SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
Télécharger pour lire hors ligne
LISTRIK MAGNET
“INDUKSI ELEKTROMAGNETIK”
DISUSUN OLEH:
1. HARJUANDI (E1Q012014)
2. LALU MULIYADI (E1Q012021)
3. PUTRI IMAN SARI (E1Q012043)
4. SUKMAWANDI RAHMAT (E1Q012060)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
A. GAYA GERAK LISTRIK
Gambar 1.1
Medan magnet homogeny dengan rapat garis gaya B, dengan arah tegak lurus masuk
menuju bidang kertas. Kawat pengantar ab dapat digerakkan bebas ke kiri ataupun ke
kanan. Bila pengantar ab digerakkan dengan kecepatan v, sejauh s, maka selama terjadi
perpindahan ini akan terjadi perubahan jumlah garis gaya yang dilingkupi oleh rangaian
abcd, sehingga akan timbul arus induksi.
Arah arus listriknya dari b ke a, dapat ditunjukkan dengan hukum Lenz.
Gambar 1.2
Karena arah B ke dalam atau masuk tegak lurus bidang kertas, arah v ke kanan maka
muatan positif yang ada pada batang ab mendapatkaan gaya ke atas dan muatan negatif
mendapatkan gaya ke bawah, sesuai dengan gaya Lorentz. Arah arus listrik sesuai
dengan muatan positif, jadi arus listriknya dari b ke a.
Oleh karena arus listriknya dari b ke a maka akan timbul pula gaya Lorentz F yang
arahnya ke kiri, ini dapat dicari dengan aturan tangan kanan.
Besar gaya Lorentz tersebut adalah:
𝐹 = 𝐵 𝑖 𝑙
Misalkan pengantar ab berpindah sejauh s dengan kecepatan v dalam selang waktu t.
Maka usaha yang diperlukan untuk perpindahan itu adalah:
𝑊 = −𝐹𝑠
F bertanda negatif karen berlawanan dengan arah gerak pengantar ab. Dalam hai ini
−𝐹𝑆 yang menurut hukum kekekalan energi telah berubah menjadi energi listrik yaitu:
𝑊 = 𝑖 𝜀 𝑡
Dari hukum kekekalan energi tersebut maka:
𝑖 𝜀 𝑡 = −𝐹𝑆
𝑖 𝜀 𝑡 = −𝐵 𝑖 𝑙 𝑠
𝜀 = −
𝐵 𝑙 𝑠
𝑡
Karena
𝑠
𝑡
sama dengan v maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi
𝜀 = −𝐵 𝑙 𝑣
B. HUKUM FARADAY
Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya arus listrik akibat adanya
perubahan fluks magnetik. Fluks magnetik adalah banyaknya garis gaya magnet yang
menembus suatu bidang.
Persamaan ggl imbas elektromagnetik dirumuskan:
𝜀𝑖𝑚𝑏𝑎𝑠 =
𝑑Φ
𝑑𝑡
Bila berupa kumparan dengan N lilitan maka GGL induksi yang timbul menjadi
𝜀𝑖𝑚𝑏𝑎𝑠 = −𝑁
𝑑Φ
𝑑𝑡
Tanda negatif menunjukkan persesuaian arah dengan hukum Lenz.
Dari sebuah percobaan yang dilakukan oleh Faraday, batang konduktor yang digerakkan
dengan kecepatan 𝑣⃗ tegak lurus arahnya pada medan magnet 𝐵⃗⃗ yang seragam. Muatan
bebas 𝑞 di dalam konduktor mengalami gaya 𝐹⃗ = 𝑞(𝑣⃗×𝐵⃗⃗) akibat bergeraknya batang
konduktor di bawah ini.
Gambar 1.3
Muatan positif mengalami gaya 𝐹 = 𝑞𝑣𝐵 dan terkumpul menuju ujung batang atas. Gerak
perpindahan muatan ini , terjadi akibat adanya elektromotif 𝐸 𝑚 =
𝐹
𝑞
= 𝑣𝐵 atau secara
vektor ditulis 𝐸⃗⃗ 𝑚 = 𝑣⃗×𝐵⃗⃗. Gaya gerak listrik imbas pada elemen 𝑑ℓ⃗⃗ dari konduktor
dirumuskan:
𝑑𝜀 = 𝐸⃗⃗ 𝑚. 𝑑ℓ⃗⃗ = 𝑣⃗×𝐵⃗⃗. 𝑑ℓ⃗⃗ = −𝐵⃗⃗. 𝑣⃗×𝑑ℓ⃗⃗
Dalam selang waktu 𝛿𝑡, elemen konduktor 𝑑ℓ⃗⃗ mengalami perpindahan sejarak 𝑣𝛿𝑡
sehingga luas daerah pada Gambar 1.2 adalah 𝑑𝑎⃗ = (𝑣⃗ 𝛿𝑡×𝑑ℓ⃗⃗), sehingga diperoleh
𝑑𝜀 = −
1
𝛿𝑡
(𝐵⃗⃗. 𝑑𝑎⃗)
Gambar 1.4
Karena ada rangkaian tertutup dalam medan magnet yang berubah-ubah, maka ggl total
yang ditimbulkan pada lingkar adalah
𝜀 = ∮ 𝑑𝜀 = −
1
𝛿𝑡
(𝐵⃗⃗. 𝑑𝑎⃗) =
𝛿Φ
𝛿𝑡
Di mana 𝜀Φ ∮ 𝐵⃗⃗. 𝑑𝑎⃗ merupakan netto fluks magnet yang melewati permukaan, terbentuk
oleh perubahan luas lingkar dalam selang waktu 𝛿𝑡
𝑣⃗ 𝛿𝑡
𝑑ℓ⃗⃗
𝑑𝑎⃗
𝐵⃗⃗
Untuk selang waku yng sangat pendek, ggl imbas ditulis 𝜀 = −
𝑑Φ
𝑑𝑡
, dimana fluks magnet
dari 𝐵⃗⃗ melewati seluruh rangkaian tertutup.
Dalam bentuk perumusan umum ggl imbas dinyatakan dengan
𝜀 = ∮ 𝐸⃗⃗. 𝑑ℓ⃗⃗ = −
𝑑Φ
𝑑𝑡
atau
𝜀 = ∫ ∇×𝐸⃗⃗.
𝑠
𝑑𝑎⃗ = −
𝑑
𝑑𝑡
∫ 𝐵⃗⃗.
𝑠
𝑑𝑎⃗ = − ∫
𝜕𝐵⃗⃗
𝜕𝑡
.
𝑠
𝑑𝑎⃗
∇×𝐸⃗⃗ = −
𝜕𝐵⃗⃗
𝜕𝑡
(bentuk persamaan diferensial faraday).
Jika 𝐵⃗⃗=konstan, maka ∫ ∇×𝐸⃗⃗.𝑠
𝑑𝑎⃗ = ∮ 𝐸⃗⃗. 𝑑⃗=0 (medan elektrotastis)
Berdasarkan hukum Biot – Savart bahwa
B = −
𝜇 𝑜
4𝜋
∫
𝑗⃗×𝑟̂𝑜
𝑟2
𝑑𝜏
Sehingga medan listrik 𝐸⃗⃗ (hukum Faraday murni) menjadi
𝐸⃗⃗ = −
1
4𝜋
∫
𝜕𝐵⃗⃗
𝜕𝑡
×𝑟̂𝑜
𝑟2
𝑑𝜏 =
𝑑
𝑑𝑡
{−
1
4𝜋
∫
𝐵⃗⃗×𝑟̂𝑜
𝑟2
𝑑𝜏}
Dengan pertolongan rumus
𝐴⃗⃗⃗⃗ =
1
4𝜋
∫
𝐵⃗⃗×𝑟̂𝑜
𝑟2
𝑑𝜏
Maka perumusannya menjadi
𝐸⃗⃗ = −
𝜕𝐴⃗⃗⃗⃗
𝜕𝑡
dan lengkapnya
𝐸⃗⃗ = −∇V = −
𝜕𝐴⃗⃗⃗⃗
𝜕𝑡
C. INDUKTANSI
Suatu komponen yang banyak digunakan dalam arus bolak-balik ialah inductor.
Kebanyakan inductor terbuat dari kawat yang dililitkan sehingga berbentuk selonoida.
Induktor dihubungkan parallel dengan kapasitor dengan membentuk suatu rangkaian
yang resonan. Kombinasi ini digunakan untuk menerima gelombang radio dan frekuensi
tertentu. Rangkaian semacam ini kita jumpai pada setiap pesawat radio ataupun pesawat
televisi
1. Induktansi Bersama
Andai kita mempunyai dua cincin atau dua kawat dan kita letakkan seperti gambar di
bawah ini.
Gambar 1.5 Dua cincin kawat. Cincin (1) dialiri arus i1 (t)
Kumparan (1) kita aliri arus i1 (t) yang berubah dengan waktu. Sebagian fluks magnet
dihasilkan i1 menembus cincin kawat (2). Misalkan fluks magnet oleh i1 yang diterima
tiap lilitan pada loop (2) adalah ɸ21. Karena i1 berubah dengan waktu, fluks ɸ21 berubah
dengan waktu pula. Menurut hukum induksi Faraday, pada kedua ujung loop (2) terjadi
gaya gerak listrik imbas
𝜀21 = −𝑁2
𝑑Φ21
𝑑𝑡
GGL imbas ini dapat diukur dengan voltmeter yang dipasang antara ujung c dan d pada
kumparan (2) seringkali kita tahu perubahan arus
𝑑𝑖1
𝑑𝑡
⁄ , dan kita ingin menyatakan
GGL imbas pada kumparan (2) oleh arus pada kumparan (1) yaitu 𝜀21 terhadap
𝑑𝑖1
𝑑𝑡
⁄ .
𝜀21 = 𝑁2
𝑑Φ21
𝑑𝑡
= 𝑁2
𝑑Φ21
𝑑𝑖1
𝑑𝑖1
𝑑𝑡
= −𝑁2
Φ21
𝑖1
𝑑𝑖1
𝑑𝑡
Karana Φ21 sebanding dengan arus i1 , maka
𝑑Φ21
𝑑𝑖1
=
Φ21
𝑖1
Kita definisikan induktansi bersama (mutual inductance) sebagai
𝑀21 = 𝑁2
Φ21
𝑖1
Sehingga hubungan diatas menjadi
𝜀21 = −𝑀21
𝑑𝑖1
𝑑𝑡
Induktansi bersama, M21 menberikan gaya gerak listrik imbas pada kumparan (2) bila
pada kumparan (1) ada arus yang berubah dengan laju
𝑑𝑖1
𝑑𝑡
.
Satuan induktansi dalam sistem satuan mks atau SI ialah henry (H). Kita dapat
mendifinisikan induktansi bersama sebagai
𝑀21 = 𝑁2
Φ21
𝑖2
,
yaitu yang memberi hubungan antara ggl imbas pada kumparan (1) karena pada
kumparan (2) arus berubah dengan laju
𝑑𝑖2
𝑑𝑡
. hubungan ini adalah
𝜀21 = −𝑀21
𝑑𝑖2
𝑑𝑡
Dapat ditunjukan bahwa secara umum induktansi bersama M12 = M21=M.
Contoh soal
Kumparan (1) dililitkan pada sebuah batang silinder berisi udara. Di bagian tengah
kumparan (1) dililitkan kumparan (2) seperti pada gambar berikut.
Gambar kumparan 1.6 (2) dililitkan pada bagian tengah kumparan (1)
Misalkan lilitan pada kumparan (1) adalah N1=20 lilitan, panjang kumparan l1=10 cm,
dan luas penampang kumparan A=3 cm2
. Kumparan (2) mempunyai lilitan sebanyak
N2 =5 lilitan.
a) Hitunglah induktansi bersama antara kumparan (1) dan (2)
b) Bila pada kumparan (1) dialiri arus i1(t)= 2 cos 100 𝑡, hitunglah beda tegangan
antara kedua ujung kumparan (2)
Jawab:
(a) Bila kumparan (2) terpusatkan pada bagian tengah kumparan (1), induktansi magnet
B1 oleh arus i1 adalah
𝐵1 = 𝜇0
𝑁1 𝑖1
𝑙1
Fluks induksi magnet yang masuk dalam kumparan (2) adalah
Φ21 = 𝐴𝐵1 = 𝜇0
𝑁1 𝑖1
𝑙1
𝐴
Induktansi bersama antara kedua kumparan adalah
𝑀12 = 𝑁2
Φ12
𝑖1
= 𝜇0
𝑁1 𝑁2 𝑖1
𝑙1
𝐴
= 4𝜋×10−7
20×5
0.1
×3×10−4
= 0.04×10−6
𝐻
= 0.04 𝜇𝐻
(b). Bila pada kumparan (1) ada arus 𝑖1 (𝑡), maka pada kumparan (2) timbul ggl.
𝑉𝑐𝑑 = 𝜀21 = −𝑀
𝑑𝑖1
𝑑𝑡
Bila 𝑖1 (𝑡) = 2 cos 100 𝑡, maka
𝑉𝑐𝑑 = −(0,04 ×10−6
)(2)(100)(− sin 100 𝑡)
= 8×10−6
sin 100 𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑡
= 8 sin 100 𝑡 𝜇𝑉
2. Induktansi Diri
Kita tinjau sebuah kumparan atau gulungan kawat terdiri dari N buah lilitan. Misalkan
pada kawat dialirkan arus i(t) yang berubah dengan waktu. Agar lebih jelas,
perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar 1.7 Kumparan dialiri arus i(t)
Karena fluks induksi magnet Φ dalam kumparan berubah dengan waktu,
𝜀′
= −𝑁
𝑑Φ
𝑑𝑡
(𝑡)
Seperti halnya induksi antara dua kumparan, seringkali kita ingin menyatakan ggl
imbas terhadap perubahan arus
𝑑𝑖
𝑑𝑡
.
Dalam hal ini persamaan 5-19 dapat kita tuliskan sebagai 𝜀′
= −𝑁
𝑑𝜑
𝑑𝑖
𝑑𝑖
𝑑𝑡
. Kita
definisikan induktansi diri sebagai
𝐿 = 𝑁
𝑑𝜑
𝑖
Dalam hal fluks 𝜑 sebanding denga i ,
𝑑𝜑
𝑑𝑖
=
𝜑
𝑖
, maka induktansi
𝐿 = 𝑁
𝜑
𝑖
Satuan untuk induktansi diri sama dengan induktansi bersama yaitu henry (H). Suatu
kumparan yang dibuat agar mempunyai harga induktansi tertentu disebut induktor.
Dalam diagram rangkaian , induktor dilukiskan dengan simbol seperti pada gambar di
bawah ini.
Gambar 1.8 Simbol induktor dalam rangkaian L adalah harga induktansi induktor
(a) (b)
Gambar 1.9 (a) rangkaian seri RL dan (b) rangkaian ekivalen
Bila kita mempunyai rangkaian seperti pada gambar (a), maka bila hambatan pada
kawat lilitan adalah r , kita dapat melukiskan rangkaian ini dengan diagram seperti
pada gambar (b). Kita dapat menggunakan hukum kirchoff untuk menentukan
persamaan arus dalam rangkaian sebagai berikut :
Dalam loop berlaku Σ 𝜀 = Σ𝑖 𝑅
𝑉𝑠 (𝑡) − 𝜀1
= 𝑖×𝑅 + 𝑖×𝑟
Dimana GGL imbas 𝜀1
= 𝐿
𝑑𝑖
𝑑𝑡
𝑉𝑠 (𝑡) = 𝐿
𝑑𝑖
𝑑𝑡
𝑖(𝑅 + 𝑟)
Contoh soal
Sebuah induktor terbuat dari kumparan kawat dengan 50 buah lilitan. Induktor berisi
udara. Bila panjang kumparan l=5 cm dan luas penampang A= 1 cm2
serta
permeabilitas vakum µ0=4π×10-10
SI
Hitunglah
a. Induktansi inductor bila kumparan kosong (berisi udara)
b. Induktansi bila kumparan diisi bahan ferit dengan permeabilitas relative Km =500
Anggaplah induktansi magnet B dalam kumparan serba sama
Jawab
a. Bila induksi magnet B dalam kumparan dapat dianggap serba sama ( penyebaran
garis induksi pada ujung kumparan diabaikan) maka
𝐵 = 𝜇0
𝑁 𝑖
𝑙
Fluks induksi magnet
Φ = 𝐵𝐴 = 𝜇0
𝑁 𝑖
𝑙
𝐴
Induktansi diri
𝐿 = 𝑁
Φ
𝑖
= 𝜇0
𝑁2
𝑙
𝐴
b. Bila kumparan diisi ferit dengan permeabilitas Km=500, maka
𝐿 = 𝐾 𝑚 𝜇0
𝑁2
𝑙
𝐴 = 𝐾 𝑚 𝐿0
Dimana L0 adalah induktansi kumparan kosong, jadi bila diisi ferit
𝐿 = 500𝐿0
= (500)(6.28)𝜇𝐻 = 3.14 𝑚𝐻
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno. 1979. Fisika Dasar: Listrik, Magnet dan Termofisika. Bandung: ITB.
Loeksmanto, Waloejo. 1993. Medan Elektromagnetik. Bandung: ITB.
Dapatkan Makalah lainnya di https://hanyasetengah.blogspot.com
MyContact:
Email | sukmawandi1994@gmail.com
Facebook | Sukmawandi Rahmat
Twitter | @Andhy_SN
Youtube | S-NOAH dan SR-Project

Contenu connexe

Tendances

Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
Hana Dango
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Utami Irawati
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
wd_amaliah
 

Tendances (20)

Laporan termokimia
Laporan termokimia Laporan termokimia
Laporan termokimia
 
Bab8 elektrokimia
Bab8 elektrokimiaBab8 elektrokimia
Bab8 elektrokimia
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
 
Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
 
Gugus Fungsi-Tatanama
Gugus Fungsi-TatanamaGugus Fungsi-Tatanama
Gugus Fungsi-Tatanama
 
Kisi kisi soal
Kisi kisi soalKisi kisi soal
Kisi kisi soal
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
Termodinamika (11) b faktor_kompresibilitas
Termodinamika (11) b faktor_kompresibilitasTermodinamika (11) b faktor_kompresibilitas
Termodinamika (11) b faktor_kompresibilitas
 
Perubahan Fasa
Perubahan FasaPerubahan Fasa
Perubahan Fasa
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)
 
Ikatan van der walls
Ikatan van der wallsIkatan van der walls
Ikatan van der walls
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
Laporan praktikum konduksi
Laporan praktikum konduksiLaporan praktikum konduksi
Laporan praktikum konduksi
 
LKPD Kimia berbasis PBL pada Materi Larutan Penyangga
LKPD Kimia berbasis PBL pada Materi Larutan PenyanggaLKPD Kimia berbasis PBL pada Materi Larutan Penyangga
LKPD Kimia berbasis PBL pada Materi Larutan Penyangga
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Kinetika kimia kelompok 4
Kinetika kimia kelompok 4Kinetika kimia kelompok 4
Kinetika kimia kelompok 4
 
PPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan KalorPPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan Kalor
 

Similaire à Induksi elektromagnetik (listrik magnet)

Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
somad79
 

Similaire à Induksi elektromagnetik (listrik magnet) (20)

induksi elektromagnetik
induksi elektromagnetikinduksi elektromagnetik
induksi elektromagnetik
 
Tugas medan elektromagnetik kel. v
Tugas medan elektromagnetik kel. vTugas medan elektromagnetik kel. v
Tugas medan elektromagnetik kel. v
 
Induktansi dan hukum faraday 1
Induktansi dan hukum faraday 1Induktansi dan hukum faraday 1
Induktansi dan hukum faraday 1
 
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptxInduksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptx
 
Resume Hukum Faraday
Resume Hukum FaradayResume Hukum Faraday
Resume Hukum Faraday
 
Fisika Induksi
Fisika InduksiFisika Induksi
Fisika Induksi
 
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASARGGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
 
1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf
1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf
1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf
 
Listrik7.
Listrik7.Listrik7.
Listrik7.
 
8. faraday
8. faraday8. faraday
8. faraday
 
Fisikaaaaaaaaa
FisikaaaaaaaaaFisikaaaaaaaaa
Fisikaaaaaaaaa
 
resume sumber-sumber medan magnet
resume sumber-sumber medan magnetresume sumber-sumber medan magnet
resume sumber-sumber medan magnet
 
Ggl induksi dan indukstansi
Ggl induksi dan indukstansiGgl induksi dan indukstansi
Ggl induksi dan indukstansi
 
Fisika induksi far a day
Fisika induksi far a dayFisika induksi far a day
Fisika induksi far a day
 
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIKPP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
 
Fsk!!
Fsk!!Fsk!!
Fsk!!
 
Gaya Magnet
Gaya MagnetGaya Magnet
Gaya Magnet
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
 
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
 
Contoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika MagnetContoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika Magnet
 

Dernier

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Dernier (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 

Induksi elektromagnetik (listrik magnet)

  • 1. LISTRIK MAGNET “INDUKSI ELEKTROMAGNETIK” DISUSUN OLEH: 1. HARJUANDI (E1Q012014) 2. LALU MULIYADI (E1Q012021) 3. PUTRI IMAN SARI (E1Q012043) 4. SUKMAWANDI RAHMAT (E1Q012060) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2014
  • 2. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK A. GAYA GERAK LISTRIK Gambar 1.1 Medan magnet homogeny dengan rapat garis gaya B, dengan arah tegak lurus masuk menuju bidang kertas. Kawat pengantar ab dapat digerakkan bebas ke kiri ataupun ke kanan. Bila pengantar ab digerakkan dengan kecepatan v, sejauh s, maka selama terjadi perpindahan ini akan terjadi perubahan jumlah garis gaya yang dilingkupi oleh rangaian abcd, sehingga akan timbul arus induksi. Arah arus listriknya dari b ke a, dapat ditunjukkan dengan hukum Lenz. Gambar 1.2 Karena arah B ke dalam atau masuk tegak lurus bidang kertas, arah v ke kanan maka muatan positif yang ada pada batang ab mendapatkaan gaya ke atas dan muatan negatif mendapatkan gaya ke bawah, sesuai dengan gaya Lorentz. Arah arus listrik sesuai dengan muatan positif, jadi arus listriknya dari b ke a. Oleh karena arus listriknya dari b ke a maka akan timbul pula gaya Lorentz F yang arahnya ke kiri, ini dapat dicari dengan aturan tangan kanan. Besar gaya Lorentz tersebut adalah: 𝐹 = 𝐵 𝑖 𝑙 Misalkan pengantar ab berpindah sejauh s dengan kecepatan v dalam selang waktu t. Maka usaha yang diperlukan untuk perpindahan itu adalah: 𝑊 = −𝐹𝑠
  • 3. F bertanda negatif karen berlawanan dengan arah gerak pengantar ab. Dalam hai ini −𝐹𝑆 yang menurut hukum kekekalan energi telah berubah menjadi energi listrik yaitu: 𝑊 = 𝑖 𝜀 𝑡 Dari hukum kekekalan energi tersebut maka: 𝑖 𝜀 𝑡 = −𝐹𝑆 𝑖 𝜀 𝑡 = −𝐵 𝑖 𝑙 𝑠 𝜀 = − 𝐵 𝑙 𝑠 𝑡 Karena 𝑠 𝑡 sama dengan v maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi 𝜀 = −𝐵 𝑙 𝑣 B. HUKUM FARADAY Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya arus listrik akibat adanya perubahan fluks magnetik. Fluks magnetik adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang. Persamaan ggl imbas elektromagnetik dirumuskan: 𝜀𝑖𝑚𝑏𝑎𝑠 = 𝑑Φ 𝑑𝑡 Bila berupa kumparan dengan N lilitan maka GGL induksi yang timbul menjadi 𝜀𝑖𝑚𝑏𝑎𝑠 = −𝑁 𝑑Φ 𝑑𝑡 Tanda negatif menunjukkan persesuaian arah dengan hukum Lenz. Dari sebuah percobaan yang dilakukan oleh Faraday, batang konduktor yang digerakkan dengan kecepatan 𝑣⃗ tegak lurus arahnya pada medan magnet 𝐵⃗⃗ yang seragam. Muatan bebas 𝑞 di dalam konduktor mengalami gaya 𝐹⃗ = 𝑞(𝑣⃗×𝐵⃗⃗) akibat bergeraknya batang konduktor di bawah ini.
  • 4. Gambar 1.3 Muatan positif mengalami gaya 𝐹 = 𝑞𝑣𝐵 dan terkumpul menuju ujung batang atas. Gerak perpindahan muatan ini , terjadi akibat adanya elektromotif 𝐸 𝑚 = 𝐹 𝑞 = 𝑣𝐵 atau secara vektor ditulis 𝐸⃗⃗ 𝑚 = 𝑣⃗×𝐵⃗⃗. Gaya gerak listrik imbas pada elemen 𝑑ℓ⃗⃗ dari konduktor dirumuskan: 𝑑𝜀 = 𝐸⃗⃗ 𝑚. 𝑑ℓ⃗⃗ = 𝑣⃗×𝐵⃗⃗. 𝑑ℓ⃗⃗ = −𝐵⃗⃗. 𝑣⃗×𝑑ℓ⃗⃗ Dalam selang waktu 𝛿𝑡, elemen konduktor 𝑑ℓ⃗⃗ mengalami perpindahan sejarak 𝑣𝛿𝑡 sehingga luas daerah pada Gambar 1.2 adalah 𝑑𝑎⃗ = (𝑣⃗ 𝛿𝑡×𝑑ℓ⃗⃗), sehingga diperoleh 𝑑𝜀 = − 1 𝛿𝑡 (𝐵⃗⃗. 𝑑𝑎⃗) Gambar 1.4 Karena ada rangkaian tertutup dalam medan magnet yang berubah-ubah, maka ggl total yang ditimbulkan pada lingkar adalah 𝜀 = ∮ 𝑑𝜀 = − 1 𝛿𝑡 (𝐵⃗⃗. 𝑑𝑎⃗) = 𝛿Φ 𝛿𝑡 Di mana 𝜀Φ ∮ 𝐵⃗⃗. 𝑑𝑎⃗ merupakan netto fluks magnet yang melewati permukaan, terbentuk oleh perubahan luas lingkar dalam selang waktu 𝛿𝑡 𝑣⃗ 𝛿𝑡 𝑑ℓ⃗⃗ 𝑑𝑎⃗ 𝐵⃗⃗
  • 5. Untuk selang waku yng sangat pendek, ggl imbas ditulis 𝜀 = − 𝑑Φ 𝑑𝑡 , dimana fluks magnet dari 𝐵⃗⃗ melewati seluruh rangkaian tertutup. Dalam bentuk perumusan umum ggl imbas dinyatakan dengan 𝜀 = ∮ 𝐸⃗⃗. 𝑑ℓ⃗⃗ = − 𝑑Φ 𝑑𝑡 atau 𝜀 = ∫ ∇×𝐸⃗⃗. 𝑠 𝑑𝑎⃗ = − 𝑑 𝑑𝑡 ∫ 𝐵⃗⃗. 𝑠 𝑑𝑎⃗ = − ∫ 𝜕𝐵⃗⃗ 𝜕𝑡 . 𝑠 𝑑𝑎⃗ ∇×𝐸⃗⃗ = − 𝜕𝐵⃗⃗ 𝜕𝑡 (bentuk persamaan diferensial faraday). Jika 𝐵⃗⃗=konstan, maka ∫ ∇×𝐸⃗⃗.𝑠 𝑑𝑎⃗ = ∮ 𝐸⃗⃗. 𝑑⃗=0 (medan elektrotastis) Berdasarkan hukum Biot – Savart bahwa B = − 𝜇 𝑜 4𝜋 ∫ 𝑗⃗×𝑟̂𝑜 𝑟2 𝑑𝜏 Sehingga medan listrik 𝐸⃗⃗ (hukum Faraday murni) menjadi 𝐸⃗⃗ = − 1 4𝜋 ∫ 𝜕𝐵⃗⃗ 𝜕𝑡 ×𝑟̂𝑜 𝑟2 𝑑𝜏 = 𝑑 𝑑𝑡 {− 1 4𝜋 ∫ 𝐵⃗⃗×𝑟̂𝑜 𝑟2 𝑑𝜏} Dengan pertolongan rumus 𝐴⃗⃗⃗⃗ = 1 4𝜋 ∫ 𝐵⃗⃗×𝑟̂𝑜 𝑟2 𝑑𝜏 Maka perumusannya menjadi 𝐸⃗⃗ = − 𝜕𝐴⃗⃗⃗⃗ 𝜕𝑡 dan lengkapnya 𝐸⃗⃗ = −∇V = − 𝜕𝐴⃗⃗⃗⃗ 𝜕𝑡
  • 6. C. INDUKTANSI Suatu komponen yang banyak digunakan dalam arus bolak-balik ialah inductor. Kebanyakan inductor terbuat dari kawat yang dililitkan sehingga berbentuk selonoida. Induktor dihubungkan parallel dengan kapasitor dengan membentuk suatu rangkaian yang resonan. Kombinasi ini digunakan untuk menerima gelombang radio dan frekuensi tertentu. Rangkaian semacam ini kita jumpai pada setiap pesawat radio ataupun pesawat televisi 1. Induktansi Bersama Andai kita mempunyai dua cincin atau dua kawat dan kita letakkan seperti gambar di bawah ini. Gambar 1.5 Dua cincin kawat. Cincin (1) dialiri arus i1 (t) Kumparan (1) kita aliri arus i1 (t) yang berubah dengan waktu. Sebagian fluks magnet dihasilkan i1 menembus cincin kawat (2). Misalkan fluks magnet oleh i1 yang diterima tiap lilitan pada loop (2) adalah ɸ21. Karena i1 berubah dengan waktu, fluks ɸ21 berubah dengan waktu pula. Menurut hukum induksi Faraday, pada kedua ujung loop (2) terjadi gaya gerak listrik imbas 𝜀21 = −𝑁2 𝑑Φ21 𝑑𝑡 GGL imbas ini dapat diukur dengan voltmeter yang dipasang antara ujung c dan d pada kumparan (2) seringkali kita tahu perubahan arus 𝑑𝑖1 𝑑𝑡 ⁄ , dan kita ingin menyatakan GGL imbas pada kumparan (2) oleh arus pada kumparan (1) yaitu 𝜀21 terhadap 𝑑𝑖1 𝑑𝑡 ⁄ . 𝜀21 = 𝑁2 𝑑Φ21 𝑑𝑡 = 𝑁2 𝑑Φ21 𝑑𝑖1 𝑑𝑖1 𝑑𝑡 = −𝑁2 Φ21 𝑖1 𝑑𝑖1 𝑑𝑡 Karana Φ21 sebanding dengan arus i1 , maka
  • 7. 𝑑Φ21 𝑑𝑖1 = Φ21 𝑖1 Kita definisikan induktansi bersama (mutual inductance) sebagai 𝑀21 = 𝑁2 Φ21 𝑖1 Sehingga hubungan diatas menjadi 𝜀21 = −𝑀21 𝑑𝑖1 𝑑𝑡 Induktansi bersama, M21 menberikan gaya gerak listrik imbas pada kumparan (2) bila pada kumparan (1) ada arus yang berubah dengan laju 𝑑𝑖1 𝑑𝑡 . Satuan induktansi dalam sistem satuan mks atau SI ialah henry (H). Kita dapat mendifinisikan induktansi bersama sebagai 𝑀21 = 𝑁2 Φ21 𝑖2 , yaitu yang memberi hubungan antara ggl imbas pada kumparan (1) karena pada kumparan (2) arus berubah dengan laju 𝑑𝑖2 𝑑𝑡 . hubungan ini adalah 𝜀21 = −𝑀21 𝑑𝑖2 𝑑𝑡 Dapat ditunjukan bahwa secara umum induktansi bersama M12 = M21=M. Contoh soal Kumparan (1) dililitkan pada sebuah batang silinder berisi udara. Di bagian tengah kumparan (1) dililitkan kumparan (2) seperti pada gambar berikut. Gambar kumparan 1.6 (2) dililitkan pada bagian tengah kumparan (1)
  • 8. Misalkan lilitan pada kumparan (1) adalah N1=20 lilitan, panjang kumparan l1=10 cm, dan luas penampang kumparan A=3 cm2 . Kumparan (2) mempunyai lilitan sebanyak N2 =5 lilitan. a) Hitunglah induktansi bersama antara kumparan (1) dan (2) b) Bila pada kumparan (1) dialiri arus i1(t)= 2 cos 100 𝑡, hitunglah beda tegangan antara kedua ujung kumparan (2) Jawab: (a) Bila kumparan (2) terpusatkan pada bagian tengah kumparan (1), induktansi magnet B1 oleh arus i1 adalah 𝐵1 = 𝜇0 𝑁1 𝑖1 𝑙1 Fluks induksi magnet yang masuk dalam kumparan (2) adalah Φ21 = 𝐴𝐵1 = 𝜇0 𝑁1 𝑖1 𝑙1 𝐴 Induktansi bersama antara kedua kumparan adalah 𝑀12 = 𝑁2 Φ12 𝑖1 = 𝜇0 𝑁1 𝑁2 𝑖1 𝑙1 𝐴 = 4𝜋×10−7 20×5 0.1 ×3×10−4 = 0.04×10−6 𝐻 = 0.04 𝜇𝐻 (b). Bila pada kumparan (1) ada arus 𝑖1 (𝑡), maka pada kumparan (2) timbul ggl. 𝑉𝑐𝑑 = 𝜀21 = −𝑀 𝑑𝑖1 𝑑𝑡 Bila 𝑖1 (𝑡) = 2 cos 100 𝑡, maka 𝑉𝑐𝑑 = −(0,04 ×10−6 )(2)(100)(− sin 100 𝑡) = 8×10−6 sin 100 𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑡 = 8 sin 100 𝑡 𝜇𝑉
  • 9. 2. Induktansi Diri Kita tinjau sebuah kumparan atau gulungan kawat terdiri dari N buah lilitan. Misalkan pada kawat dialirkan arus i(t) yang berubah dengan waktu. Agar lebih jelas, perhatikan gambar di bawah ini. Gambar 1.7 Kumparan dialiri arus i(t) Karena fluks induksi magnet Φ dalam kumparan berubah dengan waktu, 𝜀′ = −𝑁 𝑑Φ 𝑑𝑡 (𝑡) Seperti halnya induksi antara dua kumparan, seringkali kita ingin menyatakan ggl imbas terhadap perubahan arus 𝑑𝑖 𝑑𝑡 . Dalam hal ini persamaan 5-19 dapat kita tuliskan sebagai 𝜀′ = −𝑁 𝑑𝜑 𝑑𝑖 𝑑𝑖 𝑑𝑡 . Kita definisikan induktansi diri sebagai 𝐿 = 𝑁 𝑑𝜑 𝑖 Dalam hal fluks 𝜑 sebanding denga i , 𝑑𝜑 𝑑𝑖 = 𝜑 𝑖 , maka induktansi 𝐿 = 𝑁 𝜑 𝑖 Satuan untuk induktansi diri sama dengan induktansi bersama yaitu henry (H). Suatu kumparan yang dibuat agar mempunyai harga induktansi tertentu disebut induktor. Dalam diagram rangkaian , induktor dilukiskan dengan simbol seperti pada gambar di bawah ini.
  • 10. Gambar 1.8 Simbol induktor dalam rangkaian L adalah harga induktansi induktor (a) (b) Gambar 1.9 (a) rangkaian seri RL dan (b) rangkaian ekivalen Bila kita mempunyai rangkaian seperti pada gambar (a), maka bila hambatan pada kawat lilitan adalah r , kita dapat melukiskan rangkaian ini dengan diagram seperti pada gambar (b). Kita dapat menggunakan hukum kirchoff untuk menentukan persamaan arus dalam rangkaian sebagai berikut : Dalam loop berlaku Σ 𝜀 = Σ𝑖 𝑅 𝑉𝑠 (𝑡) − 𝜀1 = 𝑖×𝑅 + 𝑖×𝑟 Dimana GGL imbas 𝜀1 = 𝐿 𝑑𝑖 𝑑𝑡 𝑉𝑠 (𝑡) = 𝐿 𝑑𝑖 𝑑𝑡 𝑖(𝑅 + 𝑟) Contoh soal Sebuah induktor terbuat dari kumparan kawat dengan 50 buah lilitan. Induktor berisi udara. Bila panjang kumparan l=5 cm dan luas penampang A= 1 cm2 serta permeabilitas vakum µ0=4π×10-10 SI Hitunglah a. Induktansi inductor bila kumparan kosong (berisi udara) b. Induktansi bila kumparan diisi bahan ferit dengan permeabilitas relative Km =500 Anggaplah induktansi magnet B dalam kumparan serba sama
  • 11. Jawab a. Bila induksi magnet B dalam kumparan dapat dianggap serba sama ( penyebaran garis induksi pada ujung kumparan diabaikan) maka 𝐵 = 𝜇0 𝑁 𝑖 𝑙 Fluks induksi magnet Φ = 𝐵𝐴 = 𝜇0 𝑁 𝑖 𝑙 𝐴 Induktansi diri 𝐿 = 𝑁 Φ 𝑖 = 𝜇0 𝑁2 𝑙 𝐴 b. Bila kumparan diisi ferit dengan permeabilitas Km=500, maka 𝐿 = 𝐾 𝑚 𝜇0 𝑁2 𝑙 𝐴 = 𝐾 𝑚 𝐿0 Dimana L0 adalah induktansi kumparan kosong, jadi bila diisi ferit 𝐿 = 500𝐿0 = (500)(6.28)𝜇𝐻 = 3.14 𝑚𝐻
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Sutrisno. 1979. Fisika Dasar: Listrik, Magnet dan Termofisika. Bandung: ITB. Loeksmanto, Waloejo. 1993. Medan Elektromagnetik. Bandung: ITB.
  • 13. Dapatkan Makalah lainnya di https://hanyasetengah.blogspot.com MyContact: Email | sukmawandi1994@gmail.com Facebook | Sukmawandi Rahmat Twitter | @Andhy_SN Youtube | S-NOAH dan SR-Project