15 millennials big trends to watch in 2018 (and beyond) - inventure
1.
2. The Millennials and Their HOmeThe Millennials and Their HOmeThe Millennials and Their HOme
3.
4. Bangkitnya Musik Pop.
Hilangnya monopoli TVRI
dan hadirnya ere televisi komersil.
Manga revolution.
MTV dan budaya pop.
Era boyband
situs berita online
Reformasi dan kebebasan
berpendapat.
Bhineka.com lahir.
Maraknya forum online.
Film “Ada Apa Dengan Cinta?”
IndONESIA Millennials JOurneyIndONESIA Millennials JOurney
5. Generasi cashless.
Menjadi citizen journalism.
Ping!!! BBM-an,
Batik merakyat.
Instagramble???
Indonesia Berkebun muncul.
Wabah K-Pop.
Kehadiran Nebengers.
Hadirnya layanan Go Jek.
Harbolnas diluncurkan.
Jadi artis dadakan karena Youtube.
Konstelasi politik Pemilu 2014
Experience adalah segalanya.
IndONESIA Millennials JOurneyIndONESIA Millennials JOurney
6. #1 the end OF BRAND
14.6%
15.2%
70.2%
Bagi milenial, brand bukan lagi menjadi faktor utama ketika memilih produk atau
layanan. ‘Rating’ dan rekomendasi serta benefit apa yang ditawarkan lebih menjadi
preferensi mereka.
Millennials are less
loyal customers
Millennials are
more loyal
customers
The same
Sumber: A Bridge.Over Group, 2017.
7. #1 the end OF BRAND
Bagi milenial, brand bukan lagi menjadi faktor utama ketika memilih
produk atau layanan. ‘Rating’ dan rekomendasi serta benefit apa yang
ditawarkan lebih menjadi preferensi mereka.
8. Xiaomi Mi A1 Iphone 7 Plus
#1 the end OF BRAND
http://bit.ly/2ExnJAo http://bit.ly/2DVcOk4
Dalam memilih ponsel pintar, konsumen ini lebih mempertimbangkan spesifikasi dan keunggulan
fitur yang ditawarkan. Untuk itu, mereka cenderung memilih Xiaomi Mi A1 daripada
Iphone 7 Plus, karena dinilai memiliki kualitas yang sama namun harga lebih terjangkau.
9. Milenial adalah konsumen yang paling haus akan pengalaman (experience) dibanding generasi-generasi
sebelumnya. Survei di seluruh dunia (Everbrite-Harris Poll, 2014) membuktikan bahwa milenial lebih
memilih menghabiskan uang mereka untuk pengalaman (experience) ketimbang barang (material goods).
#2 FROM GOODS TO EXPERIENCE
10. Pertumbuhan Leisure vs Non-Leisure (yoy)
#2 FROM GOODS TO EXPERIENCE
6.50
6.00
5.50
5.00
4.50
4.00
Q1
2014 2015 2016 2017
Q1 Q1 Q1Q2 Q2 Q2 Q2Q3 Q3 Q3Q4 Q4 Q4
LEISURE
NON-LEISURE
Sejak beberapa tahun belakangan ini,
pertumbuhan konsumsi leisure (nginep di hotel,
bukan makan di luar) naik pesat dibandingkan
non-leisure (makanan, pakaian, durable goods).
Sumber: Faisal Basri, 2017.
11. #3 FrOM OCCASIONAL TO Habitual leisure
Terjadi fundamental shift dalam perilaku konsumsi leisure di Indonesia, yaitu dari occasional leisure ke habitual leisure.
Dulu ngegym dilakukan secara occasional, kemudian dilakukan rutin tiap minggu. Dulu jarang makan di luar rumah
(dine-out), kini kegiatan dine-out mulai dilakukan rutin seminggu atau dua minggu sekali.
Sumber: Deloitte, 2016.
HabitualOccasional
12. Median Usia Menikah Pertama Perempuan
yang Pernah Menikah Usia 25-49 Tahun
1991
17.1
18.1
18.6
19.2
19.8
20.1
1994 1997 2007 20122002-2003
Keterangan:
SDKI 2002-2003 kecuali Provinsi Aceh, Maluku, dan Papua
#4 The Rise OF UBER Millennials
Sumber: Tirto, 2017.
13. 62%
70%
Responden membuka
Facebook lebih dari
2-3x dalam sehari
Responden membuka
Instagram setiap hari.
#5 SOCMED is The New Leisure Hub
http://bit.ly/2BPtdoj
Sumber: Jakpat, 2016.
N: 1033
A: 16-35
14. #5 SOCMED is The New Leisure Hub
http://bit.ly/2nCgm3A
15. Kini mulai muncul pergeseran gaya hidup di kalangan milenial dari memiliki
barang (owning) ke berbagi (sharing). Mengoleksi CD/DVD sudah tergantikan
oleh koleksi musik atau film seperti Spotify, atau Netflix. Mereka juga mu-
lai memilih layanan Gojek atau Grab ketimbang mempunyai mobil atau motor
sendiri.
#6 SHARING IS THE NEW HAVING
16. 97.3%
61.27%
38.73%
2.7%
Mendukung karena bisa menggerakan
ekonomi masyarakat
Ya
Tidak
Tidak mendukung karena bisa mengganggu
tatanan ekonomi dan regulasi yang sudah
ada
#6 DisOwnership Is The New NOrmal
BAGAIMANA PENDAPAT ANDA TENTANG
LAYANAN BERBASIS SHARING ECONOMY?
APAKAH PERNAH MEMANFAATKAN LAYANAN
BERBISNIS SHARING ECONOMY?
Sumber: DailySocial, 2015.
N:1008
17. #7 GO Minimalist
Karena terbatas secara finansial, Milenial cenderung bergaya hidup minimalis. Mereka lebih
memilih membeli experience daripada sekedar barang. Dalam hal tempat tinggal misalnya,
cenderung memilih yang simple dan minimalis.
18. #8 BE GENEROUS
http://bit.ly/2EaPLF2
Brand yang banyak memberikan benefit adalah favorit di kalangan milenial. Brand yang suka
memberikan diskon, bonus poin, voucher, flash sale dan semacamnya sangat disukai oleh
generasi yang suka pamer ini. Misalnya Go-Jek yang suka membuat promo-promo diskon jika
menggunakan Go-Pay atau Bukalapak yang sering membuat promo-promo unik.
19. #9 Authenticity-Seeker
Mereka menyukai hal-hal yang otentik,
termasuk dalam memilih produk atau brand.
Misalnya dalam mengonsumsi kopi mereka
lebih memilih kedai kopi artisan yang unik
daripada yang mainstream. Mereka juga
menyukai produk-produk yang dibuat
secara limited edition.http://bit.ly/2BOHn9j
20. #9 appreciate lOCALITY
Generasi ini cenderung lebih menyukai dan mengapresiasi brand-brand lokal yang unik dan
beda. Berbagai event yang mengurasi brand-brand local seperti Brightspot Market, Localfest,
hingga Jakcloth selalu ramai dipadati pengunjung.
21. #9 SEARCHING FOR MEANING
Sebagai generasi yang mengalami krisis identitas, mereka mencari jati diri dengan ingin
berkontribusi dan menjadi bagian dari dunia yang lebih baik. Termasuk dalam hal memilih pro-
duk atau brand, mereka menyukai produk atau brand yang memberikan solusi untuk kemasla-
hatan seperti Google, Body Shop, Filosofi Kopi atau Bumi Langit.
22. #10 values first, nOt status
Milenial pun cenderung memilih kantor yang cool yang culturenya sesuai dengan values
mereka. Mereka lebih suka bekerja di start up alih-alih di perusahaan bonafid seperti
Pertamina atau Telkom, lebih memilih bekerja di Fintech daripada di bank konvensional.
23. 15M
68%
50%
Pada 2020 diperkirakan ada 15 juta pekerja
freelance yang bekerja secara penuh waktu.
Millennials Amerika memilih bekerja dengan
jarak jauh, dan 90% menginginkan bekerja
secara fleksibel.
50% pendapatan milenial atau lebih
dikeluarkan untuk menyewa tempat
tinggal di kota besar
#10 THE END OF 8 am and 5 pm
Sumber: Financial Time, 2016.
24. 69%
67%
68%
64%
Flexible Time
Flexible Recruitment
Flexible Role
Flexible Location
Employees choosing when
they start/finish work.
Offering different types of
contracts, crowd-sourcing
talent, etc.
Employees choosing within
certain guidelines, what they
do as part of their job.
Employees choosing to work
from the office, from home,
or other locations.
#10 THE END OF 8 am and 5 pm
http://bit.ly/2DWVJ9j
25. Di kalangan milenial, bekerja dan leisure sudah menyatu. Dengan
mobilitas pekerjaan yang tinggi, mereka memilih bekerja dengan
lebih fleksibel, dengan suasana yang lebih nyaman dan rileks seperti
di café atau coworking space.
#10 wOrk and leisure are blurring
26. #11 ESTEEM first
Generasi ini begitu haus akan
pengakuan. Instagram
begitu mempengaruhi
kehidupan mereka, sebagai
sarana untuk pamer dan
mendapatkan pengakuan.
Mau makan, foto dulu untuk
dipamerkan. Saat traveling,
update terus di Instatory.
27. #12 instant famOUS
Socmed seperti Instagram dan Youtube
memfasilitasi milenial untuk eksis dan narsis.
Dengan membuat konten yang unik dan
menarik, membuat semua orang bisa terkenal
dan punya penggemar layaknya selebritis di
socmed. Medium seperti Vlog atau video blog
menjadi sarana untuk narsis sekaligus
menjaring uang melalui endorse atau iklan.
28. #12 instant famOUS:
DON’T LEAVE DIGITAL FOOTPRINTS
http://bit.ly/2vM0x0P
Fenomenalnya Snapchat
segera diikuti oleh
Instagram dengan
menghadirkan Instastory,
bahkan socmed lain
seperti Facebook, Path
hingga Whatsapp juga
membuat fitur yang sama.
Hal ini karena milenial
suka sharing konten-
konten yang privat
dimana hanya tampil
selama 24 jam, lalu hilang
jejak digitalnya.
29. #13 The Death Of Mainstream Media:
Lambe Turah Effect
Fenomena Lambe Turah di Socmed, sedikit banyak telah mengubah perilaku mengonsumsi
media bagi Millennial. Media-media mainstream tidak lagi menjadi rujukan utama sebagai
sumber informasi. Media jaman now harus bisa memenuhi Immediacy, Intimacy dan
Spontanity.
30. #13 The Death Of Mainstream Media:
LINE TODAY
Media-media mainstream baik yang konvensional seperti cetak atau TV bahkan online tak lagi
menjadi sumber utama informasi bagi generasi ini. Mereka mendapatkan informasi terbaru
melalui newsfeed di Facebook atau agregrator-agregrator news seperti Line Today, Babe,
UC News dan sebagainya.
http://bit.ly/2FFaJch
31. #14 BAPER GENERATION
Generasi ini mudah baper dan sangat ekspresif terutama di social media. Mereka dengan mudah
akan tersentuh dengan story-story yang menggugah dan viral. Mereka juga sangat ekspresif
mencurahkan isi hatinya saat lagi senang hingga sedih di socmed.
http://bit.ly/2DWNz0K
32. #15 HYPER-REALITY COMPLEX
http://bit.ly/2DXwCn3
Kehidupan di online (dunia maya) dan offline (dunia nyata) kadang
tak ada bedanya bagi milenial. Yang terjadi di dunia maya seolah
realitas yang sebenarnya bagi mereka. Contohnya saat kehebohan
restoran no 1 versi Tripadvisor di London yang ternyata adalah
restoran palsu, namun banyak yang percaya hingga viral.