Dokumen tersebut membahas tentang persiapan untuk masa sulit yang akan datang berdasarkan pelajaran Alkitab. Ia menyarankan untuk mempercayai Tuhan sebagai satu-satunya yang dapat diandalkan, bukan kekuatan manusia. Selain itu, perlu memprioritaskan keselamatan rohani dengan setia kepada Allah, bukan harta duniawi yang bersifat sementara. Persiapan yang disarankan adalah belajar memperc
2. “Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan
bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi! Berserulah kepada-
Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan
engkau akan memuliakan Aku.” (Mazmur 50:14-15)
3. Siapa yang akan membela kita pada masa sulit?
Siapa yang dapat kita percaya?
Apa yang dapat kita simpan?
Apa yang akan menjadi prioritas kita?
Bagaimana kita dapat bersiap untuk masa sulit?
Kitab Wahyu menubuatkan krisis global yang secara khusus
akan mempengaruhi mereka yang ingin tetap setia kepada
Allah (Wahyu 13:15-17).
Pada saat itu mereka yang akan mematuhi hukum Allah tidak
akan dapat membeli atau menjual. Lalu apa yang akan terjadi?
Atau apa yang dapat kita lakukan jika kita menghadapi krisis
serupa hari ini karena bencana lainnya?
Dapatkah kita bersiap hari ini untuk menghadapi jenis krisis ini?
4. Raja Yosafat siap berperang (2Taw 17:2, 12-13). Namun, dia
menyadari keterbatasannya. Dia tidak bisa menghadapi koalisi
yang mengancamnya (2 Taw 20:1-2).
Dia tidak mencari bantuan dari orang lain untuk menghadapi
krisis ini, tetapi dia berpaling kepada satu-satunya yang benar-
benar dapat menolongnya: Tuhan (2Taw 20:3-12).
Ini bukanlah keputusan yang didorong oleh
rasa takut atau ketidakberdayaan. Yosafat
senantiasa melayani Tuhan (2 Taw 17:3-4;
19:4). Dia tahu bahwa dia dapat
mempercayai-Nya. Apakah Anda memiliki
pengalaman sehari-hari dengan Tuhan yang
akan membantu Anda mempercayai Dia di
saat-saat krisis?
5. SIAPA YANG DAPAT KITA PERCAYA?
“Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang
tidak dapat memberikan keselamatan.” (Mazmur 146:3)
Daud tahu bahwa tidak ada manusia yang bisa menyelamatkannya
(Mzm 146:3). Ia belajar dari pengalaman Yonatan bahwa Allah tidak
memerlukan pasukan yang kuat untuk mengalahkan musuh-musuh-
Nya (1Sam 14:6, 13, 23).
Namun, dia tergoda oleh Setan dan ingin mengetahui berapa banyak
prajurit yang dia miliki (1Taw 21:1-2). Itu tidak dilarang, tetapi Daud
menunjukkan bahwa dia lebih mempercayai kekuatan militernya
daripada Tuhan.
Tuhan di atas segalanya.
Kita harus datang terlebih
dahulu kepada-Nya
sebelum menggunakan
sumber daya manusia.
6. Apa yang akan kita simpan ketika Yesus datang kembali?
Selama masa kesengsaraan terakhir, kita tidak akan dapat
membeli atau menjual. Jika kita memiliki sesuatu yang tersisa
setelah itu, itu akan dihancurkan oleh api (2Pet 3:10-11).
Jadi haruskah kita membuang semua yang kita miliki sekarang
karena kita tidak akan dapat menyimpannya?
Tidak, kecuali Roh Kudus dengan jelas menyuruh kita
melakukannya. Kita adalah penatalayan dari segala sesuatu yang
Allah telah berikan kepada kita sampai Yesus datang kembali. Kita
harus mengelolanya dengan bijak dan setia.
Namun, kita harus selalu ingat bahwa apa pun
yang kita kumpulkan di sini bersifat sementara;
sekejap; dan, jika kita tidak berhati-hati,
berpotensi merusak secara rohani.
7. “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika
demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain,
atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan
yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada
Mamon.” (Matius 6:24)
Suatu saat kita harus memutuskan: apakah akan melayani
Tuhan dan kehilangan harta kita, atau mempertahankannya
dan melayani seseorang yang tidak layak untuk dilayani.
Keputusan kita pada saat itu akan bergantung pada
keputusan yang kita buat hari ini (Mat 6:24).
Rasul Yohanes berkata, “Janganlah kamu mengasihi dunia dan
apa yang ada di dalamnya” (1Yoh 2:15). Apa yang buruk di
“dunia” yang menjauhkan kita dari Tuhan (1Yoh 2:16)?
Filipi 2:12 adalah nasihat yang baik untuk menetapkan
prioritas yang benar: “kerjakan keselamatanmu dengan takut
dan gentar.” Masa depan kekal kita bergantung padanya.
8. “dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka
yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.” (Wahyu 13:17)
Masa kesesakan akan datang bagi semua orang (Dan 12:1). Mereka
yang mau tetap setia kepada Allah dan menaati perintah-perintah-
Nya akan menghadapi masalah yang lebih besar.
Jika kita tidak tunduk pada kekuatan yang mengatur dunia pada
saat itu tetapi tetap setia kepada Tuhan, kita akan kehilangan
pekerjaan dan harta milik kita (Wahyu 13:14-17). Namun, kita dapat
yakin bahwa Allah akan memelihara kita (2Tes. 3:3; Maz 34:19).
Bagaimana kita dapat mempersiapkan diri untuk saat-saat itu?
Belajar mempercayai Tuhan dan hidup
mengandalkan Dia hari ini. Ujian yang baik adalah
setia dengan persepuluhan kita. Jika kita gagal
dalam hal yang begitu kecil, bagaimana kita dapat
tetap setia dalam krisis yang akan datang (Yer 12:5)?
9. “Kerapkali pengikut Kristus dibawa ke tempat di mana ia
tidak dapat berbakti kepada Allah sambil menjalankan
terus perusahaan duniawinya. Mungkin nampaknya
bahwa penurutan kepada sesuatu tuntutan Allah yang
tegas akan meniadakan sumber keperluan hidupnya. […]
Bila kita memahami kuasa firman-Nya, kita tidak akan
mengikuti anjuran Setan untuk mendapat makanan atau
untuk memelihara hidup kita. Pertanyaan kita satu-
satunya ialah, apakah perintah Allah? Dan apakah janji-
Nya? Bila kita mengetahui ini, kita akan menurut yang
satu, dan mempercayai yang lainnya.”
E. G. W. (The Desire of Ages, cp. 12, p. 121)