SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  46
ARSITEKTUR SISTEM
TERDISTRIBUSI
092904006 SYAPUTRI ARTAMI S
092904010 AYU ANGGRIANI H
092904011 RUDI DIAN SYAH
092904030 ZUL FADLY SULTHAN
092904035 JUMIATI
092904041 HUSNAENI
092904043 NURHALIMAH
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2011
Hampir semua berbasis komputer yang besar saat ini merupakan
sistem terdistribusi (sistem terbesar). Sistem terdistribusi adalah sistem di
mana pemrosesan informasi didistribusikan pada beberapa komputer dan tidak
terbatas hanya pada satu mesin saja. Rekayasa sistem terdistribusi memiliki
banyak kesamaan dengan rekayasa perangkat lunak yang lain, tetapi ada isu-
isu khusus yang harus diperhitungan ketika merancangan tipe sistem ini.
Perekayasa perangkat lunak harus menyadari isu perangkat ini karena
sistem terdistribusi banyak digunakan. Belum lama ini, kebanyakan sistem
besar merupakan sistem sentral yang berjalan pada satu mainframe dengan
terminal-terminal yang pemrosesan atau bahkan tidak memiliki kemampuan
sama sekali, sehingga semua pemrosesan informasi merupakan tanggung
jawab komputer mainframe.
TIPE SISTEM UTAMA
1. Sistem personal yang tidak terdistribusi dan dirancang untuk berjalan
pada personal komputer atau workstation.
2. Sistem embedded yang berjalan pada satu prosesor atau pada
kelompok prosessor yang terintegrasi.
3. Sistem terdistribusi (tersebar) di mana perangkat lunak sistem
berjalan pada kelompok prosesor yang bekerja sama dan terintegrasi
secara longgar, dengan dihubungkan oleh jaringan.
KERAKTERSISTIK YANG PENTING DARI
SISTEM TERDISTRIBUSI
Coulouris et al .(1994) mengidentifikasi enam keraktersistik yang
penting dari sistem terdistribusi:
1. Pemakaian bersama sumber daya
2. Keterbukaan
3. Konkurensi
4. Skalabilitas
5. Toleransi kesalahan
6. Transparansi
SISTEM TERDISTRIBUSI MEMILIKI
BEBERAPA KERUGIAN
 Kompleksitas
 Keamanan
 Kemampuan untuk dapat dikendalikan
 Tidak dapat diramalkan.
DUA TIPE GENERIK ARSITEKTUR
SISTEM TERDISTIBUSI
1. Arsitektur client-server
Sistem dapat dianggap sebagai satu set layanan yang
disediakan untuk klien yang memakai layanan ini. Server dan
klien diperlakukan berbeda pada sistem ini.
2. Arsitektur objek terdistribusi
Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara server dan klien,
sistem dapat dianggap sebagai satu set objek yang
berinteraksi yang lokasinya tidak relevan. Tidak ada perbedaan
antara penyedia layanan dan user layanan .
1. ARSITEKTUR
MULTIPROSESOR
ARSITEKTUR MULTIPROSESOR
Model sistem terdistribusi yang paling sederhana adalah sistem
multiprosesor di mana sistem terdiri dari sejumlah prosesor yang
dapat (tidak mesti) berjalan pada beberapa prosesor yang
terpisah.
Sistem-sistem ini mengumpulkan informasi membuat keputusan
dengan menggunakan informasi ini, kemudian mengirim sinyal ke
aktuator yang memodifikasi lingkungan sistem.
Gambar 11.2
Sistem kontrol lalu lintas
multiprosesor
Contoh tipe sistem yaitu Gambar 11.2 Sistem kontrol lalu lintas
multiprosesor merupakan model yang disederhanakan dari sistem kontrol
lalu lintas. Satu set sensor terdistribusi mengumpulkan informasi dari lalu
lintas dan memproses informasi ini secara lokal sebelum mengirimnya ke
ruangan kontrol. Operasi mengambil keputusan dengan memakai
informasi ini dan memberi instruksi ke proses kontrol lampu lalu lintas
yang berbeda. Pada contoh ini, ada proses logika yang terpisah untuk
menangani sensor, ruangan kontrol, dan lampu lalu lintas. Proses-proses
logika ini bisa merupakan proses tunggal atau sekelompok proses. Pada
contoh ini, proses-proses berjalanan pada prosesor-prosesor yang
terpisah.
2. ARSITEKTUR
CLIENT SERVER
ARSITEKTUR CLIENT-SERVER
Pada arsitektur clien-server, suatu aplikasi dimodelkan sebagai satu
set layangan yang disediakan oleh server dan satu set klien yang
memakai layanan-layanan ini (Orfali dan Harkey, 1998).
Klien perlu menyadari keberadaan server yang tersedia, tetapi kita
biasanya tidak mengetahui keberadaan klien yang lain.
Klien dan server adalah proses yang berbeda, hal ini ditunjukkan pada
Gambar 11.3 Sistem client Server yang merupakan model logika dari
arsitektur client-server terdistribusi.
Gambar 11.3 Sistem client Server
Gambar 11.4 Komputer pada jaringan client server
Gambar11.4 Komputer pada jaringan client-server menunujukkan
arsitektur fisik sistem dengan enak komputer klien dan dua komputer
server. Sistem ini dapat menjalankan proses klient dan server yang
ditunjukkan pada Gambar 11.3. Membicarakan klien dan server, maka
yang dimaksud adalah proses logika ini, dan bukannya komputer fisik
di mana proses-proses ini berjalan.
Perancangan sistem client-server harus merefleksikan struktur logika
aplikasi yang sedang dikembangkan. Salah satu cara untuk
memandang aplikasi diilustariskan pada Gambar 11.5 yang
menunjukkan aplikasi yang distruktur menjadi tiga lapisan, yaitu:
1. Lapisan presentasi
2. Lapisan Pemrosesan aplikasi
3. Lapisan manajeman data
Gambar 11.5 Lapisan Aplikasi
Gambar 11.6 Thin client dan fat client
Arsitektur client-server yang paling sederhanan disebut arsitektur
client-server two-tier, di mana aplikasi diorganisir seperti server (atau
banyak server yang identik) dan satu set klien. Sebagaimana
diinlustrasikan pada gambar 11.6, arsitektur client server two-tier
memiliki 2 bentuk:
1. Model thin-client
2. Model fat-client
Gambar 11.7 Sistem ATM client-server
Sistem jaringan ATM diilustarikan pada Gambar 11.7. ATM tidak
terhubung langsung ke data base nasabah, tetap terhubung ke
monitorteleprocessing.
Menggunakan transaksi serial mengandung arti bahawa sistem
dapat pulih dari kesalahan tanpa merusak data sistem.
Gambar 11.8 Arsitektur client-server three-tier
Masalah yang penting dengan pendekatan two-tier clien server adalah
bahwa lapisan logika-presentasi, pemrosesan aplikasi, manajemen data
– harus dipetakan pada dua sistem komputer. Mungkin akan ada
masalah dengan dengan skalabilitas dan kinerja jika dipilih model thin-
client. Mungkin pula akan ada masalah manajemen sistem jikadipakai
model fat-client. Untuk menghindari masalah-masalah ini, pendekatan
alternatifnya adalah menggunakan arsitektur three-tier client server
(Gambar.11.8). Pada arsitektur ini, presentasi, pemrosesan aplikasi dan
manajemen data merupakan proses yang terpisah secara logika.
Gambar 11.9 Arsitektur distribusi sistem Internet
banking
Sistem Internet banking merupakan satu contoh tipe sistem yang
dapat di implementasikan dengan menggunakan arsitektur three-er
client-server. Database nasabah bank (biasanya berada pada
komputer mainframe) menyediakan layanan manajemen data, web
server menyediakan layanan aplikasi sepeti fasilitas
untukmentrasfer uang tunai. Memunculkan kalimat-kalimat,
membayar tagihan, dll. Dan komputer nasabah dengan
browserInternet merupakan klien. Contoh ini diilustrasikan pada
Gambar 11.9. Sistem ini dapat diskala karena relatif mudah untuk
menembahkan web server baru dengan bertambahnya jumlah
nasabah.
3. ARSITEKTUR
OBJEK
TERDISTRIBUSI
Pada model client-server sistem terdistribusi, klien dan server
berbeda. Klienn menerima layanan dari server dan tidak dari
klien lainnya; server dapat bertindak sebagai klien dengan
menerima layanan dari server lain tetapi klien tidak meminta
layanan dari klien; klien harus mengetahui layanan yang
diberikan oleh server-server tertentu dan harus mengetahui
bagaimana menghubungi server-server ini.
Gambar 11.11 Arsitektur objek terdistribusi
Pendekatan yang lebih umum bagi sistem terdistribusi adalah
menghilangkan perbedaan antara klien dan server, dan merancang
arsitektur sistem sebagai arsitektur objek terdistribusi. Pada arsitektur objek
terdistribusi (Gambar 11.11) komponen-komponen sistem fundamental
merupakan objek yang menyediakaninterface bagi satu set layanan yang
mereka sediakan. Objek-onjek lain memanggil layanan ini tanpa adanya
perbedaan logika antara klien (peneria layanan) dan server (penyedia
layanan).
Kelebihan model arsitektur sistem terdistribusi adalah
 Model ini memungkinkan perancangan sistem menunda keputusan
mengenai di mana dan bagaimana layanan harus disediakan.
 Model ini merupakan arsitektur yang sangat terbuka yang
memungkinkan sumber daya harus ditambahkan jika perlu.
 Sistem ini fleksibel dan dapat diskala
 Rekonfigurasi sistem secara dinamis akan dimungkinkan dengan
objek bermigrasi melintasi jaringan bilamana diperlukan.
Arsitektur objek dapat digunakan dengan dua cara pada perancangan
sistem:
1. Sebagai model logika yang memungkinkan anda menstruktur dan
mengorganisir sistem.
2. Sebagai pendekatan yang fleksibel terhadap sistem client-server.
Gambar 11.12 Arsitektur distribusi sistem penambangan
data
Contoh tipe sistem di mana arsitektur objek terdistribusi mungkin
cocok adalah sistem penambangan data (data mining), yang
mencari hubungan antara data yang tersimpan pada sejumlah
database yang berbeda (Gambar 11.12). Contoh aplikasi
penambangan data mungkin berupa kasus bisnis ritel yang
memiliki toko yang berbeda-beda jenisnya (katakanlah toko
makanan dan toko peralatan) dan mereka mencoba mencari
hubungan antara pembelian jenis makanan bayi mungkin juga
membeli wallpaper dengan tipe tertentu. Dengan pengetahuan
ini, bisnis tersebut kemudian dapat menargetkan pelanggan
makanan bayi dengan tawaran gabungan.
Arsitektur objek terdistribusi merupakan arsitektur yang cocok untuk
tipe aplikasi ini, dan bukan arsitektur client-server, berdasarkan tiga
alasan berikut:
1. Tidak seperti ATM (Misalnya), model logika sistem bukan salah
satu penyedia layanan di mana terdapat layanan manajemen
data yang nyata.
2. Cara ini memungkinkan jumlah database yang diakses
bertambah tanpa menggangu sistem.
3. Arsitektur ini memungkinkan tipe hubungan yang berbeda
ditambang (mined) dengan menambahkan objek integrator baru.
4. CORBA
DUA STANDAR UTAMA BAGI MIDDLEWARE
UNTUK MENDUKUNG KOMPUTASI OBJEK
TERDISTRIBUSI
1. CORBA (Common Object Request Broker Architecture)
CORBA merupakan satu set standar untuk middleware yang
diintegrasikan dengan sistem operasi Microsoft.
2. DCOM (Distributed Component Object Mode)
DCOM merupakan standar yang dikembangkan dan
implementasi oleh Microsoft dan diintegrasikan dengan sistem
operasi Microsoft.
Gambar 11.13 Struktur aplikasi terdistribusi berbasis
CORBA
Visi OMG mengenai aplikasi terdistribusi ditunjukkan pada Gambar
11.13 yang adaptasi dari diagram Siegel untuk Object Management
Architecture (Siegel , 1998)
Visi ini mengusulkan agar aplikasi terdistribusi terbuat dari sejumlah
komponen yaitu:
1. Objek aplikasi
2. Objek Standar
3. Layanan CORBA
4. Fasilitas CORBA horizontal
Gambar 11.14 Kominikasi objek melalui ORB
Ada empat utama untuk standar CORBA yaitu:
1. Model objek untuk objek aplikasi dimana objek CORMA
2. Object Request Broken (ORB) yang menangani permintaan akan
layanan objek.
3. Satu set layanan objek yang merupakan layanan umum dan
mungkin diperlukan oleh banyak aplikasi terdistribusi.
4. Satu set komponen umum, yang dibangun di atas layanan-
layanan dasar yang mungkin, dibutuhkan oleh aplikasi ini.
Gambar 11.15 Komunikasi antar ORB
Ilustrasi Gambar 11.15, Pada contoh ini, jika objek o1 atau o2
meminta layanan dari o3 atau o4, deperlukan ORB yang terhubung
untuk berkomunikasi. Implementasi CORBA mendunkung
komunikasi ORB-keORB dengan menyediakan semua akses ORB
ke semua definisi interface IDL dan dengan mengimplementasikan
Generic Inter-ORB Protocol (GIOP) standar dari OMG. Protokol ini
mendefenisikan messege standar yang dapat dipertukarkan ORB
untuk implementasi invokasi objek jarak jauh dan transfer informasi.
Kerika dikombinasikan dengan protokol Internet TCP/IP, GIOP
memungkinkan ORB berkomunukasi melintasi Internet.
Beberapa contoh layanan generiknya adalah:
1. Layanan penamaan dan pertukaran yang memungkinkan objek
mengacu ke dan menentukan objek lain pada jaringan.
2. Layanan pengumuman yang memungkinkan objek memberitahu
objek lain bahwa telah terjadi suatu event (peristiwa).
3. Layanan transaksi yang mendukung transaksi atomik dan rollback
(kembali ke asal) jika ada kesalahan.
klp3_chapter-11_arsitektur-sistem-terdistribusi.pptx

Contenu connexe

Similaire à klp3_chapter-11_arsitektur-sistem-terdistribusi.pptx

Basis Data Client-Server
Basis Data Client-ServerBasis Data Client-Server
Basis Data Client-ServerDesty Yani
 
Tugas Matkul Cloud Computing - Grid Computing, Utility Computing, SaaS
Tugas Matkul Cloud Computing - Grid Computing, Utility Computing, SaaSTugas Matkul Cloud Computing - Grid Computing, Utility Computing, SaaS
Tugas Matkul Cloud Computing - Grid Computing, Utility Computing, SaaSChristian Rosandhy
 
3-konsep dasar sistem terdistribusi
3-konsep dasar sistem terdistribusi3-konsep dasar sistem terdistribusi
3-konsep dasar sistem terdistribusiCoretan Rissa
 
Tugas 5 0317 (individu)
Tugas 5   0317 (individu)Tugas 5   0317 (individu)
Tugas 5 0317 (individu)Linda Lestari
 
A SURVEY OF INTEGRATING WIRELESS SENSOR NETWORK INTO CLOUD COMPUTING
A SURVEY OF INTEGRATING WIRELESS SENSOR NETWORK INTO CLOUD COMPUTINGA SURVEY OF INTEGRATING WIRELESS SENSOR NETWORK INTO CLOUD COMPUTING
A SURVEY OF INTEGRATING WIRELESS SENSOR NETWORK INTO CLOUD COMPUTINGArif Setiawan
 
Arsitektur dbms multiuser
Arsitektur dbms multiuserArsitektur dbms multiuser
Arsitektur dbms multiuserIrsyad Casanova
 
1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.ppt
1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.ppt1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.ppt
1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.pptRudhisTiar
 
1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.ppt
1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.ppt1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.ppt
1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.pptAdiIrawan66
 
Konsep Server secara Sistem Operasi, Aplikasi dan Fisik (Server PC)
Konsep Server secara Sistem Operasi, Aplikasi dan Fisik (Server PC)Konsep Server secara Sistem Operasi, Aplikasi dan Fisik (Server PC)
Konsep Server secara Sistem Operasi, Aplikasi dan Fisik (Server PC)Alveraadk
 
Sim, andika fajar, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercubua...
Sim, andika fajar, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercubua...Sim, andika fajar, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercubua...
Sim, andika fajar, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercubua...Andika Fajar
 
Pertemuan 6 Tenologi untuk Aplikasi Web (Client Server).pptx
Pertemuan 6 Tenologi untuk Aplikasi Web (Client Server).pptxPertemuan 6 Tenologi untuk Aplikasi Web (Client Server).pptx
Pertemuan 6 Tenologi untuk Aplikasi Web (Client Server).pptxfauzandika
 
51918221 makalah-cloud-computing
51918221 makalah-cloud-computing51918221 makalah-cloud-computing
51918221 makalah-cloud-computingAlvIn GeRungan
 
Sister_2_Arsitektur.pdf
Sister_2_Arsitektur.pdfSister_2_Arsitektur.pdf
Sister_2_Arsitektur.pdfarif rahman
 

Similaire à klp3_chapter-11_arsitektur-sistem-terdistribusi.pptx (20)

Materi 6
Materi 6Materi 6
Materi 6
 
Jurnal Sistem Informasi Terdistribusi
Jurnal Sistem Informasi TerdistribusiJurnal Sistem Informasi Terdistribusi
Jurnal Sistem Informasi Terdistribusi
 
Basis Data Client-Server
Basis Data Client-ServerBasis Data Client-Server
Basis Data Client-Server
 
Tugas Matkul Cloud Computing - Grid Computing, Utility Computing, SaaS
Tugas Matkul Cloud Computing - Grid Computing, Utility Computing, SaaSTugas Matkul Cloud Computing - Grid Computing, Utility Computing, SaaS
Tugas Matkul Cloud Computing - Grid Computing, Utility Computing, SaaS
 
Cloud Computing
Cloud ComputingCloud Computing
Cloud Computing
 
3-konsep dasar sistem terdistribusi
3-konsep dasar sistem terdistribusi3-konsep dasar sistem terdistribusi
3-konsep dasar sistem terdistribusi
 
Cloud Computing
Cloud ComputingCloud Computing
Cloud Computing
 
Tugas 5 0317 (individu)
Tugas 5   0317 (individu)Tugas 5   0317 (individu)
Tugas 5 0317 (individu)
 
A SURVEY OF INTEGRATING WIRELESS SENSOR NETWORK INTO CLOUD COMPUTING
A SURVEY OF INTEGRATING WIRELESS SENSOR NETWORK INTO CLOUD COMPUTINGA SURVEY OF INTEGRATING WIRELESS SENSOR NETWORK INTO CLOUD COMPUTING
A SURVEY OF INTEGRATING WIRELESS SENSOR NETWORK INTO CLOUD COMPUTING
 
Arsitektur dbms multiuser
Arsitektur dbms multiuserArsitektur dbms multiuser
Arsitektur dbms multiuser
 
1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.ppt
1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.ppt1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.ppt
1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.ppt
 
1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.ppt
1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.ppt1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.ppt
1.-modul-pengantar-ti-cloud_computing.ppt
 
Materi 6
Materi 6Materi 6
Materi 6
 
Journal cloud computing
Journal cloud computingJournal cloud computing
Journal cloud computing
 
Konsep Server secara Sistem Operasi, Aplikasi dan Fisik (Server PC)
Konsep Server secara Sistem Operasi, Aplikasi dan Fisik (Server PC)Konsep Server secara Sistem Operasi, Aplikasi dan Fisik (Server PC)
Konsep Server secara Sistem Operasi, Aplikasi dan Fisik (Server PC)
 
Sim, andika fajar, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercubua...
Sim, andika fajar, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercubua...Sim, andika fajar, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercubua...
Sim, andika fajar, hapzi ali, sistem manajemen database, universitas mercubua...
 
Pertemuan 6 Tenologi untuk Aplikasi Web (Client Server).pptx
Pertemuan 6 Tenologi untuk Aplikasi Web (Client Server).pptxPertemuan 6 Tenologi untuk Aplikasi Web (Client Server).pptx
Pertemuan 6 Tenologi untuk Aplikasi Web (Client Server).pptx
 
51918221 makalah-cloud-computing
51918221 makalah-cloud-computing51918221 makalah-cloud-computing
51918221 makalah-cloud-computing
 
Sister_2_Arsitektur.pdf
Sister_2_Arsitektur.pdfSister_2_Arsitektur.pdf
Sister_2_Arsitektur.pdf
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 

klp3_chapter-11_arsitektur-sistem-terdistribusi.pptx

  • 1. ARSITEKTUR SISTEM TERDISTRIBUSI 092904006 SYAPUTRI ARTAMI S 092904010 AYU ANGGRIANI H 092904011 RUDI DIAN SYAH 092904030 ZUL FADLY SULTHAN 092904035 JUMIATI 092904041 HUSNAENI 092904043 NURHALIMAH PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2011
  • 2.
  • 3.
  • 4. Hampir semua berbasis komputer yang besar saat ini merupakan sistem terdistribusi (sistem terbesar). Sistem terdistribusi adalah sistem di mana pemrosesan informasi didistribusikan pada beberapa komputer dan tidak terbatas hanya pada satu mesin saja. Rekayasa sistem terdistribusi memiliki banyak kesamaan dengan rekayasa perangkat lunak yang lain, tetapi ada isu- isu khusus yang harus diperhitungan ketika merancangan tipe sistem ini. Perekayasa perangkat lunak harus menyadari isu perangkat ini karena sistem terdistribusi banyak digunakan. Belum lama ini, kebanyakan sistem besar merupakan sistem sentral yang berjalan pada satu mainframe dengan terminal-terminal yang pemrosesan atau bahkan tidak memiliki kemampuan sama sekali, sehingga semua pemrosesan informasi merupakan tanggung jawab komputer mainframe.
  • 5. TIPE SISTEM UTAMA 1. Sistem personal yang tidak terdistribusi dan dirancang untuk berjalan pada personal komputer atau workstation. 2. Sistem embedded yang berjalan pada satu prosesor atau pada kelompok prosessor yang terintegrasi. 3. Sistem terdistribusi (tersebar) di mana perangkat lunak sistem berjalan pada kelompok prosesor yang bekerja sama dan terintegrasi secara longgar, dengan dihubungkan oleh jaringan.
  • 6. KERAKTERSISTIK YANG PENTING DARI SISTEM TERDISTRIBUSI Coulouris et al .(1994) mengidentifikasi enam keraktersistik yang penting dari sistem terdistribusi: 1. Pemakaian bersama sumber daya 2. Keterbukaan 3. Konkurensi 4. Skalabilitas 5. Toleransi kesalahan 6. Transparansi
  • 7. SISTEM TERDISTRIBUSI MEMILIKI BEBERAPA KERUGIAN  Kompleksitas  Keamanan  Kemampuan untuk dapat dikendalikan  Tidak dapat diramalkan.
  • 8. DUA TIPE GENERIK ARSITEKTUR SISTEM TERDISTIBUSI 1. Arsitektur client-server Sistem dapat dianggap sebagai satu set layanan yang disediakan untuk klien yang memakai layanan ini. Server dan klien diperlakukan berbeda pada sistem ini. 2. Arsitektur objek terdistribusi Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara server dan klien, sistem dapat dianggap sebagai satu set objek yang berinteraksi yang lokasinya tidak relevan. Tidak ada perbedaan antara penyedia layanan dan user layanan .
  • 10. ARSITEKTUR MULTIPROSESOR Model sistem terdistribusi yang paling sederhana adalah sistem multiprosesor di mana sistem terdiri dari sejumlah prosesor yang dapat (tidak mesti) berjalan pada beberapa prosesor yang terpisah. Sistem-sistem ini mengumpulkan informasi membuat keputusan dengan menggunakan informasi ini, kemudian mengirim sinyal ke aktuator yang memodifikasi lingkungan sistem.
  • 11. Gambar 11.2 Sistem kontrol lalu lintas multiprosesor
  • 12. Contoh tipe sistem yaitu Gambar 11.2 Sistem kontrol lalu lintas multiprosesor merupakan model yang disederhanakan dari sistem kontrol lalu lintas. Satu set sensor terdistribusi mengumpulkan informasi dari lalu lintas dan memproses informasi ini secara lokal sebelum mengirimnya ke ruangan kontrol. Operasi mengambil keputusan dengan memakai informasi ini dan memberi instruksi ke proses kontrol lampu lalu lintas yang berbeda. Pada contoh ini, ada proses logika yang terpisah untuk menangani sensor, ruangan kontrol, dan lampu lalu lintas. Proses-proses logika ini bisa merupakan proses tunggal atau sekelompok proses. Pada contoh ini, proses-proses berjalanan pada prosesor-prosesor yang terpisah.
  • 14. ARSITEKTUR CLIENT-SERVER Pada arsitektur clien-server, suatu aplikasi dimodelkan sebagai satu set layangan yang disediakan oleh server dan satu set klien yang memakai layanan-layanan ini (Orfali dan Harkey, 1998). Klien perlu menyadari keberadaan server yang tersedia, tetapi kita biasanya tidak mengetahui keberadaan klien yang lain. Klien dan server adalah proses yang berbeda, hal ini ditunjukkan pada Gambar 11.3 Sistem client Server yang merupakan model logika dari arsitektur client-server terdistribusi.
  • 15. Gambar 11.3 Sistem client Server
  • 16. Gambar 11.4 Komputer pada jaringan client server
  • 17. Gambar11.4 Komputer pada jaringan client-server menunujukkan arsitektur fisik sistem dengan enak komputer klien dan dua komputer server. Sistem ini dapat menjalankan proses klient dan server yang ditunjukkan pada Gambar 11.3. Membicarakan klien dan server, maka yang dimaksud adalah proses logika ini, dan bukannya komputer fisik di mana proses-proses ini berjalan.
  • 18. Perancangan sistem client-server harus merefleksikan struktur logika aplikasi yang sedang dikembangkan. Salah satu cara untuk memandang aplikasi diilustariskan pada Gambar 11.5 yang menunjukkan aplikasi yang distruktur menjadi tiga lapisan, yaitu: 1. Lapisan presentasi 2. Lapisan Pemrosesan aplikasi 3. Lapisan manajeman data
  • 20. Gambar 11.6 Thin client dan fat client
  • 21. Arsitektur client-server yang paling sederhanan disebut arsitektur client-server two-tier, di mana aplikasi diorganisir seperti server (atau banyak server yang identik) dan satu set klien. Sebagaimana diinlustrasikan pada gambar 11.6, arsitektur client server two-tier memiliki 2 bentuk: 1. Model thin-client 2. Model fat-client
  • 22. Gambar 11.7 Sistem ATM client-server
  • 23. Sistem jaringan ATM diilustarikan pada Gambar 11.7. ATM tidak terhubung langsung ke data base nasabah, tetap terhubung ke monitorteleprocessing. Menggunakan transaksi serial mengandung arti bahawa sistem dapat pulih dari kesalahan tanpa merusak data sistem.
  • 24. Gambar 11.8 Arsitektur client-server three-tier
  • 25. Masalah yang penting dengan pendekatan two-tier clien server adalah bahwa lapisan logika-presentasi, pemrosesan aplikasi, manajemen data – harus dipetakan pada dua sistem komputer. Mungkin akan ada masalah dengan dengan skalabilitas dan kinerja jika dipilih model thin- client. Mungkin pula akan ada masalah manajemen sistem jikadipakai model fat-client. Untuk menghindari masalah-masalah ini, pendekatan alternatifnya adalah menggunakan arsitektur three-tier client server (Gambar.11.8). Pada arsitektur ini, presentasi, pemrosesan aplikasi dan manajemen data merupakan proses yang terpisah secara logika.
  • 26. Gambar 11.9 Arsitektur distribusi sistem Internet banking
  • 27. Sistem Internet banking merupakan satu contoh tipe sistem yang dapat di implementasikan dengan menggunakan arsitektur three-er client-server. Database nasabah bank (biasanya berada pada komputer mainframe) menyediakan layanan manajemen data, web server menyediakan layanan aplikasi sepeti fasilitas untukmentrasfer uang tunai. Memunculkan kalimat-kalimat, membayar tagihan, dll. Dan komputer nasabah dengan browserInternet merupakan klien. Contoh ini diilustrasikan pada Gambar 11.9. Sistem ini dapat diskala karena relatif mudah untuk menembahkan web server baru dengan bertambahnya jumlah nasabah.
  • 29. Pada model client-server sistem terdistribusi, klien dan server berbeda. Klienn menerima layanan dari server dan tidak dari klien lainnya; server dapat bertindak sebagai klien dengan menerima layanan dari server lain tetapi klien tidak meminta layanan dari klien; klien harus mengetahui layanan yang diberikan oleh server-server tertentu dan harus mengetahui bagaimana menghubungi server-server ini.
  • 30. Gambar 11.11 Arsitektur objek terdistribusi
  • 31. Pendekatan yang lebih umum bagi sistem terdistribusi adalah menghilangkan perbedaan antara klien dan server, dan merancang arsitektur sistem sebagai arsitektur objek terdistribusi. Pada arsitektur objek terdistribusi (Gambar 11.11) komponen-komponen sistem fundamental merupakan objek yang menyediakaninterface bagi satu set layanan yang mereka sediakan. Objek-onjek lain memanggil layanan ini tanpa adanya perbedaan logika antara klien (peneria layanan) dan server (penyedia layanan).
  • 32. Kelebihan model arsitektur sistem terdistribusi adalah  Model ini memungkinkan perancangan sistem menunda keputusan mengenai di mana dan bagaimana layanan harus disediakan.  Model ini merupakan arsitektur yang sangat terbuka yang memungkinkan sumber daya harus ditambahkan jika perlu.  Sistem ini fleksibel dan dapat diskala  Rekonfigurasi sistem secara dinamis akan dimungkinkan dengan objek bermigrasi melintasi jaringan bilamana diperlukan.
  • 33. Arsitektur objek dapat digunakan dengan dua cara pada perancangan sistem: 1. Sebagai model logika yang memungkinkan anda menstruktur dan mengorganisir sistem. 2. Sebagai pendekatan yang fleksibel terhadap sistem client-server.
  • 34. Gambar 11.12 Arsitektur distribusi sistem penambangan data
  • 35. Contoh tipe sistem di mana arsitektur objek terdistribusi mungkin cocok adalah sistem penambangan data (data mining), yang mencari hubungan antara data yang tersimpan pada sejumlah database yang berbeda (Gambar 11.12). Contoh aplikasi penambangan data mungkin berupa kasus bisnis ritel yang memiliki toko yang berbeda-beda jenisnya (katakanlah toko makanan dan toko peralatan) dan mereka mencoba mencari hubungan antara pembelian jenis makanan bayi mungkin juga membeli wallpaper dengan tipe tertentu. Dengan pengetahuan ini, bisnis tersebut kemudian dapat menargetkan pelanggan makanan bayi dengan tawaran gabungan.
  • 36. Arsitektur objek terdistribusi merupakan arsitektur yang cocok untuk tipe aplikasi ini, dan bukan arsitektur client-server, berdasarkan tiga alasan berikut: 1. Tidak seperti ATM (Misalnya), model logika sistem bukan salah satu penyedia layanan di mana terdapat layanan manajemen data yang nyata. 2. Cara ini memungkinkan jumlah database yang diakses bertambah tanpa menggangu sistem. 3. Arsitektur ini memungkinkan tipe hubungan yang berbeda ditambang (mined) dengan menambahkan objek integrator baru.
  • 38. DUA STANDAR UTAMA BAGI MIDDLEWARE UNTUK MENDUKUNG KOMPUTASI OBJEK TERDISTRIBUSI 1. CORBA (Common Object Request Broker Architecture) CORBA merupakan satu set standar untuk middleware yang diintegrasikan dengan sistem operasi Microsoft. 2. DCOM (Distributed Component Object Mode) DCOM merupakan standar yang dikembangkan dan implementasi oleh Microsoft dan diintegrasikan dengan sistem operasi Microsoft.
  • 39. Gambar 11.13 Struktur aplikasi terdistribusi berbasis CORBA
  • 40. Visi OMG mengenai aplikasi terdistribusi ditunjukkan pada Gambar 11.13 yang adaptasi dari diagram Siegel untuk Object Management Architecture (Siegel , 1998) Visi ini mengusulkan agar aplikasi terdistribusi terbuat dari sejumlah komponen yaitu: 1. Objek aplikasi 2. Objek Standar 3. Layanan CORBA 4. Fasilitas CORBA horizontal
  • 41. Gambar 11.14 Kominikasi objek melalui ORB
  • 42. Ada empat utama untuk standar CORBA yaitu: 1. Model objek untuk objek aplikasi dimana objek CORMA 2. Object Request Broken (ORB) yang menangani permintaan akan layanan objek. 3. Satu set layanan objek yang merupakan layanan umum dan mungkin diperlukan oleh banyak aplikasi terdistribusi. 4. Satu set komponen umum, yang dibangun di atas layanan- layanan dasar yang mungkin, dibutuhkan oleh aplikasi ini.
  • 44. Ilustrasi Gambar 11.15, Pada contoh ini, jika objek o1 atau o2 meminta layanan dari o3 atau o4, deperlukan ORB yang terhubung untuk berkomunikasi. Implementasi CORBA mendunkung komunikasi ORB-keORB dengan menyediakan semua akses ORB ke semua definisi interface IDL dan dengan mengimplementasikan Generic Inter-ORB Protocol (GIOP) standar dari OMG. Protokol ini mendefenisikan messege standar yang dapat dipertukarkan ORB untuk implementasi invokasi objek jarak jauh dan transfer informasi. Kerika dikombinasikan dengan protokol Internet TCP/IP, GIOP memungkinkan ORB berkomunukasi melintasi Internet.
  • 45. Beberapa contoh layanan generiknya adalah: 1. Layanan penamaan dan pertukaran yang memungkinkan objek mengacu ke dan menentukan objek lain pada jaringan. 2. Layanan pengumuman yang memungkinkan objek memberitahu objek lain bahwa telah terjadi suatu event (peristiwa). 3. Layanan transaksi yang mendukung transaksi atomik dan rollback (kembali ke asal) jika ada kesalahan.