1. BUDI DAYA TEBU DI LAHAN KERING ATAU TEGALAN
Budi daya Tebu Lahan Kering :
• Tanpa pengairan.
• Pendayagunaan air secara optimal air dalam tanah dan hujan
• Pengolahan tanah sebagian / seluruhnya secara mekanis (pembajakan).
• Ditujukan untuk kelestarian lingkungan dan peningkatan produktivitas.
• Keprasan sebanyak mungkin.
Budidaya Tebu Lahan Sawah (Reynoso)
• Drainase intensif dan pemberian air cukup.
• Pengolahan tanah manual/ mesin reinoso
• Ada pengairan
1. Pembukaan Lahan :
a) Hutan Primer,
• Penebangan pohon.
Hutan Sekunder,
• Pembabatan semak, perdu, rumput.
Berkas Perkebunan
sehingga lahan bersih dan diratakan
b) Padang Rumput : • Rumput babat/dibuang/dibakar (diluar kebun)
sehingga lahan bersih
c) Bekas tanaman Pangan
1
2. 2. Pengolahan Tanah : Pembajakan
Tekstur tanah lahan kering
• berat bajak / traktor
• sedang bajak ternak
• ringan tenaga manusia
Pengolahan tanah terdiri :
• membongkar
• membalik
• menghancurkan / menghaluskan
3. Pembuatan Juringan ( kairan)
• setelah tanah halus dan rata kemudian dibuat juringan (=kairan)
ukuran : dalam 25-30 cm, jarak pusat kepusat 95-125 cm
panjang 50 m
Makin miring, subur, basah :
• pusat ke pusat makin sempit (95-125 cm)
Arah Kairan. Kemiringan >3% // garis tinggi (kontur)
2
3. 4. Persiapan Bibit
• Bagal 3-4 mata tunas / bibit pucuk
5. Penanaman
Saat penanaman:
Periode I : mei – juni iklim B1 B2 C2, C3
Periode II : September – November iklim D1 D3 C3, C2
Posisi bibit : • mata tunas disamping
• lebih efisien overlaping sehingga 1m juringan ada
9-11 mata tunas.
Periode I 3 cm
• Bibit tutup tanah :
Periode II 5 cm
Untuk sulaman ( sumpingan 10% )
Pemeliharaan Tanaman
1. Bila Penyulaman.
• jarak 50cm. tak ada yang tumbuh
• Sulam I 2mg
• Sulam II 4 mg
• Bahan sulam dari sumpingan, seblangan, puteran.
2. Pemupukan:
• Diberikan 2 kali, pupuk I pada saat tanam, dan
pemupukan II 1- 1.5 bulan setelah pupuk I.
• Pastikan bahwa pupuk diberikan saat masih
banyak air
3
4. Dosis Pupuk
Jenis pupuk (ku/ha)
Jenis tanah
ZA TSP KCl
Alluvial 5-7 0-2 0-1
Regosol 6-8 1–2 1-2
Latosol 6-8 1–3 1–3
Grumusol 7-9 2–3 1–3
Mediteran 7-9 1-3 1–2
Podsolik merah kuning 5-7 4-6 2–4
3. Pembumbunan
I. Setelah pemupukan I, tanaman umur 1-1.5 bl
II Setelah tanaman berumur 3- 3.5 bl
4. Pemberian air
- diperlukan terutama saat perkecambahan dan pertunasan
- jika air sussah didapat, usahakan penanaman menjelang
musim penghujan
5. Penyiangan
- sama dengan tebu sawah , paling tidak 4 kali dan usahakan
lahan bebas gulma hingga umur 4 bl
- klentek dilakukan 1 kali, 1 sampai 2 bulan menjelang tebang
4
5. Fase Pertumbuhan tebu
a) Fase Perkecambahan :
• mg I : Mata tunas menjadi bentuk taji pendek, mulai keluar akar stek
• mg II : Taji 11-12 cm , akar stek banyak
• mgIII : Daun terbuka, tinggi tunas 20-25 cm
• mgIV : Daun 4 helai, tinggi 50 cm
• mg V : Mulai keluar akar tunas dan anakan.
b) Fase Pertumbuhan Anakan
1
• Mulai keluar anakan umur 5mg sampai dengan 3- 3 (tergantung
2
variasi dan lingkungan)
• Jumlah anakan tertinggi umur 3-5 bulan ( setelah itu menurun 40
sampai dengan 50% )
• Jumlah anakan konstan 6-9 bulan.
c) Fase batang memanjang
Umur 3-9 bln Pertambahan panjang batang dan diameter ( pelebaran)
d) Fase Pemasakan
• Fase pemasakan : Merupakan “ fase antara ” setelah pertumbuhan
vegetatif menurun dan sebelum tebu mati
• Tanda- tanda kemasakan (tebu masak)
• Berkurangnya daun daun hijau
• Ruas ruas tebu tetap ( panjang dan )
• Terjadi pengisian ruas ruas dengan sukrosa
5
6. Nama
Hama Penyebab Gejala Pemberantasan
Penggerek Tryporyza nivella Daun muda berwarna -Trichogramma
Pucuk Scirpophaga kuning/ Kering. japonicum
nivella intacta Titik tumbuh mati ( satu pias: 2500 telur per
Pada ruas muda ada ngengat minggu) selama 14 minggu
Pada ibu ruas daun -karbofuran
ada lorong gerak
Penggerek Chilo aurucilius Bercak putih bekas gerakan - T. nanum; T. minutum;
Batang C. sacchariphagus Pelepah dan ruas batang T.australicum, mulai umur 4-6
terdapat lorong gerekan bl, 15 pias
- insektisida berbahan aktif
endosulfan, metidation
Penggerak Pragmataecia Lorong gerekan Tumidiclava s.
Raksasa castaneae Titik tumbuh mati Insektisida berbahan aktif
Pada lubang masuk hama keluar metidation, asetat, mono
ngengat besar dan dikrotofos
Batang bagian tengah hancur dan
mati
Uret Lepidiota stigma Daun menguning,kering - insektisida suscoa blue
Apogonia destructor Pada pangkal batang terdapat 140 G ditabur di dasar juringan
Euclora viridis bekas gerekan sedangkan
H uret di dalam tanah
Keprasan: dapat dikepras hingga tiga kali, akan tetapi produksi
rendah
Pengeprasan dilakukan di tanah bumbunan sehingga
pertumbuhannya seragam
Pemupukan TRIT II-IV:
I: 2 mg setelah kepras (N:1/3 dosis, P semua; K; 1/3 dosis)
II: 6 mg setelah pupuk I. (N: 2/3 dosis; K: 2/3 dosis)
Pembumbunan: sekali setelah pemupukan II
6
7. Dosis Pupuk
Jenis pupuk (ku/ha)
Jenis tanah
ZA TSP KCl
Alluvial 6-7 0-1 0-1
Regosol 7-8 0–1 1-2
Latosol 7-8 0–2 1–3
Grumusol 7-9 1–2 1–3
Mediteran 8-9 0-2 1–2
Podsolik merah kuning 6-7 2-3 2–4
7