kalompok 8 kelas kebijakan sosial B membahas tentang kekerasan seksual pada anak yakni kasus pedofilia yang dilakukan oleh seseorang yang bernama Emon serta melihat sudut pandang bagaimana pemerintah menangani kasus tersebut. kami juga membahas apa saja hak-hak yang dimiliki oleh anak.
KEBIJAKAN PEMERINTAH MENJAMIN HAK ANAK dalam KASUS KEKERASAN SEKSUAL
1. Nama Kelompok :
Sukini 17102050014
Pangeran Faizal 17102050042
Rizki Kurniawati 17102050069
Rizqi Amalia 17102050084
KEBIJAKANPEMERINTAH MENJAMIN HAK ANAKdala
m KASUSKEKERASAN SEKSUAL
Pengampu : Bayu Mitra A Kusuma, S.AP, M.AP, M.Pd. S
c
4. Menurut Undang-Undang No 39 Tahun 1999 te
ntang Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa a
nak adalah setiap manusia yang berusia di bawah
18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, ter
masuk anak yang masih dalam kandungan apabil
a hal tersebut adalah demi kepentingannya.
A
B
C
UNICEF mendefinisikan anak sebagai pen
duduk yang berusia 0 sampai dengan 18
tahun.
Definisi Anak
Menurut Haditono
Anak merupakan mahluk yang membutuhk
an pemeliharaan, kasih sayang dan tempat
bagi perkembangannya.
5. Hak Anak dalam UU
Menurut UU RI No. 35 Tahun
2014 menyebutkan anak berhak
untuk memperoleh perlindunga
n dalam peristiwa yang mengan
dung unsur kekerasan
Dalam UU RI No. 35 Th 2014 pasal 26
ayat 1 orang tua berkewajiban dan bertang
gung jawab untuk:
a. Mengasuh, memellihara, mendidik dan
melindungi anak
b. Menumbuhkembangkan anak sesuai d
engan kemampuan bakat dan minat
c. Mencegah terjadinya perkawinan anak
d. Memberikan pendidikan karakter dan p
enanaman budi pekerti pada anak
6. Konvensi Hak Anak melalui Keppres No. 36/1990
.
Pendidikan, waktu lua
ng & kegiatan budaya
Perlindungnan
lingkungan keluarga
kesehatan & kese
jahteraan dasar
kebebasan sipil
7. Konvensi Hak Anak tahun 1989 yang disepakati dalam sidang Majelis Umum PBB ke-44 dan di
tuangkan dalam Resolusi PBB No. 44/25 tanggal 5 Desember 1989.
Hak Hidup Hak Tumbuh dan Berkembang
Hak Perlindungan Hak Berpartisipasi /
Hak Partisipasi
8. Sang Pedofilia dari Sukabumi
Andri Sobari yang akrab disapa dengan sapaan emon. Usianya sekitar 24 tahun
pada saat tahun kejadian, yakni sekitar tahun 2014 hingga 2015. Ia tinggal di Ka
mpung Liosanta, Desa Sudajaya Hilir, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi. Emon,
begitu dipanggilnya ketika menguak perbuatan tak bermoral itu ia menjadi terken
al. Dan ternyata sudah melakukan perbuatannya sudah sejak tahun 2005, melam
piaskan hasrat seksualnya. Ia menyodomi anak-anak dengan cara mengiming-imi
ngi uang hingga menjanjikan main-mainan apabila ia menuruti perintah bejat dari
sang predator itu.Uang yang didapatkan untuk mengiming-imingi para korban ia d
apatkan dari Ibunya, meskipun usianya sudah 24 tahun. Karena ia hanya lulusan
SMK, 2 bulan terakhir ia menjadi buruh cuci tempat penyimpanan agar-agar deng
an upah Rp 200 ribu per minggu. Dengan penghasilan itu, Emon pun dapat memp
erdaya anak-anak. Jumlahnya melebihi dari 100 anak atau sekitar 114 anak. Ulah
biadab Emon terkuak setelah seorang warga melaporkan perbuatan Emon ke Po
lres Sukabumi. Dari 1 laporan, korban Emon yang awalnya takut atau malu, akhirn
ya satu per satu melapor. Di pemandian Santa Lio yang terbengkalai di Sukabumi,
Jawa Barat, Emon memangsa korban-korbannya. Menurut pengakuannya, ia mel
akukan tindakan bejat demikian dikarenakan dia dulunya pernah menjadi korban
penyodomian oleh tetangga dekatnya saat ia duduk dibangku SMP. Maka dari itu
ia pun berpikiran bahwa karena dia dulunya adalah korban maka dengan itu ia pu
n terpancing untuk melakukan hal yang pernah dialaminya. Bak pepatah “itu yan
g kau tanam, itulah yang kau tuai” begitu ucapnya. Untuk mempertanggungjawabk
an perbuatannya, Emon dijerat dengan pasal berlapis mulai dari Undang-Undang
nomor 23/2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun
penjara jo pasal 292 KUHP tentang pelecehan seksual dan pasal 64 KUHP tentan
g perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang, kata Kapolres Sukabumi Kota
, AKBP Hari Santoso.
01
10. 0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
2011 2012 2013 2014
Kasus Korban Kekerasan
anak dan perempuan
Kasus
Kekerasan yang terjadi meliputi
kekerasan secara fisik, psikis ata
upun seksual (pelecehan seksual
). Berdasarkan catatan komnas
anak tahun 2013, 44,43% dari
kasus yang terjadi merupakan ka
sus kekerasan seksual sedangkan
pada tahun 2014, 60% dari kasus
yang terjadi merupakan kasus ke
kerasan seksual
Sumber data : KPAI ( kasus kekerasan anak di Indonesia) ya
ng diperoleh dari jurnal Yuninda Tria Ningsih dkk “DINAMIKA
PSIKOLOGIS ANAK KORBAN PEDHOPILIA”, Universitas
Negeri Padang
11. Kebijakan pemerintah
Kebijakan hukum pidana dalam KUHP
pasal 287, 292, 294, 305, 306, 307.
Melanggar UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan An
ak dari Pasal 77 sampai pasal 90. dan UU No. 39 tahun 1999
tentang HAM Pasal 65
Hukum pidana bagi pelaku dipenjara paling lama 10-15
tahun dan denda 200.000.000 seperti yang tertuang dalam
UU No. 23 tahun 2002 Pasal 88
Kepedulian pemerintah dalam perlindungan anak dari keja
hatan seksual diwujudkan dalam penerbitan Inpres Geraka
n Nasional Anti Kejahatan Seksual terhadap Anak (GN-AK
SA) Nomor 5 tahun 2014. Inpres GN-AKSA
12. REFERENSI
1. Ratih Probosiwi dan Daud Bahransyaf, “PEDOFILIA DAN KEKERASAN SEKSUAL: MASALAH DAN PERLINDU
NGAN TERHADAP ANAK PEDOPHILIA AND SEXUAL VIOLENCE: PROBLEMS AND CHILD PROTECTION”.
2. KAJIAN PUSTAKA PERILAKU PEDOFILIA DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA
3. unpas.ac.id/7129/5/BAB%20II.pdf
4. Yuninda Tria Ningsih dkk “DINAMIKA PSIKOLOGIS ANAK KORBAN PEDHOPILIA”, Universitas Negeri Padang
5. Nur Hidayati, “Perlindungan Anak terhadap Kejahatan Kekerasan Seksual (Pedofilia)”, Staf pengajar Jurusan Te
knik Mesin Politeknik Negeri Semarang
6. Mimbar Keadilan Jurnal Ilmu Hukum Agustus 2017 Sripah Wiwik Afifah 183 ALTERNATIF PEMIDANAAN TERHA
DAP KEJAHATAN PEDOFILIA BERULANG1 Sripah dan Wiwik Afifah Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 19
45 Surabaya Jalan Semolowaru Nomor 45Surabaya 60118, Indonesia