1. 1
KUNCI JAWABAN TERMOKIMIA
1. Azas kekekalan energi menyatakan bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Jadi, kalor yang
menyertai suatu reaksi hanyalah perubahan bentuk energi.
Azas kekekalan energi disebut juga hukum termodinamika pertama. Sebenarnya
kita tidak dapat menentukan secara pasti nilai energi (E) yang terdapat dalam suatu
materi, akan tetapi hanya perubahan energinya (E) saja yang dapat ditentukan.
Kunci Jawaban: A
2. Sistem dapat dibedakan atas sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi.
Sistem dikatakan terbuka jika antara sistem dan lingkungan dapat mengalami
pertukaran, baik materi maupun energi. Pertukaran materi artinya ada hasil reaksi
yang dapat meninggalkan sistem (wadah reaksi), misalnya gas, atau ada sesuatu dari
lingkungan yang memasuki sistem.
Sistem dikatakan tertutup jika antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi
pertukaran materi, tetapi dapat terjadi pertukaran energi.
Sistem dikatakan terisolasi, jika tidak terjadi pertukaran energi maupun materi
dengan lingkungannya.
Jadi, jika antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran materi, tetapi
dapat terjadi pertukaran energi, maka termasuk dalam sistem tertutup.
Kunci Jawaban: C
3. Diketahui:
Peristiwa menyeterika pakaian
Ditanyakan: besarnya q (kalor) dan w (kerja)?
Jawab:
Ketika menyeterika pakaian, maka terjadi:
Sistem melepaskan kalor/panas reaksi eksoterm kalor (q) bertanda negatif (-)
Sistem melakukan kerja kerja (w) bertanda negatif (-)
Kunci Jawaban: D
4. Perubahan entalpi sama dengan kalor yang diserap qp, jika proses berlangsung pada
tekanan tetap, atau dapat dituliskan:
H = q = qp, (indeks p menyatakan pressure/tekanan)
Jika reaksi terjadi hanya pada bentuk cairan dan padatan, maka perubahan volum
yang terjadi sangatlah kecil mendekati 0 atau dapat dikatakan volum tetap (V = 0),
2. 2
sehingga sistem tidak melakukan kerja (w = 0). Dengan demikian besarnyaperubahan
entalpi (H) sama dengan perubahan energinya (E), atau H = E.
Kunci Jawaban: B
5. Energi dalam adalah energi yang dimiliki oleh suatu zat yang dapat berupa energi
kinetik maupun energi potensial.
Energi kinetik merupakan energi yang disebabkan oleh materi yang bergerak, atau
energi yang dimiliki suatu materi karena geraknya.
Energi potensial merupakan energi yang disebabkan oleh zat-zat yang mempunyai
potensi energi di dalamnya, yang tidak dapat diukur, tetapi perubahan energi
potensial tersebut menjadi energi lain yang dapat diukur. Dengan kata lain, energi
potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu materi karena kedudukannya.
Energi dalam suatu zat dapat berubah jika zat itu melakukan atau menerima kerja.
Dengan demikian, setiap materi memiliki energi dalam (internal energy) yang
tersusun atas energi kinetik dan potensial.
Kunci Jawaban: E
6. Diketahui:
Beberapa peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari:
(a) membakar petasan
(b) melarutkan minuman penyegar
(c) proses mencerna makanan dalam tubuh
(d) fotosintesis pada tumbuhan
(e) memasak kue dalam oven
Ditanyakan: Peristiwa yang merupakan contoh terjadinya reaksi endoterm?
Jawab:
(a) membakar petasan reaksi eksoterm
(b) melarutkan minuman penyegar reaksi endoterm
(c) proses mencerna makanan dalam tubuh reaksi eksoterm
(d) fotosintesis pada tumbuhan reaksi endoterm
(f) memasak kue dalam oven reaksi eksoterm
Jadi, peristiwa yang termasuk reaksi endoterm adalah (b) melarutkan minuman
penyegar dan (d) fotosintesis pada tumbuhan.
Kunci Jawaban: D
7. Peristiwa pembuatan tape singkong merupakan contoh reaksi eksoterm, karena mem-
bebaskan sejumlah kalor yang dapat dirasakan panasnya daun yang menutup pembu-
3. 3
atan tape. Selain itu pembuatan tape singkong (maupun tape ketan) keberhasilannya
sangat tergantung dari kerapatan dalam menutup bahan utamanya (singkong atau
tape). Hal ini karena pembuatan tape bersifat anaerob (tidak memerlukan oksigen di
udara).
Jadi, pembuatan tape memiliki ciri sebagai reaksi eksoterm dan merupakan reaksi
anaerob.
Kunci Jawaban: C
8. Diketahui:
Beberapa penulisan persamaan termokimia pembentukan gas NO:
A. ½ N2 (g) + ½ O2 (g) NO (g) H = + 90,37 kJ/mol
B. N2 (g) + O2 (g) 2 NO (g) H = + 90,37 kJ/mol
C. N (g) + ½ O2 (g) NO (g) H = + 90,37 kJ/mol
D. N (g) + O (g) NO (g) H = + 90,37 kJ/mol
E. ½ N2 (g) + O (g) NO (g) H = + 90,37 kJ/mol
Ditanyakan:
Penulisan persamaan termokimia untuk reaksi pembentukan 1 mol gas nitrogen
monoksida dari unsur-unsurnya yang memerlukan kalor sebanyak 90,37 kJ?
Jawab:
Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi yang ditulis disertai perubahan
energinya. Dalam persamaan termokimia, koefisiennya diambil sebagai jumlah mol
dari pereaksi dan hasil reaksi.
Berdasarkan pengertian tersebut, pada reaksi pembentukan 1 mol senyawa NO (g),
maka senyawa tersebut dibentuk dari gas N2 dan O2 (keduanya selalu dalam bentuk
diatomik) dan angka koefisien NO harus satu yang menunjukkan 1 mol.
Dengan demikian tidak mungkin dijumpai N dan O dalam reaksi pembentukan NO
(g).
Jadi, persamaan termokimia untuk reaksi pembentukan 1 mol gas nitrogen monoksida
dari unsur-unsurnya yang memerlukan kalor sebanyak 90,37 kJ dapat ditulis:
½ N2 (g) + ½ O2 (g) NO (g) H = + 90,37 kJ/mol
Kunci Jawaban: A
9. Entalpi standar: perubahan entalpi yang diukur pada kondisi standar , yaitu suhu
25C (298K) dan tekanan 1 atmosfer.
Entalpi molar standar: perubahan entalpi 1 mol zat yang diukur pada keadaan
standar, yaitu suhu 25C (298K) dan tekanan 1 atmosfer.
4. 4
Pengertian entalpi molar standar muncul, karena pada umumnya suatu reaksi kimia
mengikutsertakan jumlah reaktan dan produk reaksi yang biasanya dinyatakan dengan
satuan molar.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut, maka perubahan entalpi 1 mol zat berarti
menunjuk pada pengertian entalpi molar standar.
Kunci Jawaban: E
10. Diketahui:
Beberapa entalpi pembentukan standar:
A. 2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (l) H = - 571,7 kJ
B. H2 (g) + ½ O2 (g) H2O (l) H = - 285,85 kJ
C. ½ H2 (g) + ½ H2O2 (g) H2O (l) H = + 285,85 kJ
D. H2O (l) + ½O2 (l) H2O2 (l) H = - 187,8 kJ
E. 2 H (g) + 2 O (g) H2O2 (g) H = + 136,1 kJ
Ditanyakan: Manakah yang merupakan entalpi pembentukan standar?
Jawab:
Entalpi pembentukan standar (Hf) adalah kalor yang dilepaskan atau diserap pada
pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada reaksi yang dilakukan pada
suhu 298 K dan tekanan 1 atmosfer.
Berdasarkan pengertian tersebut, pada reaksi pembentukan 1 mol senyawa H2O (aq),
H2O2 (l), maupun H2O2 (g), maka senyawa tersebut dibentuk dari gas H2 dan O2
(keduanya selalu dalam bentuk diatomik) dan angka koefisien H2O harus satu yang
menunjukkan 1 mol.
Dengan demikian tidak mungkin dijumpai H, O, H2O, maupun H2O2 dalam reaksi
pembentukan H2O (aq), H2O2 (l), maupun H2O2 (g).
Jadi, entalpi pembentukan standar yang benar ditunjukkan oleh reaksi:
H2 (g) + ½ O2 (g) H2O (l) H = - 285,85 kJ
Kunci Jawaban: B
11. Diketahui:
Beberapa penulisan reaksi pembentukan senyawa kalsium karbonat:
A. Ca (s) + CO2 (g) + ½ O2 (g) CaCO3 (s) H = + 1207,1 kJ/mol
B. Ca (s) + C (g) + 3/2 O2 (g) CaCO3 (s) H = + 1207,1 kJ/mol
C. CaO (s) + CO (g) + ½ O2 (g) CaCO3 (s) H = - 1207,1 kJ/mol
D. Ca (s) + CO (g) + O2 (g) CaCO3 (s) H = + 1207,1 kJ/mol
E. CaO (s) + C (g) + O2 (g) CaCO3 (s) H = - 1207,1 kJ/mol
5. 5
Ditanyakan:
Bagaimana penulisan reaksi pembentukan 1 mol senyawa kalsium karbonat dari
unsur-unsurnya pada suhu 298K dan tekanan 1 atm yang memerlukan kalor 1207,1
kJ/mol?
Jawab:
Reaksi pembentukan standar adalah reaksi pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-
unsurnya pada suhu 298 K dan tekanan 1 atmosfer disertai dengan pelepasan atau
penyerapan kalor.
Berdasarkan pengertian tersebut, pada reaksi pembentukan 1 mol senyawa CaCO3(s),
maka senyawa CaCO3 dibentuk dari unsur Ca (selalu dalam bentuk monoatomik), C
(selalu dalam bentuk monoatomik), dan gas O2 (karena O selalu dalam bentuk
molekul diatomik).
Dengan demikian tidak mungkin dijumpai CaO, CO, CO2 dalam reaksi pembentukan
CaCO3 (s).
Jadi, reaksi pembentukan 1 mol senyawa kalsium karbonat dari unsur-unsurnya pada
suhu 298K dan tekanan 1 atm yang memerlukan kalor 1207,1 kJ/mol dapat ditulis:
Ca (s) + C (g) + 3/2 O2 (g) CaCO3 (s) H = + 1207,1 kJ/mol
Kunci Jawaban: B
12. Diketahui:
Beberapa reaksi senyawa KClO (aq):
A. KClO (aq) K (s) + Cl (g) + O (g) (aq) H = + 349,5 kJ/mol
B. KClO (aq) K (s) + Cl (g) + O (g) H = - 349,5 kJ/mol
C. KClO (aq) K (s) + ½ Cl2 (g) + ½ O2 (g) H = + 349,5 kJ/mol
D. KClO (aq) K (s) + ½ Cl2(g) + ½ O2 (g) H = - 349,5 kJ/mol
E. KClO (aq) K (s) + Cl2 (g) + O2 (g) H = + 349,5 kJ/mol
Ditanyakan:
Bagaimana penulisan reaksi penguraian 1 mol senyawa KClO menjadi unsur-
unsurnya pada keadaan standar yang memerlukan kalor 349,5 kJ/mol?
Jawab:
Reaksi penguraian standar adalah reaksi terurainya 1 mol suatu senyawa menjadi
unsur-unsurnya pada keadaan standar disertai pelepasan atau penyerapan kalor.
Berdasarkan pengertian tersebut, pada reaksi penguraian 1 mol senyawa KClO (aq),
maka senyawa KClO akan terurai menjadi unsur K (selalu dalam bentuk
monoatomik), gas Cl2 (karena Cl selalu dalam bentuk molekul diatomik), dan gas O2
(karena O selalu dalam bentuk molekul diatomik).
6. 6
Dengan demikian tidak mungkin dijumpai Cl dan O dalam reaksi penguraian KClO
(aq).
Jadi, reaksi penguraian 1 mol senyawa KClO menjadi unsur-unsurnya pada keadaan
standar yang memerlukan kalor 349,5 kJ/mol dapat ditulis:
KClO (aq) K (s) + ½ Cl2 (g) + ½ O2 (g) H = + 349,5 kJ/mol
Kunci Jawaban: C
13. Diketahui:
Beberapa reaksi gas asetilena:
A. C2H2 (g) 2 C (g) + H2 (g)
B. C2H2 (g) 2 C2 (g) + H2 (g)
C. C2H2 (g) C2 (g) + 2 H (g)
D. C2H2 (g) C2 (g) + H2 (g)
E. C2H2 (g) C (g) + H (g)
Ditanyakan: Reaksi penguraian gas asetilena (C2H2) yang benar?
Jawab:
Reaksi penguraian adalah reaksi terurainya 1 mol suatu senyawa menjadi unsur-
unsurnya pada keadaan standar.
Pada reaksi penguraian gas asetilena (C2H2), gas tersebut akan terurai menjadi unsur
C (karena C selalu dalam bentuk monoatomik) dan gas H2 (karena H selalu dalam
bentuk molekul diatomik).
Dengan demikian tidak mungkin dijumpai C dalam bentuk C2 dan H dalam bentuk H
berdiri sendiri (selalu dalam bentuk H2).
Jadi, reaksi penguraian gas asetilena (C2H2) yang benar dapat dituliskan:
C2H2 (g) 2 C (g) + H2 (g)
Kunci Jawaban: A
14. Diketahui:
Persamaan termokimia:
2 C2H2 (g) + 5 O2 (g) 4 CO2 (g) + 2 H2O (l) ∆H = - 2512 kJ
Ditanyakan: Apa yang terjadi pada pembakaran sempurna 5,6 liter C2H2 (STP)?
Jawab:
∆H bertanda negatif (-) berarti reaksi tersebut membebaskan kalor
Kalor yang dibebaskan pada pembakaran sempurna 5,6 liter C2H2 (STP)
7. 7
= mol x (- 2512 kJ)
= 0,25 mol x (- 2512 kJ)
= - 628 kJ (untuk 2 mol C2H2)
Jadi, untuk 1 mol C2H2 dibebaskan kalor sebanyak: = - 314 kJ
Kunci Jawaban: E
15. Kalorimeter bom biasanya dipakai untuk mempelajari reaksi eksoterm, yang tak
akan berjalan bila tidak dipanaskan, misalnya reaksi pembakaran dari CH4 dengan
O2 atau reaksi antara H2 dan O2. Alatnya terdiri dari wadah yang terbuat dari baja
yang kuat (bomnya) dimana pereaksi ditempatkan. Bom tersebut dimasukkan dalam
bak yang berisolasi dan diberi pengaduk serta termometer. Suhu mula-mula dari bak
diukur kemudian reaksi dijalankan dengan cara menyalakan pemanas kawat kecil
yang berada di dalam bom. Panas yang dikeluarkan oleh reaksi diabsorbsi oleh bom
dan bak, menyebabkan suhu alat naik. Berdasarkan perubahan suhu dan kapasitas
panas alat yang telah diukur, maka jumlah panas yang diberikan oleh reaksi dapat
dihitung.
Gambar kalorimeter bom:
Kunci Jawaban: D
16. Perbedaan kerja yang mencolok dari kalorimeter bom dengan kalorimeter cangkir
kopi adalah:
Pada kalorimeter bom
Reaksi yang terjadi dalam kalorimeter bom terjadi pada volum tetap, karena bom
tidak dapat membesar atau mengecil. Tetapi, bila suatu reaksi menghasilkan gas,
maka tekanan akan membesar atau menyebabkan tekanan sistem berubah. Oleh
karena reaksi terjadi pada keadaan volum tetap, maka kalor reaksi yang diukur
dengan kalorimeter bom disebut kalor reaksi pada volum tetap yang dilambangkan
dengan qv.
Pada kalorimeter cangkir kopi
8. 8
Reaksi yang terjadi dalam kalorimeter cangkir kopi selalu berhubungan dengan udara
luar dan reaksi menghasilkan gas. Gas yang terbentuk dapat menguap keluar,
sehingga tekanan pada sistem tidak berubah. Dengan demikian, perubahan energi
yang diukur dengan kalorimeter cangkir kopi disebut kalor reaksi pada tekanan tetap
yang dilambangkan dengan qP.
Jadi, perbedaan utama antara kalorimeter bom dengan kalorimeter cangkir kopi
adalah kalor reaksi yang diukur dengan kalorimeter bom berlangsung pada keadaan
volum tetap.
Kunci Jawaban: A
17. Diketahui:
50 mL HCl 1 M
50 mL NaOH 1 M dicampur dalam kalorimeter cangkir kopi, suhu 27o
C (300 K)
Suhu campuran = 33,5o
C (306,5 K)
Kalor jenis larutan = kalor jenis air = 4,18 J/gK
Ditanyakan: ∆H untuk reaksi HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)?
Jawab:
Terjadi kenaikan suhu berarti reaksi eksoterm.
Massa larutan (m) = 50 gram + 50 gram = 100 gram (mL dianggap sama dengan
gram)
Kalor jenis larutan (c) = 4,18 J/gK
Perubahan suhu (t) = (306,5 – 300) K = 6,5 K
Jumlah kalor yang diserap larutan
qlarutan = m . c . t
= 100 g. 4,18 J/gK . 6,5 K
= 2717 J
qreaksi = - qlarutan
= - 2717 J
50 mL HCl 1 M mengandung 50 mmol HCl = 0,05 mol HCl
50 mL NaOH 1 M mengandung 50 mmol NaOH = 0,05 mol NaOH
Oleh karena jumlah mol pereaksi sesuai dengan perbandingan koefisien, maka
campuran adalah ekivalen. H reaksi harus disesuaikan dengan stoikiometri reaksi.
Jadi H reaksi HCl dan NaOH masing-masing 1 mol, sesuai koefisien reaksi
= q (1 mol HCl + 1 mol NaOH) = x (- 2717 J) = - 54340 J = - 54,34 kJ
9. 9
Jadi,
H reaksi KOH (aq) + HCl (aq) KCl (aq) + H2O (l) = qreaksi = - 54,34 kJ
Kunci Jawaban: C
18. Diketahui:
50 mL KOH 0,1 M
50 mL HCl 0,1 M dicampur pada suhu 13o
C (286 K)
Suhu campuran = 28o
C (301 K)
Kalor jenis larutan = kalor jenis air = 4,18 J/gK
Kapasitas kalor wadah diabaikan
Ditanyakan: ∆H untuk reaksi KOH (aq) + HCl (aq) KCl (aq) + H2O (l)?
Jawab:
Terjadi kenaikan suhu berarti reaksi eksoterm.
Massa larutan (m) = 50 gram + 50 gram = 100 gram (mL dianggap sama dengan
gram)
Kalor jenis larutan (c) = 4,18 J/gK
Perubahan suhu (t) = (301 – 286) K = 15 K
Jumlah kalor yang diserap larutan
qlarutan = m . c . t
= 100 g. 4,18 J/gK . 15 K
= 6270 J
qreaksi = - qlarutan
= - 6270 J
50 mL KOH 0,1 M mengandung 5 mmol KOH = 0,005 mol KOH
50 mL HCl 0,1 M mengandung 5 mmol HCl = 0,005 mol HCl
Oleh karena jumlah mol pereaksi sesuai dengan perbandingan koefisien, maka
campuran adalah ekivalen. H reaksi harus disesuaikan dengan stoikiometri reaksi.
Jadi H reaksi KOH dan HCl masing-masing 1 mol, sesuai koefisien reaksi
= q (1 mol KOH + 1 mol HCl) = x (- 6270 J) = - 1254000 J = - 1254 kJ
Jadi,
H reaksi KOH (aq) + HCl (aq) KCl (aq) + H2O (l) = qreaksi = - 1254 kJ
Kunci Jawaban: E
19. Diketahui:
10. 10
Diagram:
2A + B A2B
C + 2D CD2
Ditanyakan: Perubahan entalpi reaksi: A2B CD2?
Jawab:
A2B 2A + B - ∆H1
2A + B C + 2D + ∆H2
C + 2D CD + ∆H3 +
A2B CD2 ∆H4 = - ∆H1 + ∆H2 + ∆H3
Kunci Jawaban: B
20. Diketahui:
∆H pembakaran siklopropana (CH2)3 (g) = - a kJ/mol
∆H pembentukan CO2 (g) = - b kJ/mol
∆Ho
f H2O (l) = - c kJ/mol
Ditanyakan: ∆Ho
f siklopropana (CH2)3 (g) dalam kJ/mol?
Jawab:
(CH2)3 (g) + 4½ O2 (g) 3 CO2 (g) + 3 H2O (l)
H = Hf (hasil reaksi) - Hf (pereaksi)
= (3 x ∆Ho
f CO2) + (3 x ∆Ho
f H2O - (∆Ho
f (CH2)3)
= (3 x – b kJ/mol) + (3 x - c kJ/mol) - (- a kJ/mol)
= (- 3b kJ) + (- 3c) - (- a kJ/mol)
= (- 3b – 3c + a) atau (a – 3b – 3c) kJ untuk 1 mol (CH2)3 (g)
Kunci Jawaban: D
21. Diketahui:
∆Ho
f Fe2O3 (s) = - 830 kJ
∆Ho
f CO2 (g) = - 394 kJ
∆Ho
f CO (g) = - 110,5 kJ.
Ditanyakan:
Kalor reaksi pada pembuatan 28 gram Fe menurut reaksi:
Fe2O3 (s) + 3 CO (g) 2 Fe (s) + 3 CO2 (g) ?
Jawab:
H = Hf (hasil reaksi) - Hf (pereaksi)
∆H2
∆H3
∆H4
∆H1
11. 11
= (3 x ∆Ho
f CO2) - (∆Ho
f Fe2O3) + (3 x ∆Ho
f CO)
= (3 x – 394 kJ) - (- 830 kJ) + (3 x – 110,5 kJ)
= (- 1182 kJ) - (- 830 kJ) + (- 331,5 kJ)
= (- 1182 kJ) - (- 1161,5 kJ)
= - 1182 kJ + 1161,5 kJ
= - 20,5 kJ
Jadi untuk pembentukan 2 mol Fe kalor reaksinya sebesar – 20,5 kJ, sehingga untuk
28 gram Fe ( = 0,5 mol) berarti kalor reaksinya
= x (- 20,5 kJ) = - 5,125 kJ
Kunci Jawaban: C
22. Diketahui:
C (s) + ½ O2 (g) CO (g) ∆H = - a kJ
2 CO (g) + O2(g) 2 CO2 (g) ∆H = - b kJ
C (s) + O2 (g) CO2 (g) ∆H = - c kJ
Ditanyakan: Hubungan antara a, b, dan c menurut Hukum Hess?
Jawab:
C (s) + ½ O2 (g) CO (g) ∆H = - a kJ x 2
2 CO (g) + O2 (g) 2 CO2 (g) ∆H = - b kJ +
C (s) + O2 (g) CO2 (g) ∆H = - c kJ x 2
Berdasarkan Hukum Hess, maka 2a + b = 2c atau 2c = 2a + b
Kunci Jawaban: D
23. Diketahui :
2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (l) ∆H = - 571 kJ
2 Ca (s) + O2 (g) 2 CaO (s) ∆H = - 1269 kJ
CaO (s) + H2O (l) Ca(OH)2 (s) ∆H = - 64 kJ
Ditanyakan: H pembentukan Ca(OH)2?
Jawab:
2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (l) ∆H = - 571 kJ x 1/2
2 Ca (s) + O2 (g) 2 CaO (s) ∆H = - 1269 kJ x 1/2
CaO (s) + H2O (l) Ca(OH)2 (s) ∆H = - 64 kJ +
Ca (s) + H2 (g) + O2 (g) Ca(OH)2 (s) ∆H = - 984 kJ
Kunci Jawaban: D
12. 12
24. Diketahui:
2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (g) ∆H = - 482 kJ
H2O (s) H2O (l) ∆H = + 6 kJ
H2 (g) + ½ O2 (g) H2O (l) ∆H = - 291 kJ
Ditanyakan: Ho
pada reaksi H2O (s) H2O (g)?
Jawab:
2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (g) ∆H = - 482 kJ x 1/2
H2O (s) H2O (l) ∆H = + 6 kJ
H2O (l) H2 (g) + ½ O2 (g) ∆H = + 291 kJ +
H2O (s) H2O (g) ∆Ho
= + 56 kJ/mol
Kunci Jawaban: E
25. Diketahui:
C (s) + O2 (g) CO2 (g) ∆H = - 394 kJ/mol
H2 (g) + ½ O2 (g) H2O (l) ∆H = - 286 kJ/mol
CH4 (g) + 2 O2 (g) CO2 (g) + 2 H2O (l) ∆H = - 890 kJ/mol
Ditanyakan: Ho
CH4(g)?
Jawab:
C (s) + O2 (g) CO2 (g) ∆H = - 394 kJ/mol
2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (l) ∆H = - 572 kJ/mol
CO2 (g) + 2 H2O (l) CH4 (g) + 2 O2 (g) ∆H = + 890 kJ/mol +
C (s) + 2 H2 (g) CH4 (g) ∆H = - 76 kJ/mol
Kunci Jawaban: C
26. Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam
1 mol suatu senyawa dalam fase gas pada keadaan standar menjadi atom-atom
gasnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka besarnya energi ikatan berlaku untuk 1 mol
suatu senyawa dalam fase gas.
Kunci Jawaban: B
27. Energi atomisasi adalah energi yang diperlukan untuk memecah molekul kompleks
dalam 1 mol senyawa dalam fase gas pada keadaan standar menjadi atom-atom
gasnya, sedangkan energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan
13. 13
ikatan kimia dalam 1 mol suatu senyawa dalam fase gas pada keadaan standar
menjadi atom-atom gasnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka besarnya energi atomisasi akan sama dengan
energi ikatan jika molekul tersebut merupakan molekul kovalen yang terdiri dari 2
atom (molekul diatomik), seperti O2, H2, N2, HCl, HBr, karena jumlah seluruh energi
ikatan yang ada dalam molekul (energi atomisasi) berarti sama dengan jumlah energi
ikatannya.
Mengenai fase (gas), jenis ikatannya (kovalen), dan kondisinya (keadaan standar)
sama, tetapi belum tentu jumlah seluruh ikatan dalam senyawa tersebut (selain
diatomik) sama dengan jumlah energi ikatannya.
Kunci Jawaban: E
28. Diketahui:
Reaksi: C2H4 (g) + H2 (g) C2H6 (g)
Ditanyakan: banyaknya ikatan yang putus dan ikatan yang terbentuk?
Jawab:
H H H H
H – C = C – H + H – H H – C – C – H
H H
Jika dilihat dari rumus struktur tersebut nampak ada 2 ikatan yang putus (tidak
ditemukan lagi dalam zat produk), yaitu ikatan antara C = C dan H – H, dan 3 ikatan
yang terbentuk (ikatan yang sebelumnya tidak ada dalam zat reaktan), yaitu ikatan
antara C – C, dan 2 ikatan C – H.
Kunci Jawaban: A
29. Diketahui:
Energi ikatan rata-rata:
C = C = 146 kkal mol-1
C – H = 99 kkal mol-1
C – C = 83 kkal mol-1
C – Cl = 79 kkal mol-1
H – Cl = 103 kkal mol-1
Ditanyakan: H pada reaksi H2C=CH2 + HCl CH3-CH2-Cl?
Jawab:
Hreaksi = energi pemutusan ikatan - energi pembentukan ikatan
= {(C = C) + (H – Cl)} – {(C – C) + (C – H) + (C – Cl)}
14. 14
= {(146 + 103) kkal mol-1
– {(83 + 99 = 79) kkal mol-1
}
= 249 kkal mol-1
– 261 kkal mol-1
= - 12 kkal mol-1
Kunci Jawaban: B
30. Diketahui:
C (s) + 2 H2 (g) CH4 (g) H1 = - 17,9 kkal mol-1
C (s) C (g) H2 = + 170 kkal mol-1
H2 (g) 2 H (g) H3 = + 104 kkal mol-1
Ditanyakan: Energi ikatan rata-rata C – H dalam CH4?
Jawab:
CH4 (g) C (s) + 2 H2 (g) H1 = + 17,9 kkal mol-1
C (s) C (g) H2 = + 170 kkal mol-1
2 H2 (g) 4 H (g) H3 = + 208 kkal mol-1
+
CH4 (g) C (s) + 4 H (g) Hr = + 395,9 kkal mol-1
Jadi untuk 4 ikatan C – H sebesar 395,9 kkal mol-1
, sehingga energi ikatan rata-rata
C – H dalam CH4 sebesar
= 395,9 kkal mol-1
: 4
= 98,975 kkal mol-1
Kunci Jawaban: A