SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  50
Télécharger pour lire hors ligne
Dasar Pengelompokan
• Pengelompokan diagnosispenyakitberdasarkan
ICD-10 versi th 2010 WHO (14.500 diagnosa)
• Pengelompokan prosedur berdasarkan ICD-9-CM
versi th 2010 (8.500 prosedur)
Sistem Pengelompokan
Pengelompokan INA-CBG menggunakan aplikasi E-klaim
INA-CBG untuk menghasilkan kode dan tarif INA-CBG,
dimana di dalamnya terdapat grouper utk mengelompokan
yaitu UNU-Grouper berasal dari UNU IIGH (United
Nation University International Institute For Global
Health)
Permenkes No. 26 Tahun 2021 tentang
Pedoman Indonesian Case Based Groups
(INA-CBG) Dalam Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan
Permenkes No. 52 dan 64 Tahun2016
tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan Dalam Penyelenggaraan JKN
Perpres No.82/2018
I
N
A
C
B
G
Sistem Pembayaran JKN di FKRTL
Sistem Pembayaran
Prospektif
➢Metode pembayaran ya
ng dilakukan atas layana
nkesehatan yang besara
nnya sudah diketahui
sebelum pelayanan
Kesehatan diberikan
➢Global budget, Perdiem,
Kapitasi dan Case Based
Payment
Retrospektif
➢Metode pembayaran
yang dilakukan
atas layanan
kesehatan yang diberikan
kepada pasien berdasarkan
pada setiap aktifitas
layanan yang diberikan,
semakin banyak
layanan kesehatan yang dib
erikan semakin besar biaya
yang harus dibayarkan.
➢Fee For Services (FFS)
Metode Retrospektif
Tidak ada insentif yang
memberikan Preventif Care
Supplier induced - demand
Provider
• Jumlah pasien di klinik sangat
banyak“Overcrowdedclinics”
• Kualitaspelayanan kurang
Pasien
• Biayaadministrasi tinggi untuk
proses klaim
• Meningkatkanresiko keuangan
Pembayar
• Resiko KeuanganSangat Kecil
• PendapatanRS tidak terbatas
Provider
• Waktu tunggu yang lebih
sedikit
• Lebih mudah mendapat
pelayanandengantekhnologi
baru
Pasien
Mudahmencapai kesepakatan
dengan provider
Pembayar
Kelebihan
Kekurangan
Metode Prospektif
• Pembayaranlebihadil
sesuai dengan komleksitas
pelayanan
• Proses klaim lebih cepat
Provider
• Kualitaspelayanan baik
• Dapat memilih provider dgn
pelayanan terbaik
Pasien
• Terdapatpembagian resiko
keuangandengan provider
• Biayaadministrasi lebih rendah
• Mendorong peningkatan
system informasi
Pembayar
Kurangnya kualitas koding akan
menyebabkan ketidaksesuaian proses
grouping (pengelompokkan kasus)
Provider
• Pengurangankuantitas
pelayanan
• Provider merujuk keluar / rs
lain
Pasien
• Memerlukanpemahaman
lebih mengenai konsep
prospektif dalam
implementasinya
• Memerlukanmonitoring pasca
klaim
Pembayar
Kekurangan
Kelebihan
MENGENAL INACBG
INA-CBG (Indonesian Case Based Groups):
merupakan sistem pembayaran
berdasarkan pengelompokan diagnosis
penyakit dan prosedur yang memiliki klinis
dan sumber daya yang hampir sama.
Definisi INACBG
Case-Based Groups
Casemix Main Groups
31 CMGs, Contoh:
Digestive system Groups (K)
Endocrine system, nutrition & metabolism Groups (E)
Tipe Kasus
Menunjukkan tipekasus 1-9
Severity Level
Severity Level I → Ringan
Severity Level II → Sedang
Severity Level III → Berat
Spesifik CBGs (Kode CBG’s) → 1.075 Kode
786 Kode Rawat Inap
289 Kode Rawat Jalan
Kode INACBG: K-4-17-I
1
2 4
3
No. Case-Mix Main Groups (CMG) CMG Codes
1 Central nervous system Groups G
2 Eye and Adnexa Groups H
3 Ear, nose, mouth & throat Groups U
4 Respiratory system Groups J
5 Cardiovascular system Groups I
6 Digestive system Groups K
7 Hepatobiliary & pancreatic system Groups B
8 Musculoskeletal system & connective tissue Groups M
9 Skin, subcutaneous tissue & breast Groups L
10 Endocrine system, nutrition & metabolism Groups E
11 Nephro-urinary System Groups N
12 Male reproductive System Groups V
13 Female reproductive system Groups W
14 Deleiveries Groups O
15 Newborns & Neonates Groups P
16 Haemopoeitic & immune system Groups D
LIST OF CASEMIX
MAIN GROUPS(1)
1
No. Case-Mix Main Groups (CMG) CMG Codes
17 Myeloproliferative system & neoplasms Groups C
18 Infectious & parasitic diseases Groups A
19 Mental Health and Behavioral Groups F
20 Substance abuse & dependence Groups T
21 Injuries, poisonings & toxic effects of drugs Groups S
22 Factors influencing health status other contacts with health services Gr Z
23 Ambulatory Groups-Episodic Q
24 Ambulatory Groups-Package QP
25 Sub-Acute Groups SA
26 Special Procedures YY
27 Special Drugs DD
28 Special Investigations I II
29 Special Investigations II IJ
30 Special Prosthesis RR
31 Chronic Groups CD
32 Errors CMGs X
LIST OF CASEMIX
MAIN GROUPS(2)
1
Prosedur SignifikanRawat Jalan
03
Tipe
Kasus
Prosedure Rawat Inap
01
Prosedur Besar Rawat Jalan
02
Rawat Inap Bukan Prosedur
04
Rawat Inap Neonatal
08
Rawat Jalan kebidanan
07
RawatInap Kebidanan
06
Rawat Jalan Bukan Prosedur
05
Rawat Jalan Neonatal
09
Error
X
2
XXII BAB
14.500 Diagnosa
8.500 Prosedur
1.075 Kode
30 CMG
786 Rawat Inap (262)
289 Rawat Jalan
3
Severity Level
untuk rawat jalan
Rawat Jalan
untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 1
(tanpa komplikasi maupun komorbiditi).
Ringan
Untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 2
(dengan mild komplikasi dan komorbiditi)
Sedang
Untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 3
(dengan major komplikasi dan komorbiditi)
Berat
0
I
II
III
4
PENGKODINGAN
MALLNUTRISI
Tugas & Tanggung Jawab
Menegakkan dan menuliskandiagnosis utama, diagnosis sekunder dan
tindakan/proseduryang telahdilaksanakanserta membuat resume medis
pasien secara lengkap,jelas dan spesifik selama pasien dirawatdi RS
Dokter
Melakukan kodifikasi diagnosis dan tindakan/prosedur yang ditulis oleh dokter yang
merawat pasien sesuai dengan ICD-10 diagnosis dan ICD-9-CM untuk tindakan/prosedur
VERSI TAHUN 2010 yang bersumber dari rekam medis.
Apabila dalam melakukan pengodean diagnosis atau tindakan/prosedur koder menemukan
kesulitan ataupun ketidaksesuaian dengan aturan umum pengodean, maka koder harus
melakukan klarifikasi dengan dokter.
Koder
Melakukan verifikasi terhadapkelengkapanberkasklaim yang diajukan dan
kesesuaian diagnosis serta tindakanyang ditulis oleh dokter di resume
medis dengan ICD-10 Versi Tahun 2010 dan ICD-9-CM Versi Tahun 2010.
Verifikator BPJS Kesehatan
Dokter
Koder
Verifikator BPJS
Diagnosa Utama
Diagnosa Utama
Merupakan diagnosis yang ditegakkan oleh dokter pada akhir episode perawatan yang
menyebabkan pasien mendapatkan perawatan atau pemeriksaan lebih lanjut. Jika terdapat
lebih dari satu diagnosis, maka dipilih yang menggunakan sumber daya paling banyak.
Sumber Daya
adalah segala dukungan berupa konsultasi, pemeriksaan, tindakan, tenaga, bahan medis
habis pakai, alat kesehatan, pengetahuan, teknologi, pemeriksaan penunjang, dan/atau
dukungan lainnya yang digunakan untuk menghasilkan manfaat sebagai bagian dari
proses tata laksana dalam pelayanan kesehatan.
Jika tidak terdapatdiagnosisyang dapat ditegakkanpada akhir episode
perawatan, maka gejala utama, hasil pemeriksaan penunjang yang
tidak normal atau masalah lainnya dipilih menjadi diagnosis utama.
Diagnosa Sekunder adalah
diagnosa yang menyertai diagnosa
utama pada saat pasien masuk
atau yang terjadi selama episode
perawatan. Diagnos sekunder
merupakan komorbiditas dan/atau
komplikasi.
Diagnosa
Sekunder
Komorbiditas
Penyakit yang menyertai diagnosis utama
atau kondisi yang sudah ada sebelum pasien
masuk perawatan dan membutuhkan
pelayanan kesehatan/tata laksana setelah
masuk maupun selama perawatan,
Komplikasi
Penyakit yang timbul dalam masa perawatan
dan memerlukan pelayanan tambahan yang
mendapatkan tatalaksana sewaktu episode
pelayanan, baik yang disebabkan oleh kondisi
yang ada atau muncul akibat dari pelayanan
Kesehatan yang diberikan kepada pasien.
Malnutrisi pada anak
PPK Malnutrisi
PPK Malnutrisi
CHAPTER IV
Endocrine,nutritional andmetabolic diseases (E00-E90)
Malnutrition (E40-E46)
Derajat malnutrisi biasanya dinyatakan dalam standard deviasi (SD)
dari berat badan rata-rata populasi yang relevan.
Kalau ada hasil pengukuran sebelumnya,maka tidak naiknya berat
badan anak, atau turunnya berat badan anak dan dewasa
merupakan indikasi malnutrisi. Kalau hanya berat badan saat itu
yang tersedia, diagnosis didasarkan pada probabilitas (perkiraan
statistik) dan tidak bersifat definitif tanpa uji klinis lain atau
laboratorium lainnya. Kalau hasil pengukuran berat badan tidak
ada,bukti klinis harus menjadi sandaran utama.
E40-E46
Malnutrisi dimulai dengan catatan rinci tentang definisi
kekurangan gizi. Ini harus digunakan dgn dokumentasi
klinis saat menentukan bagaimana kode malnutrisi.
Other nutritional deficiencies
(E50–E64)
Excludes: nutritional anaemias (D50–D53)
E50-E64
Kekurangan gizi lainnya digunakan untuk
mengkodekan kekurangan vitamin dan unsur diet
lainnya. Anemia gizi tidak disertakan. Beberapa
kode diblok ini hanya memiliki simbol dagger untuk
kondisi tertentu
E63 Other nutritional deficiencies
Excludes: dehydration (E86)
failure to thrive (R62.8)
feeding problems in newborn (P92.-)
sequelae of malnutrition and other nutritional
deficiencies (E64.-)
Obesity and other hyperalimentation (E65–E68)
CONTOH
KASUS
Kode salah
Kode sesuai
ALUR KLAIM
PADA FKRTL
Data entry & Grouping
Aplikasi E-Klaim INA-CBG
Pengkodingan Penyakitdan
Prosedur
(ICD 10-2010 dan ICD 9 CM-20210)
Pengaturan Koding di
PermenkesNo. 26 Tahun 2021
Verifikasi Klaimoleh
BPJS Kesehatan
Pengaturan Koding di
PermenkesNo. 26 Tahun 2021
Hasil verifikasi oleh BPJS Kesehatan
kepada RS:
•Layak Bayar
•Tidak Layak Bayar
•Pending
•Dispute
Penyiapan Berkas
Klaim JKN di FKRTL
Pengajuan Klaim
oleh RS
.txt
.txt
ALUR KLAIM JKN DI FKRTL
Pelayanan JKN di FKRTL
(Rajal, Ranap, IGD)
Pending/Dispute
Pembayaran Klaim Utk Yang Layak
Bayar
Berita Acara Pending Klaim
1. BA Koding No. 13
TB dengan Malnutrisi
Kode kombinasi TB (A16.9) dengan malnutrisi hanya untuk kasus marasmus yaitu kode E41.
Kriteria malnutrisi sesuai dengan PNPK PDGKI.
2. BA Koding No. 49
DM dengan malnutrisi
Sesuai dengan instruksi includes pada volume I poin malnutrition-relateddiabetes mellitus (E12)
yang menyatakan kode ini sudah termasuk didalamnya malnutrition-related diabetes mellitus
(insulin-dependent dan non-insulin-dependent). Sehingga kode unspecified protein-energy
malnutrition (E46) tidak perlu di koding terpisah. Digit angka terakhir dari kode E12 tetap
disesuaikan dengan jenis komplikasinya sesuai yang tertera pada ICD.
Perhatikan skor gizi, pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya.
PEMBIAYAANPASIENDENGANMALLNUTRISI
PMK 64 Tahun 2016
NO
KODE
INA-CBG
DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF RS PEMERINTAH TARIF RS SWASTA
KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1
100 E-4-10-I
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Ringan
3,690,400 4,428,500 5,166,600 3,801,100 4,561,300 5,321,600
101 E-4-10-II
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Sedang
7,147,700 8,577,200 10,006,800 7,362,100 8,834,500 10,307,000
102 E-4-10-III
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Berat
11,976,800 14,372,200 16,767,500 12,336,100 14,803,300 17,270,500
REGIONAL 1 KELAS A RAWATINAP
REGIONAL 1 KELAS B RAWAT INAP
NO
KODE
INA-CBG
DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF RS PEMERINTAH TARIF RS SWASTA
KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1
100 E-4-10-I
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Ringan
3,400,700 4,080,900 4,761,000 3,502,700 4,203,300 4,903,800
101 E-4-10-II
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Sedang
4,751,900 5,702,300 6,652,600 4,894,400 5,873,300 6,852,200
102 E-4-10-III
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Berat
6,080,400 7,296,500 8,512,600 6,262,900 7,515,400 8,768,000
PEMBIAYAANPASIENDENGANMALLNUTRISI
PMK 64 Tahun 2016
NO
KODE
INA-CBG
DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF RS PEMERINTAH TARIF RS SWASTA
KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1
100 E-4-10-I
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Ringan
3,330,600 3,996,700 4,662,800 3,430,500 4,116,600 4,802,700
101 E-4-10-II
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Sedang
4,653,900 5,584,700 6,515,500 4,793,500 5,752,200 6,710,900
102 E-4-10-III
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Berat
5,776,400 6,931,700 8,087,000 5,949,700 7,139,700 8,329,600
REGIONAL 1 KELAS C RAWAT INAP
REGIONAL 1 KELAS D RAWAT INAP
NO
KODE
INA-CBG
DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF RS PEMERINTAH TARIF RS SWASTA
KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1
100 E-4-10-I
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Ringan
3,164,100 3,796,900 4,429,700 3,259,000 3,910,800 4,562,600
101 E-4-10-II
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Sedang
4,421,200 5,305,500 6,189,700 4,553,800 5,464,600 6,375,400
102 E-4-10-III
Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik
Berat
5,487,600 6,585,100 7,682,600 5,652,200 6,782,700 7,913,100
Upaya Pencegahan Fraud
RS harus melakukan klaim secara tepat baik penulisan diagnose
maupun penulisan kode sesuai regulasi yang berlaku.
PMK No. 16/2019
Pencegahan Fraud Dalam Program JKN
ppi
ppiionline.com
Ppiionline.com
dr. Ng Phi Shi, M. Kes – 081.33951.8099

Contenu connexe

Similaire à INA-CBG PENGELOMPOKAN

Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdfManajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdfSyarifahRahma2
 
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)Agus Mutamakin
 
PANDUAN PAP 2022.pdf
PANDUAN PAP 2022.pdfPANDUAN PAP 2022.pdf
PANDUAN PAP 2022.pdfvania717081
 
Dlp untuk apa 3012017
Dlp untuk apa  3012017Dlp untuk apa  3012017
Dlp untuk apa 3012017pije01
 
Materi 2 national casemix center kemenkes ri
Materi 2   national casemix center kemenkes riMateri 2   national casemix center kemenkes ri
Materi 2 national casemix center kemenkes riJumanto MJ
 
PNPK HIV Kop Garuda.pdf
PNPK HIV Kop Garuda.pdfPNPK HIV Kop Garuda.pdf
PNPK HIV Kop Garuda.pdfAdiYusup2
 
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdfPNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdfBrian ER
 
Permenkes HIV 2019.pdf
Permenkes HIV 2019.pdfPermenkes HIV 2019.pdf
Permenkes HIV 2019.pdfwahyupurnama20
 
fileunduhan_1673400525_335399.pdf
fileunduhan_1673400525_335399.pdffileunduhan_1673400525_335399.pdf
fileunduhan_1673400525_335399.pdfIbanq1
 
BAB III. PKP 9 gizi KLINIK pptx.pptx
BAB III. PKP 9 gizi KLINIK pptx.pptxBAB III. PKP 9 gizi KLINIK pptx.pptx
BAB III. PKP 9 gizi KLINIK pptx.pptxKlinikBhayangkaraMed
 
Rukuns 3 nst 19 final
Rukuns 3 nst 19 finalRukuns 3 nst 19 final
Rukuns 3 nst 19 finalRonny Syach
 
Success Story Akreditasi Paripurna Kadinkes Kab. Maros.pptx
Success Story Akreditasi Paripurna Kadinkes Kab. Maros.pptxSuccess Story Akreditasi Paripurna Kadinkes Kab. Maros.pptx
Success Story Akreditasi Paripurna Kadinkes Kab. Maros.pptxdianfitriani60
 

Similaire à INA-CBG PENGELOMPOKAN (20)

Overview inacbg
Overview inacbgOverview inacbg
Overview inacbg
 
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdfManajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
 
Kolorectal ppk
Kolorectal ppkKolorectal ppk
Kolorectal ppk
 
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)
Penyusunan rancangan rekam medis elektronik (RME)
 
PANDUAN PAP 2022.pdf
PANDUAN PAP 2022.pdfPANDUAN PAP 2022.pdf
PANDUAN PAP 2022.pdf
 
KEBIJK_JKN_2014.ppt
KEBIJK_JKN_2014.pptKEBIJK_JKN_2014.ppt
KEBIJK_JKN_2014.ppt
 
Laporan CRP3 A
Laporan CRP3 ALaporan CRP3 A
Laporan CRP3 A
 
kualitas koding
kualitas kodingkualitas koding
kualitas koding
 
Dlp untuk apa 3012017
Dlp untuk apa  3012017Dlp untuk apa  3012017
Dlp untuk apa 3012017
 
Materi 2 national casemix center kemenkes ri
Materi 2   national casemix center kemenkes riMateri 2   national casemix center kemenkes ri
Materi 2 national casemix center kemenkes ri
 
PNPK HIV Kop Garuda.pdf
PNPK HIV Kop Garuda.pdfPNPK HIV Kop Garuda.pdf
PNPK HIV Kop Garuda.pdf
 
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdfPNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
 
Permenkes HIV 2019.pdf
Permenkes HIV 2019.pdfPermenkes HIV 2019.pdf
Permenkes HIV 2019.pdf
 
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdfPNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
 
Pedoman mtbs
Pedoman mtbsPedoman mtbs
Pedoman mtbs
 
fileunduhan_1673400525_335399.pdf
fileunduhan_1673400525_335399.pdffileunduhan_1673400525_335399.pdf
fileunduhan_1673400525_335399.pdf
 
BAB III. PKP 9 gizi KLINIK pptx.pptx
BAB III. PKP 9 gizi KLINIK pptx.pptxBAB III. PKP 9 gizi KLINIK pptx.pptx
BAB III. PKP 9 gizi KLINIK pptx.pptx
 
Rukuns 3 nst 19 final
Rukuns 3 nst 19 finalRukuns 3 nst 19 final
Rukuns 3 nst 19 final
 
PPT KEL 2 BARU.pptx
PPT KEL 2 BARU.pptxPPT KEL 2 BARU.pptx
PPT KEL 2 BARU.pptx
 
Success Story Akreditasi Paripurna Kadinkes Kab. Maros.pptx
Success Story Akreditasi Paripurna Kadinkes Kab. Maros.pptxSuccess Story Akreditasi Paripurna Kadinkes Kab. Maros.pptx
Success Story Akreditasi Paripurna Kadinkes Kab. Maros.pptx
 

Dernier

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 

Dernier (20)

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 

INA-CBG PENGELOMPOKAN

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4. Dasar Pengelompokan • Pengelompokan diagnosispenyakitberdasarkan ICD-10 versi th 2010 WHO (14.500 diagnosa) • Pengelompokan prosedur berdasarkan ICD-9-CM versi th 2010 (8.500 prosedur) Sistem Pengelompokan Pengelompokan INA-CBG menggunakan aplikasi E-klaim INA-CBG untuk menghasilkan kode dan tarif INA-CBG, dimana di dalamnya terdapat grouper utk mengelompokan yaitu UNU-Grouper berasal dari UNU IIGH (United Nation University International Institute For Global Health) Permenkes No. 26 Tahun 2021 tentang Pedoman Indonesian Case Based Groups (INA-CBG) Dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Permenkes No. 52 dan 64 Tahun2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan JKN Perpres No.82/2018 I N A C B G Sistem Pembayaran JKN di FKRTL
  • 5. Sistem Pembayaran Prospektif ➢Metode pembayaran ya ng dilakukan atas layana nkesehatan yang besara nnya sudah diketahui sebelum pelayanan Kesehatan diberikan ➢Global budget, Perdiem, Kapitasi dan Case Based Payment Retrospektif ➢Metode pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien berdasarkan pada setiap aktifitas layanan yang diberikan, semakin banyak layanan kesehatan yang dib erikan semakin besar biaya yang harus dibayarkan. ➢Fee For Services (FFS)
  • 6. Metode Retrospektif Tidak ada insentif yang memberikan Preventif Care Supplier induced - demand Provider • Jumlah pasien di klinik sangat banyak“Overcrowdedclinics” • Kualitaspelayanan kurang Pasien • Biayaadministrasi tinggi untuk proses klaim • Meningkatkanresiko keuangan Pembayar • Resiko KeuanganSangat Kecil • PendapatanRS tidak terbatas Provider • Waktu tunggu yang lebih sedikit • Lebih mudah mendapat pelayanandengantekhnologi baru Pasien Mudahmencapai kesepakatan dengan provider Pembayar Kelebihan Kekurangan
  • 7. Metode Prospektif • Pembayaranlebihadil sesuai dengan komleksitas pelayanan • Proses klaim lebih cepat Provider • Kualitaspelayanan baik • Dapat memilih provider dgn pelayanan terbaik Pasien • Terdapatpembagian resiko keuangandengan provider • Biayaadministrasi lebih rendah • Mendorong peningkatan system informasi Pembayar Kurangnya kualitas koding akan menyebabkan ketidaksesuaian proses grouping (pengelompokkan kasus) Provider • Pengurangankuantitas pelayanan • Provider merujuk keluar / rs lain Pasien • Memerlukanpemahaman lebih mengenai konsep prospektif dalam implementasinya • Memerlukanmonitoring pasca klaim Pembayar Kekurangan Kelebihan
  • 9. INA-CBG (Indonesian Case Based Groups): merupakan sistem pembayaran berdasarkan pengelompokan diagnosis penyakit dan prosedur yang memiliki klinis dan sumber daya yang hampir sama. Definisi INACBG
  • 10. Case-Based Groups Casemix Main Groups 31 CMGs, Contoh: Digestive system Groups (K) Endocrine system, nutrition & metabolism Groups (E) Tipe Kasus Menunjukkan tipekasus 1-9 Severity Level Severity Level I → Ringan Severity Level II → Sedang Severity Level III → Berat Spesifik CBGs (Kode CBG’s) → 1.075 Kode 786 Kode Rawat Inap 289 Kode Rawat Jalan Kode INACBG: K-4-17-I 1 2 4 3
  • 11. No. Case-Mix Main Groups (CMG) CMG Codes 1 Central nervous system Groups G 2 Eye and Adnexa Groups H 3 Ear, nose, mouth & throat Groups U 4 Respiratory system Groups J 5 Cardiovascular system Groups I 6 Digestive system Groups K 7 Hepatobiliary & pancreatic system Groups B 8 Musculoskeletal system & connective tissue Groups M 9 Skin, subcutaneous tissue & breast Groups L 10 Endocrine system, nutrition & metabolism Groups E 11 Nephro-urinary System Groups N 12 Male reproductive System Groups V 13 Female reproductive system Groups W 14 Deleiveries Groups O 15 Newborns & Neonates Groups P 16 Haemopoeitic & immune system Groups D LIST OF CASEMIX MAIN GROUPS(1) 1
  • 12. No. Case-Mix Main Groups (CMG) CMG Codes 17 Myeloproliferative system & neoplasms Groups C 18 Infectious & parasitic diseases Groups A 19 Mental Health and Behavioral Groups F 20 Substance abuse & dependence Groups T 21 Injuries, poisonings & toxic effects of drugs Groups S 22 Factors influencing health status other contacts with health services Gr Z 23 Ambulatory Groups-Episodic Q 24 Ambulatory Groups-Package QP 25 Sub-Acute Groups SA 26 Special Procedures YY 27 Special Drugs DD 28 Special Investigations I II 29 Special Investigations II IJ 30 Special Prosthesis RR 31 Chronic Groups CD 32 Errors CMGs X LIST OF CASEMIX MAIN GROUPS(2) 1
  • 13. Prosedur SignifikanRawat Jalan 03 Tipe Kasus Prosedure Rawat Inap 01 Prosedur Besar Rawat Jalan 02 Rawat Inap Bukan Prosedur 04 Rawat Inap Neonatal 08 Rawat Jalan kebidanan 07 RawatInap Kebidanan 06 Rawat Jalan Bukan Prosedur 05 Rawat Jalan Neonatal 09 Error X 2
  • 14. XXII BAB 14.500 Diagnosa 8.500 Prosedur 1.075 Kode 30 CMG 786 Rawat Inap (262) 289 Rawat Jalan 3
  • 15. Severity Level untuk rawat jalan Rawat Jalan untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 1 (tanpa komplikasi maupun komorbiditi). Ringan Untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 2 (dengan mild komplikasi dan komorbiditi) Sedang Untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 3 (dengan major komplikasi dan komorbiditi) Berat 0 I II III 4
  • 17. Tugas & Tanggung Jawab Menegakkan dan menuliskandiagnosis utama, diagnosis sekunder dan tindakan/proseduryang telahdilaksanakanserta membuat resume medis pasien secara lengkap,jelas dan spesifik selama pasien dirawatdi RS Dokter Melakukan kodifikasi diagnosis dan tindakan/prosedur yang ditulis oleh dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD-10 diagnosis dan ICD-9-CM untuk tindakan/prosedur VERSI TAHUN 2010 yang bersumber dari rekam medis. Apabila dalam melakukan pengodean diagnosis atau tindakan/prosedur koder menemukan kesulitan ataupun ketidaksesuaian dengan aturan umum pengodean, maka koder harus melakukan klarifikasi dengan dokter. Koder Melakukan verifikasi terhadapkelengkapanberkasklaim yang diajukan dan kesesuaian diagnosis serta tindakanyang ditulis oleh dokter di resume medis dengan ICD-10 Versi Tahun 2010 dan ICD-9-CM Versi Tahun 2010. Verifikator BPJS Kesehatan Dokter Koder Verifikator BPJS
  • 18. Diagnosa Utama Diagnosa Utama Merupakan diagnosis yang ditegakkan oleh dokter pada akhir episode perawatan yang menyebabkan pasien mendapatkan perawatan atau pemeriksaan lebih lanjut. Jika terdapat lebih dari satu diagnosis, maka dipilih yang menggunakan sumber daya paling banyak. Sumber Daya adalah segala dukungan berupa konsultasi, pemeriksaan, tindakan, tenaga, bahan medis habis pakai, alat kesehatan, pengetahuan, teknologi, pemeriksaan penunjang, dan/atau dukungan lainnya yang digunakan untuk menghasilkan manfaat sebagai bagian dari proses tata laksana dalam pelayanan kesehatan. Jika tidak terdapatdiagnosisyang dapat ditegakkanpada akhir episode perawatan, maka gejala utama, hasil pemeriksaan penunjang yang tidak normal atau masalah lainnya dipilih menjadi diagnosis utama.
  • 19. Diagnosa Sekunder adalah diagnosa yang menyertai diagnosa utama pada saat pasien masuk atau yang terjadi selama episode perawatan. Diagnos sekunder merupakan komorbiditas dan/atau komplikasi. Diagnosa Sekunder Komorbiditas Penyakit yang menyertai diagnosis utama atau kondisi yang sudah ada sebelum pasien masuk perawatan dan membutuhkan pelayanan kesehatan/tata laksana setelah masuk maupun selama perawatan, Komplikasi Penyakit yang timbul dalam masa perawatan dan memerlukan pelayanan tambahan yang mendapatkan tatalaksana sewaktu episode pelayanan, baik yang disebabkan oleh kondisi yang ada atau muncul akibat dari pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada pasien.
  • 21.
  • 26. Derajat malnutrisi biasanya dinyatakan dalam standard deviasi (SD) dari berat badan rata-rata populasi yang relevan. Kalau ada hasil pengukuran sebelumnya,maka tidak naiknya berat badan anak, atau turunnya berat badan anak dan dewasa merupakan indikasi malnutrisi. Kalau hanya berat badan saat itu yang tersedia, diagnosis didasarkan pada probabilitas (perkiraan statistik) dan tidak bersifat definitif tanpa uji klinis lain atau laboratorium lainnya. Kalau hasil pengukuran berat badan tidak ada,bukti klinis harus menjadi sandaran utama.
  • 27. E40-E46 Malnutrisi dimulai dengan catatan rinci tentang definisi kekurangan gizi. Ini harus digunakan dgn dokumentasi klinis saat menentukan bagaimana kode malnutrisi.
  • 28.
  • 29.
  • 30. Other nutritional deficiencies (E50–E64) Excludes: nutritional anaemias (D50–D53) E50-E64 Kekurangan gizi lainnya digunakan untuk mengkodekan kekurangan vitamin dan unsur diet lainnya. Anemia gizi tidak disertakan. Beberapa kode diblok ini hanya memiliki simbol dagger untuk kondisi tertentu
  • 31.
  • 32. E63 Other nutritional deficiencies Excludes: dehydration (E86) failure to thrive (R62.8) feeding problems in newborn (P92.-) sequelae of malnutrition and other nutritional deficiencies (E64.-)
  • 33. Obesity and other hyperalimentation (E65–E68)
  • 35.
  • 36.
  • 38.
  • 40.
  • 41.
  • 43. Data entry & Grouping Aplikasi E-Klaim INA-CBG Pengkodingan Penyakitdan Prosedur (ICD 10-2010 dan ICD 9 CM-20210) Pengaturan Koding di PermenkesNo. 26 Tahun 2021 Verifikasi Klaimoleh BPJS Kesehatan Pengaturan Koding di PermenkesNo. 26 Tahun 2021 Hasil verifikasi oleh BPJS Kesehatan kepada RS: •Layak Bayar •Tidak Layak Bayar •Pending •Dispute Penyiapan Berkas Klaim JKN di FKRTL Pengajuan Klaim oleh RS .txt .txt ALUR KLAIM JKN DI FKRTL Pelayanan JKN di FKRTL (Rajal, Ranap, IGD) Pending/Dispute Pembayaran Klaim Utk Yang Layak Bayar
  • 44. Berita Acara Pending Klaim 1. BA Koding No. 13 TB dengan Malnutrisi Kode kombinasi TB (A16.9) dengan malnutrisi hanya untuk kasus marasmus yaitu kode E41. Kriteria malnutrisi sesuai dengan PNPK PDGKI. 2. BA Koding No. 49 DM dengan malnutrisi Sesuai dengan instruksi includes pada volume I poin malnutrition-relateddiabetes mellitus (E12) yang menyatakan kode ini sudah termasuk didalamnya malnutrition-related diabetes mellitus (insulin-dependent dan non-insulin-dependent). Sehingga kode unspecified protein-energy malnutrition (E46) tidak perlu di koding terpisah. Digit angka terakhir dari kode E12 tetap disesuaikan dengan jenis komplikasinya sesuai yang tertera pada ICD. Perhatikan skor gizi, pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya.
  • 45.
  • 46. PEMBIAYAANPASIENDENGANMALLNUTRISI PMK 64 Tahun 2016 NO KODE INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG TARIF RS PEMERINTAH TARIF RS SWASTA KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 100 E-4-10-I Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik Ringan 3,690,400 4,428,500 5,166,600 3,801,100 4,561,300 5,321,600 101 E-4-10-II Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik Sedang 7,147,700 8,577,200 10,006,800 7,362,100 8,834,500 10,307,000 102 E-4-10-III Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik Berat 11,976,800 14,372,200 16,767,500 12,336,100 14,803,300 17,270,500 REGIONAL 1 KELAS A RAWATINAP REGIONAL 1 KELAS B RAWAT INAP NO KODE INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG TARIF RS PEMERINTAH TARIF RS SWASTA KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 100 E-4-10-I Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik Ringan 3,400,700 4,080,900 4,761,000 3,502,700 4,203,300 4,903,800 101 E-4-10-II Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik Sedang 4,751,900 5,702,300 6,652,600 4,894,400 5,873,300 6,852,200 102 E-4-10-III Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik Berat 6,080,400 7,296,500 8,512,600 6,262,900 7,515,400 8,768,000
  • 47. PEMBIAYAANPASIENDENGANMALLNUTRISI PMK 64 Tahun 2016 NO KODE INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG TARIF RS PEMERINTAH TARIF RS SWASTA KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 100 E-4-10-I Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik Ringan 3,330,600 3,996,700 4,662,800 3,430,500 4,116,600 4,802,700 101 E-4-10-II Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik Sedang 4,653,900 5,584,700 6,515,500 4,793,500 5,752,200 6,710,900 102 E-4-10-III Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik Berat 5,776,400 6,931,700 8,087,000 5,949,700 7,139,700 8,329,600 REGIONAL 1 KELAS C RAWAT INAP REGIONAL 1 KELAS D RAWAT INAP NO KODE INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG TARIF RS PEMERINTAH TARIF RS SWASTA KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 KELAS 3 KELAS 2 KELAS 1 100 E-4-10-I Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik Ringan 3,164,100 3,796,900 4,429,700 3,259,000 3,910,800 4,562,600 101 E-4-10-II Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik Sedang 4,421,200 5,305,500 6,189,700 4,553,800 5,464,600 6,375,400 102 E-4-10-III Penyakit Kencing Manis & Gangguan Nutrisi/Metabolik Berat 5,487,600 6,585,100 7,682,600 5,652,200 6,782,700 7,913,100
  • 48. Upaya Pencegahan Fraud RS harus melakukan klaim secara tepat baik penulisan diagnose maupun penulisan kode sesuai regulasi yang berlaku. PMK No. 16/2019 Pencegahan Fraud Dalam Program JKN
  • 50. dr. Ng Phi Shi, M. Kes – 081.33951.8099