4. ANATOMI
KULIT
Epidermis
• Lapisan terluar kulit
• Sel epitel kulit berlapis-lapis
Dermis
• Kolagen, serat elastis,
pembuluh darah,otot, saraf
Subkutis
• Jaringan lemak dan jaringan
ikat
Epidermi
s
Dermis
Subcuti
s
5. FUNGSI KULIT Pertahanan tubuh terdepan
Melindungi dari kontak dengan dunia luar
Insulasi panas
Regulasi suhu tubuh
Sebagai indera sensoris
Pigmentasi kulit
Pembentukan melanin & vitamin D
7. DEFINISI LUKA
• Kerusakan integritas kulit
• Penyebab :
Trauma mekanik : tersayat,
teriris, tertusuk, tergigit
(hewan)
Suhu : luka bakar
Zat kimia
Tekanan : ulkus dekubitus
Penyakit : ulkus diabetik
8. TIPE LUKA - BERDASARKAN
INTEGRITAS KULIT
Lebam
Luka bawah kulit akibat pecahnya pembuluh
darah kapiler
Abrasi
Luka akibat goresan, mengenai lapisan
epidermis
Laserasi
Luka yang menembus jaringan kulit sampai ke
bawah
Puncture
Luka yang menembus masuk ke dalam
jaringan kulit dan jaringan dibawahnya
Avulsi
Luka akibat lepasnya kulit dari jaringan di
bawahnya
Hematoma
Luka abrasi
Luka
laserasi
Luka
puncture
Avulsi
9. Luka steril
Luka yang dibuat dalam kondisi bebas hama
Biasanya luka yang sengaja dikondisikan steril, cth : luka operasi
Luka bersih
Luka yang tidak 100% steril, namun cukup bersih dan tidak terlihat
adanya nanah (pus)
Luka kotor
Luka yang beserta kotoran (debu, kerikil, jaringan kulit mati)
Luka yang menghasilkan nanah (pus), dan berbau, mengindikasikan
terjadinya infeksi
TIPE LUKA - BERDASARKAN
STERILITAS LUKA
11. LUKA AKUT
Luka yang baru terjadi
Penyembuhan
diperkirakan terjadi dalam
waktu < 4 minggu
Cth :
• Luka superfisial
• Luka trauma
• Luka bakar
• Luka operasi
LUKA KRONIK
Biasa berawal dari luka akut
Belum sembuh setelah > 4
minggu atau tidak ada tanda-
tanda perbaikan setelah > 8
minggu
Cth :
• Ulkus diabetic (gangrene)
• Ulkus decubitus
• Ulkus vaskular
13. 1. Ulkus diabetik
Mekanisme terbentuknya ulkus diabetik :
LUKA KRONIK
Neuropati
• Gangguan jaringan saraf
Iskemi
• Berkurangnya aliran darah ke jaringan
Infeksi
• Adanya mikroorganisme pathogen yang memperberat
penyakit
15. 2. Ulkus decubitus (pressure sores)
Terjadi karena iskemi jaringan akibat tekanan terhadap jaringan
sehingga menghalangi aliran darah kapiler ke jaringan
Faktor resiko terbentuk ulkus decubitus :
LUKA KRONIK
Keadaan umum
• Cth : pasien obesitas
Penyakit
• Cth : stroke, lumpuh
Pembatasan ruang gerak
• Cth : pasien lansia
17. DERAJAT 1 PRESSURE INJURY
Kulit masih intak, tapi terdapat area kemerahan yang menetap/
tidak menghilang saat ditekan
Edsberg L, Black J, Goldberg M, McNichol L, Moore L, Sieggreen M. Revised National Pressure Ulcer Advisory Panel Pressure Injury Staging System. J Wound, Ostomy, Cont
Nurs. 2016;43(December):585–97.
18. DERAJAT 2 PRESSURE INJURY
Kehilangan Sebagian lapisan kulit , tampak
dermis terbuka
Dasar luka berwarna pink atau merah, lembab, mungkin
terdapat bullae/ lepuhan
DERAJAT 3 PRESSURE INJURY
Kehilangan seluruh ketebalan kulit
Luka tampak lemak, jar. Granulasi dan sering
menggaung serta terdapat tunnel/terowongan di
bawah kulit yg intak
19. DERAJAT 4 PRESSURE INJURY
KEHILANGAN JARINGAN YG LBH
DALAM & KULIT
Tampak fascia, otot, tendon atau tulang yg
terpapar. Dapat disertai slough dan eschar
Unstageable Full-Thickness PI:
Kehilangan jaringan & kulit yg blm jelas derajatnya
Kehilangan kulit & jaringan di bawahnya belum jelas
terkonfirmasi karena masih tertutup oleh
eschar/slough
20. DEEP TISSUE PRESSURE INJURY:
WARNA MERAH TUA. MARUN ATAU UNGU YG MENETAP/PERSISTEN
Kulit intak atau nonintact dgn warna merah keunguan akibat tekanan yg
berlangsung lama. Dapat berubah dg cepat menunjukkan cedera yg
sesungguhnya atau sembuh perlahan tanpa kehilangan jaringan.
24. FAKTOR RESIKO PI &
POPULASI RENTAN
Intrinsik
• Diabetes
• Merokok
• Malnutrisi
• Immunosuppresi
• Penyakit Vascular
• Cedera tulang
belakang
• Kontraktur
• Immobilitas/berbaring
yang lama
Ekstrinsik
• Berbaring pada alas
yang keras
• Perawatan di rumah
Panti jompo,dll
• Prostesa yang kurang
pas/fit kedudukannya
• Higiene kulit buruk
• Pasien yang harus
diikat
Boyko T, Longaker M, Yang G. Review of the Current Management of Pressure Ulcers. Adv Wound Care (New Rochelle). 2018 Feb 1; 7(2): 57-67.
26. PENYEMBUHAN LUKA
Bersifat reaktif saat
pertama kali terjadi luka
Penghentian perdarahan
Keluarnya mediator
inflamasi
PROLIFERASI
MATURASI
Regenerasi
jaringan
Migrasi sel
epitel
Bersifat mengubah
bentuk (remodelling)
luka yang sebelumnya
terjadi
Pembentukan
jaringan parut
INFLAMASI
27. FASE INFLAMASI
• Pada fase ini tubuh berusaha membatasi kerusakan jaringan
dengan cara menghentikan perdarahan, menyegel permukaan
luka, menghilangkan jaringan-jaringan yang mati (nekrotik),
benda asing (debu, kerikil dll) dan mikroorganisme (bakteri)
• Fase ini ditandai dengan
o Vasodilatasi
o Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
o Keluarnya mediator inflamasi (sitokin), zat-zat pembekuan darah
29. FASE PROLIFERASI
• Ketika respons inflamasi mulai membaik, tubuh
memulai proses perbaikan luka melalui pembentukan
pembuluh darah baru (angiogenesis), pembentukan
jaringan ikat dan epitel baru
• Fase ini ditandai dengan terbentuknya jaringan
granulasi yang terdiri dari kapiler-kapiler, fibroblast,
pengaturan kolagen, fibronectin dan asam hyaluronat
(hyaluronic acid)
31. FASE MATURASI
• Pada fase ini tubuh memulai suatu kontraksi luka, yaitu
melalui gerakan dari seluruh ketebalan kulit untuk
mengurangi jumlah bekas luka yang tidak teratur
• Pada fase ini dapat juga terjadi kontraktur luka, yaitu
ketika bekas luka berlebihan melebihi batas kontraksi
luka, sehingga menimbulkan suatu kecacatan
• Contoh kontraktur luka antara lain : pada luka yang
melintasi sendi sehingga sendi tidak dapat diluruskan
34. FAKTOR PENYULIT
PENYEMBUHAN LUKA
• Walaupun secara alamiah tubuh melakukan upaya
penyembuhan luka, akan tetapi terdapat faktor-faktor yang
dapat menyulitkan penyembuhan luka, antara lain :
Infeksi
Gangguan aliran darah (iskemi jaringan)
Penyakit penyerta : contoh : Diabetes melitus
Usia tua
Malnutrisi
Penggunaan obat-obatan imunosupresan berkepanjangan
(glukokortikoid)
36. PRINSIP PERAWATAN LUKA
Untuk memulai perawatan luka, perhatikan :
? ?
Ada tidak
resiko
infeksi
Ada atau
tidak
debris
Kering /
basah /
eksudatif
? ?
Sembuh
spontan
atau tidak
37. ?
Sembuh
spontan
atau tidak Penyembuhan Primer
(Primary Wound Healing)
• Tanpa kehilangan
jaringan
• Luka dapat menutup
sempurna dalam 10-14
hari
• Jaringan parut minimal
• Cth : pada luka sayatan
operasi dan luka abrasi
& laserasi ringan
Penyembuhan Sekunder
(Secondary Wound Healing)
• Ada kehilangan jaringan
• Luka sembuh dengan
pembentukan jaringan
& pembuluh darah baru
• Fase inflamasi,
proliferasi (granulasi)
bisa berlangsung lama
tergantung besarnya
jaringan yang hilang
• Jaringan parut nyata
PRINSIP PERAWATAN LUKA
38. ?
Sembuh
spontan
atau tidak Penyembuhan Primer
(Primary Wound Healing)
• Perawatan :
Penutupan dengan
wound dressing
Prosedur :
penjahitan luka,
stapler
Penyembuhan Sekunder
(Secondary Wound Healing)
• Perawatan :
Persiapan dasar
luka (wound bed
preparation)
Merangsang
pembentukan
jaringan granulasi
Pembentukan
epitel yang baru
PRINSIP PERAWATAN LUKA
40. Penyembuhan optimal dapat terjadi jika :
Vaskularisasi luka baik
Luka bebas dari jaringan mati dan infeksi
Luka bersifat lembab
Dapat mengontrol eksudat
Pertumbuhan bakteri dapat dicegah
Cost efficient
Dapat dikerjakan sendiri oleh pasien / care-taker
?
Sembuh
spontan
atau tidak
PRINSIP PERAWATAN LUKA
41. • Debris = Jaringan mati (nekrotik) akibat kurangnya
suplai darah pada jaringan, yang terbentuk akibat
mekanisme trauma (fisik, thermal, kimia)
• Bersifat tidak normal karena tidak diatur oleh
tubuh sehingga tubuh tidak mengenali bahwa
harus dilakukan pemusnahan debris akibatnya
debris menumpuk
• Debridement : metode pembuangan jaringan
nekrotik dari luka dan jaringan sekitar untuk
memulai proses penyembuhan
?
Ada atau
tidak
debris
PRINSIP PERAWATAN LUKA
42. Infeksi merupakan hal yang sangat serius yang
dapat mengganggu proses penyembuhan luka
Penyebab tersering infeksi pada luka :
o Bakteri
o Jamur
Ciri – ciri luka yang mengalami infeksi :
o Luka yang kemerahan
o Luka yang menyebabkan pembengkakan berat
o Luka yang bertambah nyeri
Ada tidak
resiko
infeksi
? PRINSIP PERAWATAN LUKA
43. Eksudat = cairan yang keluar dari luka
Keluarnya eksudat merupakan hasil dari proses
inflamasi yang terjadi pada proses awal terjadinya
luka
Pada fase inflamasi, terjadi peningkatan
permeabilitas pembuluh darah serta keluar mediator
inflamasi (bradykinin, histamin) sehingga cairan
merembes keluar
Kering /
basah /
eksudatif
? PRINSIP PERAWATAN LUKA
44. Eksudat yang bening (serous) merupakan hal yang
normal terjadi pada luka akut
Pada luka kronik, eksudat yang keluar terus
menerus dapat berubah dari sifat eksudat maupun
jumlahnya
Eksudat yang keluar terus terutama pada luka
kronik memiliki enzim proteolitik (proteo = protein;
litik = memecah) yang justru akan menghambat
penyembuhan luka
PRINSIP PERAWATAN LUKA
Kering /
basah /
eksudatif
?
45. PERSIAPAN DASAR LUKA
• Berdasarkan asosiasi ahli mengenai luka secara
internasional, konsep persiapan dasar luka dikenal
dengan TIME, yaitu :
o T : Tissue
o I : Infection / Inflammation
o M : Moisture imbalance
o E : Edge of wound
Penilaian jaringan
Penilaian ada tidaknya infeksi /
inflamasi
Penilaian kelembapan & eksudasi
luka
Penilaian tepi luka
46. T
I
M
E
• Penilaian jaringan, ada atau tidaknya
jaringan nekrotik, eksudat dan benda
asing lainnya yang menutupi luka
• Perlu atau tidaknya debridement
• Penilaian penyebab
luka
• Pertimbangan perlunya
antibiotik topikal
• Kontrol infeksi
• Penilaian penyebab eksudat
• Mengontrol eksudat
• Penilaian jenis tepi luka
(rata, tidak rata, tidak
beraturan)
• Penilaian kulit sekitar
luka
PERSIAPAN DASAR LUKA
48. Tujuan pemberian wound-dressing :
• Menciptakan kondisi yang ideal untuk
penyembuhan luka
WOUND DRESSING
49. Dikatakan optimal jika :
• Mampu membantu proses penyembuhan luka
• Dapat disesuaikan dengan jenis luka
• Mengurangi bau
• Dapat mengontrol nyeri
• Non alergenik / non iritatif
• Memungkinkan sirkulasi udara yang baik pada luka
• Aman
• Mudah diganti / dilepaskan
• Terjangkau
• Nyaman
WOUND DRESSING
51. • Contoh :
• Kain kasa (gauze)
• Kapas
• Plester
• Perban
Balutan ringan untuk luka
yang superfisial
TRADITIONAL
52. Diindikasikan untuk :
Luka yang superfisial
Luka yang bersih
Luka kering atau eksudat sedikit
Secondary dressing
Keuntungan : harga yang ekonomis
Kelemahan :
Butuh sering diganti
Cenderung menempel pada luka traumatic saat penggantian
TRADITIONAL
54. MODERN
Foam
Lapisan hidrofilik + hidrofobik + perekat
Bagian hidrofilik merupakan bagian yang
kontak dengan eksudat
Bagian hidrofobik merupakan bagian luar
(melindungi dari paparan cairan dari luar)
Primary dressing pada :
Luka dengan eksudat banyak
Luka granulasi
Luka berongga (kavitus)
Tidak diindikasikan untuk luka yang kering
55. MODERN
Alginate
Berasal dari ganggang / rumput laut
Memiliki kandungan garam sodium dan
kalsium
Pada saat berkontak dengan permukaan
luka terutama pada luka berdarah :
Terjadi transport ion dari alginate ke
dalam darah dan membentuk lapisan
pelindung
Dengan kata lain : Alginate memiliki
efek hemostasis atau menghentikan
perdarahan
56. MODERN
Hydrogel
Terbuat dari bahan hidrofilik dari polimer sintetik
Memiliki kandungan air yang tinggi (70-90%)
sehingga dapat membantu proses granulasi dan
epitelisasi karena suasana luka yang lembap
Elastis dan non traumatic saat penggantian
Kemampuan menyerap cairan terbatas
diindikasikan untuk luka kering atau eksudat
sedikit
57. MODERN
Hydrocolloid
Terbuat dari kombinasi bahan gel dan bahan
elastis dan bahan perekat
Dapat melewatkan (permeable) terhadap uap air
dan udara tapi tidak melewatkan bakteri
Dapat menyerap cairan dalam jumlah sedikit
sampai sedang :
Luka bakar derajat 1-2 dangkal
Luka traumatic
Ulkus decubitus stage 1 & 2
58. MODERN
Film
Berasal dari bahan Polyurethane
Adherent (menempel)
Semi permeable :
Melewatkan udara dan uap air dari dalam
permukaan luka
Tidak melewatkan air dan bakteri
Elastis dan fleksibel
Dapat disesuaikan dengan lokasi luka
(conformable)
Transparan mudah visualisasi luka
Secondary dressing
59. MEDICATED
Penggabungan dressing + bahan aktif
(antimikroba) dalam satu kemasan
pakai
Efektivitas : tergantung dari bahan
dressing dan bahan aktif
Contoh :
Iodine + traditional dressing
Silver + hydrocolloid
Framycetin + tulle
61. HYALURONIC ACID
Keuntungan :
Mempercepat penyembuhan luka
Biokompatibilitas sesuai dengan
jaringan normal tubuh
Biodegradable dapat diserap ke dalam
tubuh
Non imunogenik tidak menimbulkan
reaksi penolakan dari dalam tubuh