SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  25
OVARIOHISTERECT
OMY
Siti Nurjannah
Qurainiyanti
Widya Puspita
Farid Abdurrahman
Lutfan Suyudi
1. Organ Reproduksi Betina
2. Ovariohisterectomy
• tindakan pengambilan ovarium, corpus uteri dan
cornua uteri
• Indikasi
• Terapi, (tumor, cysta ovarium dan tumor uterus,
pyometra)
• Modifikasi tingkah laku yaitu, lebih mudah
dikendalikan, lebih jinak, membatasi jumlah
populasi
• Penggemukan
3. Keuntungan Kerugian
Keuntungan Kerugian
mencegah kelahiran Hewan menjadi steril
Kontrol populasi
Mengurangi risiko kanker mammae
Menghambat spontaneous avulator
Meminimalisir tingkah laku dan
higienitas yang buruk
penanganan infeksi traktus
reproduksi
Kurang Agresif Terhadap Kucing Lain
dan Lebih Manja
Lebih Jarang Terluka
Peningkatan Genetik
4. Alat dan Bahan
• scalpel blades, needle holder, pinset anatomis, pinset
chirurgis, retraktor, OH hook, gunting tajam-tumpul,
gunting tajam-tajam, gunting tumpul-tumpul, hemostatic
forceps, duk/drapes, tampon, jarum, wadah stainless,
termometer, stetoskop, spuit, sarung tangan/glove, jas lab,
dan masker.
antiseptik (alkohol atau povidon iodin), sabun, tampon,
tissue, benang absorbable, benang non absorbable,
anastetik (castran, atropin, ketamin, xylazine), antibiotik
(betamox, vicillin, amox syrup), dan analgesik tolfen. Selain
itu dibutuhkan seekor kucing betina setiap kelompok. Syarat
kucing betina yakni tidak bunting, tidak laktasi, dan sehat
5. Preoperasi
1. ALAT
Alat dan bahan yang telah dicuci dibungkus dengan koran dan dimasukkan
dalam alat sterilisasi. Alat dan bahan yang perlu disterilisasi yakni
dissecting set, tampon, dan drapes. Khusus untuk gunting dan blade
hanya dibersihkan dengan alkohol
No Obat Jenis
Dosis
(mg/kg BB)
Konsentrasi
(mg/ml)
Jumlah Pemberian
(ml)
Rute
1 Betamox Antibiotik 15 150 0,25 IM
2 Castran Sedatif 0,02 1 0,05 IM
3 Atropin Premedikasi 0,04 1 0,1 SC
4 Ketamin Anastetik 10 100 0,25 IM
5 Xylazine Anastetik 2 20 0,25 IM
6 Vicillin Antibiotik - - 1 Ext/Topk
7 Tolfen Analgesik 4 4% 0,25 IM
8 Amox Syr Antibiotik 20 125/5 2 PO
9 Lidocain Anast lokal - - 1 Ext/Topk
• 2. Pasien
• Signalement
• Nama hewan : Jenny Waras
• Jenis hewan : kucing
• Ras : lokal
• Jenis kelamin : betina
• Umur : 3 tahun
• Berat badan : 2,5 Kg
• Warna : hitam putih
• Tanda khusus : ekor patah, pirang punggung
Status Present
Perawatan : Baik
Frekuensi nafas : 44 rpm
Pulsus : 108 x/menit
Temperatur : 37,9o
C
CRT : < 2
Pertumbuhan badan : baik
Temperamen : tenang
Gizi : baik normal
Turgor kulit : baik
Sikap badan : tegak pada keempat k
Membran mukosa : pink
Warna dan konsis feses : normal
Hidrasi : normal
Vaksinasi : belum
Obat cacing : belum
Riwayat penyakit : -
Integumentary
Normal
Otic
Normal
Optalmic
Normal
Musculoskeletal
Normal
Nervus
Normal
Cardiovaskuler
Normal
Respiration
Normal
Digesti
Normal
Lympatic
Normal
Reproduction
Normal
Urinaria
Normal
 
System review
- pemeriksaan darah untuk memastikan kucing dalam keadaan sehat
- Kucing dipuasakan selama 12 jam sebelum pembedahan
- disuntikkan betamox
- disuntikkan castran
- Atropin
- dipreparasi dengan mencukur daerah abdomen mulai xiphoid hingga pubis (puting ke-2 hingga ke-3)
yang sebelumnya disemprotkan cairan sabun
- dianasthesi dengan kombinasi ketamin-xylazine
- Mulut hewan diganjal dengan tampon untuk mempertahankan jalan nafas dan lidahnya dijulurkan
- diposisikan rebah dorsal dengan keempat kaki difiksasi menggunakan tali
- drapes diletakkan diatas kucing. Pada lokasi pembedahan diolesi antiseptik povidon iodin.
• 3. Operator
Operator Utama Lutfan Suyudi
Ass Operator Widya Puspita
Ass Alat Steril Qurainiyanti
Anastesiolog Siti Nurjannah 
Petugas Peralatan Non Steril Farid Abdurrahman
• Bersih dan steril
• kuku tangan harus pendek
• mencuci tangan sebelum operasi
• operator memakai jas lab,
masker dan sarung tangan.
6. operasi
• Diidentifikasi umbilikal dan secara visual bagian abdomen dibagi menjadi 3 bagian (cranial, 
medial dan caudal).
• Badan uterus terletak lebih caudal dan lebih sulit untuk dijangkau, oleh karena itu dibuat 
syatan pada 1/3 caudal abdomen.
• Dilakukan insisi 4-8 cm didaerah orientasi yaitu daerah linea alba (laparotomi medianus).
• Pertama kali penyayatan dilakukan pada kulit, subkutan, kemudian linea alba dan 
peritoneum.
• Setelah rongga abdomen terbuka dilakukan eksplorasi terhadap uterus dengan 
memasukkan ovary hook/telunjuk ke sepanjang dinding abdomen, setelah itu putar ke 
arah medial untuk mendapatkan cornua uteri sebelah kanan dan ligamen-ligamen 
kemudian angkat dari ruang abdomen.
• Ditelusuri cornua uteri yang didapatkan tadi sampai didapatkan ovarium. dipotong 
ligamentum suspensory yang dekat dengan ginjal (hati-hati dengan pembuluh darah 
ovary, jangan sampai ikut terpotong).
• Setelah ovarium kanan dan kiri ditemukan, bagian mesovarium dijepit dengan dengan dua 
arteri clemp kemudian diligasi melingkar dengan kuat menggunakan benang cut gut 
chromic 3-0. Kemudian pemotongan dilakukan diantara kedua tang arteri tersebut. 
Lakukan hal yang sama pada ovarium yang lain.
• Setelah ovarium terpotong, bagian uterus ditelusuri sampai mencapai bifurcatio dan 
corpus uteri.     
• Bagian corpus uteri dijepit dengan klem.
• Dibuat ligasi 0,5-1 cm di bawah bifurcatio uteri. Jahit atau ikat 
dengan benang cat gut chromic 3-0. Lalu dipotong.
• Setelah yakin tidak terjadi pendarahan, klem yang menjepit 
uterus bagian proximal dapat dilepas. Reposisi uterus dan 
omentum kedalam abdomen.
• Dilakukan penjahitan menggunakan cut gut chromic 3.0 pada 
aponeurose m obliqous abdominis externus dan m. Abdominis 
externus dan pastikan peritoneum terjahit tanpa ada omentum 
yang ikut terjahit dengan jahitan terputus sederhana. Jarum yang 
digunakan yakni jarum bulat.
• Sub kutan dijahit dengan cat gut plain 3-0 jarum bulat 
menggunakan jahitan mattras horizontal menerus.
• Penjahitan terakhir pada kulit dengan jahitan terputus sederhana 
menggunakan silk 2-0 dan jarum segitiga.
• Selama penjahitan dan setelah penjahitan selesai, pada luka 
diberikan antibiotik vicillin.
• Setelah jahitan selesai, diberikan iodine kemudian dilakukan 
pembalutan dan dikenakan gurita.
7. Post Operasi
• pengobatan, perawatan, dan observasi. 
• Setelah operasi, kucing di amati hingga sadar dengan 
mengecek suhu dan pulsus. Kemudian dipasang 
elizabeth colar agar kucing tidak menjilat abdomen. 
Kucing diberikan tolfen sebagai analgesik. Kemudian 
diberikan amox sirup 2 kali sehari sampai 5 hari.
• Pada hari awal post operasi daerah luka diolesi dengan 
povidon iodin. Dilakukan juga pengamatan terhadap 
temperatur, CRT (Capillary Refill Time), pulsus, nafsu 
makan, defekasi, urinasi, dan luka jahitan. Pada hari 
ketujuh jahitan dibuka. Kemudian hewan kembali 
dirawat selama tujuh hari lagi. Lalu di-release
8. Hasil
• Anastesi dimulai pada pukul 13.40 WIB. Kemudian 
operasi dimulai pukul 13.55 WIB dan selesai pada 
pukul 16.38 WIB
Kontrol status present
Menit Pulsus (kali/menit) Suhu (o
C) Ket
0 68 38,2  
15 92 38,2  
30 80 36.6  
45 72 35,9  
60 108 36,2  
75 116 36,4  
90 116 37,1  
105 108 37,1  
120 116 37,0  
135 84 36,6  
150 84 36,7  
165 80 36,8  
180 98 35,7  
195 72 35,8  
210 84 36,5  
225 80 35,3  
240 72 34,1  
255 80 34,7  
270 96 34,7  
285 80 34,6 Urinasi
300 80 34,6  
315 84 34,8  
21.00 WIB 96 34,9 Urinasi
21.30 WIB 108 35,1 Makan
05.30 WIB 96 36,5 Makan
18.30 WIB 108 37,9 Makan
Kondisi rawat inap
Tanggal Suhu (o
C) Pulsus CRT Appetite Defekasi Urinasi
Terapi / pukul (WIB)
16-10-14
36,5
37,9
96 < 2 +++ - ++
Amox syr PO / 06.00
Amox syr PO / 18.00
17-10-14 38,2 112 < 2 ++++ ++ ++++
Amox syr PO / 06.00
Amox syr PO / 18.00
Tolfen IM / 19.00
18-10-14 38,0 116 < 2 ++++ ++++ ++++
Amox syr PO / 06.00
Amox syr PO / 18.00
19-10-14 38,3 96 < 2 ++++ ++++ ++++
Amox syr PO / 06.00
Amox syr PO / 18.00
Tolfen IM / 19.00
Povidon iodin
20-10-14 38,3 112 < 2 ++++ +++ ++++
Amox syr PO / 06.00
Amox syr Habis
Povidon iodin
21-10-14 38,2 96 < 2 ++++ ++ (feses keras) ++++
Tolfen IM / 20.00
Povidon iodin
22-10-14 38,5 100 < 2 ++++ ++++ ++++
Povidon iodin
Luka kering, area operasi bengkak, buka
jahitan, tetap dirawat
23-10-14 38,3 112 < 2 ++++ ++++ ++++
Luka menutup sempurna
24-10-14 38,2 96 < 2 ++++ ++++ ++++
Luka menutup sempurna
25-10-14 38,3 108 < 2 ++++ ++++ ++++
Luka menutup sempurna
26-10-14 38,5 112 < 2 ++++ ++++ ++++
Luka menutup sempurna
27-10-14 38,3 112 < 2 ++++ ++++ ++++
Luka menutup sempurna
28-10-14 38,5 108 < 2 ++++ ++++ ++++
Luka menutup sempurna
Pencukuran rambut
Pemasangan infus
Preparasi hewan
Preparasi ovarium uterus
Ligasi uterus
Uterus post operasi
Penjahitan luka
Jenny pasca operasi
Luka menutup
saran
• Minimalisir luka / insisi
• Preparasi tumpul tidak terlalu lebar
• Perhatikan ligasi pembuluh darah
• Perhatikan jenis jahitan, jarum, dan benang
• Perawatan post operasi penting
• Jaga kebersihan
• Jangan terlalu sering membuka luka
• Cukup diberi povidon iodin dan analgesik
• nutrisi

Contenu connexe

En vedette

Media pembelajaran vertebrata
Media pembelajaran vertebrataMedia pembelajaran vertebrata
Media pembelajaran vertebrataNila Zuqistya
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataf' yagami
 
Vertebrata (hewan bertulang belakang)
Vertebrata (hewan bertulang belakang)Vertebrata (hewan bertulang belakang)
Vertebrata (hewan bertulang belakang)Aris Alkhalifi
 
BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
 BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XISalma Maulida
 
Tugas ppt fiswan reproduksi hewan
Tugas ppt fiswan reproduksi hewanTugas ppt fiswan reproduksi hewan
Tugas ppt fiswan reproduksi hewanmarwahmoniCha
 
Sistem reproduksi tumbuhan dan hewan
Sistem reproduksi tumbuhan dan hewanSistem reproduksi tumbuhan dan hewan
Sistem reproduksi tumbuhan dan hewanSMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 

En vedette (12)

Media pembelajaran vertebrata
Media pembelajaran vertebrataMedia pembelajaran vertebrata
Media pembelajaran vertebrata
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrata
 
Reproduksi pisces
Reproduksi piscesReproduksi pisces
Reproduksi pisces
 
Reproduksi Hewan
Reproduksi HewanReproduksi Hewan
Reproduksi Hewan
 
Vertebrata (hewan bertulang belakang)
Vertebrata (hewan bertulang belakang)Vertebrata (hewan bertulang belakang)
Vertebrata (hewan bertulang belakang)
 
BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
 BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
 
Tugas ppt fiswan reproduksi hewan
Tugas ppt fiswan reproduksi hewanTugas ppt fiswan reproduksi hewan
Tugas ppt fiswan reproduksi hewan
 
Vertebrata
VertebrataVertebrata
Vertebrata
 
Sistem reproduksi tumbuhan dan hewan
Sistem reproduksi tumbuhan dan hewanSistem reproduksi tumbuhan dan hewan
Sistem reproduksi tumbuhan dan hewan
 
Buku Vertebrata
Buku VertebrataBuku Vertebrata
Buku Vertebrata
 
Hewan vertebrata
Hewan vertebrataHewan vertebrata
Hewan vertebrata
 
Ppt Vertebrata
Ppt VertebrataPpt Vertebrata
Ppt Vertebrata
 

Similaire à Ovariohisterectomy

SJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptxSJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptxDellaSepta
 
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptxCASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptxMuhammadMutashimBill
 
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptLaporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptSanjaya Soebagio
 
Anemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG
Anemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOGAnemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG
Anemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOGAdeline Dlin
 
Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )
Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )
Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )Otty Mitha Octriza
 
SLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaran
SLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaranSLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaran
SLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaranRikazBraveII
 
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxBAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxabdulrazak928000
 
Emcase 12 agustus 2023.pptx
Emcase 12 agustus 2023.pptxEmcase 12 agustus 2023.pptx
Emcase 12 agustus 2023.pptxhaniffakhruddin2
 
MR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptx
MR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptxMR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptx
MR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptxGeriko1
 
Tiroid Ongkologi
Tiroid OngkologiTiroid Ongkologi
Tiroid OngkologiMrIqbalarsy
 
Mini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxMini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxFransYensen
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
kejang demam sederhana dehidrasi akut
kejang demam sederhana dehidrasi akut kejang demam sederhana dehidrasi akut
kejang demam sederhana dehidrasi akut Nuzulul Laras
 

Similaire à Ovariohisterectomy (20)

ggghjjjj.ppt
ggghjjjj.pptggghjjjj.ppt
ggghjjjj.ppt
 
SJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptxSJS TEN Lapkas.pptx
SJS TEN Lapkas.pptx
 
Impending yetti .ppt
Impending yetti .pptImpending yetti .ppt
Impending yetti .ppt
 
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptxCASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
 
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptLaporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
 
Anemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG
Anemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOGAnemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG
Anemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG
 
Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )
Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )
Case presentation hpp otty ( Pembimbing : dr Arie Widiyasa , SpOG )
 
SLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaran
SLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaranSLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaran
SLIDE GOUT ARTHRITIS untuk q1 pembelajaran
 
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxBAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
 
Emcase 12 agustus 2023.pptx
Emcase 12 agustus 2023.pptxEmcase 12 agustus 2023.pptx
Emcase 12 agustus 2023.pptx
 
MR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptx
MR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptxMR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptx
MR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptx
 
Kasmen Suta 23 Agustus 2022.pptx
Kasmen Suta 23 Agustus 2022.pptxKasmen Suta 23 Agustus 2022.pptx
Kasmen Suta 23 Agustus 2022.pptx
 
16606301 hipospadia
16606301 hipospadia16606301 hipospadia
16606301 hipospadia
 
Tiroid Ongkologi
Tiroid OngkologiTiroid Ongkologi
Tiroid Ongkologi
 
Mini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxMini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptx
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
PPT THYPOD .pptx
PPT THYPOD .pptxPPT THYPOD .pptx
PPT THYPOD .pptx
 
kejang demam sederhana dehidrasi akut
kejang demam sederhana dehidrasi akut kejang demam sederhana dehidrasi akut
kejang demam sederhana dehidrasi akut
 
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docxKolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
 
Ppt lapsus.pptx
Ppt lapsus.pptxPpt lapsus.pptx
Ppt lapsus.pptx
 

Dernier

Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 

Dernier (20)

Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 

Ovariohisterectomy

  • 3. 2. Ovariohisterectomy • tindakan pengambilan ovarium, corpus uteri dan cornua uteri • Indikasi • Terapi, (tumor, cysta ovarium dan tumor uterus, pyometra) • Modifikasi tingkah laku yaitu, lebih mudah dikendalikan, lebih jinak, membatasi jumlah populasi • Penggemukan
  • 4. 3. Keuntungan Kerugian Keuntungan Kerugian mencegah kelahiran Hewan menjadi steril Kontrol populasi Mengurangi risiko kanker mammae Menghambat spontaneous avulator Meminimalisir tingkah laku dan higienitas yang buruk penanganan infeksi traktus reproduksi Kurang Agresif Terhadap Kucing Lain dan Lebih Manja Lebih Jarang Terluka Peningkatan Genetik
  • 5. 4. Alat dan Bahan • scalpel blades, needle holder, pinset anatomis, pinset chirurgis, retraktor, OH hook, gunting tajam-tumpul, gunting tajam-tajam, gunting tumpul-tumpul, hemostatic forceps, duk/drapes, tampon, jarum, wadah stainless, termometer, stetoskop, spuit, sarung tangan/glove, jas lab, dan masker. antiseptik (alkohol atau povidon iodin), sabun, tampon, tissue, benang absorbable, benang non absorbable, anastetik (castran, atropin, ketamin, xylazine), antibiotik (betamox, vicillin, amox syrup), dan analgesik tolfen. Selain itu dibutuhkan seekor kucing betina setiap kelompok. Syarat kucing betina yakni tidak bunting, tidak laktasi, dan sehat
  • 6. 5. Preoperasi 1. ALAT Alat dan bahan yang telah dicuci dibungkus dengan koran dan dimasukkan dalam alat sterilisasi. Alat dan bahan yang perlu disterilisasi yakni dissecting set, tampon, dan drapes. Khusus untuk gunting dan blade hanya dibersihkan dengan alkohol No Obat Jenis Dosis (mg/kg BB) Konsentrasi (mg/ml) Jumlah Pemberian (ml) Rute 1 Betamox Antibiotik 15 150 0,25 IM 2 Castran Sedatif 0,02 1 0,05 IM 3 Atropin Premedikasi 0,04 1 0,1 SC 4 Ketamin Anastetik 10 100 0,25 IM 5 Xylazine Anastetik 2 20 0,25 IM 6 Vicillin Antibiotik - - 1 Ext/Topk 7 Tolfen Analgesik 4 4% 0,25 IM 8 Amox Syr Antibiotik 20 125/5 2 PO 9 Lidocain Anast lokal - - 1 Ext/Topk
  • 7. • 2. Pasien • Signalement • Nama hewan : Jenny Waras • Jenis hewan : kucing • Ras : lokal • Jenis kelamin : betina • Umur : 3 tahun • Berat badan : 2,5 Kg • Warna : hitam putih • Tanda khusus : ekor patah, pirang punggung Status Present Perawatan : Baik Frekuensi nafas : 44 rpm Pulsus : 108 x/menit Temperatur : 37,9o C CRT : < 2 Pertumbuhan badan : baik Temperamen : tenang Gizi : baik normal Turgor kulit : baik Sikap badan : tegak pada keempat k Membran mukosa : pink Warna dan konsis feses : normal Hidrasi : normal Vaksinasi : belum Obat cacing : belum Riwayat penyakit : -
  • 8. Integumentary Normal Otic Normal Optalmic Normal Musculoskeletal Normal Nervus Normal Cardiovaskuler Normal Respiration Normal Digesti Normal Lympatic Normal Reproduction Normal Urinaria Normal   System review - pemeriksaan darah untuk memastikan kucing dalam keadaan sehat - Kucing dipuasakan selama 12 jam sebelum pembedahan - disuntikkan betamox - disuntikkan castran - Atropin - dipreparasi dengan mencukur daerah abdomen mulai xiphoid hingga pubis (puting ke-2 hingga ke-3) yang sebelumnya disemprotkan cairan sabun - dianasthesi dengan kombinasi ketamin-xylazine - Mulut hewan diganjal dengan tampon untuk mempertahankan jalan nafas dan lidahnya dijulurkan - diposisikan rebah dorsal dengan keempat kaki difiksasi menggunakan tali - drapes diletakkan diatas kucing. Pada lokasi pembedahan diolesi antiseptik povidon iodin.
  • 9. • 3. Operator Operator Utama Lutfan Suyudi Ass Operator Widya Puspita Ass Alat Steril Qurainiyanti Anastesiolog Siti Nurjannah  Petugas Peralatan Non Steril Farid Abdurrahman • Bersih dan steril • kuku tangan harus pendek • mencuci tangan sebelum operasi • operator memakai jas lab, masker dan sarung tangan.
  • 10. 6. operasi • Diidentifikasi umbilikal dan secara visual bagian abdomen dibagi menjadi 3 bagian (cranial,  medial dan caudal). • Badan uterus terletak lebih caudal dan lebih sulit untuk dijangkau, oleh karena itu dibuat  syatan pada 1/3 caudal abdomen. • Dilakukan insisi 4-8 cm didaerah orientasi yaitu daerah linea alba (laparotomi medianus). • Pertama kali penyayatan dilakukan pada kulit, subkutan, kemudian linea alba dan  peritoneum. • Setelah rongga abdomen terbuka dilakukan eksplorasi terhadap uterus dengan  memasukkan ovary hook/telunjuk ke sepanjang dinding abdomen, setelah itu putar ke  arah medial untuk mendapatkan cornua uteri sebelah kanan dan ligamen-ligamen  kemudian angkat dari ruang abdomen. • Ditelusuri cornua uteri yang didapatkan tadi sampai didapatkan ovarium. dipotong  ligamentum suspensory yang dekat dengan ginjal (hati-hati dengan pembuluh darah  ovary, jangan sampai ikut terpotong). • Setelah ovarium kanan dan kiri ditemukan, bagian mesovarium dijepit dengan dengan dua  arteri clemp kemudian diligasi melingkar dengan kuat menggunakan benang cut gut  chromic 3-0. Kemudian pemotongan dilakukan diantara kedua tang arteri tersebut.  Lakukan hal yang sama pada ovarium yang lain. • Setelah ovarium terpotong, bagian uterus ditelusuri sampai mencapai bifurcatio dan  corpus uteri.     
  • 11. • Bagian corpus uteri dijepit dengan klem. • Dibuat ligasi 0,5-1 cm di bawah bifurcatio uteri. Jahit atau ikat  dengan benang cat gut chromic 3-0. Lalu dipotong. • Setelah yakin tidak terjadi pendarahan, klem yang menjepit  uterus bagian proximal dapat dilepas. Reposisi uterus dan  omentum kedalam abdomen. • Dilakukan penjahitan menggunakan cut gut chromic 3.0 pada  aponeurose m obliqous abdominis externus dan m. Abdominis  externus dan pastikan peritoneum terjahit tanpa ada omentum  yang ikut terjahit dengan jahitan terputus sederhana. Jarum yang  digunakan yakni jarum bulat. • Sub kutan dijahit dengan cat gut plain 3-0 jarum bulat  menggunakan jahitan mattras horizontal menerus. • Penjahitan terakhir pada kulit dengan jahitan terputus sederhana  menggunakan silk 2-0 dan jarum segitiga. • Selama penjahitan dan setelah penjahitan selesai, pada luka  diberikan antibiotik vicillin. • Setelah jahitan selesai, diberikan iodine kemudian dilakukan  pembalutan dan dikenakan gurita.
  • 12. 7. Post Operasi • pengobatan, perawatan, dan observasi.  • Setelah operasi, kucing di amati hingga sadar dengan  mengecek suhu dan pulsus. Kemudian dipasang  elizabeth colar agar kucing tidak menjilat abdomen.  Kucing diberikan tolfen sebagai analgesik. Kemudian  diberikan amox sirup 2 kali sehari sampai 5 hari. • Pada hari awal post operasi daerah luka diolesi dengan  povidon iodin. Dilakukan juga pengamatan terhadap  temperatur, CRT (Capillary Refill Time), pulsus, nafsu  makan, defekasi, urinasi, dan luka jahitan. Pada hari  ketujuh jahitan dibuka. Kemudian hewan kembali  dirawat selama tujuh hari lagi. Lalu di-release
  • 14. Kontrol status present Menit Pulsus (kali/menit) Suhu (o C) Ket 0 68 38,2   15 92 38,2   30 80 36.6   45 72 35,9   60 108 36,2   75 116 36,4   90 116 37,1   105 108 37,1   120 116 37,0   135 84 36,6   150 84 36,7   165 80 36,8   180 98 35,7   195 72 35,8   210 84 36,5   225 80 35,3   240 72 34,1   255 80 34,7   270 96 34,7   285 80 34,6 Urinasi 300 80 34,6   315 84 34,8   21.00 WIB 96 34,9 Urinasi 21.30 WIB 108 35,1 Makan 05.30 WIB 96 36,5 Makan 18.30 WIB 108 37,9 Makan
  • 15. Kondisi rawat inap Tanggal Suhu (o C) Pulsus CRT Appetite Defekasi Urinasi Terapi / pukul (WIB) 16-10-14 36,5 37,9 96 < 2 +++ - ++ Amox syr PO / 06.00 Amox syr PO / 18.00 17-10-14 38,2 112 < 2 ++++ ++ ++++ Amox syr PO / 06.00 Amox syr PO / 18.00 Tolfen IM / 19.00 18-10-14 38,0 116 < 2 ++++ ++++ ++++ Amox syr PO / 06.00 Amox syr PO / 18.00 19-10-14 38,3 96 < 2 ++++ ++++ ++++ Amox syr PO / 06.00 Amox syr PO / 18.00 Tolfen IM / 19.00 Povidon iodin 20-10-14 38,3 112 < 2 ++++ +++ ++++ Amox syr PO / 06.00 Amox syr Habis Povidon iodin 21-10-14 38,2 96 < 2 ++++ ++ (feses keras) ++++ Tolfen IM / 20.00 Povidon iodin 22-10-14 38,5 100 < 2 ++++ ++++ ++++ Povidon iodin Luka kering, area operasi bengkak, buka jahitan, tetap dirawat 23-10-14 38,3 112 < 2 ++++ ++++ ++++ Luka menutup sempurna 24-10-14 38,2 96 < 2 ++++ ++++ ++++ Luka menutup sempurna 25-10-14 38,3 108 < 2 ++++ ++++ ++++ Luka menutup sempurna 26-10-14 38,5 112 < 2 ++++ ++++ ++++ Luka menutup sempurna 27-10-14 38,3 112 < 2 ++++ ++++ ++++ Luka menutup sempurna 28-10-14 38,5 108 < 2 ++++ ++++ ++++ Luka menutup sempurna
  • 25. saran • Minimalisir luka / insisi • Preparasi tumpul tidak terlalu lebar • Perhatikan ligasi pembuluh darah • Perhatikan jenis jahitan, jarum, dan benang • Perawatan post operasi penting • Jaga kebersihan • Jangan terlalu sering membuka luka • Cukup diberi povidon iodin dan analgesik • nutrisi