Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Sistem pengelompokan diagnosis penyakit dan prosedur berdasarkan ICD-10 dan ICD-9-CM untuk pengelompokan kasus INA-CBG
2. Penjelasan singkat tentang INA-CBG (Indonesian Case Based Groups) sebagai sistem pembayaran berdasarkan pengelompokan diagnosis dan prosedur
3. Beberapa peraturan terkait sistem pembayaran JKN di Indonesia
4. Dasar Pengelompokan
• Pengelompokan diagnosispenyakitberdasarkan
ICD-10 versi th 2010 WHO (14.500 diagnosa)
• Pengelompokan prosedur berdasarkan ICD-9-CM
versi th 2010 (8.500 prosedur)
Sistem Pengelompokan
Pengelompokan INA-CBG menggunakan aplikasi E-klaim
INA-CBG untuk menghasilkan kode dan tarif INA-CBG,
dimana di dalamnya terdapat grouper utk mengelompokan
yaitu UNU-Grouper berasal dari UNU IIGH (United
Nation University International Institute For Global
Health)
Permenkes No. 26 Tahun 2021 tentang
Pedoman Indonesian Case Based Groups
(INA-CBG) Dalam Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan
Permenkes No. 52 dan 64 Tahun2016
tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan Dalam Penyelenggaraan JKN
Perpres No.82/2018
I
N
A
C
B
G
Sistem Pembayaran JKN di FKRTL
5. Sistem Pembayaran
Prospektif
➢Metode pembayaran ya
ng dilakukan atas layana
nkesehatan yang besara
nnya sudah diketahui
sebelum pelayanan
Kesehatan diberikan
➢Global budget, Perdiem,
Kapitasi dan Case Based
Payment
Retrospektif
➢Metode pembayaran
yang dilakukan
atas layanan
kesehatan yang diberikan
kepada pasien berdasarkan
pada setiap aktifitas
layanan yang diberikan,
semakin banyak
layanan kesehatan yang dib
erikan semakin besar biaya
yang harus dibayarkan.
➢Fee For Services (FFS)
6. Metode Retrospektif
Tidak ada insentif yang
memberikan Preventif Care
Supplier induced - demand
Provider
• Jumlah pasien di klinik sangat
banyak“Overcrowdedclinics”
• Kualitaspelayanan kurang
Pasien
• Biayaadministrasi tinggi untuk
proses klaim
• Meningkatkanresiko keuangan
Pembayar
• Resiko KeuanganSangat Kecil
• PendapatanRS tidak terbatas
Provider
• Waktu tunggu yang lebih
sedikit
• Lebih mudah mendapat
pelayanandengantekhnologi
baru
Pasien
Mudahmencapai kesepakatan
dengan provider
Pembayar
Kelebihan
Kekurangan
7. Metode Prospektif
• Pembayaranlebihadil
sesuai dengan komleksitas
pelayanan
• Proses klaim lebih cepat
Provider
• Kualitaspelayanan baik
• Dapat memilih provider dgn
pelayanan terbaik
Pasien
• Terdapatpembagian resiko
keuangandengan provider
• Biayaadministrasi lebih rendah
• Mendorong peningkatan
system informasi
Pembayar
Kurangnya kualitas koding akan
menyebabkan ketidaksesuaian proses
grouping (pengelompokkan kasus)
Provider
• Pengurangankuantitas
pelayanan
• Provider merujuk keluar / rs
lain
Pasien
• Memerlukanpemahaman
lebih mengenai konsep
prospektif dalam
implementasinya
• Memerlukanmonitoring pasca
klaim
Pembayar
Kekurangan
Kelebihan
9. INA-CBG (Indonesian Case Based Groups):
merupakan sistem pembayaran
berdasarkan pengelompokan diagnosis
penyakit dan prosedur yang memiliki klinis
dan sumber daya yang hampir sama.
Definisi INACBG
10. Case-Based Groups
Casemix Main Groups
31 CMGs, Contoh:
Digestive system Groups (K)
Endocrine system, nutrition & metabolism Groups (E)
Tipe Kasus
Menunjukkan tipekasus 1-9
Severity Level
Severity Level I → Ringan
Severity Level II → Sedang
Severity Level III → Berat
Spesifik CBGs (Kode CBG’s) → 1.075 Kode
786 Kode Rawat Inap
289 Kode Rawat Jalan
Kode INACBG: K-4-17-I
1
2 4
3
11. No. Case-Mix Main Groups (CMG) CMG Codes
1 Central nervous system Groups G
2 Eye and Adnexa Groups H
3 Ear, nose, mouth & throat Groups U
4 Respiratory system Groups J
5 Cardiovascular system Groups I
6 Digestive system Groups K
7 Hepatobiliary & pancreatic system Groups B
8 Musculoskeletal system & connective tissue Groups M
9 Skin, subcutaneous tissue & breast Groups L
10 Endocrine system, nutrition & metabolism Groups E
11 Nephro-urinary System Groups N
12 Male reproductive System Groups V
13 Female reproductive system Groups W
14 Deleiveries Groups O
15 Newborns & Neonates Groups P
16 Haemopoeitic & immune system Groups D
LIST OF CASEMIX
MAIN GROUPS(1)
1
12. No. Case-Mix Main Groups (CMG) CMG Codes
17 Myeloproliferative system & neoplasms Groups C
18 Infectious & parasitic diseases Groups A
19 Mental Health and Behavioral Groups F
20 Substance abuse & dependence Groups T
21 Injuries, poisonings & toxic effects of drugs Groups S
22 Factors influencing health status other contacts with health services Gr Z
23 Ambulatory Groups-Episodic Q
24 Ambulatory Groups-Package QP
25 Sub-Acute Groups SA
26 Special Procedures YY
27 Special Drugs DD
28 Special Investigations I II
29 Special Investigations II IJ
30 Special Prosthesis RR
31 Chronic Groups CD
32 Errors CMGs X
LIST OF CASEMIX
MAIN GROUPS(2)
1
13. Prosedur SignifikanRawat Jalan
03
Tipe
Kasus
Prosedure Rawat Inap
01
Prosedur Besar Rawat Jalan
02
Rawat Inap Bukan Prosedur
04
Rawat Inap Neonatal
08
Rawat Jalan kebidanan
07
RawatInap Kebidanan
06
Rawat Jalan Bukan Prosedur
05
Rawat Jalan Neonatal
09
Error
X
2
15. Severity Level
untuk rawat jalan
Rawat Jalan
untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 1
(tanpa komplikasi maupun komorbiditi).
Ringan
Untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 2
(dengan mild komplikasi dan komorbiditi)
Sedang
Untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 3
(dengan major komplikasi dan komorbiditi)
Berat
0
I
II
III
4
17. Tugas & Tanggung Jawab
Menegakkan dan menuliskandiagnosis utama, diagnosis sekunder dan
tindakan/proseduryang telahdilaksanakanserta membuat resume medis
pasien secara lengkap,jelas dan spesifik selama pasien dirawatdi RS
Dokter
Melakukan kodifikasi diagnosis dan tindakan/prosedur yang ditulis oleh dokter yang
merawat pasien sesuai dengan ICD-10 diagnosis dan ICD-9-CM untuk tindakan/prosedur
VERSI TAHUN 2010 yang bersumber dari rekam medis.
Apabila dalam melakukan pengodean diagnosis atau tindakan/prosedur koder menemukan
kesulitan ataupun ketidaksesuaian dengan aturan umum pengodean, maka koder harus
melakukan klarifikasi dengan dokter.
Koder
Melakukan verifikasi terhadapkelengkapanberkasklaim yang diajukan dan
kesesuaian diagnosis serta tindakanyang ditulis oleh dokter di resume
medis dengan ICD-10 Versi Tahun 2010 dan ICD-9-CM Versi Tahun 2010.
Verifikator BPJS Kesehatan
Dokter
Koder
Verifikator BPJS
18. Diagnosa Utama
Diagnosa Utama
Merupakan diagnosis yang ditegakkan oleh dokter pada akhir episode perawatan yang
menyebabkan pasien mendapatkan perawatan atau pemeriksaan lebih lanjut. Jika terdapat
lebih dari satu diagnosis, maka dipilih yang menggunakan sumber daya paling banyak.
Sumber Daya
adalah segala dukungan berupa konsultasi, pemeriksaan, tindakan, tenaga, bahan medis
habis pakai, alat kesehatan, pengetahuan, teknologi, pemeriksaan penunjang, dan/atau
dukungan lainnya yang digunakan untuk menghasilkan manfaat sebagai bagian dari
proses tata laksana dalam pelayanan kesehatan.
Jika tidak terdapatdiagnosisyang dapat ditegakkanpada akhir episode
perawatan, maka gejala utama, hasil pemeriksaan penunjang yang
tidak normal atau masalah lainnya dipilih menjadi diagnosis utama.
19. Diagnosa Sekunder adalah
diagnosa yang menyertai diagnosa
utama pada saat pasien masuk
atau yang terjadi selama episode
perawatan. Diagnos sekunder
merupakan komorbiditas dan/atau
komplikasi.
Diagnosa
Sekunder
Komorbiditas
Penyakit yang menyertai diagnosis utama
atau kondisi yang sudah ada sebelum pasien
masuk perawatan dan membutuhkan
pelayanan kesehatan/tata laksana setelah
masuk maupun selama perawatan,
Komplikasi
Penyakit yang timbul dalam masa perawatan
dan memerlukan pelayanan tambahan yang
mendapatkan tatalaksana sewaktu episode
pelayanan, baik yang disebabkan oleh kondisi
yang ada atau muncul akibat dari pelayanan
Kesehatan yang diberikan kepada pasien.
26. Derajat malnutrisi biasanya dinyatakan dalam standard deviasi (SD)
dari berat badan rata-rata populasi yang relevan.
Kalau ada hasil pengukuran sebelumnya,maka tidak naiknya berat
badan anak, atau turunnya berat badan anak dan dewasa
merupakan indikasi malnutrisi. Kalau hanya berat badan saat itu
yang tersedia, diagnosis didasarkan pada probabilitas (perkiraan
statistik) dan tidak bersifat definitif tanpa uji klinis lain atau
laboratorium lainnya. Kalau hasil pengukuran berat badan tidak
ada,bukti klinis harus menjadi sandaran utama.
27. E40-E46
Malnutrisi dimulai dengan catatan rinci tentang definisi
kekurangan gizi. Ini harus digunakan dgn dokumentasi
klinis saat menentukan bagaimana kode malnutrisi.
28.
29.
30. Other nutritional deficiencies
(E50–E64)
Excludes: nutritional anaemias (D50–D53)
E50-E64
Kekurangan gizi lainnya digunakan untuk
mengkodekan kekurangan vitamin dan unsur diet
lainnya. Anemia gizi tidak disertakan. Beberapa
kode diblok ini hanya memiliki simbol dagger untuk
kondisi tertentu
31.
32. E63 Other nutritional deficiencies
Excludes: dehydration (E86)
failure to thrive (R62.8)
feeding problems in newborn (P92.-)
sequelae of malnutrition and other nutritional
deficiencies (E64.-)
43. Data entry & Grouping
Aplikasi E-Klaim INA-CBG
Pengkodingan Penyakitdan
Prosedur
(ICD 10-2010 dan ICD 9 CM-20210)
Pengaturan Koding di
PermenkesNo. 26 Tahun 2021
Verifikasi Klaimoleh
BPJS Kesehatan
Pengaturan Koding di
PermenkesNo. 26 Tahun 2021
Hasil verifikasi oleh BPJS Kesehatan
kepada RS:
•Layak Bayar
•Tidak Layak Bayar
•Pending
•Dispute
Penyiapan Berkas
Klaim JKN di FKRTL
Pengajuan Klaim
oleh RS
.txt
.txt
ALUR KLAIM JKN DI FKRTL
Pelayanan JKN di FKRTL
(Rajal, Ranap, IGD)
Pending/Dispute
Pembayaran Klaim Utk Yang Layak
Bayar
44. Berita Acara Pending Klaim
1. BA Koding No. 13
TB dengan Malnutrisi
Kode kombinasi TB (A16.9) dengan malnutrisi hanya untuk kasus marasmus yaitu kode E41.
Kriteria malnutrisi sesuai dengan PNPK PDGKI.
2. BA Koding No. 49
DM dengan malnutrisi
Sesuai dengan instruksi includes pada volume I poin malnutrition-relateddiabetes mellitus (E12)
yang menyatakan kode ini sudah termasuk didalamnya malnutrition-related diabetes mellitus
(insulin-dependent dan non-insulin-dependent). Sehingga kode unspecified protein-energy
malnutrition (E46) tidak perlu di koding terpisah. Digit angka terakhir dari kode E12 tetap
disesuaikan dengan jenis komplikasinya sesuai yang tertera pada ICD.
Perhatikan skor gizi, pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya.
45.
46. PEMBIAYAANPASIENDENGANMALLNUTRISI
PMK 64 Tahun 2016
NO
KODE
INA-CBG
DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF RS PEMERINTAH TARIF RS SWASTA
KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1
100 E-4-10-I
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Ringan
3,690,400 4,428,500 5,166,600 3,801,100 4,561,300 5,321,600
101 E-4-10-II
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Sedang
7,147,700 8,577,200 10,006,800 7,362,100 8,834,500 10,307,000
102 E-4-10-III
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Berat
11,976,800 14,372,200 16,767,500 12,336,100 14,803,300 17,270,500
REGIONAL 1 KELAS A RAWATINAP
REGIONAL 1 KELAS B RAWAT INAP
NO
KODE
INA-CBG
DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF RS PEMERINTAH TARIF RS SWASTA
KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1
100 E-4-10-I
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Ringan
3,400,700 4,080,900 4,761,000 3,502,700 4,203,300 4,903,800
101 E-4-10-II
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Sedang
4,751,900 5,702,300 6,652,600 4,894,400 5,873,300 6,852,200
102 E-4-10-III
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Berat
6,080,400 7,296,500 8,512,600 6,262,900 7,515,400 8,768,000
47. PEMBIAYAANPASIENDENGANMALLNUTRISI
PMK 64 Tahun 2016
NO
KODE
INA-CBG
DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF RS PEMERINTAH TARIF RS SWASTA
KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1
100 E-4-10-I
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Ringan
3,330,600 3,996,700 4,662,800 3,430,500 4,116,600 4,802,700
101 E-4-10-II
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Sedang
4,653,900 5,584,700 6,515,500 4,793,500 5,752,200 6,710,900
102 E-4-10-III
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Berat
5,776,400 6,931,700 8,087,000 5,949,700 7,139,700 8,329,600
REGIONAL 1 KELAS C RAWAT INAP
REGIONAL 1 KELAS D RAWAT INAP
NO
KODE
INA-CBG
DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF RS PEMERINTAH TARIF RS SWASTA
KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1
100 E-4-10-I
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Ringan
3,164,100 3,796,900 4,429,700 3,259,000 3,910,800 4,562,600
101 E-4-10-II
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Sedang
4,421,200 5,305,500 6,189,700 4,553,800 5,464,600 6,375,400
102 E-4-10-III
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Berat
5,487,600 6,585,100 7,682,600 5,652,200 6,782,700 7,913,100
48. Upaya Pencegahan Fraud
RS harus melakukan klaim secara tepat baik penulisan diagnose
maupun penulisan kode sesuai regulasi yang berlaku.
PMK No. 16/2019
Pencegahan Fraud Dalam Program JKN