumbuhan Wilayah
Geografi - Percepatan Pertumbuhan WilayahGeografi - Percepatan Pertumbuhan Wilayah
Geografi - Percepatan Pertumbuhan WilayahSyifa Sahaliya
 
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruangPpt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangRahmat261158
 
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdfPPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdfirkhamarkhanuljamil
 
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikanrpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikanDiva Pendidikan
 

Similaire à Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang (20)

bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdfbahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
bahan-ajar-kd-3.1-konsep-wilayah-dan-tata-ruang.pdf
 
Konsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahanKonsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahan
 
2993693.ppt
2993693.ppt2993693.ppt
2993693.ppt
 
Geografi Regional Indonesia
Geografi Regional IndonesiaGeografi Regional Indonesia
Geografi Regional Indonesia
 
TATA RUANG.pptx
TATA RUANG.pptxTATA RUANG.pptx
TATA RUANG.pptx
 
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangKPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota Malang
 
Wilayah dan Tata Ruang ..pptx
Wilayah dan Tata Ruang ..pptxWilayah dan Tata Ruang ..pptx
Wilayah dan Tata Ruang ..pptx
 
Wilayah dan perwilayahan.pptx
Wilayah dan perwilayahan.pptxWilayah dan perwilayahan.pptx
Wilayah dan perwilayahan.pptx
 
PERENCANAAN WILAYAH-M.Nurdin.F.pptx
PERENCANAAN WILAYAH-M.Nurdin.F.pptxPERENCANAAN WILAYAH-M.Nurdin.F.pptx
PERENCANAAN WILAYAH-M.Nurdin.F.pptx
 
Bab 1 Konsep Wilayah dan Tata Ruang.pptx
Bab 1 Konsep Wilayah dan Tata Ruang.pptxBab 1 Konsep Wilayah dan Tata Ruang.pptx
Bab 1 Konsep Wilayah dan Tata Ruang.pptx
 
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan SosialPengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
 
Konsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptx
Konsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptxKonsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptx
Konsep Wilayah dan Tata Ruang,.pptx
 
Geografi - Percepatan Pertumbuhan Wilayah
Geografi - Percepatan Pertumbuhan WilayahGeografi - Percepatan Pertumbuhan Wilayah
Geografi - Percepatan Pertumbuhan Wilayah
 
Makalah geografi
Makalah geografiMakalah geografi
Makalah geografi
 
Konsep Dasar IPS.pptx
Konsep Dasar IPS.pptxKonsep Dasar IPS.pptx
Konsep Dasar IPS.pptx
 
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruangPpt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
 
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdfPPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
 
Pembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak imanPembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak iman
 
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikanrpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
rpp revisi 2016 geografi xii rpp diva pendidikan
 
geo.pptx
geo.pptxgeo.pptx
geo.pptx
 

Plus de RiyanAdita

Jadwal ldl daring guru smarsi 2020.2021
Jadwal ldl daring guru smarsi 2020.2021Jadwal ldl daring guru smarsi 2020.2021
Jadwal ldl daring guru smarsi 2020.2021RiyanAdita
 
Bab 1 biologi xii
Bab 1 biologi xiiBab 1 biologi xii
Bab 1 biologi xiiRiyanAdita
 
Materi ekonomi kelas xii pda
Materi ekonomi kelas xii pdaMateri ekonomi kelas xii pda
Materi ekonomi kelas xii pdaRiyanAdita
 
Modul pengunaan aplikasi ldl lms
Modul pengunaan aplikasi ldl lmsModul pengunaan aplikasi ldl lms
Modul pengunaan aplikasi ldl lmsRiyanAdita
 
Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020
Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020
Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020RiyanAdita
 
Jumat endang pendapatan nasional 1 xi mipa
Jumat endang pendapatan nasional 1 xi mipaJumat endang pendapatan nasional 1 xi mipa
Jumat endang pendapatan nasional 1 xi mipaRiyanAdita
 
jumat ekonomi kelas xii k13 n bab 1
jumat ekonomi  kelas xii k13 n bab 1jumat ekonomi  kelas xii k13 n bab 1
jumat ekonomi kelas xii k13 n bab 1RiyanAdita
 
jumat 1 sej.indo.xii mia amelia
jumat 1 sej.indo.xii mia ameliajumat 1 sej.indo.xii mia amelia
jumat 1 sej.indo.xii mia ameliaRiyanAdita
 
jumat Bologi (lm) xi ips angga
jumat Bologi (lm) xi ips anggajumat Bologi (lm) xi ips angga
jumat Bologi (lm) xi ips anggaRiyanAdita
 
Rabu xi sejarah indonesia diyan
Rabu xi sejarah indonesia diyanRabu xi sejarah indonesia diyan
Rabu xi sejarah indonesia diyanRiyanAdita
 
JUMAT purwati bk x ips
JUMAT purwati bk x ipsJUMAT purwati bk x ips
JUMAT purwati bk x ipsRiyanAdita
 
JUMAT dian sej indo x mipa ips
JUMAT dian sej indo x mipa ipsJUMAT dian sej indo x mipa ips
JUMAT dian sej indo x mipa ipsRiyanAdita
 
JUMAT Pjok kelas x sman 1 cikembar
JUMAT Pjok kelas x sman 1 cikembarJUMAT Pjok kelas x sman 1 cikembar
JUMAT Pjok kelas x sman 1 cikembarRiyanAdita
 
JUMAT angga bio lm x ips
JUMAT angga bio lm x ipsJUMAT angga bio lm x ips
JUMAT angga bio lm x ipsRiyanAdita
 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaRiyanAdita
 
Kamis pkwu kelas xii (pengolahan)
Kamis pkwu kelas xii (pengolahan)Kamis pkwu kelas xii (pengolahan)
Kamis pkwu kelas xii (pengolahan)RiyanAdita
 
Kamis xii kimia sifat koligatif larutan kls xii e. dike mariske mp kim
Kamis xii kimia sifat koligatif larutan kls xii e. dike mariske mp kimKamis xii kimia sifat koligatif larutan kls xii e. dike mariske mp kim
Kamis xii kimia sifat koligatif larutan kls xii e. dike mariske mp kimRiyanAdita
 
Kamis annisa sunda11
Kamis annisa sunda11Kamis annisa sunda11
Kamis annisa sunda11RiyanAdita
 
Kamis ekonomi jemi marsela xi ips3 pertemuan ke 1_kamis,13 agustus 2020
Kamis ekonomi jemi marsela xi ips3 pertemuan ke 1_kamis,13 agustus 2020Kamis ekonomi jemi marsela xi ips3 pertemuan ke 1_kamis,13 agustus 2020
Kamis ekonomi jemi marsela xi ips3 pertemuan ke 1_kamis,13 agustus 2020RiyanAdita
 
Kamis ekonomi xi ayi kurlaeli pertemuan ke 1 kamis,13 agustus 2020
Kamis ekonomi xi ayi kurlaeli pertemuan ke 1 kamis,13 agustus 2020Kamis ekonomi xi ayi kurlaeli pertemuan ke 1 kamis,13 agustus 2020
Kamis ekonomi xi ayi kurlaeli pertemuan ke 1 kamis,13 agustus 2020RiyanAdita
 

Plus de RiyanAdita (20)

Jadwal ldl daring guru smarsi 2020.2021
Jadwal ldl daring guru smarsi 2020.2021Jadwal ldl daring guru smarsi 2020.2021
Jadwal ldl daring guru smarsi 2020.2021
 
Bab 1 biologi xii
Bab 1 biologi xiiBab 1 biologi xii
Bab 1 biologi xii
 
Materi ekonomi kelas xii pda
Materi ekonomi kelas xii pdaMateri ekonomi kelas xii pda
Materi ekonomi kelas xii pda
 
Modul pengunaan aplikasi ldl lms
Modul pengunaan aplikasi ldl lmsModul pengunaan aplikasi ldl lms
Modul pengunaan aplikasi ldl lms
 
Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020
Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020
Jemi marsela xi mipa dan ips pertemuan ke 1 dan ke 2_jumat 14 agustus 2020
 
Jumat endang pendapatan nasional 1 xi mipa
Jumat endang pendapatan nasional 1 xi mipaJumat endang pendapatan nasional 1 xi mipa
Jumat endang pendapatan nasional 1 xi mipa
 
jumat ekonomi kelas xii k13 n bab 1
jumat ekonomi  kelas xii k13 n bab 1jumat ekonomi  kelas xii k13 n bab 1
jumat ekonomi kelas xii k13 n bab 1
 
jumat 1 sej.indo.xii mia amelia
jumat 1 sej.indo.xii mia ameliajumat 1 sej.indo.xii mia amelia
jumat 1 sej.indo.xii mia amelia
 
jumat Bologi (lm) xi ips angga
jumat Bologi (lm) xi ips anggajumat Bologi (lm) xi ips angga
jumat Bologi (lm) xi ips angga
 
Rabu xi sejarah indonesia diyan
Rabu xi sejarah indonesia diyanRabu xi sejarah indonesia diyan
Rabu xi sejarah indonesia diyan
 
JUMAT purwati bk x ips
JUMAT purwati bk x ipsJUMAT purwati bk x ips
JUMAT purwati bk x ips
 
JUMAT dian sej indo x mipa ips
JUMAT dian sej indo x mipa ipsJUMAT dian sej indo x mipa ips
JUMAT dian sej indo x mipa ips
 
JUMAT Pjok kelas x sman 1 cikembar
JUMAT Pjok kelas x sman 1 cikembarJUMAT Pjok kelas x sman 1 cikembar
JUMAT Pjok kelas x sman 1 cikembar
 
JUMAT angga bio lm x ips
JUMAT angga bio lm x ipsJUMAT angga bio lm x ips
JUMAT angga bio lm x ips
 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipa
 
Kamis pkwu kelas xii (pengolahan)
Kamis pkwu kelas xii (pengolahan)Kamis pkwu kelas xii (pengolahan)
Kamis pkwu kelas xii (pengolahan)
 
Kamis xii kimia sifat koligatif larutan kls xii e. dike mariske mp kim
Kamis xii kimia sifat koligatif larutan kls xii e. dike mariske mp kimKamis xii kimia sifat koligatif larutan kls xii e. dike mariske mp kim
Kamis xii kimia sifat koligatif larutan kls xii e. dike mariske mp kim
 
Kamis annisa sunda11
Kamis annisa sunda11Kamis annisa sunda11
Kamis annisa sunda11
 
Kamis ekonomi jemi marsela xi ips3 pertemuan ke 1_kamis,13 agustus 2020
Kamis ekonomi jemi marsela xi ips3 pertemuan ke 1_kamis,13 agustus 2020Kamis ekonomi jemi marsela xi ips3 pertemuan ke 1_kamis,13 agustus 2020
Kamis ekonomi jemi marsela xi ips3 pertemuan ke 1_kamis,13 agustus 2020
 
Kamis ekonomi xi ayi kurlaeli pertemuan ke 1 kamis,13 agustus 2020
Kamis ekonomi xi ayi kurlaeli pertemuan ke 1 kamis,13 agustus 2020Kamis ekonomi xi ayi kurlaeli pertemuan ke 1 kamis,13 agustus 2020
Kamis ekonomi xi ayi kurlaeli pertemuan ke 1 kamis,13 agustus 2020
 

Dernier

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 

Dernier (20)

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 

Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang

  • 1. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1 BAHAN AJAR KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG Satuan Pendidikan : SMAN 1Cikembar Mata Pelajaran : Geografi Kelas / Semester : XII / I Materi Pokok : Konsep Wilayah dan Tata Ruang Waktu : 1 X Pertemua (4 X45 Menit) A. Kompetensi Dasar : 3.2 Memahami konsep wilayah dan pewilayahan dalam perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. 4.2 Membuat peta pengelompokkan penggunaan lahan di wilayah kabupaten/kota/provinsi berdasarkan data wilayah setempat. B. Indikator : 1. Mengklasifikasikan jenis-jenis wilayah 2. Menjelaskan konsep wilayah dan pewilayahan 3. Menganalisis metode perwilayahan dan regionalisasi 4. Menganalisis dinamika dan tahapan perkembangan wilayah 5. Menganalisis strategi dalam pengembangan wilayah Anda mungkin pernah naik ke suatu tempat yang lebih tinggi, misalnya puncak gunung, perbukitan, gedung bertingkat, atau naik menara, semacam tugu monumen nasional (Monas). Pada ketinggian tempat tersebut, anda mungkin melihat sebuah hamparan permukaan bumi yang indah dan berkesan. Pada hamparan tersebut tampak suatu tata penggunaan lahan, ada yang digunakan untuk bangunan gedung, jalan-jalan, pertokoan, bahkan ada yang tampak kosong beluk dimanfaatkan. Hal tersebut merupakan gambaran tentang wilayah kota sebagai pusat pertumbuhan. Dalam bab ini, akan dibahas mengengai suatu bentuk wilayah dan pewilayahan serta pusat-pusat pertumbuhannya dan batas wilayah pembangunan di Indonesia.
  • 2. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 2 Gambar. 1. Wilayah pedesaan dan perkotaan Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia Perhatikan gambar-gambar di atas! Itulah bukti adanya proses perkembangan suatu wilayah. Dari wilayah kecil yang sepi dan terpencil kemudian ada sebuah kota megapolitan yang luas dan ramai serta penuh sesak dengan hiruk pikuk kehidupan penghuninya. Suatu wilayah dapat tumbuh dan berkembang apabila didukung oleh potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup. Selain itu, pengaruh wilayah lain yang lebih dahulu menjadi pusat pertumbuhan ikut mendorong cepatnya pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah. Mengapa demikian? Kegiatan ekonomi yang beragam dan interaksi antarwilayah dalam rangka pemenuhan kebutuhan wilayah memainkan peran penting dalam proses ini. Nah, untuk memahami lebih jauh apa dan bagaimana suatu wilayah bisa berkembang menjadi pusat pertumbuhan, ikuti pembahasan materi berikut ini. Suatu wilayah mempunyai karakteristik tertentu sehingga berbeda dengan wilayah yang lain. Pusat pertumbuhan yang muncul di suatu wilayah akan memengaruhi wilayah sekitarnya. Wilayah yang tumbuh dan berkembang diharapkan memberi keuntungan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan penduduknya. Mengapa suatu wilayah dapat tumbuh dan berkembang? Bagaimana mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan yang akan menjadi kota? Bagaimana fenomena geografis dapat dijadikan dasar dalam pengembangan wilayah? Bagaimana menentukan batas-batas wilayah pertumbuhan? Ingin segera mengetahuinya? Anda penasaran? Ikuti pembahasannya berikut.
  • 3. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 3 A. Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1. Wilayah dan Pewilayahan a. Klasifikasi Wilayah Rustiadi dalam Mutaali (2014) mengklasifikasi wilayah spatial ada dua tipe wilayah : (1) wilayah formal, merupakan tempat-tempat yang memiliki kesamaankesamaan karakteristik, dan (2) wilayah fungsional atau nodal, merupakan kosep wilayah dengan menekankan kesamaan keterkaitan antar komponen atau lokasi/tempat. Dengan demikian terdapat tiga konsep wilayah yang dikenal selama ini adalah : (1) wilayah homogen, (2) wilayah fungsional/sistem, (3) wilayah perencanaan/pengelolaan. Beberapa pengertian dasar tentang jenis-jenis wilayah adalah sebagai berikut : 1) Wilayah Homogen/Formal Konsep wilayah homogen lebih menekankan aspek homogenitas (kesamaan) dalam kelompok dan memaksimumkan perbedaan antar kelompok tanpa memperhatikan bentuk hubungan fungsional (interaksi) antar wilayah- wilayahnya di dalamnya. Dengan demikian, wilayah homogen tidak lain adalah wilayah yang diidentifikasikan berdasarkan adanya sumber-sumber kesamaan atau faktor pencirinya yang menonjol di wilayah tersebut. Pada awalnya kriteria yang digunakan adalah kondisi fisik, misalnya topografi, iklim, atau jenis vegetasi. Kemudian, kriteria berkembang menjadi kriteria ekonomi, seperti industri atau tipe pertanian. Bahkan juga digunakan kriteria sosial poilitik, seperti pengaruh partai politik. Gambar. 2. Wilayah pertanian merupakan suatu bentuk wilayah homogen Sumber : http://assets-a2.kompasiana.com/statics 2) Wilayah fungsional / nodal Wilayah fungsional adalah suatu kawasan geografis yang difungsikan menurut jenis dan kekhususan, suatu wilayah yang saling berhubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain.
  • 4. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 4 Gambar. 3. Aktivitas masyarakat pusat pemukiman dengan lereng pegunungan Sumber : https://dynardbam2007.files.wordpress.com Contoh wilayah fungsional, misalnya suatu wilayah lereng pegunungan mulai dari lereng atas sampai dengan lereng kaki, disambung dengan daerah dataran rendang sehingga akhirnya tepi pantai. Penduduk lereng atas hidup dari hasil kebun, penduduk lereng kaki hidup dari hasil pertanian. Adapun penduduk yang berada di dataran hidup darui usaha pelayanan dan jasa. Perbedaan wilayah formal dan fungsional dapat kita lihat pada tabel berikut ini. Tabel. 1. Perbedaan wilayah formal dan fungsional Wilayah Formal (statis, formal region/homogeneous region/uniform region) 1. Menunjukkan kesamaan fisik alam, kesamaan iklim, kesamaan morfologi atau juga kesamaan budaya antara kesatuan alam dan kesatuan manusia 2. Contoh wilayah formal berupa wilayah pesisir barat sumatera, wilayah pesisir barat sumatera, dataran tinggi dieng Wilayah Fungsional (dinamis, functional region/nodal region) 1. Menunjukkan hubungan atau interaksi diantara wilayah-wilayah yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan masyarakat 2. Contoh : a) wilayah pegunungan akan menghasilkan aneka sayur dan buahbuahan b) Dataran rendah menghasilkan padi c) Wilayah pesisir menghasilkan ikan Dalam hal memenuhi kebutuhan hidup ini maka akan terjadi hubungan yang saling melengkapi/mengisi dalam aktivitas masyarakatnya 3) Wilayah administratif –politis Wilayah administratif adalah wilayah perencanaan atau pengelolaan yang memiliki landasan yuridis-politis yang paling kuat.Di Indonesia disebut
  • 5. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 5 dengan daerah otonom, seperti negara, provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, dan desa atau kelurahan. 4) Wilayah perencanaan / pengelolaan Wilayah perencanaan dapat berwujud wilayah administratif dan non administratif baik homogen maupun fungsional, seperti batas ekologi dan fungsional lain. Penatapan batas wilayah perencanaan berdasarkan tujuan atau kepentingan perencanaan program. Secara sederhana konsep wilayah perencanaan didefinisikan sebagai wilayah yang dibatasi berdasarkan kenyataan sifat-sifat tertentu pada wilayah tersebut yang bisa bersifat alamiah maupun non alamiah yang sedemikian rupa sehingga perlu direncanakan dalam kesatuan wilayah perencanaan. Oleh karena penggunaan istilah wilayah mempunyai kecendrungan meluas menyangkut berbagai aspek dan disiplin maka perlu untuk merumuskan konsepsi wilayah secara sistematis. Konsepsi wilayah dapat dibagi atas tiga golongan besar yaitu: 1) Konsepsi wilayah ditinjau dari hierarkinya Konsepsi wilayah ditinjau dari hierarkinya didasarkan atas segi : 1. Ukuran (size) 2. Bentuk (Form) 3. Fungsi (function) 4. Faktor lainnya Konsepsi wilayah dapat berupa gabungan dari berbagai factor tersebut Wilayah Berdasarkan Tipenya Formal Fungsional Berdasarkan Hierarkinya Ukuran ( )Size Bentuk (Form) Fungsi (Function) Berdasarkan Kategorinya Wilayah bertopik tunggal Wilayah bertopik banyak Wilayah Total Wilayah Pengelolaan Pembangunan
  • 6. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 6 2) Konsepsi wilayah ditinjau dari kategorinya Konsepsi wilayah ditinjau dari kategorinya terdiri atas beberapa jenis wilayah, yaitu a) Wilayah bertopik tunggal (single topic region) Penetapan region atau wilayah yang didasarkan pada salah satu aspek geografi. Contoh kemiringan lereng dapat menunjukkan ketampakan dari suatu daerah, apakah termasuk daerah yang datar, landai, atau terjal. b) Wilayah bertopik gabungan (Combined topic region) Penetapan wilayah yang mendasarkan pada beberapa topik yang berbeda satu sama lain. Contohnya wilayah pertanian, wilayah ekonomi dan lainnya c) Wilayah bertopik banyak (multiple topic region) Penetapan wilayah yang didasarkan pada beberapa faktor geografi. Oleh karena wilayah ini merupakan gabungan beberapa topic yang berbeda maka disebut juga dengan wilayah berciri banyak (multiple feature region) Contoh penetapan wilayah berdasarkan iklim yaitu iklim tropik, subtropik, sedang, dan dingin. Di katakan berciri majemuk karena iklim terbentuk dari beberapa unsur seperti suhu, curah hujan, dan angin. d) Wilayah total (total region) Penetapan wilayah yang didasarkan pada banyak faktor menyangkut lingkungan alam, lingkungan biotik, maupun manusia. Contoh ekosistem mangrove, dikatakan bercirikan keseluruhan karena melibatkan faktor alam, biotik, dan manusia di sekitarnya. e) Wilayah pengelolaan pembangunan (compage region) Penetapan wilayah yang didasarkan aktifitas pembangunan yang dilakukan untuk melestarikan dan mengembangkan sumber daya.
  • 7. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 7 Tabel. 2. Wilayah berdasarkan kategorinya Wilayah berdasarkan Kategorinya Jenis Definisi Contoh 1. Single topic region (Wilayah bertopik gabungan) Wilayah yang eksistensinya didasarkan pada satu kriteria geografi kemiringan lereng dapat menunjukkan ketampakan dari suatu daerah, apakah termasuk daerah yang datar, landai, atau terjal 2. Combined topic region (Wilayah bertopik gabungan) Wilayah yang eksistensinya didasarkan pada gabungan (lebih dari satu) macam kriteria (topik yang sama) Wilayah iklim gabungan dari curah hujan dan temperatur, tekanan udara serta angina 3. Multiple topic region (Wilayah bertopik banyak) Wilayah yang eksistensinya mendasarkan pada beberapa topik yang berbeda satu sama lain Wilayah pertanian (gabungan dari topik fisik atau tanah, hidrologi dan topik tanaman) 4. Total Region (Wilayah total) Delineasi wilayah yang menggunakan semua unsur wilayah. Kesatuan politik (administrasi) sebagai dasar Wilayah administrasi desa, kecamatan, kabupaten, provinsi 5. Compage region (Wilayah Pengelolaan Pembangunan) Tidak mendasarkan pada banyak sedikitnya topik, tetapi aktivitas manusia yang menonjol Semacam wilayah perencanaan. Misalnya wilayah miskin dan wilayah bencana b. Konsep Wilayah dan Pewilayahan 1) Konsep Wilayah Wilayah secara umum dapat diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang dapat dibedakan dalam hal-hal tertentu dari daerah sekitarnya. Defenisi tentang wilayah dapat dibuat berdasarkan gejala kemanusian (human phenomena), gejala alamiah (natural phenomena) dan berdasarkan gejala-gejala geografis (geographical phenomena). “wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya, yang dibatasi oleh lingkup pengamatan tertentu”. “Kawasan adalah wilayah yang teritorialnya didasarkan pada pengertian dan batasan fungsional (fungsi spesifik), misalnya kawasan pusat kota, kawasan perdagangan, kawasan hutan, kawasan rawan bencana, pertambangan dan sebagainya”. “Daerah adalah suatu teritorial dimana makna dan batasan serta perwatakannya didasarkan pada kewenangan administrasi pemerintah (Propinsi, Kabupaten,
  • 8. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 8 Kota, Kecamatan, dan Desa)”. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya dutentukan berdasarkan aspek administratif dan aspek fungsional. (Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 dan PP Nomor 26 Tahun 2008). Berdasarkan batasan tersebut terdapat beberapa kata kunci diantaranya : a) Ruang yaitu wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk hidup lainnya hidup dan melaukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya. Unsur ruang meliputi lokasi, jarak, bentuk dan ukuran. b) Kesatuan geografis yaitu dimensi geometri dan referensi geografis mengacu kepada wujud fisik wilayah. c) Unsur wilayah, meliputi komponen alam fisik dan biotik, komponen manusia (soial ekonomi dan budaya), komponen buatan hasil cipta manusia, teknologi. d) Dibatasi lingkup pengematan tertentu, baik yang berdimensi homogenitas, fungsional, maupun admintratif. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah merupakan suatu kesatuan area di permukaan bumi yang mempunyai ciri dan sifat tertentu yang terjadi karena hubungan yang kompleks antara unsure tanah, air, tanaman, binatang dan manusia. 2) Konsep Perwilayahan Perwilayahan atau regionalisasi diartikan sebagai upaya mengelompokkan bagian-bagian permukaan Bumi untuk tujuan tertentu. Misalnya pembagian wilayah menurut iklim, ketinggian tempat, topografi wilayah, dan lain sebagainya. Tujuan perwilayahan sebagai berikut. a) Untuk meratakan pembangunan di semua wilayah sehingga dapat mengurangi kesenjangan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. b) Memudahkan koordinasi berbagai program pembangunan pada tiap daerah. c) Mensosialisasikan berbagai program pembangunan kepada aparatur pemerintah dan masyarakat serta para pengusaha. c. Analisis Perwilayahan, Dinamika dan Strategi Pengembangan Wilayah 1) Metode Perwilayahan dan regionalisasi Metode perwilayahan digolongkan menjadi dua, yaitu: a) Penyamarataan Wilayah (regional generalization) Penyamarataan wilayah adalah suatu proses untuk usaha membagi permukaan bumi atau membagi permukaan bumi tertentu menjadi beberapa bagian dengan cara mengubah atau menghilangkan faktor-faktor tertentu dalam populasi yang dianggab kurang penting atau kurang relevan, dengan maksud untuk menonjolkan karakter tertentu.
  • 9. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 9 b) Klasifikasi Wilayah (Regional Classification) Klasifikasi adalah metode untuk mengatur data secara sistematis menjadi golongan-golongan atau beberapa bagian yang dalam hal ini dapat berupa grup, kelas, atau keluarga. Klasifikasi wilayah adalah usaha untuk mengadakan penggolongan wilayah secara sistematis kedalam bagianbagian tertentu berdasarkan properti tertentu. Penggolongan tersebut haruslah memperhatikan keragaman sifat dan semua unit (wilayah). 2) Faktor Dinamika Perkembangan Wilayah Muta′ali (2008) menjelaskan tentang dinamika perkembangan wilayah dengan mengilutrasikan elemen faktor dari dinamika wilayah tersaji dalam gambar berikut: Bagan 1. Keterkaitan elemen faktor dalam dinamika wilayah Berdasarkan gambar tersebut, dinamika wilayah dari dimensi tahun 0 ke tahun n secara keruangan ditandai dengan perkembangan fisik spasial dan non spasial. Perkembangan fisik wilayah terjadi dalam bentuk ekstensifikasi (perluasan wilayah) dan intensifikasi (Pemadatan pemanfaatan ruang). Sedangkan perkembangan non spasial dicirikan oleh perbaikan dan kenaikan idikator, sosial, ekonomi, budaya dan administrasi, seprti pertumbuhan ekonomi, kenaikan pendapatan, perbaikan pendidikan dan kesehatan masyarakat termasuk angka kualitas manusia dan juga perbaikan admistrasi wilayah. Dinamika perkembangan wilayah dipengaruhi faktor internal, ekstenal,, politis atau kebijakan, dan faktor historis. a) Faktor internal Faktor internal dalam perkembangan suatu wilayah minimal dipengaruhi oleh lima faktor dan berperan terhadap optimalisasi sumberdaya suatu wilayah, yaitu sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya buatan, sumberdana, dan sumberdaya teknologi. Dinamika wilayah Faktor managemen Faktor eksternal (iInteraksi interpedency) Faktor internal (Sumber daya wilayah) Faktor historis (Sejarah, sosial, ekonomi dan budaya) Faktor geografis (Posisi dan letak geografi)
  • 10. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1 0 b) Faktor eksternal Faktor eksternal berhubungan dengan dua faktor yakni: (1) Faktor interaksi, interelasi, interpedensi, dengan wilayah lain (2) Faktor aksesibilitas (keterjangkauan). Semakin tinggi kedua faktor eksternal bekerja maka proses dinamika wilayah akan semakin tinggi dan sebaliknya c) Faktor geografis Berhubungan erat dengan konsep posisi dan jarak wilayah terhadap wilayah lain. Jarak mempengaruhi biaya transportasi dan pada akhirnya berpengaruh terhadap biaya produksi dan berdampak pada naiknya daya saing wilayah dikarenakan output regional memilki harga rendah dan efisien. Selain itu, posisi absolut dan relatif wilayah terhadap pusat pertumbuhan ekonomi (growth center) dan wilayah perkotaan memberikan peluang berusaha dan berkembang lebih cepat dibandingkan wilayah yang jauh. d) Faktor managemen wiayah Berkaitan dengan aspek leadership, politik, kelembagaan dan kebijakan. e) Faktor historis Maisng-masing wilayah dalam perkembangannya memiliki sejarah tersendiri, baik yang bersifat sosial budaya maupun ekonomi 3) Tahapan Perkembangan Wilayah a) Tahapan perkembangan wilayah dalam tinjauan sosial ekonomi (1) Teori pentahapan perpektif klasik James Stuart dan Adam Smith menjelaskan 3 tahapan, yaitu (1) tahap dominasi pertanian, yang menetukan perkembangan dan distribusi penduduk, memunculkan sektor pendukung, (2) kegiatan ekonomi beragam, khususnya jasa dan perdagangan, yang mendukung pertanian dan, (3) industrialisasi, untuk peningkatan produktivitas dan memenuhi kebutuhan. Friederich List (1844), mengungkan lima tahap perkembangan wilayah yaitu , (1) kehidupan masyakat primitif, (2) pekebunan, (3) pertanian, (4) manufaktur dan (5) perdagangan (2) Teori tahap tinggal landas WW Rostow (1960) mengelompokan tahapan pembangunan dalam lima tahapan, yaitu (1) masyarakat tradisional, berciri statis dan mendominasi kegiatan pertanian, ilmu pengetahuan dan teknolodi belum maju. Masyarakatnya konservatif dan sulit berubah. Produksi sangat terbatas, masyarakat statis, produksi hanya dipakai untuk konsumsi. Tidak ada investasi. (2) Pra kondisi untuk tinggal landas, ditandai dengan perubahan revolusioner dalam masyarakat (terjadi akibat campur tangan dari luar). Tabungan masyarakat mulai ada dan berkemabang. Investasipun terjadi, termasuk juga dalam pendidikan dan kesehatan. (3) Masa tinggal landas, hambatan ekonomi sudah tidak ada. Investasi
  • 11. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1 1 berjalan efektif hingga mencapai 5-10% dari pendapatan nasional. (4) Masa pendewasaan, masyarakat terus bergerak maju. Investasi 10-20% dari pendapatan nasional. Industri berkemang pesat. Pertumbuhan ekonomi meluas kesemua sektor ekonomi yang ada. Keadaan ini dapat dicapai sekitar 40-60 tahun dari tahap lepas landas. (5) Konsumsi masyarakat tinggi. Pada periode ini, investasi untuk meningkatkan tidak lagi menjadi tujuan yang paling utama. Seseudah taraf kedewasaan dicapai, surplus ekonomi akibat proses politik yang terjadi dialokasikan untuk kesejahteraan sosial dan penambahan dana sosial. b) Tahapan perkembangan wilayah dalam tinjauan geografis Tahapan perkembangan secara geografis diawali dari (1) pusat kota sebagai pusat pemikman yang terus berkembang dan jika mencapai titik jenuh berkembang ke arah (2) pinggiran kota dan selanjutnya menjadi perkotaan yang besar dan luas. Selanjutnya perkmbangan mengarah ke area (3) koridor transpotasi yang menghubungkan antar kota satu dengan kota yang lain, dan secara alamiah juga berdampak pada perkembangan wilayah (4) pedesaan. 4) Strategi Pengembangan Wilayah Dari berbagai kajian literatur telah banyak strategi yang dilakukan dalam pengembangan wilayah dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi masingmasing wilayah dan negara. Di bawah ini akan disampaikan bentuk strategi yang bersifat klasik yang masih digunakan sebagai dasar dalam penyusunan strategi kebijakan pengembangan wilayah, diantaranya disampaikan Rondinelli (1985), ada tiga konsep strategi dalam pengembangan wilayah, yaitu : ada tiga konsep strategi dalam pengembangan wilayah yaitu : (1) kutub-kutub pertumbuhan (growth pole), (2) integrasi fungsi (functional integration), dan (3) pendekatan pendesentralisasian wilayah (decentralized territorial approches). Selain itu ditambahkan strategi rural urban linkages dan strategi regional networking. Secara singkat strategi-strategi tersebut diuraikan sebagai berikut : a) Kutub-Kutub Pertumbuhan (growth pole) Growth Pole atau kutub pertumbuhan pertama kali dipergunakan oleh Francois Perroux (1950). Dengan tesisnya : “pertumbuhan tidak terjadi disembarang tempat dan juga tidak terjadi secara serentak, tetapi pertumbuhan terjadi pada titik-titik atau kutub-kutub pertumbuhan dengan intensitas yang berubah-ubah, lalu pertumbuhan itu menyebar sepanjang saluran yang beraneka ragam dan dengan pengaruh yang dinamis terhadap perekonomian wilayah”. Dalam konteks pertumbuhan, Francois Perroux menyatakan bahwa yang menjadi medan magnet adalah kegiatan industri. Industri-industri dan kegiatankegiatan yang akan berkembang dan membentuk kutub pertumbuhan tersebut memilki beberapa ciri-ciri sebagai Leading Industries dan Propulsive Industries, antara lain : Karakteristik Leading Industries.
  • 12. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1 2 (1) Relatif baru, dinamis, dan mempunyai teknologi yang maju yang menginjeksikan iklim pertumbuhan ke dalam suatu daerah. (2) Permintaan terhadap produknya memilki elastisitas pendapatan yang tinggi, produk tersebut biasanya dijual ke pasar-pasar nasional. (3) Mempunyai berbagai kaitan antar industri yang kuat dengan sektorsektor lainnya. Karakteristik Propulsive Industries. (1) Relatif besar. (2) Tingkat dominasinya tinggi, yaitu kebalikan dari tingkat ketergantungan industri lain terhadap industri tersebut. (3) Menimbulkan dorongan yang nyata terhadap linkungan. (4) Mempunyai kemampuan berinovasi yang tinggi. Friedman memperkaya konsep growth pole dengan mengemukakan konsep Center-Periphery (pusat-pinggiran). Pengembangan wilayah menurut Friedman akan melahirkan kota utama dan wilayah sekitarnya yang menjadi inti (core), dari sistem kota-kota nasional dan pinggiran (periphery) yang berada diluar dan bergantung pada inti. Dampak positif strategi growth pole Konsep kutub pertumbuhan memberikan peluang untuk mendekatkan dua cabang penting dalam analisis regional, yaitu analisis mengenai pertumbuhan ekonomi regiaonal dan analisis stuktur ruang regional. (1) Konsep kutub pertumbuhan memberikan kemungkinan pemakaian dan pengembangan teknik-teknik analisis input-output, aglomerasi, dsb. (2) Konsep kutub pertumbuhan ini dapat digunakan sebagai alat strategi intervensi oleh pemerintah dalam menetapkan kebijaksanaankebijaksanaan investasi bagi pembangunan daerah. Dampak negatif strategi growth pole (1) Kerangka permasalahan sering dikembangkan dalam setting masyarakat industri dan cendrung tidak melihat problem spesifik wilayah. (2) Dalam hubungan pusat-pinggiran, efek balik sering bekerja lebih cepat dari efek pemancaran. b) Strategi Disentralisasi Teritorial Pendekatan disentralisasi teritorial merupakan strategi pembangunan dari bawah (development from below). Staregi dari bawah ini memberikan alternatif bagi elemen-elemen dalam pembangunan seperti alokasi faktor produksi, sistem pertukaran, pembentukan organisasi sosial ekonomi yang
  • 13. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1 3 spesifik, dan perubahan konsep dasar pembangunan yang hanya menekankan konsep ekonomi. Menurut Stohr (1981) teori pembangunan disentralisasi ini didasarkan pada beberapa hipotesa, yaitu: (1) Kegagalan strategi devolopment from above di banyak negara dalam menciptakan integrasi ekonomi wilayah, yang berakibat pada pada ketimpangan wilayah. hal ini diakibatkan tidak terjadinya integrasi ekonomi dari program-program pembangunan yang dikembangkan dalam skala besar. (2) Kondisi fisik dan sosial ekonomi internal merupakan kunci sukses penerapan strategi pembangunan. (3) Dorongan bagi pengembangan suatu konsep pembangunan hendaknya berasal dari masyarakat dengan mempertimbangkan sumber daya lokal. (4) Sistem ekonomi lokal berperan dalam membentuk pola interkasi ekonomi antar wilayah untuk meningkatkan nilai tukar barang produksi lokal sehingga tidak hanya memiliki nilai guna namun juga memeliki nilai tukar. Berbeda dengan strategi pembangunan dari atas, strategi pembangunan dari bawah ini tidak didukung oleh teori-teori ekonomi yang berstuktur jelas. Hanya terdapat beberapa konsep pengembangan wilayah yang dikembangkan berdasarkan strategi ini seperti konsep Agropolitan Development (dikembangkan oleh Fredman dan Douglass). c) Strategi Agropolitan Strategi ini pembangunan tidak hanya kemajuan ekonomi yang sentralistik, tetapi memberikan kesempatan bagi individu-individu, kelompok-kelompok sosial dan organisasi masyarakat untuk memobilisasi kemampuan dan sumberdaya lokal bagi kemajuannya. Pendekatan ini menitik beratkan pada upaya untuk menciptakan dorongan bagi pembangunan dinamis di wilayah-wilayah pedesaan yang relatif terbelakang. Alasan munculnya strategi agropolitan atau tipe-tipe pembangunan dari bawah antara lain: (1) Kegagalan strategi devolopment from above, yang berakibat pada ketimpangan wilayah, karena konsentrasi pada program pembangunan skala besar (large scale). (2) Kondisi fisik dan sosial ekonomi internal merupakan kunci sukses penerapan strategi pembangunan. (3) Konsep pembangunan hendaknya berasal dari masyarakat itu sendiri dengan mempertimbangkan sumberdaya lokal dan partisipasi. (4) Sistem ekonomi lokal harus berperan dalam membentuk pola interaksi ekonomi antar wilayah.
  • 14. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1 4 d) Strategi Integrasi Spasial (Functional Spatial Integration) Strategi integrasi spasial merupakan jalan tengah antar pendekatan sentralisasi yang menekankan pertumbuhan pada wilayah perkotaan (metropolitan) dan desentralisasi yang menekankan penyebaran investasi dan sumberdaya pembangunan pad kota-kota kecil dan pedesaan. Hali ini dilakukan dengan menciptakan suatu jaringan produksi, distribusi, dan pertukaran yang mantap mulai dari desa – kota kecil - kota menegah - kota besar (metropolitan). Pendekatan altrnatif ini didasari pemikiran bahwa dengan adanya integrasi sistem pusat-pusat pertumbuhan yang berjenjang dan berbeda karakteristik fungsionalnya, maka pusat-pusat tersebut akan memacu penyebaran pembangunan wilayah. Pendekatannya adalah memacu perkembangan sektor pertanian yang diintegrasikan dengan sektor industri pendukungnya. Dengan begitu sasaran strategi ini adalah meningkatkan produksi pertanian, memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan bagi sebagian besar penduduk. e) Strategi Pengembangan Kota-Kota Kecil Menengah. Dengan semakin berkembangnya kota-kota besar dengan permasalahannya, maka sejak dua dekade terakhir ini berbagai pihak mulai menyadari pentingnya strategi pengembangan peranan kota kecil dan kota menengah sebagi bagian dari upaya penyelesaian permasalahan yang terjadi di kota besar dan metropolis.(Peter Hall, 1975). Beberapa alasan yang mendasari potensi strategis pembangunan kota kecil dan menengah, diantaranya adalah dekonsentrasi perkotaan, khususnya akibat over-population di perkotaan besar (metropolitan) yang mengakibatkan peningkatan harga dan nilai lahan dan kebutuhan sosial ekonomi serta penurunan kualitas lingkungan perkotaan. Berikut peranan yang harus dilakukan oleh kota-kota kecil menengah dalam mendorong pembangunan wilayah pedesaan adalah sebagai berikut: (1) Pusat untuk menyediakan barang-barang tahan lama dan tidak tahan lama. (2) Pusat jasa publik dan jasa privat. (3) Sebagai penghubung kepasar yang lebih besar bagi produk-produk pedesaan. (4) Pusat suplai faktor-faktor produksi. (5) Pusat agro-processing dan resource-processing. (6) Pusat pengetahuan dan informasi. f) Strategi Rural Urban Lingkages Strategi growth pole telah mengakibatkan polarisasi atau kesenjangan spasial wilayah, khususnya wilayah pedesaan dan perkotaan. Karena
  • 15. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1 5 kebijakan lebih menguntungkan kawasan perkotaan, pada saat yang sama memperlemah daerah pedesaan. Pada tahun 1980 strategi keterkaitan desakota muncul. Bappenas, UNDP dan UNHCR melakukan joint program tentang keterkaitan desa-kota pada tahun 1998 yang diberi nama PARUL (poverty Alleviation Through Rural-Urban Linkages) yang dilksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara serta Kota Sorong. Sebelumnya UNHCRD juga melakukan pilot project di Daerah Istimewa Yogyakarta tentang keterkaitan desa-kota. Keterkaitan (linkages) diartikan sebagai hubungan atau interaksi antar wilayah yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, dan saling komplementaritas dan take and give. Prandhan (2003) mengemukakan bahwa dalam system interaksi antar wilayah terdapat tiga komponen utama, yaitu : (1) Wilayah perkotaan adalah tempat produksi barang (industri), pelayanan, teknologi, ide-ide, dan kesempatan kerja dan upah yang tinggi. (2) Wilayah pedesaan merupakan tempat dihasilkannya bahan mentah, produksi pertanian, kerajinan dan industri kecil rumah tangga, tenaga kerja dan modal. (3) Saran dan prasarana serta kelembagaan yang memungkinkan terjadinya interaksi antar wilayah perkotaan dan pedesaan, khususnya tranportasi dan komunikasi. g) Strategi Regional Networking Model ini merupakan respon kegagalan konsep growth poles yang justru memberikan efek balik backwash effect yang merugikan pembangunan pedesaan dan menimbulkan kesenjangan yang semakin melebar antar pedesaan dan perkotaan. Perbedaan antara konsep growth poles dengan regional networking meliputi lima aspek, yaitu : (1) Aspek pengembangan sektor basis, dalam regional networking model semua sektor dapat dijadikan sebagai leading sector dalam pengembangan ekonomi wilayah tergantung potensi masing-masing wilayah. Sedangkan growth poles model lebih fokus pada ekonomi perkotaan. (2) Aspek sistem perkotaan, pada model growth poles pengembangan sistem perkotaan berdasrkan system center place dengan menerapkan hubungan pusat dan hinterland. Sedangkan model regional networking selain model hubungan pusat dengan hinterland juga memperhatikan hubungan yang sifatnya horizontal. (3) Aspek keterkaitan desa-kota (Urban-Rural Linkages). growth poles : menekankan hubungan desa-kota yang besifat satu arah. regional networking : memberikan posisi yang seimbang dan dua arah antara perkotaan dan pedesaan.
  • 16. Bahan Ajar Geografi Kelas XII SMA SMAN1 Cikembar Konsep Wilayah dan Tata Ruang 1 6 (4) Aspek Perencanaan (Style of Planning), growth poles : bersifat top-down yang mengandalkan pada perencanaan sektoral melalui kantor pemerintahan dan bawahannya. regional networking : bersifat bottom-up dengan prinsip desentralisasi,dimana daerah dan masyarakat ikut terlibat lebih aktif. (5) Aspek Kebijakan (Major Policy Areas) growth poles: berorentasi pada tujuan menarikpelaku ekonomi dan investasi sebesar-besarnya dipusat pertumbuhan,sehingga kebijakan intensif, perpajakan, tax holiday menjadi pilihan utama. regional networking: tipe kebijakan yang diambil mengarah pada perluasan infrastuktur pedesaan, yang lebih menekankan kepada pembangunan jalan lokal dan jaringan transportasi diantara pedesaan dan perkotaan.