3. STANDAR KOMPETENSI
Merekonstruktif
perjuangan bangsa
Indonsia sejak
masa proklamasi
sampai masa
reformasi
KOMPETENSI DASAR
Merekonstruksi
perkembangan
masyarakat
Indonesia pada
masa Reformasi
4. Krisis Politik
Masa Keruntuhan Orde Baru
Mulai dari tahun 1990-an
terjadi berbagai krisis di Indonesia
Krisis Hukum
Krisis Kepercayaan(Sosial)
Keruntuhan Orde Baru
Krisis Ekonomi
5. Krisis Politik
Banyaknya anggota MPR yang melakukan ikatan
kekeluargaan (nepotisme).
Adanya gerakan reformasi oleh para mahasiswa.
Kehidupan politik Indonesia mulai memanas sejak
pertengahan tahun 1996. Golkar yang selama lima kali
Pemilu meraih kemenangan berusaha sekuat tenaga
dengan segala upaya untuk tetap memenangkan
Pemilu pada bulan Mei 1997. Dilain pihak tekanan
terhadap pemerintahan Orde Baru di dalam
masyarakat semakin berkembang.
Keberadaan PPP, Golkar, dan PDI dianggap tidak
mampu lagi memenuhi aspirasi politik sebagian
masyarakat.
6. KrisisHukum
Terdapat banyak ketidak adilan.
Hukum sering dijadikan sebagai alat
pembenaran tindakan pemerintah.
Tuntutan adanya reformasi di
bidang hukum.
7. KrisisEkonomi
Krisis moneter di negara-negara asia tenggara sejak bulan juli 1996
Kurs rupiah Rp.17.000/dolar AS
Utang luar negeri US$ 138 miliar
Pro kontra IMF
Penandatanganan perjanjian IMF
Menaikan harga BBM & listrik
Harga bahan pokok meningkat
8. Krisis KEPERCAYAAN (Sosial)
Tragedi trisakti memunculkan solidaritasan para mahasiswa &
masyarakat yang menentang kebijakan pemerintah yang
dipandang tidak demokratis dan tidak merakyat.
Perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional dianggap
telah menimbulkan ketimpangan sosial ekonomi yang lebih
besar, monopoli sumber ekonomi oleh kelompok tertentu,
konglomerasi, serta ketidakmampuan menghilangkan
kemiskinan pada sebagian besar masyarakat.
Krisis moneter yang diikuti dengan berbagai krisis yang lain
menghilangkan kepercayaan rakyat terhadap orde baru.
9. Faktor kemunduran Orde Baru
Dalam negeri
Luar negeri
Pemerintahan
otoriter
Pemerintahan
sentralistis
Perekonomian
nasional
Dwi fungsi
ABRI
KKN
Krisis moneter di AsiaTenggara
Desakan kaum liberal AS agar Soeharto turun
10. A. Faktor-Faktor MunculnyaReformasi
Krisis
Ekonomi &
Moneter
Krisis
Sosial &
Politik
Gerakan
anti
pemerintah
Konsep
kebijakan
reformasi
Penolakan
Soeharto di
Pemilu 1997
Soeharto terpilih
kembali menjadi
Presiden
Situasi Politik
semakin
memanas
Soeharto
mundur dari
jabatannya
Reformasi
11. • Krisis ekonomi & moneter yang
berkepanjangan sulit diatasi karena
besarnya hutang luar negeri Indonesia
1
• Timbul kecemburuan sosial akibat
tajamnya kesenjangan ekonomi2
• Pelaksanaan pembangunan sosial dan
ekonomi menguntungkan kelas menengah
keatas sehingga timbul watak kapitalisme
3
12. • Kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah
Orde Baru cenderung terpusat dan tidak adil5
• Sumber-sumber keuangan negara terlalu
bergantung pada pinjaman luar negeri sehingga
utang semakin besar.
6
• Pelaksanaan pembangunan ekonomi kerakyatan
tidak berjalan efektif karena kurang pengawasan
pemerintah
7
•Pelaksanaan pembangunan nasional
tidak merata sehingga menimbulkan
kekecewaan
4
13. b. Faktor Politik
1
• Sistem pemerintahan yang dijalankan
bersifat sentralistik dan cenderung
otoriter
2
• Kekuasaan legislatif dan yudikatif terlalu
dibatasi oleh eksekutif sehingga lembaga
negara kurang berfungsi optimal
3
• TNI ditempatkan sebagai alat pemerintah
sehingga tokoh militer mendominasi
jabatan penting dalam pemerintah
14. 4
• Golkar terlalu dilindungi dan diarahkan sebagai
alat kekuasaan sehingga banyak jabatan yang
diduduki tokoh Golkar
5
• Timbul pertentangan antarelite politik karena
memperebutkan jabatan dan kedudukan dalam
pemerintah
6
• Terjadinya peristiwa Trisakti dan Semanggi yang
menimbulkan jatuh korban di pihak mahasiswa,
menyulut terjadinya kerusuhan sosial.
15. c. Faktor Sosial
1.Menajamnya
kesenjangan
sosial antara si
kaya dan si
miskin
menimbulkan
kecemburuan
sosial dan
gerakan sosial
2.
Meningkatnya
ketidakpercaya
an rakyat
terhadap
pemerintahan
pusat dibawah
kepemimpinan
Presiden
Soeharto
3.Timbulnya
gerakan
mahasiswa
yang
didukung oleh
elite politik
menuntut
turunnya
Soeharto dan
pembubaran
golkar
4. Situasi
ibukota yang
kacau balau
mendorong
tokoh
masyarakat
mendatangi
istana dan
menyuruh
soeharto
meletakkan
jabatannya
16. GERAKAN
REFORMASI
Kepercayaan terhadap
kepemimpinan presiden Soeharto yang
terpilih kembali sejak adanya pemilu
tahun 1997 semakin berkurang,
gelombang aksi mahasiswa semakin
tak terbendung. Mereka menuntut
segera dilaksanakan reformasi total.
17. Bentrokan antara mahasiswa dengan
aparat keamanan tak terelakan,
sehingga terjadilah tragedi Semanggi
pada tanggal 12 Mei 1998 yang
membawa korban 4 mahasiswa Trisakti.
18. Peristiwa Semanggi memicu terjadinya
kerusuhan, penjarahan yang memuncak
pada tanggal 13 – 14 Mei 1998 di Jakarta
dan Surakarta.
19.
20. Gedung DPR diduduki
puluhan ribu mahasiswa,
kaum intelektual, swadaya
masyarakat.
KH. AlieYafie, Nurcholis
Majid,AbdurahmanWahid
danYusril Ihza Mahendra
meminta agar Soeharto
mundur.
21. Dengan lengsernya
Soeharto,
maka berakhirlah
rezim Orde Baru
namun sayang sekali tindakan itu tidak
mendapat respon yang positif…
Karena desakan gelombang tuntutan
reformasi yang sedemikian kuat, pada
tanggal…
Presiden Soeharto mengundurkan diri.
21 Mei 1998 pukul 10.00WIB
Pada tanggal 18 Mei , mahasiswa mulai merangsek
ke gedung DPR/MPR karena merasa aspirasi
menuntut reformasi kurang ditanggapi. Dua hari
kemudian, jumlah mahasiswa diperkirakan
mencapai lebih dari 30 ribu orang.
24. Presiden Habibie diangkat pada 21 Mei 1998
Tugas : mengatasi krisis ekonomi yang
melanda Indonesia sejak pertengahan tahun
1997.
22 Mei 1998, B.J. Habibie membentuk kabinet
baru yang dinamakan Kabinet Reformasi
Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16
orang menteri, dan para menteri itu diambil
dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP,
dan PDI.
26. 1. Kebebasan
menyampaikan pendapat
2. Reformasi dalam bidang
politik
4. Mengatasi masalah
Dwifungsi ABRI
3. Mengadakan sidang
istimewa tanggal 10-13
November 1998 yang
diadakan MPR berhasil
menetapkan 12 ketetapan
5. Mengadakan reformasi
di bidang hukum
Kebijakan -
kebijakan
27. Siapapun boleh menyampaikan pendapat. Khusus demontrasi, setiap
organisasi hendaknya mendapatkan izin dari pihak kepolisian dan
menentukan tempat untuk melakukan demontrasi tersebut. Ini
dilakukan karena pihak kepolisian mengacu kepada UU No.28 tahun
1997 tentang Kepolisian Republik Indonesia.
Ketika menghadapi pengunjuk rasa, pihak kepolisian sering
menggunakan pasal yang berbeda. Ini dapat dimaklumi karena untuk
menangani penunjuk rasa belum ada aturan hukum jelas.
Untuk menjamin kepastian hukum,DPR merampungkan UU No. 9
tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum.
28.
29.
30.
31. 7. TAP NO. XIII/MPR/1998. pembatasan masa jabatan presiden
dan wakil presiden republik indonesia.
8. TAP NO. XIV/MPR/1998. perubahan dan tambahan atas Tap
III/MPR/1998.tentang pemilu.
9. TAP NO. XV/MPR/1998. penyelenggaraan otonomi daerah,
pengaturan pembagian dan pemanfaatan sumber daya
nasional yang berkeadilan, serta perimbangan
keuangan pusat dan daerah dalam rangka negara kesatuan
republik indonesia.
32. 10. TAP NO.XVI/MPR/1998. politik ekonomi
dalam rangka demokrasi ekonomi.
11.TAP NO. XVII/MPR/1998. hak asasi manusia.
12.TAP NO. XVIII/MPR/1998. pencabutan Tap
II/MPR/1978. pedoman penghayatan dan
pengalaman pancasila (EKAPRASETYA
PANCA KARSA) dan penetapan pancasila
sebagai dasar negara.
33. Bidang ekonomi
1. Merekapitulasi perbankan.
2. Merekonstruksi perekonomian indonesia.
3. Melikuidasi beberapa bank bermasalah
4. Menaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar
amerika hingga di bawah Rp.10.000,-
5. Mengimplementasikan reformasi ekonomi
yang disyaratkan oleh IMF
34. Mengatasi Masalah dwifungsiABRI
Polri memisahkan diri dari ABRI dan kemudian berganti
nama menjadi Kepolisian Negara. Istilah ABRI pun
berubah menjadi TNI
Setelah reformasi dilaksanakan, peran ABRI di
Perwakilan Rakyat DPR mulai dikurangi secara bertahap
yaitu dari 75 orang menjadi 38 orang. Langkah lain yang
di tempuh adalah ABRI semula terdiri dari empat
angkatan yaitu Angkatan Darat, Laut, dan Udara serta
Kepolisian RI, namun mulai tanggal 5 Mei 1999 hanya
Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
35. Mengadakanreformasi di bidangHukum
Target reformasi di bidang hukum:
Substansi hukum
Aparatur penegak hukum yang
bersih dan berwibawa
Instansi peradilan yang
independen.
40. Diadakan sidang Istimewa tanggal 10 -13 November
1998 guna mempersiapkan jalan bagi liberalisasi
politik.
Tanggal 13 November 1998 mahasiswa berkeinginan
untuk menduduki kembali gedung DPR/MPR RI.
Mereka terhalang oleh pengamanan yang ketat aparat
keamanan sehingga terjadi bentrok fisik.
41. Kejadian tersebut berlangsung di jembatan
Semanggi sehingga disebut Tragedi Semanggi
Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November
1998, menyebabkan tewasnya 17 warga sipil
Tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September
1999, menyebabkan tewasnya seorang mahasiswa
dan sebelas orang lainnya di seluruh Jakarta & 217
korban luka luka.
44. Masa pemerintahan K.H. Abdurrahman Wahid atau
yang sering kita sebut dengan Gus Dur dimulai
pada tanggal 20 Oktober 1999.
Pasangan Gus Dur dan Megawati membentuk
Kabinet Persatuan Nasional pada 28 Oktober 1999
Departemen Penerangan dan Departemen Sosial
dihapus dalam kabinet ini
47. Kasus Buloggate melibatkan nama Badan Urusan Logistik
(Bulog) serta jajaran pimpinannya sejak lama sudah
mengemuka. Kasus ini melibatkan Yanatera (Yayasan Bina
Sejahtera) Bulog yang dikelola oleh mantan Wakabulog Sapuan.
Sapuan akhirnya divonis 2 tahun penjara dan terbuksi bersalah
menggelapkan dana non bujeter Bulog sebesar 35 milyar rupiah.
Keterlibatan Presiden Gus Dur baru terungkap secara terbatas,
yaitu adanya pertemuan antara Presiden dan Sapuan di Istana.
Dalam pertemuan itu, Presiden menanyakan dana nonbudgeter
Bulog dan kemungkinan pengunaannya. Sapuan mengatakan,
dana nonbudgeter itu ada, tetapi penggunaannya harus melalui
keppres (keputusan presiden).
48. Bruneigate => kasus penyaluran dana Sultan Brunei yang
diserahkan kepada pengusaha yang dekat dengan Presiden Wahid,
yaitu Ario Wowor. Keterlibatan Presiden Wahid hanya memberi
pertimbangan kepada Ario Wowor tentang pendistribusian dana.
Saat itu memang Ario melaporkan kepada Presiden tentang dana
yang diperolehnya dari Brunei. Ketika itu Gus Dur meenyarankan
dana tersebut untuk dibagikan kembali ke LSM yang membutuhkan.
Selain itu kedutaan Besar Brunei di Indonesia telah menyatakan
dana Rp 2 juta dolar adalah uang pribadi Sultan, dan bukan uang
negara. Kejakgung saat itu sudah menyimpulkan tak ada
keterlibatan Presiden Gus Dur.
Walaupun tidak terbukti melalui pengadilan, skandal ini
mengakibatkan kredibilitas rakyat terhadap presiden semakin turun.
Serta perekonomian yang tidak berkembang meskipun mempunyai
ahli ekonomi yang handal. Karena Gus Dur sibuk pergi ke luar
negeri
50. Tanggal 23 Juli 2001 anggota MPR secara aklamasi
menempatkan Megawati duduk sebagai Presiden RI ke-5,
setelah Presiden Abdurrahman Wahid dicabut mandatnya
oleh MPR RI.
Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin
menguatnya konsolidasi demokrasi di Indonesia, dalam
masa pemerintahannyalah, pemilihan umum presiden
secara langsung dilaksanakan dan secara umum
dianggap merupakan salah satu keberhasilan proses
demokratisasi di Indonesia.
Megawati menjadi presiden hingga 20 Oktober 2003.
55. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan
Presiden pertama yang pemilihannya dilakukan
secara langsung oleh rakyat.
Susilo Bambang Yudhoyono dilantik sebagai
presiden ke- 6 Republik Indonesia pada tanggal 20
Oktober 2004.
Bersama Jusuf Kalla membentuk kabinet yang
melaksanakan sistem desentralisasi kepada sektor
440 otoritas pemerintahan lokal di Indonesia, yang
memberikan kesempatan kepada daerah untuk
mengatur pemerintahannya melalui otonomi
daerah.
56. • Anggaran Pendidikan ditingkatkan menjadi 20%
• Konversi minyak tanah ke gas
• Pemberantasan korupsi melalui KPK
1
• Memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai)
• Pembayaran utang secara bertahap kepada badan PBB
• Memudahkan Investor asing untuk berinvestasi di
Indonesia
2
• Buy back saham BUMN
• Pelayanan UKM(Usaha Kecil Menengah) bagi rakyat
kecil
• Subsidi BBM
3
Kebijakan
57. MASALAH
Pembangunan ekonomi yang
ala kadarnya sangat
memprihatinkan. Angka
pengangguran dan kemiskinan
tetap tinggi
Penanganan becana alam yang
datang bertubi-tubi berjalan
lambat.
Masalah politik dan
keamanan cukup stabil,
namun belum menghasilkan
sistem demokrasi yang pro-
rakyat dan mampu
memajukan kesejahteraan.
Masalah korupsi, mulai
dari dasar hukumnya
sampai proses peradilan,
terjadi perdebatan yang
semakin mempersulit
pembersihan Republik
Indonesia dari koruptor-
koruptor perampok
kekayaan bangsa
Indonesia
59. DilaksanakannyaOtonomi Daerah
berdasarkan UU No 32 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dengan Pemerintah Daerah.
Pemerintahan dijalankan
berdasarkan sistem
desentralisasi dan sesuai dengan
pancasila dan UUD 1945.
Lembaga-lembaga tinggi negara, seperti
presiden, BPK, MA, MK, DPR, DPD, dan
MPR ditempatkan sesuai dengan fungsi dan
peranannya masing-masing sesuai dengan
ketentuan UUD 1945 yang telah
diamandemen.
Pemerintah dijalankan
berdasarkan prinsip-
prinsip Otonomi Daerah.
Pemerintah daerah yang meliputi provinsi,
kabupaten dan kota difungsikan sebagai daerah
otonom yang memiliki kewenangan dan tanggung
jawab penuh dalam mengurus dan mengatur
pemerintahan di daerahnya masing-masing.
60. Keadaan Kondisi Ekonomi Masyarakat Indonesia
Tingkat Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari 1987
sampai 1997 dapat menutupi beberapa kelemahan
struktural dalam ekonomi Indonesia. Sistem legal
sangat lemah, aktivitas bank sangat sederhana,
hambatan non-tarif, penyewaan oleh perusahaan
milik negara, subsidi domestik, hambatan ke
perdagangan domestik, dan hambatan ekspor
seluruhya menciptakan gangguan ekonomi.
61. Krisis finansial Asia Tenggara yang melanda Indonesia
pada akhir 1997 mengakibatkan manaikkan rupiah,
menaikkan suku bunga domestik, dan memperketat
kebijakan fiskalnya. Indonesia dan IMF mencapai
kesepakatan tentang program reformasi ekonomi yang
diarahkan pada penstabilan ekonomi makro dan
penghapusan beberapa kebijakan ekonomi ang dinilai
merusak, antara lain Program Mobilan Nasional
(Mobnas) dan monopoli yang melibatkan anggota
keluarga presiden Soeharto.
Rupiah masih belum stabil, sampai pada akhirnya
presiden Soeharto terpaksa mengundurkan diri pada
Mei 1998.
62.
63. KOMISI
NASIONAL
HAK ASASI
MANUSIA
(KOMNAS
HAM)
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia / Komnas HAM =>
lembaga mandiri di Indonesia yang kedudukannya setingkat
dengan lembaga negara lainnya, fungsi melaksanakan kajian,
perlindungan, penelitian, penyuluhan, pemantauan,
investigasi, dan mediasi terhadap persoalan-persoalan hak
asasi manusia.
LATAR BELAKANG
Berdiri sejak tahun 1993 berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 50Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia.
Komnas HAM mempunyai kelengkapan : Sidang Paripurna
dan Subkomisi, Sekretariat Jenderal sebagai unsur pelayanan.
Ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan
2,5 tahun. Namun mulai 2013, ketua Komnas HAM dijabat
bergiliran dengan masa jabatan satu tahun. Saat ini Komnas
HAM diketuai Siti Noor Laila.
TUGAS
Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan
hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945,
dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi
manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia
seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam
berbagai bidang kehidupan.
64. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN
1. Undang Undang Dasar 1945
2. Tap MPR No. XVII/MPR/1998
3. UU No 5Tahun 1998Tentang Pengesahan Convention AgainstTorture And Other Cruel, Inhuman Or
Degrading Treatment Or Punishment (Konvensi Menentang Penyiksaan Dan Perlakuan Atau
Penghukuman LainYang Kejam, Tidak Manusiawi, Atau Merendahkan Martabat Manusia)
4. UU No 39Tahun 1999Tentang Hak Asasi Manusia
5. UU No 26 tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM
6. UU No 11Tahun 2005Tentang Pengesahan International Covenant On Economic, Social And
Cultural Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak – Hak Ekonomi, Sosial Dan Budaya)
7. UU No 12Tahun 2005Tentang Pengesahan International Covenant On Civil And Political Rights
(Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil Dan Politik)
8. UU No 40Tahun 2008Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis
9. UU No 19Tahun 2011Tentang Pengesahan Convention OnThe Rights Of Persons With
Disabilities(Konvensi Mengenai Hak – Hak Penyandang Disabilitas)
10.Peraturan perundang-undangan nasional lain yang terkait
11.Keppres No. 50 tahun 1993Tentang Komnas HAM
12.Keppres No. 181 tahun 1998Tentang Komnas Anti kekerasan terhadap Perempuan
1. Piagam PBB, 1945
2. Deklarasi Universal HAM 1948
3. Instrumen internasional lain mengenai HAM yang telah disahkan dan diterima oleh Indonesia
65. MAHKAMAH
KONSTITUSI
(MK)
Mahkamah Konstitusi ( MK) => lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan
kehakiman bersama – sama dengan Mahkamah Agung.
LATAR BELAKANG
Lembaran awal sejarah praktik pengujian Undang-undang (judicial
review) bermula di Mahkamah Agung (MA) (Supreme Court) Amerika
Serikat saat dipimpin John Marshall dalam kasus Marbury lawan
Madison tahun 1803. Kendati saat itu Konstitusi Amerika Serikat tidak
mengatur pemberian kewenangan untuk melakukan judicial
review kepada MA, tetapi dengan menafsirkan sumpah jabatan yang
mengharuskan untuk senantiasa menegakkan konstitusi, John
Marshall menganggap MA berwenang untuk menyatakan
suatu Undang-undang bertentangan dengan konstitusi.
Adapun secara teoritis, keberadaan Mahkamah Konstitusi baru
diintrodusir pertama kali pada tahun 1919 oleh pakar hukum
asal Austria, Hans Kelsen (1881-1973).
Hans Kelsel menyatakan bahwa pelaksanaan konstitusional tentang
legislasi dapat secara efektif dijamin hanya jika suatu organ selain
badan legislatif diberikan tugas untuk menguji apakah suatu produk
hukum itu konstitusional atau tidak. Untuk itu perlu diadakan organ
khusus yang disebut Mahkamah Konstitusi (constitutional court).
Berdirinya Mahkamah Konstitusi di Indonesia diawali dengan adanya
Perubahan ketiga UUD 1945 dalam pasal 24 ayat 2, pasal 24C, dan
pasal 7b yang disahkan pada 9 November 2001. Setelah melalui
pembahasan mendalam, DPR dan pemerintah menyetujui secara
bersama UU Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi pada
tanggal 13 Agustus 2003 dan disahkan presiden pada waktu itu.
66. TUGAS MK MENURUT UUD 1945
Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
keputusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap
Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewewenangan lembaga
Negara yang kewewenangannya diberikan oleh UUD1945, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil
Pemilihan Umum.
Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden atau Wakil Presiden menurut
UUD 1945.
WEWENANG MK
Menguji undang-undang terhadap UUD 1945
Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD 1945
Memutus pembubaran partai politik
Memutus perselisihan tentang hasil pemilu
DASAR HUKUM PEMBENTUKAN
UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4316).
Tanggal 13 Agustus 2003 inilah yang kemudian disepakati para hakim
konstitusi menjadi hari lahir MKRI.
67. KOMISI
PEMBERA
NTAS
KORUPSI
(KPK)
Komisi Pemberantasan Korupsi/KPK => komisi di Indonesia yang dibentuk
pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan
memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan
kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30Tahun 2002 mengenai
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
LATAR BELAKANG
Orde Lama
Kabinet Djuanda
Di masa Orde Lama, tercatat dua kali dibentuk badan pemberantasan korupsi.
Yang pertama, dengan perangkat aturan Undang-Undang Keadaan Bahaya,
lembaga ini disebut
Badan ini dipimpin oleh A.H. Nasution dan dibantu oleh dua orang anggota,
yakni Profesor M.Yamin dan Roeslan Abdulgani. Kepada Paran inilah semua
pejabat harus menyampaikan data mengenai pejabat tersebut dalam bentuk
isian formulir yang disediakan. Mudah ditebak, model perlawanan para
pejabat yang korup pada saat itu adalah bereaksi keras dengan dalih yuridis
bahwa dengan doktrin pertanggungjawaban secara langsung kepada
Presiden, formulir itu tidak diserahkan kepada Paran, tapi langsung kepada
Presiden. Diimbuhi dengan kekacauan politik, Paran berakhir tragis, deadlock,
dan akhirnya menyerahkan kembali pelaksanaan tugasnya kepada Kabinet
Djuanda.
Operasi Budhi
Pada 1963, melalui Keputusan Presiden No. 275Tahun 1963, pemerintah
menunjuk lagi A.H. Nasution, yang saat itu menjabat sebagai Menteri
Koordinator Pertahanan dan Keamanan/Kasab, dibantu olehWiryono
Prodjodikusumo dengan lembaga baru yang lebih dikenal dengan
. Kali ini dengan tugas yang lebih berat, yakni menyeret pelaku korupsi
ke pengadilan dengan sasaran utama perusahaan-perusahaan negara serta
lembaga-lembaga negara lainnya yang dianggap rawan praktek korupsi dan
kolusi.
68. ORDE BARU
Pada masa awal Orde Baru, Soeharto terang-terangan mengkritik Orde Lama, yang
tidak mampu memberantas korupsi dalam hubungan dengan demokrasi yang terpusat
ke istana. Hal itu seakan memberi harapan besar seiring dengan dibentuknya Tim
Pemberantasan Korupsi (TPK), yang diketuai Jaksa Agung. Namun, ternyata
ketidakseriusanTPK mulai dipertanyakan dan berujung pada kebijakan Soeharto untuk
menunjuk Komite Empat beranggotakan tokoh-tokoh tua yang dianggap bersih dan
berwibawa, seperti Prof Johannes, I.J. Kasimo, MrWilopo, danA.Tjokroaminoto, dengan
tugas utama membersihkan Departemen Agama, Bulog, CVWaringin, PT
Mantrust,Telkom, Pertamina, dan lain-lain.
Kemudian, Laksamana Sudomo diangkat sebagai Pangkopkamtib, dibentuklah Operasi
Tertib (Opstib) dengan tugas : juga memberantas korupsi. Perselisihan pendapat
mengenai metode pemberantasan korupsi yang bottom up atau top down di kalangan
pemberantas korupsi itu sendiri cenderung semakin melemahkan pemberantasan
korupsi, sehingga Opstib pun hilang seiring dengan makin menguatnya kedudukan para
koruptor di singgasana Orde Baru.
ERA REFORMASI
Di era reformasi, usaha pemberantasan korupsi dimulai oleh B.J. Habibie dengan
mengeluarkan UU Nomor 28Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme berikut pembentukan berbagai komisi
atau badan baru, seperti Komisi Pengawas Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN), KPPU,
atau Lembaga Ombudsman.
Abdurrahman Wahid, membentukTim Gabungan PemberantasanTindak Pidana
Korupsi ( ) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19Tahun 2000. Namun, di
tengah semangat menggebu-gebu untuk memberantas korupsi dari anggota tim ini,
melalui suatu judicial review Mahkamah Agung,TGPTPK akhirnya dibubarkan dengan
logika membenturkannya ke UU Nomor 31Tahun 1999.
69. TUGAS
Koordinasi dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi
Supervisi terhadap instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi
Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan terhadap tindak pidana korupsi
Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak
pidana korupsi
Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan
pemerintahan negara.
70. UU RI nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Kepres RI No. 73 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
PP RI No. 19 Tahun 2000 Tentang Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
UU RI No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas
Dari KKN
UU RI No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
UU RI No. 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
UU RI No. 25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas UU No. 15 Tahun 2002 Tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang
PP RI No. 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan
Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
PP RI No. 109 Tahun 109 Tahun 2000 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah