SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  42
UNIT 7
TAX PLANNING DAN PENGENDALIAN ATAS
UNSUR-UNSUR BEBAN POKOK PENJUALAN
DAN PENGURANG PENGHASILAN BRUTO
TOPIK BAHASAN
Foreign Exchange
loss.
Metode Penyusutan.
SE-46/PJ.4/1995
Capital Expenditure
Versus Revenue
Expenditure
Metode Persediaan
Pengujian Beban Pokok Penjualan
Ekualisasi Beban dengan PPN
Masukan
Persyaratan Beban Promosi
Biaya Entertainment
Cadangan Kerugian Piutang
Tidak Tertagih
FOREIGN EXCHANGE LOSS
Nilai Tukar (Kurs)
adalah sebuah
perjanjian yang
dikenal sebagai nilai
tukar terhadap
pembayaran saat
kini atau di
kemudian hari,
antara dua mata
Nilai Tukar
(Kurs)
Jenis-
Jenis
Kurs
Kurs Beli, adalah harga yang diberikan
oleh bank kepada seseorang yang ingin
membeli mata uang asing.
Kurs Jual, adalah harga yang diberikan
oleh bank kepada seseorang yang ingin
menukarkan mata uang asing.
Kurs Tengah, adalah harga yang diberikan
oleh bank antara kurs jual dan kurs
beli (penjumlahan kurs beli dan kurs jual
yang dibagi dua).
FOREIGN EXCHANGE LOSS
Foreign Exchange
Loss
Sistem Kurs
yang
Berlaku di
Indonesia
Kurs Tetap:
• Ditetapkan oleh Pemerintah (Bank
Indonesia)
Kurs Mengambang Terkendali:
• Dipengaruhi oleh Mekanisme Pasar
• Adanya intervensi Pemerintah
Kurs Mengambang Bebas:
• Sepenuhnya diserahkan dalam
mekanisme pasar
Foreign Exchange
Loss
Selisih Kurs
Menurut PSAK
10
“Selisih kurs
timbul apabila
terdapat
perubahan kurs
antara tanggal
transaksi
dengan tanggal
penyelesain
dari pos
moneter dalam
mata uang
asing”
PERIODE
AKUNTANSI
SAMA
Selisih kurs
dibebankan
seluruhnya
pada periode
tersebut
BEBERAPA
PERIODE
AKUNTANSI
Selisih kurs
dibebankan pada
Setiap periode
akuntansi dengan
memperhatikan
perubahan kurs
untuk setiap
periode
Foreign Exchange
Loss
Selisih
Kurs
Menurut
Perpajaka
n
“Keuntungan yang diperoleh karena
fluktuasi kurs mata uang asing diakui
berdasarkan sistem pembukuan yang
dianut dan dilakukan secara taat asas
sesuai dengan PSAK yang berlaku di
Indonesia”
UU PPh 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 1
“Kerugian selisih kurs yang dialami oleh
wajib pajak dapat dikurangkan dalam
menghitung penghasilan kena pajak bagi
pajak dalam negeri dan BUT”
UU PPh 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1e
Foreign Exchange
Loss
Pembebana
n Selisih
Kurs (Loss)
Kurs
Tetap
Kurs
Tengah
“Pembebanan dilakukan
pada saat terjadinya
realisasi atas perkiraan
mata uang asing
tersebut”
“Pembebanan dilakukan
pada setiap akhir tahun
berdasarkan kurs
tersebut”
REVENUE EXPENDITURE
Pengeluaran yang
dikeluarkan
dengan tujuan
untuk
memperoleh
penghasilan pada
periode dimana
pengeluaran dan
beban tersebut
terjadi, masa
manfaatnya hanya
satu periode saja
Berulan
g-ulang
Tidak
menambah
umur aset
Nilai rupiah
tidak
materiil
Perlakuan akuntansi pengeluaran pendapatan dengan
mencatat biaya yang dikeluarkan sebagai beban pada
periode tersebut
REVENUE EXPENDITURE
 Contoh Kasus:
Sebuah mobil box yang telah dibeli setahun lalu
yang dapat mengangkut 100 dus obat-obatan,
mobil ini memerlukan biaya untuk mengganti
dua ban mobil depan karena sudah sering
pecah. Biaya yang dikeluarkan untuk mengganti
kedua ban ini berjumlah Rp 400.000. Apakah
transaksi ini bersifat material dan transaksi ini
termasuk pengeluaran pendapatan? Bagaimana
pencatatan akuntansinya ?
REVENUE EXPENDITURE
 Jawaban:
Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan tidak akan
membuat mobil dapat berjalan lebih cepat dari yang
semestinya (bertambah efisien), atau biaya tersebut
tidak akan membuat mobil box yang awalnya hanya
dapat mengangkut 100 dus obat akan dapat
mengangkut lebih dari itu, dengan kata lain tidak akan
membuat mobil ban bertambah kapasitasnya dan hanya
membuat mobil box kembali pada kondisi normal.
Jurnal:
Biaya Perawatan mobil box XXXXXX
CAPITAL EXPENDITURE
Biaya-biaya yang
dikeluarkan
dalam rangka
memperoleh
aktiva tetap,
meningkatkan
efisiensi
operasional dan
kapasistas
produksi aktiva
tetap, serta
memperpanjang
Jarang
terjadi
Menambah
umur aset
Nilai rupiah
materiil
Perlakuan akuntansi pengeluaran modal
dengan mengkapitalisasikan besar biaya
yang dikeluarkan sebagai aset
CAPITAL EXPENDITURE
 Contoh Kasus:
Toko ABC adalah perusahaan dagang, membeli mobil
box 2 tahun lalu dengan harga perolehan Rp
140.000.000 dan nilai residu yang diharapkan sebesar
Rp 30.000.000. Mobil box digunakan untuk
mengangkut barang dagangan. Karena dirasakan
terlalu kecil, toko ABC memutuskan untuk mengganti
box mobil dengan yang lebih besar. Biaya yang
dikeluarkan untuk mengganti box lama dan
memasangnya sebesar Rp 20.000.000. Apakah
transaksi ini termasuk pengeluaran pendapatan?
Bagaimana pencatatan akuntansinya?
CAPITAL EXPENDITURE
 Jawaban:
Semua biaya yang dikeluarkan hingga siap digunakan
meliputi biaya yang dikeluarkan dari sejak mencabut
box lama sampai dengan memasang box baru diakui
sebagai penambah asset.
Jurnal:
Mobil box XXXXXX
Kas/Hutang XXXXXX
CAPITAL EXPENDITURE & REVENUE
EXPENDITURE
Revenue Expenditure
Revenue expenditure
sepanjang digunakan
untuk mendapatkan,
menagih, memelihara
penghasilan sehubungan
dengan kegiatan usaha,
boleh dibebankan
seluruhnya dalam suatu
laporan keuangan
Capital Expenditure
Capital expenditure tidak
dapat dibebankan
sekaligus dalam suatu
laporan keuangan. Wajib
pajak menggunakan
metode depresiasi atau
amortisasi
UU 36 tahun 2008
Pasal 9 ayat 2
PEMILIHAN METODE PERSEDIAAN
Berdasarkan UU Pajak Penghasilan pasal 10
ayat (6)
FIFO
(First In First
Out)
Average
Cost
PERBANDINGAN METODE FIFO, AVERAGE
DAN LIFO (PERSPEKTIF AKUNTANSI)
PT. ABC didirikan dan memulai usaha komersialnya pada awal tahun 2001.
Perusahaan menjual barang dagangannya dengan tingkat laba kotor sebesar
20% dari harga jual ditetapkan Rp. 20.000 per unit tahun 2001, sebesar Rp.
25.000 dalam tahun 2002, dan sebesar Rp. 30.000 tahun 2003. Berikut ikhtisar
pembelian dan penjualan data tahun 2001-2003:
No. Deskripsi
TH 2001 TH 2002 TH 2003
Kuantitas kos/unit Kuantitas kos/unit Kuantitas kos/unit
1 Persedian Awal - - 1.000 (*) 500 (*)
2 Pembelian (1) 2.500 10.000 2.000 15.000 2.000 20.000
3 Pembelian (2) 2.500 12.500 2.000 17.500 2.500 22.500
4 Penjualan (1) 2.000 - 2.250 - 2.500 -
5 Penjualan (2) 2.000 - 2.250 - 2.500 -
(*) tergantung metode yang digunakan
Perhitungan HPP dengan Metode Penilaian
Persediaan FIFO
Pembelian Penjualan saldo
2001 kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo
- - - -
2.500 10.000 25.000.000 2.500 10.000 25.000.000
2.500 12.500 31.250.000 2.500 12.500 31.250.000
5.000 56.250.000
2.000 10.000 20.000.000 3.000 10.000 30.000.000
2.000 12.500 25.000.000 1.000 12.500 12.500.000
4.000 45.000.000
1.000 12.500 12.500.000
2002 2.000 15.000 30.000.000 2.000 15.000 30.000.000
2.000 17.500 35.000.000 2.000 17.500 35.000.000
5.000 77.500.000
1.000 12.500 12.500.000
1.250 15.000 18.750.000 750 15.000 11.250.000
2.000 17.500 35.000.000
2.750 46.250.000
750 15.000 11.250.000
1.500 17.500 26.250.000 500 17.500 8.750.000
4.500 68.750.000
500 17.500 8.750.000
2003 2.000 20.000 40.000.000 2.000 20.000 40.000.000
2.500 22.500 56.250.000 2.500 22.500 56.250.000
5.000 105.000.000
500 17.500 8.750.000
2.000 20.000 40.000.000 2.500 22.500 56.250.000
2.500 22.500 56.250.000 0 0 0
5.000 105.000.000
Pembelian Penjualan saldo
2001 kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo
- - - -
2.500 10.000 25.000.000 2.500 10.000 25.000.000
2.500 12.500 31.250.000 2.500 12.500 31.250.000
5.000 56.250.000
2.000 10.000 20.000.000 3.000 10.000 30.000.000
2.000 12.500 25.000.000 1.000 12.500 12.500.000
4.000 45.000.000
1.000 12.500 12.500.000
2002 2.000 15.000 30.000.000 2.000 15.000 30.000.000
2.000 17.500 35.000.000 2.000 17.500 35.000.000
5.000 77.500.000
1.000 12.500 12.500.000
1.250 15.000 18.750.000 750 15.000 11.250.000
2.000 17.500 35.000.000
2.750 46.250.000
750 15.000 11.250.000
1.500 17.500 26.250.000 500 17.500 8.750.000
4.500 68.750.000
500 17.500 8.750.000
2003 2.000 20.000 40.000.000 2.000 20.000 40.000.000
2.500 22.500 56.250.000 2.500 22.500 56.250.000
5.000 105.000.000
500 17.500 8.750.000
2.000 20.000 40.000.000 2.500 22.500 56.250.000
2.500 22.500 56.250.000 0 0 0
5.000 105.000.000
Perhitungan HPP dengan Metode Penilaian
Persediaan Average
Pembelian Penjualan saldo
2001 kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo
- - - -
2.500 10.000 25.000.000 2.500 10.000 25.000.000
2.500 12.500 31.250.000 2.500 12.500 31.250.000
5.000 11.250 56.250.000
2.000 11.250 22.500.000 3.000 11.250 33.750.000
2.000 11.250 22.500.000 1.000 11.250 11.250.000
4.000 45.000.000
1.000 11.250 11.250.000
2002 2.000 15.000 30.000.000 2.000 15.000 30.000.000
2.000 17.500 35.000.000 2.000 17.500 35.000.000
5.000 15.250 76.250.000
2.250 15.250 34.312.500 2.750 15.250 41.937.500
2.250 15.250 34.312.500 500 15.250 7.625.000
4.500 68.625.000
500 15.250 7.625.000
2003 2.000 20.000 40.000.000 2.000 20.000 40.000.000
2.500 22.500 56.250.000 2.500 22.500 56.250.000
96.250.000 5.000 20.775 103.875.000
2.500 20.775 51.937.500 2.500 20.775 51.937.500
2.500 20.775 51.937.500 - 20.775 -
5.000 103.875.000
Perhitungan HPP dengan Metode Penilaian
Persediaan LIFO
Pembelian Penjualan saldo
2001 kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo
- - - -
2.500 10.000 25.000.000 2.500 10.000 25.000.000
2.500 12.500 31.250.000 2.500 12.500 31.250.000
5.000 56.250.000
2.000 12.500 25.000.000 500 12.500 6.250.000
2.500 10.000 25.000.000
500 12.500 6.250.000 -
1.500 10.000 15.000.000 1.000 10.000 10.000.000
4.000 46.250.000
1.000 10.000 10.000.000
2002 2.000 15.000 30.000.000 2.000 15.000 30.000.000
2.000 17.500 35.000.000 2.000 17.500 35.000.000
5.000 75.000.000
2.000 17.500 35.000.000
250 15.000 3.750.000 1.000 10.000 10.000.000
1.750 15.000 26.250.000
2.750 36.250.000
1.750 15.000 26.250.000
500 10.000 5.000.000 500 10.000 5.000.000
4.500 70.000.000
2003 500 10.000 5.000.000
2.000 20.000 40.000.000 2.000 20.000 40.000.000
2.500 22.500 56.250.000 2.500 22.500 56.250.000
5.000 101.250.000
2500 22.500 56.250.000
2000 20.000 40.000.000
500 10.000 5.000.000
5000 101.250.000 0 0
Perhitungan Laba Kotor dengan Metode Penilaian
Persediaan FIFO, Average dan LIFO
Deskripsi TH 2001 TH 2002 TH 2003 Total
Penjualan 80.000.000 112.500.000 150.000.000 342.500.000
Harga Pokok Penjualan 43.750.000 68.750.000 105.000.000 217.500.000
Laba Kotor 36.250.000 43.750.000 45.000.000 125.000.000
Deskripsi TH 2001 TH 2002 TH 2003 Total
Penjualan 80.000.000 112.500.000 150.000.000 342.500.000
Harga Pokok Penjualan 45.000.000 68.625.000 103.875.000 217.500.000
Laba Kotor 35.000.000 43.875.000 46.125.000 125.000.000
Deskripsi TH 2001 TH 2002 TH 2003 Total
Penjualan 80.000.000 112.500.000 150.000.000 342.500.000
Harga Pokok Penjualan 46.250.000 70.000.000 101.250.000 217.500.000
Laba Kotor 33.750.000 42.500.000 48.750.000 125.000.000
Metode FIFO
Metode Average
Metode LIFO
PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP
METODE LIFO
Investor Laporan
Keuangan
Harga
Lama
Harga
terbaru
Underval
ue
PEMILIHAN METODE PENYUSUTAN
BERDASARKAN UU PPH PASAL 11
Garis Lurus
 suatu metode penyusutan aktiva
tetap di mana beban penyusutan
aktiva tetap per tahunnya sama
hingga akhir umum ekonomis
aktiva tetap tersebut.
 Metode ini termasuk yang paling
luas dipakai. Untuk penerapan
“Matching Cost Principle”
 Metode garis lurus dipergunakan
untuk menyusutkan aktiva-aktiva
yang fungsionalnya tidak
terpengaruh oleh besar kecilnya
volume produk atau jasa yang
dihasilkan seperti bangunan dan
peralatan kantor
Saldo Menurun
 Metode penyusutan aktiva
tetap yang ditentukan
berdasarkan persentase
tertentu dihitung dari harga
buku pada tahun yang
bersangkutan.
 Persentase penyusutan
besarnya dua kali persentase
atau tarif penyusutan metode
garis lurus.
METODE PENYUSUTAN
TAHUN
METODE PENYUSUTAN
GARIS LURUS SALDO MENURUN
1 250.000.000 500.000.000
2 250.000.000 250.000.000
3 250.000.000 125.000.000
4 250.000.000 125.000.000
Akm. Penyusutan 1.000.000.000 1.000.000.000
TAHUN
GARIS LURUS SALDO MENURUN DF
NOMINAL PV PV NOMINAL PV PV 20%
1 250.000.000 208.333.250 500.000.000 416.666.500 0,833333
2 250.000.000 173.611.000 250.000.000 173.611.000 0,694444
3 250.000.000 144.675.750 125.000.000 72.337.875 0,578703
4 250.000.000 120.563.250 125.000.000 60.281.625 0,482253
Akm.
Penyusutan 1.000.000.000 647.183.250 1.000.000.000 722.897.000
METODE PENYUSUTAN
PENGHEMATAN PAJAK
keterangan
GARIS LURUS SALDO MENURUN
Normal PV Normal PV
Harga Perolehan 1.000.000.000 833.333.000,00 1.000.000.000 833.333.000,00
Akumulasi
Penysutan 1.000.000.000 647.183.250,00 1.000.000.000 722.897.000,00
PPh 25% 250.000.000 161.795.812,50 250.000.000 180.724.250,00
Penghematan Pajak = 180.724.250,00-161.795.812,50 = 18.928.437,50
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas diperoleh besarnya
penghematan pajak yang dapat dilakukan jika perusahaan
memilih metode saldo menurun dalam menghitung besarnya
beban penyusutan. Tarif pajak yang digunakan adalah tariff
tunggal 25% dengan tingkat diskon faktor (DF) 20% besar
penghematan pajaknya adalah 180.724.250,00 – 161.795.812,50
= 18.928.437,50
Bunga
Pinjaman
yang
Dibebank
an Wajib
Pajak
Apabila jumlah rata-rata
pinjaman sama besarnya
dengan atau lebih kecil
dari jumlah rata-rata
dana yang ditempatkan
sebagai deposito
berjangka atau tabungan
lainnya
Bunga yang
dibayar atau
terutang atas
pinjaman tersebut
seluruhnya tidak
dapat dibebankan
sebagai biaya.
Apabila jumlah
rata-rata
pinjaman lebih
besar dari
jumlah rata-rata
dana yang
ditempatkan
dalam bentuk
deposito atau
tabungan lainnya
Bunga atas pinjaman
yang boleh dibebankan
sebagai biaya adalah
bunga yang dibayar
atau terutang atas rata-
rata pinjaman yang
melebihi jumlah rata-
rata dana yang
ditempatkan sebagai
deposito berjangka atau
tabungan lainnya
SE-46/PJ.4/1995
MENYIASATI SE-46/PJ.4/1995
Rata-Rata Pinjaman Pinjaman
Jangka
Waktu
(Bulan) Pinjaman
Bulan Januari - 1 -
Bulan Februari - Mei 150.000.000 4 600.000.000
Bulan Juni-Juli 200.000.000 2400.000.000
Bulan Agustus-
Desember 250.000.000 51.250.000.000
Jumlah 2.250.000.000
Rata-rata pinjaman per bulan Rp 2.250.000.000:12= 187.500.000
Rata-Rata Dana
Deposito Deposito
Jangka Waktu
(Bulan) Pinjaman
Januari - 1-
Februari-Maret 25.000.000 250.000.000
April-Agustus 50.000.000 5250.000.000
September-Desember 37.500.000 4150.000.000
Jumlah 450.000.000
rata-rata deposito per bulan = 450.000.000;12= 37.500.000
Pinjaman Dana Deposito
Bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya = 20% x
(187.500.000-37.500.000) = 30.000.000
MENYIASATI SE-46/PJ.4/1995
Menyimpangdari ketentuan tersebut pada butir 4, bunga yang
dibayarkan atau terutang atas pinjaman wajib Pajak dari pihak
ketiga dapat dibebankan sebagai biaya sesuai dengan Pasal 6
ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1994 dalam hal:
a. Dana pinjaman ter!ebut disimpan/ditempatkan dalam bentuk
rekening giro yang atas jasanya dikenakan Pajak Pengha!ilan
yang bersifat final.
b. Adanya keharusan bagi wajib Pajak untuk menempatkan dana
dalam jumlah tertentu pada suatu bank dalam bentuk deposito
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
sepanjang jumlah deposito dan tabungan tersebut semata-
mata untuk memenuhi keharusan tersebut: misalnya cadangan
biaya reklamasi yang harus ditempatkan dalam bentuk
CADANGAN KERUGIAN PIUTANG
Metode akuntansi yang mengacu pada
prinsip akuntansi konservatif
Alat untuk mengkur risiko
PENGAKUAN KERUGIAN PIUTANG TIDAK
TERTAGIH
Metode
Cadanga
n
Metode
Langsun
g
PERLAKUAN PAJAK ATAS CADANGAN
PIUTANG TAK TERTAGIH
Pasal 9 ayat (1c) UU Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa pembentukan atau
pemupukan dana cadangan tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto,
Kecuali:
 Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan
pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
 Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang
dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
 Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
 Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
 Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
 Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah
industri untuk usaha pengolahan limbah industri,
UU PAJAK PENGHASILAN NOMOR 36
TAHUN 2008
Pasal 6 ayat 1 huruf h
“piutang yang nyata-nyata tidak
dapat ditagih (dan memenuhi syarat
tertentu) dapat dibebankan sebagai
pengurang penghasilan bruto
dalam menghitung penghasilan
kena pajak.”
Perlakua
n Pajak
atas
cadanga
n
Piutang
Tak
Tertagih
BIAYA ENTERTAINMENT
SE DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR SE-27/PJ.22/1986
Pengertian
“Biaya yang diperuntukkan untuk menjamu
relasi atau rekanan bisnis perusahaan ”
Biaya entertainment menjadi pengurang
penghasilan bruto jika dipergunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang merupakan obyek pajak.
• Wajib Pajak harus dapat membuktikan bahwa
biaya-biaya tersebut telah benar-benar
dikeluarkan dan berhuungan dengan kegiatan
perusahaan untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan perusahaan
• Perusahaan dapat mengurangi beban
pajak dengan membuat daftar
normative dan melampirkannya dalam
SPT Tahunan PPh Badan
• Hal ini akan menghemat pajak dari
biaya entertainment yang boleh
dikurangkan
DAFTAR NORMATIF BIAYA
ENTERTAINMENT
 Nomor Urut
 Tanggal “entertainment” dan sejenisnya yang telah
diberikan
 Nama “entertainment” dan sejenisnya yang telah diberian
 Alamat “entertainment” dan sejenisnya yang telah diberian
 Jenis “entertainment” dan sejenisnya yang telah diberian
 Jumlah (Rp) “entertainment” dan sejenisnya yang telah
diberian
 Relasi usaha yang diberikan “entertainment” dan sejenisnya
sesuai dengan nomor urut tersebut di atas (nama, posisi,
nama perusahaan, dan jenis usaha)
BIAYA PROMOSI
PERATURAN MK NO.
02/PMK.03/2010
Pengertian
“Bagian dari biaya penjualan yang dikeluarkan dalam
rangka memperkenalkan, mengenjurkan pemakaian
suatu produk baik langsung mapun tidak langsung
untuk mempertahankan, meningkatkan penjualan”
Besaran Biaya Promosi
1. Akumulasi Biaya Periklanan
2. Biaya pameran produk
3. Biaya Pengenalan produk
PENGECUALIAN BIAYA PROMOSI
Dalam pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan nomor
02/PMK.03/2010 tanggal 8 Januari 2010 yang berlaku sejak
tanggal 1 Januari 2009 tentang biaya promosi yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto, yang tidak termasuk biaya
promosi adalah :
1. Pemberian Imbalan Berupa Uang Dan/Atau Fasilitas, Dengan
Nama Dan Dalam Bentuk Apapun, Kepada Pihak Lain Yang
Tidak Berkaitan Langsung Dengan Penyelenggaraan Kegiatan
Promosi.
2. Biaya Promosi Untuk Mendapatkan, Menagih, Dan Memelihara
Penghasilan Yang Bukan Merupakan objek pajak dan yang
telah dikenai pajak bersifat final
Kewajiban
Pemotogan PPh
Kewajiban
pemotongan PPh
Pasal 23 sebesar 2%
dari jumlah bruto
Daftar Normatif
Nama dan NPWP
Alamat Penerima dan
tanggal
Bentuk Biaya promosi
Jumlah Biaya promosi
Nomor bukti
pemotongan
KETENTUAN WAJIB PAJAK DALAM
PENGELUARAN BIAYA PROMOSI
1. Wajib pajak harus membuat membuat daftar nominatif atas pengeluaran
Biaya Promosi yang dikeluarkan kepada pihak lain,
2. Daftar nominatife sebagaimana dimaksud pasa ayat (1) paling sedikit
harus memuat data penerima berupa nama, Nomor Pokok Wajib Pajak,
alamat, tanggal, bentuk dan jenis biaya, besarnya biaya, nomor bukti
pemotongan dan besarnya Pajak Penghasilan yang dipotong.
3. Daftar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat sesuai format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini,
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
Keuangan ini.
4. Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan sebagai
lampiran saat Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan.
5. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan
ayat (4) tidak dipenuhi, Biaya Promosi tidak dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto.
PENGUJIAN UNTUK MENGUJI
KEBENARAN BEBAN POKOK
PENJUALAN.
HPP = Saldo Awal Persediaan +
Pembelian – Saldo Akhir Persediaan
Pembelian = Saldo akhir utang +
Pembelian Tunai + Pelunasan utang
usaha – Saldo awal utang usaha +/-
Penyesuaian
EKUALISASI BEBAN POKOK
PENJUALAN DAN BEBAN OPERASIONAL
DENGAN DPP PPN MASUKAN.
 Ekualisasi atau rekonsiliasi adalah mencocokkan
saldo 2 (dua) atau lebih angka yang mempunyai
hubungan satu dengan yang lainnya. Apabila
hasilnya terdapat perbedaan,maka perbedaan
tersebut harus dapat dijelaskan
 Tentukan saldo-saldo atau pos-pos yang akan
dicocokkan (misalnya penjualan, penyerahan DPP
PPN, pembelian
 Gunakan saldo-saldo berikut untuk evaluasi:??

Contenu connexe

Tendances

Standar & framework akuntansi
Standar & framework akuntansiStandar & framework akuntansi
Standar & framework akuntansi
Kartika Sari
 
Akuntansi investasi saham jk pendek & jk panjang
Akuntansi investasi saham jk pendek & jk panjangAkuntansi investasi saham jk pendek & jk panjang
Akuntansi investasi saham jk pendek & jk panjang
Sidik Abdullah
 
Psak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkahPsak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkah
citra Joni
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
iyandri tiluk wahyono
 
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Jiantari Marthen
 
Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabah
citra Joni
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
Fransisco Laben
 

Tendances (20)

Standar & framework akuntansi
Standar & framework akuntansiStandar & framework akuntansi
Standar & framework akuntansi
 
Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1
 
Ch2 kerangka (framework) kieso ifrs
Ch2  kerangka (framework) kieso ifrsCh2  kerangka (framework) kieso ifrs
Ch2 kerangka (framework) kieso ifrs
 
Akuntansi investasi saham jk pendek & jk panjang
Akuntansi investasi saham jk pendek & jk panjangAkuntansi investasi saham jk pendek & jk panjang
Akuntansi investasi saham jk pendek & jk panjang
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
Kewajiban Lancar
Kewajiban LancarKewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
 
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualDasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
 
Psak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkahPsak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkah
 
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGIAUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
AUDIT PEMERIKSAAN ATAS PERKIRAAN LABA RUGI
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanBab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaan
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
C 14 indo INTERMEDIATE 2
C 14 indo INTERMEDIATE 2C 14 indo INTERMEDIATE 2
C 14 indo INTERMEDIATE 2
 
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
Makalah akuntansi sektor publik (akuntansi lsm & partai politik) kel. 5
 
SIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus KonversiSIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus Konversi
 
Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabah
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasi
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
Presentasi akuntansi keuangan
Presentasi akuntansi keuanganPresentasi akuntansi keuangan
Presentasi akuntansi keuangan
 

Similaire à Tax planning dan pengendalian atas unsur-unsur beban pokok.pptx

4-PA ak Persediaan.ppt
4-PA ak Persediaan.ppt4-PA ak Persediaan.ppt
4-PA ak Persediaan.ppt
MNDani
 
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelVariable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Muhammad Fajar
 
Tugas akhir akuntansi
Tugas akhir akuntansiTugas akhir akuntansi
Tugas akhir akuntansi
Wirodat Az
 
Slide-ACC-308-Slide-TAK-13 (3).ppt
Slide-ACC-308-Slide-TAK-13 (3).pptSlide-ACC-308-Slide-TAK-13 (3).ppt
Slide-ACC-308-Slide-TAK-13 (3).ppt
ceciliaengko1
 
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan" Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Amrul Rizal
 

Similaire à Tax planning dan pengendalian atas unsur-unsur beban pokok.pptx (20)

Chapter 4_Persediaan.pdf
Chapter 4_Persediaan.pdfChapter 4_Persediaan.pdf
Chapter 4_Persediaan.pdf
 
Pelatihan Penyusunan Master Budget
Pelatihan Penyusunan Master BudgetPelatihan Penyusunan Master Budget
Pelatihan Penyusunan Master Budget
 
4-PA ak Persediaan.ppt
4-PA ak Persediaan.ppt4-PA ak Persediaan.ppt
4-PA ak Persediaan.ppt
 
APKM KD 2 PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERBANKAN.pptx
APKM KD 2 PERSAMAAN  DASAR AKUNTANSI PERBANKAN.pptxAPKM KD 2 PERSAMAAN  DASAR AKUNTANSI PERBANKAN.pptx
APKM KD 2 PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERBANKAN.pptx
 
Muk bab ii
Muk bab iiMuk bab ii
Muk bab ii
 
Perencanaan keuangan
Perencanaan keuanganPerencanaan keuangan
Perencanaan keuangan
 
Presentasi kel 8
Presentasi kel 8Presentasi kel 8
Presentasi kel 8
 
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelVariable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
 
Tugas akhir akuntansi
Tugas akhir akuntansiTugas akhir akuntansi
Tugas akhir akuntansi
 
Anggaran Laba
Anggaran LabaAnggaran Laba
Anggaran Laba
 
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
4. ANALISIS BIAYA & ANALISIS PENJUALAN - ALK.ppt
 
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomiBab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
Bab 9 Analisis biaya volume laba.ekonomi
 
Income
Income Income
Income
 
Slide-ACC-308-Slide-TAK-13 (3).ppt
Slide-ACC-308-Slide-TAK-13 (3).pptSlide-ACC-308-Slide-TAK-13 (3).ppt
Slide-ACC-308-Slide-TAK-13 (3).ppt
 
Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaianJurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian
 
Materi 1 KB 4
Materi 1 KB 4Materi 1 KB 4
Materi 1 KB 4
 
Akuntansi ASET Tetap
Akuntansi ASET TetapAkuntansi ASET Tetap
Akuntansi ASET Tetap
 
Chapter 09 persediaan-barang-dagangan
Chapter 09 persediaan-barang-dagangan Chapter 09 persediaan-barang-dagangan
Chapter 09 persediaan-barang-dagangan
 
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
 
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan" Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
 

Dernier

UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
Sumardi Arahbani
 

Dernier (10)

UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 

Tax planning dan pengendalian atas unsur-unsur beban pokok.pptx

  • 1. UNIT 7 TAX PLANNING DAN PENGENDALIAN ATAS UNSUR-UNSUR BEBAN POKOK PENJUALAN DAN PENGURANG PENGHASILAN BRUTO
  • 2. TOPIK BAHASAN Foreign Exchange loss. Metode Penyusutan. SE-46/PJ.4/1995 Capital Expenditure Versus Revenue Expenditure Metode Persediaan Pengujian Beban Pokok Penjualan Ekualisasi Beban dengan PPN Masukan Persyaratan Beban Promosi Biaya Entertainment Cadangan Kerugian Piutang Tidak Tertagih
  • 3. FOREIGN EXCHANGE LOSS Nilai Tukar (Kurs) adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata Nilai Tukar (Kurs)
  • 4. Jenis- Jenis Kurs Kurs Beli, adalah harga yang diberikan oleh bank kepada seseorang yang ingin membeli mata uang asing. Kurs Jual, adalah harga yang diberikan oleh bank kepada seseorang yang ingin menukarkan mata uang asing. Kurs Tengah, adalah harga yang diberikan oleh bank antara kurs jual dan kurs beli (penjumlahan kurs beli dan kurs jual yang dibagi dua). FOREIGN EXCHANGE LOSS
  • 5. Foreign Exchange Loss Sistem Kurs yang Berlaku di Indonesia Kurs Tetap: • Ditetapkan oleh Pemerintah (Bank Indonesia) Kurs Mengambang Terkendali: • Dipengaruhi oleh Mekanisme Pasar • Adanya intervensi Pemerintah Kurs Mengambang Bebas: • Sepenuhnya diserahkan dalam mekanisme pasar
  • 6. Foreign Exchange Loss Selisih Kurs Menurut PSAK 10 “Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dengan tanggal penyelesain dari pos moneter dalam mata uang asing” PERIODE AKUNTANSI SAMA Selisih kurs dibebankan seluruhnya pada periode tersebut BEBERAPA PERIODE AKUNTANSI Selisih kurs dibebankan pada Setiap periode akuntansi dengan memperhatikan perubahan kurs untuk setiap periode
  • 7. Foreign Exchange Loss Selisih Kurs Menurut Perpajaka n “Keuntungan yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang asing diakui berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan PSAK yang berlaku di Indonesia” UU PPh 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 1 “Kerugian selisih kurs yang dialami oleh wajib pajak dapat dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena pajak bagi pajak dalam negeri dan BUT” UU PPh 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1e
  • 8. Foreign Exchange Loss Pembebana n Selisih Kurs (Loss) Kurs Tetap Kurs Tengah “Pembebanan dilakukan pada saat terjadinya realisasi atas perkiraan mata uang asing tersebut” “Pembebanan dilakukan pada setiap akhir tahun berdasarkan kurs tersebut”
  • 9. REVENUE EXPENDITURE Pengeluaran yang dikeluarkan dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan pada periode dimana pengeluaran dan beban tersebut terjadi, masa manfaatnya hanya satu periode saja Berulan g-ulang Tidak menambah umur aset Nilai rupiah tidak materiil Perlakuan akuntansi pengeluaran pendapatan dengan mencatat biaya yang dikeluarkan sebagai beban pada periode tersebut
  • 10. REVENUE EXPENDITURE  Contoh Kasus: Sebuah mobil box yang telah dibeli setahun lalu yang dapat mengangkut 100 dus obat-obatan, mobil ini memerlukan biaya untuk mengganti dua ban mobil depan karena sudah sering pecah. Biaya yang dikeluarkan untuk mengganti kedua ban ini berjumlah Rp 400.000. Apakah transaksi ini bersifat material dan transaksi ini termasuk pengeluaran pendapatan? Bagaimana pencatatan akuntansinya ?
  • 11. REVENUE EXPENDITURE  Jawaban: Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan tidak akan membuat mobil dapat berjalan lebih cepat dari yang semestinya (bertambah efisien), atau biaya tersebut tidak akan membuat mobil box yang awalnya hanya dapat mengangkut 100 dus obat akan dapat mengangkut lebih dari itu, dengan kata lain tidak akan membuat mobil ban bertambah kapasitasnya dan hanya membuat mobil box kembali pada kondisi normal. Jurnal: Biaya Perawatan mobil box XXXXXX
  • 12. CAPITAL EXPENDITURE Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aktiva tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasistas produksi aktiva tetap, serta memperpanjang Jarang terjadi Menambah umur aset Nilai rupiah materiil Perlakuan akuntansi pengeluaran modal dengan mengkapitalisasikan besar biaya yang dikeluarkan sebagai aset
  • 13. CAPITAL EXPENDITURE  Contoh Kasus: Toko ABC adalah perusahaan dagang, membeli mobil box 2 tahun lalu dengan harga perolehan Rp 140.000.000 dan nilai residu yang diharapkan sebesar Rp 30.000.000. Mobil box digunakan untuk mengangkut barang dagangan. Karena dirasakan terlalu kecil, toko ABC memutuskan untuk mengganti box mobil dengan yang lebih besar. Biaya yang dikeluarkan untuk mengganti box lama dan memasangnya sebesar Rp 20.000.000. Apakah transaksi ini termasuk pengeluaran pendapatan? Bagaimana pencatatan akuntansinya?
  • 14. CAPITAL EXPENDITURE  Jawaban: Semua biaya yang dikeluarkan hingga siap digunakan meliputi biaya yang dikeluarkan dari sejak mencabut box lama sampai dengan memasang box baru diakui sebagai penambah asset. Jurnal: Mobil box XXXXXX Kas/Hutang XXXXXX
  • 15. CAPITAL EXPENDITURE & REVENUE EXPENDITURE Revenue Expenditure Revenue expenditure sepanjang digunakan untuk mendapatkan, menagih, memelihara penghasilan sehubungan dengan kegiatan usaha, boleh dibebankan seluruhnya dalam suatu laporan keuangan Capital Expenditure Capital expenditure tidak dapat dibebankan sekaligus dalam suatu laporan keuangan. Wajib pajak menggunakan metode depresiasi atau amortisasi UU 36 tahun 2008 Pasal 9 ayat 2
  • 16. PEMILIHAN METODE PERSEDIAAN Berdasarkan UU Pajak Penghasilan pasal 10 ayat (6) FIFO (First In First Out) Average Cost
  • 17. PERBANDINGAN METODE FIFO, AVERAGE DAN LIFO (PERSPEKTIF AKUNTANSI) PT. ABC didirikan dan memulai usaha komersialnya pada awal tahun 2001. Perusahaan menjual barang dagangannya dengan tingkat laba kotor sebesar 20% dari harga jual ditetapkan Rp. 20.000 per unit tahun 2001, sebesar Rp. 25.000 dalam tahun 2002, dan sebesar Rp. 30.000 tahun 2003. Berikut ikhtisar pembelian dan penjualan data tahun 2001-2003: No. Deskripsi TH 2001 TH 2002 TH 2003 Kuantitas kos/unit Kuantitas kos/unit Kuantitas kos/unit 1 Persedian Awal - - 1.000 (*) 500 (*) 2 Pembelian (1) 2.500 10.000 2.000 15.000 2.000 20.000 3 Pembelian (2) 2.500 12.500 2.000 17.500 2.500 22.500 4 Penjualan (1) 2.000 - 2.250 - 2.500 - 5 Penjualan (2) 2.000 - 2.250 - 2.500 - (*) tergantung metode yang digunakan
  • 18. Perhitungan HPP dengan Metode Penilaian Persediaan FIFO Pembelian Penjualan saldo 2001 kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo - - - - 2.500 10.000 25.000.000 2.500 10.000 25.000.000 2.500 12.500 31.250.000 2.500 12.500 31.250.000 5.000 56.250.000 2.000 10.000 20.000.000 3.000 10.000 30.000.000 2.000 12.500 25.000.000 1.000 12.500 12.500.000 4.000 45.000.000 1.000 12.500 12.500.000 2002 2.000 15.000 30.000.000 2.000 15.000 30.000.000 2.000 17.500 35.000.000 2.000 17.500 35.000.000 5.000 77.500.000 1.000 12.500 12.500.000 1.250 15.000 18.750.000 750 15.000 11.250.000 2.000 17.500 35.000.000 2.750 46.250.000 750 15.000 11.250.000 1.500 17.500 26.250.000 500 17.500 8.750.000 4.500 68.750.000 500 17.500 8.750.000 2003 2.000 20.000 40.000.000 2.000 20.000 40.000.000 2.500 22.500 56.250.000 2.500 22.500 56.250.000 5.000 105.000.000 500 17.500 8.750.000 2.000 20.000 40.000.000 2.500 22.500 56.250.000 2.500 22.500 56.250.000 0 0 0 5.000 105.000.000 Pembelian Penjualan saldo 2001 kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo - - - - 2.500 10.000 25.000.000 2.500 10.000 25.000.000 2.500 12.500 31.250.000 2.500 12.500 31.250.000 5.000 56.250.000 2.000 10.000 20.000.000 3.000 10.000 30.000.000 2.000 12.500 25.000.000 1.000 12.500 12.500.000 4.000 45.000.000 1.000 12.500 12.500.000 2002 2.000 15.000 30.000.000 2.000 15.000 30.000.000 2.000 17.500 35.000.000 2.000 17.500 35.000.000 5.000 77.500.000 1.000 12.500 12.500.000 1.250 15.000 18.750.000 750 15.000 11.250.000 2.000 17.500 35.000.000 2.750 46.250.000 750 15.000 11.250.000 1.500 17.500 26.250.000 500 17.500 8.750.000 4.500 68.750.000 500 17.500 8.750.000 2003 2.000 20.000 40.000.000 2.000 20.000 40.000.000 2.500 22.500 56.250.000 2.500 22.500 56.250.000 5.000 105.000.000 500 17.500 8.750.000 2.000 20.000 40.000.000 2.500 22.500 56.250.000 2.500 22.500 56.250.000 0 0 0 5.000 105.000.000
  • 19. Perhitungan HPP dengan Metode Penilaian Persediaan Average Pembelian Penjualan saldo 2001 kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo - - - - 2.500 10.000 25.000.000 2.500 10.000 25.000.000 2.500 12.500 31.250.000 2.500 12.500 31.250.000 5.000 11.250 56.250.000 2.000 11.250 22.500.000 3.000 11.250 33.750.000 2.000 11.250 22.500.000 1.000 11.250 11.250.000 4.000 45.000.000 1.000 11.250 11.250.000 2002 2.000 15.000 30.000.000 2.000 15.000 30.000.000 2.000 17.500 35.000.000 2.000 17.500 35.000.000 5.000 15.250 76.250.000 2.250 15.250 34.312.500 2.750 15.250 41.937.500 2.250 15.250 34.312.500 500 15.250 7.625.000 4.500 68.625.000 500 15.250 7.625.000 2003 2.000 20.000 40.000.000 2.000 20.000 40.000.000 2.500 22.500 56.250.000 2.500 22.500 56.250.000 96.250.000 5.000 20.775 103.875.000 2.500 20.775 51.937.500 2.500 20.775 51.937.500 2.500 20.775 51.937.500 - 20.775 - 5.000 103.875.000
  • 20. Perhitungan HPP dengan Metode Penilaian Persediaan LIFO Pembelian Penjualan saldo 2001 kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo kuantitas harga saldo - - - - 2.500 10.000 25.000.000 2.500 10.000 25.000.000 2.500 12.500 31.250.000 2.500 12.500 31.250.000 5.000 56.250.000 2.000 12.500 25.000.000 500 12.500 6.250.000 2.500 10.000 25.000.000 500 12.500 6.250.000 - 1.500 10.000 15.000.000 1.000 10.000 10.000.000 4.000 46.250.000 1.000 10.000 10.000.000 2002 2.000 15.000 30.000.000 2.000 15.000 30.000.000 2.000 17.500 35.000.000 2.000 17.500 35.000.000 5.000 75.000.000 2.000 17.500 35.000.000 250 15.000 3.750.000 1.000 10.000 10.000.000 1.750 15.000 26.250.000 2.750 36.250.000 1.750 15.000 26.250.000 500 10.000 5.000.000 500 10.000 5.000.000 4.500 70.000.000 2003 500 10.000 5.000.000 2.000 20.000 40.000.000 2.000 20.000 40.000.000 2.500 22.500 56.250.000 2.500 22.500 56.250.000 5.000 101.250.000 2500 22.500 56.250.000 2000 20.000 40.000.000 500 10.000 5.000.000 5000 101.250.000 0 0
  • 21. Perhitungan Laba Kotor dengan Metode Penilaian Persediaan FIFO, Average dan LIFO Deskripsi TH 2001 TH 2002 TH 2003 Total Penjualan 80.000.000 112.500.000 150.000.000 342.500.000 Harga Pokok Penjualan 43.750.000 68.750.000 105.000.000 217.500.000 Laba Kotor 36.250.000 43.750.000 45.000.000 125.000.000 Deskripsi TH 2001 TH 2002 TH 2003 Total Penjualan 80.000.000 112.500.000 150.000.000 342.500.000 Harga Pokok Penjualan 45.000.000 68.625.000 103.875.000 217.500.000 Laba Kotor 35.000.000 43.875.000 46.125.000 125.000.000 Deskripsi TH 2001 TH 2002 TH 2003 Total Penjualan 80.000.000 112.500.000 150.000.000 342.500.000 Harga Pokok Penjualan 46.250.000 70.000.000 101.250.000 217.500.000 Laba Kotor 33.750.000 42.500.000 48.750.000 125.000.000 Metode FIFO Metode Average Metode LIFO
  • 22. PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP METODE LIFO Investor Laporan Keuangan Harga Lama Harga terbaru Underval ue
  • 23. PEMILIHAN METODE PENYUSUTAN BERDASARKAN UU PPH PASAL 11 Garis Lurus  suatu metode penyusutan aktiva tetap di mana beban penyusutan aktiva tetap per tahunnya sama hingga akhir umum ekonomis aktiva tetap tersebut.  Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan “Matching Cost Principle”  Metode garis lurus dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume produk atau jasa yang dihasilkan seperti bangunan dan peralatan kantor Saldo Menurun  Metode penyusutan aktiva tetap yang ditentukan berdasarkan persentase tertentu dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan.  Persentase penyusutan besarnya dua kali persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus.
  • 24. METODE PENYUSUTAN TAHUN METODE PENYUSUTAN GARIS LURUS SALDO MENURUN 1 250.000.000 500.000.000 2 250.000.000 250.000.000 3 250.000.000 125.000.000 4 250.000.000 125.000.000 Akm. Penyusutan 1.000.000.000 1.000.000.000
  • 25. TAHUN GARIS LURUS SALDO MENURUN DF NOMINAL PV PV NOMINAL PV PV 20% 1 250.000.000 208.333.250 500.000.000 416.666.500 0,833333 2 250.000.000 173.611.000 250.000.000 173.611.000 0,694444 3 250.000.000 144.675.750 125.000.000 72.337.875 0,578703 4 250.000.000 120.563.250 125.000.000 60.281.625 0,482253 Akm. Penyusutan 1.000.000.000 647.183.250 1.000.000.000 722.897.000 METODE PENYUSUTAN
  • 26. PENGHEMATAN PAJAK keterangan GARIS LURUS SALDO MENURUN Normal PV Normal PV Harga Perolehan 1.000.000.000 833.333.000,00 1.000.000.000 833.333.000,00 Akumulasi Penysutan 1.000.000.000 647.183.250,00 1.000.000.000 722.897.000,00 PPh 25% 250.000.000 161.795.812,50 250.000.000 180.724.250,00 Penghematan Pajak = 180.724.250,00-161.795.812,50 = 18.928.437,50 Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas diperoleh besarnya penghematan pajak yang dapat dilakukan jika perusahaan memilih metode saldo menurun dalam menghitung besarnya beban penyusutan. Tarif pajak yang digunakan adalah tariff tunggal 25% dengan tingkat diskon faktor (DF) 20% besar penghematan pajaknya adalah 180.724.250,00 – 161.795.812,50 = 18.928.437,50
  • 27. Bunga Pinjaman yang Dibebank an Wajib Pajak Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya Bunga yang dibayar atau terutang atas pinjaman tersebut seluruhnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya. Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito atau tabungan lainnya Bunga atas pinjaman yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang dibayar atau terutang atas rata- rata pinjaman yang melebihi jumlah rata- rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya SE-46/PJ.4/1995
  • 28. MENYIASATI SE-46/PJ.4/1995 Rata-Rata Pinjaman Pinjaman Jangka Waktu (Bulan) Pinjaman Bulan Januari - 1 - Bulan Februari - Mei 150.000.000 4 600.000.000 Bulan Juni-Juli 200.000.000 2400.000.000 Bulan Agustus- Desember 250.000.000 51.250.000.000 Jumlah 2.250.000.000 Rata-rata pinjaman per bulan Rp 2.250.000.000:12= 187.500.000 Rata-Rata Dana Deposito Deposito Jangka Waktu (Bulan) Pinjaman Januari - 1- Februari-Maret 25.000.000 250.000.000 April-Agustus 50.000.000 5250.000.000 September-Desember 37.500.000 4150.000.000 Jumlah 450.000.000 rata-rata deposito per bulan = 450.000.000;12= 37.500.000 Pinjaman Dana Deposito Bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya = 20% x (187.500.000-37.500.000) = 30.000.000
  • 29. MENYIASATI SE-46/PJ.4/1995 Menyimpangdari ketentuan tersebut pada butir 4, bunga yang dibayarkan atau terutang atas pinjaman wajib Pajak dari pihak ketiga dapat dibebankan sebagai biaya sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994 dalam hal: a. Dana pinjaman ter!ebut disimpan/ditempatkan dalam bentuk rekening giro yang atas jasanya dikenakan Pajak Pengha!ilan yang bersifat final. b. Adanya keharusan bagi wajib Pajak untuk menempatkan dana dalam jumlah tertentu pada suatu bank dalam bentuk deposito berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sepanjang jumlah deposito dan tabungan tersebut semata- mata untuk memenuhi keharusan tersebut: misalnya cadangan biaya reklamasi yang harus ditempatkan dalam bentuk
  • 30. CADANGAN KERUGIAN PIUTANG Metode akuntansi yang mengacu pada prinsip akuntansi konservatif Alat untuk mengkur risiko
  • 31. PENGAKUAN KERUGIAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH Metode Cadanga n Metode Langsun g
  • 32. PERLAKUAN PAJAK ATAS CADANGAN PIUTANG TAK TERTAGIH Pasal 9 ayat (1c) UU Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa pembentukan atau pemupukan dana cadangan tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, Kecuali:  Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;  Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;  Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;  Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;  Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan  Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri,
  • 33. UU PAJAK PENGHASILAN NOMOR 36 TAHUN 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf h “piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih (dan memenuhi syarat tertentu) dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto dalam menghitung penghasilan kena pajak.” Perlakua n Pajak atas cadanga n Piutang Tak Tertagih
  • 34. BIAYA ENTERTAINMENT SE DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-27/PJ.22/1986 Pengertian “Biaya yang diperuntukkan untuk menjamu relasi atau rekanan bisnis perusahaan ” Biaya entertainment menjadi pengurang penghasilan bruto jika dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan obyek pajak.
  • 35. • Wajib Pajak harus dapat membuktikan bahwa biaya-biaya tersebut telah benar-benar dikeluarkan dan berhuungan dengan kegiatan perusahaan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan perusahaan • Perusahaan dapat mengurangi beban pajak dengan membuat daftar normative dan melampirkannya dalam SPT Tahunan PPh Badan • Hal ini akan menghemat pajak dari biaya entertainment yang boleh dikurangkan
  • 36. DAFTAR NORMATIF BIAYA ENTERTAINMENT  Nomor Urut  Tanggal “entertainment” dan sejenisnya yang telah diberikan  Nama “entertainment” dan sejenisnya yang telah diberian  Alamat “entertainment” dan sejenisnya yang telah diberian  Jenis “entertainment” dan sejenisnya yang telah diberian  Jumlah (Rp) “entertainment” dan sejenisnya yang telah diberian  Relasi usaha yang diberikan “entertainment” dan sejenisnya sesuai dengan nomor urut tersebut di atas (nama, posisi, nama perusahaan, dan jenis usaha)
  • 37. BIAYA PROMOSI PERATURAN MK NO. 02/PMK.03/2010 Pengertian “Bagian dari biaya penjualan yang dikeluarkan dalam rangka memperkenalkan, mengenjurkan pemakaian suatu produk baik langsung mapun tidak langsung untuk mempertahankan, meningkatkan penjualan” Besaran Biaya Promosi 1. Akumulasi Biaya Periklanan 2. Biaya pameran produk 3. Biaya Pengenalan produk
  • 38. PENGECUALIAN BIAYA PROMOSI Dalam pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan nomor 02/PMK.03/2010 tanggal 8 Januari 2010 yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2009 tentang biaya promosi yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, yang tidak termasuk biaya promosi adalah : 1. Pemberian Imbalan Berupa Uang Dan/Atau Fasilitas, Dengan Nama Dan Dalam Bentuk Apapun, Kepada Pihak Lain Yang Tidak Berkaitan Langsung Dengan Penyelenggaraan Kegiatan Promosi. 2. Biaya Promosi Untuk Mendapatkan, Menagih, Dan Memelihara Penghasilan Yang Bukan Merupakan objek pajak dan yang telah dikenai pajak bersifat final
  • 39. Kewajiban Pemotogan PPh Kewajiban pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 2% dari jumlah bruto Daftar Normatif Nama dan NPWP Alamat Penerima dan tanggal Bentuk Biaya promosi Jumlah Biaya promosi Nomor bukti pemotongan
  • 40. KETENTUAN WAJIB PAJAK DALAM PENGELUARAN BIAYA PROMOSI 1. Wajib pajak harus membuat membuat daftar nominatif atas pengeluaran Biaya Promosi yang dikeluarkan kepada pihak lain, 2. Daftar nominatife sebagaimana dimaksud pasa ayat (1) paling sedikit harus memuat data penerima berupa nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, alamat, tanggal, bentuk dan jenis biaya, besarnya biaya, nomor bukti pemotongan dan besarnya Pajak Penghasilan yang dipotong. 3. Daftar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat sesuai format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini. 4. Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan sebagai lampiran saat Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan. 5. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) tidak dipenuhi, Biaya Promosi tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
  • 41. PENGUJIAN UNTUK MENGUJI KEBENARAN BEBAN POKOK PENJUALAN. HPP = Saldo Awal Persediaan + Pembelian – Saldo Akhir Persediaan Pembelian = Saldo akhir utang + Pembelian Tunai + Pelunasan utang usaha – Saldo awal utang usaha +/- Penyesuaian
  • 42. EKUALISASI BEBAN POKOK PENJUALAN DAN BEBAN OPERASIONAL DENGAN DPP PPN MASUKAN.  Ekualisasi atau rekonsiliasi adalah mencocokkan saldo 2 (dua) atau lebih angka yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya. Apabila hasilnya terdapat perbedaan,maka perbedaan tersebut harus dapat dijelaskan  Tentukan saldo-saldo atau pos-pos yang akan dicocokkan (misalnya penjualan, penyerahan DPP PPN, pembelian  Gunakan saldo-saldo berikut untuk evaluasi:??