1. SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA ALFAMART
FINAL PROJECT
Diajukan untuk Memenuhi Evaluasi Akhir Semester Ganjil 2018/2019
Mata Kuliah Analisis Perancangan Sistem Informasi Kelas E
Oleh:
Sari Wahyuningsih 05111640000025
Yasinta Romadhona 05111640000039
DEPARTEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2018
2. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang maju dan berkembang
pesat khususnya di kota-kota besar, telah terjadi perubahan diberbagai sektor, termasuk di
bidang industri retail dan produksi serta pada kegiatan eceran di Indonesia. Perkembangan
bisnis eceran yang pesat ini tidak lepas dan faktor meningkatnya jumlah penduduk Indonesia
dan juga meningkatnya pendapatan perkapita penduduk yang menyebabkan taraf hidup
masyarakat semakin meningkat dengan diiringi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi
pula.
Perkembangan masyarakat inilah yang membentuk banyaknya jaringan
minimarket sebagai sektor perdagangan eceran dinamis di berbagai pelosok tanah air seperti
merek dagang Alfamart yang saat ini dipegang oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya. Namun disadari
usaha minimarket tak ubahnya seperti usaha lainnya yang di dalamnya meningkatkan
penjualan untuk memperoleh keuntungan, dengan maksud untuk memanfaatkan semua
kekuatan serta peluang yang ada, untuk menutupi kelemahan dan menetralisasi hambatan
yang dihadapi. Pada dasarnya keberhasilan usaha dibidang retail ini berada pada pengadaan
dan penjualan barang dagangan, baik secara kuantitas maupun kualitas, serta harga yang
dapat dicakup semua masyarakat.
Perusahaan akan terus dapat berkembang untuk meningkatkan penjualan
apabila aktivitas penjualan dikelola dengan baik salah satunya adalah dengan pencatatan
penjualan yang cepat dan tepat dalam upaya laporan penjualan. Sistem penjualan yang
digunakan pada perusahaan pengecer yaitu penjualan tunai yang diasumsikan bahwa pembeli
akan mengambil barang setelah harga barang dibayar di kasir, karena dari hasil penjualan
itulah perusahaan memperoleh pendapatan untuk menutupi biaya - biaya operasional lainnya
yang telah dikeluarkan, dan berkaitan dengan tujuan minimarket khususnya Alfamart untuk
memaksimalkan laba, maka pengawasan terhadap penjualan merupakan hal yang penting
untuk dilakukan, untuk itu Alfamart sangat memerlukan suatu sistem informasi untuk memenuhi
kebutuhan informasi yang berguna bagi pihak luar maupun dalam perusahaan.
Dengan demikian sangat diperlukan suatu sistem yang efisien dan efektif dalam
mengelola perusahaan. Dan dengan adanya sistem informasi ini, perusahaan dapat mencatat,
membuat dokumen yang berhubungan dengan penjualan untuk keperluan perusahaan maupun
bagi pihak diluar perusahaan yang memerlukannya. Informasi memang menjadi unsur penentu
dalam pengambilan keputusan, oleh sebab itu penyusunan informasi penjualan hendaknya
selalu dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Deskripsi sistem
Sistem informasi penjualan pada Alfamart ini merupakan sebuah sistem
informasi terkomputerisasi yang akan dirancang untuk menangani hal-hal yang berhubungan
dengan proses transaksi yang terjadi pada Alfamart, sehingga sistem transaksi menjadi lebih
efisien, mudah dan tertata dengan baik. Penggunaan sistem ini adalah untuk menghasilkan
laporan-laporan serta informasi yang cepat, akurat dan berkualitas.
Identifikasi masalah
Permasalahan atau kendala yang terjadi pada sistem penjualan Alfamart adalah:
1. Kurang efektifnya pencatatan transaksi dari segi waktu dan jumlah barang.
2. Pembuatan laporan yang sering berbelit karena banyaknya transaksi yang keluar dan
masuk.
3. Kurang efektifnya pencatatan barang yang keluar dan masuk dari supervisor.
4. Sulitnya dalam mencari data barang.
5. Pendataan kasir yang menangani tidak efektif..
Analisis kebutuhan
● Kebutuhan Fungsional
❖ Analisis Kebutuhan Sistem
Adapun kebutuhan sistem yang diperlukan antara lain :
1. Melakukan pencatatan transaksi dari segi waktu dan jumlah barang.
2. Menampilkan laporan Alfamart secara cepat, tepat dan akurat.
3. Melakukan pencatatan barang yang keluar dan masuk dari supplier secara
efektif.
4. Melakukan pencarian data barang secara mudah.
5. Melakukan pendataan kasir dengan efektif.
❖ Analisis Pemodelan Sistem
Pemodelan sistem dimodelkan dengan menggunakan UML (Unified Modeling
Language) berupa DFD, ERD, dan Context Diagram.
● Kebutuhan Non fungsional
➔ Analisis Kebutuhan Perangkat Keras
Processor : 2,30 GHz
Memori : 8,00 GB
Hardisk : 161,32 GB
System type : 64-bit operating system
➔ Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Sistem Operasi Windows 10.
XAMPP 5.6.38 untuk lokal internet dan penyimpanan data base.
Netbeans IDE 8.2 untuk penulisan kode program.
4. Google Chrome 70.0.3538.110 sebagai browser.
Analisis sistem
● Analisis Kelemahan Sistem
Metode analisa yang akan dipakai pada Alfamart Wijaya Kusuma adalah Analisis SWOT
(internal, eksternal serta penggabungan keduanya):
A. Strength (Kekuatan)
● Alfamart telah mengembangkan franchise yang mempunyai tujuan menjadi aset
nasional dalam bentuk jaringan retail waralaba yang unggul dalam persaingan
nasional.
● Investasi franchise Alfamart yang ditawarkan sangat kompetitif, yaitu antara 300
juta sampai 400 juta.
● Penempatan lokasi pabrik dan head office di beberapa wilayah yang sudah
cukup strategis.
● Tingkat upah karyawan yang relatif rendah berkisar 600 ribu rupiah perbulan.
Sehingga mampu menekan biaya operasional serendah mungkin.
● Pertumbuhan franchise Alfamart yang terbukti tinggi di setiap tahunnya. (2002 =
192 gerai, 2003 = 312 gerai, 2004 = 408 gerai).
● Alfamart adalah salah satu franchise yang bergerak di bidang retail yang siap go
internasional.
● Alfamart mampu menjual barang eceran dengan harga lebih murah, karena
Alfamart mengambil pasokan barang dari salah satu distributor terbesar produk
kebutuhan sehari-hari yaitu Alfa Retailindo.
● Alfamart merupakan pelopor waralaba bidang retail di Indonesia. Alfamart
mewaralabakan sejak tahun 1999.
B. Weaknesses (Kelemahan)
● Franchise fee yang ditawarkan relatif tinggi. Franchise fee yang ditawarkan
Alfamart yaitu 45 juta rupiah per 5 tahun.
● Berbagai daerah kurang mengenal Alfamart, karena kurangnya promosi.
● Break Event Points yang ditawarkan Alfamart antara 3-4 tahun.
C. Opportunities (Peluang)
● Masih terdapat beberapa daerah yang potensial namun belum dimasuki oleh
Alfamart. Dengan waralaba Alfamart dapat lebih mudah melakukan eksploitasi
ke daerah-daerah yang potensial tersebut.
● Dengan adanya perdagangan bebas, maka peluang mengembangkan franchise
akan semakin besar.
● Perlunya promosi yang lebih gencar agar franchise Alfamart lebih dikenal dan
laku di pasaran.
● Adanya bagian pasar yang cukup menjanjikan, di mana di Indonesia bisnis
waralaba dalam 1-2 tahun semakin tumbuh subur 12,5%.
● Mempunyai kesempatan untuk memperluas jaringan secara lebih cepat dengan
menggunakan modal seminimal mungkin.
D. Threats (Ancaman)
5. ● Adanya franchisor lain yang terus mengikuti langkah Alfamart dalam mencari
franchise.
● Terdapat perusahaan franchise yang sejenis dengan harga jual franchise yang
hampir sama. Seperti: investasi untuk Alfamart sebesar 300-350 juta, sedangkan
investasi Indomaret berkisar 300-400 juta.
● Adanya kemungkinan beberapa gerai milik franchise yang dapat menurunkan
reputasi nama franchise akibat kegagalannya memenuhi baku standar tertentu
yang kemudian melakukan komplain.
● Adanya tindakan peniruan terhadap keunikan yang dimiliki franchisor yang
kemudian dapat menjadi pesaing franchisor.
● Adanya franchise asing memasuki pangsa pasar Indonesia, maka secara tidak
langsung akan memberikan dampak negatif terhadap perusahaan.
● Timbul kekurang percayaan dari franchise terhadap Alfamart yang disebabkan
franchisee tidak ikut campur dalam
13. Desain database
1. Desain Tabel
● Entry Data Tabel Supervisor
● E
n
t
r
y Data Tabel Cashier
● E
n
t
r
y
D
a
t
a Tabel Stock
● Entry Data Tabel Bill