SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  29
PENGANTAR
FARMAKOGNOSI
Surya Amal
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DARUSSLAM GONTOR - INDONESIA
Surya Amal
FARMAKOGNOSI (PHARMACOGNOSY)
 Istilah farmakognosi (pharmacognosy) berasal dari bahasa
latin, Pharmacon : Bahan obat yang berasal dari tumbuhan,
hewan dan mineral dan Gnosis : Ilmu.
 Farmakognosi adalah ilmu biogenik atau obat dan racun yang
berasal dari alam.
 Hal ini berhubungan dengan semua tumbuhan obat,
termasuk tumbuhan yang menghasilkan campuran kompleks,
yang digunakan dalam bentuk herba kasar atau ekstrak
(fitoterapi), senyawa-senyawa murni seperti morfin, dan
makanan yang mempunyai manfaat tambahan bagi
kesehatan (nutraseutika).
Michael Heinririch, et al. 2010
Surya Amal
FARMAKOGNOSI (PHARMACOGNOSY)
• “Pharmacognosy is a multidisciplinary subject which
comprises parts of botany, organic chemistry, biochemistry,
and pharmacology” (Samuelsson, 1999).
• The subject of pharmacognosy deals with natural products
used as or for the production and discovery of drugs”
(Samuelsson, 1999).
• A natural product can be entire organism such as a plant, an
animal or a microorganism, which has not been subjected to
any treatment except, perhaps, to a simple process of
preservation such as drying
Surya Amal
Istilah-istilah yang terkait
Fitofarmaka (= Fitoterapi) adalah sediaan obat yang telah dibuktikan
keamanannya dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau
sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku.
Zoofarmaka adalah sama dengan fitofarmaka tetapi bahan dasarnya
berasal dari hewan.
Homoeopati adalah sistem pengobatan dengan menggunakan bahan obat
dalam bentuk pengenceran yang besar, jadi kadar bahan obat sangat
kecil.
Aromaterapi adalah pengobatan atau pemeliharaan kesehatan dengan
menggunakan minyak atsiri. Hal ini sangat erat hubungannya dengan
Spa (Sano par aqua), yaitu pemeliharaan kesehatan atau kebugaran
dengan air atau minyak atsiri.
Sediaan galenik adalah bentuk penyarian tumbuhan atau bagiannya yang
berupa ekstrak (infusa, ekstrak, tingtur).
 Etnobotani adalah ilmu yang mengkaji tentang tanaman yang
terkait dengan kehidupan suku bangsa tertentu untuk
digunakan utamanya untuk pengobatan dan pemeliharaan
kesehatan atau keperluan lain. Ilmu ini sangat berguna untuk
mempelajari tanaman tertentu guna dikembangkan menjadi
komoditi bagi manusia.
 Etnofarmakologi adalah eksplorasi ilmiah antar disiplin tentang
senyawa aktif secara biologis yang digunakan secara tradisional
atau diteliti oleh manusia. (bruhn & Holmstredt [98] : 405-406)
 Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kandungan
kimia dalam tumbuhan atau bagiannya.
Istilah-istilah yang terkait
Surya Amal
Surya Amal
Bahan alam , atau senyawa yang diisolasi dari alam
Bahan alam merupakan zat kimia yang sering digunakan dalam
bentuk obat berizin. Senyawa-senyawa ini terkadang diproduksi
secara sintesis, yang pada awalnya ditemukan dari obat-obat
tanaman dan dikenal sebagai “senyawa identik alami”. Contoh :
Morfin, dari poppy opium (Papaver somniferum) digunakan sebagai
analgetik
Digoxin dan glikosida digitalis lain, dari foxglove (Digitalis spp),
digunakan untuk mengobati gagal jantung.
Taksol, dari pohon cemara Pasifik (Taxus brevilovia), digunakan sebagai
pengobatan antikanker.
Kuinin dari kulit batang Cinchona (Cincona spp.) digunakan dalam
pengobatan malaria.
Kafein dari semak kopi (Coffea arabica), digunakan sebagai stimulan.
Surya Amal
Nutraseutika atau “makanan fungsional”
Banyak makanan diketahui memiliki efek manfaat terhadap
kesehatan . Contoh :
Bawang putih, jahe, kunyit, serta berbagai rempah-rempah
lainya.
Tumbuhan yang mengandung antosianin atau flavonoid seperti
bermacam bilberry, kakao dan anggur merah.
Tumbuhan yang mengangdung keratonoid, seperti tomat,
wortel, dan sayur-sayuran lainnya.
Surya Amal
SIMPLISIA (Obat Gubal) = Crude drugs
Crude drug is used for those natural products
such as plant or parts of plants, extracts, and
exudates which are not pure compounds.
Surya Amal
Crude drug = simplisia / obat gubal.
Simplisia (p)/ simpleks (s): bahan obat alam yang masih berada dalam
wujud asli (belum diubah bentuknya), dan kecuali dinyatakan lain berupa
bahan yang sudah dikeringkan.
Obat gubal : obat nabati / hewani yang terdiri dari bahan2 alami tanpa
mengalami proses lain, kecuali sekedar pengumpulan & pengeringan.
Eksudat : isi sel yang keluar dari tanaman secara spontan/ sengaja
dikeluarkan, yang berupa zat/ bahan nabati yang dipisahkan (diisolasi)
dari tanaman dengan cara tertentu.
• minyak atsiri (Aetheroleum: essential oil, volatile oil).
• minyak lemak (Oleum: oil, fixed oil)
• tar (Pyroleum)
• resin (Resina)
• balsam (Balsamum)
Surya Amal
TATANAMA (NOMENCLATUR)
Radix : akar (root)
• Sering tidak sama dengan konsep botani. Namanya Radix ternyata
merupakan rhizomes (akar tinggal).
Rhizoma : akar tinggal (rhizome)
• Batang di dalam tanah, biasanya mempunyai akar lateral.
Tuber :
• Bagian di dalam tanah yang mengandung nutrisi, yang secara botani
merupakan akar/rhizoma. Tuber adalah bagian tumbuhan yang
menebal, utamanya terdiri dari parenkim tempat penyimpanan
makanan (biasanya pati amilum) dan sedikit bagian yang berkayu.
Bulbus : onion , umbi lapis
• Secara botani umbi lapis adalah batang, yang diselimuti dengan daun
bernutrisi yang biasanya hanya sedikit mengandung klorofil.
Nama yang menunjukkan bagian tanaman :
Surya Amal
Lignum : wood, kayu
•Secara botani adalah bagian xilem yang berkayu. Namun sering keliru, misalnya
Quassiae Iignum juga mengandung kulit batang yang tebal, walaupun hanya sebagian
kecil.
Cortex : bark, kulit kayu
•Berupa seluruh jaringan di luar kambium. Dapat berasal dan akar, batang, dan cabang.
Folium : leaf, daun
•Terdiri dari daun tengah pada tumbuhan.
Flos : flower, bunga
•Bunga yang terdiri dari bunga tunggal atau seluruh karangan bunga.
Fruktus : fruit, buah
•Buah yang berupa buah yang belum masak, sudah tua belum masak, sudah masak.
Pericarpium : fruit peel, kulit buah
Semen : seed, biji terdiri dan seluruh biji atau biji tanpa kulit.
Surya Amal
Herba : herb
• Bagian tumbuhan di atas tanah (aerial parts) terdiri dari batang, daun, bunga, dan buah.
Aetheroleum : essensial oil, volatile oil
• Minyak atsiri (minyak menguap, minyak terbang) adalah produk yang berasal dari tumbuhan
atau bagiannya yang berbau khas yang terdiri banyak komponen yang komplek dan bersifat
menguap.
Oleum : oil, minyak lemak (fixed oil)
• Minyak lemak (fixed oil) yang berasal dari tumbuhan yang dipisahkan dengan pengepresan.
Pyroleum : tar
• Dibuat dengan destilasi kering bahan tumbuhan.
Resina : resin
• Yaitu produk dan sekret tumbuhan tertentu atau hasil destilasi balsam, yaitu residu
penyulingan balsam.
Balsamun : balsam
• Larutan resin dalam minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan tertentu.
Surya Amal
TATANAMA (NOMENCLATUR) ….. (lanjutan)
 Nama tumbuhan/tanaman obat sering dalam
bahasa latin. Nama Latin biasanya kata pertama
menunjukkan marga (genus) dan kata kedua
mununjukkan jenis (species) tumbuhan/
tanaman.
 Nama obat gubal (simplisia) terdiri dari nama
marga dan atau jenis atau petunjuk lain dari
Tanaman Asal, diikuti bagian tanaman yang
dipergunakan, contoh Digitalis folium (daun
digitalis)
 Kecuali beberapa simplisia hanya dinamai
dengan satu kata, misalnya Opium, Gallae, Aloe.
Surya Amal
Contoh nama obat gubal (simplisia)
Nama latin :Orthosiphonis stamineus
Bagian yang digunakan: Daun
Latin Simplisia: Orthosiphonis Folium
Indonesia: Daun Kumis kucing
Surya Amal
Contoh nama obat gubal (simplisia)
Nama latin : Curcuma xanthorrhiza
Bagian yang digunakan: Rimpang
Latin Simplisia: Curcumae Rhizoma
Indonesia: Rimpang Temulawak
Nama latin : Areca catecu
Bagian yang digunakan: biji
Latin Simplisia: Arecae semen
Indonesia: biji pinang
Surya Amal
Contoh nama obat gubal (simplisia)
Nama latin : Caesalpinia sappan
Bagian yang digunakan: Kayu
Latin Simplisia: Sappan lignum
Indonesia: Kayu secang
Nama latin : Chinchona succirubra
Bagian yang digunakan: kulit
Latin Simplisia: Chinae Cortex
Indonesia: Kulit kina
Surya Amal
PENYIAPAN SIMPLISIA
(a)
• Bahan baku simplisia.
(b)
• Proses pembuatan simplisia.
(c)
• Cara pengepakan/pengemasan dan
penyiapan simplisia.
Surya Amal
Bahan Baku Simplisia
 Dalam pembuatan simplisia, kualitas bahan baku
simplisia merupakan faktor yang penting yang
perlu diperhatikan.
 Sumber bahan baku dapat berupa tumbuhan,
hewan, maupun mineral.
 Berdasarkan kenyataan bahwa simplisia nabati
merupakan komponen utama dalam produk obat
tradisional.
 Simplisia nabati yang ideal dapat ditinjau dari asal
tumbuhan tersebut. Tumbuhan tersebut dapat
berasal dari TANAMAN BUDIDAYA maupun
TUMBUHAN LIAR.
Surya Amal
Taxus
brevifolia
• Tumbuhan Liar
• Tumbuh sendiri di hutan/ tempat lain, sengaja ditanam untuk tujuan
lain (tanaman hias, tanaman pagar)
• Mutu simplisia tidak tetap, sebab:
• Umur tumbuhan/ bagian tumbuhan yang dipanen tidak tepat &
berbeda.
• Umur  kadar senyawa aktif  mutu simplisia
• Jenis (spesies) tumbuhan yang dipanen kurang diperhatikan 
simplisianya tidak sama
• Genus sama  morfologi mirip  jangan sampai keliru !
• Lingkungan tempat tumbuh berbeda (ketinggian, kondisi tanah,
cuaca)  perbedaan kadar senyawa aktif.
C.
xanthorrhiza
• Tanaman Budidaya
• sengaja ditanam untuk tujuan produksi simplisia, berupa:
perkebunan, TOGA (Tanaman Obat keluarGA), lahan tumpang sari.
• Ideal sebagai sumber bahan baku OT  mutu seragam & bisa
ditingkatkan:
• memilih bibit unggul
• menerapkan GAP (Good Agricultural Practices)/ teknologi tepat
guna dalam pegolahan tanah, pemeliharaan, pemupukan, dan
perlindungan tanaman (gabungan budidaya & pemuliaan
tanaman).
Surya Amal
Waktu Pemanenan
Waktu pemanenan yang tepat akan menghasilkan simplisia yang
mengandung bahan berkhasiat yang optimal. Kandungan kimia dalam
tumbuhan tidak sama sepanjang waktu.
Biji
• Biji (semen), dipanen saat buah sudah tua atau buah
mengering, misalnya biji kedawung.
Buah
• Buah (fructus), dikumpulkan pada saat buah sudah masak
atau sudah tua tetapi belum masak, misalnya lada. Buah
lada kalau dipanen saat buah sudah tua tetapi belum masak
akan dihasilkan lada hitan (Piperis nigri Fructus); tatapi
kalau sudah masak akan dihasilkan lada putih (Piperis albi
Fructus)
Daun
• Daun (folia), dikumpulkan pada saat tumbuhan menjelang
berbunga atau sedang berbunga tetapi belum berbuah.
Surya Amal
Waktu Pemanenan ……… (lanjutan)
Bunga
• Bunga (flos) dipanen pada saat masih kuncup (misalnya
cengkeh atau melati) atau tepat mekar (misalnya bungan
mawar, bungan srigading).
Kulit
Batang
• Kulit Batang (cortex), diambil dari tanaman atau tumbuhan
yang telah tua atau umur yang tepat, sebaiknya pada musim
kemarau sehingga kulit kayu mudah dikelupas.
Umbi
Lapis
• Umbi Lapis (bulbus), dipanen pada waktu umbi mencapai
besar optimum, yaitu pada waktu bagian tanaman sudah mulai
mengering (misalnya bawang putih dan bawang merah)
Rimpang
• Rimpang atau “empon-empon” (rhizoma), dipanen pada waktu
pertumbuhan maksimal dan bagian di atas tanah sudah mulai
mengering, yaitu pada permulaan musim kemarau.
Surya Amal
Proses Pembuatan Simplisia
• Pemisahan dan pembuangan bahan organik asing atau
tumbuhan atau tumbuhan lain yang terikut.
• Bahan baku simplisia juga harus bersih, artinya tidak boleh
tercampur dengan tanah, kerikil, atau pengotor lainnya
(misalnya serangga atau bagiannya.
Sortasi
basah
• Pencucian seyogyanya tidak menggunakan air
sungai, tapi gunakan air dari mata air, sumur, atau
air ledeng (PAM).
• Setelah dicuci ditiriskan agar kelebihan air mengalir.
Pen-
cucian
• Banyak simplisia yang memerlukan perajangan dengan
“manual” atau dengan mesin perajang agar proses
pengeringan berlangsung lebih cepat.
• Alat perajang atau pisau yang digunakan “stainless steel”
atau baja nirkarat.
Pe-
rajangan
Surya Amal
Proses Pembuatan Simplisia ………….. (lanjutan)
• Pengeringan merupakan proses pengawetan simplisia
sehingga tahan lama dalam penyimpanan, serta
menghindari terurainya kandungan kimia karena
pengaruh enzim.
• Menurut persyaratan obat tradisonal pengeringan
dilakukan sampai kadar air tidak lebih dari 10 %.
Pe-
ngering
an
• Simplisia yang telah dikeringkan tersebut masih
sekali lagi dilakukan sortasi untuk memisahkan
kotoran, bahan organik asing, dan simplisia yang
rusak sebagai akibat proses sebelumnya.
Sortasi
kering
Surya Amal
Cara pengepakan/pengemasan dan penyimpanan simplisia.
 Mencegah kontaminasi & menjaga kestabilan tingkat kekeringan bahan
dengan bahan pengepak yang sesuai.
 Bahan pengepak yang baik adalah karung goni atau karung plastik,
pengepak lainnya digunakan menurut keperluanya.
 Pengepak yang dibuat dari aluminium atau kaleng dan seng mudah
melapuk, sehingga perlu dilapisi dengan plastik atau yangsejenis dengan
itu.
 Penyimpanan harus teratur, rapi, untuk mencegah resiko tercemar atau
saling mencemari satu sama lain, serta untuk memudahkan
pengambilan, pemeriksaan dan pemeliharaannya.
 Tempat atau gudang penyimpanan harus memenuhi syarat antara lain
harus bersih, tertutup, sirkulasi udara baik, tidak lembab, penerangan
cukup bila diperlukan, sinar matahari tidak boleh leluasa masuk ke
dalam gudang.
 PRINSIP: FIFO (first in-first out). Simplisia sejenis  catat tanggal
penyimpanan.
Surya Amal
Pemeriksaan Mutu (Quality Control)
Tahapan Parameter QC
Sortasi Mikroskopis & makroskopis
% bahan organik asing
Pencucian Angka cemaran mikroba &
pestisida
Perajangan Keseragaman bentuk & ukuran
Mudah dikeringkan & dikemas
Pengeringan Kadar air
Stabilitas kandungan kimia
Pengemasan Angka cemaran mikroba
Kadar air/ Susut pengeringan
Laboratorium pemeriksaan mutu simplisia atau obat tradisional
(GLP) yang terakreditasi
PULVERISASI
DEFINISI :
Fragmentasi serbuk / simplisia secara mekanik yang mengubah
solid (zat padat) menjadi partikel dengan ukuran yang lebih
kecil.
TUJUAN :
Untuk mendapatkan simplisia dengan derajat kehalusan tertentu.
Masing-masing simplisia perlu ditetapkan derajat halus yang
paling tepat untuk memperoleh hasil penyarian yang baik.
Contoh:
- Kulit kayu manis (18/24)
- Biji kola (24/34)
- Herba timi (34/40)
MAKSUD :
1. Menaikkan kecepatan dan efektifitas ekstraksi simplisia.
2. Menaikkan efek terapi obat.
3. Mempercepat waktu pengeringan.
PULVERISASI …… (lanjutan)
Semakin kecil partikel - luas permukaan semakin besar  kontak
dengan penyari lebih baik  difusi zat aktif ke penyari lebih baik 
penyarian lebih efektif (penting dalam industri obat herbal).
Makin halus makin luas kontak – efektif, namun pada proses filtrasi
dapat menyumbat.
Serbuk simplisia yang terlalu halus  banyak sel yang pecah
Pulverisasi – interaksi dengan logam  timbul panas  dapat
mempengaruhi kandungan kimia.
Farmakope Indonesia : derajat kehalusan dinyatakan dengan nomor
pengayak (nomor menunjukkan jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung
searah dengan panjang kawat).
 satu nomor  semua serbuk dapat melalui pengayak dengan
nomor tersebut. (misalnya no. 85).
 dua nomor  semua serbuk dapat melalui pengayak dengan
nomor terendah dan tdk lebih dari 40% melalui pengayak dengan
nomor tertinggi (misalnya no. 44/85).
PULVERISASI …………… (Peralatan)
FOOD GRINDER MACHINE
ALU & LUMPANG
MORTAR &
STAMPER
BLENDER
AYAKAN
S E K I A N

Contenu connexe

Tendances

Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanYulinda Kartika
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliKezia Hani Novita
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanMina Audina
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderAprizal Tsumaruto
 
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuberBulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuberSri Ariesty
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaWulung Gono
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonAndriana Andriana
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilAbulkhair Abdullah
 

Tendances (20)

Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
Farmakognosi
FarmakognosiFarmakognosi
Farmakognosi
 
persentase
persentase persentase
persentase
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuberBulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Farmakognosi
FarmakognosiFarmakognosi
Farmakognosi
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Salep
SalepSalep
Salep
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
 

En vedette (20)

Farmakognosi rimpang kunyit
Farmakognosi rimpang kunyitFarmakognosi rimpang kunyit
Farmakognosi rimpang kunyit
 
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignumBulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
 
Obat asli indonesia pdf
Obat asli indonesia pdfObat asli indonesia pdf
Obat asli indonesia pdf
 
Makalah farmakognosi minyak atsiri
Makalah farmakognosi minyak atsiriMakalah farmakognosi minyak atsiri
Makalah farmakognosi minyak atsiri
 
Rhizoma pptx
Rhizoma pptxRhizoma pptx
Rhizoma pptx
 
Macam macam hormon tumbuhan
Macam macam hormon tumbuhanMacam macam hormon tumbuhan
Macam macam hormon tumbuhan
 
hormon gas etilen,asam absisat, asam traumalin
hormon gas etilen,asam absisat, asam traumalinhormon gas etilen,asam absisat, asam traumalin
hormon gas etilen,asam absisat, asam traumalin
 
Doc5
Doc5Doc5
Doc5
 
Tahapan simplisia
Tahapan simplisiaTahapan simplisia
Tahapan simplisia
 
Kina
KinaKina
Kina
 
Simulasi Laporan praktikum botani
Simulasi Laporan praktikum botaniSimulasi Laporan praktikum botani
Simulasi Laporan praktikum botani
 
Struktur Tumbuhan
Struktur TumbuhanStruktur Tumbuhan
Struktur Tumbuhan
 
Hormon auksin
Hormon auksinHormon auksin
Hormon auksin
 
Farmakognosi
FarmakognosiFarmakognosi
Farmakognosi
 
karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)
karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)
karya tulis ilmiah krim daun ketepeng (Cassiae Folium)
 
Atlas Tumbuhan Obat Indonesia jilid 2
Atlas Tumbuhan Obat Indonesia jilid 2Atlas Tumbuhan Obat Indonesia jilid 2
Atlas Tumbuhan Obat Indonesia jilid 2
 
Tomat
TomatTomat
Tomat
 
Farmakognosi x ia
Farmakognosi x iaFarmakognosi x ia
Farmakognosi x ia
 
Farmakognosi Rhizoma
Farmakognosi RhizomaFarmakognosi Rhizoma
Farmakognosi Rhizoma
 
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, SulfurPembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
 

Similaire à Farmasi

Presentation farmakognosi
Presentation farmakognosiPresentation farmakognosi
Presentation farmakognositabranitebhe
 
PENDAHULUAN FARMAKOGNOSI x.pptx
PENDAHULUAN FARMAKOGNOSI x.pptxPENDAHULUAN FARMAKOGNOSI x.pptx
PENDAHULUAN FARMAKOGNOSI x.pptxdyana55
 
(Farmakognosi Part 1) pendahuluan_2021_revisi.pptx
(Farmakognosi Part 1) pendahuluan_2021_revisi.pptx(Farmakognosi Part 1) pendahuluan_2021_revisi.pptx
(Farmakognosi Part 1) pendahuluan_2021_revisi.pptxVhina5
 
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptxAnisyachAni1
 
pendahuluan farmakognosi (1).ppt
pendahuluan farmakognosi (1).pptpendahuluan farmakognosi (1).ppt
pendahuluan farmakognosi (1).pptPaulaEstikaWugaGani
 
12767298.ppt
12767298.ppt12767298.ppt
12767298.pptWildaAyu5
 
2. Nomenklatur tumbuhan obat & simplisia.pptx
2. Nomenklatur tumbuhan obat & simplisia.pptx2. Nomenklatur tumbuhan obat & simplisia.pptx
2. Nomenklatur tumbuhan obat & simplisia.pptxAnisyachAni1
 
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatFarmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatIbanevBlo
 
Aspek farmakologi obat tradisional nnn
Aspek farmakologi obat tradisional nnnAspek farmakologi obat tradisional nnn
Aspek farmakologi obat tradisional nnnAdi Nurmesa
 
PERTEMUAN II SIMPLISIA.ppt
PERTEMUAN II  SIMPLISIA.pptPERTEMUAN II  SIMPLISIA.ppt
PERTEMUAN II SIMPLISIA.pptyulis adriana
 
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Haniatur Rohmah
 
Materi farmakognosi sem genap
Materi farmakognosi sem genapMateri farmakognosi sem genap
Materi farmakognosi sem genapapotek agam farma
 
kuliah-1_bu-cyccu.ppt
kuliah-1_bu-cyccu.pptkuliah-1_bu-cyccu.ppt
kuliah-1_bu-cyccu.pptGassPoll1
 
Soal farmakognisi kelas x farmasi
Soal farmakognisi kelas x farmasiSoal farmakognisi kelas x farmasi
Soal farmakognisi kelas x farmasiapotek agam farma
 
Soal ujian pelajaran farmakognisi kelas x farmasi
Soal ujian pelajaran farmakognisi kelas x farmasiSoal ujian pelajaran farmakognisi kelas x farmasi
Soal ujian pelajaran farmakognisi kelas x farmasiapotek agam farma
 
Kapsel Obat Bahan Alam.pptx
Kapsel Obat Bahan Alam.pptxKapsel Obat Bahan Alam.pptx
Kapsel Obat Bahan Alam.pptxrismaulyanis
 
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....DesiRis1
 

Similaire à Farmasi (20)

Presentation farmakognosi
Presentation farmakognosiPresentation farmakognosi
Presentation farmakognosi
 
PENDAHULUAN FARMAKOGNOSI x.pptx
PENDAHULUAN FARMAKOGNOSI x.pptxPENDAHULUAN FARMAKOGNOSI x.pptx
PENDAHULUAN FARMAKOGNOSI x.pptx
 
(Farmakognosi Part 1) pendahuluan_2021_revisi.pptx
(Farmakognosi Part 1) pendahuluan_2021_revisi.pptx(Farmakognosi Part 1) pendahuluan_2021_revisi.pptx
(Farmakognosi Part 1) pendahuluan_2021_revisi.pptx
 
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
1. PENDAHULUAN farmakognosianalitik.pptx
 
pendahuluan farmakognosi (1).ppt
pendahuluan farmakognosi (1).pptpendahuluan farmakognosi (1).ppt
pendahuluan farmakognosi (1).ppt
 
12767298.ppt
12767298.ppt12767298.ppt
12767298.ppt
 
2. Nomenklatur tumbuhan obat & simplisia.pptx
2. Nomenklatur tumbuhan obat & simplisia.pptx2. Nomenklatur tumbuhan obat & simplisia.pptx
2. Nomenklatur tumbuhan obat & simplisia.pptx
 
Tanaman Berkhasiat Obat
Tanaman Berkhasiat ObatTanaman Berkhasiat Obat
Tanaman Berkhasiat Obat
 
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obatFarmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
Farmakognosi pertemuan ke 2 tentang macam -macam tanaman obat
 
Aspek farmakologi obat tradisional nnn
Aspek farmakologi obat tradisional nnnAspek farmakologi obat tradisional nnn
Aspek farmakologi obat tradisional nnn
 
PERTEMUAN II SIMPLISIA.ppt
PERTEMUAN II  SIMPLISIA.pptPERTEMUAN II  SIMPLISIA.ppt
PERTEMUAN II SIMPLISIA.ppt
 
Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1Makalah tanaman obat fix(1) 1
Makalah tanaman obat fix(1) 1
 
Materi farmakognosi sem genap
Materi farmakognosi sem genapMateri farmakognosi sem genap
Materi farmakognosi sem genap
 
Herbal
HerbalHerbal
Herbal
 
kuliah-1_bu-cyccu.ppt
kuliah-1_bu-cyccu.pptkuliah-1_bu-cyccu.ppt
kuliah-1_bu-cyccu.ppt
 
Soal farmakognisi kelas x farmasi
Soal farmakognisi kelas x farmasiSoal farmakognisi kelas x farmasi
Soal farmakognisi kelas x farmasi
 
Soal ujian pelajaran farmakognisi kelas x farmasi
Soal ujian pelajaran farmakognisi kelas x farmasiSoal ujian pelajaran farmakognisi kelas x farmasi
Soal ujian pelajaran farmakognisi kelas x farmasi
 
Kapsel Obat Bahan Alam.pptx
Kapsel Obat Bahan Alam.pptxKapsel Obat Bahan Alam.pptx
Kapsel Obat Bahan Alam.pptx
 
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
 
Buletin toga
Buletin togaBuletin toga
Buletin toga
 

Plus de Surya Amal

Buku pneumonia covid 19 pdpi 2020
Buku pneumonia covid 19  pdpi 2020Buku pneumonia covid 19  pdpi 2020
Buku pneumonia covid 19 pdpi 2020Surya Amal
 
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES  INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES Surya Amal
 
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 20152015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015Surya Amal
 
Novel Drug Delivery Systems
Novel Drug Delivery SystemsNovel Drug Delivery Systems
Novel Drug Delivery SystemsSurya Amal
 
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan DislipidemiaPanduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan DislipidemiaSurya Amal
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIANASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIASurya Amal
 
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN Surya Amal
 
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKPETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKSurya Amal
 
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015Surya Amal
 
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2)
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2) ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2)
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2) Surya Amal
 
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)Surya Amal
 
WORLD DRUG REPORT 2015
WORLD DRUG REPORT 2015 WORLD DRUG REPORT 2015
WORLD DRUG REPORT 2015 Surya Amal
 
Enteral Feeding Tubes for Drug Administration
Enteral Feeding Tubes for Drug AdministrationEnteral Feeding Tubes for Drug Administration
Enteral Feeding Tubes for Drug AdministrationSurya Amal
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015Surya Amal
 
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINES
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINESCHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINES
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINESSurya Amal
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
 
A Pocket Guide to Common Arrhythmias
A Pocket Guide to Common ArrhythmiasA Pocket Guide to Common Arrhythmias
A Pocket Guide to Common ArrhythmiasSurya Amal
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralSurya Amal
 

Plus de Surya Amal (20)

Buku pneumonia covid 19 pdpi 2020
Buku pneumonia covid 19  pdpi 2020Buku pneumonia covid 19  pdpi 2020
Buku pneumonia covid 19 pdpi 2020
 
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES  INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION IN PHARMACOEPIDEMIOLOGY STUDIES
 
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 20152015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015
2015 05-27 ad-art aptfi 2015-konggres makassar 2015
 
Novel Drug Delivery Systems
Novel Drug Delivery SystemsNovel Drug Delivery Systems
Novel Drug Delivery Systems
 
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan DislipidemiaPanduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIANASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA
NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN APOTEKER INDONESIA
 
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN
GUIDELINES FOR THE MANAGEMENT OF TUBERCULOSIS IN CHILDREN
 
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKPETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
 
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015
Guidelines for Malaria Prevention in Travellers from the UK 2015
 
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2)
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2) ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2)
ANTIMICROBIAL DRUGS (Part 2)
 
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
ANTIMICROBIAL DRUGS (part I)
 
WORLD DRUG REPORT 2015
WORLD DRUG REPORT 2015 WORLD DRUG REPORT 2015
WORLD DRUG REPORT 2015
 
Enteral Feeding Tubes for Drug Administration
Enteral Feeding Tubes for Drug AdministrationEnteral Feeding Tubes for Drug Administration
Enteral Feeding Tubes for Drug Administration
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015
 
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINES
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINESCHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINES
CHRONIC HEPATITIS B INFECTION GUIDELINES
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULITBIOFARMASI SEDIAAN YANG  DIBERIKAN MELALUI KULIT
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
 
A Pocket Guide to Common Arrhythmias
A Pocket Guide to Common ArrhythmiasA Pocket Guide to Common Arrhythmias
A Pocket Guide to Common Arrhythmias
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
 

Dernier

362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 

Dernier (20)

362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 

Farmasi

  • 1. PENGANTAR FARMAKOGNOSI Surya Amal LABORATORIUM FARMAKOGNOSI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSLAM GONTOR - INDONESIA
  • 2. Surya Amal FARMAKOGNOSI (PHARMACOGNOSY)  Istilah farmakognosi (pharmacognosy) berasal dari bahasa latin, Pharmacon : Bahan obat yang berasal dari tumbuhan, hewan dan mineral dan Gnosis : Ilmu.  Farmakognosi adalah ilmu biogenik atau obat dan racun yang berasal dari alam.  Hal ini berhubungan dengan semua tumbuhan obat, termasuk tumbuhan yang menghasilkan campuran kompleks, yang digunakan dalam bentuk herba kasar atau ekstrak (fitoterapi), senyawa-senyawa murni seperti morfin, dan makanan yang mempunyai manfaat tambahan bagi kesehatan (nutraseutika). Michael Heinririch, et al. 2010
  • 3. Surya Amal FARMAKOGNOSI (PHARMACOGNOSY) • “Pharmacognosy is a multidisciplinary subject which comprises parts of botany, organic chemistry, biochemistry, and pharmacology” (Samuelsson, 1999). • The subject of pharmacognosy deals with natural products used as or for the production and discovery of drugs” (Samuelsson, 1999). • A natural product can be entire organism such as a plant, an animal or a microorganism, which has not been subjected to any treatment except, perhaps, to a simple process of preservation such as drying
  • 4. Surya Amal Istilah-istilah yang terkait Fitofarmaka (= Fitoterapi) adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanannya dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku. Zoofarmaka adalah sama dengan fitofarmaka tetapi bahan dasarnya berasal dari hewan. Homoeopati adalah sistem pengobatan dengan menggunakan bahan obat dalam bentuk pengenceran yang besar, jadi kadar bahan obat sangat kecil. Aromaterapi adalah pengobatan atau pemeliharaan kesehatan dengan menggunakan minyak atsiri. Hal ini sangat erat hubungannya dengan Spa (Sano par aqua), yaitu pemeliharaan kesehatan atau kebugaran dengan air atau minyak atsiri. Sediaan galenik adalah bentuk penyarian tumbuhan atau bagiannya yang berupa ekstrak (infusa, ekstrak, tingtur).
  • 5.  Etnobotani adalah ilmu yang mengkaji tentang tanaman yang terkait dengan kehidupan suku bangsa tertentu untuk digunakan utamanya untuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan atau keperluan lain. Ilmu ini sangat berguna untuk mempelajari tanaman tertentu guna dikembangkan menjadi komoditi bagi manusia.  Etnofarmakologi adalah eksplorasi ilmiah antar disiplin tentang senyawa aktif secara biologis yang digunakan secara tradisional atau diteliti oleh manusia. (bruhn & Holmstredt [98] : 405-406)  Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kandungan kimia dalam tumbuhan atau bagiannya. Istilah-istilah yang terkait Surya Amal
  • 6. Surya Amal Bahan alam , atau senyawa yang diisolasi dari alam Bahan alam merupakan zat kimia yang sering digunakan dalam bentuk obat berizin. Senyawa-senyawa ini terkadang diproduksi secara sintesis, yang pada awalnya ditemukan dari obat-obat tanaman dan dikenal sebagai “senyawa identik alami”. Contoh : Morfin, dari poppy opium (Papaver somniferum) digunakan sebagai analgetik Digoxin dan glikosida digitalis lain, dari foxglove (Digitalis spp), digunakan untuk mengobati gagal jantung. Taksol, dari pohon cemara Pasifik (Taxus brevilovia), digunakan sebagai pengobatan antikanker. Kuinin dari kulit batang Cinchona (Cincona spp.) digunakan dalam pengobatan malaria. Kafein dari semak kopi (Coffea arabica), digunakan sebagai stimulan.
  • 7. Surya Amal Nutraseutika atau “makanan fungsional” Banyak makanan diketahui memiliki efek manfaat terhadap kesehatan . Contoh : Bawang putih, jahe, kunyit, serta berbagai rempah-rempah lainya. Tumbuhan yang mengandung antosianin atau flavonoid seperti bermacam bilberry, kakao dan anggur merah. Tumbuhan yang mengangdung keratonoid, seperti tomat, wortel, dan sayur-sayuran lainnya.
  • 8. Surya Amal SIMPLISIA (Obat Gubal) = Crude drugs Crude drug is used for those natural products such as plant or parts of plants, extracts, and exudates which are not pure compounds.
  • 9. Surya Amal Crude drug = simplisia / obat gubal. Simplisia (p)/ simpleks (s): bahan obat alam yang masih berada dalam wujud asli (belum diubah bentuknya), dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang sudah dikeringkan. Obat gubal : obat nabati / hewani yang terdiri dari bahan2 alami tanpa mengalami proses lain, kecuali sekedar pengumpulan & pengeringan. Eksudat : isi sel yang keluar dari tanaman secara spontan/ sengaja dikeluarkan, yang berupa zat/ bahan nabati yang dipisahkan (diisolasi) dari tanaman dengan cara tertentu. • minyak atsiri (Aetheroleum: essential oil, volatile oil). • minyak lemak (Oleum: oil, fixed oil) • tar (Pyroleum) • resin (Resina) • balsam (Balsamum)
  • 10. Surya Amal TATANAMA (NOMENCLATUR) Radix : akar (root) • Sering tidak sama dengan konsep botani. Namanya Radix ternyata merupakan rhizomes (akar tinggal). Rhizoma : akar tinggal (rhizome) • Batang di dalam tanah, biasanya mempunyai akar lateral. Tuber : • Bagian di dalam tanah yang mengandung nutrisi, yang secara botani merupakan akar/rhizoma. Tuber adalah bagian tumbuhan yang menebal, utamanya terdiri dari parenkim tempat penyimpanan makanan (biasanya pati amilum) dan sedikit bagian yang berkayu. Bulbus : onion , umbi lapis • Secara botani umbi lapis adalah batang, yang diselimuti dengan daun bernutrisi yang biasanya hanya sedikit mengandung klorofil. Nama yang menunjukkan bagian tanaman :
  • 11. Surya Amal Lignum : wood, kayu •Secara botani adalah bagian xilem yang berkayu. Namun sering keliru, misalnya Quassiae Iignum juga mengandung kulit batang yang tebal, walaupun hanya sebagian kecil. Cortex : bark, kulit kayu •Berupa seluruh jaringan di luar kambium. Dapat berasal dan akar, batang, dan cabang. Folium : leaf, daun •Terdiri dari daun tengah pada tumbuhan. Flos : flower, bunga •Bunga yang terdiri dari bunga tunggal atau seluruh karangan bunga. Fruktus : fruit, buah •Buah yang berupa buah yang belum masak, sudah tua belum masak, sudah masak. Pericarpium : fruit peel, kulit buah Semen : seed, biji terdiri dan seluruh biji atau biji tanpa kulit.
  • 12. Surya Amal Herba : herb • Bagian tumbuhan di atas tanah (aerial parts) terdiri dari batang, daun, bunga, dan buah. Aetheroleum : essensial oil, volatile oil • Minyak atsiri (minyak menguap, minyak terbang) adalah produk yang berasal dari tumbuhan atau bagiannya yang berbau khas yang terdiri banyak komponen yang komplek dan bersifat menguap. Oleum : oil, minyak lemak (fixed oil) • Minyak lemak (fixed oil) yang berasal dari tumbuhan yang dipisahkan dengan pengepresan. Pyroleum : tar • Dibuat dengan destilasi kering bahan tumbuhan. Resina : resin • Yaitu produk dan sekret tumbuhan tertentu atau hasil destilasi balsam, yaitu residu penyulingan balsam. Balsamun : balsam • Larutan resin dalam minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan tertentu.
  • 13. Surya Amal TATANAMA (NOMENCLATUR) ….. (lanjutan)  Nama tumbuhan/tanaman obat sering dalam bahasa latin. Nama Latin biasanya kata pertama menunjukkan marga (genus) dan kata kedua mununjukkan jenis (species) tumbuhan/ tanaman.  Nama obat gubal (simplisia) terdiri dari nama marga dan atau jenis atau petunjuk lain dari Tanaman Asal, diikuti bagian tanaman yang dipergunakan, contoh Digitalis folium (daun digitalis)  Kecuali beberapa simplisia hanya dinamai dengan satu kata, misalnya Opium, Gallae, Aloe.
  • 14. Surya Amal Contoh nama obat gubal (simplisia) Nama latin :Orthosiphonis stamineus Bagian yang digunakan: Daun Latin Simplisia: Orthosiphonis Folium Indonesia: Daun Kumis kucing
  • 15. Surya Amal Contoh nama obat gubal (simplisia) Nama latin : Curcuma xanthorrhiza Bagian yang digunakan: Rimpang Latin Simplisia: Curcumae Rhizoma Indonesia: Rimpang Temulawak Nama latin : Areca catecu Bagian yang digunakan: biji Latin Simplisia: Arecae semen Indonesia: biji pinang
  • 16. Surya Amal Contoh nama obat gubal (simplisia) Nama latin : Caesalpinia sappan Bagian yang digunakan: Kayu Latin Simplisia: Sappan lignum Indonesia: Kayu secang Nama latin : Chinchona succirubra Bagian yang digunakan: kulit Latin Simplisia: Chinae Cortex Indonesia: Kulit kina
  • 17. Surya Amal PENYIAPAN SIMPLISIA (a) • Bahan baku simplisia. (b) • Proses pembuatan simplisia. (c) • Cara pengepakan/pengemasan dan penyiapan simplisia.
  • 18. Surya Amal Bahan Baku Simplisia  Dalam pembuatan simplisia, kualitas bahan baku simplisia merupakan faktor yang penting yang perlu diperhatikan.  Sumber bahan baku dapat berupa tumbuhan, hewan, maupun mineral.  Berdasarkan kenyataan bahwa simplisia nabati merupakan komponen utama dalam produk obat tradisional.  Simplisia nabati yang ideal dapat ditinjau dari asal tumbuhan tersebut. Tumbuhan tersebut dapat berasal dari TANAMAN BUDIDAYA maupun TUMBUHAN LIAR.
  • 19. Surya Amal Taxus brevifolia • Tumbuhan Liar • Tumbuh sendiri di hutan/ tempat lain, sengaja ditanam untuk tujuan lain (tanaman hias, tanaman pagar) • Mutu simplisia tidak tetap, sebab: • Umur tumbuhan/ bagian tumbuhan yang dipanen tidak tepat & berbeda. • Umur  kadar senyawa aktif  mutu simplisia • Jenis (spesies) tumbuhan yang dipanen kurang diperhatikan  simplisianya tidak sama • Genus sama  morfologi mirip  jangan sampai keliru ! • Lingkungan tempat tumbuh berbeda (ketinggian, kondisi tanah, cuaca)  perbedaan kadar senyawa aktif. C. xanthorrhiza • Tanaman Budidaya • sengaja ditanam untuk tujuan produksi simplisia, berupa: perkebunan, TOGA (Tanaman Obat keluarGA), lahan tumpang sari. • Ideal sebagai sumber bahan baku OT  mutu seragam & bisa ditingkatkan: • memilih bibit unggul • menerapkan GAP (Good Agricultural Practices)/ teknologi tepat guna dalam pegolahan tanah, pemeliharaan, pemupukan, dan perlindungan tanaman (gabungan budidaya & pemuliaan tanaman).
  • 20. Surya Amal Waktu Pemanenan Waktu pemanenan yang tepat akan menghasilkan simplisia yang mengandung bahan berkhasiat yang optimal. Kandungan kimia dalam tumbuhan tidak sama sepanjang waktu. Biji • Biji (semen), dipanen saat buah sudah tua atau buah mengering, misalnya biji kedawung. Buah • Buah (fructus), dikumpulkan pada saat buah sudah masak atau sudah tua tetapi belum masak, misalnya lada. Buah lada kalau dipanen saat buah sudah tua tetapi belum masak akan dihasilkan lada hitan (Piperis nigri Fructus); tatapi kalau sudah masak akan dihasilkan lada putih (Piperis albi Fructus) Daun • Daun (folia), dikumpulkan pada saat tumbuhan menjelang berbunga atau sedang berbunga tetapi belum berbuah.
  • 21. Surya Amal Waktu Pemanenan ……… (lanjutan) Bunga • Bunga (flos) dipanen pada saat masih kuncup (misalnya cengkeh atau melati) atau tepat mekar (misalnya bungan mawar, bungan srigading). Kulit Batang • Kulit Batang (cortex), diambil dari tanaman atau tumbuhan yang telah tua atau umur yang tepat, sebaiknya pada musim kemarau sehingga kulit kayu mudah dikelupas. Umbi Lapis • Umbi Lapis (bulbus), dipanen pada waktu umbi mencapai besar optimum, yaitu pada waktu bagian tanaman sudah mulai mengering (misalnya bawang putih dan bawang merah) Rimpang • Rimpang atau “empon-empon” (rhizoma), dipanen pada waktu pertumbuhan maksimal dan bagian di atas tanah sudah mulai mengering, yaitu pada permulaan musim kemarau.
  • 22. Surya Amal Proses Pembuatan Simplisia • Pemisahan dan pembuangan bahan organik asing atau tumbuhan atau tumbuhan lain yang terikut. • Bahan baku simplisia juga harus bersih, artinya tidak boleh tercampur dengan tanah, kerikil, atau pengotor lainnya (misalnya serangga atau bagiannya. Sortasi basah • Pencucian seyogyanya tidak menggunakan air sungai, tapi gunakan air dari mata air, sumur, atau air ledeng (PAM). • Setelah dicuci ditiriskan agar kelebihan air mengalir. Pen- cucian • Banyak simplisia yang memerlukan perajangan dengan “manual” atau dengan mesin perajang agar proses pengeringan berlangsung lebih cepat. • Alat perajang atau pisau yang digunakan “stainless steel” atau baja nirkarat. Pe- rajangan
  • 23. Surya Amal Proses Pembuatan Simplisia ………….. (lanjutan) • Pengeringan merupakan proses pengawetan simplisia sehingga tahan lama dalam penyimpanan, serta menghindari terurainya kandungan kimia karena pengaruh enzim. • Menurut persyaratan obat tradisonal pengeringan dilakukan sampai kadar air tidak lebih dari 10 %. Pe- ngering an • Simplisia yang telah dikeringkan tersebut masih sekali lagi dilakukan sortasi untuk memisahkan kotoran, bahan organik asing, dan simplisia yang rusak sebagai akibat proses sebelumnya. Sortasi kering
  • 24. Surya Amal Cara pengepakan/pengemasan dan penyimpanan simplisia.  Mencegah kontaminasi & menjaga kestabilan tingkat kekeringan bahan dengan bahan pengepak yang sesuai.  Bahan pengepak yang baik adalah karung goni atau karung plastik, pengepak lainnya digunakan menurut keperluanya.  Pengepak yang dibuat dari aluminium atau kaleng dan seng mudah melapuk, sehingga perlu dilapisi dengan plastik atau yangsejenis dengan itu.  Penyimpanan harus teratur, rapi, untuk mencegah resiko tercemar atau saling mencemari satu sama lain, serta untuk memudahkan pengambilan, pemeriksaan dan pemeliharaannya.  Tempat atau gudang penyimpanan harus memenuhi syarat antara lain harus bersih, tertutup, sirkulasi udara baik, tidak lembab, penerangan cukup bila diperlukan, sinar matahari tidak boleh leluasa masuk ke dalam gudang.  PRINSIP: FIFO (first in-first out). Simplisia sejenis  catat tanggal penyimpanan.
  • 25. Surya Amal Pemeriksaan Mutu (Quality Control) Tahapan Parameter QC Sortasi Mikroskopis & makroskopis % bahan organik asing Pencucian Angka cemaran mikroba & pestisida Perajangan Keseragaman bentuk & ukuran Mudah dikeringkan & dikemas Pengeringan Kadar air Stabilitas kandungan kimia Pengemasan Angka cemaran mikroba Kadar air/ Susut pengeringan Laboratorium pemeriksaan mutu simplisia atau obat tradisional (GLP) yang terakreditasi
  • 26. PULVERISASI DEFINISI : Fragmentasi serbuk / simplisia secara mekanik yang mengubah solid (zat padat) menjadi partikel dengan ukuran yang lebih kecil. TUJUAN : Untuk mendapatkan simplisia dengan derajat kehalusan tertentu. Masing-masing simplisia perlu ditetapkan derajat halus yang paling tepat untuk memperoleh hasil penyarian yang baik. Contoh: - Kulit kayu manis (18/24) - Biji kola (24/34) - Herba timi (34/40) MAKSUD : 1. Menaikkan kecepatan dan efektifitas ekstraksi simplisia. 2. Menaikkan efek terapi obat. 3. Mempercepat waktu pengeringan.
  • 27. PULVERISASI …… (lanjutan) Semakin kecil partikel - luas permukaan semakin besar  kontak dengan penyari lebih baik  difusi zat aktif ke penyari lebih baik  penyarian lebih efektif (penting dalam industri obat herbal). Makin halus makin luas kontak – efektif, namun pada proses filtrasi dapat menyumbat. Serbuk simplisia yang terlalu halus  banyak sel yang pecah Pulverisasi – interaksi dengan logam  timbul panas  dapat mempengaruhi kandungan kimia. Farmakope Indonesia : derajat kehalusan dinyatakan dengan nomor pengayak (nomor menunjukkan jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang kawat).  satu nomor  semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut. (misalnya no. 85).  dua nomor  semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tdk lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi (misalnya no. 44/85).
  • 28. PULVERISASI …………… (Peralatan) FOOD GRINDER MACHINE ALU & LUMPANG MORTAR & STAMPER BLENDER AYAKAN
  • 29. S E K I A N