1. KELOMPOK 2
“ FARMAKOLOGI “
AGUNG HANDIKA
ANNISA DEVITASARI
ARDIAN
BERLYA
HENI AKMALIYAH
LIA RATU M
RIZKYTHIA ANDHARA
2. Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan atau obat yang bekerja pada sistem
gastrointestinal dan hepatobiliar terbagi dari 8 kategori yang besar
yaitu:
1.Obat pencernaan jenis antasida (maag) dan antiulserasi
2.Obat pencernaan jenis reguler GT, antiflatulen (obat kembung) dan
anti inflamasi
3. Obat pencernaan jenis antispasmodik
4. Obat diare ( obat sakit perut )
5. Obat pencernaan jenis laksatif atau obat pencahar (obat sembelit)
6. Obat pencernaan jenis digestan
7. Obat pencernaan kolagogum, kolelitolitik dan hepati protektor
8. Obat pencernaan untuk hemoroid
3. 1. Obat pencernaan jenis antasida
untuk mengobati ulkus/luka/tukak yang terjadi pada saluran cerna
seperti:
a. Ulkus duodenalis/duodenum, merupakan jenis ulkus peptikum yang
paling banyak ditemukan terjadi pada duodenum (usus dua belas
jari) yaitu beberapa sentimeter pertama dari usus halus, tepat
dibaawah lambung
b. Ulkus gastrikum lebih jarang ditemukan biasanya terjadi
disepanjang lengkung atas lambung
c. Regurgitasi berulang dari asam lambung kedalam kerongkongan
bagian bawah bisa menyebabkan peradangan (esofagitis) dan
sefagealis.
Ulkus peptikum adalah luka berbentuk nulat atau oval. Yang terjadi
karena laisan lambung/usus duableas jari (duodenum) telah
termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan.
d. Juga hiperasiditas (keasaman berlebih) dan kondisi hipersekresi
asam lambung oleh penyakit (sindroma zolinger ellison,
mastositosis sistemik)
4. Next...
penggolongan obat antasida
1. antasida
a. Aluminium hidroksida (A1(OH)3)
indikasi :
ulkus peptikum, hiperasiditas gastrointestinal, gastritis, mengatasi gejala
dyspepsia (ulkus dan olkus), gastroesopageal, reflux disease, hiperfostfatemia.
kontra indikasi :
hipersensitif terhadap garam alumunium, hipofosfatemia, pendarahan saluran
cerna yang belum terdiagnosis appendicitis tidak cocok untuk bayi dan
neonatus
Dosis :
dewasa :1-2 tablet dikunyah, 4 kali sehari dan sebelum tidur atau 5-10ml
suspensi 4kali sehari diantara waktu makan dan sebelum tidur
efek samping :
konstipasi, mual, muntah, deplesi posfat, penggunaan dalam dosis besar dapat
menyebabkan penyumbatan usus hipofosfatemia, hipercalciuria, penignkatan
resiko osteomalasia. Demensia, anemia mikrositik pada penderita gagal ginjal.
5. Next...
b. Magnesium hidroksida
indikasi :
ulkus peptikum, hiperasiditas gastrointestinal, gastritis.
Kontra-indikasi:
kerusakan ginjal berat
Dosis:
dewasa: 5-10ml diulang menurut kebutuhan pasien
Efek samping:
diare, hipermagnesenia, sehingga mengurangi refleks
tendon dan depresi nafas, mual, muntah, kemerahan
pada kulit, haus, hipotensi, mengantuk, lemah otot, nami
melemah, dan henti jantung (pada kelainan ginjal yang
berat)
6. Next...
c. Magnesium trisiklat
Indikasi:
ulkus peptikum, gastritis, hiperasiditas gastrointestinal
Kontra-indikasi:
Dosis:
Dewasa : 1-2
anak 1/2 - 1tablet, diminum 3-4 kali sehari
Efek samping:
diare, hipermagnesenia, sehingga mengurangi refleks
tendon dan depresi nafas, mual, muntah, kemerahan
pada kulit, haus, hipotensi, mengantuk, lemah otot, nami
melemah, dan henti jantung (pada kelainan ginjal yang
berat)
7. Next...
d. Kalsium karbonat
Indikasi:
ulkus peptikum, gastritis, heartburn, hiperasiditas GI, menghilangkan
gangguan lambung yang disebabkan oleh hiperasiditas, tukak lambung,
ulkus duodenum, gastritis
Kontra-indikasi:
glukoma sudut tertutup obstruksi saluran kemih atau GI, ileus paralitik,
penyakit jantung berat, hipersensitif terhaddap salah satu bahan tablet,
hiperkalsemia, hiperkalsiuria berat,gagal ginjal berat.
Efek samping:
pada dosis lazim tidak terjadi efek samping yang berarti. Dapat terjadi
konstipasi, kembung (flatulen) karena pelepasan karbondioksida(CO2),
dosis tinggi atau pemakain jangka waktu panjang menyebabkan
hipersekresi asam lambung dan acid rebound, Muntah dan nyeri
abdomen(perut), hiperkalsemia (pada gangguan ginjal atau setelah
pemberian dosis tinggi)
8. Next...2. Antagonis reseptor
a. Ranitidin
Indikasi:
mengahambat sekresi asam lambungnya lebih kuat dari
cimetidin
Efek samping: jarang terjadi pada: nyeri kepala, mual,
muntah, reaksi-reaksi kulit.
Dosis:
pengobatan sehari 2kali @150mg
b. Famotidin
Indikasi: tukak usus duodenum
Efek samping :
nyeri kepala, mual, muntah, reaksi-reaksi kulit.
Dosis:
pengobatan sehari 2kali @20mg
9. Next...
3. Penghambat pompa proton
a. Omeprazol
Indikasi:
tukak lambung
Kontra-indikasi:
hipersensitif terhadap omeprazol
Efek samping:
dialami oleh lebih dari 1% yang memakai obat adalah sakit kepala,
diare, sakit perut, mual, pusing, masalah kebangkitan dan kurang
tidur, meskipun dalam uji klinis efek ini dengan omeprazol sebanding
dengan yang ditemukan dengan plasebo
b. Lansoprazol
indikasi:
Pengobatan ulkus dan duodenum
kontra-indikasi:
hipersensitif terhadap lansoprazol
Efek samping :
mulut kering, sulit tidur, mengantuk, kabur penglihatan ruam
10. Next...
c. esomeprazol
indikasi:
pengobatana duodenum yang disebabkan oleh H.Pylori, mencegah dari
ulkus lambung kronis pada orang yang di NSAID terapi dan pengobatan
ulkus gastrointestinal berhubungan dengan penyakit chron
Kontraindikasi :
hipersensitif terhadap substansi aktif terhadap esomeprazol atau
benzimidasol atau komponen lain dari ini
efek samping:
sakita kepala, diare, mual, penurunan nafsu makan, konstipasi, mulut kering,
dan sakit perut
d. pantoprazol
Indikasi :
patoprazol diogunakan untuk pengobatan jangka pendek dari erosi dan
ulserasi dari esophagus yang disebabkan oleh penyakit refluks
gastroesophageal
Kontraindikasi :
hipersensiti terhaadap pantoprazol
efek samping :
mual, muntah, gas, sakit perut, diare, sakit kepala
11. Next...
4. Anti kolenergik/antimuskarinik
a. pirenzepin
b. Fentonium
c. ekstrak belladon
5. analog prostaglandin
a. Misoprostol
6. Pelindung mukosa
a. Sukralfat : melindungi mukosa dari serangan pepsin dan asam
7. Penguat motilitas
a. Metoklorpramid
b. Domperidon
8. Zat pembantu
a. Dimentikon( dimetilpolisiloksan )
Memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah diserap dan
dapat mencegah masuk angin, kembung dan kentut
9. Penenang
a. Diazepam
b. Klordiazepoksida: menekan stres yang dapat memicu asam lambung
12. 2. Obat pencernaan jenis regular GIT, antiflatulen (obat
kembung), dan antiinflamasi (digestiva)
a. Obat digestiva antaralain:
a. Pankreatin(enzim pencernaan): amylase, tripsin,
lifase (fungsinya membantu proses pencernaan)
b. Pepsin (enzim lambung)
c. Ox-bile (empedu sapi) fungsinya mempertinggi
daya kerja lipase, merangsang
13. 3. Obat pencernaan jenis antispasmodik
Anti spasmodika
adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau melawan kejang-kejang
otot.
obat anti spasmodika:
a. Atrofin sulfat
b. Alkaloida belladona
c. Hiosin butil bromida
d. Papaverin HCL
e. Mebeverin HCL
f. Propantelin bromida
g. Pramiverin HCL
indikasi: untuk mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkin
disebabkan diare, gastritis, tukak peptik, dsb.
efek samping:menyebabkan kantuk dan gangguan yang lain.
14. 4. Obat diare ( obat sakit perut )
Obat diare
adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, kuman, virus, cacing atau keracunan
makanan. Gejala diare adalah BAB berulang kali disertai banyaknya
cairan yang keluar kadang-kadang dengan mulas dan
berlendir/berdarah.
Obat diare
a. Adsorben : kaolin, karbo adsorben, attapulgit (nyerap racun)
b. Anti motilitas : loperamid hidroklorida, kodein fosfat, morfin
(menekan peristaltik usus)
c. Adstringen: tannin/tannalbumin (menciutkan selaput usus)
d. Pelindung : mucilago (melindungi usus lambung yang luka)
indikasi:
memperingan kerja lambung
Efek samping : bisa menyebabkan konmstipasi
15. 5. Obat pencernaan jenis laksatif atau obat pencahar (obat
sembelit)
adalah obat-obat yang mempercepat peristaltik usus sehingga
mempermudah BAB.
obat laksativa:
a. Perangsang dinding usus
1. Bisakodil
2. Dankron
3. Rhei
4. Sennae
5. Aloe
b. Memperbesar isi usus
1. Magnesium sulfat/garam inggris
2. Natrium fosfat
3. Agar-agar
4. CMC(Carboksi metil cellulose)
5. Tylose
16. Next...
c. Pelicin/pelunak tinja
1. Paraffin cair
2. Gliserin( supositoria)
3. Larutan sabun (klysma)
indikasi :
untuk mengosongkan usus besar sebelum proses
diagnostik dan untuk mencegah atau mrngobati
konstipasi yang disebakan karena obat yang
memperlambat kontraksi usus besar(mis narkotik)
efek samping:
rasa tidak enak pada perut termasuk kram, sakit perut
dan diar. Termasuk kasus-kasue engioodema dan rekasi
anafilaktoid juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan
pemberian DULCOLAX.
17. 6. Obat pencernaan jenis digestan
adalah obat pencernaan yang membantu proses
pencernaan berisi enzim-enzim /campuranya yang
berguna untuk memperbaiki fungsi pencernaan,
bermanfaat pada defisiensi satu/lebih zat yang
berfungsi mencerna makanan disaluran cerna.
Proses pencernaan dipengaruhi oleh HCL , enzim
pencernaan dan empedu.
adapun secara garis besar sediaan digestan yg
bermanfaat adalh sbb:
18. Next...
1. Enzim pankreas
dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin dan pankrelipase.
Kedua zat tsb mengandung amilase, tripsin dan lipase.
Pankrelipase berasal dari pankreas hewan, aktivitas lipasenya
relatif lebh tinggi dari pada pankreatin. Pankrealipase diindikasikan
pd keadaan defisiensi sekret pankreas mislnya pd pankreatitis dan
mukovisidosis. Enzim ini dirusak olh asam lambung sehingga
harus di buat dalam bentuk tablet enteral.
enzim pankreas sedikit sekali menyebabkan efek samping. Dosis
tinggi dapat menyebabkan mual dan diare juga.
2. Pepsin
adalah proteolitik yang kurang penting dibanding dgn enzim
pankreas. Pd defisiensi pepsin, tidak ditemukan gejala yang
serius. Defisiensi total ditemukan pada pasien aklorhidria.
Kegagalan lambung untuk mensekresi pepsin dan asam dengan
rangsangan yang adekuat disebut akilia gastrika,sering terjadi
pada pasien anemiapernisiosa dan karsinoma lambung.
19. Next...
3. Empedu
mengandung asam empedu dan konjugatnya. Zat empedu yang penting
untuk manusia adalah garam natrium asam kolat dan asama
kenodeoksikolat. Selain penting untuk penyerapan lemak, empedu juga
penting untuk absorpsi zat larut lemak misalnya vitamin ADEK
dalam jumlah besar, garam empedu dapat menetralkan asam lambung yang
masuk ke duodenum. Pada keadaan normal hati mensekresi + 24g gram
empedu atau 700-1000ml cairan empedu/hari. Kira-kira 85% empedu
diabsorpsi pada usus kecil pd bagian bawah (sirkulasi enterohepatik)
sehingga hanya 80mg gramempedu yang harus disintesi/harinya.
asam-asam empedeu meningkatkan sekresi dan disebut zat koleretik,
garam empedu kurang memperlihatkan aktivitas koleretik. Asam
dehidrokolat suatu kolat semisintetik terutama aktif untuk merangsang
empedu dgn BM(berat molekul) rendah karena itu dinamakan
hidrokoleretik. Zat ini hanyan merngsang pengeluaran empedu dan bukan
produksi empedu. Berbeda dengan asam kolat,asam kenodeoksikolat
20. Next...
menurunkan kolestrol dalam empedu. Obat ini berguna
untuk mengatasi batu kolestrol kandung empedu pada
pasien.
asam kenodeoksilat bekerja dengan menurunkan
absorpsi kolestrol dari usus dan menurunkan sintesis
kolestrol. Bila kadar asam kenodeoksilat mencapai
70%empedu total, maka larutan empedu yang tadinya
jenuh kolestrol menjadi tidak jenuh.
garam empedu menurunkan resistensi mukosa saluran
cerna terhadap asam lambung. Kenyataan ini diduga
mempunyai implikasi terhadap terjadinya gastritis. Tukak
peptik dan refluks esofagus.
21. 7. . Obat pencernaan kolagogum, kolelitolitik dan
hepati protektor
a. kolagoga
adalah obat yang digunakan untuk peluruh batu empedu.
1.Asam kenodeoksikolat
2.Asam ursodeoksikolat
3. Asam kenat
indikasi: untuk mengatasi penggumpalan batu
efek samping: sakit pada bagian perut, mual
b. protektor hati
obat yang digunakan sebagai vitamin tambahan untuk meringankan
mengurangi, bahkan melindungi gangguan fungsi hati
obat protektor hati adalah:
a. Curcuma rhizoma domestica
b. Curcuma xanthorrizae
c. Sylimarin
d. Mekonin
indikasi: untuk mengatasi, meringankan, mengurangi, bahkan melindungi
gangguan fungsi hati
efek samping: menyebabkan kantuk
22. 8. Obat pencernaan untuk hemoroid
Obat pencernaan untuk hemoroid
Yaitu untuk permasalahan pada anus yaitu
hemoroid/wasir atau luka.
23. Kesimpulan :
Obat-obat yang masuk pada sistem pencernaan
manusia tentunya memiliki reaksi yang bermacam-macam
tergantung dari jenis obat dan bahan kimia yang
terkandung dalam obat tersebut.
Saran :
Agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat
terhadap pasien kita harus benar-benar tahu jenis-jenis
obat, indikasi dan kegunaan obat adalah hal-hal yang
penting yang harus diketahui oleh paramedis dalam sistem
pencernaan.