SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kosmologi atau yang juga dikenal dengan philosophy of nature (filsafat
alam semesta), secara etimologis berasal dari akar kata bahasa Yunani, yakni
kosmos yang berarti “susunan atau keteraturan”; dan logos yang berarti “telaah
atau studi” (Siswanto, 2005: 1). Sedangkan secara terminologis, Runes
mendefinisikannya sebagai a branch of philosophy which treats of the origin and
the structure of the universe (Runes, 1971: 60). Yakni cabang filsafat yang
membicarakan asal-usul dan struktur alam semesta.
Louis Kattsoff mempergunakan istilah kosmologi dalam dalam dua
pengertian, yaitu: pertama, penyelidikan filsafat mengenai istilah-istilah pokok
yang terdapat dalam fisika, ruang, waktu, dan lain sebagainya. Kedua,
praaggapan-praanggapan yang terdapat dalam fisika sebagai ilmu tentang jagat
raya. Dan untuk membedakannya dengan ontologi, bidang ini disebut juga dengan
’filsafat fisika’ atau ’filsafat ilmu-ilmu alam’ (Kattsoff, 2004: 231-232).
A. F. Taylor dalam elements of metaphysic (1924: 3-30), memerikan
problem-problem kosmologi dalam beberapa aspek, yakni: ruang (space), waktu
(time), gerak (motion), jarak bintang (magnitude), gaya (force), materi (matter),
perubahan (change), interaksi (interaction), bilangan (number), kualitas (quality),
dan kausalitas (causality).
Jadi, dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan istilah kosmologi secara
umum memiliki pengertian sebagai berikut, yakni: pertama, ilmu tentang alam
2
semesta sebagai sistem yang rasional dan teratur. Kedua, merupakan cabang ilmu
pengetahuan, khususnya bidang astronomi yang berupaya membuat hipotesis
mengenai asal, struktur, ciri khas, dan perkembangan alam fisik berdasarkan
pengamatan dan metodologi ilmiah. Ketiga, ilmu yang memandang bahwa alam
semesta sebagai keseluruhan yang integral; dan bagian dari alam semesta itu
berdasarkan pengamatan astronomi, merupakan suatu bagian dari keseluruhan
tersebut. Keempat, secara tradisional kosmologi diposisikan sebagai cabang
metafisika yang menelaah mengenai asal dan susunan alam semesta, penciptaan
dan kekekalannya, vitalisme dan mekanisme, kodrat hukum, ruang, waktu, serta
kausalitas. Analisis kosmologi mencoba mencari apa yang berlaku bagi dunia ini,
dan ontologi berusaha mencari relasi-relasi dan diferensiasi-diferensiasi yang
mungkin berlaku dalam dunia (Bagus, 2002: 499).
Disiplin keilmuan kosmologi telah mengalami perkembangan pesat,
seiring dengan perjalanan sejarah sebagaimana cabang keilmuan lain. Berawal
dari tradisi pemikiran Yunani kuno, dipelopori oleh filsuf-filsuf alam, sampai
kekinian kita, telah lahir pelbagai corak pemikiran kosmologi yang beragam
sesuai dengan titik-pijak, orientasi, dan perspektifnya. Ditelaah dari watak dan
karakternya, pemikiran kosmologi dapat diklasifikasi dalam enam mainstream
(arus besar) pemikiran yakni; spekulatif, ilmiah, kritik, matematis, baru (pasca-
Einstein), dan sintesis.
Pertama, kosmologi spekulatif. Pemikiran kosmologi jenis ini dibangun
atas dasar kerangka epistemologi yang menitikberatkan pada kemampuan
kontemplasi yang bersifat spekulatif. Meskipun begitu, pada tahap pemikiran ini
3
sudah dilakukan pengamatan langsung atau observasi dalam pengertian yang
paling sederhana. Misalnya pandangan Demokritos yang menegaskan bahwa
arkhe alam semesta ialah atom dan ruang kosong; ini jelas merupakan hasil olah
nalar spekulatif murni. Sejarah menuturkan bahwa waktu itu belum ditemukan
alat apa pun yang memungkinkan seseorang dapat mengetahui keberadaan atom
dan ruang kosong.
Kedua, kosmologi ilmiah. kosmologi model ini bekerja dengan alat dan
kerangka atau desain metode yang kerja dan produknya dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Ketiga, kosmologi kritik. Model kosmologi yang lahir sebagai jawaban
atas keberatan-keberatan terhadap kosmologi spekulatif. Tokoh yang
dikategorikan sebagai pemikir kosmologi kritik ialah Emmanuel Kant, karena ia
memiliki ciri yang unik dan berbeda dengan model pemikiran kosmologi lain. Ia
berusaha mengatasi kelemahan-kelemahan kosmologi spekulatif dengan metode
kritisisme.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka di dapatkan rumusan masalahnya
sebagai berikut : bagaimana pembahasan pengenai ruang waktu dan gerak ?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah
Tujuan dan manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
menjelaskan mengenai kosmologi ruang waktu dan gerak.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kosmologi
Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari alam semesta, kosmos. Kosmos
adalah kata yang digunakan dalam pemikiran metafisik Yunani awal, yang berarti
‘harmoni’ atau ‘keteraturan’ (order) sebagai lawan ‘kekacauan’ (chaos). Dalam
salah satu teori penciptaan Yunani, chaos adalah materi acak (formless) dari
kosmos, atau keteraturan harmonis yang diciptakan (EP: ‘Kosmology’, II: 237-
244; ‘Chaos dan Cosmos’, II: 80 – 81). Dan waktu adalah salah satu masalah
paling mendasar dalam filsafat dan kosmologi, karena seluruh eksistensi tidak lain
adalah rangkaian peristiwa dalam waktu. Semua orang merasakan waktu, tetapi
kebanyakan orang tidak mempertanyakannya karena terbiasa dialami setiap hari
dalam banyak hal dan begitu lumrah. Namun, hal itu jauh lebih sulit untuk
memahami hakikat filosofis waktu dan karakteristiknya.
Sepanjang sejarah filsafat, banyak pandangan yang bertentangan telah
muncul untuk mendiskusikan dan menggambarkan aspek yang berbeda dari
waktu, dan beberapa hipotesis terbaru telah muncul dalam kosmologi modern.
Namun, masih merupakan impian setiap fisikawan untuk mengungkap realitas
waktu, terutama karena semua teori modern telah sampai pada kesimpulan bahwa
waktu adalah kuncinya.
5
B. Gambaran singkat dari Model Kosmologi Awal
Dimulai pada abad kedua belas, Imuwan Arab, ahli-ahli Taurat (scribes)
dan berbagai penerjemah secara bertahap yang memperkenalkan Eropa terhadap
ilmu astronomi seperti yang dikembangkan dalam peradaban Islam berdasarkan
model Helenistik sebelumnya (terutama Ptolemy dan Aristoteles). Tetapi begitu
Gereja Katolik telah memutuskan untuk mengadopsi model geocentric1[1]
Ptolemaic atau kosmologis Aristoteles sebagai prinsip teologis, ilmuwan yang
mengkritik model ini dianggap sebagai bid’ah (heretics). Oleh karena itu,
Ilmuwan Polandia Nicolai Copernicus (1473-1544 AD) yang mengemukakan
model heliosentris-nya secara anonim, dan bukunya De Revolutionibus orbium
Caelestium (On the Revolutions of the Heavenly Orbs), tidak dipublikasikan
sampai tahun 1543, hanya satu tahun sebelum kematiannya. Dalam model ini,
Copernicus mempostulatkan bahwa Matahari dan bintang-bintang diam
(stationary) dan bumi serta planet-planet beredar mengelilingi matahari dalam
orbits lingkaran.
Hal itu tidak sampai pada tahun 1609, ketika Galileo menemukan teleskop,
bahwa model geosentris Aristoteles dan Ptolemy alam semesta benar-benar tidak
digunakan oleh para peneliti berpengetahuan dan digantikan oleh model
heliosentris (Drake 1990: 145-163). Pada waktu yang hampir sama (1609-1619),
ilmuwan Johannes Kepler merumuskan tiga pernyataan matematis yang secara
akurat menggambarkan revolusi planet di sekitar Matahari. Pada tahun 1687,
dalam buku utamanya berjudul Philosophiae Naturalis Principia Mathematica,
Isaac Newton memberikan teori gravitasi yang terkenal, yang mendukung model
6
Copernican dan menjelaskan bagaimana benda (bodies) secara umum bergerak
dalam ruang dan waktu (Hall 1992: 202).
Mekanika Newton cukup baik untuk diterapkan pada tata surya, tetapi
teori kosmologisnya sepenuhnya tidak benar sejauh ia masih menganggap, seperti
Aristoteles, bahwa bintang-bintang berposisi tetap dan alam semesta di luar tata
surya bersifat statis. Meskipun alam semesta yang dinamis dengan mudah dapat
diprediksi menurut teori gravitasi Newton, namun keyakinan pada alam semesta
statis Aristoteles begitu dalam dan kuat sehingga bertahan selama tiga abad
setelah Newton (Benih 1990: 86-107).
Pada tahun 1718, Edmund Halley membandingkan posisi bintang yang
dicatat oleh Babyilonians dan astronom kuno lainnya dengan pengamatan terbaru
dan dketahui bahwa posisi bintang-bintang tidak sama seperti possi ribuan tahun
sebelumnya. Kenyataannya, posisi bintang-bintang mengalami perpindahan
meskipun dengan jarak yang relatif kecil. Ini disebut ‘gerak semestinya’ (proper
motion)‘, yang merupakan gerakan bintang yang jelas (tegak lurus terhadap garis
pandang) sehubungan dengan latar belakang bintang-bintang yang sangat jauh.
Pada tahun 1783, William Herschel menemukan gerakan matahari, yakni gerak
relatif Matahari terhadap bintang-bintang di lingkungan galaksi tersebut. Herschel
juga menunjukkan bahwa Matahari dan bintang-bintang lainnya tersusun seperti
‘butiran kasar dalam gerinda’ (grains of abrasive in a grindstone) (Ferguson 1999:
162-165), yang sekarang disebut galaksi Bima Sakti. Lebih dari satu abad
kemudian, pada tahun 1924, Hubble mampu mengukur jarak untuk beberapa
bintang (berdasarkan ‘pergeseran merah’),[3] dan ia menunjukkan bahwa
7
beberapa titik-titik terang yang kita lihat di langit sebenarnya galaksi-galaksi lain
seperti kita, meskipun mereka tampak begitu kecil karena sangat jauh (Hartmann
1990: 373-375).
Teori Aristoteles tentang alam semesta yang statis (yaitu semua bintang)
berakhir setelah Penemuan Hubble tentang pergeseran merah (redshift) dari
cahaya yang datang dari semua bintang yang jauh, yang menunjukkan bahwa
segala sesuatu di alam semesta sebenarnya bergerak, seperti Ibnu Arabi telah
katakan berabad-abad sebelumnya. Dalam buku best seller-nya tahun 1980-an,
Stephen Hawking mengatakan:
Bahkan ketika Einstein merumuskan teori Relativitas umum pada tahun
1915, begitu yakin bahwa alam semesta harus statis, ia memodifikasi teorinya
untuk membuat hipotesisnya menjadi mungkin dengan memperkenalkan
konstanta kosmologis ke dalam persamaannya. (Hawking 1998: 42)
Hipotesis Einstein ini tentu saja segera terbukti salah, dan semua orang
kini tahu bahwa kosmos bergerak secara terus menerus. Einstein sendiri kemudian
menganggap hipotesisnya menjadi salah satu kesalahan terbesar. Bagaimanapun,
Ibn ‘Arabi menyatakan dengan jelas bahwa posisi bintang-bintang tidak tetap
sama sekali, dan ia bahkan memberikan nomor dan satuan terhadap kecepatan
gerak bintang-bintang yang sebenarnya [III.548.28, II.441.33], yang konsisten
dengan pengukuran terbaru yang akurat.
Setelah perkembangan tersebut, dan dengan munculnya teknologi baru
yang digunakan dalam melakukan pengamatan yang lebih akurat, selain untuk
penelitian percepatan dalam fisika dan astronomi, pandangan baru keseluruhan
8
kosmos akhirnya menggantikan beberapa pandangan klask yang singkat. Namun,
kita tidak pernah bisa mengklaim bahwa semua pertanyaan telah dijawab dan
bahwa kita dapat membuat gambaran yang sepenuhnya benar mengenai kosmos.
Sebaliknya, satuan baru dari pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam masih
menjadi teka-teki, seperti benda hitam (dark matter) dan paradoks Einstein-
Podolsky-Rosen (EPR) (lihat bagian 6.6).
Seiring dengan sejumlah besar data yang dikumpulkan oleh teleskop dan
pesawat ulang-alik dalam beberapa dekade terakhir, teori-teori baru telah
dihasilkan untuk mencoba menjelaskan pengamatan alam semesta. Hanya
Konsep-konsep dari ‘waktu’ dan ‘ruang’ yang menjadi focus, terutama setelah
ide-ide aneh dan berani dari Einstein tentang relativitas dan ruang-waktu yang
melengkung yang dibuktikan oleh Eddington melalui pengamatan gerhana
Matahari total pada tahun 1918 di Afrika Selatan. Sejak itu, teori-teori lain
termasuk Mekanika Quantum, Teori Medan, Teori superstring, dan Teori
Gravitasi Kuantum, telah mencoba untuk menemukan dan menggambarkan
hubungan yang sebenarnya antara obyek material dan energi di satu sisi, dan
antara ruang dan waktu di sisi lain. Namun, belum ada pandangan yang
sepenuhnya meyakinkan atas temuan yang dicapai.
B. Persoalan Ruang dan Waktu dalam Kosmologi
Salah satu persoalan yang menarik untuk dibicarakan di dalam konteks
kosmologi adalah persoalan mengenai ruang, yang pada akhirnya juga
mengarahkan manusia pada pemahaman mengenai ‘dimensi ruang yang lebih
9
luas’ yaitu waktu. Dua persoalan tersebut bagaimanapun tidak dapat diabaikan
begitu saja dalam pembahasan kosmologi karena kenyataan menunjukkan bahwa
dalam kehidupannya, manusia selalu berada di dalam tempat dan waktu tertentu.
Bakker menunjukkan hubungan erat antara manusia dan dunia tersebut sebagai
kesatuan objektif dan kesatuan formal. Objektif dalam arti bahwa manusia hanya
menemui dirinya sendiri dalam korelasinya dengan alam; sedangkan formal dalam
arti bahwa refleksi mengenai kebersamaan manusia dan dunia adalah satu-satunya
hal yang mungkin (Bakker, 1994: 28-29).
Kesatuan di atas menunjukkan bahwa memang ada keterkaitan yang erat
antara dua persoalan kosmologi tersebut dengan manusia. Alam semesta, sebagai
objek kosmologi bisa dipahami sebagai sebuah ruang yang sangat luas bagi
manusia, yang di dalamnya terdapat sedemikian banyak ruang yang lebih spesifik.
Ruang, dalam definisi yang dikemukakan oleh Bakker merupakan keseluruhan
dunia sebagai kebersamaan atau kolegialitas antara pengkosmos-pengkosmos
kuantitatif-kualitatif, yang berelasi secara dimensional-intensif (Bakker, 1994:
165). Ada beberapa hal pokok yang bisa dikembangkan lebih lanjut dari gagasan
Bakker tersebut. Ruang dalam sudut pandang Bakker, bisa dikatakan identik
dengan dunia, namun dunia yang dimaksudkan di sini tentu saja adalah dunia
yang tidak hanya terbatas pada pengertian dunia fisik saja, tetapi mencakup semua
dunia sejauh yang dialami oleh manusia. Dunia tidak cukup dibatasi hanya
sebagai dunia biotik ataupun dunia fisik saja, namun juga mencakup dunia dengan
dimensi yang lain, misalnya saja dunia non-fisik (non-empiris), sejauh hal tersebut
dialami oleh manusia sebagai subjek yang mempertanyakan melalui kosmologi
10
(Bakker, 1994: 28). Ruang juga dipahami sebagai berhubungan dalam
kebersamaan atau secara kolegial dengan pengkosmos atau penghuni ruang
tersebut. Hal ini mengisyaratkan bahwa ada semacam hubungan yang mengikat
antara ruang dengan penghuninya, dan ikatan ini tidak selalu berarti ikatan yang
memaksa, namun justru merupakan ikatan yang melahirkan kebersamaan
sehingga penghuni ruang merasa enggan untuk menyeberang ke ruang yang lain.
Ikatan keduanya adalah ikatan yang sekaligus bersifat kualitatif dan kuantitatif,
serta intensif secara dimensional. Kembali kepada pendapat Bakker, hubungan
yang saling mengingat tersebut sekaligus mengisyaratkan adanya kesatuan
objektif dan kesatuan formal. Kenyataannya memang demikian: yaitu bahwa
refleksi yang paling mungkin hanyalah refleksi manusia dengan dunia sebagai
ruang yang sangat besar. Ketika manusia memikirkan dirinya sendiri, hal itu juga
berarti memikirkan dunianya karena manusia adalah bagian dari dunia dan
sekaligus berada di dalamnya, di dalam ‘ruang dunia’. Inilah beberapa kenyataan
yang membuktikan bahwa munculnya diskursus mengenai ruang dan waktu,
adalah sesuatu yang niscaya ketika manusia membicarakannya dalam perpektif
kosmologi.
Dilihat dari sistematika besar filsafat, kosmologi atau sering disebut
dengan filsafat alam adalah salah satu bagian dari cabang filsafat ontologi yang
secara umum memiliki kesamaan dalam hal keinginannya untuk mencari norma
dan struktur mendasar bagi kesemestaan (Bakker, 1994: 5). Keterkaitan keduanya
membawa implikasi yang mendalam karena dengan demikian, pandangan
kosmologi suatu masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh cara pandang
11
masyarakat tersebut terhadap realitas secara keseluruhan, baik manusia, alam,
maupun realitas adikodrati (misalnya Tuhan, ataupun dewa). Hal yang sama juga
dapat dijumpai dalam kehidupan masyarakat Batak. Mereka memiliki kosmologi
yang khas, meskipun dalam banyak hal menunjukkan identitasnya sebagai bagian
dari kosmologi Indonesia yang oleh Bakker dicirikan dengan koordinasi,
komplementasi, dan harmoni (Bakker, 1994: 161). Sebagai pendahuluan bisa
dikatakan bahwa, Batak memiliki corak pemikiran Indonesia tersebut, namun
jelas tidak bisa dipungkiri bahwa Batak memiliki corak yang berbeda dalam hal-
hal yang lain. Makalah kelompok ini, lebih jauh akan berusaha mengupas dengan
lebih rinci mengenai konsepsi ruang dan waktu dalam pemahaman masyarakat
Batak. Corak kosmologinya sangat jelas, yaitu kosmologi spekulatif yang
mungkin tidak cukup memuaskan ketika konsepsi dipertemukan dengan temuan-
temuan dalam ilmu fisika dan astronomi. Kosmologi spekulatif, meskipun
memiliki beberapa kelemahan, namun demikian tetap masih layak untuk dikaji
karena bagaimanapun ada wilayah-wilayah yang justru bisa dijangkau oleh corak
kosmologi spekulatif ini, yang dalam hal yang sama tidak mampu dijangkau
melalui kajian yang empiris logis. Terlepas dari persoalan tersebut, bagaimana
pun kajian ini akan memberikan kontribusi yang besar dalam upaya memetakan
pemikiran filsafat Nusantara yang pada gilirannya akan membantu
menginventarisasi local wisdom yang ada di Indonesia.
12
BAB III
PENUTUP
Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari alam semesta, kosmos. Kosmos
adalah kata yang digunakan dalam pemikiran metafisik Yunani awal, yang berarti
‘harmoni’ atau ‘keteraturan’ (order) sebagai lawan ‘kekacauan’ (chaos). Dalam
salah satu teori penciptaan Yunani, chaos adalah materi acak (formless) dari
kosmos, atau keteraturan harmonis yang diciptakan (EP: ‘Kosmology’, II: 237-
244; ‘Chaos dan Cosmos’, II: 80 – 81). Dan waktu adalah salah satu masalah
paling mendasar dalam filsafat dan kosmologi, karena seluruh eksistensi tidak lain
adalah rangkaian peristiwa dalam waktu. Semua orang merasakan waktu, tetapi
kebanyakan orang tidak mempertanyakannya karena terbiasa dialami setiap hari
dalam banyak hal dan begitu lumrah. Namun, hal itu jauh lebih sulit untuk
memahami hakikat filosofis waktu dan karakteristiknya.
Sepanjang sejarah filsafat, banyak pandangan yang bertentangan telah
muncul untuk mendiskusikan dan menggambarkan aspek yang berbeda dari
waktu, dan beberapa hipotesis terbaru telah muncul dalam kosmologi modern.
Namun, masih merupakan impian setiap fisikawan untuk mengungkap realitas
waktu, terutama karena semua teori modern telah sampai pada kesimpulan bahwa
waktu adalah kuncinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Kaelan, M.S. 1998. Filsafat Bahasa: Masalah dan Perkembangannya.
Yogyakarta: Penerbit Paradigma.
Koento Wibisono Siswomihardjo. 1996. Arti Perkembangan Menurut Filsafat
Positivisme Auguste Comte. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
M. Thoyibi. 1999. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya. Surakarta: MUP Press.
Soepomo Poedjosoedarmo. 2001. Filsafat Bahasa. Surakarta: MUP Press.
Yuyun Suriasumantri. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Yuyun Suriasumantri. 2009. Ilmu dalam Perspektif: Kumpulan Karangan tentang
Hakikat Ilmu. Jakarta: Gramedia.

Contenu connexe

Tendances

Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilMohamad Bastomii
 
Metodologi Studi Islam
Metodologi Studi IslamMetodologi Studi Islam
Metodologi Studi IslamAlamsyah Hsb
 
Kajian Peradaban Islam
Kajian Peradaban IslamKajian Peradaban Islam
Kajian Peradaban Islamdwie92
 
Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Zaman Yunani kuno dan Pertenga...
Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Zaman Yunani kuno dan Pertenga...Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Zaman Yunani kuno dan Pertenga...
Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Zaman Yunani kuno dan Pertenga...Jawa Timur
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmupengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmumas karebet
 
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptari susanto
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)AldiwaPandu
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
 
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1) PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1) Mahrum Assyafa'ah
 
power point aliran progresivisme dalam pengembangan pendidikan di Indonesia
power point aliran progresivisme dalam pengembangan pendidikan di Indonesiapower point aliran progresivisme dalam pengembangan pendidikan di Indonesia
power point aliran progresivisme dalam pengembangan pendidikan di Indonesialina_maulidina
 

Tendances (20)

Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wil
 
Metodologi Studi Islam
Metodologi Studi IslamMetodologi Studi Islam
Metodologi Studi Islam
 
MATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
MATERI 1 - Pengantar Filsafat IlmuMATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
MATERI 1 - Pengantar Filsafat Ilmu
 
Kajian Peradaban Islam
Kajian Peradaban IslamKajian Peradaban Islam
Kajian Peradaban Islam
 
Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Zaman Yunani kuno dan Pertenga...
Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Zaman Yunani kuno dan Pertenga...Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Zaman Yunani kuno dan Pertenga...
Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Zaman Yunani kuno dan Pertenga...
 
Aliran kritisisme
Aliran kritisismeAliran kritisisme
Aliran kritisisme
 
Makalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquranMakalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquran
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmupengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
pengertian filsafat dan substansi filsafat ilmu
 
Al Mutazilah
Al MutazilahAl Mutazilah
Al Mutazilah
 
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
 
filsafat masa skolastik
filsafat masa skolastikfilsafat masa skolastik
filsafat masa skolastik
 
8 qowaid fiqhiyah
8 qowaid fiqhiyah8 qowaid fiqhiyah
8 qowaid fiqhiyah
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
Makalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modernMakalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modern
 
Etika sebagai cabang filsafat
Etika sebagai cabang filsafatEtika sebagai cabang filsafat
Etika sebagai cabang filsafat
 
Filsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - EpistemologiFilsafat Umum - Epistemologi
Filsafat Umum - Epistemologi
 
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1) PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
PRESENTASI ULUMUL QUR'AN (SEMESTER 1)
 
power point aliran progresivisme dalam pengembangan pendidikan di Indonesia
power point aliran progresivisme dalam pengembangan pendidikan di Indonesiapower point aliran progresivisme dalam pengembangan pendidikan di Indonesia
power point aliran progresivisme dalam pengembangan pendidikan di Indonesia
 

Similaire à Kosmologi ruang waktu dan gerak

Sumbangan ahli astronomi serta perkembangan teori dan teknologi angkasa lepas
Sumbangan ahli astronomi serta perkembangan teori dan teknologi angkasa lepasSumbangan ahli astronomi serta perkembangan teori dan teknologi angkasa lepas
Sumbangan ahli astronomi serta perkembangan teori dan teknologi angkasa lepasAtifah Ruzana Abd Wahab
 
Kuliah 01 perkembangan sejarah fisika
Kuliah 01 perkembangan sejarah fisikaKuliah 01 perkembangan sejarah fisika
Kuliah 01 perkembangan sejarah fisikaNanang Ardi
 
Si stem tata surya
Si stem tata suryaSi stem tata surya
Si stem tata suryaFebri Yanto
 
Ppt filsafat M.ROFIQ IMAMI (105)
Ppt filsafat M.ROFIQ IMAMI (105) Ppt filsafat M.ROFIQ IMAMI (105)
Ppt filsafat M.ROFIQ IMAMI (105) MRofiqImami
 
Anggapan manusia tentang jagad raya dan alam semesta
Anggapan manusia tentang jagad raya dan alam semestaAnggapan manusia tentang jagad raya dan alam semesta
Anggapan manusia tentang jagad raya dan alam semestaArif Rahman Aja
 
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)Fitriyana Migumi
 
Pemikiran tentang pembentukan alam semesta
Pemikiran tentang pembentukan alam semestaPemikiran tentang pembentukan alam semesta
Pemikiran tentang pembentukan alam semestaMelia Sari
 
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.pt
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.ptAndhika firmansyah x.iis.3.geografi.pt
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.ptAndhika Firmansyah
 
Powerpoin matery jagat raya
Powerpoin matery jagat rayaPowerpoin matery jagat raya
Powerpoin matery jagat rayaDe Saputra
 
1.pola pikir manusia berlandaskan mitos
1.pola pikir manusia berlandaskan mitos1.pola pikir manusia berlandaskan mitos
1.pola pikir manusia berlandaskan mitosAlfin_Habibib
 

Similaire à Kosmologi ruang waktu dan gerak (20)

18 36-1-sm
18 36-1-sm18 36-1-sm
18 36-1-sm
 
Sumbangan ahli astronomi serta perkembangan teori dan teknologi angkasa lepas
Sumbangan ahli astronomi serta perkembangan teori dan teknologi angkasa lepasSumbangan ahli astronomi serta perkembangan teori dan teknologi angkasa lepas
Sumbangan ahli astronomi serta perkembangan teori dan teknologi angkasa lepas
 
Kuliah 01 perkembangan sejarah fisika
Kuliah 01 perkembangan sejarah fisikaKuliah 01 perkembangan sejarah fisika
Kuliah 01 perkembangan sejarah fisika
 
Hand out kosmografi
Hand out kosmografiHand out kosmografi
Hand out kosmografi
 
Paralaks bintang (revisi)
Paralaks bintang (revisi)Paralaks bintang (revisi)
Paralaks bintang (revisi)
 
Ppt ipba galaksi dan alam semesta
Ppt ipba galaksi dan alam semesta Ppt ipba galaksi dan alam semesta
Ppt ipba galaksi dan alam semesta
 
PARALAKS BINTANG
PARALAKS BINTANGPARALAKS BINTANG
PARALAKS BINTANG
 
Teori absolutivitas 1
Teori absolutivitas 1Teori absolutivitas 1
Teori absolutivitas 1
 
Si stem tata surya
Si stem tata suryaSi stem tata surya
Si stem tata surya
 
mitos.ppt
mitos.pptmitos.ppt
mitos.ppt
 
Galaksi
GalaksiGalaksi
Galaksi
 
Ppt filsafat M.ROFIQ IMAMI (105)
Ppt filsafat M.ROFIQ IMAMI (105) Ppt filsafat M.ROFIQ IMAMI (105)
Ppt filsafat M.ROFIQ IMAMI (105)
 
Bab 6 tata surya
Bab 6 tata suryaBab 6 tata surya
Bab 6 tata surya
 
Anggapan manusia tentang jagad raya dan alam semesta
Anggapan manusia tentang jagad raya dan alam semestaAnggapan manusia tentang jagad raya dan alam semesta
Anggapan manusia tentang jagad raya dan alam semesta
 
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
FISIKA YUNANI (THALES, COPERNICUS, ARCHIMEDES, THYCO BRAHE, DAN DEMOKRITOS)
 
Antariksa dan Galaksi
Antariksa dan GalaksiAntariksa dan Galaksi
Antariksa dan Galaksi
 
Pemikiran tentang pembentukan alam semesta
Pemikiran tentang pembentukan alam semestaPemikiran tentang pembentukan alam semesta
Pemikiran tentang pembentukan alam semesta
 
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.pt
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.ptAndhika firmansyah x.iis.3.geografi.pt
Andhika firmansyah x.iis.3.geografi.pt
 
Powerpoin matery jagat raya
Powerpoin matery jagat rayaPowerpoin matery jagat raya
Powerpoin matery jagat raya
 
1.pola pikir manusia berlandaskan mitos
1.pola pikir manusia berlandaskan mitos1.pola pikir manusia berlandaskan mitos
1.pola pikir manusia berlandaskan mitos
 

Plus de Rizal Fahmi

Sistem perilndungana anak
Sistem perilndungana anakSistem perilndungana anak
Sistem perilndungana anakRizal Fahmi
 
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesia
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesiaMakalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesia
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesiaRizal Fahmi
 
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesia
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesiaMakalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesia
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesiaRizal Fahmi
 
Laporan spj bendahara
Laporan spj bendaharaLaporan spj bendahara
Laporan spj bendaharaRizal Fahmi
 
Pkl tria rozanda
Pkl tria rozandaPkl tria rozanda
Pkl tria rozandaRizal Fahmi
 
Jadwal tahunan posyandu
Jadwal tahunan posyanduJadwal tahunan posyandu
Jadwal tahunan posyanduRizal Fahmi
 
Makalah koperasi & usaha kecil menengah
Makalah koperasi & usaha kecil menengahMakalah koperasi & usaha kecil menengah
Makalah koperasi & usaha kecil menengahRizal Fahmi
 
Hubungan industri dengan lingkungan
Hubungan industri dengan lingkunganHubungan industri dengan lingkungan
Hubungan industri dengan lingkunganRizal Fahmi
 
Perbedaan hukum laut internasional dan nasional
Perbedaan hukum laut internasional dan nasionalPerbedaan hukum laut internasional dan nasional
Perbedaan hukum laut internasional dan nasionalRizal Fahmi
 
Upaya dalam mempertahankan keutuhan uud dan nkri
Upaya dalam mempertahankan keutuhan uud dan nkriUpaya dalam mempertahankan keutuhan uud dan nkri
Upaya dalam mempertahankan keutuhan uud dan nkriRizal Fahmi
 
Makalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatanMakalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatanRizal Fahmi
 
Alat musik tradisional
Alat musik tradisionalAlat musik tradisional
Alat musik tradisionalRizal Fahmi
 
Epistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran okEpistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran okRizal Fahmi
 
Peningkatan hasil belajar tentang keragaman dan sejarah suku bangsa serta bud...
Peningkatan hasil belajar tentang keragaman dan sejarah suku bangsa serta bud...Peningkatan hasil belajar tentang keragaman dan sejarah suku bangsa serta bud...
Peningkatan hasil belajar tentang keragaman dan sejarah suku bangsa serta bud...Rizal Fahmi
 
Metode pemelajaran unit
Metode pemelajaran unitMetode pemelajaran unit
Metode pemelajaran unitRizal Fahmi
 

Plus de Rizal Fahmi (16)

Sistem perilndungana anak
Sistem perilndungana anakSistem perilndungana anak
Sistem perilndungana anak
 
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesia
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesiaMakalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesia
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesia
 
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesia
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesiaMakalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesia
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesia
 
Laporan spj bendahara
Laporan spj bendaharaLaporan spj bendahara
Laporan spj bendahara
 
Pkl tria rozanda
Pkl tria rozandaPkl tria rozanda
Pkl tria rozanda
 
Jadwal tahunan posyandu
Jadwal tahunan posyanduJadwal tahunan posyandu
Jadwal tahunan posyandu
 
Makalah koperasi & usaha kecil menengah
Makalah koperasi & usaha kecil menengahMakalah koperasi & usaha kecil menengah
Makalah koperasi & usaha kecil menengah
 
Hubungan industri dengan lingkungan
Hubungan industri dengan lingkunganHubungan industri dengan lingkungan
Hubungan industri dengan lingkungan
 
Perbedaan hukum laut internasional dan nasional
Perbedaan hukum laut internasional dan nasionalPerbedaan hukum laut internasional dan nasional
Perbedaan hukum laut internasional dan nasional
 
Upaya dalam mempertahankan keutuhan uud dan nkri
Upaya dalam mempertahankan keutuhan uud dan nkriUpaya dalam mempertahankan keutuhan uud dan nkri
Upaya dalam mempertahankan keutuhan uud dan nkri
 
Makalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatanMakalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatan
 
Alat musik tradisional
Alat musik tradisionalAlat musik tradisional
Alat musik tradisional
 
Epistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran okEpistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran ok
 
Peningkatan hasil belajar tentang keragaman dan sejarah suku bangsa serta bud...
Peningkatan hasil belajar tentang keragaman dan sejarah suku bangsa serta bud...Peningkatan hasil belajar tentang keragaman dan sejarah suku bangsa serta bud...
Peningkatan hasil belajar tentang keragaman dan sejarah suku bangsa serta bud...
 
Metode pemelajaran unit
Metode pemelajaran unitMetode pemelajaran unit
Metode pemelajaran unit
 
Cover
CoverCover
Cover
 

Dernier

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Dernier (20)

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

Kosmologi ruang waktu dan gerak

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kosmologi atau yang juga dikenal dengan philosophy of nature (filsafat alam semesta), secara etimologis berasal dari akar kata bahasa Yunani, yakni kosmos yang berarti “susunan atau keteraturan”; dan logos yang berarti “telaah atau studi” (Siswanto, 2005: 1). Sedangkan secara terminologis, Runes mendefinisikannya sebagai a branch of philosophy which treats of the origin and the structure of the universe (Runes, 1971: 60). Yakni cabang filsafat yang membicarakan asal-usul dan struktur alam semesta. Louis Kattsoff mempergunakan istilah kosmologi dalam dalam dua pengertian, yaitu: pertama, penyelidikan filsafat mengenai istilah-istilah pokok yang terdapat dalam fisika, ruang, waktu, dan lain sebagainya. Kedua, praaggapan-praanggapan yang terdapat dalam fisika sebagai ilmu tentang jagat raya. Dan untuk membedakannya dengan ontologi, bidang ini disebut juga dengan ’filsafat fisika’ atau ’filsafat ilmu-ilmu alam’ (Kattsoff, 2004: 231-232). A. F. Taylor dalam elements of metaphysic (1924: 3-30), memerikan problem-problem kosmologi dalam beberapa aspek, yakni: ruang (space), waktu (time), gerak (motion), jarak bintang (magnitude), gaya (force), materi (matter), perubahan (change), interaksi (interaction), bilangan (number), kualitas (quality), dan kausalitas (causality). Jadi, dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan istilah kosmologi secara umum memiliki pengertian sebagai berikut, yakni: pertama, ilmu tentang alam
  • 2. 2 semesta sebagai sistem yang rasional dan teratur. Kedua, merupakan cabang ilmu pengetahuan, khususnya bidang astronomi yang berupaya membuat hipotesis mengenai asal, struktur, ciri khas, dan perkembangan alam fisik berdasarkan pengamatan dan metodologi ilmiah. Ketiga, ilmu yang memandang bahwa alam semesta sebagai keseluruhan yang integral; dan bagian dari alam semesta itu berdasarkan pengamatan astronomi, merupakan suatu bagian dari keseluruhan tersebut. Keempat, secara tradisional kosmologi diposisikan sebagai cabang metafisika yang menelaah mengenai asal dan susunan alam semesta, penciptaan dan kekekalannya, vitalisme dan mekanisme, kodrat hukum, ruang, waktu, serta kausalitas. Analisis kosmologi mencoba mencari apa yang berlaku bagi dunia ini, dan ontologi berusaha mencari relasi-relasi dan diferensiasi-diferensiasi yang mungkin berlaku dalam dunia (Bagus, 2002: 499). Disiplin keilmuan kosmologi telah mengalami perkembangan pesat, seiring dengan perjalanan sejarah sebagaimana cabang keilmuan lain. Berawal dari tradisi pemikiran Yunani kuno, dipelopori oleh filsuf-filsuf alam, sampai kekinian kita, telah lahir pelbagai corak pemikiran kosmologi yang beragam sesuai dengan titik-pijak, orientasi, dan perspektifnya. Ditelaah dari watak dan karakternya, pemikiran kosmologi dapat diklasifikasi dalam enam mainstream (arus besar) pemikiran yakni; spekulatif, ilmiah, kritik, matematis, baru (pasca- Einstein), dan sintesis. Pertama, kosmologi spekulatif. Pemikiran kosmologi jenis ini dibangun atas dasar kerangka epistemologi yang menitikberatkan pada kemampuan kontemplasi yang bersifat spekulatif. Meskipun begitu, pada tahap pemikiran ini
  • 3. 3 sudah dilakukan pengamatan langsung atau observasi dalam pengertian yang paling sederhana. Misalnya pandangan Demokritos yang menegaskan bahwa arkhe alam semesta ialah atom dan ruang kosong; ini jelas merupakan hasil olah nalar spekulatif murni. Sejarah menuturkan bahwa waktu itu belum ditemukan alat apa pun yang memungkinkan seseorang dapat mengetahui keberadaan atom dan ruang kosong. Kedua, kosmologi ilmiah. kosmologi model ini bekerja dengan alat dan kerangka atau desain metode yang kerja dan produknya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Ketiga, kosmologi kritik. Model kosmologi yang lahir sebagai jawaban atas keberatan-keberatan terhadap kosmologi spekulatif. Tokoh yang dikategorikan sebagai pemikir kosmologi kritik ialah Emmanuel Kant, karena ia memiliki ciri yang unik dan berbeda dengan model pemikiran kosmologi lain. Ia berusaha mengatasi kelemahan-kelemahan kosmologi spekulatif dengan metode kritisisme. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka di dapatkan rumusan masalahnya sebagai berikut : bagaimana pembahasan pengenai ruang waktu dan gerak ? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah Tujuan dan manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai kosmologi ruang waktu dan gerak.
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kosmologi Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari alam semesta, kosmos. Kosmos adalah kata yang digunakan dalam pemikiran metafisik Yunani awal, yang berarti ‘harmoni’ atau ‘keteraturan’ (order) sebagai lawan ‘kekacauan’ (chaos). Dalam salah satu teori penciptaan Yunani, chaos adalah materi acak (formless) dari kosmos, atau keteraturan harmonis yang diciptakan (EP: ‘Kosmology’, II: 237- 244; ‘Chaos dan Cosmos’, II: 80 – 81). Dan waktu adalah salah satu masalah paling mendasar dalam filsafat dan kosmologi, karena seluruh eksistensi tidak lain adalah rangkaian peristiwa dalam waktu. Semua orang merasakan waktu, tetapi kebanyakan orang tidak mempertanyakannya karena terbiasa dialami setiap hari dalam banyak hal dan begitu lumrah. Namun, hal itu jauh lebih sulit untuk memahami hakikat filosofis waktu dan karakteristiknya. Sepanjang sejarah filsafat, banyak pandangan yang bertentangan telah muncul untuk mendiskusikan dan menggambarkan aspek yang berbeda dari waktu, dan beberapa hipotesis terbaru telah muncul dalam kosmologi modern. Namun, masih merupakan impian setiap fisikawan untuk mengungkap realitas waktu, terutama karena semua teori modern telah sampai pada kesimpulan bahwa waktu adalah kuncinya.
  • 5. 5 B. Gambaran singkat dari Model Kosmologi Awal Dimulai pada abad kedua belas, Imuwan Arab, ahli-ahli Taurat (scribes) dan berbagai penerjemah secara bertahap yang memperkenalkan Eropa terhadap ilmu astronomi seperti yang dikembangkan dalam peradaban Islam berdasarkan model Helenistik sebelumnya (terutama Ptolemy dan Aristoteles). Tetapi begitu Gereja Katolik telah memutuskan untuk mengadopsi model geocentric1[1] Ptolemaic atau kosmologis Aristoteles sebagai prinsip teologis, ilmuwan yang mengkritik model ini dianggap sebagai bid’ah (heretics). Oleh karena itu, Ilmuwan Polandia Nicolai Copernicus (1473-1544 AD) yang mengemukakan model heliosentris-nya secara anonim, dan bukunya De Revolutionibus orbium Caelestium (On the Revolutions of the Heavenly Orbs), tidak dipublikasikan sampai tahun 1543, hanya satu tahun sebelum kematiannya. Dalam model ini, Copernicus mempostulatkan bahwa Matahari dan bintang-bintang diam (stationary) dan bumi serta planet-planet beredar mengelilingi matahari dalam orbits lingkaran. Hal itu tidak sampai pada tahun 1609, ketika Galileo menemukan teleskop, bahwa model geosentris Aristoteles dan Ptolemy alam semesta benar-benar tidak digunakan oleh para peneliti berpengetahuan dan digantikan oleh model heliosentris (Drake 1990: 145-163). Pada waktu yang hampir sama (1609-1619), ilmuwan Johannes Kepler merumuskan tiga pernyataan matematis yang secara akurat menggambarkan revolusi planet di sekitar Matahari. Pada tahun 1687, dalam buku utamanya berjudul Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, Isaac Newton memberikan teori gravitasi yang terkenal, yang mendukung model
  • 6. 6 Copernican dan menjelaskan bagaimana benda (bodies) secara umum bergerak dalam ruang dan waktu (Hall 1992: 202). Mekanika Newton cukup baik untuk diterapkan pada tata surya, tetapi teori kosmologisnya sepenuhnya tidak benar sejauh ia masih menganggap, seperti Aristoteles, bahwa bintang-bintang berposisi tetap dan alam semesta di luar tata surya bersifat statis. Meskipun alam semesta yang dinamis dengan mudah dapat diprediksi menurut teori gravitasi Newton, namun keyakinan pada alam semesta statis Aristoteles begitu dalam dan kuat sehingga bertahan selama tiga abad setelah Newton (Benih 1990: 86-107). Pada tahun 1718, Edmund Halley membandingkan posisi bintang yang dicatat oleh Babyilonians dan astronom kuno lainnya dengan pengamatan terbaru dan dketahui bahwa posisi bintang-bintang tidak sama seperti possi ribuan tahun sebelumnya. Kenyataannya, posisi bintang-bintang mengalami perpindahan meskipun dengan jarak yang relatif kecil. Ini disebut ‘gerak semestinya’ (proper motion)‘, yang merupakan gerakan bintang yang jelas (tegak lurus terhadap garis pandang) sehubungan dengan latar belakang bintang-bintang yang sangat jauh. Pada tahun 1783, William Herschel menemukan gerakan matahari, yakni gerak relatif Matahari terhadap bintang-bintang di lingkungan galaksi tersebut. Herschel juga menunjukkan bahwa Matahari dan bintang-bintang lainnya tersusun seperti ‘butiran kasar dalam gerinda’ (grains of abrasive in a grindstone) (Ferguson 1999: 162-165), yang sekarang disebut galaksi Bima Sakti. Lebih dari satu abad kemudian, pada tahun 1924, Hubble mampu mengukur jarak untuk beberapa bintang (berdasarkan ‘pergeseran merah’),[3] dan ia menunjukkan bahwa
  • 7. 7 beberapa titik-titik terang yang kita lihat di langit sebenarnya galaksi-galaksi lain seperti kita, meskipun mereka tampak begitu kecil karena sangat jauh (Hartmann 1990: 373-375). Teori Aristoteles tentang alam semesta yang statis (yaitu semua bintang) berakhir setelah Penemuan Hubble tentang pergeseran merah (redshift) dari cahaya yang datang dari semua bintang yang jauh, yang menunjukkan bahwa segala sesuatu di alam semesta sebenarnya bergerak, seperti Ibnu Arabi telah katakan berabad-abad sebelumnya. Dalam buku best seller-nya tahun 1980-an, Stephen Hawking mengatakan: Bahkan ketika Einstein merumuskan teori Relativitas umum pada tahun 1915, begitu yakin bahwa alam semesta harus statis, ia memodifikasi teorinya untuk membuat hipotesisnya menjadi mungkin dengan memperkenalkan konstanta kosmologis ke dalam persamaannya. (Hawking 1998: 42) Hipotesis Einstein ini tentu saja segera terbukti salah, dan semua orang kini tahu bahwa kosmos bergerak secara terus menerus. Einstein sendiri kemudian menganggap hipotesisnya menjadi salah satu kesalahan terbesar. Bagaimanapun, Ibn ‘Arabi menyatakan dengan jelas bahwa posisi bintang-bintang tidak tetap sama sekali, dan ia bahkan memberikan nomor dan satuan terhadap kecepatan gerak bintang-bintang yang sebenarnya [III.548.28, II.441.33], yang konsisten dengan pengukuran terbaru yang akurat. Setelah perkembangan tersebut, dan dengan munculnya teknologi baru yang digunakan dalam melakukan pengamatan yang lebih akurat, selain untuk penelitian percepatan dalam fisika dan astronomi, pandangan baru keseluruhan
  • 8. 8 kosmos akhirnya menggantikan beberapa pandangan klask yang singkat. Namun, kita tidak pernah bisa mengklaim bahwa semua pertanyaan telah dijawab dan bahwa kita dapat membuat gambaran yang sepenuhnya benar mengenai kosmos. Sebaliknya, satuan baru dari pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam masih menjadi teka-teki, seperti benda hitam (dark matter) dan paradoks Einstein- Podolsky-Rosen (EPR) (lihat bagian 6.6). Seiring dengan sejumlah besar data yang dikumpulkan oleh teleskop dan pesawat ulang-alik dalam beberapa dekade terakhir, teori-teori baru telah dihasilkan untuk mencoba menjelaskan pengamatan alam semesta. Hanya Konsep-konsep dari ‘waktu’ dan ‘ruang’ yang menjadi focus, terutama setelah ide-ide aneh dan berani dari Einstein tentang relativitas dan ruang-waktu yang melengkung yang dibuktikan oleh Eddington melalui pengamatan gerhana Matahari total pada tahun 1918 di Afrika Selatan. Sejak itu, teori-teori lain termasuk Mekanika Quantum, Teori Medan, Teori superstring, dan Teori Gravitasi Kuantum, telah mencoba untuk menemukan dan menggambarkan hubungan yang sebenarnya antara obyek material dan energi di satu sisi, dan antara ruang dan waktu di sisi lain. Namun, belum ada pandangan yang sepenuhnya meyakinkan atas temuan yang dicapai. B. Persoalan Ruang dan Waktu dalam Kosmologi Salah satu persoalan yang menarik untuk dibicarakan di dalam konteks kosmologi adalah persoalan mengenai ruang, yang pada akhirnya juga mengarahkan manusia pada pemahaman mengenai ‘dimensi ruang yang lebih
  • 9. 9 luas’ yaitu waktu. Dua persoalan tersebut bagaimanapun tidak dapat diabaikan begitu saja dalam pembahasan kosmologi karena kenyataan menunjukkan bahwa dalam kehidupannya, manusia selalu berada di dalam tempat dan waktu tertentu. Bakker menunjukkan hubungan erat antara manusia dan dunia tersebut sebagai kesatuan objektif dan kesatuan formal. Objektif dalam arti bahwa manusia hanya menemui dirinya sendiri dalam korelasinya dengan alam; sedangkan formal dalam arti bahwa refleksi mengenai kebersamaan manusia dan dunia adalah satu-satunya hal yang mungkin (Bakker, 1994: 28-29). Kesatuan di atas menunjukkan bahwa memang ada keterkaitan yang erat antara dua persoalan kosmologi tersebut dengan manusia. Alam semesta, sebagai objek kosmologi bisa dipahami sebagai sebuah ruang yang sangat luas bagi manusia, yang di dalamnya terdapat sedemikian banyak ruang yang lebih spesifik. Ruang, dalam definisi yang dikemukakan oleh Bakker merupakan keseluruhan dunia sebagai kebersamaan atau kolegialitas antara pengkosmos-pengkosmos kuantitatif-kualitatif, yang berelasi secara dimensional-intensif (Bakker, 1994: 165). Ada beberapa hal pokok yang bisa dikembangkan lebih lanjut dari gagasan Bakker tersebut. Ruang dalam sudut pandang Bakker, bisa dikatakan identik dengan dunia, namun dunia yang dimaksudkan di sini tentu saja adalah dunia yang tidak hanya terbatas pada pengertian dunia fisik saja, tetapi mencakup semua dunia sejauh yang dialami oleh manusia. Dunia tidak cukup dibatasi hanya sebagai dunia biotik ataupun dunia fisik saja, namun juga mencakup dunia dengan dimensi yang lain, misalnya saja dunia non-fisik (non-empiris), sejauh hal tersebut dialami oleh manusia sebagai subjek yang mempertanyakan melalui kosmologi
  • 10. 10 (Bakker, 1994: 28). Ruang juga dipahami sebagai berhubungan dalam kebersamaan atau secara kolegial dengan pengkosmos atau penghuni ruang tersebut. Hal ini mengisyaratkan bahwa ada semacam hubungan yang mengikat antara ruang dengan penghuninya, dan ikatan ini tidak selalu berarti ikatan yang memaksa, namun justru merupakan ikatan yang melahirkan kebersamaan sehingga penghuni ruang merasa enggan untuk menyeberang ke ruang yang lain. Ikatan keduanya adalah ikatan yang sekaligus bersifat kualitatif dan kuantitatif, serta intensif secara dimensional. Kembali kepada pendapat Bakker, hubungan yang saling mengingat tersebut sekaligus mengisyaratkan adanya kesatuan objektif dan kesatuan formal. Kenyataannya memang demikian: yaitu bahwa refleksi yang paling mungkin hanyalah refleksi manusia dengan dunia sebagai ruang yang sangat besar. Ketika manusia memikirkan dirinya sendiri, hal itu juga berarti memikirkan dunianya karena manusia adalah bagian dari dunia dan sekaligus berada di dalamnya, di dalam ‘ruang dunia’. Inilah beberapa kenyataan yang membuktikan bahwa munculnya diskursus mengenai ruang dan waktu, adalah sesuatu yang niscaya ketika manusia membicarakannya dalam perpektif kosmologi. Dilihat dari sistematika besar filsafat, kosmologi atau sering disebut dengan filsafat alam adalah salah satu bagian dari cabang filsafat ontologi yang secara umum memiliki kesamaan dalam hal keinginannya untuk mencari norma dan struktur mendasar bagi kesemestaan (Bakker, 1994: 5). Keterkaitan keduanya membawa implikasi yang mendalam karena dengan demikian, pandangan kosmologi suatu masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh cara pandang
  • 11. 11 masyarakat tersebut terhadap realitas secara keseluruhan, baik manusia, alam, maupun realitas adikodrati (misalnya Tuhan, ataupun dewa). Hal yang sama juga dapat dijumpai dalam kehidupan masyarakat Batak. Mereka memiliki kosmologi yang khas, meskipun dalam banyak hal menunjukkan identitasnya sebagai bagian dari kosmologi Indonesia yang oleh Bakker dicirikan dengan koordinasi, komplementasi, dan harmoni (Bakker, 1994: 161). Sebagai pendahuluan bisa dikatakan bahwa, Batak memiliki corak pemikiran Indonesia tersebut, namun jelas tidak bisa dipungkiri bahwa Batak memiliki corak yang berbeda dalam hal- hal yang lain. Makalah kelompok ini, lebih jauh akan berusaha mengupas dengan lebih rinci mengenai konsepsi ruang dan waktu dalam pemahaman masyarakat Batak. Corak kosmologinya sangat jelas, yaitu kosmologi spekulatif yang mungkin tidak cukup memuaskan ketika konsepsi dipertemukan dengan temuan- temuan dalam ilmu fisika dan astronomi. Kosmologi spekulatif, meskipun memiliki beberapa kelemahan, namun demikian tetap masih layak untuk dikaji karena bagaimanapun ada wilayah-wilayah yang justru bisa dijangkau oleh corak kosmologi spekulatif ini, yang dalam hal yang sama tidak mampu dijangkau melalui kajian yang empiris logis. Terlepas dari persoalan tersebut, bagaimana pun kajian ini akan memberikan kontribusi yang besar dalam upaya memetakan pemikiran filsafat Nusantara yang pada gilirannya akan membantu menginventarisasi local wisdom yang ada di Indonesia.
  • 12. 12 BAB III PENUTUP Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari alam semesta, kosmos. Kosmos adalah kata yang digunakan dalam pemikiran metafisik Yunani awal, yang berarti ‘harmoni’ atau ‘keteraturan’ (order) sebagai lawan ‘kekacauan’ (chaos). Dalam salah satu teori penciptaan Yunani, chaos adalah materi acak (formless) dari kosmos, atau keteraturan harmonis yang diciptakan (EP: ‘Kosmology’, II: 237- 244; ‘Chaos dan Cosmos’, II: 80 – 81). Dan waktu adalah salah satu masalah paling mendasar dalam filsafat dan kosmologi, karena seluruh eksistensi tidak lain adalah rangkaian peristiwa dalam waktu. Semua orang merasakan waktu, tetapi kebanyakan orang tidak mempertanyakannya karena terbiasa dialami setiap hari dalam banyak hal dan begitu lumrah. Namun, hal itu jauh lebih sulit untuk memahami hakikat filosofis waktu dan karakteristiknya. Sepanjang sejarah filsafat, banyak pandangan yang bertentangan telah muncul untuk mendiskusikan dan menggambarkan aspek yang berbeda dari waktu, dan beberapa hipotesis terbaru telah muncul dalam kosmologi modern. Namun, masih merupakan impian setiap fisikawan untuk mengungkap realitas waktu, terutama karena semua teori modern telah sampai pada kesimpulan bahwa waktu adalah kuncinya.
  • 13. 13 DAFTAR PUSTAKA Drs. Kaelan, M.S. 1998. Filsafat Bahasa: Masalah dan Perkembangannya. Yogyakarta: Penerbit Paradigma. Koento Wibisono Siswomihardjo. 1996. Arti Perkembangan Menurut Filsafat Positivisme Auguste Comte. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. M. Thoyibi. 1999. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya. Surakarta: MUP Press. Soepomo Poedjosoedarmo. 2001. Filsafat Bahasa. Surakarta: MUP Press. Yuyun Suriasumantri. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Yuyun Suriasumantri. 2009. Ilmu dalam Perspektif: Kumpulan Karangan tentang Hakikat Ilmu. Jakarta: Gramedia.