Ppt farmanestika

Member à jilc kdi
27 Feb 2015
Ppt farmanestika
Ppt farmanestika
Ppt farmanestika
Ppt farmanestika
Ppt farmanestika
Ppt farmanestika
Ppt farmanestika
Ppt farmanestika
Ppt farmanestika
Ppt farmanestika
Ppt farmanestika
Ppt farmanestika
1 sur 12

Contenu connexe

Tendances

Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
Metode soapMetode soap
Metode soapAyiik Wlndari
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikChafa Nick
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiAsthrEey' Schwarzenegger
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comEkskresi obat - Anak-farmasi.com
Ekskresi obat - Anak-farmasi.comCholid Maradanger
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinTaofik Rusdiana

Similaire à Ppt farmanestika

PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...Dinaveranika
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...Dinaveranika
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...
PPT Botani farmasi : 2. Enzim dan Peranannya | Kelas : 2I | Dosen : Yayuk Put...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya  Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptxPpt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya  Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptx
Ppt Botani Farmasi 2. Enzim dan Perannya Kelas 2I Dosen Yayuk Putri Rahayu.pptxNofaLismandaria1
Farmakologi Dasar Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar RadiatulIndatil
FarmakodinamikaFarmakodinamika
FarmakodinamikaFina Ratih Wiraputri

Plus de Syahrir Ghibran

Formularium 2Formularium 2
Formularium 2Syahrir Ghibran
Biosentesis metabolit sekunderBiosentesis metabolit sekunder
Biosentesis metabolit sekunderSyahrir Ghibran
Farmakologi bahan alamFarmakologi bahan alam
Farmakologi bahan alamSyahrir Ghibran
Tugas pokok dan fungsi direksiTugas pokok dan fungsi direksi
Tugas pokok dan fungsi direksiSyahrir Ghibran
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasiSyahrir Ghibran
Antimikroba adilaAntimikroba adila
Antimikroba adilaSyahrir Ghibran

Ppt farmanestika

Notes de l'éditeur

  1. Banyak interaksi obat disebabkan oleh perubahan dalam metabolisme obat Interaksi pada proses metabolisme merupakan kasus yang paling banyak terjadi, dimana sekitar 50-60% obat yang digunakan dalam terapi dapat slaing berinteraksi pada enzim yang sama. Diantara enzim metabolisme yang lebih banyak terlibat adalah enzim-enzim mikrosomal pada fase-1, yaitu yang melakukan proses oksidasi, reduksi, dan hidroksilasi obat khususnya isoform CYP3A. enzim CYP lainnya juga terlibat dalam interaksi obat, namun presentasinya lebih kecil dibandingkan keterlibatan CYP3A. ada dua mekanisme interaksi pada enzim metabolisme-inhibisi dan induksi enzim, dan hal ini dapat terjadi di saluran usus dan hati sebagai organ-organ utama metabolisme obat.
  2. 1. Normalisasi enzim ke keadaan semula setelah penghentian inhibitor atau inducer memerlukan waktu yang relative lebih cepat untuk inhibitor, dan lebih lama untuk induser enzim-tergantung beberapa lama induksi enzim berlangsung. 3. Misalnya atorvastatin dimetabolismee oleh CYP3A, dan inhibisi enzim oleh itrakonazol menyebabkan AUC atorvastatin meningkat 3-4 kali lipat. 5. Selain itu, karena kapasitas metabolisme dipengaruhi berbagai variabel (usia, jenis kelamin, kehamilan, genetic, jenis, dan intensitas patologi) maka manifestasi klinik juga akan tergantung seberapa besar pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap enzim metabolisme.
  3. Sedangkan pengaruh terhadap “CYP-mediated metabolism” adalah mekanisme utama dari interaksi dua obat satu sama lainnya. Interaksi ini diakibatkan oleh pemacuan biosintesis atau penghambatan akitifitas enzim yang terlibat dalam metabolisme fase I.
  4. Merupakan mekanisme utama dari interaksi obat pada fase metabolisme yang mampu mengakibatkan pengaruh klinik yang signifikan. Inhibisi enzim menurunkan kecepatan metabolisme obat, yang kemudian dapat meningkatkan jumlah obat dalam tubuh yang berdampak terjadinya akumulasi dan berpotensi mengakibatkan efek toksik.
  5. Merupakan mekanisme utama dari interaksi obat pada fase metabolisme yang mampu mengakibatkan pengaruh klinik yang signifikan. Inhibisi enzim menurunkan kecepatan metabolisme obat, yang kemudian dapat meningkatkan jumlah obat dalam tubuh yang berdampak terjadinya akumulasi dan berpotensi mengakibatkan efek toksik.
  6. Induksi biosintesis enzim akan meningkatakan clearence (intestinal dan heppar) dari obat yang dimetabolisme oleh enzim yang dipacu, yang selanjutnya akan mepengaruhi konsentrasi dalam plasma.
  7. Langkah pertama dalam penatalaksanaan interaksi obat adalah waspada terhadap pasien yang memperoleh obat-obatan yang mungkin dapat berinteraksi dengan obat lain. Langkah berikutnya adalah memberitahu dokter dan mendiskusikan berbagai langkah yang dapat diambil untuk meminimalkan berbagai efek samping obat yang mungkin terjadi. Strategi dalam penataan obat ini meliputi (di atas) : 1. Jika risiko interaksi obat lebih besar daripada manfaatnya, maka harus dipertimbangkan untuk memakai obat pengganti. 2. Jika hasil interaksi obat meningkatkan atau mengurangi efek obat, maka perlu dilaksanakan modifikasi dosis salah satu atau kedua obat untuk mengimbangi kenaikan atau penurunan efek obat tersebut. 3. Jika kombinasi obat yang saling berinteraksi diberikan, pemantauan diperlukan. 4. Jika interaksi obat tidak bermakna klinis, atau jika kombinasi obat yang berinteraksi tersebut merupakan pengobatan yang optimal, pengobatan pasien dapat diteruskan tanpa perubahan (Fradgley, 2003).