SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
PERCOBAAN III
“TEKNIK PEMBUATAN MEDIUM”
Disusun Oleh :
NAMA : RUKMANA
STAMBUK : G 301 12 008
KELOMPOK : III (TIGA)
JURUSAN : KIMIA
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus
dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian
memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air
sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan
medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya
mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang
mengandung pepton dan ekstrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah
dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat.
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan
bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia
diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini,
haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan
juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya.
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya.
Subtansi kimia organik dan anorganik diperoleh dari lingkungan dalam
berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari lingkungan kemudian
ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa
nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler .
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya
dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber
2
karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya
memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium
ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya.
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan
berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium
untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai
komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam
sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel
(silika) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan
melalui metode bakteriaologikal.
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu :
 Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan medium Nutrient
Agar (NA) serta komposisinya.
 Untuk mengetahui dan memahami cara membuat medium Potato
Dextose Agar (PDA serta komposisinya.
 Untuk mengetahui dan memahami cara membuat medium Tauge
Ekstrak Agar (TEA) serta komposisinya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan
bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya
melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah
dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam
lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya
(Adriankasella, 2011).
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi
kimia organik dan anorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam
bentuk. Nutrien diambil dari likungan kemudian ditransformasikan melalui
membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi
yang digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu
substrat yang disebut medium. Dengan adanya medium pertumbuhan, aktivitas
mikrobia dapat dipelajari dan dengan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi
mikrobia dengan kultur murni, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, dan
perhitungan jumlah mikroba. Keragaman yang luas dalam tipe nutrisi untuk
mikrobia yaitu diimbangi dengan oleh tersedianya berbagai media yang banyak
macamnya untuk kultivasinya. Media-media yang digunakan seperti pepton,
ekstrak daging, ekstrak khamir, dan agar. Bahan yang paling umum digunakan
untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai agar (Sutedjo, 1991).
4
Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya.
Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan
yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen.
Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian
ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan
bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan
pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk,
1993).
Untuk menumbuhkan mikroba ada berbagai macam medium yang
digunakan. Untuk mudahnya medium mikroba diklasifikasikan berdasarkan sifat,
komposisi dan fungsinya. Berdasarkan sifat fisiknya, medium dibagi menjadi 3,
yaitu solid medium, semi solid medium, dan broth medium. Sedangkan
berdasarkan komposisi penyusunnya juga dibedakan menjadi medium sintetis,
medium semi sintetis, medium non-sintetis. Berdasarkan fungsinya sendiri
medium terbagi menjadi medium umum, medium selektif, medium diferensial,
medium uji dan medium diperkaya (Frobisher, 1974).
Menurut (Frobisher, 1974), mikrobia dapat tumbuh dengan baik jika
dalam suatu media tersebut memenuhi syarat-syarat antara lain sebagai berikut :
a) Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba;
b) Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan;
c) Tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba;
d) Harus berada dalam kondisi steril sebelum digunakan, agar mikroba yang
diinginkan dapat tumbuh baik.
Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH
yang tepat. Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu
basa, kecuali Vibrio cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga
merupakan variabel yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil,
suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-40o
C (Volk, 1993).
5
pH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan
dalam pembuatan medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu
asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba karena mikroba tidak dapat
hidup pada kondisi tersebut. Medium didiamkan atau disimpan selama 2 x 24 jam
untuk menyakinkan bahwa medium masih steril, karena selain pH sebagai
penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril juga menentukan
(Dwidjoseputro, 1994).
Bahan-bahan untuk pertumbuhan medium dapat dikelompokkan menjadi 3
kelompok yaitu bahan dasar yang meliputi air, agar yang bersifat tidak diuraikan
oleh mikrobia, gelatin yang merupakan protein yang dapat diuraikan oleh
mikrobia, dan silika gel yaitu bahan yang mengandung natrium silikat khusus
untuk menumbuhkan mikrobia yang bersifat obligat autotrof, unsur-unsur nutrien
yang dapat diambil dari bahan alam, meliputi karbohidrat, lemak dan asam-asam
organik, sumber nitrogen yang mencakup pepton dan protein, garam-garam kimia
(K, Na, Fe dan Mg), vitamin, dan sari buah, ekstrak sayuran dan susu. Serta
bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam medium
dengan tujuan tertentu seperti indikator maupun antibiotik (Hadioetomo, 1993).
Menurut (Sutedjo,1996), garis besar pembuatan media yang tersusun atas
beberapa bahan adalah sebagai berikut :
 Mencampur bahan-bahan : bahan-bahan yang dilarutkan dalam air suling.
Kemudian dipanaskan dalam pemanas air supaya larutannya homogen.
 Menyaring : beberapa jenis media kadang-kadang perlu disaring, dan sebagai
penyaringan dapat digunakan kertas saring, kapas atau kain. Untuk media agar
atau gelatin penyaringan harus dilakukan dalam keadaan panas.
 Menentukan dan mengatur pH : penentuan pH media dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas pH, pH meter atau dengan komparator blok. Pengaturan
pH media dapat dilakukan dengan penambahan asam atau basa (organik atau
anorganik).
 Memasukkan media ke dalam tempat tertentu : sebelum disterilakan, media
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, Erlenmeyer atau wadah lain yang bersih,
6
kemudian dibungkus kertas sampul (kertas perkamen) supaya tidak basah
sewaktu disterilkan.
 Sterilisasi : pada umumnya sterilisasi media dilakukan dengan uap panas di
dalam autoklaf, pada suhu 121◦
C selama 15-30 menit.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/ Tanggal : Senin, 09 Desember 2013
Pukul : 13.00 WITA - Selesai
Tempat : Laboratorium Biologi Dasar Jurusan Biologi FMIPA
UNTAD
3.2. Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
A. Alat
1. Autoklaf
2. Cawan petri
3. Oven
4. Erlenmeyer 1000 mL
5. Hot Plate
B. Bahan
1. Kertas atau Aluminium foil
2. Alkohol
3. Aquades
4. Kertas bekas
7
5. Kapas
6. Kentang
7. Tauge
8. Agar
9. Daging
10.Gula pasir (sukrosa)
3.3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah :
 PDA (Potato Dextose Agar) 1000 mL
1. Memotong dadu kentang yang ada sebanyak 200 gram,
2. Merebus kentang di panci elektrik menggunakan aquades.
3. Memasukkan ekstrak kentang ke dalam Erlenmeyer dan
menambahkan air aqua hingga 1000 mL.
4. Selanjutnya memasukkan agar dan gula pasir sebanyak 20 gram
ke dalamnya dan memanaskan di atas hot plate serta mengaduknya
hingga homogen.
 NA (Nutrien Agar) 500 mL
1. Memotong dadu (mencincang) daging sapi sebanyak 100 gram.
2. Merebus daging di panci elektrik menggunakan aquades.
3. Memasukkan ekstrak daging sapi ke dalam Erlenmeyer dan
menambahkan air aqua hingga 500 mL.
4. Memasukkan agar dan gula pasir sebanyak 20 gram ke
dalamnya dan memanaskan di atas hot plate serta mengaduknya
hingga homogen.
 TEA (Tauge Ekstrak Agar ) 500 mL
1. Memotong tauge menjadi ukuran yang lebih kecil sebanyak 100
gram.
8
2. Merebus tauge di panci elektrik menggunakan aquades.
3. Memasukkan ekstrak tauge ke dalam Erlenmeyer dan
menambahkan air aqua hingga 500 mL.
4. Memasukkan agar dan gula pasir sebanyak 20 gram ke dalamnya
dan memanaskan di atas hot plate serta mengaduknya hingga
homogen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
No. Gambar Komposisi Fungsi
1.
PDA
(Potato Dextrose Agar)
Kentang 200
gram, air aqua
1000 mL, agar
dan gula pasir 20
gram
Untuk
menumbuhkan
kapang dan
jamur.
2.
NA
(Nutrient Agar)
Daging sapi 100
gram, air aqua
500 mL, agar dan
gula pasir 20
gram.
Untuk
menumbuhkan
mikroba atau
bakteri pada
permukaan
sehingga mudah
diisolasi dan
diidentifikasi.
9
3.
TEA
(Tauge Ekstrak Agar)
Tauge 100 gram,
air aqua 500 mL,
agar dan gula
pasir 20 gram.
Untuk
menumbuhkan
jamur (khamir
dan kapang)
4.2. Pembahasan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri
dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme
untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan
media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur
murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Pada
percobaan ini dilakukan pembuatan medium PDA (Potato Dextose Agar),
TEA (Tauge Ekstrak Agar) dan NA (Nutrien Agar).
Percobaan pertama adalah pembuatan medium PDA (Potato Dextose
Agar). Medium PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi
yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang
dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber
karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan
2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi
kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
Medium Potato Dextrose Agar (PDA) berfungsi untuk menumbuhkan
kapang dan jamur. Berdasarkan susunan kimianya, medium ini termasuk
medium alamiah non-sintetik, karena menggunakan bahan alamiah (kentang).
Akan tetapi komposisi kimianya tidak diketahui secara pasti. Termasuk
medium padat karena dalam pembuatannya menggunakan agar sebagai bahan
pemadat. Berdasarkan fungsinya, medium PDA ini termasuk medium umum
10
karena dapat digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih kelompok
jamur. Fungsi dari bahan-bahan yang digunakan adalah:
 Kentang, sebagai sumber karbon, karbohidrat dan nutrisi bagi mikroba.
 Dextrose (gugusan gula, baik itu monosakarida atau polisakarida) sebagai
sumber enegi dan sebagai sumber karbon.
 Agar, sebagai bahan pemadat medium dan media/tempat tumbuh bagi
biakan yang baik, karena mengandung cukup air
 Akuades, sebagai bahan pelarut dalam pembuatan medium dan sebagai
sumber O2.
Proses pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA) adalah dengan
Ekstrak kentang yang diambil dari hasil perebusan kentang. Selanjutnya air
rebusan kentang dicampur dengan bahan tambahan lain yaitu agar dan gula.
Selanjutnya larutan dipanaskan dan diaduk hingga larutan homogen. Langkah
selanjutnya adalah mensterilkan erlenmeyer dan memasukkan larutan PDA
kedalamnya, saat hendak memasukkannya ke dalam erlenmeyer jangan
tunggu sampai larutan dingin sebab jika dingin larutan akan mengental.
Selanjutnya alat sekaligus bahan harus di Autoklaf untuk mencegah
terjadinya kontaminasi. Kontaminasi adalah proses tercemarnya suatu zat
terhadap zat lain yang tidak diinginkan Selain itu juga berfungsi untuk
mengentalkan medium. Ekstrak kentang dan agar disterilkan serta suhu dan
pH-nya diatur. Sebelum dilakukan sterilisasi, medium berawarna kuning,
setelah disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna kecoklatan dan didapat
endapan berwarna putih. Penggunaan dari media PDA ini bertujuan antara
lain untuk:
 Menumbuhkan dan memelihara suatu biakan jasad renik.
 Mempelajari pengaruh jasad renik terhadap suatu zat di dalam media atau
sebaliknya.
 Mendapatkan zat-zat yang dihasilkan jasad renik.
Perlakuan kedua adalah membuat medium NA (Nutrient Agar).
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air. NA juga digunakan untuk
11
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian
mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang
dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media
yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air,
sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan
sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur
murni.
Pada pembuatan medium NA digunakan ekstrak daging karena daging
sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen organik, dan senyawa
karbon. NA adalah nutrient agar. Pembuatan media nutrient agar (NA)
berasal dari bahan ekstrak daging lalu dicampurkan dengan gula serta
ditambahkan agar sebagai pengental. Setelah itu dipanaskan diatas hot plate
hingga mendidih, wadah yang digunakan adalah Erlenmeyer. Campuran ini
selama dipanaskan juga diaduk menggunakan magnetic stirrer, setelah itu
diukur pHnya, sesuai standarisasinya.
Medium NA berdasarkan konsistensinya merupakan medium yang
berbentuk padat (solid medium), karena dapat dipadatkan dengan adanya
agar, yang dibuat miring atau tegak. Berdasarkan susunan kimianya, medium
ini merupakan medium organik non-sintetik karena disusun dari bahan-bahan
organik dan susunan kimianya belum ditentukan secara pasti.
Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri
pada permukaan sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. Medium ini
dapat dibuat dalam 2 jenis, yaitu NA miring dan NA tegak. NA miring
digunakan untuk membiakkan mikroba sedangkan NA tegak digunakan untuk
menstimulir pertumbuhan bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen.
NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk
menumbuhkan beberapa jenis bakteri. Dimana fungsi dari bahan-bahan yang
digunakan dalam pembuatannya adalah:
 Pepton, sebagai sumber utama nitrogen dan protein bagi mikroba.
 Beef ekstrak, sebagai sumber makanan, sumber karbon organik, nitrogen,
vitamin, dan garam mineral sebagai tempat pertumbuhan mikroba.
12
 Agar, berfungsi sebagai pemadat medium.
 Akuades, sebagai bahan pelarut dan untuk menghomogenkan larutan.
Percobaan ketiga yaitu pembuatan medium TEA (Tauge Ekstrak Agar).
Medium TEA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang).
Medium TEA ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid
medium) dan termasuk dalam medium semi alamiah karena tersusun dari
bahan-bahan alamiah dan bahan sintetik. Serta termasuk dalam medium non-
sintetik karena tersusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya tidak
dapat ditentukan secara pasti. Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium
penguji (assay medium), karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin,
asam-asam amino, dan lain-lain. Melalui medium ini dapat diamati bentuk-
bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan jamur. Fungsi dari bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat medium ini, antara lain:
 Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba,
pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber
nitrogen.
 Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai
sumber energi bagi mikroba.
 Agar, sebagai bahan pemadat medium.
 Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.
13
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Mikroorganisme dapat dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui
substrat yang disebut media.
2. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme
untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media
berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen
sel.
3. PDA (Potato Dextrose Agar) adalah medium yang mengandung sumber
karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang
dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir
tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
4. NA (Nutrien Agar) merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak
beef, pepton, dan agar.
5. TEA (Tauge Ekstrak Agar) merupakan medium sintetik karena tersusun
dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya tidak dapat ditentukan
secara pasti. TEA dapat dibuat dari bahan tauge, sukrosa, dan agar.
5.2. Saran
14
Untuk praktikum selanjutnya akan lebih baik jika prosedur percobaan
dilakukan sendiri oleh tiap-tiap kelompok tidak hanya perwakilan saja agar
semua praktikan dapat mengerti dan memahami dengan baik maksud, tujuan
dan prinsip dari percobaan ini.
Daftar Pustaka
Adriankasella, 2011, Media Tumbuh Bakteri (http://antiserra.wen.su/alkes.html),
Diakses pada tanggal 11 Desember 2013.
Dwidjoseputro, D., 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.
Frobisher, 1974, Fundamentals Of Microbiology, Saunders Company, London
Hadioetomo, R. S., 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktikum, PT. Gramedia.
Jakarta.
Lim, D., 1998, Microbiology, WCB McGraw-Hill, Missouri.
Sutedjo, 1991, Mikrobiologi Tanah, Rineka Cipta, Jakarta.
Volk, 1993, Mikrobiologi Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta.
15

Contenu connexe

Tendances

Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
UNESA
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Agres Tarigan
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Annisa Nurul Chaerani
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Okta Yosiana Dewi
 

Tendances (20)

Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Uji Millon
Uji MillonUji Millon
Uji Millon
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin c
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 

En vedette

Pembuatan Media Agar
Pembuatan Media AgarPembuatan Media Agar
Pembuatan Media Agar
dinmaul
 
Media pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaMedia pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikroba
Ela Afellay
 
Medium dan pembuatan medium
Medium dan pembuatan mediumMedium dan pembuatan medium
Medium dan pembuatan medium
Hanifa Fitria
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
Fransiska Puteri
 
Sistem transpor aktif dan pasif
Sistem transpor aktif dan pasifSistem transpor aktif dan pasif
Sistem transpor aktif dan pasif
Jingga Matahari
 

En vedette (20)

Laporan praktikum pembuatan medium pda
Laporan praktikum pembuatan medium pdaLaporan praktikum pembuatan medium pda
Laporan praktikum pembuatan medium pda
 
Pembuatan Media Agar
Pembuatan Media AgarPembuatan Media Agar
Pembuatan Media Agar
 
Media pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaMedia pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikroba
 
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
 
Medium dan pembuatan medium
Medium dan pembuatan mediumMedium dan pembuatan medium
Medium dan pembuatan medium
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
 
Laporan akhir praktikum mikrobiologi
Laporan akhir praktikum mikrobiologiLaporan akhir praktikum mikrobiologi
Laporan akhir praktikum mikrobiologi
 
Laporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiLaporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologi
 
Makalah sterilisasi dan disinfeksi
Makalah sterilisasi dan disinfeksi Makalah sterilisasi dan disinfeksi
Makalah sterilisasi dan disinfeksi
 
Laporan pembuatan media pda
Laporan pembuatan media pdaLaporan pembuatan media pda
Laporan pembuatan media pda
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
 
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove Sebagai Salah S...
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove   Sebagai Salah S...Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove   Sebagai Salah S...
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove Sebagai Salah S...
 
Dwiprayogo wibowo transpor aktif
Dwiprayogo wibowo   transpor aktifDwiprayogo wibowo   transpor aktif
Dwiprayogo wibowo transpor aktif
 
Pengaruh Partisipasi Penyusunan RKA-K/L Terhadap Kinerja Pimpinan (Survey Stu...
Pengaruh Partisipasi Penyusunan RKA-K/L Terhadap Kinerja Pimpinan (Survey Stu...Pengaruh Partisipasi Penyusunan RKA-K/L Terhadap Kinerja Pimpinan (Survey Stu...
Pengaruh Partisipasi Penyusunan RKA-K/L Terhadap Kinerja Pimpinan (Survey Stu...
 
Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)
 
Sistem transpor aktif dan pasif
Sistem transpor aktif dan pasifSistem transpor aktif dan pasif
Sistem transpor aktif dan pasif
 
Teknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikTeknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptik
 
Daftar harga 20130321
Daftar harga 20130321Daftar harga 20130321
Daftar harga 20130321
 

Similaire à Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium

Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
inkeilham
 
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docxPERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
ssuser04c576
 
Modul praktikum-bioteknologi-2013
Modul praktikum-bioteknologi-2013Modul praktikum-bioteknologi-2013
Modul praktikum-bioteknologi-2013
donna nida
 
Isolasi bakteri
Isolasi bakteriIsolasi bakteri
Isolasi bakteri
f' yagami
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Aditya Rendra
 

Similaire à Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium (20)

Laporan Resmi Pembuatan Media I
Laporan Resmi Pembuatan Media ILaporan Resmi Pembuatan Media I
Laporan Resmi Pembuatan Media I
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Laporan Sementara Pembuatan Media I
Laporan Sementara Pembuatan Media ILaporan Sementara Pembuatan Media I
Laporan Sementara Pembuatan Media I
 
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
 
Aseptik jamur
Aseptik jamurAseptik jamur
Aseptik jamur
 
Laporan mikrobiologi teknik pembuatan media
Laporan mikrobiologi teknik pembuatan mediaLaporan mikrobiologi teknik pembuatan media
Laporan mikrobiologi teknik pembuatan media
 
aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin praktikum 3
aldin praktikum 3
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptx
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptxBab-5-BIOTEKNOLOGI.pptx
Bab-5-BIOTEKNOLOGI.pptx
 
Bab 5 bioteknologi
Bab 5 bioteknologiBab 5 bioteknologi
Bab 5 bioteknologi
 
Bab 4. pembuatan media dan sterilisasi
Bab 4. pembuatan media dan sterilisasiBab 4. pembuatan media dan sterilisasi
Bab 4. pembuatan media dan sterilisasi
 
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...
Makalah Mikrobiologi & Virologi: 4. | Teknik Inokulasi Mikroba dan Media Pert...
 
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
 
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docxPERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
PERANAN MIKROBIOLOGI PADA BIOTEKNOLOGI PANGAN(1).docx
 
Modul praktikum-bioteknologi-2013
Modul praktikum-bioteknologi-2013Modul praktikum-bioteknologi-2013
Modul praktikum-bioteknologi-2013
 
Lap3 pembuatan tempe
Lap3  pembuatan tempeLap3  pembuatan tempe
Lap3 pembuatan tempe
 
Isolasi bakteri
Isolasi bakteriIsolasi bakteri
Isolasi bakteri
 
kultur jaringan
kultur jaringankultur jaringan
kultur jaringan
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
 

Plus de Rukmana Suharta (9)

Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Makalah Biokimia Sel
Makalah Biokimia SelMakalah Biokimia Sel
Makalah Biokimia Sel
 
Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam amino
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
 
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah IndonesiaObjek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obat
 
Bahan dasar formulasi
Bahan dasar formulasiBahan dasar formulasi
Bahan dasar formulasi
 
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
 

Dernier

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Dernier (20)

Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 

Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERCOBAAN III “TEKNIK PEMBUATAN MEDIUM” Disusun Oleh : NAMA : RUKMANA STAMBUK : G 301 12 008 KELOMPOK : III (TIGA) JURUSAN : KIMIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO 2013 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ekstrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan anorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari lingkungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler . Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber 2
  • 3. karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel (silika) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bakteriaologikal. 1.2. Tujuan Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu :  Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan medium Nutrient Agar (NA) serta komposisinya.  Untuk mengetahui dan memahami cara membuat medium Potato Dextose Agar (PDA serta komposisinya.  Untuk mengetahui dan memahami cara membuat medium Tauge Ekstrak Agar (TEA) serta komposisinya. 3
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya (Adriankasella, 2011). Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan anorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998). Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Dengan adanya medium pertumbuhan, aktivitas mikrobia dapat dipelajari dan dengan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikrobia dengan kultur murni, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba. Keragaman yang luas dalam tipe nutrisi untuk mikrobia yaitu diimbangi dengan oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Media-media yang digunakan seperti pepton, ekstrak daging, ekstrak khamir, dan agar. Bahan yang paling umum digunakan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai agar (Sutedjo, 1991). 4
  • 5. Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen. Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993). Untuk menumbuhkan mikroba ada berbagai macam medium yang digunakan. Untuk mudahnya medium mikroba diklasifikasikan berdasarkan sifat, komposisi dan fungsinya. Berdasarkan sifat fisiknya, medium dibagi menjadi 3, yaitu solid medium, semi solid medium, dan broth medium. Sedangkan berdasarkan komposisi penyusunnya juga dibedakan menjadi medium sintetis, medium semi sintetis, medium non-sintetis. Berdasarkan fungsinya sendiri medium terbagi menjadi medium umum, medium selektif, medium diferensial, medium uji dan medium diperkaya (Frobisher, 1974). Menurut (Frobisher, 1974), mikrobia dapat tumbuh dengan baik jika dalam suatu media tersebut memenuhi syarat-syarat antara lain sebagai berikut : a) Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba; b) Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan; c) Tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba; d) Harus berada dalam kondisi steril sebelum digunakan, agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh baik. Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat. Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-40o C (Volk, 1993). 5
  • 6. pH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalam pembuatan medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut. Medium didiamkan atau disimpan selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan bahwa medium masih steril, karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril juga menentukan (Dwidjoseputro, 1994). Bahan-bahan untuk pertumbuhan medium dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu bahan dasar yang meliputi air, agar yang bersifat tidak diuraikan oleh mikrobia, gelatin yang merupakan protein yang dapat diuraikan oleh mikrobia, dan silika gel yaitu bahan yang mengandung natrium silikat khusus untuk menumbuhkan mikrobia yang bersifat obligat autotrof, unsur-unsur nutrien yang dapat diambil dari bahan alam, meliputi karbohidrat, lemak dan asam-asam organik, sumber nitrogen yang mencakup pepton dan protein, garam-garam kimia (K, Na, Fe dan Mg), vitamin, dan sari buah, ekstrak sayuran dan susu. Serta bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam medium dengan tujuan tertentu seperti indikator maupun antibiotik (Hadioetomo, 1993). Menurut (Sutedjo,1996), garis besar pembuatan media yang tersusun atas beberapa bahan adalah sebagai berikut :  Mencampur bahan-bahan : bahan-bahan yang dilarutkan dalam air suling. Kemudian dipanaskan dalam pemanas air supaya larutannya homogen.  Menyaring : beberapa jenis media kadang-kadang perlu disaring, dan sebagai penyaringan dapat digunakan kertas saring, kapas atau kain. Untuk media agar atau gelatin penyaringan harus dilakukan dalam keadaan panas.  Menentukan dan mengatur pH : penentuan pH media dapat dilakukan dengan menggunakan kertas pH, pH meter atau dengan komparator blok. Pengaturan pH media dapat dilakukan dengan penambahan asam atau basa (organik atau anorganik).  Memasukkan media ke dalam tempat tertentu : sebelum disterilakan, media dimasukkan ke dalam tabung reaksi, Erlenmeyer atau wadah lain yang bersih, 6
  • 7. kemudian dibungkus kertas sampul (kertas perkamen) supaya tidak basah sewaktu disterilkan.  Sterilisasi : pada umumnya sterilisasi media dilakukan dengan uap panas di dalam autoklaf, pada suhu 121◦ C selama 15-30 menit. BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah: Hari/ Tanggal : Senin, 09 Desember 2013 Pukul : 13.00 WITA - Selesai Tempat : Laboratorium Biologi Dasar Jurusan Biologi FMIPA UNTAD 3.2. Alat Dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu : A. Alat 1. Autoklaf 2. Cawan petri 3. Oven 4. Erlenmeyer 1000 mL 5. Hot Plate B. Bahan 1. Kertas atau Aluminium foil 2. Alkohol 3. Aquades 4. Kertas bekas 7
  • 8. 5. Kapas 6. Kentang 7. Tauge 8. Agar 9. Daging 10.Gula pasir (sukrosa) 3.3. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah :  PDA (Potato Dextose Agar) 1000 mL 1. Memotong dadu kentang yang ada sebanyak 200 gram, 2. Merebus kentang di panci elektrik menggunakan aquades. 3. Memasukkan ekstrak kentang ke dalam Erlenmeyer dan menambahkan air aqua hingga 1000 mL. 4. Selanjutnya memasukkan agar dan gula pasir sebanyak 20 gram ke dalamnya dan memanaskan di atas hot plate serta mengaduknya hingga homogen.  NA (Nutrien Agar) 500 mL 1. Memotong dadu (mencincang) daging sapi sebanyak 100 gram. 2. Merebus daging di panci elektrik menggunakan aquades. 3. Memasukkan ekstrak daging sapi ke dalam Erlenmeyer dan menambahkan air aqua hingga 500 mL. 4. Memasukkan agar dan gula pasir sebanyak 20 gram ke dalamnya dan memanaskan di atas hot plate serta mengaduknya hingga homogen.  TEA (Tauge Ekstrak Agar ) 500 mL 1. Memotong tauge menjadi ukuran yang lebih kecil sebanyak 100 gram. 8
  • 9. 2. Merebus tauge di panci elektrik menggunakan aquades. 3. Memasukkan ekstrak tauge ke dalam Erlenmeyer dan menambahkan air aqua hingga 500 mL. 4. Memasukkan agar dan gula pasir sebanyak 20 gram ke dalamnya dan memanaskan di atas hot plate serta mengaduknya hingga homogen. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan No. Gambar Komposisi Fungsi 1. PDA (Potato Dextrose Agar) Kentang 200 gram, air aqua 1000 mL, agar dan gula pasir 20 gram Untuk menumbuhkan kapang dan jamur. 2. NA (Nutrient Agar) Daging sapi 100 gram, air aqua 500 mL, agar dan gula pasir 20 gram. Untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada permukaan sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. 9
  • 10. 3. TEA (Tauge Ekstrak Agar) Tauge 100 gram, air aqua 500 mL, agar dan gula pasir 20 gram. Untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang) 4.2. Pembahasan Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Pada percobaan ini dilakukan pembuatan medium PDA (Potato Dextose Agar), TEA (Tauge Ekstrak Agar) dan NA (Nutrien Agar). Percobaan pertama adalah pembuatan medium PDA (Potato Dextose Agar). Medium PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Medium Potato Dextrose Agar (PDA) berfungsi untuk menumbuhkan kapang dan jamur. Berdasarkan susunan kimianya, medium ini termasuk medium alamiah non-sintetik, karena menggunakan bahan alamiah (kentang). Akan tetapi komposisi kimianya tidak diketahui secara pasti. Termasuk medium padat karena dalam pembuatannya menggunakan agar sebagai bahan pemadat. Berdasarkan fungsinya, medium PDA ini termasuk medium umum 10
  • 11. karena dapat digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih kelompok jamur. Fungsi dari bahan-bahan yang digunakan adalah:  Kentang, sebagai sumber karbon, karbohidrat dan nutrisi bagi mikroba.  Dextrose (gugusan gula, baik itu monosakarida atau polisakarida) sebagai sumber enegi dan sebagai sumber karbon.  Agar, sebagai bahan pemadat medium dan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung cukup air  Akuades, sebagai bahan pelarut dalam pembuatan medium dan sebagai sumber O2. Proses pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA) adalah dengan Ekstrak kentang yang diambil dari hasil perebusan kentang. Selanjutnya air rebusan kentang dicampur dengan bahan tambahan lain yaitu agar dan gula. Selanjutnya larutan dipanaskan dan diaduk hingga larutan homogen. Langkah selanjutnya adalah mensterilkan erlenmeyer dan memasukkan larutan PDA kedalamnya, saat hendak memasukkannya ke dalam erlenmeyer jangan tunggu sampai larutan dingin sebab jika dingin larutan akan mengental. Selanjutnya alat sekaligus bahan harus di Autoklaf untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Kontaminasi adalah proses tercemarnya suatu zat terhadap zat lain yang tidak diinginkan Selain itu juga berfungsi untuk mengentalkan medium. Ekstrak kentang dan agar disterilkan serta suhu dan pH-nya diatur. Sebelum dilakukan sterilisasi, medium berawarna kuning, setelah disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih. Penggunaan dari media PDA ini bertujuan antara lain untuk:  Menumbuhkan dan memelihara suatu biakan jasad renik.  Mempelajari pengaruh jasad renik terhadap suatu zat di dalam media atau sebaliknya.  Mendapatkan zat-zat yang dihasilkan jasad renik. Perlakuan kedua adalah membuat medium NA (Nutrient Agar). Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air. NA juga digunakan untuk 11
  • 12. pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Pada pembuatan medium NA digunakan ekstrak daging karena daging sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen organik, dan senyawa karbon. NA adalah nutrient agar. Pembuatan media nutrient agar (NA) berasal dari bahan ekstrak daging lalu dicampurkan dengan gula serta ditambahkan agar sebagai pengental. Setelah itu dipanaskan diatas hot plate hingga mendidih, wadah yang digunakan adalah Erlenmeyer. Campuran ini selama dipanaskan juga diaduk menggunakan magnetic stirrer, setelah itu diukur pHnya, sesuai standarisasinya. Medium NA berdasarkan konsistensinya merupakan medium yang berbentuk padat (solid medium), karena dapat dipadatkan dengan adanya agar, yang dibuat miring atau tegak. Berdasarkan susunan kimianya, medium ini merupakan medium organik non-sintetik karena disusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya belum ditentukan secara pasti. Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada permukaan sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. Medium ini dapat dibuat dalam 2 jenis, yaitu NA miring dan NA tegak. NA miring digunakan untuk membiakkan mikroba sedangkan NA tegak digunakan untuk menstimulir pertumbuhan bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen. NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa jenis bakteri. Dimana fungsi dari bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya adalah:  Pepton, sebagai sumber utama nitrogen dan protein bagi mikroba.  Beef ekstrak, sebagai sumber makanan, sumber karbon organik, nitrogen, vitamin, dan garam mineral sebagai tempat pertumbuhan mikroba. 12
  • 13.  Agar, berfungsi sebagai pemadat medium.  Akuades, sebagai bahan pelarut dan untuk menghomogenkan larutan. Percobaan ketiga yaitu pembuatan medium TEA (Tauge Ekstrak Agar). Medium TEA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TEA ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid medium) dan termasuk dalam medium semi alamiah karena tersusun dari bahan-bahan alamiah dan bahan sintetik. Serta termasuk dalam medium non- sintetik karena tersusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya tidak dapat ditentukan secara pasti. Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium penguji (assay medium), karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam amino, dan lain-lain. Melalui medium ini dapat diamati bentuk- bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan jamur. Fungsi dari bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium ini, antara lain:  Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba, pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber nitrogen.  Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai sumber energi bagi mikroba.  Agar, sebagai bahan pemadat medium.  Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan. 13
  • 14. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan percobaan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Mikroorganisme dapat dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. 2. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. 3. PDA (Potato Dextrose Agar) adalah medium yang mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. 4. NA (Nutrien Agar) merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. 5. TEA (Tauge Ekstrak Agar) merupakan medium sintetik karena tersusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya tidak dapat ditentukan secara pasti. TEA dapat dibuat dari bahan tauge, sukrosa, dan agar. 5.2. Saran 14
  • 15. Untuk praktikum selanjutnya akan lebih baik jika prosedur percobaan dilakukan sendiri oleh tiap-tiap kelompok tidak hanya perwakilan saja agar semua praktikan dapat mengerti dan memahami dengan baik maksud, tujuan dan prinsip dari percobaan ini. Daftar Pustaka Adriankasella, 2011, Media Tumbuh Bakteri (http://antiserra.wen.su/alkes.html), Diakses pada tanggal 11 Desember 2013. Dwidjoseputro, D., 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta. Frobisher, 1974, Fundamentals Of Microbiology, Saunders Company, London Hadioetomo, R. S., 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktikum, PT. Gramedia. Jakarta. Lim, D., 1998, Microbiology, WCB McGraw-Hill, Missouri. Sutedjo, 1991, Mikrobiologi Tanah, Rineka Cipta, Jakarta. Volk, 1993, Mikrobiologi Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta. 15