KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
POSTNATAL CARE
1. POSTNATAL CARE
Dosen Pengampu :
Henik Istiqomah, S.Si.T .,M.Keb
ANGGOTA KELOMPOK 5 :
1. Khoirunnisa Amirul
P 27224012 212
2. Pandamsih Deasy M
P 27224012 227
3. Pradipta Putri W
P 27224012 229
4. Rosalia Ertyana E
P 27224012 236
5. Setya Ningsih
P 27224012 238
6. Tifani Julian P
P 27224012 243
NRB Semester 4
Jurusan
D-III KEBIDANAN
2012/2013
2. PENGERTIAN
Masa nifas (puerperium) adalah
masa yang dimulai setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandung kembali seperti keadaan
semula
(sebelum hamil) yang berlangsung
kurang lebih 6 minggu
3. Standar 13
Perawatan Bayi Baru Lahir
Tujuan
Menilai kondisi bayi baru lahir
dan membantu terlaksananya
pernafasan spontan serta
mencegah hipotermia
Pernyataan Standar
Bidan memeriksa bayi baru lahir
untuk memastikan pernafasan
spontan,mencegah hipoksia
sekunder,menemukan
kelainan,dan melakukan
tindakan atau merujui sesuai
dengan kebutuhan. Bidan juga
harus mencegah atau
menangani hipotermia
Hasil
1. Bayi baru lahir dengan
kelainan atau kecacatan
dapat segera menerima
perawatan yang tepat
2. Bayi baru lahir
mendapatkan perawatan
yang tepat dan dapat
bernafas dengan baik
3. Penurunan angka kejadian
hipotermi
4. Prasyarat Bidan mampu untuk
1. memeriksa dan menilai bayi lahir dengan
menggunakan skor APGAR
2. Menolong bayi bernafas spontan dan
melakukan resusitasi bayi
3. Mengenal tanda-tanda hipotermia dan dapat
melakukan pencegahan dan penanganannya
4. Adanya alat/bahan yang diperlukan,misalnya
sabun,air bersih dan handuk untuk mencuci
tangan, handuk lembut yang bersih untuk
bayi,kain yang bersih dan kering untuk bayi
5. Proses
Bidan harus :
1. Segera sesudah bayi lahir,menilai apakah bayi
bernafas. Bila bayi tidak menangis secara
spontan,bersihkan jalan nafas dengan jari
telunjuk yang dibalut dengan kain bersih dan
lembut. (menurut penelitian,cara ini cukup
menolong pada 80% bayi). Jika cara ini tidak
menolong,segeralah lakukan tindakan yang
sesuai dengan standar 25 yaitu penanganan
asfiksia pada bayi baru lahir.
6. 2. Segera keringkan bayi dengan handuk kering,bersih dan
hangat, kemudian pakaikan kain kering yang hangat.
Berikan bayi pada ibunya untuk didekap di dadanya
serta diberi ASI,karena akan membantu pelepasan
plasenta. Tidak perlu menunggu untuk melakukan
pemotongan tali pusat. Pastikan bahwa terjadi kontak
kulit antara ibu dan bayi.(kontak kulit antara ibu dan
bayi ini merupakan cara yang baik untuk pengaturan
suhu bayi pada saat persalinan,sementara handuk /
kain lembut diselimutkan pada bagian belakang bayi ).
Bila hal tersebut tidak dapat dilakukan, maka
bungkuslah bayi dengan kain yang bersih dan
keringdan jagalah bayi agar tetap hangat (berikan tutup
kepala untuk mencegah bayi kehilangan panas tubuh)
7. 3. Klem tali pusat dilakukan pada 2 tempat.
Pengikatan dilakukan pada dua tempat, yang
pertama berjarak 5 cm dari jarak umbilikus dan
pengikatan yang kedua 10 cm dari umbilikus.
Gunakan gunting steril untuk memotong tali
pusat diantara kedua ikatan tadi. Periksa tali
pusat yang dipotong untuk memastikan tidak
ada pendarahan (penelitian menunjukkan
bahwa yang terbaik adalah menjaga tali pusat
agar tetap bersih dan kering)
8. 4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih lalu
keringkan dengan handuk bersih. Usahakan
ruangan tetap hangat (supaya bayi tidak
mengalami hipotermi).
5. Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap
keadaan bayi secara umum dengan menggunakan
score APGAR.
6. Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk
mencari kemungkinan adanya kelainan. Periksa
anus dan daerah kemaluan. Lakukan pemeriksaan
ini dengan cepat agar bayi tidak kedinginan. Ibu
hendaknya menyaksikan pemeriksaan tersebut.
9. 7. Timbang bayi dan ukur panjangnya. Lakukan
dengan cepat agar bayi tidak mengalami
hipotermi.
8. Periksa tanda vital bayi. Ukur suhunya dengan
menggunakan termometer yang diletakkan di
ketiak atau dilipat paha(jangan masukkan
termometer ke anus bayi). Bila suhu bayi
kurang dari 36 ˚ c atau tubuhnya teraba
dingin,maka segera lakukan penghangatan
tubuh bayi seperti pada kontak di bawah ini.
10. Prosedur Penanganan Hipotermi
• Letakkan bayi pada dada ibu sehingga terjadi
kontak kulit antara keduanya
• Sarankan ibu sering memberikan ASI
• Jaga agar ruangan tetap hangat dan bebas asap
• Selimuti ibu
• Berikan minum yang hangat untuk ibu
• Periksa suhu tubuh bayi setiap jam
• Jika ternyata suhu tubuh bayi tidak naik,segera
merujuknya ke pusat rujukan. Pertahankan terus
kontak kulit ibu-bayi
11. 9. Berikan bayi pada ibu untuk di susui dengan
ASI segera setelah lahir paling lambat dalam 2
jam pertama.
10. Pastikan bahwa bayi tetap
terbungkus/mengenakan pakaian hangat dan
tutup kepala. Bantulah ibu untuk menyusui
bayinya,terutama pada ibu yang baru pertama
kali menyusui.(penelitian menunjukkan bahwa
pemberian ASI dalam 2 jam pertama setelah
kelahiran merupakan kunci keberhasilan
dalam menyusui. Juga penting bagi
12. 11. Cuci tangan sekali lagi dengan sabun,air
bersih,dan keringkan tangan dengan handuk
bersih. Berikan salep mata pada mata bayi.
Jika matanya melekat bersihkan dulu dengan
air matang dingin. (gunakan kain lembut,lap
mata bayi dengan cara menyapukannya dari
bagian hidung ke arah luar mata). Dianjurkan
pemakaian salep mata tetrasiklin 1%,
Kloramfenikol 1 % atau Eritromisin 0,5% untuk
mencegah oftalmia neonaturum
13. 12. Perhatikan pengeluaran urine dan mekonium
bayi dalam 24 jam pertama. Mintalah ibu
memperhatikannya bila persalinan
berlangsung di rumah.
13. Lakukan pencatatan semua yang ditemukan
dalam kartu ibu dan kartu bayi, rujuk ke rumah
sakit bila ada kelaian.
14. INGAT !!!
• Jaga agar bayi tetap hangat
• Bersihkan jalan nafas bila bayi tidak segera
menangis setelah lahir. Bila tidak ada
perubahan,lakukan standar 25
• Berikan ASI secepatnya, sebelum dua jam
pertama setelah lahir
• Berikan salep mata kedua mata bayi untuk
mencegah oftalmia neonaturum
• Rujuk segera bila dalam 24 jam pertama bayi
tidak mengeluarkan urine dan mekonium
15. STANDAR 14
PENANGANAN PADA DUA JAM PERTAMA
SETELAH PERSALINAN
Tujuan
Memulihkan kesehatan ibu dan bayi
pada masa nifas serta memulai
pemberian ASI dalam dua jam
pertama sesudah persalinan.
Pernyataan Standar
Bidan melakukan pemantauan ibu
dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam 2 jam setelah
persalinan, serta melakukan
tindakan yang diperlukan.
Disamping itu, bidan
memberikan penjelasan tentang
hal-hal yang mempercepat
pulihnya kesehatan ibu, dan
membantu ibu untuk memulai
pemberian ASI.
Hasil
• Komplikasi segera dideteksi
dan dirujuk
• Penurunan kejadian infeksi
nifas dan neonatal
• Penurunan kematian akibat
perdarahan postpartum
primer
• Pemberian ASI dimulai dalam
2 jam pertama sesudah
persalinan
16. Persyaratan
1. Ibu dan bayi dijaga oleh bidan selama 2 jam sesudah
persalinan
2. Bidan terlatih dalam merawat ibu dan bayi segera setelah
persalinan, termasuk pertolongan pertama pada keadaan
gawat darurat
3. Ibu termotifasi untuk menyusui dengan ASI dan memberikan
kolostrum
4. Tersedia alat atau bahan, misalnya untuk , membersihkan
tangan yaitu air bersih, sabun dan handuk bersih, kain bersih
untuk membungkus bayi dan thermometer
5. Tersedianya oksitosin, dan obat lain yang diperlukan
6. Adanya sarana pencatatan: kartu ibu / bayi
17. Proses
Bidan harus:
1. Segera setelah bayi lahir, keringkan sambil perhatikan
apakah bayi bisa bernafas atau apakah ada kelainan
lainnya. Jika bayi tidak bernafas, ikuti Standar 25
2. Jika keadaan umum bayi baik, letakkan bayi didada
ibunya agar terjadi kontak kulit anatara ibu dan bayi,
lalu selimuti ibu dan bayi dengan handuk yang hangat.
Bila tidak demikian, bungkus bayi dengan kain yang
kering dan bersih dan jaga agar bayi tetap hangat
( lihat standar 13 )
3. Raba fundus uteri, jika tak teraba keras, lakukan
masase pada daerah fundus agar uterus berkontraksi,
periksa fundus setiap 15 menit. Periksa jumlah
perdarahan dari vagina
18. 4. Jika terjadi perdarahan, segera lakukan tindakan
sesuai dengan standar 22. berbahaya jika
terlambat bertindak
5. Secepatnya bantu ibu agar dapat menyusui. Atur
posisi bayi agar dapat melekat dan menghisap
dengan benar. ( Semua ibu membutuhkan
pertolongan untuk mengatur posisi bayi. Baik
untuk ibu yang baru pertama kali menyusui
maupun ibu yang sudah pernah menyusui )
6. Cuci tangan lagi dan lakukan pemeriksaan pada
bayi. Berikan perawatan pada mata dan
perawatan lain yang diperlukan, sesuai dengan
standar 13
19. 7. Bila bayi tidak memperlihatkan tanda-tanda kehidupan
setelah dilakukan resusitasi maka beritahu orang tua
bayi apa yang terjadi. Berikan penjelasan secara
sederhana dan jujur. Biarkan mereka melihat atau
memeluk bayi mereka. Berlakulah bijaksana dan penuh
perhatian. Biarkan orang tua melakukan upacara untuk
bayi yang meninggal sesuai dengan adat istiadat atau
kepercayaan mereka. Setelah orang tua bayi mulai
tenang, bantulah mereka dan perlakukan bayi dengan
baik dan penuh pengertian terhadap kesedihan
mereka.
8. Mintalah ibu untuk buang air kecil dalam 2 jam
pertama sesudah melahirkan (retensi urine dapat
menyebabkan perdarahan). Kateter hanya boleh
dipasang bila kandung kemih penuh dan ibu tidak
dapat b.a.k
20. 9. Bantu ibu membersihkan tubuhnya dan
mengganti pakaian,ingatkan ibu untuk selalu
menjaga kebersihan tubuh dan mengganti kain
pembalut secara teratur,berikan penjelasan
perubahan-perubahan yang terjadi secara
persalinan
10.Catat semua yang ditemukan
11.Sebelum meninggalkan ibu,beritahu suami atau
keluarga bagaimana caranya dan kapan meminta
pertolongan jika terjadi gangguan
12.JANGAN meninggalkan ibu dan bayi sampai
mereka dalam keadaan baik dan semua cacatan
lengkap.jika da hal yang menghawatirkan pada
ibu atau janin lakukan rujukan kerumah sakit
21. INGAT!!!
• Jaga tubuh bayi agar tetap hangat
• Semua bayi harus segera diberi ASI sesudah
lahir
• Kolustrum mengandung zat yang sangat
diperlukan untuk melindungi bayi dan infeksi
• Periksa uterus dan kandung kemih secara
teratur
• Jika dilakukan episiotomi maka periksa luka
episiotomi secara teratur
22. STANDAR 15
PELAYANAN BAGI IBU DAN BAYI PADA
MASA NIFAS
Tujuan
Memberikan pelayanan kepada ibu dan
bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan
memberikan penyuluhan ASI eksklusif.
Pernyataan Standar
Bidan memberikan pelayanan selama masa
nifas melalui kunjungan rumah pada
hari ketiga, minggu kedua dan minggu
keenam setelah persalinan, untuk
membantu proses pemulihan ibu dan
bayi melalui penangan tali pusat yang
benar, penemuan dini, penanganan
atau rujukan komplikasi yang mungkin
terjadi pada masa nifas : serat
memberikan penjelasan tentang
kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi,
perawatan bayi baru lahir, pemberian
ASI, imunisasi dan KB.
Hasil
• Komplikasi pada masa nifas segera
dirujuk untuk penanganan yang te
pat
• Mendorong pemberian ASI
eksklusif
• Mendorong penggunaan cara
tradisional yang berguna dan
mengakebnjurkan untuk
menghindari kebiasaan yang
merugikan.
• Menurunkan kejadian infeksi pada
ibu dan bayi
• Masyarakat semakin menyadari
pentingnya penjaragaan kelahiran
• Meningkatkan imunisasi ada bayi
23. Prasyarat
1. Bidan telah trampil dalam :
• Perawatan nifas, termaksud pemeriksaan
ibu dan bayi pada masa nifas dengan cara
yang benar
• Membantu ibu untuk memberikan ASI
• Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi
pada masa nifas
• Penyuluhan dan pelayanan KB
2. Bidan dapat memberikan pelayanan
imunisasi atau bekeraja sama dengan juru
imunisasi.
24. 3. Tersedia alat/bahan, misalnya untuk
membersihkan tangan, yaitu sabun, air
bersih, dan handuk bersih
4. Tersedia kartu pencatatan Kartu ibu/bayi
25. Proses :
1. Pada kunjungan rumah, sapalah ibu dan suami/keluarga
dengan ramah
2. Tanyakanlah apakah ada masalah dengan ibu atau bayinya
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi
4. Lakukanlah pemeriksaan lengkap bagi ibu, dimulai dengan
keadaan umum, kemudian pemeriksaan dilakukan dari
kepala sampai ke ujung kaki. Periksa involusi
uterus(pengecilan uterus sekitar 2cm/hari selama 18 hari
pertama). Periksa lochea. Yang pada hari ketiga
seharusnya mulai berkurang dan berwarna coklat, dan
pada hari ke 8-10 menjadi sedikit dan berwarna merah
muda, jika ada kelainan segera rujuk(jika dicurigai sepsis
puerpuralis gunakan Standar 24. Untuk penanganan
perdarahan postpartum sekunder gunakan Standar 23
26. 5. Bila ibu menderita anemia semasa hamil atau
mengalami perdarahan berat selama proses persalinan,
periksa Hb pada hari kerja. Nasehati ibu supaya makan
makanan bergizi dan berikan tablet tambah darah
6. Berikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya
menjaga kesehatan diri, memakai pembalut bersih,
makanan bergizi, isitirahat cukup dan istirahat
7. Cucilah tangan, lalu periksalah bayi. Periksalah tali
pusat setiap kali kunjungan(paling sedikit hari ketiga,
minggu kedua dan minggu keenam). Tali pusat harus
tetap kering Ibu perlu diberi tahu bahayanya
membubuhkan sesuatu pada tali pusat bayi,misalnya
minyak atau bahan lain. Jika ada kemerahanpada
pusat, perdarahan atau tercium bau busuk, bayi segera
dirujuk
27. 8. Perhatikan kondisi umum bayi, tanyakan kepada
ibu pemberian ASI, misalnya bayi tidak mau
menyusu, waktu jaga, cara bayi menangis, berapa
kali buang air kecil, dan bentuk fesesnya.
9. Perhatikan warna kulit bayi, apakah ada icterus
atau tidak, ikterus pada hari ketiga postpartum
adalah ikterus fisiologis yang tidak memerlukan
pengobatan. Namun bila ikterus terjadi sesudah
hari ketiga/kapan saja, dan bayi malas untuk
menetek dan tamak mengantuk, maka bayi harus
segera di rujuk kerumah sakit
28. 10. Bicarakan pemberian ASI dengan ibu, dan bila
mungkin perhatikan apakah bayi menetek dengan
baik.
11. Nasehati ibu untuk hanya memberikan ASI kepada
bayi selama 4 bulan, dan bahaya pemberian makanan
tambahan selain ASI pada bayi sebelum usia 4 bulan
12. Bicarakan tentang KB dan kapan senggama dapat
dimulai. Sebaiknya hal ini didiskusikan dengan
kehadiran suaminya.
13. Catat dengan tepat semua yang ditemukan
14. Jika ada hal-hal yang tidak normal, segeralah merujuk
ibu dan/atau bayi ke puskesmas/rumah sakit
29. Hasil Penelitian Membuktikan
• Memberikan makanan selain kolostrum atau
ASI membahayakan bayi
• Ibu yang baru bersalin harus menggunakan
pembalut yang bersih yang telah dijemur.
Menjemur kain dibawah sinar matahari dapat
mengurangi bakteri
• Menggunakan minyak atau bahan-bahan lain
untuk tali pusat bayi adalah berbahaya
30. INGAT!!!!
• Masa nifas meruakan kesempatan baik untuk
memberikan penyuluhan KB, tetau hal ini harus
disampaikan dengan hati-hati, ramah dan eka
terhadap adat setempat
• Ibu dalam masa nifas mudah terinfeksi, karena
itu kebersihan diri, makanan bergizi dan isitirahat
cukup sangat penting
• Kelainan yang memerlukan rujukan harus
mendapat perhatian secepatanya
• kesehatan generasi berikut dimulai perawatan
yang baik bagi anak perempuan sejak bayi
• Kelelahan pada masa nifas merupakan gejala
anemia
31. STANDAR 24
PENANGANAN SEPSIS PUERPERALIS
Tujuan
Mengenali tanda-tanda sepsis
puerperalis dan mengambil
tindakan yang memadai
Pernyataan standar
Bidan mampu mengenali
secara tepat tanda dan
gejala sepsis puerperalis,
serta melakukan
pertolongan pertama atau
merujuknya
Hasil
- Ibu dengan sepsis
puerperalis mendapat
penanganan yang memadai
dan tepat waktu
- penurunan kematian akibat
sepsis puerpuralis
- Meningkatnya
pemanfaaatan bidan dalam
pelayanan nifas
32. Prasyarat
1. Bidan terlatih dalam pelayanan nifas,
termasuk pencegahan,pengenalan dan
penanganan yang tepat terhadap sepsis
puerperalis
2. Adanya antibiotika
3. Adanya sarana pencatatan pelayanan nifas
atau kartu ibu.
33. Proses
Bidan harus :
1. Mengamati tanda atau gejala sepsis puerperalis yang bisa
didiagnosis dini jika 2 atau lebih keadaan dibawah ini terjadi
sejak ketuban pecahsampai 42 hari setelah melahirkan :
• Nyeri daerah pelvis
• Demam 38,5 derajat celcius atau lebih
• Keluarnya cairan berbau busuk dari vagina
• Lambatnya pengecilan uterus
2. Saat memberikan pelayanan nifas periksa tanda awal atau
gejala infeksi
3. Beri penyuluhan kepada ibu, suami atau keluarganya agar
waspada terhadap tanda atau gejala infeksi dan agar segera
mencari pertolongan jika menemukannya.
34. 4. Jika diduga sepsis, periksa ibu dari kepala sampai kaki untuk mencari
sumber infeksi.(mungkin lebih dari satu sumber infeksi termasuk infeksi
kronis)
5. Jika uterus nyeri, pengecilan uterus lambat atau terdapat perdarahan
pervaginam, rujuklah ibu segera ke RS dengan infus terpasang,(ibu perlu
diperiksa untuk melihat kemungkinan adanya sisa jaringan plaasenta)
6. Jika kondisinya gawat dan terdapat tanda/gejala septik syok (suhu 38
derajat celcius atau lebih, bau busuk dan nyeri perut)dan terjadi
dehidrasi, beri cairan IV dan antibiotika sesuai dengan ketentuan rujuk
ke RS
7. Jika hanya sepsis ringan, ibu tidak terlalu lemah, berikan
antibiotika(misalnya aampisilin 1gr peroral, diikuti 500 mg peroral setiap
6jam, ditambah metronidazol 500 mg setiap 8jam selama 5hari). Bila
tidak ada perbaikan dalam 2x24jam segera rujuk.
8. Pastikan bahwa ibu/bayi dirawat terpisah /jauh dari anggota keluarga
lainnya,sampai infeksi teratasi.
35. 9. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan sesudah memeriksa
ibu/bayi.
10. Alat-alat yang dipakai ibu jangan dipakai untuk keperluan lain,
terutama untuk ibu nifas/bayi laain.
11. Beri nasehat kepada ibu tentang pentingnya kebersihan
diri,penggunaan pembalut steril dan membuangnya dengan hati-
hati(sebaiknya dibakar). Jika da pembalut steril,maka dapat
digunakan kain yang telah dijemur sampai kering.
12. Tekanan pada anggota keluarga tentang pentingnya istirahat,gizi
baik baanyak minum bagi ibu.
13. Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI (namun demikian,bayi
mungkin memerlukan pemberian ASI lebih sering agar kebutuhan
gizi terpenuhi)
14. Lakukan semua pencatatan dengan seksama
15. Amati ibu dengan seksama dan jika kondisinyaa tidak membaik
dalam 24jam, segera rujuk ke RS.
36. INGAT !!!
1. Semua ibu nifas beresiko terkena infeksi dan ibu yang
telah melahirkaan bayi dalaam keadaan mati
mempunyai resiko yang lebih tinggi.
2. Kebersihan dan cuci tangan sangatlah penting,baik
untuk mencegah maupun penanganan sepsis.
3. Infeksi bisa menyebabkan perdarahan postpartum
sekunder.
4. Keadaan ibu akan memburuk jika antibiotika tidak
diberikan secara dini dan memadai.
5. Ibu dengan sepsis puerpuralis perlu dukungan moril,
karena keadaan umumnya dapat menyebabkan nya
menjadi sangat letih.
37. Masa nifas dibagi kedalam dalam 3
periode
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan +40 hari
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan
menyeluruh alat-alat kandungan atau genetalia
yang lamanya 6-8 minggu
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat sempurna terutama selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan atau tahunan
39. PENANGANAN MASA NIFAS (PUERPERIUM)
a. Kebersihan Diri
- Anjurkan menjaga kebersihan seluruh tubuh
- Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan
daerah alat kelamin dengan sabun dan air.
b. Istirahat
- Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk
mencegah kelelahan berlebihan.
- Sarankan untuk kembali melakukan kegiatan
rumah tangga secara perlahan-lahan
c. Latihan
- Diskusikan pentingnya otot-otot panggul
kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan
ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat
sehingga mengurangi rasa sakit pada panggul.
40. d. Gizi
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
- Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup
e. Perawatan payudara
- Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama pada
puting susu
- Menggunakan Bra yang menyokong payudara
f. Senggama
- Secara fisik aman untuk memulai hubungan
suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam
vagina tanpa rasa nyeri
g. Keluarga berencana
Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang-
kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.
Pasangan sendirilah yang menentukan kapan
ingin berKB.
41. PENGAMATAN PADA MASA NIFAS
a. Keadaan umum ibu
b. Suhu tubuh
c. Nadi dan tekanan darah
d. Miksi
e. Defekasi
f. Tinggi fundus uteri
g. Lochea
h. Payudara
42. PERLUNYA ASUHAN MASA NIFAS
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya
b. Deteksi masalah, pengobatan dan rujukan
c. Penyuluhan kesehatan
d. Pelayanan KB
43. KOMPLIKASI POST PARTUM
a. Perdarahan pasca persalianan
b. Infeksi pada masa nifas, kejang dan
panas
c. Mastitis
d. Bendungan ASI
e. Infeksi payudara
f. Abses payudara
44. PEMERIKSAAAN POST NATAL ATAU
POST PARTUM
a. Pemeriksaan umum : tanda-tanda vital, keluhan
b. Payudara : ASI, puting susu
c. Dinding perut, perineum,
kandung kemih, rectum, dll
d. Sekret yang keluar (lochea)
e. Keadaan alat reproduksi
45. ASUHAN IBU POST PARTUM
DIRUMAH
JADWAL KUNJUNGAN
Paling sedikit 4 kali kunjungan
pada masa nifas, dilakukan
untuk menilai keadaan ibu dan
bayi baru lahir dan untuk
mencegah, mendeteksi dan
menangani masalah-masalah
yang terjadi.
46. a. Kunjungan I ( 6-8 jam setelah persalinan)
b. Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan)
c. Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan)
d. Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan)
• Asuhan post partum di rumah difokuskan
pada pengkajian, penyuluhan dan konseling.
• Dalam memberikan asuhan kebidanan di
rumah, bidan dan keluarga diupayakan dapat
berinteraksi dalam suasana yang rileks dan
kekeluargaan
47. a. Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak
lebih dari 24-48 jam setelah kepulangan klien ke
rumah.
b. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai
kunjungan rumah dan waktu kunjungan bidan ke
rumah telah direncanakan bersama anggota keluarga.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
d. Rencanakan tujuan yang ingin dicapai dan menyusun
alat dan perlengkapan yang akan digunakan.
48. e. Pikirkan cara yang dapat digunakan
untuk menciptakan dan
mengembangkan hubungan yang baik
dengan keluarga.
f. Melakukan tindakan yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan
dalam memberikan asuhan kepada
klien.
g. Buatlah pendokumentasian mengenai
hasil kunjungan.
h. Sediakan sarana telepon untuk
tindak lanjut asuhan pada klien.
49. DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin,, 2002 , Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Abdul Bari Saifuddin,, 2001 , Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Nurmawati. 2010. mutu pelayanan kebidanan. Jakarta:CV.Trans Info
Media