Dokumen tersebut membahas beberapa teori komunikasi, yaitu:
1. Teori struktural fungsional yang menjelaskan peran setiap individu dalam masyarakat.
2. Teori behavioral dan kognitif yang berfokus pada stimulus dan respon individu.
3. Teori kritis dan interpretif yang melihat komunikasi sebagai alat perekat masyarakat.
KONFLIK YANG DI TIMBULKAN AKIBAT PERBEDAAN CARA BELAJAR MENGAJARKAN (2)-1.docx
TEORI KOMUNIKASI.pptx
1. Modul ke:
Fakultas
Program Studi
Modul ke:
Fakultas
Program Studi
KOMPONEN KONSEPTUAL
DALAM ILMU KOMUNIKASI
DAN TEORI UMUM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
03
ILMU
KOMUNIKASI
BROADCASTING
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
2. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
1. Simbol – simbol / verbal/ ujaran
Komunikasi adalah pertukaran pikiran gagasan secara verbal (Hoben, 1954)
2. Pengertian / pemahaman
Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami
oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan
berubah sesuai dengan situasi dengan situasi yang berlaku (Anderson, 1959)
3. Interaksi / hubungan / proses social
Interaksi, juga dalam tingkatan biologis adalah salah satu perwujudan
kommunikasi, karena tanpa komunikasi tindakan – tindakan kebersamaan tidak
akan terjadi (Mead,1963)
15 KOMPONEN KONSEPTUAL
3. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
4. Mengurangi ketidakpastian
Komunikasi timbul di dorong oleh kebutuhan – kebutuhan untuk mengurangi
ketidakpastian, bertindak efektif, mempertahankan atau memperkuat ego
(Barnlund,1964)
5. Proses
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan
lain – lain, melalui penggunaa simbol seperti kata – kata, gambar – gambar, angka
– angka dan lain – lain ( Berelson dan Steiner, 1964)
6. Pengalihan / penyampaian / pertukaran
Penggunaan kata komunikasi tampaknya menunjuk kepada adanya suatu benda
atau orang ke benda atau orang lainnya.
4. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
7. Menghubungkan / menggabungkan
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dalam
kehidupan dengan bagian lainnya ( Ruesch, 1957 )
8. Kebersamaan
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki
oleh seseorang ( monopoli seseorang ) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih
(Gode,1959)
9. Saluran / alat / jalur
Komunikasi adalah alat pengiriman pesan – pesan kemiliteran perintah / order,
dan lain – lain, seperti telegraf,telepon,radio,kurur,dan lain – lain (American
College Dictionary)
5. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
10. Replika memori
Komunikasi adalah proses yang mengarahkan perhatian seseorang dengan tujuan
mereplikasi memori (Cartier dan Harwood, 1953 )
11. Tanggapan diskriminatif
Komunikasi adalah tanggapan deskriminatif dari suatu organisasi terhadap suatu
stimulus ( Stevens,1950)
12. Stimuli
Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai penyampaian informasi yang berisikan
stimuli desktiminatif, dari suatu sumber terhadap penerima (Newcomb,1966)
6. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
13. Tujuan / kesenjangan
Komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari sumber
terhadap penerima dengan tujuan terhadap penerima dengan tujuan
mempengaruhi tingkah laku pihak penerima ( Miller,1966)
14. Waktu / situasi
Proses komunikasi merupakan suatu transfer dari suatu keseluruhan struktur
situasi yang lain sesuai pola yang diinginkan ( Sondel,1956)
15. Kekuasaan / kekuatan
Komunikasi adalah suatu mekanisme yang menimbulkan kekuatan / kekuasaan
(Schacter, 1951)
7. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
Teori Struktural Fungsional – Setiap manusia pasti akan berhubungan dengan
manusia lainnya, baik itu dalam keluarga, dalam pekerjaan, dalam pendidikan,
dan lingkungan - lingkungan lainnya. Untuk bisa berhubungan dengan baik
antar setiap manusia, maka dibutuhkan yang namanya peran atau fungsinya
masing-masing. Dari fungsi manusia pada suatu lingkungan itulah
memunculkan tugas-tugas yang harus dapat diselesaikan dengan baik.
Tugasnya yang tidak dapat diselesaikan bisa menyebabkan suatu lingkungan
masyarakat menjadi tidak harmonis dan tidak teratur.
1. TEORI STRUKTURAL &
FUNGSIONAL
8. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
Teori struktur fungsionalisme yang dicetuskan oleh Emile Durkheim ini berasal
dari pemikiran ahli sosiologi Auguste Comte dan Herbert Spencer. Menurut
Emile Durkheim, pencapaian kehidupan sosial manusia dan eksistensi
keteraturan sosial dalam masyarakat, disebut dengan solidaritas sosial.
Fakta-fakta sosial yang diungkapkan oleh Durkheim tidak dapat dilihat secara
jelas. Meskipun tidak dapat terlihat dengan jelas, tetapi fakta sosial itu bisa
menentukan kehidupan dari manusia itu sendiri
TEORI STRUKTURAL EMILE DURKHEIM
9. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
Parsons dalam membuat atau menciptakan teorinya memakai sebuah
kerangka alat tujuan yang berfungsi supaya teori yang dibuatnya mudah
dipahami oleh setiap manusia. Adapun kerangka alat tujuan yang dibuat oleh
Parsons, yaitu: Pertama, tindakan sosial akan diarahkan pada suatu tujuan
atau sudah mempunyai suatu tujuan. Kedua, tindakan sosial dapat terjadi
karena adanya beberapa elemen sudah pasti ada, sedangkan elemen-elemen
lainnya dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Ketiga,
secara normal, tindakan sosial itu dilakukan berdasarkan pemilihan alat dan
tujuan.
TEORI STRUKTURAL FUNGSIONALIS TALCOTT PARSONS
10. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
Robert King Merton mulai membuat sebuah teori struktur fungsional dengan
menyempurnakan teori fungsional yang berasal Emile Durkheim dan Talcott
Parsons. Robert King Merton berhasil menyelesaikan teori struktur fungsional
pada tahun 1949. Dalam membuat teori tersebut beliau sudah berjuang sejak
tahun 1936 atau bisa dibilang beliau membutuhkan waktu selama 13 tahun
untuk menyelesaikan teori struktur fungsional.
TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL
ROBERT KING MERTON
11. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
Teori-teori behavioral dan kognitif yang berkembang dari psikologi dan ilmu-
ilmu pengetahuan behavioralis lainnya, cenderung memusatkan
pengamatannya pada diri manusia secara individual. Salah satu konsep
pemikirannya yang terkenal adalah tentang model “S-R” (stimulus – response)
yang menggambarkan proses informasi antara “stimulus” (rangsangan) dan
“respons” (tanggapan). Teori-teori “behavioral dan cognitive” juga
mengutamakan “variableanalytic” (analisis variabel). Analisis ini pada dasarnya
merupakan upaya mengidentifikasikan variabel-variabel kognitif yang
dianggap penting, serta mencari hubungan korelasi di antara variabel.
2. TEORI BEHAVIORAL DAN KOGNITIF
12. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
Contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari :
1. ketika seseorang menyapa dengan senyuman (stimulus) kepada orang lain
dan orang tersebut membalas sapaan tersebut dengan senyuman juga
(respon). Respon tersebut merupakan rangsangan yang didapatkan dari
stimulus yang diberikan.
2. Terjadi suatu pertengkaran (X) antara dua tokoh, yakni A dan B. A
memberikan stimulus (Y) kepada B berupa tamparan fisik secara tiba-tiba
yang akhirnya dibalas dengan tamparan juga sebagai respon (Z), karena
tidak terima tiba-tiba ditampar atau dilabrak. Akhirnya terjadilah
pertengkaran antar keduanya.
Stimulus negatif yang diberikan oleh tokoh A, menimbulkan rangsangan yang
negatif dari tokoh B, sehingga responnya juga sama-sama negatif. Proses
pertukaran stimulus-respon ini digambarkan sebagai sebab dan terjadinya
pertengkaran digambarkan sebagai akibat.
13. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
Teori-teori Kritis dan Interpetif termasuk dalam kelompok “teori-teori umum”
(general theories) menurut Littlejohn (1998), berdasarkan metode penjelasan
serta cakupan objek pengamatannya. Mengacu pandangan Sendjaja (2002:
1.25), bahwa kelompok teori ini gagasan-gagasannya banyak berasal dari
berbagai tradisi, seperti sosiologi (interpretative sociology) pemikiran Max
Weber, phenomenology dan hermeneutics, Marxisme dan aliran Frankfurt
School serta sebagai pendekatan tekstual, seperti teori-teori retorika, Bliblical,
dan Sosiologi Komunikasi dan Informasi. Pendekatan kelompok teori ini
terutama sekali populer di negara-negara Eropa.
3.TEORI-TEORI INTERPRETIF DAN KRITIS
14. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
• Perspektif Interpretif
Tumbuh berdasarkan ketidakpuasan dengan teori post poitivis, karena dianggap terlalu
umum, terlalu mekanis dan tidak mampu menangkap keruwetan, nuansa, dan kompleksitas
dari interaksi manusia. Pandangan dasar Perspektif Interpretif meliputi 3 bagian utama,
yakni :
A. Fenomenologi
Fenomenologi adalah kajian pemkanaan
berdasarkan kehidupan sehari-hari. Jadi,
fenomenologi menjadikan pengalaman
hidup yang sesungguhnya sebagai data
dasar dari realita.
B. Hermeunetika
Adalah kajian yang menunjukkan para
ilmuwan pada pentingnya teks dalam dunia
sosial dan pada metode analisis yang
menekankan keterhubungan antara teks,
pengarang, konteks, dan kalangan teoritis.
Interaksionis Simbolik
Berorientasikan pada prinsip bahwa
orang merespon makna yang
mereka bangun sejauh mereka
satu sama lain.
15. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
• Teori Komunikasi Kritis
Kritis merupakan konsep kunci untuk memahami teori kritis. Teori ini
dikembangkan oleh Mashab Frankrut. Konsep kritik dipergunakan mazhab ini
memiliki kaitan dengan sejarah dengan konsep kritik yang berkembang pada masa-
masa Rennaisance.
a. Teori Marxist
Model analisisnya adalah model khas Marx atau Marrxisme, yaitu model analisis
yang mencoba menemukan keuntungan pihak tertentu (dan kerugian pihak lain) di
balik fenomena yang dianggap biasa-biasa. Marxisme mengembangkan dua istilah
pokok yakni :
1. Substruktur atau factor ekonomi yang berkembang dimasyrakat.
2. Superstruktur atau faktor nonekonomi seperti agama, politik, seni dan literatur.
16. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
b. Teori Frankfrut School
Beberapa filsuf terkenal yang dianggap sebagai anggota mazhab Fun Food ini
antara lain Theodor Adorno, Walter Benjamin, dan Jurgen Habermas. perlu diingat
bahwa para pemikir ini tidak pernah mendefinisikan diri mereka sendiri di dalam
sebuah kelompok atau mazhab dan bahwa penamaan ini diberikan secara
retrospektif.
c. Teori Feminist Media
Menurut Stephen W. Littlejohn, studi-studi feminis merupakan sebuah sebutan
generik bagi sebuah perspektif yang menggali pengertian dari gender dalam
masyarakat.
d. Teori Political Economi Media
Vincent Mosco dalam bukunya “The Political Economi of Communication” secara
tersirat menyebutkan bahwa Posmodernitas dengan ekonomi politik tidak dapat
dipisahkan keberadaannya.
17. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
e. Teori Cultural Studies
Cultural studies memasukkan kontribusi teori maupun metode dari berbagai
disiplin ilmu yang dipandang strategis untuk mengedepankan realita kehidupan
umat manusia maupun representasinya yang dipandang krusial dalam kehidupan
mutakhir.
f. Analisis Framing
Analisis framing adalah metode untuk melihat cara bercerita(histori telling)media
atas suatu peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada ’cara melihat’temadak
realitas yang dijadikan berita.
g. Analisis Wacana
Melalui berbagai karyanya, van Dijk membuat kerangka analisis wacana yang dapat
didayagunakan. Van Dijk membaginya kedalam tiga tingkatan :
A. Stuktur Makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat
dipahami dengan melihat topik dari suatu teks.
B. Superstuktur, adalah kerangka suatu teks : bagaimana stuktur dan elemen
wacana itu disusun dalam teks secara utuh.
18. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses
interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaankebiasaan
tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi,
menurut teori ini, dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue of
society).
Pokok pikiran teori ini adalah :
a. Kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun,
memelihara, serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk
dalam hal ini bahasa dansimbol.
b. Struktur sosial dilihat sebagai produk dari interaksi.Interaksi dapat terjadi
melalui bahasa, sehingga Bahasa menjadi pembentuk struktur sosial.
Pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi.
c. Struktur sosial merupakan produk interaksi, karenabahasa dan simbol
direproduksi, dipelihara serta diubah dalam penggunaannya.
TEORI KOMUNIKASI KONVENSIONAL & INTERAKSIONAL
19. < >
MENU AKHIRI
← →
MENU AKHIRI
Teori kontekstual memandang perkembangan sebagai proses yang terbentuk dari
transaksi timbal balik antara anak atau seseorang dan konteks perkembangan sistem fisik,
sosial, kutural, dan historis dimana interaksi tersebut terjadi. Teori-teori komunikasi
secara umum dapat dibagi menjadi lima konteks atau tingkatan sebagai berikut:
a. Intrapersonal Communication : komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang.
b. Interpersonal Communication : komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi
baik yang terjadi secara langsung ataupun tidak langsung .
c. Komunikasi Kelompok (Group Communication) : Memfokuskan pembahasannya
pada interaksi di antara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil.
d. Komunikasi Organisasi (Organizational Communication)
Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal, serta
bentuk - bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok.
e. Komunikasi Massa (Mass Comunication)
Adalah komunikasi melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang
besar.
TEORI KONTEKSTUAL
20. Daftar Pustaka
< MENU AKHIRI
← MENU AKHIRI
Denis McQuail. Teori Komunikasi Massa edisi kedua. (15-16)
Em Griffin. 2016. A first Look At Communication Theory haloedukasi.com/teori-
komunikasi-menurut-para-ahli/amp JurnalTekomAnik20Wisahra
Dance, Frank E.X. & Carl E. Larson. 1976. The functions of human communication: A
theoretical approach. New York: Holt
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
Sendjaja, S. D., Rahardjo, T., Pradekso, T., & Sunarwinadi, I. R. (2014). Teori komunikasi.
CAROPEBOKA, Ratu Mutialela, et al. Konsep dan aplikasi ilmu komunikasi. Penerbit Andi,
2017.
Kuswarno, Engkus. 2006. "Tradisi fenomenologi pada penelitian komunikasi kualitatif:
sebuah pengalaman akademis." MediaTor (Jurnal Komunikasi