Materi ini menjelaskan tentang kebijakan pelayanan kesehatan primer, deskripsi remote area serta bentuk/pola pengembangan pelayanan kesehatan di remote area termasuk Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB)
1. Pelatihan Jarak Jauh Nusantara Sehat Team Based
Tahun 2020
Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan
KEBIJAKAN PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER
DI REMOTE AREA
4. Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Kesehatan
(RPJMN 2020-2024)
Meningkatkanpelayanankesehatanmenujucakupankesehatan semestaterutamapenguatanpelayanankesehatan
dasar(PrimaryHealthCare) denganmendorongpeningkatan upayapromotif dan preventif didukungolehinovasi
danpemanfaatanteknologi,melalui
optimalisasi penguatan pelayanan
kesehatan dasar melalui pendekatan
keluarga
Pengutan yankes
dasar dan
rujukan
Indikator RPJMN:
Jumlah Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) yang dilakukan di daerah terpencil dan sangat terpencil sesuai standar.
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dengan cakupan 100% intervensi
keluarga.
pengembangan kebijakan khusus untuk
pelayanan kesehatan di kawasan terpencil,
sangat terpencil dan daerah dengan
karakteristik geografis tertentu (kepulauan)
serta perluasan pelayanan kesehatan bergerak
dan gugus pulau
Difokuskan pada
5. 5
PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR DAN RUJUKANDITJEN YANKES
Penguatan
Fungsi
Puskesmas
Penguatan
Yankes di
DTPK
Penyediaan
Sarpras
Dan Alat
Sistem
Rujukan
Yankes Dasar
Melalui
PIS-PK
Akreditasi
dan Mutu
Yankes
PENURUNAN
AKI DAN AKB
PENURUNAN
STUNTING
PENGENDALIAN
PENYAKIT
PENINGKATAN
PELAYANAN
KESEHATAN
MENUJU
CAKUPAN
KESEHATAN
SEMESTA
GERMAS
Inovasi
Yankes
Peran Ditjen Yankes
dalam Mencapai Program Prioritas Nasional
6. LOKUS DAERAH
PRIORITAS (DTPK,
DAERAH
TERTINGGAL)
DUKUNGAN APBN, DANA ALOKASI KHUSUS & DEKONSENTRASI
Integrasi
Antar Program
P e m e n u h a n
S D M
K e s e h a t a n
P e n i n g k a t a n
S a r a n a ,
P r a s a r a n a , d a n
A l a t K e s e h a t a n
Pe ningkata n
Mutu Pe layanan
P E N I N G K ATA N
KO MP E T E N S I
FA S YA N K ES D I
LO KU S S T R AT EG I S
LOKUS PROGRAM
PRIORITAS (AKI -AKB,
STUNTING, TB)
Strategi Upaya Pencapaian Tujuan Program
8. 8
Tahun 2019
Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
PMK43
Tahun 2015 Tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas
PMK46
PMK44
Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Yankes
Di Fasyankes Kawasan Terpencil
Dan Sangat Terpencil
PMK90 tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan PIS-PK
PMK39
Pe rat u ra n Te r ka i t Pe nye l e n g ga ra a n P u s ke s ma s
9. Upaya Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan Perseorangan
tingkat pertama
Mengutamakan Promotif & Preventif
di wilayahkerjanya
10.134 Puskesmas
per Desember 2019
Adalah fasyankes yang menyelenggarakan:
P u s at Ke s e h ata n M a sya ra kat
( P e r m e n k e s N o m o r 4 3 T a h u n 2 0 1 9 )
10. Mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang:
KECAMATAN
SEHAT
Derajat
kesehatan
optimal
Lingkungan
Sehat
Yankes
Bermutu
Perilaku
Sehat
KAB./KOTA
SEHAT
Tu j u a n Pe m b a n g u n a n Ke s e h ata n P u s ke s ma s
11. Prinsip Penyelenggaraan
Paradigma
sehat
Ketersediaan
akses yankes
Pertanggung-
jawaban
wilayah
Teknologi tepat
guna
Kemandirian
masyarakat
Keterpaduan
dan
kesinambungan
Melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
Tugas:
pendekatan keluarga
Fungsi: UKM UKP
Wahana pendidikan, wahana internship,
jejaring RS pendidikan
P u s at Ke s e h ata n M a sya ra kat
( P e r m e n k e s N o m o r 4 3 T a h u n 2 0 1 9 )
12. UKM dan UKP diselenggarakan untuk pencapaian:
UKM ESENSIAL
1. Promosi kesehatan
2. Kesehatan lingkungan
3. Kesehatan keluarga
4. Gizi
5. Pencegahan dan
pengendalian penyakit
UKM PENGEMBANGAN
Bersifat inovatif
Disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan
wilayah kerja, dan potensi
sumber daya yang tersedia
UKP
1. Rawat jalan (kunjungan sehat
maupun sakit)
2. Gawat darurat
3. Persalinan normal
4. Perawatan di rumah
5. Rawat inap, sesuai kebutuhan
pelayanan
1. 2. 3.
Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas menyelenggarakan kegiatan:
1.Manajemen Puskesmas; 2. Pelayanan kefarmasian; 3. Pelayanan Perkesmas; 4. Pelayanan laboratorium; dan
5. Kunjungan keluarga
SPM kabupeten/kota; Program Indonesia Sehat; Kinerja Puskesmas dalam JKN
U p aya Ke s e h ata n
13. a. dokter dan/atau DLP;
b. dokter gigi;
c. tenaga kesehatan lainnya
(perawat, bidan, tenaga promkes
dan ilmu perilaku, tenaga
sanitasi lingkungan, nutrisionis,
tenaga apoteker dan/atau
tenaga teknis kefarmasian, dan
ahli teknologi laboratorium
medik)
Tenaga Non Kesehatan
Tenaga
Kesehatan
(wajib)
Dalam kondisi tertentu, Puskesmas dapat menambah jenis nakes
lainnya meliputi: terapis gigi dan mulut, epidemiologi kesehatan,
entomolog kesehatan, perekam medis dan infokes dan nakes lain
sesuai kebutuhan
13
S ta n d a r M i n i ma l Ke te n a ga a n P u s ke s ma s
14. DD
14
I nt e g ra s i d i T i n g kat P u s ke s ma s
15. UKBM
POSYANDU POSBINDU
POSKESDES
POSKESTREN
POS UKK
Apotek
Lab
Praktik Bidan
Desa
Dinkes Kab/Kota
Pustu Pustu
Pembinaan
Puskesmas
Rumah Sakit
Koordinasi
Jaringan Puskesmas
Jejaring Puskesmas
Klinik
praktik mandiri
dr/drg
praktik mandiri
bidan
PENDEKATANWILAYAH
PUSKESMAS
Rujukan UKP
Rujukan UKM
FKTP
Lintas sektor lainnya
Laporan kinerja &
laporan lain (SIP)
Umpan balik
Tata H u b u n ga n Ke r j a
16. Tujuan Pendekatan
Keluarga:
1. Mengintegrasikan
seluruh program di
Puskesmas
2. Meningkatkan akses
keluarga terhadap
pelayanan kesehatan
yang komprehensif
3. Mendukung
pencapaian SPM
Kab/Kota dan Prov
4. Mendukung
pelaksanaan JKN
5. Mendukung
tercapainya program
indonesia sehat
Program
Indonesia Sehat
dilaksanakan untuk
meningkatkan derajat
kesehatan
masyarakat1
Pelaksanaan Program
Indonesia Sehat
diselenggarakan melalui
Pendekatan Keluarga
2
Pendekatan keluarga adalah
salah satu cara Puskesmas
untuk meningkatkan
jangkauan sasaran &
mendekatkan
/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga
3
Integrasi
UKP & UKM secara
berkesinambungan, dengan
target / fokus keluarga,
berdasarkan data dan informasi
dari Profil Kesehatan Keluarga.
4
P e r m e n k e s N o m o r 3 9 T a h u n 2 0 1 6
Pe d o m a n Pe nye l e n g ga ra a n P I S - P K
19. 283 Kab/Kota
2.449 PKM*)
Penetapan Daerah Tertinggal
tahun 2020 -2024
Berdasarkan perekonomian
masyarakat, SDM, sarpras,
fiskal daerah, aksesibilitas
dan karakteristik daerah
PERPRES
63/2020
62 Kab
Penyelenggaraan Yankes Di
Fasyankes Kawasan Terpencil/
Sangat Terpencil
Penetapan oleh Bupati Berdasarkan
wilayah sulit dijangkau/rawan bencana,
pulau kecil, gugus pulau atau pesisir; akses
transportasi umum 1 kali dalam
1 minggu; jarak tempuh PP dari ibukota
kabupaten > 6 jam; transportasi dapat
terhalang iklim dan cuaca; kesulitan
pemenuhan bahan pokok dan kondisi
keamanan yang tidak stabil.
PERMENKES
90 / 2015
sebagai dasar perencanaan dan
pembinaan yankes primer
*Penetapan Puskesmas berdasarkan
surat yang disampaikan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi kepada
Kementerian Kesehatan
19
KEPPRES
6 / 2017
111 Pulau
Penetapan Pulau-Pulau Kecil
Terluar
Berdasarkan koordinat geografis
titik-titik garis pangkal Kepulauan
Indonesia
D a s a r H u ku m
SK DIRJEN YANKES
HK.02.02/II/2517/2020
20. Perpres Nomor 63/2020
Tentang
Penetapan Kabupaten
Tertinggal Tahun 2020 - 2024
“Daerah tertinggal adalah daerah kabupaten
yang wilayah serta masyarakatnya kurang
berkembang dibandingkan dengan daerah lain
dalam skala nasional”
Fasyankes di Kabupaten
Tertinggal dapat berupa
Fasyankes di Perbatasan
Fasyankes di Kawasan Terpencil
Fasyankes di Kawasan Sangat
Terpencil
Fasyankes di Kepulauan
62 Kab
20
D e f i n i s i O p e ra s i o n a l Ka b u p ate n Te r t i n g ga l
21. 21
“Penetapan fasyankes kawasan T/ST harus memenuhi kriteria:
a. berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus
pulau atau pesisir;
b. akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu;
c. jarak tempuh PP dari ibukota kabupaten perlu waktu lebih dari 6 jam;
d. transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca;
e. kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.”
P M K 9 0 Ta h u n 2 0 1 5
P a s a l 8 a y a t 2
“SK Dirjen Yankes Nomor HK.02.02/II/ 2517 /2020, tentang
Penetapan Puskesmas dengan Kategori Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
Pada Kabupaten/Kota Sebagai Sasaran Program Yankes Primer”
283
Kab/Kota
2.449
PKM
D e f i n i s i O p e r a s i o n a l F a s y a n ke s
K a w a s a n Te r p e n c i l , S a n g a t Te r p e n c i l
22. 22
“Fasyankes yang tidak memenuhi kriteria ayat 2, dapat ditetapkan sebagai
fasyankes T/ST setelah memenuhi kriteria:
a. Adanya keterbatasan sarana infrastruktur aksesibilitas yang menjadi
hambatan Puskesmas untuk mencapai wilayah kerja tersebut;
b. Jarak dari Puskesmas ke wilayah kerja lebih dari 100 km; dan/atau
c. Adanya isolasi geografis yang memisahkan wilayah kerja Puskesmas dengan
Puskesmas, seperti sungai, laut, gunung, lembah dan hutan belantara.”
P M K 9 0 Ta h u n 2 0 1 5
P a s a l 8 a y a t 4
“SK Dirjen Yankes Nomor HK.02.02/II/ 2517 /2020 tentang
Penetapan Puskesmas dengan Kategori Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
Pada Kabupaten/Kota Sebagai Sasaran Program Yankes Primer”
283
Kab/Kota
2.449
PKM
D e f i n i s i O p e r a s i o n a l F a s y a n ke s
K a w a s a n Te r p e n c i l , S a n g a t Te r p e n c i l
23. •Perbatasan Darat di 5 Provinsi : Kalbar, Kaltim, Kaltara , NTT, Papua
•Perbatasan Laut di 13 Provinsi : NAD, Riau, Kepri, Sumut, Kalbar,
Kaltara, Kaltim, Sulut, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, NTT
W i l a y a h P e r b a t a s a n D a r a t d a n L a u t d e n g a n N e g a r a
T e t a n g g a
( t e r d a p a t 4 8 k a b / k o t a p e r b a t a s a n d i 1 5 p r o v i n s i )
24. 111 Pulau-Pulau Kecil Terluar
Keppres Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar. 24
Pe ta P u l a u - p u l a u Ke c i l Te r l u a r
25. 25
Luas wilayah lebih besar
Posisi strategis dari sisi geopolitik
(Kedaulatan Negara)
Kondisi geografis sulit dan iklim sering berubah
(sangat berpengaruh pada masalah sosekbud)
Sumber daya dan kekayaan alam besar
Re m o te A r e a s e b a ga i P r i o r i ta s
26. 26
Kondisi
geografis sulit
Budaya
bervariasi
Biaya hidup
tinggi
Peran swasta
pd yankes
rendah
Angka
kemiskinan
tinggi
SDM
berkualitas
langka
Utilisasi faskes
rendah
Persebaran
penduduk
tidak merata
Fasilitas dan
kemampuan
faskes rujukan
terbatas
Prasarana
dasar terbatas
(transportasi,
listrik, air)
A KS ES T E R HADA P
P E L AYANAN K ES E HATAN
R E NDA H
Pe r m a s a l a h a n d a n Ta nta n ga n
27. 1
2
3
4
Pendekatan yankes dilakukan dengan memperhatikan
karakteristik masing masing daerah dan kebutuhan masyarakat setempat
Pendekatan Program
Yankes
Pengembangan Pola
Yankes
Ketersediaan Tenaga
Kesehatan
Ketersediaan Perbekalan Kesehatan, Sarpras
dan Alkes
Pasal 3
+
Pe n d e kata n Pe l aya n a n Ke s e h ata n d i DT P K
28. Sustainable Outreach
Service (SOS)
Dalam peningkatan
cakupan Imunisasi
Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan
Komplikasi (P4K)
Kemitraan Bidan
dan Dukun
Perawatan Model
Kangguru (PMK)
Manajemen
Terpadu Balita
Sakit Berbasis
Masyarakat
(MTBS-M)
Pemberdayaan
Masy. dengan
Kearifan Lokal
(msl : UKBM)
Program Khusus
Daerah dan
Nasional lain
Pe n d e kata n P ro g ra m Pe l aya n a n Ke s e h ata n
29. Pelayanan Kesehatan Bergerak
Dilaksanakan berdasarkan analisa situasi didukung
SDM & sarana prasarana yang cukup
Rumah Tunggu Kelahiran
Berfungsi sebagai tempat tinggal sementara bagi
ibu hamil dan pendampingnya sebelum dan
sesudah masa persalinan.
Pelayanan Berbasis Telemedicine
Bertujuan meningkatkan ketepatan & kecepatan
diagnosis medis & konsultasi medis di Faskes yang tdk
pny nakes tertentu
Pelayanan Kesehatan Gugus Pulau
Pelayanan kesehatan berkelompok dari beberapa
faskes di beberapa pulau tanpa memperhatikan batas
administrasi
Pe n ge m b a n ga n Po l a Pe l aya n a n Ke s e h ata n
30. Pelayanan kesehatan di DTPK dilakukan oleh tenaga Kesehatan yang
memiliki kompetensi dan kewenangan sesuai peraturan
Jika tidak
tersedia
Pemindahan tenaga
Pelatihan
Kurikulum Pusat
Sertifikat Pelatihan
Surat Ijin Praktik dengan
kewenangan tambahan yang
ditetapkan oleh Pemda
Kab/kota
Ke te rs e d i a a n Te n a ga Ke s e h ata n
31. Ketersediaan Perbekalan Kesehatan
Ketersediaan perbekalan kesehatan di fasyankes T/ST mempertimbangkan :
Kebutuhan pelayanan, ketersediaan nakes, kesulitan geografis
Obat,
bahan medis habis
pakai,
alat kesehatan
Obat penyelamatan
nyawa (life saving)
Perbekalan kesehatan
untuk skrining
penyakit menular dan
tidak menular
Perbekalan
kesehatan untuk
rapid test
Lainnya sesuai
kebutuhan
pelayanan
kesehatan
Ke te rs e d i a a n Pe r b e ka l a n Ke s e h ata n
33. Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Tim Pelayanan
Kesehatan Bergerak (TPKB) untuk meningkatkan akses dan
ketersediaan pelayanan kesehatan di daerah terpencil/sangat
terpencil yang tidak memiliki fasilitas kesehatan dan daerah
yang tidak mendapat pelayanan kesehatan dengan
menggunakan alat transportasi udara, kapal/perahu, darat
atau kombinasi.
D e f i n i s i
34. PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
di kawasan terpencil,
kawasan sangat terpencil,
daerah yang tidak memiliki
fasyankes dan daerah yang
tidak mendapat pelayanan
kesehatan
MENINGKATKAN MUTU
PELAYANAN KESEHATAN
MENINGKATKAN AKSES
PELAYANAN KESEHATAN1
2
3
Tu j u a n
35. 1
2
3
Pelayanan kesehatan dasar
4
5
6
Pelayanan kegawatdaruratan
Pelayanan kesehatan spesialistik
Pelayanan kesehatan rujukan & evakuasi medis
Pemberdayaan masyarakat
Peningkatan pengetahuan & kemampuan petugas
J e n i s Pe l aya n a n
36. Po l a Pe l aya n a n Ke s e h ata n B e rge ra k
TPKB dapat turun ke rumah sakit kabupaten/kota untuk
memberikan pelayanan kesehatan spesialistik yang belum
dapat dilakukan di rumah sakit tersebut, alih pengetahuan
dan teknologi, peningkatan pengetahuan atau keterampilan
kepada petugas rumah sakit.
TPKB dapat turun ke
Puskesmas untuk
melakukan pelayanan
kesehatan
TPKB dapat turun ke desa
untuk memberikan
pelayanan kesehatan
01 02 03
37. L a n g ka h - l a n g ka h Pe l a ks a n a a n P K B
38. Pu s at , p rov i n s i , ka b u p ate n / ko ta
d e n ga n j e n i s d a n j u m l a h s e s u a i ke b u t u h a n
Tim Pelayanan
Kesehatan
Bergerak
(TPKB)
SESUAI
DENGAN
KEBUTUHAN
T E N AG A K E S E H ATA N
D o k t e r s p e s i a l i s , D o k t e r u m u m ,
D o k t e r g i g i , B i d a n , P e r a w a t , S a n i t a s i ,
N u t r i s i o n i s , A p o t e k e r d a n / a t a u
t e n a g a t e k n i s k e f a r m a s i a n , AT L M ,
t e n a g a P r o m k e s d a n i l m u p e r i l a k u
d a n n a k e s l a i n n y a
Non NakesTe n a g a a d m i n i s t r a s i ,
p e n g e m u d i , t e n a g a p o r t e r
T i m Pe l aya n a n Ke s e h ata n B e rge ra k
39. P U S L I N G
P K B
Merupakan jaringan Puskesmas untuk
meningkatkan akses Yankes di wilayah kerja
Puskesmas dengan menggunakan kendaraan
Pusling yang dikoordinir oleh Puskesmas sendiri
Meningkatkan akses Yankes di wilayah kerja Puskesmas
yang tidak dapat dilakukan dengan Pusling akibat
keterbatasan sumber daya di Puskesmas yang dikoordinir
oleh Dinkes daerah kabupaten yang dapat didukung oleh
Dinkes provinsi dan Pusat
Pe l aya n a n Ke s e h ata n B e rge ra k :
Pe r b e d a a n d e n ga n P u s l i n g
40. A l o k a s i A n g g a r a n
Tersedianya anggaran yang
dialokasikan oleh provinsi/kab/kota
untuk keberlangsungan kegiatan
PKB (minimal 2x setahun di lokasi
yang sama)
P e n y e r a p a n
A n g g a r a n
Persentase dana yang digunakan
terhadap dana yang dialokasikan
untuk PKB
K e t e r s e d i a a n T i m
P K B
Terbentuknya Tim PKB tingkat
provinsi dan kab/kota
K a b u p a t e n / k o t a d a n
k e c a m a t a n y a n g
m e n g a j u k a n
k e g i a t a n P K B
Persentase kab/kota dan/atau kec
yang mengajukan kegiatan PKB
J u m l a h p e l a k s a n a a n
k e g i a t a n
Jumlah PKB yang dilakukan provinsi
dan/atau kab/kota dilokasi yang
membutuhkan PKB dalam periode 1
tahun (dikatakan baik jika dilaksanakan
minimal 4x di lokasi yang sama)
J u m l a h P a s i e n y a n g
d i l a y a n i
Jumlah rata-rata pasien yang
dilayani di tiap pelaksanaan PKB
dalam setahun
C a k u p a n p e l a y a n a n
P K B
Persentase wilayah yang diberikan
pelayanan terhadap wilayah yang
menjadi target pelaksanaan PKB
P e l a y a n a n K e s e h a t a n
D a s a r
Terlaksananya Yankes Dasar sesuai
analisis kebutuhan masyarakat di lokasi
PKB
P e l a y a n a n
K e s e h a t a n
S p e s i a l i s t i k
Terlaksananya Yankes Spesialistik
sesuai analisis kebutuhan
masyarakat di lokasi PKB
P e m b e r d a y a a n
M a s y a r a k a t
Terlaksananya pemberdayaan
masyarakat sesuai analisis
kebutuhan masyarakat di lokasi PKB
I n d i kato r Pe l aya n a n Ke s e h ata n B e rge ra k
41. Mapping
Roadmap PKB di tingkat Provinsi
Perencanaan Kebutuhan
Sosialisasi dan advokasi kepada LP/LS
terkait
Penyiapan tim Pelayanan Kesehatan
Bergerak
Pelaksanaan PKB dengan dukungan dari
kabupaten/kota.
Laporan Pelayanan Kesehatan Bergerak
kepada Kementerian Kesehatan
Perencanaan Kebutuhan
Sosialisasi dan advokasi kepada
LP/LS terkait
Penyiapan Tim Pelayanan
Kesehatan Bergerak
Pelaksanaan Pelayanan
Kesehatan Bergerak
Pelaporan Pelayanan Kesehatan
Bergerak kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi.
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
Penyiapan Sarpras dan alkes
pendukung
Penyiapan data masyarakat yang
dilayani
Koordinasi dengan LS untuk
dukungan jaminan keamanan bila
diperlukan
Koordinasi dengan kecamatan
setempat
Melaksanakan tindak lanjut yang
diperlukan paska PKB
FASYANKES
Pe ra n D a e ra h d a l a m P K B
43. • Penilaian kategori kawasan Puskesmas terpencil/sangat
terpencil dan penetapan melalui SK Bupati/Walikota
• Melakukan update data kondisi SDM Kesehatan melalui SI
SDMK
• Melakukan update data kondisi Sarpras dan Alkes melalui
ASPAK
43
D u ku n ga n d i n a s ke s e h ata n
d a e ra h ka b u p ate n / ko ta
44. M e m e n u h i k e b u t u h a n t e n a g a
k e s e h a t a n
M e n a n g a n i m a s a l a h k e s e h a t a n
s e s u a i d e n g a n k e b u t u h a n d a e r a h
44
P e n d a y a g u n a a n s e c a r a k h u s u s t e n a g a k e s e h a t a n d a l a m k u r u n
w a k t u t e r t e n t u g u n a m e n i n g k a t k a n a k s e s d a n m u t u p e l a y a n a n
k e s e h a t a n p a d a p u s a t k e s e h a t a n m a s y a r a k a t d a n r u m a h s a k i t
d i d a e r a h t e r t i n g g a l , p e r b a t a s a n , d a n k e p u l a u a n , d a e r a h
b e r m a s a l a h k e s e h a t a n , d a n d a e r a h l a i n u n t u k m e m e n u h i
p e l a y a n a n k e s e h a t a n k e p a d a m a s y a r a k a t .
B e rs a m a t e n a ga P u s ke s m a s
1
2
3
4
5
M e n i n g k a t k a n r e t e n s i t e n a g a
k e s e h a t a n y a n g b e r t u g a s
M e n j a g a k e b e r l a n g s u n g a n
p e l a y a n a n k e s e h a t a n
7
Permenkes Nomor 33 Tahun 2018
t e nta n g Pe n u ga s a n K h u s u s Te n a ga Ke s e h ata n d a l a m M e n d u ku n g P ro g ra m N u s a nta ra S e h at
T U J U A N
M e n g g e r a k k a n p e m b e r d a y a a n
m a s y a r a k a t
M e w u j u d k a n p e l a y a n a n
k e s e h a t a n t e r i n t e g r a s i
M e n i n g k a t k a n d a n m e l a k u k a n
p e m e r a t a a n p e l a y a n a n k e s e h a t a n
6
45. M e n j a d i A g e n
Pe r u b a h a n
D a p at m e m b awa
d i r i d e n ga n b a i k
d a n m e m b a u r
d e n ga n a n g go ta
Pu s ke s m a s
D a p at
m e m b e r i ka n
s o l u s i b u ka n
m e n j a d i b a g i a n
d a r i m a s a l a h D a p at
m e n j a d i
r o l e m o d e l
M e n j a ga
n a m a b a i k
d i r i d a n
Ke m e nte r i a n
Ke s e h ata n
H a ra p a n B a g i T i m N u s a nta ra S e h at
46. K E B I J A K A N
P E L A Y A N A N
K E S E H A T A N P R I M E R
D I R E M O T E A R E A
TERIMA KA SIH
Notes de l'éditeur
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 fokus pembangunan Prioritas Nasional adalah peningkatan SDM berkualitas dan berdaya saing.
Terdapat 7 arah kebijakan dalam RPJMN, salah satunya Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta.
Yang diwujudkan melalui strategi:
Peningkatan Kesehatan Ibu Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi
Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
Peningkatan Pengendalian Penyakit
Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan
Salah satu arah kebijakan dan strategi dalam RPJMN adalah meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi antara lain melalui Penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan salah satunya mencakup Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang difokuskan pada optimalisasi penguatan pelayanan kesehatan dasar melalui pendekatan keluarga serta penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang difokuskan pada pengembangan kebijakan khusus untuk pelayanan kesehatan di kawasan terpencil, sangat terpencil dan daerah dengan karakteristik geografis tertentu (kepulauan) serta perluasan pelayanan kesehatan bergerak (flying dan sailing health care) dan gugus pulau.
Pelaksanaan pendekatan Keluarga guna optimalisasi penguatan pelayanan kesehatan dasar tersebut diukur melalui indikator “Jumlah kabupaten/kota yang telah melaksanakan PIS-PK dengan 100% intervensi keluarga”. Sedangkan kegiatan pelayanan kesehatan bergerak tersebut diukur melalui indikator “Jumlah Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) yang dilakukan di daerah terpencil dan sangat terpencil sesuai standar”
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Sampai dengan Juni 2019, terdapat 10.062 Puskesmas yang teregistrasi di Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kemenkes.
Dalam tahap persiapan pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, Puskesmas perlu melakukan integrasi program, SDM dan pendanaan.
Puskesmas melakukan integrasi terhadap seluruh upaya/program yang akan dilakukan, sehingga kunjungan keluarga yang dilakukan melalui pendekatan akan meningkatkan capaian setiap program yang ada. Misalnya kunjungan keluarga dilaksanakan terintegrasi dengan program kusta atau program malaria (identifikasi penggunaan kelambu), karena masalah kesehatan tersebut merupakan masalah kesehatan local specific utama di daerah yang bersangkutan
Diperlukan integrasi SDM dalam upaya pengaturan atau pengorganisasian secara internal Puskesmas. Puskesmas menetapkan tim pembina Keluarga yang menjadi penanggungjawab dari setiap wilayah kerja Puskesmas.
Pembina Keluarga, yaitu tenaga kesehatan Puskesmas yang telah mengikuti pelatihan atau memiliki pengetahuan tentang Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Pembina keluarga bertanggung jawab mengumpulkan data kesehatan keluarga, melakukan analisis Prokesga di wilayah binaannya, melakukan koordinasi lintas program untuk intervensi masalah keluarga di wilayah binaannya, serta melakukan pemantauan kesehatan keluarga.
Jika SDM tidak cukup, dapat dilakukan Perekrutan petugas pendataan yang dilaksanakan oleh pihak Puskesmas berdasarkan pada analisis kebutuhan tenaga pendataan dengan mempertimbangkan aspek ketersediaan tenaga di Puskesmas, jumlah keluarga di wilayah kerja Puskesmas, luas wilayah kerja, kondisi geografis wilayah kerja, dan pendanaan. Perekrutan petugas pendataan dapat dilaksanakan apabila hasil dari analisis kebutuhan tenaga menyatakan bahwa membutuhkan tenaga tambahan. Hal lain juga dapat dilakukan oleh Puskesmas dengan melakukan dengan Poltekkes yang ada di wilayah kab/kota tersebut.
Sebagai contoh pelaksanaan integrasi SDM, petugas Kesling yang merupakan pembina keluarga (terlatih KS) saat melakukan kunjungan ke rumah untuk mengambil sampel air Rumah Tangga juga membawa Prokesga dan mampu memberikan informasi terkait TB, KB, dan secara umum 12 indikator sesuai yang telah dilatihkan.
Puskesmas juga melakukan integrasi sumber-sumber pendanaan yang ada di Puskesmas seperti BOK, Kapitasi, Alokasi Dana Desa (ADD), Dana Desa (DD), APBD, CSR dan lain-lain. Sehingga pelaksanaan pendekatan keluarga dapat dilakukan dengan menggunakan dana yang sudah teralokasi untuk membiayai pelaksanaan program yang telah ada. Misalnya pada kunjungan nifas dan kunjungan neonatus, petugas juga membawa Profil Kesehatan Keluarga untuk sekaligus melaksanakan kunjungan keluarga. Pelaksanaan kunjungan keluarga tersebut dilakukan dengan alokasi transport kunjungan rumah dari BOK untuk pemantauan kesehatan ibu nifas/neonatus.
Contoh kasus integrasi : Hasil monev KBK JKN di salah satu lokasi yang dikunjungi yaitu di Puskesmas Manutapen, Kota Kupang: yang telah menerapkan setiap kunjungan sehat, baik dalam rangka PIS PK maupun kegiatan luar gedung lainnya apabila sasarannya peserta JKN yang terdaftar di Puskesmas tersebut dilaporkan menjadi bagian angka kontak. Hal ini menguntungkan Puskesmas karena bukan hanya mengetahui status kesehatan penduduk di wilker nya saja namun juga sekaligus sebagai pertanggungjawaban atas pengelolaan kesehatan peserta JKN yg terdaftar di Puskesmas tersebut sehingga dapat mempertahankan besaran kapitasinya karena mencapai target indikator untuk KBK.
Sebagai penanggung jawab wilayah, Puskesmas harus memiliki tata hubungan kerja yang jelas dengan jaringan pelayanan Puskesmas, jejaring Puskesmas dan lintas sektor terkait lainnya, seperti yang terlihat dalam slide:
Hubungan Puskesmas dengan jaringan pelayanan Puskesmas bersifat pembinaan dan rujukan UKP, dimana jaringan pelayanan Puskesmas dapat merujuk pasien ke Puskesmas.
Hubungan Puskesmas dengan UKBM bersifat pembinaan dan koordinasi. Puskesmas dapat membina UKBM dalam hal yang bersifat teknis pelayanan kesehatan.
Hubungan Puskesmas dengan FKTP lainnya bersifat pembinaan, koordinasi, dan rujukan UKP. Sebagai penanggung jawab wilayah, Puskesmas memiliki kewenangan untuk membina FKTP lain yang berada di wilayah kerjanya.
Hubungan Puskesmas dengan rumah sakit bersifat koordinasi dan rujukan UKP.
Hubungan Puskesmas dengan fasyankes lain seperti laboratorium dan apotek bersifat pembinaan dan koordinasi.
Hubungan Puskesmas dengan dinas kesehatan kab/kota bersifat pembinaan dan rujukan UKM. Dinkes kab/kota membina Puskesmas, sedangkan Puskesmas dapat merujuk UKM ke dinkes kab/kota.
Hubungan Puskesmas dengan lintas sektor lainnya seperti jajaran Pendidikan, kepolisian, bersifat koordinasi.
Yang dimaksud dengan Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga dan langsung diberikan intervensi awal terhadap permasalahan kesehatan setiap keluarga.
Sehingga Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung saja, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi setiap keluarga di wilayah kerjanya.
Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP & UKM secara berkesinambungan, dengan target keluarga, didasari informasi kesehatan setap anggota keluarga dari profil kesehatan keluarga (sehingga informasinya valid) dan memberikan intervensi awal bila ada masalah kesehatan terhadap 12 indikator seperti yang terdapat pada Paket Informasi Kesehatan Keluarga (Pinkesga). Selanjutnya Puskesmas akan melakukan analisis terhadap hasil kunjungan keluarga dan merencanakan upaya intervensi lanjut yang dilakukan terhadap masalah kesehatan yang dibahas dalam forum lokakarya mini Puskesmas. Dengan demikian pendekatan keluarga tidak hanya berupa pendataan/sensus saja.
Tujuan Pendekatan Keluarga:
1. Mengintegrasikan seluruh program di puskesmas
2. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif
3. Mendukung pencapaian SPM Kab/Kota
4. Mendukung pelaksanaan JKN
5. Mendukung tercapainya Program Indonesia Sehat
Dalam implementasinya, PIS-PK merupakan moda untuk mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten/Kota Bidang Kesehatan. Sesuai PP nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal dan Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, terdapat 12 pelayanan dasar yang pencapaiannya harus 100%. Sebagian besar bentuk pelayanan dasar SPM tersebut beririsan dengan 12 Indikator Keluarga Sehat dan terdapat 7 Indikator Keluarga Sehat terkait dengan Pelayanan Dasar pada SPM, yaitu persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan, imunisasi dasar lengkap, ASI eksklusif, pemantauan pertumbuhan balita, tuberkulosis paru, hipertensi, dan gangguan jiwa berat (Gambar 2). Sehingga jika pendekatan keluarga dilaksanakan dengan baik maka pelayanan dasar SPM Kabupaten/Kota Bidang Kesehatan akan tercapai. Disamping itu, dari hasil kunjungan keluarga dapat dilakukan analisis untuk penghitungan kebutuhan pemenuhan pelayanan dasar serta sasaran secara riil.
Penyelenggaraan Yankes di Fasyankes Kawasan T/ST harus dilakukan oleh nakes yang memiliki kompetensi dan kewenangan sesuai peraturan. Dalam hal nakes tersebut tidak tersedia, Pemerintah provinsi/kab/kota harus melakukan pemindah tugasan nakes dan pelatihan nakes untuk kompetensi tambahan tertentu.
Nakes yang telah memiliki sertifikat pelatihan kompetensi tambahan tertentu memiliki kewenangan untuk memberikan yankes di Fasyankes kawasan T/ST. Nakes tersebut harus memiliki SIP dengan kewenangan tambahan yang dikeluarkan oleh Pemda Kab/Kota.
Fasyankes Kawasan T/ST dapat menerima distribusi perbekalan kesehatan dari Dinkes Kab/Kota melebihi kebutuhan yankes 1 (satu) bulan. Namun, distribusi perbekalan kesehatan tersebut harus mempertimbangkan ketersediaan perbekalan kesehatan untuk fasyankes lain di kab/kota.