SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
RANCANGAN PERATURAN
DAERAH
KABUPATEN PASURUAN
NOMOR…..TAHUN……
TENTANG
KABUPATEN LAYAK ANAK
Outline Pembahasan
• Urgensi Pembentukan Perda.
• Landasan Filosofis, Sosiologi dan Yuridis.
• Gambaran Umum Rancangan Perda
• Pengaturan Lebih Lanjut dalam Perkada.
Urgensi
• Urgensi perlindungan anak adalah untuk menghindari diskriminasi dan menyiapkan masa
depannya
• menjamin terpenuhinya Hak Anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan demi
terwujudnya anak yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera;
• menjamin pemenuhan hak anak di dalam menciptaan rasa aman, ramah, bersahabat;
• melindungi anak dari ancaman permasalahan sosial dalam kehidupan;
• mengembangkan potensi, bakat dan kreatifitas anak;
• mengoptimalkan peran dan fungsi keluarga sebagai basis pendidikan pertama bagi anak;
dan
• membangun sarana dan prasarana daerah yang mampu memenuhi kebutuhan dasar anak
untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Landasan Filosofis
Mewujudkan nilai nilai Pancasila dan
Pembukaan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
serta Pokok Pokok Pikiran yang
terkandung didalamnya dalam rangka
memberikan perlindungan terhadap Anak,
penghormatan harkat dan martabat
Anak,dan pemenuhan Hak Hak Anak
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan
pembukaan Undang Undang Dasar
Negara Indonesia tahun 1945.
Landasan Sosiologis
Banyaknya pengaruh buruk terhadap
pengasuhan dan perawatan anak yang berakibat
pada eksploitasi anak secara ekonomi,
kekerasan, penelantaran anak dan bahkan
sampai pada kekerasan seksual pada anak.
LANDASAN YURIDIS
1) Pasal 18 ayat (6) Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten di Djawa Timur (Berita Negara Tahun 1950
Nomor 32) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);
3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);
4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor
109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 99, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5882);
5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
6) Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on The Right of The Child (Konvensi Tentang Hak-
Hak Anak);
7) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Kabupaten/Kota Layak Anak di Desa/Kelurahan;
8) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan
Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak;
9) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 12 Tahun 2011 tentang Kebijakan Indikator
Kabupaten/Kota Layak Anak;
10) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 13 Tahun 2011 tentang Panduan
Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak;
11) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84 Tahun 2014 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini.
Gambaran Umum Rancangan Perda
1.KETENTUAN UMUM
2.MAKSUD DAN TUJUAN
3.PEMENUHAN HAK ANAK
4.TAHAPAN PENGEMBANGAN KLA
5.DESA/KELURAHAN LAYAK ANAK
6.PEMBIAYAAN
7.KETENTUAN PENYIDIKAN
8.KETENTUAN PIDANA
9.KETENTUAN PERALIHAN
PEMENUHAN HAK ANAK
Pemenuhan Hak Anak dikelompokkan kedalam 5 (lima) klaster meliputi:
a. hak sipil dan kebebasan;
b. lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif;
c. kesehatan dasar dan kesejahteraan;
d. pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya; dan
e. perlindungan khusus.
TAHAPAN PENGEMBANGAN KLA
Tahapan pengembangan KLA meliputi:
a. persiapan;
b. perencanaan;
c. pelaksanaan;
d. pemantauan;
e. evaluasi; dan
f. pelaporan.
Pembentukan Gugus Tugas KLA
• Gugus Tugas KLA merupakan lembaga koordinatif wakil dari unsur eksekutif, legislatif dan yudikatif yang membidangi
anak, perguruan tinggi, organisasi non pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, orang tua dan Forum
Anak
• Tugas dan tanggung jawab Gugus Tugas KLA meliputi :
a. mengkoordinasikan pengembangan KLA;
b. menyusun RAD KLA;
c. melaksanakan sosialisasi, advokasi dan komunikasi pengembangan KLA;
d. melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan dalam RAD KLA;
e. melakukan evaluasi setiap akhir tahun terhadap pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan dalam RAD
KLA; dan
f. membuat laporan kepada Bupati.
DESA/KELURAHAN LAYAK ANAK
• DEKELA menjadi bagian dari KLA.
• DEKELA berkewajiban dan berperan aktif dalam mewujudkan KLA di daerah.
• Tahapan pengembangan DEKELA meliputi :
a. persiapan
b. perencanaan
c. pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati sesuai pembagian tugas Tim Kerja atau Gugus
Tugas dan tertuang dalam rencana aksi; dan
d. pembinaan dilakukan dalam bentuk koordinasi, fasilitasi, konsultasi, pemantauan, evaluasi
dan pelaporan DEKELA.
PEMBIAYAAN
• Pembiayaan KLA dan pengembangannya berasal dari APBD
dan sumber dana lainnya yang sah dan tidak mengikat.
• Pembiayaan KLA dan pengembangannya yang berasal dari
APBD dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan rencana
pembangunan dan rencana strategis daerah serta dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah.
KETENTUAN PENYIDIKAN
• Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus untuk melakukan penyidikan tindak pidana atas
pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan Peraturan Daerah ini.
• Wewenang
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak pidana;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap
bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan
memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
TERIMAKASIH

Contenu connexe

Tendances

Tim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatan gajahan
Tim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatan gajahanTim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatan gajahan
Tim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatan gajahan
PenyuluhKBTelukMengk
 
Ketahanan Keluarga.pptx
Ketahanan Keluarga.pptxKetahanan Keluarga.pptx
Ketahanan Keluarga.pptx
yuliaulfa9
 
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
Kiki Kino
 

Tendances (20)

Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desa
Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desaModul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desa
Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desa
 
Penillaian Kualitas Hasil Kerja Analis Kebijakan
Penillaian Kualitas Hasil Kerja Analis KebijakanPenillaian Kualitas Hasil Kerja Analis Kebijakan
Penillaian Kualitas Hasil Kerja Analis Kebijakan
 
Pernikahan dini pp
Pernikahan dini ppPernikahan dini pp
Pernikahan dini pp
 
UU nomor 5 tahun 2014
UU nomor 5 tahun 2014UU nomor 5 tahun 2014
UU nomor 5 tahun 2014
 
Pelayanan terpadu
Pelayanan terpaduPelayanan terpadu
Pelayanan terpadu
 
Kesetaraan Gender
Kesetaraan GenderKesetaraan Gender
Kesetaraan Gender
 
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
 
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanMonitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
 
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolahMateri sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
 
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
 
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).pptSTOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
 
Ulasan Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Ulasan Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)Ulasan Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Ulasan Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
 
Tim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatan gajahan
Tim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatan gajahanTim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatan gajahan
Tim pendampingan keluarga dalam upaya pencegahan dan percepatan gajahan
 
Isu kontemporer
Isu kontemporerIsu kontemporer
Isu kontemporer
 
Ketahanan Keluarga.pptx
Ketahanan Keluarga.pptxKetahanan Keluarga.pptx
Ketahanan Keluarga.pptx
 
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasanChapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
 
Zona integritas
Zona integritasZona integritas
Zona integritas
 
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
 
Kdrt
KdrtKdrt
Kdrt
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
 

Similaire à ppt layak anak .pptx

HPA PERT STIH PUTRI MAHARAJA PAYAKUMBUH 4.pptx
HPA PERT STIH PUTRI MAHARAJA PAYAKUMBUH 4.pptxHPA PERT STIH PUTRI MAHARAJA PAYAKUMBUH 4.pptx
HPA PERT STIH PUTRI MAHARAJA PAYAKUMBUH 4.pptx
koko212591
 
2020 KADIS PPPA - Pelaksanaan Kota Layak Anak.pptx
2020 KADIS PPPA - Pelaksanaan Kota Layak Anak.pptx2020 KADIS PPPA - Pelaksanaan Kota Layak Anak.pptx
2020 KADIS PPPA - Pelaksanaan Kota Layak Anak.pptx
Asir10
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
verdalena
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
verdalena
 
Kebijakan ABH Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Kebijakan ABH Direktorat Jenderal PemasyarakatanKebijakan ABH Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Kebijakan ABH Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
dimaspraja2
 

Similaire à ppt layak anak .pptx (20)

HPA PERT STIH PUTRI MAHARAJA PAYAKUMBUH 4.pptx
HPA PERT STIH PUTRI MAHARAJA PAYAKUMBUH 4.pptxHPA PERT STIH PUTRI MAHARAJA PAYAKUMBUH 4.pptx
HPA PERT STIH PUTRI MAHARAJA PAYAKUMBUH 4.pptx
 
KEL. TIKALA KUMARAKA_SK KLA.pdf
KEL. TIKALA KUMARAKA_SK KLA.pdfKEL. TIKALA KUMARAKA_SK KLA.pdf
KEL. TIKALA KUMARAKA_SK KLA.pdf
 
perda nomor 8 tahun 2014 ttg penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anak
perda nomor 8 tahun 2014 ttg penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anakperda nomor 8 tahun 2014 ttg penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anak
perda nomor 8 tahun 2014 ttg penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anak
 
KEL. MAHAKERET TIMUR_SK KLA.pdf
KEL. MAHAKERET TIMUR_SK KLA.pdfKEL. MAHAKERET TIMUR_SK KLA.pdf
KEL. MAHAKERET TIMUR_SK KLA.pdf
 
KEL.bumi beringin_SK KLA.pdf
KEL.bumi beringin_SK KLA.pdfKEL.bumi beringin_SK KLA.pdf
KEL.bumi beringin_SK KLA.pdf
 
2020 KADIS PPPA - Pelaksanaan Kota Layak Anak.pptx
2020 KADIS PPPA - Pelaksanaan Kota Layak Anak.pptx2020 KADIS PPPA - Pelaksanaan Kota Layak Anak.pptx
2020 KADIS PPPA - Pelaksanaan Kota Layak Anak.pptx
 
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx
 
Permensos no. 37 tahun 2010
Permensos no. 37 tahun 2010Permensos no. 37 tahun 2010
Permensos no. 37 tahun 2010
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
 
Kebijakan ABH Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Kebijakan ABH Direktorat Jenderal PemasyarakatanKebijakan ABH Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Kebijakan ABH Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
 
81045
8104581045
81045
 
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakat
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakatPanduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakat
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakat
 
Buku Pedoman Kegiatan Ketahanan Keluarga
Buku Pedoman Kegiatan Ketahanan KeluargaBuku Pedoman Kegiatan Ketahanan Keluarga
Buku Pedoman Kegiatan Ketahanan Keluarga
 
Permen PPPA No. 08 Thn 2014 Tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak-3.pdf
Permen PPPA No. 08 Thn 2014 Tentang  Kebijakan Sekolah Ramah Anak-3.pdfPermen PPPA No. 08 Thn 2014 Tentang  Kebijakan Sekolah Ramah Anak-3.pdf
Permen PPPA No. 08 Thn 2014 Tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak-3.pdf
 
RAN Pencegahan Bulying.pdf
RAN Pencegahan Bulying.pdfRAN Pencegahan Bulying.pdf
RAN Pencegahan Bulying.pdf
 
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemisperda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
perda nomor 4 tahun 2013 ttg pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis
 
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEAAnggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
 
Materi kebijakan SRA .pptx
Materi kebijakan SRA .pptxMateri kebijakan SRA .pptx
Materi kebijakan SRA .pptx
 
Juknis pendirian satuan paud
Juknis pendirian satuan paudJuknis pendirian satuan paud
Juknis pendirian satuan paud
 

Dernier (7)

SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 

ppt layak anak .pptx

  • 2. Outline Pembahasan • Urgensi Pembentukan Perda. • Landasan Filosofis, Sosiologi dan Yuridis. • Gambaran Umum Rancangan Perda • Pengaturan Lebih Lanjut dalam Perkada.
  • 3. Urgensi • Urgensi perlindungan anak adalah untuk menghindari diskriminasi dan menyiapkan masa depannya • menjamin terpenuhinya Hak Anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan demi terwujudnya anak yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera; • menjamin pemenuhan hak anak di dalam menciptaan rasa aman, ramah, bersahabat; • melindungi anak dari ancaman permasalahan sosial dalam kehidupan; • mengembangkan potensi, bakat dan kreatifitas anak; • mengoptimalkan peran dan fungsi keluarga sebagai basis pendidikan pertama bagi anak; dan • membangun sarana dan prasarana daerah yang mampu memenuhi kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
  • 4. Landasan Filosofis Mewujudkan nilai nilai Pancasila dan Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta Pokok Pokok Pikiran yang terkandung didalamnya dalam rangka memberikan perlindungan terhadap Anak, penghormatan harkat dan martabat Anak,dan pemenuhan Hak Hak Anak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan pembukaan Undang Undang Dasar Negara Indonesia tahun 1945. Landasan Sosiologis Banyaknya pengaruh buruk terhadap pengasuhan dan perawatan anak yang berakibat pada eksploitasi anak secara ekonomi, kekerasan, penelantaran anak dan bahkan sampai pada kekerasan seksual pada anak.
  • 5. LANDASAN YURIDIS 1) Pasal 18 ayat (6) Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten di Djawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 32) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); 4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5882); 5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6) Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on The Right of The Child (Konvensi Tentang Hak- Hak Anak); 7) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Kabupaten/Kota Layak Anak di Desa/Kelurahan; 8) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak; 9) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 12 Tahun 2011 tentang Kebijakan Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak; 10) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 13 Tahun 2011 tentang Panduan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak; 11) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84 Tahun 2014 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini.
  • 6. Gambaran Umum Rancangan Perda 1.KETENTUAN UMUM 2.MAKSUD DAN TUJUAN 3.PEMENUHAN HAK ANAK 4.TAHAPAN PENGEMBANGAN KLA 5.DESA/KELURAHAN LAYAK ANAK 6.PEMBIAYAAN 7.KETENTUAN PENYIDIKAN 8.KETENTUAN PIDANA 9.KETENTUAN PERALIHAN
  • 7. PEMENUHAN HAK ANAK Pemenuhan Hak Anak dikelompokkan kedalam 5 (lima) klaster meliputi: a. hak sipil dan kebebasan; b. lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif; c. kesehatan dasar dan kesejahteraan; d. pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya; dan e. perlindungan khusus.
  • 8. TAHAPAN PENGEMBANGAN KLA Tahapan pengembangan KLA meliputi: a. persiapan; b. perencanaan; c. pelaksanaan; d. pemantauan; e. evaluasi; dan f. pelaporan.
  • 9. Pembentukan Gugus Tugas KLA • Gugus Tugas KLA merupakan lembaga koordinatif wakil dari unsur eksekutif, legislatif dan yudikatif yang membidangi anak, perguruan tinggi, organisasi non pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, orang tua dan Forum Anak • Tugas dan tanggung jawab Gugus Tugas KLA meliputi : a. mengkoordinasikan pengembangan KLA; b. menyusun RAD KLA; c. melaksanakan sosialisasi, advokasi dan komunikasi pengembangan KLA; d. melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan dalam RAD KLA; e. melakukan evaluasi setiap akhir tahun terhadap pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan dalam RAD KLA; dan f. membuat laporan kepada Bupati.
  • 10. DESA/KELURAHAN LAYAK ANAK • DEKELA menjadi bagian dari KLA. • DEKELA berkewajiban dan berperan aktif dalam mewujudkan KLA di daerah. • Tahapan pengembangan DEKELA meliputi : a. persiapan b. perencanaan c. pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati sesuai pembagian tugas Tim Kerja atau Gugus Tugas dan tertuang dalam rencana aksi; dan d. pembinaan dilakukan dalam bentuk koordinasi, fasilitasi, konsultasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan DEKELA.
  • 11. PEMBIAYAAN • Pembiayaan KLA dan pengembangannya berasal dari APBD dan sumber dana lainnya yang sah dan tidak mengikat. • Pembiayaan KLA dan pengembangannya yang berasal dari APBD dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan rencana pembangunan dan rencana strategis daerah serta dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah.
  • 12. KETENTUAN PENYIDIKAN • Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus untuk melakukan penyidikan tindak pidana atas pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan Peraturan Daerah ini. • Wewenang a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana; b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak pidana; d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana; g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; dan/atau k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.