2. MEKANISME ADAPTASI, KERUSAKAN DAN
KEMATIAN SEL
Sel melakukan adaptasi terhadap stressor dari luar
diantaranya dengan melakukan respon:
- Hypertrophy
- Hyperplasia
- atrophy dan
- Metaplasia
Jika usaha adaptasi tersebut tidak berhasil maka dapat
menyebabkan kerusakan sel
4. • Bagi sel yang kerusakannya reversibel, maka sel itu dapat
kembali berfungsi seperti sedia kala,namun bagi sel yang
mengalami kerusakan secara irreversibel, maka sel itu
akan mengalami kematian sel
• Kematian sel dapat disebabkan oleh beberapa kejadian,
diantaranya ischemia, infeksi, toksin dan reaksi imun
• Kematian sel juga merupakan salah satu proses yang
normal terjadi pada fase embriogenesis, perkembangan
organ dan pengaturan homeostasis.
5. HIPERTROPI
• Peningkatan besar sel yang mengakibatkan
perbesaran organ.
• Tidak terdapat sel baru, hanya mengalami
perbesaransel, perbesaran terjadi karena peningkatan
jumlah struktur protein dan organel sel.
• Bisa terjadi secara fisiologis ataupun patologis, bisa
juga terjadi karena stimulus dari peningkatan hormon
tertentu.
• Ex: perbesaran uterus karena stimulus dari estrogen
sehingga terjadi hiperplasi dan hipertropi.
7. HIPERPLASI
proses adaptasi dengan melakukan replikasi sel, sehingga
penambahan jumlah sel membuat organ membesar.
Hiperplasi bisa secara fisiologis dan patologis (ex: cancer).
Hipertropi secara fisiologis dibagi menjadi 2:
o Hormonal hyperplasia.
Ex: selama masa kebuntingan dan pubertas
o Compensatory hyperplasia.
Ex: kematian jaringan hati
8. ATROPI
• Pengecilan ukuran dari sel yang disebabkan oleh karena sel
kehilangan substansi sel, sehingga menyebabkan
berkurangnya ukuran organ.
• Atropi memungkinkan terjadinya menurunnya fungsi sel,
namun bukan merupakan kematian sel.
• Atropi terjadi akibat penurunan dari sintesis protein dan
peningkatan degenersi protein di dalam sel.
• Penyebab atropi diantaranya bisa karena kehilangan
inervasi, kekurangan suplai darah, kekurangan nutrisi,
kehilangan stimulasi endokrin, dan aging.
10. METAPLASIA
• Perubahan reversibel dari fenotip sel yang digantikan oleh
tipe sel yang lain
• Sering terjadi karena iritasi yang terjadi secara kronis.
• Pada kondisi ini sel yang mengalami adaptasi digantikan
oleh tipe sel lain yang lebih bisa menghadapi stresor.
• Terjadi akibat genetik "reprogramming"
11.
12. KERUSAKAN SEL YANG REVERSIBEL
• Pada stadium awal terjadinya kerusakan atau pada
kerusakan ringan, kerusakan fungsi dan morfologi akan
dapat kembali normal jika penyebab dari kerusakan
tersebut dihilangkan.
• Pada stadium ini meskipun terjadi kerusakan sel secara
signifikan, namun tidak terjadi kerusakan baik pada
membran sel maupun pada pada inti.
13. KEMATIAN SEL
• Pada kerusakan yang terjadi secara terus menerus, maka
kerusakan tersebut menjadi irreversibel dan akhirnya sel
tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki kerusakan
sehingga menyebabkan sel mati.
• Ada 2 macam kematian sel, yang dibedakan dari morfologi,
mekanisme dan perubahan fisiologis dan penyakit, yaitu
apoptosis dan nekrosis.
14.
15. APOPTOSIS
• Kematian sel oleh sel itu sendiri yang disebabkan oleh
growth factor atau DNA sel atau protein yang dihancurkan
dengan maksud perbaikan.
• Memiliki karakteristik sel dimana inti sel mengalami
pemadatan dan tidak terjadi kerusakan membran sel.
• Apoptosis memerlukan sintesis aktif RNA dan protein dan
merupakan suatu proses yang memerlukan energi
• Secara morfologis, proses ini ditandai oleh pemadatan
kromatin di sepanjang membran inti
16. APOPTOSIS SEL HATI OLEH VIRUS HEPATITIS
Sel mengalami pengurangan ukuran dan
sitoplasmanya berwarna eosinophilic terang serta
nukleusnya mengalami kondensasi
17. NEKROSIS
terjadi kerusakan membran, lisososm mengeluarkan enzim
ke sitoplasma dan menghancurkan sel, isi sel keluar
dikarenakan kerusakan membran plasma dan
mengakibatkan reaksi inflamatori.
Nekrosis adalah pathway yang secara umum terjadi pada
kematian sel yang diakibatkan oleh:
- Ischemia
- Keracunan
- infeksi dan
- trauma
20. GAMBARAN MIKROSKOPIK :
A. Nukleus
Piknosis : nukleus terlihat lebih bundar, ukuran lebih kecil
dan gelap
Karioreksis : nukleus mengalami fragmentasi menjadi kecil
dan tersebar
Kariolisis : nukleus lisis, tidak terlihat sehingga rongga
kosong dibatasi membran nukleus disebut ghost.
B. Sitoplasma : berwarna asidofilik, struktur tidak jelas, jika
melanjut :
1. Tidak terlihat garis besar struktur histologi sel
2. Tidak terlihat adanya pewarnaan
21. TIPE-TIPE MORFOLOGIK
NEKROSIS JARINGAN
Secara makroskopik dan dengan pemeriksaan mikroskop dapat
dikenali beberapa bentuk nekrosis.
Bentuk-bentuk tersebut:
- Nekrosis koagulasi
- Nekrosis liquefaktif (mencair)
- Nekrosis lemak
- Nekrosis kaseosa (perkejuan)
22. NEKROSIS KOAGULASI
Tidak hanya terjadi denaturasi protein, namun juga
berkaitan dengan hambatan enzim-enzim litik.
Sel tidak mengalami lisis, dengan demikian kerangka
luar sel relatif utuh.
Inti menghilang dan sitoplasma yang mengalami
asidifikasi menjadi eosinofilik
24. Gambaran makroskopik :
terlihat berwarna putih, keabu-abuan atau kekuning-kuningan dan
sedikit berlemak, padat
Gambaran mikroskopik :
struktur sel dan jaringan masih jelas, inti sel mengalami piknotik
(menghilang), sitoplasma lebih acidophilic
25. NEKROSIS LIQUEFAKTIF
• Ditandai oleh larutnya jaringan akibat lisis enzimatik sel-sel
yang mati.
• Proses ini biasanya terjadi di otak sewaktu terjadi
pelepasan enzim-enzim otokatalitik dari sel-sel yang mati.
• Nekrosis likuefaktif juga terjadi pada peradangan purulen
akibat efek heterolitik leukosit polimorfonuklear pada pus.
• Jaringan yang mengalami likuefaksi menjadi lunak, mudah
mencair, dan tersusun oleh sel-sel yang mengalami
disintegrasi dan cairan.
27. Gambaran makroskopik :
adanya benjolan berisi cairan dikelilingi kapsula tipis dan
ireguler.
Gambaran mikroskopik :
tampak ruang kosong dengan sisa kapsula yang ireguler,
terlihat fibrin dan neutrophil disekitarnya.
28. NEKROSIS LEMAK
Terjadi akibat kerja enzim-enzim lipolitik pada jaringan
lemak.
Proses ini biasanya terjadi pada nekrosis pankreatik
akut dan merupakan konsekuensi pelepasan lipase
pankreas ke jaringan peripankreas.
Lipolisis ditandai oleh hilangnya kontur sel-sel lemak.
Asam-asam lemak yang dibebaskan dari sel lemak
mengalami saponifikasi dengan mengikat natrium,
kalium dan kalsium.
30. NEKROSIS KASEOSA (PERKEJUAN)
• Memiliki baik gambaran nekrosis koagulasi maupun
likuefaktif.
• Biasanya nekrosis ini terjadi di bagian tengah granuloma
tuberkolusa, yang mengandung bahan seperti keju yang
putih atau kekuningandan merupakan asal nama nekrosis
tipe ini.
• Secara histologis, rangka luar sel tidak lagi utuh, tetapi
sebaliknya jaringan juga belum mencair.
• Sisa-sisa sel tampak sebagai bahan amorf bergranula halus.
32. Gambaran makroskopik :
terlihat berwarna putih, keabu-abuan atau kekuning-kuningan dan
sedikit berlemak, padat
Gambaran mikroskopik :
struktur histologi sudah tidak terlihat lagi membentuk masa
bergranulasi.
Dengan pengecatan HE berwarna keabu-abuan, dikelilingi oleh
epiteloid dan limfosit.