Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
PPT TEORI KRITIS ONTOLOGI.pptx
1. ONTOLOGI
PENGETAHUAN
NAMA KELOMPOK:
ACHMAD SAPUTRA (21510005)
BHRE PAMUNGKASING Y J (21510017)
DEA SEFIANANG (21510006)
HAFIDZ BAHTIAR (21510018)
NABILAH AFIF (21510016)
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2. Pemisahan teori dan praxis, pertautan semacam itu senantiasa mengacu
pada cita-cita etis. Dalam tradisi pemikiran Yunani purba, pengetahuan
tidak dipisahkan dari kehidupan konkret. Pemahaman pengetahuan
semacam itu tertuang dalam istilah bios theoretikos. Istilah tersebut
bukanlah teori dalam pengertian modern yang merumuskan suatu
pengetahuan demi pengetahuan ke dalam kategori-kategori abstrak yang
terlepas dari kehidupan konkret. Bios theoretikos suatu "jalan" untuk
mengolah dan mendidik jiwa dengan membebaskan manusia dari
perbudakan oleh doxa (pendapat) dan dengan jalan itu manusia mencapai
otonomi dan kebijaksanaan hidup.
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
3. Lahirnya Ontologi
sebagai awal pemisahan
pengetahuan dari
kepentingan.
01
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
4. Pemikiran filosofis masyarakat Yunani menimbulkan
demitologisasi pemikiran mitis. Ungkapan filosofis, teori
mulai dijauhkan dari ritus keagamaan. Dalam pemikiran
filosofis, teori berarti "kontemplasi atas kosmos". Para
filsuf memandang alam semesta dan menemukan suatu
tertib yang tidak berubah-ubah, yaitu suatu
macrocosmos, sang filsuf menyadari adanya gerak
alamiah dan nada harmonis yang sama dalam dirinya
sendiri.
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
5. Tertib harmonis makrokosmos merupakan keadaan yang baik
dan pengetahuan akan baik itu yang mendorongnya untuk
mewujudkan tertib itu dalam tingkah laku kehidupannya
sendiri. Sang filsuf melakukan kegiatan yang disebut
mimesis(meniru)."kontemplasi atas kosmos", dengan
demikian, menjadi tingkah laku praktis melalui kesadaran
akan dirinya sebagai microcosmos.
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
6. Nama ontologi adalah bentuk pemahaman atas kenyataan yang
menghendaki pengetahuan murni yang bebas kepentingan.
Pengetahuan refleksi ontologis adalah suatu disinterested
knowledge dan telah mengikis habis bios theoretikos karena
teori tidak lagi memperoleh kepenuhan isinya dalam kehidupan
dengan menarik diri dari kehidupan praktis manusia.
Pelaksanaan kepentingan untuk menekan kepentingan demi
mencapai pengetahuan murni.
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
8. Pembersihan teori dari kepentingan tersebut berlangsung dalam 2 jalur:
1. Para filsuf yang mengutamakan kemampuan rasio manusia menganggap bahwa
pengetahuan murni dapat diperoleh melalu rasio manusi sendiri. Para filsuf yang
mementingkan peranan pengalaman empiris menganggap bahwa pengetahuan murni
semacam itu bisa diperoleh hanya melalui pengamatan empiris terhadap objek
pengetahuan.
2. Aristoteles yang mengutamakan peranan abstraksi. menurutnya, pengetahuan sejati
adalah hasil pengamatan empiris.
Aliran rasionalisme yang dirintis oleh Bapak Filsafat Modern, René Descartes. Lahir juga
filsuf-filsuf rasionalistis, seperti Malebranche, Spinoza, Leibniz, dan Wolff. pengetahuan
sejati dapat diperoleh dalam rasio sendiri dan bersifst apriori yang disebut pengetahuan
transendental karena mengatasi pengamatan empiris yang bersifat khusus dan berubah-
ubah dan dipandang universal dan transhistoris.
Empirisme dari para pemikir seperti Hobbes, Locke, Berkeley, dan Hume. Pengetahuan
sejati dapat diperoleh hanya melalui pengamatan empiris dan karenanya bersifat
bersifat aposteriori.
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
9. Ilmu Pengetahuan dan
Puncak Pemurnian
Pengetahuan dalam
Positivisme
03
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
10. Pengetahuan empiris-analitis menjadi ilmu alam direfleksikan
secara filosofis sebagai pengetahuan yang salah tentang kenyataan.
Melalui rasionalisme dan empirisme, ilmu-ilmu alam itu
mengembangkan konsep teori murni. sikap "kontemplasi atas kosmos"
yang dilakukan para filsuf purbakala untuk memahami alam sebagai
suatu tertib ysng diatur oleh hukum-hukum yang tetap. Auguste
Comte(1798-1857). Positivisme adalah puncak pembersihan pengetahuan
dari kepentingan dan awal pencapaian cita-cita untuk memperoleh
pengetahuan demi pengetahuan. positivisme menganggap pengetahuan
mengenai fakta objektif sebagai pengetahuan yang sahih. positivisme
mengakhiri riwayat ontologi atau metafisika, karena ontologi menelaah
apa yang melampaui fakts indrawi. kaitan keduanya tampak dalam
konsep teori yang dianut, yaitu teori yang bebas dari kepentingan
manusiawi.
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
11. Sikap positivistik mengandung 3 pengandaian yang saling
berkaitan:
1. Prosedur metodologis ilmu-ilmu alam dapat langsung
diterapkan pada ilmu-ilmu sosial itu.
2. Hasil penelitian itu dapat dirumuskan dalam bentuk "hukum-
hukum" seperti dalam ilmu-ilmu alam.
3. Ilmu-ilmu sosial itu harus bersifat teknis, yaitu menyediakan
pengetahuan yang bersifat instrumental murni.
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
12. Ilmu-ilmu positif menerima warisan ontologi dalam dua hal:
1. Mereka mewarisi sikap teoretis murni sebagai metodologi.
2. Mereka masih menyimpan pengandaian dasar ontologi bahwa
struktur dunia dan struktur masyarakat tidak tergantungndsri
subjek yang mengetahuinya.
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
13. Jürgen Habermas mengatakan bahwa kepercayaan semacam
itu merupakan saintisme. Saintisme adalah science's belief in
itself, yaitu kita tak lagi dapat memahami ilmu pengetahuan
sebagai salah satu bentuk pengetahuan melainkan menyamakan
pengetahuan dengan ilmu pengetahuan.
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA