SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
TUGAS MAKALAH
“Pekerja Anak”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Hak Asasi Manusia”
Dosen Pengampu :
Abdul Halim, S. Pd, SH, MM, M. Pd

Di susun Oleh :
Muhammad Saifur Rohman
11.441.0041

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS PANCA MARGA
PROBOLINGGO

2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas perkenan dan izinnya penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pekerja Anak” sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan
dari pihak. Untuk itu pada kesempatan penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan motivasi terhadap penulis
selama pembuatan makalah ini.
2. Bapak dosen yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan serta saran
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis masih menerima dengan tangan terbuka terhadap kritik dan saran dari
pihak yang peduli terhadap makalah ini agar menjadi bahan perbaikan di kemudian
hari. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena pekerja anak merupakan gambaran betapa kompleks dan rumitnya
permasalahan anak. Terlepas dari semua hal tersebut, penghargaan, penghormatan,
serta perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) digaung- gaungkan di penjuru dunia.
Sejak awal pendeklarasian HAM, berbagi bentuk peraturan yang bersifat universal
telah dikeluarkan dalam rangka mendukung upaya perlindungan HAM di dunia.
Upaya perlindungan juga diikuti dengan penegakan hukum demi terselenggaranya
HAM yang konsisten. Jika kita berbicara fenomena pekerja anak, maka bidang
HAM yang langsung bersinggungan adalah hak anak. Baik di dunia internasional
maupun di Indonesia, masalah seputar kehidupan anak menjadi perhatian utama
bagi masyarakat maupun pemerintah. Sangat banyak keadaan-keadaan ideal yang
sebenarnya dapat menuntaskan permasalahan sosial ini. Namun, faktor-faktor lain
seperti kegagalan dalam pranata sosial turut menunjukkan ketidakmampuan
pemerintah.
Dalam konteksnya, sebenarnya anak mempunyai hak yang bersifat asasi
sebagaimana yang dimiliki orang dewasa. Namun, perlindungan terhadapnya tidak
sebombastis ketika masalah HAM yang menyangkut orang dewasa atau
isu genderdiumbar ke khalayak umum. Perlindungan terhadap hak anak tidak terlalu
banyak dipikirkan pada umumnya. Begitu pula dengan langkah konkritnya, bahkan
upaya perlindungan itu sendiri dilanggar oleh negara dan berbagai tempat di negeri
ini, orang dewasa, bahkan orang tuanya sendiri. Banyak anak-anak yang berada di
bawah umur menjadi objek dalam pelanggaran terhadap hak-hak anak akibat
pembangunan ekonomi yang dilakukan . Di negara kita, pekerja anak dapat dilihat
dengan mudah di pertigaan atau di perempatan jalan. Pandangan kita jelas tetuju
pada sekelompok anak yang mengamen, mengemis, atau mengais rezeki di jalanan.
Itu hanya sedikit dari betapa mirisnya kondisi anak-anak Indonesia. Masih banyak
yang tidak terlihat jelas, upaya-upaya pengeksploitasian anak-anak di negeri ini
bahkan dapat disejajarkan dengan tindakan kriminal. Mereka di eksploitasi sebagai
pekerja kasar konstruksi dan tambang tradisional, penyelam mutiara, penculikan
dan perdagangan anak, kekerasan aanak, penyiksaan anak dan bahkan pelacur
komersial.
Anak, seyogyanya adalah gambaran dan cerminan masa depan, aset keluarga,
agama, bangsa, negara dan merupakan generasi penerus di masa yang akan datang.
Mereka berhak mendapatkan kebebasan, menikmati dunianya, dilindungi hak-hak
mereka tanpa adanya pengabaian yang dilakukan oleh pihak tertentu yang ingin
memanfaatkan kesempatan untuk mencari keuntungan pribadi.
B. Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini, permaslahan-permasalahan yang dibahas adalah
sebagai berikut :
1.

Apakah definisi dari pekerja anak jika dihubungkan dengan hak dan kewajiban
anak dalam keluarga?

2.

Bagaimana psikologi perkembanagn pekerja anak?

3.

Indikasi apa yang berkaitan dengan pekerja anak?

4.

Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya pekerja anak?

5.

Bagaimana bentuk-bentuk pekerja anak yang ada di Indonesia?

6.

Bagaimana landasan hukum yang mengatur pelarangan pekerja anak di

Indonesia?
7.

Bagaimana solusi efektif permasalahan pekerja anak serta usaha-usaha
perlindungan pekerja anak di Indonesia?

C. Tujuan
Berdasarkan

latar

belakang

yang

diuraikan

sebelumnya,

tujuan

dari

permasalahan sosial yang diangkat anatara lain:
1.

Mengetahui faktor penyebab terjadinya pekerja anak, khususnya pekerja
anak di Indonesia.

2.

Mengetahui indikasi yang melatarbelakangi pekerja anak di Indonesia.

3.

Mengetahui bentuk-bentuk pekerja anak yang ada di Indonesia.

4.

Mengetahui Kondisi Pekerja anak dan perkembangannya dari kurun waktu
tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Anak
a. Penyajian secara histories
Yakni anggapan bangsa Yunani bahwa “ anak- anak dianggap sebagai
manusia dewasa dengan ukuran kecil”. Disini dianggap seluruh sikap dan
perilaku yang diberikan kepada anak-anak serta harapan dan tuntutan yang
ditujukan kepada anak-anak disamakan dengan sikap dan perilaku serta harapan
dan tuntutan yang ditujukan kepada orang dewasa.
Pandangan lain mengenai definisi anak yakni pada masa awal tersebarnya
agama nasrani di Eropa menunjukkan ciri-ciri antara lain :
1) Anak-anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari
hukum dan ketertiban.
2) Anak–anak lebih mudah belajar denga contoh daripada belajar dengan
aturan.
3) Anak-anak tidak sama dengan orang dewasa.
b. Menurut makna Yuridis
Yakni berdasarkan Undang-Undang perlindungan anak (UUPA) No. 23
tahun 2002 yang dimaksud denga anak adalah seseorang yang belum berusia 18
tahun ( termasuk anak dalam kandungan).
Dari beberapa penyajian definisi anak dapat disimpulkan bahwa anakanak merupakan masa sosialisasi yang belangsung secara efektif seseorang yang
berumur diantara 5-18 tahun ( dibawah 5 tahun termasuk kategori anak karena
masih disebut balita). Kecenderungan untuk menyimpang yang dipaparkan
sebelumnya merupakan bentuk sosialisasi dari anak-anak dari. Dari segi fisik
dan psikis jelas berbeda dengan orang dewasa, sehingga dalam hal ini tidak bisa
disama artikan. Namun, sisi lain menggungkapkan bahwa pada masa ini anak–
anak sudah mengalami korelasi yang positif serta sifat tunduk pada peraturan
yang kemudian menjadi sangat realistis dengan berbagai kecenderungankecenderungan, seperti gemar membentuk kelompok dengan aturan-aturan
sendiri dan lain-lain.
B. Makna pekerja anak dan hubungannnya dengan tugas perkembangan anak
Pekerja anak menurut Undang- Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003
adalah anak-anak baik laki-laki maupun perempuan yang terlibat dalam kegiatan
ekonomi yang mengganggu dan menghambat proses tumbuh kembang dan
membahayakan bagi kesehatan fisik dan mental anak. Definisi lain menyebutkan
bahwa pekerja anak adalah sebuah istilah untuk mempekerjakan anak kecil dengan
gaji kecil dan dapat memiliki konotasi pengeksploitasian anak kecil atas tenaga
mereka.
Dalam hal ini batasan yang ditentukan berhubungan dengan pekerja anak adalah
usia dibawah 18 tahun dengan penentuan beberapa karakteristik umum anak
misalnya, jenis kelamin, umur dan pendidikan. Karakteristik ketenaga kerjaan
seperti jenis pekerjaan, status pekerjaan, jam kerja, dan imbalan kerja. Sedangkan
karakteristik umum sosial yakni tempat tinggal dan kondisi keluarga.
Tindakan eksploitasi pekerja anak dilakukan karena dianggap produktif. Anak
secara psikologis menerima otoritas orang tua dan guru sebgai suatu hal yang wajar.
Dilihat dari tugas perkembangannnya pun anak-anak dibebani pada tugas-tugas
perkembangan yang didasari tiga hal, yaitu kematangan fisik, rangsangan atau
tuntutan dari masyarakat dan norma pribadi mengenai aspirasinya. Anak yang
secara fisik dianggap sudah matang misalnya anak yang memilki postur tubuh yang
besar dianggap sudah bias menerima tuntutan dari lingkungan baik orang tua
maupun masyarakat.
Anak bisa dieksploitasi dengan bekerja tanpa menimbulkan masalah, menerima
sedikit gaji tanpa protes, mudah diatur dan penurut. Fenomenanya adalah ketika
tugas perkembangan anak dipaksa oleh realisme ekonomi keluarga. Anak dijadikan
faktor ekonomi yang menunjang keberlangsungan keluarga agar mereka dapat hidup
dengan mencukupi kebututhan dasarnya. Padahal, jika kita telaah tugas
perkembangan anak secara umum menurut Havighurst ( dalam Hurlock,1980)
meliputi :
1.

Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang
umum.

2.

Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sbagai makhluk yang
sedang tumbuh.

3.

Belajar menyesuaikan diri dengan teman- teman seusianya.

4.

Mulai mengembangkan peranan social pria atau wanita yang tepat.
5.

Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan
berhitung.

6.

Mengembangkan pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari- hari.

7.

Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata tingkah laku nilai

8.

Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga.

9.

Mencapai kebebasan pribadi.

C. Faktor penyebab terjadinya pekerja anak
Pertambahan jumlah pekerja anak yang cenderung meningkat disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain :
1.

Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan pangkal utama dalam peningkatan jumlah
pekerja anak. Harga bahan pokok yang semakin mahal, tingkat kebutuhan yang
tinggi serta pengeluaran yang bertambah menuntut anak terjun untuk membantu
mencukupi kebutuhan dasarnya. Sebagian kasus pekerja anak ini terjadi pada
keluarga menengah kebawah. Kemiskinan yang dikaitkan dengan faktor
ekonomi

ini

dihubungkan

all mendefinisikan

dengan

kemiskinan

masalah

merupakn

pendapatan. Max

suatu

kondisi

Nef

dimana

et

tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar individu sebagai manusia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di
tahun 2007 di Indonesia sebesar 37,17 juta orang atau 16,58 persn dari jumlah
penduduk Indonesia. Dalam banyak kasus kemiskinan banyak menciptakan
banyak pekerja anak, dan kemiskinan yang menggiring pekerja anak ke suatu
titik dimana mereka nantinya juga akan melahirkan generasi baru yang sama
atau mungkin lebih miskin dari mereka. Tanpa masa anak-anak , pada masa
ketiak dasar-dasar kemampuan manusia dikembangkan. Kemiskinan diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Menurut International Labour Organitation (ILO) pada tahun 2007 pekerja
anak di Indonesia masih cukup besar yakni 2,6 juta jiwa. Anak-anak bekerja
diberbagi sector dan bentuk pekerajaan. Namun, sebagian besar dari mereka
bekerja di sektor pertanian keluarga dan di perusahaan manukfatur serta
perdagangan skala kecil. Krisis ekonomi yang terjadi sejak 1997 telah
mengubah struktur pekerja anak secara signifikan dalam pasar tenaga kerja.
Terjadi informalisasi pekerja anak, jumlah anak-anak yang bekerja diberbagai
sektor meningkat tajam, semua itu mencerminkan adanya gelombang pekerja
anak yang memasuki sektor informal.
2.

Factor migrasi
Banyaknya migrasi terutama urbanisasi yakni perpindahan penduduk dari
desa ke kota meningkatkan jumlah pekerja anak. Hal ini disebabkan beberapa
factor antara lain :
a) Penduduk desa kebanyakn bahwa kota memiliki banyak pekerjaaan dan
lebih mudah mendapatkan penghasilan. Hal ini karena sirkulasi uang di kota
jauh lebih cepat dan lebih banyak, sehingga relatif lebih mudah
mendapatkan uang daripada di desa.
b) Usaha untuk mpekerjaan yang lebih sesuai dengan pendididkan, sebenarnya
dilatarbelakangi oleh motif untuk mengangkat posisi sosial.
c) Bagi

beberapa

kelompok,

kota

memberikan

kesempatan

untuk

menghindarkan diri dari kontrol sosial yang terlalu ketat.
d) Di kota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan
rumah menjadi kerajinan industri. Hal ini karena kota terdapat banyak
sarana yang mendukung usaha tersebut.
e) Kelebihan modal di kota lebih banyak daripada di desa.
f) Kota merupakan tempat yang lebih menguntungkan untuk mengembangkan
jiwa dengan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya.
Beberapa penyebab meningkatnya jumlah pekerja anank terhadap factor
migrasi, khususnya urbanisasi, diketahui bahwa ketidakpahaman mengenai
urbanisasi itu sendiri dapat digunakan beberapa oknm untuk menjebak (
khususnya pekerja anak) dalam pekerjaan yang di sewenang-wenagkan atau
pekerjaan yang mirip perbudakan.
3.

Faktor Budaya
Beberapa faktor budaya yang memberi kontribusi terhadap peningkatan
jumlah pekerja anak antara lain :
a. Peran perempuan dalam keluarga
b. Perkawinan dini
c. Sejarah pekerjaan karena jeratan hutang
d.

Peran anak dalam keluarga
4.

Faktor kurangnya pencatatan kelahiran
Orang tanpa pengenal yang memadai lebih mudah menjadi mangsa
trafiking karena usia dan kewarganegaraan mereka tidak terdokumentasi. Anakanak yang dipekerjakan, biasanya lebih mudah diwalikan ke orang dewasa
manapun yang memintanya. Dalam hal ini, ketidakmampuan Sistem Pendidikan
Nasional yang ada maupun dalam masyarakat untuk mempertahankan agar anak
tidak putus sekolah dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sangat besar.
Sehingga anak-anak dilibatkan dalam hal kesempatan kerja dengan bermigrasi
terlebih dahulu atau langsung terjun mencari pekerjaan

yang tidak

membutuhkan keahlian.
5.

Faktor Kontrol social
Lemahnya kontrol sosial Pejabat penegak hukum dan imigrasi yang korup
dapat disuap untuk tidak mempedulikan kegiatan-kegiatan yang bersifat
kriminal. Para pejabat pemerintah juga disuap agar memberikan informasi yang
tidak benar pada kartu tanda pengenal (KTP), akte kelahiran, dan paspor
khususnya anak-anak dapt denagn mudah diwalikan atau bahkan diubah
kewarganegaraannya..

Kurangnya

budget/anggaran

dana

negara

untuk

menanggulangi usaha-usaha trafiking menghalangi kemampuan para penegak
hukum untuk secara efektif menjerakan dan menuntut pelaku- pelakunya.
D. Bentuk-bentuk pekerja anak
Dunia internasional memberikan perhatian khusus terhadap bentuk-bentuk
terburuk dan sifat pekerja anak. sebagai negara yang pertama kali menanda tangani
Konvensi ILO 182 tentang Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak
(BPTA), pada tahun 2002 Indonesia telah menetapkan satu langkah yang signifikan
kearah penghapusan pekerja anak, terutama jenis pekerjaan yang masuk dalam
kategori pekerjaan terburuk untuk anak. keputusan presiden No. 59 tahun 2002
tentang rencana aksi nasional penghapusan Bentuk-Bentuk Terburuk Untuk Anak
(BPTA) ada 13 bentuk pekerjaan.
Adapun 13 Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk anak adalah sebagai berikut:
1) Mempekerjakan anak-anak sebagai pelacur;
2) Mempekerjakan anak-anak di pertambangan;
3) Mempekerjakan anak-anak sebagai penyelam mutiara;
4) Mempekerjakan anak-anak di bidang kontruksi;
5) Menugaskan anak-anak di anjungan penangkapan ikan lepas pantai (yang di
Indonesia disebut jermal);
6) Mempekerjakan anak-anak sebagai pemulung;
7) Melibatkan anak-anak dalam pembuatan dan kegiatan yang menggunakan
bahan peledak;
8) Mempekerjakan anak-anak di jalanan;
9) Mempekerjakan anak-anak sebagai tulang punggung keluarga;
10) Mempekerjakan anak-anak di industri rumah tangga; (cottage industries);
11) Mempekerjakan anak-anak di perkebunan;
12) Mempekerjakan anak-anak dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
usaha penebangan kayu untuk industri atau mengolah kayu untuk bahan
bangunan dan pengangkutan kayu gelondongan dan kayu olahan;
13) Mempekerjakan anak-anak dalam berbagai industri dan kegiatan yang
menggunakan bahan kimia berbahaya.
Dan program aksi telah menetapkan 5 dari 13 jenis pekerjaan terburuk sebagai
prioritas dalam lima tahun pertama pada pelaksanaan program yang direncanakan
berlangsung selama 20 tahun kedepan. Kelima bentuk pekerjaan terburuk itu adalah:
1) Anak-anak yang terlibat dalam penjualan, produksi dan perdagangan
narkoba.
2) Anak-anak yang diperdagangkan untuk dijadikan pelacur (AYLA).
3) Anak-anak yang bekerja di penangkapan ikan lepas pantai (Jermal).
4) Anak-anak yang bekerja di sektor pertambangan.
5) Anak-anak yang bekerja di sektor pembuatan alas kaki.
E. Kondisi pekerja anak di Indonesia
Sebelum melihat realitas yang terjadi sekarang dan mungkin pada masa yang
akan datang, alangkah bijaknya kalau mengingat dan menelusuri konteks historis
pekerja anak di Indonesia. Sehingga dapat diperoleh suatu gambaran yang
mendekati utuh tentang dinamika pekerja anak dalam konteks sosial dan budaya
Indonesia. Secara historis, kondisi pekerja anak di Indonesia mengalami berbagai
kemajuan dan kemunduran baik dari aspek kuantitas maupun kualitasnya. Demikian
halnya perhatian terhadap masalah inipun muncul dan tenggelam sangat tergantung
pada persepsi dan sikap negara/pemerintah dan khususnya masyarakat terhadap
masalah pekerja anak. Perkembangan dan perhatian dari masyarakat dunia pun tidak
dapat dilepaskan dari faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika perlindungan
terhadap Pekerja Anak di Indonesia.
Dengan menggunakan pencanangan Deklarasi HAM dunia pada tahun 1948
(Universal Declaration of Human Rights, 1948) sebagai acauan waktu (time frame)
dalam melakukan analisis, dinamika perlindungan anak di Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi 2 fase historis, yaitu masa sebelum deklarasi HAM dan
masa setelah deklarasi HAM. Acuan waktu ini cukup penting bagi masyarakat dunia
sebagai salah satu fase meningkatnya perhatian dan penghargaan terhadap hak-hak
dasar manusia (nilai-nilai kemanusiaan). Pada masa ini pula upaya penghapusan
imperialisme dan kolonialisme dunia mendapatkan perhatian dari masyarakat
internasional. Batasan waktu inipun memiliki nilai penting bagi bangsa Indonesia
sebagai salah satu gerbang menuju pada tertib hukum nasional yang dilandasi oleh
nilai-nilai kemerdekaan dan keadilan sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan pekerja anak sebenarnya hampir menyerupai sebuah gunung es.
Kompleksitas pada dasar permasalahannya tidak tampak, sedangkan aktualisasi
pada permukaan berupa tindakan-tindakan eksploitasi terhadap anak juga hanya
muncul sedikit. Budaya masyarakat yang lebih cenderung bersifat patriarchi dan
kemiskinan secara struktural menciptakan suatu iklim yang permisif terhadap
pekerja anak di Indonesia. Terbatasnya studi dan perhatian terhadap kondisi pekerja
anak di Indonesia memberikan suatu kontribusi terhadap terbelenggunya nasib
pekerja anak.
Dari waktu ke waktu, perlindungan terhadap pekerja anak di Indonesia tidak
banyak mengalami perubahan. Perlindungan secara yuridis yang merupakan faktor
penting terhadap keberadaan pekerja anak mengindikasikan kemenduaan sikap
pemerintah terhadap masalah ini. Penerapan discretion clausule dalam berbagai
aturan hukum tentang ketenagakerjaan, sering menimbulkan interpretasi yang
berbeda-beda bahkan memberikan suatu celah hukum terhadap eksploitasi pekerja
anak. Hal inipun ternyata masih dijumpai pada Undang Undang Ketenagakerjaan
yang baru, yaitu UU Ketenagakerjaan No. 25 tahun 1997. Keadaan sosial dan
ekonomi masyarakat yang sebagian terbesar berada pada batas garis kemiskinan
mendorong terjadinya enkulturasi "bekerja membantu keluarga" yang sangat
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak secara sehat.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
 Soerjabrata, Soemardi.1982. Psikologi Perkembangan Jilid I Bagian Penyajian
Secara Historis. Yogyakarta : Rake press Yogyakarta.
 Sunarto,dkk. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Penerbit Rineka
Cipta
 Tim Pembina Lelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat. 2003.
Modul

Acuan

Prosedur

Pembelajaran

Mata

Kuliah

Berkehidupan

Bermasyarakat. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional DIRJEN DIKTI
Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan.
 Ahmadi, Abu.1997. Ilmu Sosial Dasar. Semarang : PT Rineka Cipta
 http://digitallib.itb.ac.id diakses tanggal 6 juni 2009
 http://duniapsikologi.com diakses tanggal 6 juni 2009
 http://ebursa.depdiknas.go.id diakses tanggal 6 juni 2009
 http://sekitarkita.com diakses tanggal 6 juni 2009
 http:// www. kabar Indonesia.com diakses tanggal 6 juni 2009

Contenu connexe

Tendances

Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Afrizal Bob
 
Logbook kegiatan aktualisasi
Logbook kegiatan aktualisasiLogbook kegiatan aktualisasi
Logbook kegiatan aktualisasiTaufiq Hidayat
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 
Surat perjanjian kerjasama kesepakatan workshop
Surat perjanjian kerjasama kesepakatan workshopSurat perjanjian kerjasama kesepakatan workshop
Surat perjanjian kerjasama kesepakatan workshopHendi Hendratman
 
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANGHUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANGFair Nurfachrizi
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)
CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)
CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)Meda Aji Saputro
 
Etika, norma, dan kode etik profesi
Etika, norma, dan kode etik profesiEtika, norma, dan kode etik profesi
Etika, norma, dan kode etik profesizia safira
 
Waris islam aul dan radd
Waris islam    aul dan raddWaris islam    aul dan radd
Waris islam aul dan raddSeptiono Rizqi
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Perkembangan perilaku individu
Perkembangan perilaku individuPerkembangan perilaku individu
Perkembangan perilaku individuKhomsha Sholikhah
 
Bab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsiBab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsinatal kristiono
 
Haki hak atas kekayaan intelektual
Haki hak atas kekayaan intelektualHaki hak atas kekayaan intelektual
Haki hak atas kekayaan intelektualEga Jalaludin
 
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)Meda Aji Saputro
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasiofirman afriansyah
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesiaErlita Marcelia II
 

Tendances (20)

Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
 
Logbook kegiatan aktualisasi
Logbook kegiatan aktualisasiLogbook kegiatan aktualisasi
Logbook kegiatan aktualisasi
 
Hukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BWHukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BW
 
HUKUM PERSAINGAN USAHA
HUKUM PERSAINGAN USAHAHUKUM PERSAINGAN USAHA
HUKUM PERSAINGAN USAHA
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
Surat perjanjian kerjasama kesepakatan workshop
Surat perjanjian kerjasama kesepakatan workshopSurat perjanjian kerjasama kesepakatan workshop
Surat perjanjian kerjasama kesepakatan workshop
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANGHUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)
CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)
CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)
 
Etika, norma, dan kode etik profesi
Etika, norma, dan kode etik profesiEtika, norma, dan kode etik profesi
Etika, norma, dan kode etik profesi
 
Waris islam aul dan radd
Waris islam    aul dan raddWaris islam    aul dan radd
Waris islam aul dan radd
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Perkembangan perilaku individu
Perkembangan perilaku individuPerkembangan perilaku individu
Perkembangan perilaku individu
 
Bab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsiBab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsi
 
Haki hak atas kekayaan intelektual
Haki hak atas kekayaan intelektualHaki hak atas kekayaan intelektual
Haki hak atas kekayaan intelektual
 
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
 
Perlindungan konsumen
 Perlindungan konsumen Perlindungan konsumen
Perlindungan konsumen
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia
 

En vedette

Makalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalananMakalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalananMelanda Kucing
 
Surat kua sa darmin baru
Surat kua sa darmin baruSurat kua sa darmin baru
Surat kua sa darmin baruWarnet Raha
 
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUSPENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUSmataharitimoer MT
 
Hak hak pekerja
Hak hak pekerjaHak hak pekerja
Hak hak pekerjadevinhgr
 
Proposal SKRIPSI Hukum Tata Negara
Proposal SKRIPSI Hukum Tata Negara Proposal SKRIPSI Hukum Tata Negara
Proposal SKRIPSI Hukum Tata Negara DELA ASFARINA
 
Makalah perlindungan anak (traficing child)
Makalah perlindungan anak (traficing child)Makalah perlindungan anak (traficing child)
Makalah perlindungan anak (traficing child)Andy Susanto
 
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis IlmiahKajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiahmateri-x2
 
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN SyaifLasvera Eroer
 

En vedette (15)

Perma 7 2015 -v2
Perma 7 2015 -v2Perma 7 2015 -v2
Perma 7 2015 -v2
 
Makalah Pkn multipartai
Makalah Pkn multipartaiMakalah Pkn multipartai
Makalah Pkn multipartai
 
Makalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalananMakalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalanan
 
Surat kua sa darmin baru
Surat kua sa darmin baruSurat kua sa darmin baru
Surat kua sa darmin baru
 
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUSPENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
PENEGAKAN DISIPLIN KEDOKTERAN OLEH MKDKI & CONTOH KASUS
 
Hak hak pekerja
Hak hak pekerjaHak hak pekerja
Hak hak pekerja
 
8 hak pekerja
8 hak pekerja8 hak pekerja
8 hak pekerja
 
Proposal SKRIPSI Hukum Tata Negara
Proposal SKRIPSI Hukum Tata Negara Proposal SKRIPSI Hukum Tata Negara
Proposal SKRIPSI Hukum Tata Negara
 
Makalah perlindungan anak (traficing child)
Makalah perlindungan anak (traficing child)Makalah perlindungan anak (traficing child)
Makalah perlindungan anak (traficing child)
 
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis IlmiahKajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Kajian Teori/Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
 
ppt..seks bebas dan HIV/AIDS
ppt..seks bebas dan HIV/AIDSppt..seks bebas dan HIV/AIDS
ppt..seks bebas dan HIV/AIDS
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi
 
skripsi bab 4 bab 5
skripsi bab 4 bab 5skripsi bab 4 bab 5
skripsi bab 4 bab 5
 
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
 
Proposal Skripsi
Proposal Skripsi Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
 

Similaire à PEKERJAANAK

Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Susyapriyani
 
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532STISIPWIDURI
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Nurul Hazanah
 
Tugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa Anak
Tugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa AnakTugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa Anak
Tugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa AnakIvarizkyArifah
 
Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remajaTugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remajaMiftah Ridho
 
review jurnal keganasan rumah tangga
review jurnal keganasan rumah tanggareview jurnal keganasan rumah tangga
review jurnal keganasan rumah tangganur fara
 
Sistem perilndungana anak
Sistem perilndungana anakSistem perilndungana anak
Sistem perilndungana anakRizal Fahmi
 
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Muhammad Najamuddin Jeneponto
 
Panduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
Panduan Partisipasi Anak dan Orang MudaPanduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
Panduan Partisipasi Anak dan Orang MudaECPAT Indonesia
 
Psikologi perkembangan rika safrina
Psikologi perkembangan rika safrinaPsikologi perkembangan rika safrina
Psikologi perkembangan rika safrinaRikaSafrina
 
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniPeran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniEvaniaYafie
 
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasansakuramochi
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemmasriyah91
 

Similaire à PEKERJAANAK (20)

Makala
MakalaMakala
Makala
 
Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)
 
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
 
Tugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa Anak
Tugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa AnakTugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa Anak
Tugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa Anak
 
konsep anak.pdf
konsep anak.pdfkonsep anak.pdf
konsep anak.pdf
 
Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remajaTugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remaja
 
review jurnal keganasan rumah tangga
review jurnal keganasan rumah tanggareview jurnal keganasan rumah tangga
review jurnal keganasan rumah tangga
 
Sistem perilndungana anak
Sistem perilndungana anakSistem perilndungana anak
Sistem perilndungana anak
 
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
 
Pemuda & Sosialisasi
Pemuda & SosialisasiPemuda & Sosialisasi
Pemuda & Sosialisasi
 
Pengertian kenakalanremaja
Pengertian kenakalanremajaPengertian kenakalanremaja
Pengertian kenakalanremaja
 
13 04-2013
13 04-201313 04-2013
13 04-2013
 
Sex education
Sex educationSex education
Sex education
 
Panduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
Panduan Partisipasi Anak dan Orang MudaPanduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
Panduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
 
Psikologi perkembangan rika safrina
Psikologi perkembangan rika safrinaPsikologi perkembangan rika safrina
Psikologi perkembangan rika safrina
 
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniPeran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
 
Perkembangan anak
Perkembangan anakPerkembangan anak
Perkembangan anak
 
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
14_Akhiri Mendidik Anak Dengan Kekerasan
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
 

Plus de SyaifOer

Pemda pemdes
Pemda pemdesPemda pemdes
Pemda pemdesSyaifOer
 
Penulisan karya tulis ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiahPenulisan karya tulis ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiahSyaifOer
 
Perancangan karya tulis ilmiah
Perancangan karya tulis ilmiahPerancangan karya tulis ilmiah
Perancangan karya tulis ilmiahSyaifOer
 
Menentukan tema, topik dan judul
Menentukan tema, topik dan judulMenentukan tema, topik dan judul
Menentukan tema, topik dan judulSyaifOer
 
Fungsi dan tujuan hukum pajak
Fungsi dan tujuan hukum pajakFungsi dan tujuan hukum pajak
Fungsi dan tujuan hukum pajakSyaifOer
 
Etika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negara
Etika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negaraEtika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negara
Etika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negaraSyaifOer
 
Sistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kotaSistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kotaSyaifOer
 
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesiaKebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesiaSyaifOer
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorSyaifOer
 
Essay investasi (p. budi)
Essay investasi (p. budi)Essay investasi (p. budi)
Essay investasi (p. budi)SyaifOer
 
Hak atas tanah
Hak atas tanahHak atas tanah
Hak atas tanahSyaifOer
 
Hak memilih dan di pilih
Hak memilih dan di pilihHak memilih dan di pilih
Hak memilih dan di pilihSyaifOer
 
Hak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan Keadilan
Hak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan KeadilanHak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan Keadilan
Hak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan KeadilanSyaifOer
 

Plus de SyaifOer (15)

Pemda pemdes
Pemda pemdesPemda pemdes
Pemda pemdes
 
Penulisan karya tulis ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiahPenulisan karya tulis ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiah
 
Perancangan karya tulis ilmiah
Perancangan karya tulis ilmiahPerancangan karya tulis ilmiah
Perancangan karya tulis ilmiah
 
Menentukan tema, topik dan judul
Menentukan tema, topik dan judulMenentukan tema, topik dan judul
Menentukan tema, topik dan judul
 
Fungsi dan tujuan hukum pajak
Fungsi dan tujuan hukum pajakFungsi dan tujuan hukum pajak
Fungsi dan tujuan hukum pajak
 
Etika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negara
Etika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negaraEtika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negara
Etika kepemimpinan yang bisa melayani publik dalam administrasi negara
 
Sistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kotaSistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kota
 
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesiaKebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
Kebijakan dan perkembangan otonomi daerah di indonesia
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
 
KOPERASI
KOPERASIKOPERASI
KOPERASI
 
Htn
HtnHtn
Htn
 
Essay investasi (p. budi)
Essay investasi (p. budi)Essay investasi (p. budi)
Essay investasi (p. budi)
 
Hak atas tanah
Hak atas tanahHak atas tanah
Hak atas tanah
 
Hak memilih dan di pilih
Hak memilih dan di pilihHak memilih dan di pilih
Hak memilih dan di pilih
 
Hak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan Keadilan
Hak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan KeadilanHak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan Keadilan
Hak Dan kewajiban Dapat Menimbulkan Keadilan
 

PEKERJAANAK

  • 1. TUGAS MAKALAH “Pekerja Anak” Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Hak Asasi Manusia” Dosen Pengampu : Abdul Halim, S. Pd, SH, MM, M. Pd Di susun Oleh : Muhammad Saifur Rohman 11.441.0041 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO 2013
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas perkenan dan izinnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pekerja Anak” sesuai waktu yang telah ditetapkan. Dalam penyelesaian makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari pihak. Untuk itu pada kesempatan penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan motivasi terhadap penulis selama pembuatan makalah ini. 2. Bapak dosen yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan serta saran dalam pembuatan makalah ini. Penulis masih menerima dengan tangan terbuka terhadap kritik dan saran dari pihak yang peduli terhadap makalah ini agar menjadi bahan perbaikan di kemudian hari. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena pekerja anak merupakan gambaran betapa kompleks dan rumitnya permasalahan anak. Terlepas dari semua hal tersebut, penghargaan, penghormatan, serta perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) digaung- gaungkan di penjuru dunia. Sejak awal pendeklarasian HAM, berbagi bentuk peraturan yang bersifat universal telah dikeluarkan dalam rangka mendukung upaya perlindungan HAM di dunia. Upaya perlindungan juga diikuti dengan penegakan hukum demi terselenggaranya HAM yang konsisten. Jika kita berbicara fenomena pekerja anak, maka bidang HAM yang langsung bersinggungan adalah hak anak. Baik di dunia internasional maupun di Indonesia, masalah seputar kehidupan anak menjadi perhatian utama bagi masyarakat maupun pemerintah. Sangat banyak keadaan-keadaan ideal yang sebenarnya dapat menuntaskan permasalahan sosial ini. Namun, faktor-faktor lain seperti kegagalan dalam pranata sosial turut menunjukkan ketidakmampuan pemerintah. Dalam konteksnya, sebenarnya anak mempunyai hak yang bersifat asasi sebagaimana yang dimiliki orang dewasa. Namun, perlindungan terhadapnya tidak sebombastis ketika masalah HAM yang menyangkut orang dewasa atau isu genderdiumbar ke khalayak umum. Perlindungan terhadap hak anak tidak terlalu banyak dipikirkan pada umumnya. Begitu pula dengan langkah konkritnya, bahkan upaya perlindungan itu sendiri dilanggar oleh negara dan berbagai tempat di negeri ini, orang dewasa, bahkan orang tuanya sendiri. Banyak anak-anak yang berada di bawah umur menjadi objek dalam pelanggaran terhadap hak-hak anak akibat pembangunan ekonomi yang dilakukan . Di negara kita, pekerja anak dapat dilihat dengan mudah di pertigaan atau di perempatan jalan. Pandangan kita jelas tetuju pada sekelompok anak yang mengamen, mengemis, atau mengais rezeki di jalanan. Itu hanya sedikit dari betapa mirisnya kondisi anak-anak Indonesia. Masih banyak yang tidak terlihat jelas, upaya-upaya pengeksploitasian anak-anak di negeri ini bahkan dapat disejajarkan dengan tindakan kriminal. Mereka di eksploitasi sebagai pekerja kasar konstruksi dan tambang tradisional, penyelam mutiara, penculikan dan perdagangan anak, kekerasan aanak, penyiksaan anak dan bahkan pelacur komersial.
  • 4. Anak, seyogyanya adalah gambaran dan cerminan masa depan, aset keluarga, agama, bangsa, negara dan merupakan generasi penerus di masa yang akan datang. Mereka berhak mendapatkan kebebasan, menikmati dunianya, dilindungi hak-hak mereka tanpa adanya pengabaian yang dilakukan oleh pihak tertentu yang ingin memanfaatkan kesempatan untuk mencari keuntungan pribadi. B. Rumusan Masalah Dalam perumusan masalah ini, permaslahan-permasalahan yang dibahas adalah sebagai berikut : 1. Apakah definisi dari pekerja anak jika dihubungkan dengan hak dan kewajiban anak dalam keluarga? 2. Bagaimana psikologi perkembanagn pekerja anak? 3. Indikasi apa yang berkaitan dengan pekerja anak? 4. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya pekerja anak? 5. Bagaimana bentuk-bentuk pekerja anak yang ada di Indonesia? 6. Bagaimana landasan hukum yang mengatur pelarangan pekerja anak di Indonesia? 7. Bagaimana solusi efektif permasalahan pekerja anak serta usaha-usaha perlindungan pekerja anak di Indonesia? C. Tujuan Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, tujuan dari permasalahan sosial yang diangkat anatara lain: 1. Mengetahui faktor penyebab terjadinya pekerja anak, khususnya pekerja anak di Indonesia. 2. Mengetahui indikasi yang melatarbelakangi pekerja anak di Indonesia. 3. Mengetahui bentuk-bentuk pekerja anak yang ada di Indonesia. 4. Mengetahui Kondisi Pekerja anak dan perkembangannya dari kurun waktu tertentu.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Anak a. Penyajian secara histories Yakni anggapan bangsa Yunani bahwa “ anak- anak dianggap sebagai manusia dewasa dengan ukuran kecil”. Disini dianggap seluruh sikap dan perilaku yang diberikan kepada anak-anak serta harapan dan tuntutan yang ditujukan kepada anak-anak disamakan dengan sikap dan perilaku serta harapan dan tuntutan yang ditujukan kepada orang dewasa. Pandangan lain mengenai definisi anak yakni pada masa awal tersebarnya agama nasrani di Eropa menunjukkan ciri-ciri antara lain : 1) Anak-anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban. 2) Anak–anak lebih mudah belajar denga contoh daripada belajar dengan aturan. 3) Anak-anak tidak sama dengan orang dewasa. b. Menurut makna Yuridis Yakni berdasarkan Undang-Undang perlindungan anak (UUPA) No. 23 tahun 2002 yang dimaksud denga anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun ( termasuk anak dalam kandungan). Dari beberapa penyajian definisi anak dapat disimpulkan bahwa anakanak merupakan masa sosialisasi yang belangsung secara efektif seseorang yang berumur diantara 5-18 tahun ( dibawah 5 tahun termasuk kategori anak karena masih disebut balita). Kecenderungan untuk menyimpang yang dipaparkan sebelumnya merupakan bentuk sosialisasi dari anak-anak dari. Dari segi fisik dan psikis jelas berbeda dengan orang dewasa, sehingga dalam hal ini tidak bisa disama artikan. Namun, sisi lain menggungkapkan bahwa pada masa ini anak– anak sudah mengalami korelasi yang positif serta sifat tunduk pada peraturan yang kemudian menjadi sangat realistis dengan berbagai kecenderungankecenderungan, seperti gemar membentuk kelompok dengan aturan-aturan sendiri dan lain-lain.
  • 6. B. Makna pekerja anak dan hubungannnya dengan tugas perkembangan anak Pekerja anak menurut Undang- Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 adalah anak-anak baik laki-laki maupun perempuan yang terlibat dalam kegiatan ekonomi yang mengganggu dan menghambat proses tumbuh kembang dan membahayakan bagi kesehatan fisik dan mental anak. Definisi lain menyebutkan bahwa pekerja anak adalah sebuah istilah untuk mempekerjakan anak kecil dengan gaji kecil dan dapat memiliki konotasi pengeksploitasian anak kecil atas tenaga mereka. Dalam hal ini batasan yang ditentukan berhubungan dengan pekerja anak adalah usia dibawah 18 tahun dengan penentuan beberapa karakteristik umum anak misalnya, jenis kelamin, umur dan pendidikan. Karakteristik ketenaga kerjaan seperti jenis pekerjaan, status pekerjaan, jam kerja, dan imbalan kerja. Sedangkan karakteristik umum sosial yakni tempat tinggal dan kondisi keluarga. Tindakan eksploitasi pekerja anak dilakukan karena dianggap produktif. Anak secara psikologis menerima otoritas orang tua dan guru sebgai suatu hal yang wajar. Dilihat dari tugas perkembangannnya pun anak-anak dibebani pada tugas-tugas perkembangan yang didasari tiga hal, yaitu kematangan fisik, rangsangan atau tuntutan dari masyarakat dan norma pribadi mengenai aspirasinya. Anak yang secara fisik dianggap sudah matang misalnya anak yang memilki postur tubuh yang besar dianggap sudah bias menerima tuntutan dari lingkungan baik orang tua maupun masyarakat. Anak bisa dieksploitasi dengan bekerja tanpa menimbulkan masalah, menerima sedikit gaji tanpa protes, mudah diatur dan penurut. Fenomenanya adalah ketika tugas perkembangan anak dipaksa oleh realisme ekonomi keluarga. Anak dijadikan faktor ekonomi yang menunjang keberlangsungan keluarga agar mereka dapat hidup dengan mencukupi kebututhan dasarnya. Padahal, jika kita telaah tugas perkembangan anak secara umum menurut Havighurst ( dalam Hurlock,1980) meliputi : 1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum. 2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sbagai makhluk yang sedang tumbuh. 3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman- teman seusianya. 4. Mulai mengembangkan peranan social pria atau wanita yang tepat.
  • 7. 5. Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung. 6. Mengembangkan pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari- hari. 7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata tingkah laku nilai 8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga. 9. Mencapai kebebasan pribadi. C. Faktor penyebab terjadinya pekerja anak Pertambahan jumlah pekerja anak yang cenderung meningkat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : 1. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi merupakan pangkal utama dalam peningkatan jumlah pekerja anak. Harga bahan pokok yang semakin mahal, tingkat kebutuhan yang tinggi serta pengeluaran yang bertambah menuntut anak terjun untuk membantu mencukupi kebutuhan dasarnya. Sebagian kasus pekerja anak ini terjadi pada keluarga menengah kebawah. Kemiskinan yang dikaitkan dengan faktor ekonomi ini dihubungkan all mendefinisikan dengan kemiskinan masalah merupakn pendapatan. Max suatu kondisi Nef dimana et tidak terpenuhinya kebutuhan dasar individu sebagai manusia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di tahun 2007 di Indonesia sebesar 37,17 juta orang atau 16,58 persn dari jumlah penduduk Indonesia. Dalam banyak kasus kemiskinan banyak menciptakan banyak pekerja anak, dan kemiskinan yang menggiring pekerja anak ke suatu titik dimana mereka nantinya juga akan melahirkan generasi baru yang sama atau mungkin lebih miskin dari mereka. Tanpa masa anak-anak , pada masa ketiak dasar-dasar kemampuan manusia dikembangkan. Kemiskinan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Menurut International Labour Organitation (ILO) pada tahun 2007 pekerja anak di Indonesia masih cukup besar yakni 2,6 juta jiwa. Anak-anak bekerja diberbagi sector dan bentuk pekerajaan. Namun, sebagian besar dari mereka bekerja di sektor pertanian keluarga dan di perusahaan manukfatur serta perdagangan skala kecil. Krisis ekonomi yang terjadi sejak 1997 telah mengubah struktur pekerja anak secara signifikan dalam pasar tenaga kerja. Terjadi informalisasi pekerja anak, jumlah anak-anak yang bekerja diberbagai
  • 8. sektor meningkat tajam, semua itu mencerminkan adanya gelombang pekerja anak yang memasuki sektor informal. 2. Factor migrasi Banyaknya migrasi terutama urbanisasi yakni perpindahan penduduk dari desa ke kota meningkatkan jumlah pekerja anak. Hal ini disebabkan beberapa factor antara lain : a) Penduduk desa kebanyakn bahwa kota memiliki banyak pekerjaaan dan lebih mudah mendapatkan penghasilan. Hal ini karena sirkulasi uang di kota jauh lebih cepat dan lebih banyak, sehingga relatif lebih mudah mendapatkan uang daripada di desa. b) Usaha untuk mpekerjaan yang lebih sesuai dengan pendididkan, sebenarnya dilatarbelakangi oleh motif untuk mengangkat posisi sosial. c) Bagi beberapa kelompok, kota memberikan kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang terlalu ketat. d) Di kota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi kerajinan industri. Hal ini karena kota terdapat banyak sarana yang mendukung usaha tersebut. e) Kelebihan modal di kota lebih banyak daripada di desa. f) Kota merupakan tempat yang lebih menguntungkan untuk mengembangkan jiwa dengan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya. Beberapa penyebab meningkatnya jumlah pekerja anank terhadap factor migrasi, khususnya urbanisasi, diketahui bahwa ketidakpahaman mengenai urbanisasi itu sendiri dapat digunakan beberapa oknm untuk menjebak ( khususnya pekerja anak) dalam pekerjaan yang di sewenang-wenagkan atau pekerjaan yang mirip perbudakan. 3. Faktor Budaya Beberapa faktor budaya yang memberi kontribusi terhadap peningkatan jumlah pekerja anak antara lain : a. Peran perempuan dalam keluarga b. Perkawinan dini c. Sejarah pekerjaan karena jeratan hutang d. Peran anak dalam keluarga
  • 9. 4. Faktor kurangnya pencatatan kelahiran Orang tanpa pengenal yang memadai lebih mudah menjadi mangsa trafiking karena usia dan kewarganegaraan mereka tidak terdokumentasi. Anakanak yang dipekerjakan, biasanya lebih mudah diwalikan ke orang dewasa manapun yang memintanya. Dalam hal ini, ketidakmampuan Sistem Pendidikan Nasional yang ada maupun dalam masyarakat untuk mempertahankan agar anak tidak putus sekolah dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sangat besar. Sehingga anak-anak dilibatkan dalam hal kesempatan kerja dengan bermigrasi terlebih dahulu atau langsung terjun mencari pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian. 5. Faktor Kontrol social Lemahnya kontrol sosial Pejabat penegak hukum dan imigrasi yang korup dapat disuap untuk tidak mempedulikan kegiatan-kegiatan yang bersifat kriminal. Para pejabat pemerintah juga disuap agar memberikan informasi yang tidak benar pada kartu tanda pengenal (KTP), akte kelahiran, dan paspor khususnya anak-anak dapt denagn mudah diwalikan atau bahkan diubah kewarganegaraannya.. Kurangnya budget/anggaran dana negara untuk menanggulangi usaha-usaha trafiking menghalangi kemampuan para penegak hukum untuk secara efektif menjerakan dan menuntut pelaku- pelakunya. D. Bentuk-bentuk pekerja anak Dunia internasional memberikan perhatian khusus terhadap bentuk-bentuk terburuk dan sifat pekerja anak. sebagai negara yang pertama kali menanda tangani Konvensi ILO 182 tentang Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak (BPTA), pada tahun 2002 Indonesia telah menetapkan satu langkah yang signifikan kearah penghapusan pekerja anak, terutama jenis pekerjaan yang masuk dalam kategori pekerjaan terburuk untuk anak. keputusan presiden No. 59 tahun 2002 tentang rencana aksi nasional penghapusan Bentuk-Bentuk Terburuk Untuk Anak (BPTA) ada 13 bentuk pekerjaan. Adapun 13 Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk anak adalah sebagai berikut: 1) Mempekerjakan anak-anak sebagai pelacur; 2) Mempekerjakan anak-anak di pertambangan; 3) Mempekerjakan anak-anak sebagai penyelam mutiara; 4) Mempekerjakan anak-anak di bidang kontruksi;
  • 10. 5) Menugaskan anak-anak di anjungan penangkapan ikan lepas pantai (yang di Indonesia disebut jermal); 6) Mempekerjakan anak-anak sebagai pemulung; 7) Melibatkan anak-anak dalam pembuatan dan kegiatan yang menggunakan bahan peledak; 8) Mempekerjakan anak-anak di jalanan; 9) Mempekerjakan anak-anak sebagai tulang punggung keluarga; 10) Mempekerjakan anak-anak di industri rumah tangga; (cottage industries); 11) Mempekerjakan anak-anak di perkebunan; 12) Mempekerjakan anak-anak dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan usaha penebangan kayu untuk industri atau mengolah kayu untuk bahan bangunan dan pengangkutan kayu gelondongan dan kayu olahan; 13) Mempekerjakan anak-anak dalam berbagai industri dan kegiatan yang menggunakan bahan kimia berbahaya. Dan program aksi telah menetapkan 5 dari 13 jenis pekerjaan terburuk sebagai prioritas dalam lima tahun pertama pada pelaksanaan program yang direncanakan berlangsung selama 20 tahun kedepan. Kelima bentuk pekerjaan terburuk itu adalah: 1) Anak-anak yang terlibat dalam penjualan, produksi dan perdagangan narkoba. 2) Anak-anak yang diperdagangkan untuk dijadikan pelacur (AYLA). 3) Anak-anak yang bekerja di penangkapan ikan lepas pantai (Jermal). 4) Anak-anak yang bekerja di sektor pertambangan. 5) Anak-anak yang bekerja di sektor pembuatan alas kaki. E. Kondisi pekerja anak di Indonesia Sebelum melihat realitas yang terjadi sekarang dan mungkin pada masa yang akan datang, alangkah bijaknya kalau mengingat dan menelusuri konteks historis pekerja anak di Indonesia. Sehingga dapat diperoleh suatu gambaran yang mendekati utuh tentang dinamika pekerja anak dalam konteks sosial dan budaya Indonesia. Secara historis, kondisi pekerja anak di Indonesia mengalami berbagai kemajuan dan kemunduran baik dari aspek kuantitas maupun kualitasnya. Demikian halnya perhatian terhadap masalah inipun muncul dan tenggelam sangat tergantung pada persepsi dan sikap negara/pemerintah dan khususnya masyarakat terhadap masalah pekerja anak. Perkembangan dan perhatian dari masyarakat dunia pun tidak
  • 11. dapat dilepaskan dari faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika perlindungan terhadap Pekerja Anak di Indonesia. Dengan menggunakan pencanangan Deklarasi HAM dunia pada tahun 1948 (Universal Declaration of Human Rights, 1948) sebagai acauan waktu (time frame) dalam melakukan analisis, dinamika perlindungan anak di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2 fase historis, yaitu masa sebelum deklarasi HAM dan masa setelah deklarasi HAM. Acuan waktu ini cukup penting bagi masyarakat dunia sebagai salah satu fase meningkatnya perhatian dan penghargaan terhadap hak-hak dasar manusia (nilai-nilai kemanusiaan). Pada masa ini pula upaya penghapusan imperialisme dan kolonialisme dunia mendapatkan perhatian dari masyarakat internasional. Batasan waktu inipun memiliki nilai penting bagi bangsa Indonesia sebagai salah satu gerbang menuju pada tertib hukum nasional yang dilandasi oleh nilai-nilai kemerdekaan dan keadilan sosial.
  • 12. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Permasalahan pekerja anak sebenarnya hampir menyerupai sebuah gunung es. Kompleksitas pada dasar permasalahannya tidak tampak, sedangkan aktualisasi pada permukaan berupa tindakan-tindakan eksploitasi terhadap anak juga hanya muncul sedikit. Budaya masyarakat yang lebih cenderung bersifat patriarchi dan kemiskinan secara struktural menciptakan suatu iklim yang permisif terhadap pekerja anak di Indonesia. Terbatasnya studi dan perhatian terhadap kondisi pekerja anak di Indonesia memberikan suatu kontribusi terhadap terbelenggunya nasib pekerja anak. Dari waktu ke waktu, perlindungan terhadap pekerja anak di Indonesia tidak banyak mengalami perubahan. Perlindungan secara yuridis yang merupakan faktor penting terhadap keberadaan pekerja anak mengindikasikan kemenduaan sikap pemerintah terhadap masalah ini. Penerapan discretion clausule dalam berbagai aturan hukum tentang ketenagakerjaan, sering menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda bahkan memberikan suatu celah hukum terhadap eksploitasi pekerja anak. Hal inipun ternyata masih dijumpai pada Undang Undang Ketenagakerjaan yang baru, yaitu UU Ketenagakerjaan No. 25 tahun 1997. Keadaan sosial dan ekonomi masyarakat yang sebagian terbesar berada pada batas garis kemiskinan mendorong terjadinya enkulturasi "bekerja membantu keluarga" yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak secara sehat.
  • 13. BAB IV DAFTAR PUSTAKA  Soerjabrata, Soemardi.1982. Psikologi Perkembangan Jilid I Bagian Penyajian Secara Historis. Yogyakarta : Rake press Yogyakarta.  Sunarto,dkk. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta  Tim Pembina Lelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat. 2003. Modul Acuan Prosedur Pembelajaran Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional DIRJEN DIKTI Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan.  Ahmadi, Abu.1997. Ilmu Sosial Dasar. Semarang : PT Rineka Cipta  http://digitallib.itb.ac.id diakses tanggal 6 juni 2009  http://duniapsikologi.com diakses tanggal 6 juni 2009  http://ebursa.depdiknas.go.id diakses tanggal 6 juni 2009  http://sekitarkita.com diakses tanggal 6 juni 2009  http:// www. kabar Indonesia.com diakses tanggal 6 juni 2009