SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  63
OUTLINE
1. ANATOMI & FUNGSI KULIT
2. LUKA & TIPE LUKA
3. PENYEMBUHAN LUKA
4. FAKTOR PENYULIT PENYEMBUHAN LUKA
5. PERAWATAN LUKA
6. WOUND DRESSING
ANATOMI &
FISIOLOGI
KULIT
ANATOMI
KULIT
Epidermis
• Lapisan terluar kulit
• Sel epitel kulit berlapis-lapis
Dermis
• Kolagen, serat elastis,
pembuluh darah,otot, saraf
Subkutis
• Jaringan lemak dan jaringan
ikat
Epidermi
s
Dermis
Subcuti
s
FUNGSI KULIT Pertahanan tubuh terdepan
Melindungi dari kontak dengan dunia luar
Insulasi panas
Regulasi suhu tubuh
Sebagai indera sensoris
Pigmentasi kulit
Pembentukan melanin & vitamin D
LUKA &
TIPE LUKA
DEFINISI LUKA
• Kerusakan integritas kulit
• Penyebab :
 Trauma mekanik : tersayat,
teriris, tertusuk, tergigit
(hewan)
 Suhu : luka bakar
 Zat kimia
 Tekanan : ulkus dekubitus
 Penyakit : ulkus diabetik
TIPE LUKA - BERDASARKAN
INTEGRITAS KULIT
Lebam
Luka bawah kulit akibat pecahnya pembuluh
darah kapiler
Abrasi
Luka akibat goresan, mengenai lapisan
epidermis
Laserasi
Luka yang menembus jaringan kulit sampai ke
bawah
Puncture
Luka yang menembus masuk ke dalam
jaringan kulit dan jaringan dibawahnya
Avulsi
Luka akibat lepasnya kulit dari jaringan di
bawahnya
Hematoma
Luka abrasi
Luka
laserasi
Luka
puncture
Avulsi
Luka steril
Luka yang dibuat dalam kondisi bebas hama
Biasanya luka yang sengaja dikondisikan steril, cth : luka operasi
Luka bersih
Luka yang tidak 100% steril, namun cukup bersih dan tidak terlihat
adanya nanah (pus)
Luka kotor
Luka yang beserta kotoran (debu, kerikil, jaringan kulit mati)
Luka yang menghasilkan nanah (pus), dan berbau, mengindikasikan
terjadinya infeksi
TIPE LUKA - BERDASARKAN
STERILITAS LUKA
LUKA AKUT
& LUKA
KRONIK
LUKA AKUT
Luka yang baru terjadi
Penyembuhan
diperkirakan terjadi dalam
waktu < 4 minggu
Cth :
• Luka superfisial
• Luka trauma
• Luka bakar
• Luka operasi
LUKA KRONIK
Biasa berawal dari luka akut
Belum sembuh setelah > 4
minggu atau tidak ada tanda-
tanda perbaikan setelah > 8
minggu
Cth :
• Ulkus diabetic (gangrene)
• Ulkus decubitus
• Ulkus vaskular
CONTOH LUKA AKUT
CONTOH LUKA
BAKAR
CONTOH LUKA
OPERASI
1. Ulkus diabetik
 Mekanisme terbentuknya ulkus diabetik :
LUKA KRONIK
Neuropati
• Gangguan jaringan saraf
Iskemi
• Berkurangnya aliran darah ke jaringan
Infeksi
• Adanya mikroorganisme pathogen yang memperberat
penyakit
1. Ulkus diabetik
LUKA KRONIK
2. Ulkus decubitus (pressure sores)
 Terjadi karena iskemi jaringan akibat tekanan terhadap jaringan
sehingga menghalangi aliran darah kapiler ke jaringan
 Faktor resiko terbentuk ulkus decubitus :
LUKA KRONIK
Keadaan umum
• Cth : pasien obesitas
Penyakit
• Cth : stroke, lumpuh
Pembatasan ruang gerak
• Cth : pasien lansia
2. Ulkus decubitus (pressure sores)
LUKA KRONIK
DERAJAT 1 PRESSURE INJURY
Kulit masih intak, tapi terdapat area kemerahan yang menetap/
tidak menghilang saat ditekan
Edsberg L, Black J, Goldberg M, McNichol L, Moore L, Sieggreen M. Revised National Pressure Ulcer Advisory Panel Pressure Injury Staging System. J Wound, Ostomy, Cont
Nurs. 2016;43(December):585–97.
DERAJAT 2 PRESSURE INJURY
Kehilangan Sebagian lapisan kulit , tampak
dermis terbuka
Dasar luka berwarna pink atau merah, lembab, mungkin
terdapat bullae/ lepuhan
DERAJAT 3 PRESSURE INJURY
Kehilangan seluruh ketebalan kulit
Luka tampak lemak, jar. Granulasi dan sering
menggaung serta terdapat tunnel/terowongan di
bawah kulit yg intak
DERAJAT 4 PRESSURE INJURY
KEHILANGAN JARINGAN YG LBH
DALAM & KULIT
Tampak fascia, otot, tendon atau tulang yg
terpapar. Dapat disertai slough dan eschar
Unstageable Full-Thickness PI:
Kehilangan jaringan & kulit yg blm jelas derajatnya
Kehilangan kulit & jaringan di bawahnya belum jelas
terkonfirmasi karena masih tertutup oleh
eschar/slough
DEEP TISSUE PRESSURE INJURY:
WARNA MERAH TUA. MARUN ATAU UNGU YG MENETAP/PERSISTEN
Kulit intak atau nonintact dgn warna merah keunguan akibat tekanan yg
berlangsung lama. Dapat berubah dg cepat menunjukkan cedera yg
sesungguhnya atau sembuh perlahan tanpa kehilangan jaringan.
MEKANISME TERJADINYA /
PATOFISIOLOGI
MEKANISME PRESSURE
INJURY
tekanan
>32 mmHg
Mikrosirkulasi
tertekan/sumbat
•Iskemia
•Inflamasi
•Anoksia/
kekurangan
oksigen
Nekrosis/
kematian jaringan
• Kulit
• Jaringan lunak
• Otot
• Friksi/gesekan
• Shear Forces
• Kulit
• Jaringan lunak
• Otot
DAERAH YG SERING MENGALAMI PRESSURE
INJURY
FAKTOR RESIKO PI &
POPULASI RENTAN
Intrinsik
• Diabetes
• Merokok
• Malnutrisi
• Immunosuppresi
• Penyakit Vascular
• Cedera tulang
belakang
• Kontraktur
• Immobilitas/berbaring
yang lama
Ekstrinsik
• Berbaring pada alas
yang keras
• Perawatan di rumah
Panti jompo,dll
• Prostesa yang kurang
pas/fit kedudukannya
• Higiene kulit buruk
• Pasien yang harus
diikat
Boyko T, Longaker M, Yang G. Review of the Current Management of Pressure Ulcers. Adv Wound Care (New Rochelle). 2018 Feb 1; 7(2): 57-67.
PENYEMB
UHAN
LUKA
PENYEMBUHAN LUKA
 Bersifat reaktif saat
pertama kali terjadi luka
 Penghentian perdarahan
 Keluarnya mediator
inflamasi
PROLIFERASI
MATURASI
 Regenerasi
jaringan
 Migrasi sel
epitel
 Bersifat mengubah
bentuk (remodelling)
luka yang sebelumnya
terjadi
 Pembentukan
jaringan parut
INFLAMASI
FASE INFLAMASI
• Pada fase ini tubuh berusaha membatasi kerusakan jaringan
dengan cara menghentikan perdarahan, menyegel permukaan
luka, menghilangkan jaringan-jaringan yang mati (nekrotik),
benda asing (debu, kerikil dll) dan mikroorganisme (bakteri)
• Fase ini ditandai dengan
o Vasodilatasi
o Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
o Keluarnya mediator inflamasi (sitokin), zat-zat pembekuan darah
FASE
INFLAMASI
FASE PROLIFERASI
• Ketika respons inflamasi mulai membaik, tubuh
memulai proses perbaikan luka melalui pembentukan
pembuluh darah baru (angiogenesis), pembentukan
jaringan ikat dan epitel baru
• Fase ini ditandai dengan terbentuknya jaringan
granulasi yang terdiri dari kapiler-kapiler, fibroblast,
pengaturan kolagen, fibronectin dan asam hyaluronat
(hyaluronic acid)
FASE
PROLIFER
ASI
FASE MATURASI
• Pada fase ini tubuh memulai suatu kontraksi luka, yaitu
melalui gerakan dari seluruh ketebalan kulit untuk
mengurangi jumlah bekas luka yang tidak teratur
• Pada fase ini dapat juga terjadi kontraktur luka, yaitu
ketika bekas luka berlebihan melebihi batas kontraksi
luka, sehingga menimbulkan suatu kecacatan
• Contoh kontraktur luka antara lain : pada luka yang
melintasi sendi sehingga sendi tidak dapat diluruskan
FASE
MATURASI
FAKTOR
PENYULIT
PENYEMB
UHAN
LUKA
FAKTOR PENYULIT
PENYEMBUHAN LUKA
• Walaupun secara alamiah tubuh melakukan upaya
penyembuhan luka, akan tetapi terdapat faktor-faktor yang
dapat menyulitkan penyembuhan luka, antara lain :
 Infeksi
 Gangguan aliran darah (iskemi jaringan)
 Penyakit penyerta : contoh : Diabetes melitus
 Usia tua
 Malnutrisi
 Penggunaan obat-obatan imunosupresan berkepanjangan
(glukokortikoid)
PERAWATA
N LUKA
PRINSIP PERAWATAN LUKA
Untuk memulai perawatan luka, perhatikan :
? ?
Ada tidak
resiko
infeksi
Ada atau
tidak
debris
Kering /
basah /
eksudatif
? ?
Sembuh
spontan
atau tidak
?
Sembuh
spontan
atau tidak Penyembuhan Primer
(Primary Wound Healing)
• Tanpa kehilangan
jaringan
• Luka dapat menutup
sempurna dalam 10-14
hari
• Jaringan parut minimal
• Cth : pada luka sayatan
operasi dan luka abrasi
& laserasi ringan
Penyembuhan Sekunder
(Secondary Wound Healing)
• Ada kehilangan jaringan
• Luka sembuh dengan
pembentukan jaringan
& pembuluh darah baru
• Fase inflamasi,
proliferasi (granulasi)
bisa berlangsung lama
tergantung besarnya
jaringan yang hilang
• Jaringan parut nyata
PRINSIP PERAWATAN LUKA
?
Sembuh
spontan
atau tidak Penyembuhan Primer
(Primary Wound Healing)
• Perawatan :
Penutupan dengan
wound dressing
Prosedur :
penjahitan luka,
stapler
Penyembuhan Sekunder
(Secondary Wound Healing)
• Perawatan :
Persiapan dasar
luka (wound bed
preparation)
Merangsang
pembentukan
jaringan granulasi
Pembentukan
epitel yang baru
PRINSIP PERAWATAN LUKA
?
Sembuh
spontan
atau tidak
PRINSIP PERAWATAN LUKA
Penyembuhan optimal dapat terjadi jika :
Vaskularisasi luka baik
Luka bebas dari jaringan mati dan infeksi
Luka bersifat lembab
Dapat mengontrol eksudat
Pertumbuhan bakteri dapat dicegah
Cost efficient
Dapat dikerjakan sendiri oleh pasien / care-taker
?
Sembuh
spontan
atau tidak
PRINSIP PERAWATAN LUKA
• Debris = Jaringan mati (nekrotik) akibat kurangnya
suplai darah pada jaringan, yang terbentuk akibat
mekanisme trauma (fisik, thermal, kimia)
• Bersifat tidak normal karena tidak diatur oleh
tubuh sehingga tubuh tidak mengenali bahwa
harus dilakukan pemusnahan debris  akibatnya
debris menumpuk
• Debridement : metode pembuangan jaringan
nekrotik dari luka dan jaringan sekitar untuk
memulai proses penyembuhan
?
Ada atau
tidak
debris
PRINSIP PERAWATAN LUKA
 Infeksi merupakan hal yang sangat serius yang
dapat mengganggu proses penyembuhan luka
Penyebab tersering infeksi pada luka :
o Bakteri
o Jamur
Ciri – ciri luka yang mengalami infeksi :
o Luka yang kemerahan
o Luka yang menyebabkan pembengkakan berat
o Luka yang bertambah nyeri
Ada tidak
resiko
infeksi
? PRINSIP PERAWATAN LUKA
 Eksudat = cairan yang keluar dari luka
 Keluarnya eksudat merupakan hasil dari proses
inflamasi yang terjadi pada proses awal terjadinya
luka
 Pada fase inflamasi, terjadi peningkatan
permeabilitas pembuluh darah serta keluar mediator
inflamasi (bradykinin, histamin) sehingga cairan
merembes keluar
Kering /
basah /
eksudatif
? PRINSIP PERAWATAN LUKA
 Eksudat yang bening (serous) merupakan hal yang
normal terjadi pada luka akut
 Pada luka kronik, eksudat yang keluar terus
menerus dapat berubah dari sifat eksudat maupun
jumlahnya
 Eksudat yang keluar terus terutama pada luka
kronik memiliki enzim proteolitik (proteo = protein;
litik = memecah) yang justru akan menghambat
penyembuhan luka
PRINSIP PERAWATAN LUKA
Kering /
basah /
eksudatif
?
PERSIAPAN DASAR LUKA
• Berdasarkan asosiasi ahli mengenai luka secara
internasional, konsep persiapan dasar luka dikenal
dengan TIME, yaitu :
o T : Tissue
o I : Infection / Inflammation
o M : Moisture imbalance
o E : Edge of wound
Penilaian jaringan
Penilaian ada tidaknya infeksi /
inflamasi
Penilaian kelembapan & eksudasi
luka
Penilaian tepi luka
T
I
M
E
• Penilaian jaringan, ada atau tidaknya
jaringan nekrotik, eksudat dan benda
asing lainnya yang menutupi luka
• Perlu atau tidaknya debridement
• Penilaian penyebab
luka
• Pertimbangan perlunya
antibiotik topikal
• Kontrol infeksi
• Penilaian penyebab eksudat
• Mengontrol eksudat
• Penilaian jenis tepi luka
(rata, tidak rata, tidak
beraturan)
• Penilaian kulit sekitar
luka
PERSIAPAN DASAR LUKA
WOUND-
DRESSING
 Tujuan pemberian wound-dressing :
• Menciptakan kondisi yang ideal untuk
penyembuhan luka
WOUND DRESSING
Dikatakan optimal jika :
• Mampu membantu proses penyembuhan luka
• Dapat disesuaikan dengan jenis luka
• Mengurangi bau
• Dapat mengontrol nyeri
• Non alergenik / non iritatif
• Memungkinkan sirkulasi udara yang baik pada luka
• Aman
• Mudah diganti / dilepaskan
• Terjangkau
• Nyaman
WOUND DRESSING
JENIS-JENIS
WOUND
DRESSING
Traditional
Modern
Medicated
Tissue engineered skin substitute
Bioactive
• Contoh :
• Kain kasa (gauze)
• Kapas
• Plester
• Perban
Balutan ringan untuk luka
yang superfisial
TRADITIONAL
Diindikasikan untuk :
Luka yang superfisial
Luka yang bersih
Luka kering atau eksudat sedikit
Secondary dressing
Keuntungan : harga yang ekonomis
Kelemahan :
Butuh sering diganti
Cenderung menempel pada luka  traumatic saat penggantian
TRADITIONAL
MODERN
Foam
Alginate
Hydrocolloid
Hydrogel
Film
MODERN
Foam
Lapisan hidrofilik + hidrofobik + perekat
Bagian hidrofilik merupakan bagian yang
kontak dengan eksudat
Bagian hidrofobik merupakan bagian luar
(melindungi dari paparan cairan dari luar)
Primary dressing pada :
 Luka dengan eksudat banyak
 Luka granulasi
 Luka berongga (kavitus)
Tidak diindikasikan untuk luka yang kering
MODERN
Alginate
Berasal dari ganggang / rumput laut
Memiliki kandungan garam sodium dan
kalsium
Pada saat berkontak dengan permukaan
luka terutama pada luka berdarah :
Terjadi transport ion dari alginate ke
dalam darah dan membentuk lapisan
pelindung
Dengan kata lain : Alginate memiliki
efek hemostasis atau menghentikan
perdarahan
MODERN
Hydrogel
Terbuat dari bahan hidrofilik dari polimer sintetik
Memiliki kandungan air yang tinggi (70-90%)
sehingga dapat membantu proses granulasi dan
epitelisasi karena suasana luka yang lembap
 Elastis dan non traumatic saat penggantian
Kemampuan menyerap cairan terbatas 
diindikasikan untuk luka kering atau eksudat
sedikit
MODERN
Hydrocolloid
Terbuat dari kombinasi bahan gel dan bahan
elastis dan bahan perekat
Dapat melewatkan (permeable) terhadap uap air
dan udara tapi tidak melewatkan bakteri
Dapat menyerap cairan dalam jumlah sedikit
sampai sedang :
Luka bakar derajat 1-2 dangkal
Luka traumatic
Ulkus decubitus stage 1 & 2
MODERN
Film
Berasal dari bahan Polyurethane
Adherent (menempel)
Semi permeable :
 Melewatkan udara dan uap air dari dalam
permukaan luka
 Tidak melewatkan air dan bakteri
Elastis dan fleksibel
Dapat disesuaikan dengan lokasi luka
(conformable)
Transparan  mudah visualisasi luka
Secondary dressing
MEDICATED
Penggabungan dressing + bahan aktif
(antimikroba) dalam satu kemasan
pakai
Efektivitas : tergantung dari bahan
dressing dan bahan aktif
Contoh :
Iodine + traditional dressing
Silver + hydrocolloid
Framycetin + tulle
BIOAKTIF
Zat yang alami (biomaterial)
Contoh :
Hyaluronic acid
Kolagen
Chitosan
HYALURONIC ACID
Keuntungan :
Mempercepat penyembuhan luka
Biokompatibilitas  sesuai dengan
jaringan normal tubuh
Biodegradable  dapat diserap ke dalam
tubuh
Non imunogenik  tidak menimbulkan
reaksi penolakan dari dalam tubuh
UPDATED AUGUST 2018
THANK YOU

Contenu connexe

Tendances (20)

Suture materials
Suture materialsSuture materials
Suture materials
 
Sutures
SuturesSutures
Sutures
 
Liposuction by various method
Liposuction by various methodLiposuction by various method
Liposuction by various method
 
NPWT Presentation by Siddharth Mandal
NPWT Presentation by Siddharth MandalNPWT Presentation by Siddharth Mandal
NPWT Presentation by Siddharth Mandal
 
Suture materials
Suture materialsSuture materials
Suture materials
 
Basic surgical skills
Basic surgical skillsBasic surgical skills
Basic surgical skills
 
Classification of wounds
Classification of  woundsClassification of  wounds
Classification of wounds
 
WOUNDS AND WOUND CARE
WOUNDS AND WOUND CAREWOUNDS AND WOUND CARE
WOUNDS AND WOUND CARE
 
Wound healing dr sumer
Wound healing   dr sumerWound healing   dr sumer
Wound healing dr sumer
 
Recent wound therapy.pptx
Recent wound therapy.pptxRecent wound therapy.pptx
Recent wound therapy.pptx
 
Post Surgical Wound care
Post Surgical Wound carePost Surgical Wound care
Post Surgical Wound care
 
suture material and suturing
suture material and suturingsuture material and suturing
suture material and suturing
 
Surgery
SurgerySurgery
Surgery
 
Surgical Sutures and Suturing Techniques
Surgical Sutures and Suturing TechniquesSurgical Sutures and Suturing Techniques
Surgical Sutures and Suturing Techniques
 
Wound Care Presentation
Wound Care PresentationWound Care Presentation
Wound Care Presentation
 
Management of surgical wound
Management of surgical woundManagement of surgical wound
Management of surgical wound
 
Cutting
CuttingCutting
Cutting
 
WOUNDS AND WOUND HEALING-1.pptx
WOUNDS AND WOUND HEALING-1.pptxWOUNDS AND WOUND HEALING-1.pptx
WOUNDS AND WOUND HEALING-1.pptx
 
Wound and Wound healing
Wound and Wound healing Wound and Wound healing
Wound and Wound healing
 
Wound care management
Wound care managementWound care management
Wound care management
 

Similaire à ANATOMI DAN PENYEMBUHAN LUKA

Asuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitusAsuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitusocto zulkarnain
 
Perawatan dicubitus
Perawatan dicubitusPerawatan dicubitus
Perawatan dicubitusSugiartoNers
 
Perawatan luka dasar
Perawatan luka dasarPerawatan luka dasar
Perawatan luka dasaricha582186
 
Presentasi Higine Dekubitus
Presentasi Higine DekubitusPresentasi Higine Dekubitus
Presentasi Higine DekubitusMargareta Wanda
 
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptx
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptxCRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptx
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptxzulafifayuda1
 
Gangguan integritas kulit dan luka
Gangguan integritas kulit dan lukaGangguan integritas kulit dan luka
Gangguan integritas kulit dan lukaValny Majid
 
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptxSwamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptxklinikmora
 
Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.ked
Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.kedKedaruratan ortoped by andreas chandra s.ked
Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.kedandreas040288
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaSulistia Rini
 
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxTuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxluckyubiplay
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromEncepal Cere
 

Similaire à ANATOMI DAN PENYEMBUHAN LUKA (20)

Asuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitusAsuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitus
 
Askep vulnus luka
Askep vulnus lukaAskep vulnus luka
Askep vulnus luka
 
Perawatan dicubitus
Perawatan dicubitusPerawatan dicubitus
Perawatan dicubitus
 
Perawatan luka dasar
Perawatan luka dasarPerawatan luka dasar
Perawatan luka dasar
 
Perawatan luka
Perawatan luka Perawatan luka
Perawatan luka
 
PERAWATAN_LUKA.pptx
PERAWATAN_LUKA.pptxPERAWATAN_LUKA.pptx
PERAWATAN_LUKA.pptx
 
Presentasi Higine Dekubitus
Presentasi Higine DekubitusPresentasi Higine Dekubitus
Presentasi Higine Dekubitus
 
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptx
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptxCRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptx
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptx
 
Present luka ari
Present luka ariPresent luka ari
Present luka ari
 
Present luka ari
Present luka ariPresent luka ari
Present luka ari
 
Gangguan integritas kulit dan luka
Gangguan integritas kulit dan lukaGangguan integritas kulit dan luka
Gangguan integritas kulit dan luka
 
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptxSwamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
 
Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.ked
Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.kedKedaruratan ortoped by andreas chandra s.ked
Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.ked
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 
Pengkajian luka
Pengkajian lukaPengkajian luka
Pengkajian luka
 
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxTuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
 
Luka dan penyembuhan AKPER PEMKAB MUNA
Luka dan penyembuhan  AKPER PEMKAB MUNA Luka dan penyembuhan  AKPER PEMKAB MUNA
Luka dan penyembuhan AKPER PEMKAB MUNA
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
 
Asuhan gangguan muskuloskeletal
Asuhan gangguan muskuloskeletalAsuhan gangguan muskuloskeletal
Asuhan gangguan muskuloskeletal
 
Respon radang
Respon radangRespon radang
Respon radang
 

Dernier

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Dernier (20)

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

ANATOMI DAN PENYEMBUHAN LUKA

  • 1.
  • 2. OUTLINE 1. ANATOMI & FUNGSI KULIT 2. LUKA & TIPE LUKA 3. PENYEMBUHAN LUKA 4. FAKTOR PENYULIT PENYEMBUHAN LUKA 5. PERAWATAN LUKA 6. WOUND DRESSING
  • 4. ANATOMI KULIT Epidermis • Lapisan terluar kulit • Sel epitel kulit berlapis-lapis Dermis • Kolagen, serat elastis, pembuluh darah,otot, saraf Subkutis • Jaringan lemak dan jaringan ikat Epidermi s Dermis Subcuti s
  • 5. FUNGSI KULIT Pertahanan tubuh terdepan Melindungi dari kontak dengan dunia luar Insulasi panas Regulasi suhu tubuh Sebagai indera sensoris Pigmentasi kulit Pembentukan melanin & vitamin D
  • 7. DEFINISI LUKA • Kerusakan integritas kulit • Penyebab :  Trauma mekanik : tersayat, teriris, tertusuk, tergigit (hewan)  Suhu : luka bakar  Zat kimia  Tekanan : ulkus dekubitus  Penyakit : ulkus diabetik
  • 8. TIPE LUKA - BERDASARKAN INTEGRITAS KULIT Lebam Luka bawah kulit akibat pecahnya pembuluh darah kapiler Abrasi Luka akibat goresan, mengenai lapisan epidermis Laserasi Luka yang menembus jaringan kulit sampai ke bawah Puncture Luka yang menembus masuk ke dalam jaringan kulit dan jaringan dibawahnya Avulsi Luka akibat lepasnya kulit dari jaringan di bawahnya Hematoma Luka abrasi Luka laserasi Luka puncture Avulsi
  • 9. Luka steril Luka yang dibuat dalam kondisi bebas hama Biasanya luka yang sengaja dikondisikan steril, cth : luka operasi Luka bersih Luka yang tidak 100% steril, namun cukup bersih dan tidak terlihat adanya nanah (pus) Luka kotor Luka yang beserta kotoran (debu, kerikil, jaringan kulit mati) Luka yang menghasilkan nanah (pus), dan berbau, mengindikasikan terjadinya infeksi TIPE LUKA - BERDASARKAN STERILITAS LUKA
  • 11. LUKA AKUT Luka yang baru terjadi Penyembuhan diperkirakan terjadi dalam waktu < 4 minggu Cth : • Luka superfisial • Luka trauma • Luka bakar • Luka operasi LUKA KRONIK Biasa berawal dari luka akut Belum sembuh setelah > 4 minggu atau tidak ada tanda- tanda perbaikan setelah > 8 minggu Cth : • Ulkus diabetic (gangrene) • Ulkus decubitus • Ulkus vaskular
  • 12. CONTOH LUKA AKUT CONTOH LUKA BAKAR CONTOH LUKA OPERASI
  • 13. 1. Ulkus diabetik  Mekanisme terbentuknya ulkus diabetik : LUKA KRONIK Neuropati • Gangguan jaringan saraf Iskemi • Berkurangnya aliran darah ke jaringan Infeksi • Adanya mikroorganisme pathogen yang memperberat penyakit
  • 15. 2. Ulkus decubitus (pressure sores)  Terjadi karena iskemi jaringan akibat tekanan terhadap jaringan sehingga menghalangi aliran darah kapiler ke jaringan  Faktor resiko terbentuk ulkus decubitus : LUKA KRONIK Keadaan umum • Cth : pasien obesitas Penyakit • Cth : stroke, lumpuh Pembatasan ruang gerak • Cth : pasien lansia
  • 16. 2. Ulkus decubitus (pressure sores) LUKA KRONIK
  • 17. DERAJAT 1 PRESSURE INJURY Kulit masih intak, tapi terdapat area kemerahan yang menetap/ tidak menghilang saat ditekan Edsberg L, Black J, Goldberg M, McNichol L, Moore L, Sieggreen M. Revised National Pressure Ulcer Advisory Panel Pressure Injury Staging System. J Wound, Ostomy, Cont Nurs. 2016;43(December):585–97.
  • 18. DERAJAT 2 PRESSURE INJURY Kehilangan Sebagian lapisan kulit , tampak dermis terbuka Dasar luka berwarna pink atau merah, lembab, mungkin terdapat bullae/ lepuhan DERAJAT 3 PRESSURE INJURY Kehilangan seluruh ketebalan kulit Luka tampak lemak, jar. Granulasi dan sering menggaung serta terdapat tunnel/terowongan di bawah kulit yg intak
  • 19. DERAJAT 4 PRESSURE INJURY KEHILANGAN JARINGAN YG LBH DALAM & KULIT Tampak fascia, otot, tendon atau tulang yg terpapar. Dapat disertai slough dan eschar Unstageable Full-Thickness PI: Kehilangan jaringan & kulit yg blm jelas derajatnya Kehilangan kulit & jaringan di bawahnya belum jelas terkonfirmasi karena masih tertutup oleh eschar/slough
  • 20. DEEP TISSUE PRESSURE INJURY: WARNA MERAH TUA. MARUN ATAU UNGU YG MENETAP/PERSISTEN Kulit intak atau nonintact dgn warna merah keunguan akibat tekanan yg berlangsung lama. Dapat berubah dg cepat menunjukkan cedera yg sesungguhnya atau sembuh perlahan tanpa kehilangan jaringan.
  • 22. MEKANISME PRESSURE INJURY tekanan >32 mmHg Mikrosirkulasi tertekan/sumbat •Iskemia •Inflamasi •Anoksia/ kekurangan oksigen Nekrosis/ kematian jaringan • Kulit • Jaringan lunak • Otot • Friksi/gesekan • Shear Forces • Kulit • Jaringan lunak • Otot
  • 23. DAERAH YG SERING MENGALAMI PRESSURE INJURY
  • 24. FAKTOR RESIKO PI & POPULASI RENTAN Intrinsik • Diabetes • Merokok • Malnutrisi • Immunosuppresi • Penyakit Vascular • Cedera tulang belakang • Kontraktur • Immobilitas/berbaring yang lama Ekstrinsik • Berbaring pada alas yang keras • Perawatan di rumah Panti jompo,dll • Prostesa yang kurang pas/fit kedudukannya • Higiene kulit buruk • Pasien yang harus diikat Boyko T, Longaker M, Yang G. Review of the Current Management of Pressure Ulcers. Adv Wound Care (New Rochelle). 2018 Feb 1; 7(2): 57-67.
  • 26. PENYEMBUHAN LUKA  Bersifat reaktif saat pertama kali terjadi luka  Penghentian perdarahan  Keluarnya mediator inflamasi PROLIFERASI MATURASI  Regenerasi jaringan  Migrasi sel epitel  Bersifat mengubah bentuk (remodelling) luka yang sebelumnya terjadi  Pembentukan jaringan parut INFLAMASI
  • 27. FASE INFLAMASI • Pada fase ini tubuh berusaha membatasi kerusakan jaringan dengan cara menghentikan perdarahan, menyegel permukaan luka, menghilangkan jaringan-jaringan yang mati (nekrotik), benda asing (debu, kerikil dll) dan mikroorganisme (bakteri) • Fase ini ditandai dengan o Vasodilatasi o Peningkatan permeabilitas pembuluh darah o Keluarnya mediator inflamasi (sitokin), zat-zat pembekuan darah
  • 29. FASE PROLIFERASI • Ketika respons inflamasi mulai membaik, tubuh memulai proses perbaikan luka melalui pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis), pembentukan jaringan ikat dan epitel baru • Fase ini ditandai dengan terbentuknya jaringan granulasi yang terdiri dari kapiler-kapiler, fibroblast, pengaturan kolagen, fibronectin dan asam hyaluronat (hyaluronic acid)
  • 31. FASE MATURASI • Pada fase ini tubuh memulai suatu kontraksi luka, yaitu melalui gerakan dari seluruh ketebalan kulit untuk mengurangi jumlah bekas luka yang tidak teratur • Pada fase ini dapat juga terjadi kontraktur luka, yaitu ketika bekas luka berlebihan melebihi batas kontraksi luka, sehingga menimbulkan suatu kecacatan • Contoh kontraktur luka antara lain : pada luka yang melintasi sendi sehingga sendi tidak dapat diluruskan
  • 34. FAKTOR PENYULIT PENYEMBUHAN LUKA • Walaupun secara alamiah tubuh melakukan upaya penyembuhan luka, akan tetapi terdapat faktor-faktor yang dapat menyulitkan penyembuhan luka, antara lain :  Infeksi  Gangguan aliran darah (iskemi jaringan)  Penyakit penyerta : contoh : Diabetes melitus  Usia tua  Malnutrisi  Penggunaan obat-obatan imunosupresan berkepanjangan (glukokortikoid)
  • 36. PRINSIP PERAWATAN LUKA Untuk memulai perawatan luka, perhatikan : ? ? Ada tidak resiko infeksi Ada atau tidak debris Kering / basah / eksudatif ? ? Sembuh spontan atau tidak
  • 37. ? Sembuh spontan atau tidak Penyembuhan Primer (Primary Wound Healing) • Tanpa kehilangan jaringan • Luka dapat menutup sempurna dalam 10-14 hari • Jaringan parut minimal • Cth : pada luka sayatan operasi dan luka abrasi & laserasi ringan Penyembuhan Sekunder (Secondary Wound Healing) • Ada kehilangan jaringan • Luka sembuh dengan pembentukan jaringan & pembuluh darah baru • Fase inflamasi, proliferasi (granulasi) bisa berlangsung lama tergantung besarnya jaringan yang hilang • Jaringan parut nyata PRINSIP PERAWATAN LUKA
  • 38. ? Sembuh spontan atau tidak Penyembuhan Primer (Primary Wound Healing) • Perawatan : Penutupan dengan wound dressing Prosedur : penjahitan luka, stapler Penyembuhan Sekunder (Secondary Wound Healing) • Perawatan : Persiapan dasar luka (wound bed preparation) Merangsang pembentukan jaringan granulasi Pembentukan epitel yang baru PRINSIP PERAWATAN LUKA
  • 40. Penyembuhan optimal dapat terjadi jika : Vaskularisasi luka baik Luka bebas dari jaringan mati dan infeksi Luka bersifat lembab Dapat mengontrol eksudat Pertumbuhan bakteri dapat dicegah Cost efficient Dapat dikerjakan sendiri oleh pasien / care-taker ? Sembuh spontan atau tidak PRINSIP PERAWATAN LUKA
  • 41. • Debris = Jaringan mati (nekrotik) akibat kurangnya suplai darah pada jaringan, yang terbentuk akibat mekanisme trauma (fisik, thermal, kimia) • Bersifat tidak normal karena tidak diatur oleh tubuh sehingga tubuh tidak mengenali bahwa harus dilakukan pemusnahan debris  akibatnya debris menumpuk • Debridement : metode pembuangan jaringan nekrotik dari luka dan jaringan sekitar untuk memulai proses penyembuhan ? Ada atau tidak debris PRINSIP PERAWATAN LUKA
  • 42.  Infeksi merupakan hal yang sangat serius yang dapat mengganggu proses penyembuhan luka Penyebab tersering infeksi pada luka : o Bakteri o Jamur Ciri – ciri luka yang mengalami infeksi : o Luka yang kemerahan o Luka yang menyebabkan pembengkakan berat o Luka yang bertambah nyeri Ada tidak resiko infeksi ? PRINSIP PERAWATAN LUKA
  • 43.  Eksudat = cairan yang keluar dari luka  Keluarnya eksudat merupakan hasil dari proses inflamasi yang terjadi pada proses awal terjadinya luka  Pada fase inflamasi, terjadi peningkatan permeabilitas pembuluh darah serta keluar mediator inflamasi (bradykinin, histamin) sehingga cairan merembes keluar Kering / basah / eksudatif ? PRINSIP PERAWATAN LUKA
  • 44.  Eksudat yang bening (serous) merupakan hal yang normal terjadi pada luka akut  Pada luka kronik, eksudat yang keluar terus menerus dapat berubah dari sifat eksudat maupun jumlahnya  Eksudat yang keluar terus terutama pada luka kronik memiliki enzim proteolitik (proteo = protein; litik = memecah) yang justru akan menghambat penyembuhan luka PRINSIP PERAWATAN LUKA Kering / basah / eksudatif ?
  • 45. PERSIAPAN DASAR LUKA • Berdasarkan asosiasi ahli mengenai luka secara internasional, konsep persiapan dasar luka dikenal dengan TIME, yaitu : o T : Tissue o I : Infection / Inflammation o M : Moisture imbalance o E : Edge of wound Penilaian jaringan Penilaian ada tidaknya infeksi / inflamasi Penilaian kelembapan & eksudasi luka Penilaian tepi luka
  • 46. T I M E • Penilaian jaringan, ada atau tidaknya jaringan nekrotik, eksudat dan benda asing lainnya yang menutupi luka • Perlu atau tidaknya debridement • Penilaian penyebab luka • Pertimbangan perlunya antibiotik topikal • Kontrol infeksi • Penilaian penyebab eksudat • Mengontrol eksudat • Penilaian jenis tepi luka (rata, tidak rata, tidak beraturan) • Penilaian kulit sekitar luka PERSIAPAN DASAR LUKA
  • 48.  Tujuan pemberian wound-dressing : • Menciptakan kondisi yang ideal untuk penyembuhan luka WOUND DRESSING
  • 49. Dikatakan optimal jika : • Mampu membantu proses penyembuhan luka • Dapat disesuaikan dengan jenis luka • Mengurangi bau • Dapat mengontrol nyeri • Non alergenik / non iritatif • Memungkinkan sirkulasi udara yang baik pada luka • Aman • Mudah diganti / dilepaskan • Terjangkau • Nyaman WOUND DRESSING
  • 51. • Contoh : • Kain kasa (gauze) • Kapas • Plester • Perban Balutan ringan untuk luka yang superfisial TRADITIONAL
  • 52. Diindikasikan untuk : Luka yang superfisial Luka yang bersih Luka kering atau eksudat sedikit Secondary dressing Keuntungan : harga yang ekonomis Kelemahan : Butuh sering diganti Cenderung menempel pada luka  traumatic saat penggantian TRADITIONAL
  • 54. MODERN Foam Lapisan hidrofilik + hidrofobik + perekat Bagian hidrofilik merupakan bagian yang kontak dengan eksudat Bagian hidrofobik merupakan bagian luar (melindungi dari paparan cairan dari luar) Primary dressing pada :  Luka dengan eksudat banyak  Luka granulasi  Luka berongga (kavitus) Tidak diindikasikan untuk luka yang kering
  • 55. MODERN Alginate Berasal dari ganggang / rumput laut Memiliki kandungan garam sodium dan kalsium Pada saat berkontak dengan permukaan luka terutama pada luka berdarah : Terjadi transport ion dari alginate ke dalam darah dan membentuk lapisan pelindung Dengan kata lain : Alginate memiliki efek hemostasis atau menghentikan perdarahan
  • 56. MODERN Hydrogel Terbuat dari bahan hidrofilik dari polimer sintetik Memiliki kandungan air yang tinggi (70-90%) sehingga dapat membantu proses granulasi dan epitelisasi karena suasana luka yang lembap  Elastis dan non traumatic saat penggantian Kemampuan menyerap cairan terbatas  diindikasikan untuk luka kering atau eksudat sedikit
  • 57. MODERN Hydrocolloid Terbuat dari kombinasi bahan gel dan bahan elastis dan bahan perekat Dapat melewatkan (permeable) terhadap uap air dan udara tapi tidak melewatkan bakteri Dapat menyerap cairan dalam jumlah sedikit sampai sedang : Luka bakar derajat 1-2 dangkal Luka traumatic Ulkus decubitus stage 1 & 2
  • 58. MODERN Film Berasal dari bahan Polyurethane Adherent (menempel) Semi permeable :  Melewatkan udara dan uap air dari dalam permukaan luka  Tidak melewatkan air dan bakteri Elastis dan fleksibel Dapat disesuaikan dengan lokasi luka (conformable) Transparan  mudah visualisasi luka Secondary dressing
  • 59. MEDICATED Penggabungan dressing + bahan aktif (antimikroba) dalam satu kemasan pakai Efektivitas : tergantung dari bahan dressing dan bahan aktif Contoh : Iodine + traditional dressing Silver + hydrocolloid Framycetin + tulle
  • 60. BIOAKTIF Zat yang alami (biomaterial) Contoh : Hyaluronic acid Kolagen Chitosan
  • 61. HYALURONIC ACID Keuntungan : Mempercepat penyembuhan luka Biokompatibilitas  sesuai dengan jaringan normal tubuh Biodegradable  dapat diserap ke dalam tubuh Non imunogenik  tidak menimbulkan reaksi penolakan dari dalam tubuh