SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  58
A . M U S L I M I N , L C . , M . H.I
AL-QAWAID
al-FIQHiyah
Definisi
 Segi Bahasa
Kaidah : Asas, dasar, fondasi sesuatu
 Segi Istilah, Imam Al-Suyuthi
Kaidah :
“Kaidah ialah hukum kully (kebanyakan,
menyeluruh, general) yang meliputi bagian-
bagiannya”.
OBJEK & Keutamaan
Objek :
- Mukallaf
- Materi Fiqh (tidak ditemukan nash khusus dalam
al-Qur‟an dan al-Hadits ataupun Ijma‟)
Keutamaan :
“Barang Siapa menguasai ushul fiqh, tentu dia akan sampai
kepada maksudnya, dan barang siapa yang menguasai
kaidah-kaidah fiqh pasti dialah yang pantas mencapai
maksudnya”
Hukum mempelajari
 Fardlu Kifayah
 Sebagian ulama mewajibkan dalam menguasai
kaidah-kaidah fiqh bagi para mujtahid, pemegang
keputusan dan terutama bagi para hakim
 Umar bin Khattab memberi surat kepada Abu
Musa al-Asya‟ri, Umar berkata :
“Pelajarilah segala soal yang serupa dan memiliki
kesamaan dan qiyaskanlah segala urusan kepada
hal-hal yang sebandingnya”.
Kedudukan
 Mempunyai kedudukan yang penting dan amat
besar faedahnya
 Dapat menampilkan hakikat fiqh dan tempat
pengambilannya, sumber dan rahasia-
rahasianya
 Dalil untuk memutuskan dan memahami
permasalahan fiqh
Keistimewaan
 Mempunyai kaedah-kaedah yang banyak
 Perkataan yang ringkas, tetapi
mengandung makna yang umum
 Setiap kaedah menentukan ciri khusus
yang ada pada beberapa himpunan
permasalahan sekalipun ia datang dari
berbagai tema dan bab yang berlainan
Faedah Mempelajari
 Memudahkan mujtahid dalam menentukan hukum
 Mudah dihafal dan dihimpun satu kaedah
 Membentuk kemampuan fiqh yang kuat
 Dapat membedakan dan membandingkan mazhab
 Mengetahui rahasia dan hikmah hukum
 Mencakup fiqh Islam terhadap segala hukum
masalah yang berlaku sesuai zaman, tempat dan
keadaan
 Memiliki keluasan ilmu dan hasil ijtihadnya lebih
mendekati kebenaran, kebaikan dan keindahan
 Terampil memahami dan menghadirkan fiqh
 Menampakkan pola pikir, filosofi yang rasional
Pembentukan kaidah fiqh
 Abad ke 3 – 4 H, Abu Dhahir al-Dhibasi al-
Hanafi telah menumpulkan 17 kaidah
 Abu Sa‟id al-Harawi al-Syafi‟i menghafal
dari Abu Dhahir diantaranya 5 kaidah
pokok
 100 tahun kemudian muncul Abu Hasan al-
Karkhi menambah kaidah Abu Dhahir
menjadi 37 kaidah
Kitab-kitab kaidah fiqh
 Madzhab Hanafi
- Ushul al-Karkhi (260-340 H), 37 Kaidah
- Ta‟shis al-Nadzar, al-Dabusi (w 430 H), 86 Kaidah
- Al-Ashbah wa al-Nadhair, Ibn Nuzaim (w 970 H), 25
Kaidah
 Madzhab Maliki
- Al-Furuq, al-Qarafi (w 684 H), 548 kaidah
- Al-Qawaid, al-Maqari (w 758 H), 100 kaidah
- Idhah al-Masalik ila Qawaid al-Imam Malik, al-
Winsyarisi (w 914 H), 118 kaidah
lanjutan…
 Madzhab Syafi‟i
- Qawaid al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, Izzudin Abd Salam
(577-660 H)
- Al-Ashbah wa al-Nadhair, Taj al-Din Ibn al-Subkhi (w 771 H)
- Al-Ashbah wa al-Nadhair, Imam al-Sayuthi (w 911 H)
 Madzhab Hambali
- Al-Qawaid al-Nuraniyah al-Fiqhiyah, Ibn Taimiyah (661-728
H)
- Al-Qawaid al-Fiqhiyah, Ibn Qadhi al-Jabal (w 771 H)
- Taqrir al-Qawaid wa Tahrir al-Fawaid, Ibn Rajab, 160 kaidah
Perbedaan Antara
Qawa’id Fiqhiyyah & Qawa’id usuliyyah
 Usul Fiqh adalah neraca ilmu fiqh untuk
menyimpulkan hukum yang sahih
 Kaedah usul dibuat untuk mengeluarkan hukum,
kaedah fiqh juga untuk mengikat berbagai
masalah dengan satu kaedah
 Hanya hukum yang ijmali yang masuk dalam
kaedah usul. Kaedah fiqh adalah „illah kepada
hukum masalah
 Kaedah usul hanya terbatas dalam bab usul fiqh
saja, sedangkan kaedah fiqh tidak terbatas
Lanjutan…
 Kaedah usul yang disepakati tidak mempunyai
pengecualian, tetapi kaedah fiqh akan sentiasa
mempunyai pengecualian
 Kaedah fiqh ada setelah kaedah usul dari segi
munculnya
 Jika terjadi perselisihan, maka didahulukan
hukum yang dihasilkan melalui kaedah usul
Perbedaan antara al-Qa’idah ( )
dan dhabit ( )
 Kaedah menghimpun berbagai furu‟ dari
berbagai bab. Dhabit hanya khusus untuk
satu bab fiqh saja
 Kebiasaannya, kandungan kaedah adalah
disepakati di kalangan seluruh atau
kebanyakan ulama suatu mazhab, tetapi
dhabit hanya tertentu kepada satu
mazhab saja, bahkan kepada seseorang
faqih saja
Perbedaan antara al-Qawa’id al-Fiqhiyyah
dan al-Nazariyyah al-Fiqhiyyah

 Satu atau beberapa tema dalam bidang fiqh yang
mengandung permasalahan-permasalahan atau isu-
isu fiqh yang terdiri dari rukun, syarat dan hukum
yang dihubungkan oleh satu bentuk hubungan fiqh,
dan dihimpun oleh satu kesatuan tema yang
meletakkan hukum terhadap elemen-elemen
tersebut.
Perbedaan antara kaedah fiqh dan
al-Qa’idah al-tashri’iyyah
 al-Qawa‟id al-tashri‟iyyah adalah
kaedah yang diturunkan oleh Allah
dengan jalan yang diyakini dari sudut
wurud dan dalalah.
 Kaedah fiqh hanya bersifat rajih
sedangkan al-qawa‟id al-tashri‟iyyah
bersifat yakin.
Lima Kaedah Fiqh Utama
 Segala amalan berdasarkan niat
 ( )
 Keyakinan tidak boleh dihilangkan dengan keraguan
 ( )
 Kemudaratan hendaklah dihilangkan
 ( )
 Kesulitan membawa keringanan
 ( )
 Adat diterima sebagai hukum
 ( )




Niat
 Tempat Niat di Hati
 Perbuatan Ibadah
- Niat adalah rukun
 Perbuatan Mu‟amalah
- Niat adalah Penentu : Ibadah / Bukan
 Pembeda Tingkatan Ibadah
- Fardlu dan Sunnah
- Ibadah dan Adat
cabang Kaedah niat

 Suatu amal dalam pelaksanaannya tidak
disyaratkan niat, baik secara garis besar atau
terperinci, kemudian dipastikan dan salah, maka
kesalahan ini tidak membahayakan (syahnya
amal).
 Sholat : Menentukan masjid/rumah, rabu/kamis, imamnya
umar/amir, dan ternyata salah, maka sholatny tetap sah.
(Karena semua tidak masuk rukun)
cabang Kaedah niat

 Suatu amal dalam pelaksanaannya disyaratkan
niat, maka kesalahan akan membatalkan amal
 Sholat : Niat sholat dhuhur, tidak sah melaksanakn
sholat Ashar.
 Puasa : Niat Ramadhan, tidak sah untuk puasa
nadzar.
 Kifarat : Pembunuhan, tidak sah untuk Dzihar.
cabang Kaedah niat

 Suatu amal dipastikan niat secara garis besar
kemudian dipastikan terperinci dan ternyata
salah, maka membahayakan sahnya amal.
 Sholat : Niat makmum dengan Umar, ternyata
imamnya adalah Zaid, maka tidak sah makmumnya.
 Jenazah : Niat untuk laki-laki, ternyata jenazah
perempuan, maka tidak sah.
cabang Kaedah niat

 Niat dalam sumpah mengkhususkan lafadz „am,
tidak menjadikan „am, lafadz yang khusus.
 Sumpah : tidak bicara dengan orang, tetapi orang
tertentu, maka sumpahnya hanya berlaku untuk orang
yang dimaksud.
cabang Kaedah niat

 Maksud lafal adalah menurut niat orang yang
mengucapkan, kecuali dalam suatu tempat,
yaitu sumpah dihadapan qadhi, maka maksud
lafal adalah menurut niat qadhi.
 Talak : berturut-turut tiga kali, jika niat sebagai
awal kalimat jatuh talak tiga, akan tetapi kalau
sebagai penguat, jatuh talak satu.
cabang Kaedah niat

 Yang dianggap dalam akad adalah maksud-
maksud dan makna-makna, bukan lafal-lafal
dan bentuk-bentuk perkataan.
 Jual beli : Dua orang akad dengan lafal memberi
barang dengan pembayaran, maka akad ini sebagai
akad jual beli.
 Yakin :
Sesuatu yang pasti, dengan dasar pemeriksaan
atau dengan dasar dalil (bukti)
 Syak
Suatu hal yang keadaannya tidak pasti, berada tepat ditengah-tengah
antara kemungkinan adanya dan kemungkinan tidak adanya, tanpa
ada yang dapat lebih dimenangkan atau dipastikan dari salah satu
kedua kemungkinan tersebut
Dalil-dalil kaidah
 HR. Muslim
 HR. Turmudzi
Cabang-cabang kaidah

“Yang pokok atau kuat adalah tetap berlakunya
apa/hukum yang ada menurut keadaannya semula”
Contoh :
Berbuka menjelang Maghrib tanpa adanya penelitian,
kemudian timbul keraguan bahwa kemungkinan
matahari belum terbenam, maka puasanya dihukumi
batal, sebab menurut yang asal adalah berlakunya
hukum sebelum maghrib.
Next…

“Barangsiapa yakin dan ragu-ragu apakah dia telah
melakukan sesuatu atau belum, maka yang lebih kuat
adalah dia belum melakukan sesuatu”

“Hukum yang lebih kuat dari sesuatu itu
asalnya tidak ada”
Contoh :
Seseorang makan makanan orang lain, ia mengatakan pemiliknya
sudah mengizinkan, padahal belum, dalam hal ini dibenarkan
pemilik makanan, sebab makan makanan orang lain tidak boleh.
Next…

“Yang lebih kuat dari tiap-tiap kejadian perkiraan
waktunya adalah waktu yang terdekat”
Contoh :
Seorang wudlu dari air sumur, kemudian dia shalat,
setelah selesai dia melihat bangkai (tikus) didalam
sumur itu. Dia tidak wajib mengqadla (mengulang)
shalatnya, kecuali dia yakin bahwa dia wudlu dengan
air najis.
Next…


Dasar Hukum Kaidah (madzhab Syafi‟i) :
-
-

menggiring, mendatangkan
kemudahan, tidak memaksakan
Jika ditemukan kesulitan dalam sesuatu, maka
ia menjadi sebab syar‟i yang dibenarkan untuk
mempermudah, meringankan dan menghapus
kesukaran.
dalil-dalil
 Al-Hajj : 78

 Al-Baqarah : 185

 Hadits Bukhari

 Hadits Bukhari

Macam keringanan
 Menggugurkan : Ada udzur, Haid dan Nifas
 Mengurangi : Qashar Shalat
 Menggantikan : Wudlu, Mandi dengan
Tayamum
 Mendahulukan : Jama’ Taqdim
 Mengakhirkan : Jama’ Takhir
 Memperbolehkan : Memakan Bangkai
 Merubah : Tatacara Shalat karena Takut
Cabang-cabang kaidah

 Apabila sesuatu sempit, maka hukumnya
menjadi luas dan apabila sesuatu itu luas
maka menjadi sempit hukumnya.
Contoh :
- Wanita tdk berwali ketika bepergian diantara laki2 bkn muhrim
- Bejana air terbuat dari tanah bercampur kotoran
- Lalat hinggap dikotoran, kemudian hinggap dipakaian
- Orang longgar shalatnya harus dalam waktu, syarat dan rukun
Cabang-cabang kaidah
Kedua kaidah itu dikumpulkan oleh
Imam Ghazali dalam Ihya’

„Semua yang melampai batas, maka hukumnya
berbalik kepada kebalikannya‟
Cabang-cabang kaidah

 Apa yang diperbolehkan karena udzur, maka batal
dengan hilangnya halangan tadi.
 Contoh : Wanita haid dilarang shalat dan puasa

 Apabila yang asli sukar dikerjakan, maka
berpindah kepada penggantinya.
 Contoh : wadlu dg tayamum, pejabat dengan
wakilnya
Cabang-cabang kaidah

 Apa yg tidak mungkin menjaga maka dimaafkan
 Contoh : Puasa kumur2, Darah pada pakaian

 Keringanan itu tidak dikaitkan dengan
kemaksiatan
 Contoh : Bepergian tuk maksiat,

Bahaya atau kemudharatan itu telah terjadi
dan akan terjadi. Apabila demikian halnya
wajib untuk dihilangkan
Tujuan Syari‟ah adalah meraih kemaslahatan
dan menolak kemafsadatan.
Contoh : larangan menimbun kebutuhan pokok
Berbagai sanksi untuk menghilangkan mudharat
dalil-dalil
 Al-Baqarah : 231

 Al-Baqarah : 173

 Al-Thalaq : 6

 HR. Ibnu Majah

Cabang-cabang kaidah


 Kemudharatan itu membolehkan yang dilarang
 Contoh :
- Memakan bangkai
- Membongkar kubur
- Menangkap, Menghukum pornoaksi dan grafi,
pemabuk, pecandu, membela diri
Cabang-cabang kaidah



 Apa yg dibolehkan karena darurat diukur sekadar
kadaruratannya
 Contoh :
- Makan bangkai sekedar tidak lapar
- Dokter blh melihat sekedar yang sakit
- Mengambil rumput orang tuk hewan kelaparan
Cabang-cabang kaidah


 Kemudharatan tidak boleh dihilangkan dengan
kemudharatan
 Contoh :
- Kelaparan tdk blh ambil makanan org kelaparan
- Tdk boleh ambil darah org yg butuh darah
Cabang-cabang kaidah


 Apabila dua mudharat bertentangan maka
perhatikan yang lebih besar mudharatnya dengan
mengerjakan yang lebih ringan mudharatnya
 Contoh :
- Membedah mayit demi bayi yang masih hidup
- Tidak menutup aurat daripada tinggal shalat
- Memotong pohon org lain yg mengganggu
- Diam melihat kemungkaran, melarang jd bencana
Cabang-cabang kaidah

 Kedudukan kebutuhan itu menempati kedudukan
darurat baik umum maupun khusus
 Contoh :
- Jual beli salam (uang baru barang)
- Jialah (memindahkan hutang)
- Laki2 pakai sutra karena sakit
- Jual beli barang dalam tanah karena susah
dikeluarkan
Berulang

 Ungkapan dari yg terpendam dalam hati, berulang-ulang, bisa
diterima oleh tabiat yang sehat.

 ‘Urf adalah apa yg dikenal manusia dan berulang dalam ucapan,
perbuatan sampai menjadi biasa dan berlaku umum.
dalil-dalil
 QS : Al-A’raf : 199

 QS : An-Nisa’ : 19

 HR. Abu Dawud

 HR. Ahmad

Cabang-cabang kaidah

 Apa yg biasa diperbuat org banyak adalah hujjah
yang wajib diamalkan
 Contoh :
 Menjahit pakaian, yg menyediakan benang, jarum
dan mesn jahit serta perlengkapan lain adalah
penjahit
Cabang-cabang kaidah


 Adat yang dianggap hanyalah yang terus menerus
dan berlaku umum dan bukan yang berlaku jarang
 Contoh :
 Langganan majalah diantar, jk tdk komplain
 Waktu hamil tdk lbh dari setahun
 Monopause adalah 55 tahun
Cabang-cabang kaidah

 Sesuatu yang sudah dikenal karena ‘urf seperti yang
disyaratkan dengan suatu syarat.
 Contoh :
 Gotong royong tidak dibayar
Kaidah-kaidah umum

 Suatu kewajiban yang tidak sempurna
pelaksanaannya kecuali dengan adanya suatu hal,
maka hal tersebut hukumnya wajib.
 Contoh :
 Membasuh muka adalah sampai batas-batasnya
 Photo untuk sim, KTP, ijazah
Kaidah-kaidah umum

 Apa yg haram digunakannya, haram pula
didapatkannya dan apa yang haram diambilnya haram
pula diberikannya.
 Contoh :
 Khamr, narkoba haram membuat, membeli,
membawa, menyimpan dan hasilnya haram.
 Hasil korupsi, suap haram.
 Ibnu Majah dan Turmudzi : 10 org dikutuk :
produsen, distributor, pemakai, pembawa,
pengirim, penuang, penjual, pemakai hasil,
pembeli dan pemesan
Kaidah-kaidah umum

 Fatwa berubah dan berbeda sesuai dengan
perubahan waktu, tempat, keadaan, niat dan adat.
 Contoh :
 Qaul qadim dan qaul jadid
 Niat
 Nabi Musa dan nabi sebelumnya dengan Nabi
Muhammad Saw
Kaidah-kaidah umum

 Memelihara keadaan yang lama maslahat dan
mengambil yang baru yang lebih maslahat
 Contoh :
 Umar tidak memberi zakat kepada muallaf karena
kondisi sudah berubah
 Tidak memotong tangan pencuri
 Membagi gono gini baru waris
Kaidah-kaidah khusus


 Hukum asal sesuatu itu boleh kecuali ada dalil yang
melarang, hukum asal sesuatu itu haram kecuali ada
dalil yang membolehkan.
 Contoh :
- Jual beli, sewa menyewa, hutang piutang, gadai
- Ibadah mahdhah
Kaidah-kaidah khusus

 Kebijakan seorang pemimpin terhadap rakyatnya
bergantung kepada kemaslahatan
 Contoh :
- Setiap kebijakan yang maslahat dan manfaat bagi
rakyat maka itulah yang harus direncanakan,
dilaksanakan, diorganisir dan dievaluasi kemajuannya
Kaidah-kaidah skala prioritas


 Menolak kemafsadatan didahulukan daripada
meraih kemaslahatan
 Contoh :
- Khamr dan Judi
- Kejahatan-kejahatan yang lain
Kaidah-kaidah skala prioritas


 Apabila dua hal mafsadah bertentangan maka
perhatikanlah yang mudharatnya lebih besar dengan
melaksanakan yang mudharatnya lebh kecil
 Contoh :
- Sanksi bg penjahat dan biarkan kejahatan merajalela
- Merusak fisik dan penyakit perut membawa kematian
Kaidah-kaidah skala prioritas

 Apabila berkumpul antara yang halal dan haram pada
waktu yang sama maka dimenangkan yg haram
 Contoh :
- Lemak babi dicampur dengan gandum utk roti, maka
roti itu haram
- Uang hasil korupsi dan uang hasil panen beli laptop,
maka laptop itu haram

Contenu connexe

Tendances

9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
Marhamah Saleh
 
6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakh6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakh
Marhamah Saleh
 
Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)
Nurul Fajriyah
 
Nasakh (nasikh mansukh)
Nasakh (nasikh mansukh)Nasakh (nasikh mansukh)
Nasakh (nasikh mansukh)
STEI SEBI
 

Tendances (20)

Hukum Ihtikar (Menimbun Barang Dagangan)
Hukum Ihtikar (Menimbun Barang Dagangan)Hukum Ihtikar (Menimbun Barang Dagangan)
Hukum Ihtikar (Menimbun Barang Dagangan)
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
 
Ijtihad dalam Muamalat Kewangan
Ijtihad dalam Muamalat KewanganIjtihad dalam Muamalat Kewangan
Ijtihad dalam Muamalat Kewangan
 
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
 
Qawaid fiqh pt 1
Qawaid fiqh  pt 1Qawaid fiqh  pt 1
Qawaid fiqh pt 1
 
Maqashid al-Syariah
Maqashid al-SyariahMaqashid al-Syariah
Maqashid al-Syariah
 
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaihTerminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
 
Presentasi+wadiah
Presentasi+wadiahPresentasi+wadiah
Presentasi+wadiah
 
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
 
6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakh6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakh
 
Bai Al- Tawarruq
Bai Al- TawarruqBai Al- Tawarruq
Bai Al- Tawarruq
 
Usul Fiqh 1 - Topik 9: Qiyas
Usul Fiqh 1 - Topik 9: QiyasUsul Fiqh 1 - Topik 9: Qiyas
Usul Fiqh 1 - Topik 9: Qiyas
 
Nasikh wal mansukh
Nasikh wal mansukhNasikh wal mansukh
Nasikh wal mansukh
 
Pengenalan Kaedah FIqh.pptx
Pengenalan Kaedah FIqh.pptxPengenalan Kaedah FIqh.pptx
Pengenalan Kaedah FIqh.pptx
 
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
 
Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)
 
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAM
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAMSEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAM
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAM
 
Tasyri' masa sahabat
Tasyri'  masa sahabatTasyri'  masa sahabat
Tasyri' masa sahabat
 
Nasakh (nasikh mansukh)
Nasakh (nasikh mansukh)Nasakh (nasikh mansukh)
Nasakh (nasikh mansukh)
 

Similaire à Al Qawaid Al Fiqhiyah

AL-QAWAID.pptx
AL-QAWAID.pptxAL-QAWAID.pptx
AL-QAWAID.pptx
waspklg
 
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Marhamah Saleh
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
Muli Bluelovers
 
Manhaj tarjih muhammadiyah wawan gunawan aw
Manhaj tarjih muhammadiyah wawan gunawan awManhaj tarjih muhammadiyah wawan gunawan aw
Manhaj tarjih muhammadiyah wawan gunawan aw
Wahyu Yaghnajayanti
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islamSumber hukum islam
Sumber hukum islam
deden98
 
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRIMETODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
Nurul Husna
 
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Jingga Matahari
 
makalah qawaid uhuliyah dan fiqiyah 2.docx
makalah qawaid uhuliyah dan fiqiyah 2.docxmakalah qawaid uhuliyah dan fiqiyah 2.docx
makalah qawaid uhuliyah dan fiqiyah 2.docx
AmeliaJonson1
 

Similaire à Al Qawaid Al Fiqhiyah (20)

al-qawaid.pptx
al-qawaid.pptxal-qawaid.pptx
al-qawaid.pptx
 
al-qawaid.pptx
al-qawaid.pptxal-qawaid.pptx
al-qawaid.pptx
 
AL-QAWAID.pptx
AL-QAWAID.pptxAL-QAWAID.pptx
AL-QAWAID.pptx
 
ijma dan qiyas
ijma dan qiyas ijma dan qiyas
ijma dan qiyas
 
Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih
Kaidah-Kaidah Ushul FiqihKaidah-Kaidah Ushul Fiqih
Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih
 
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
 
Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1Qawaid fiqh koleksi pt 1
Qawaid fiqh koleksi pt 1
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 
Makalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyahMakalah kaidah ushuliyah
Makalah kaidah ushuliyah
 
DAHULUKAN AKHLAK DI ATAS FIQIH -- JALALUDDIN RAKHMAT
DAHULUKAN AKHLAK DI ATAS FIQIH -- JALALUDDIN RAKHMATDAHULUKAN AKHLAK DI ATAS FIQIH -- JALALUDDIN RAKHMAT
DAHULUKAN AKHLAK DI ATAS FIQIH -- JALALUDDIN RAKHMAT
 
Manhaj tarjih muhammadiyah wawan gunawan aw
Manhaj tarjih muhammadiyah wawan gunawan awManhaj tarjih muhammadiyah wawan gunawan aw
Manhaj tarjih muhammadiyah wawan gunawan aw
 
Kuliah pengantar-fiqh1 (1)
Kuliah pengantar-fiqh1 (1)Kuliah pengantar-fiqh1 (1)
Kuliah pengantar-fiqh1 (1)
 
bahan tugas Kelompok 5 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 5 ushul fiqh ekonomi islambahan tugas Kelompok 5 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 5 ushul fiqh ekonomi islam
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islamSumber hukum islam
Sumber hukum islam
 
ppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptxppt Ijtihad kel 6.pptx
ppt Ijtihad kel 6.pptx
 
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRIMETODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
 
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
 
makalah qawaid uhuliyah dan fiqiyah 2.docx
makalah qawaid uhuliyah dan fiqiyah 2.docxmakalah qawaid uhuliyah dan fiqiyah 2.docx
makalah qawaid uhuliyah dan fiqiyah 2.docx
 
Makalah Agama Islam Kelas X. Semester Genap
Makalah Agama Islam Kelas X. Semester GenapMakalah Agama Islam Kelas X. Semester Genap
Makalah Agama Islam Kelas X. Semester Genap
 
Pengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyahPengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyah
 

Plus de Ahmad Muslimin (6)

Pelatihan Bahasa Arab
Pelatihan Bahasa ArabPelatihan Bahasa Arab
Pelatihan Bahasa Arab
 
الحوار / Belajar Berbicara Bahasa Arab
الحوار / Belajar Berbicara Bahasa Arabالحوار / Belajar Berbicara Bahasa Arab
الحوار / Belajar Berbicara Bahasa Arab
 
اللـــــــغة العــربـــــــية / Mari Belajar Bahasa Arab
اللـــــــغة العــربـــــــية / Mari Belajar Bahasa Arabاللـــــــغة العــربـــــــية / Mari Belajar Bahasa Arab
اللـــــــغة العــربـــــــية / Mari Belajar Bahasa Arab
 
My Activity
My ActivityMy Activity
My Activity
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Ushul fiqh 2
Ushul fiqh 2Ushul fiqh 2
Ushul fiqh 2
 

Dernier

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Dernier (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Al Qawaid Al Fiqhiyah

  • 1. A . M U S L I M I N , L C . , M . H.I AL-QAWAID al-FIQHiyah
  • 2. Definisi  Segi Bahasa Kaidah : Asas, dasar, fondasi sesuatu  Segi Istilah, Imam Al-Suyuthi Kaidah : “Kaidah ialah hukum kully (kebanyakan, menyeluruh, general) yang meliputi bagian- bagiannya”.
  • 3. OBJEK & Keutamaan Objek : - Mukallaf - Materi Fiqh (tidak ditemukan nash khusus dalam al-Qur‟an dan al-Hadits ataupun Ijma‟) Keutamaan : “Barang Siapa menguasai ushul fiqh, tentu dia akan sampai kepada maksudnya, dan barang siapa yang menguasai kaidah-kaidah fiqh pasti dialah yang pantas mencapai maksudnya”
  • 4. Hukum mempelajari  Fardlu Kifayah  Sebagian ulama mewajibkan dalam menguasai kaidah-kaidah fiqh bagi para mujtahid, pemegang keputusan dan terutama bagi para hakim  Umar bin Khattab memberi surat kepada Abu Musa al-Asya‟ri, Umar berkata : “Pelajarilah segala soal yang serupa dan memiliki kesamaan dan qiyaskanlah segala urusan kepada hal-hal yang sebandingnya”.
  • 5. Kedudukan  Mempunyai kedudukan yang penting dan amat besar faedahnya  Dapat menampilkan hakikat fiqh dan tempat pengambilannya, sumber dan rahasia- rahasianya  Dalil untuk memutuskan dan memahami permasalahan fiqh
  • 6. Keistimewaan  Mempunyai kaedah-kaedah yang banyak  Perkataan yang ringkas, tetapi mengandung makna yang umum  Setiap kaedah menentukan ciri khusus yang ada pada beberapa himpunan permasalahan sekalipun ia datang dari berbagai tema dan bab yang berlainan
  • 7. Faedah Mempelajari  Memudahkan mujtahid dalam menentukan hukum  Mudah dihafal dan dihimpun satu kaedah  Membentuk kemampuan fiqh yang kuat  Dapat membedakan dan membandingkan mazhab  Mengetahui rahasia dan hikmah hukum  Mencakup fiqh Islam terhadap segala hukum masalah yang berlaku sesuai zaman, tempat dan keadaan  Memiliki keluasan ilmu dan hasil ijtihadnya lebih mendekati kebenaran, kebaikan dan keindahan  Terampil memahami dan menghadirkan fiqh  Menampakkan pola pikir, filosofi yang rasional
  • 8. Pembentukan kaidah fiqh  Abad ke 3 – 4 H, Abu Dhahir al-Dhibasi al- Hanafi telah menumpulkan 17 kaidah  Abu Sa‟id al-Harawi al-Syafi‟i menghafal dari Abu Dhahir diantaranya 5 kaidah pokok  100 tahun kemudian muncul Abu Hasan al- Karkhi menambah kaidah Abu Dhahir menjadi 37 kaidah
  • 9. Kitab-kitab kaidah fiqh  Madzhab Hanafi - Ushul al-Karkhi (260-340 H), 37 Kaidah - Ta‟shis al-Nadzar, al-Dabusi (w 430 H), 86 Kaidah - Al-Ashbah wa al-Nadhair, Ibn Nuzaim (w 970 H), 25 Kaidah  Madzhab Maliki - Al-Furuq, al-Qarafi (w 684 H), 548 kaidah - Al-Qawaid, al-Maqari (w 758 H), 100 kaidah - Idhah al-Masalik ila Qawaid al-Imam Malik, al- Winsyarisi (w 914 H), 118 kaidah
  • 10. lanjutan…  Madzhab Syafi‟i - Qawaid al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, Izzudin Abd Salam (577-660 H) - Al-Ashbah wa al-Nadhair, Taj al-Din Ibn al-Subkhi (w 771 H) - Al-Ashbah wa al-Nadhair, Imam al-Sayuthi (w 911 H)  Madzhab Hambali - Al-Qawaid al-Nuraniyah al-Fiqhiyah, Ibn Taimiyah (661-728 H) - Al-Qawaid al-Fiqhiyah, Ibn Qadhi al-Jabal (w 771 H) - Taqrir al-Qawaid wa Tahrir al-Fawaid, Ibn Rajab, 160 kaidah
  • 11. Perbedaan Antara Qawa’id Fiqhiyyah & Qawa’id usuliyyah  Usul Fiqh adalah neraca ilmu fiqh untuk menyimpulkan hukum yang sahih  Kaedah usul dibuat untuk mengeluarkan hukum, kaedah fiqh juga untuk mengikat berbagai masalah dengan satu kaedah  Hanya hukum yang ijmali yang masuk dalam kaedah usul. Kaedah fiqh adalah „illah kepada hukum masalah  Kaedah usul hanya terbatas dalam bab usul fiqh saja, sedangkan kaedah fiqh tidak terbatas
  • 12. Lanjutan…  Kaedah usul yang disepakati tidak mempunyai pengecualian, tetapi kaedah fiqh akan sentiasa mempunyai pengecualian  Kaedah fiqh ada setelah kaedah usul dari segi munculnya  Jika terjadi perselisihan, maka didahulukan hukum yang dihasilkan melalui kaedah usul
  • 13. Perbedaan antara al-Qa’idah ( ) dan dhabit ( )  Kaedah menghimpun berbagai furu‟ dari berbagai bab. Dhabit hanya khusus untuk satu bab fiqh saja  Kebiasaannya, kandungan kaedah adalah disepakati di kalangan seluruh atau kebanyakan ulama suatu mazhab, tetapi dhabit hanya tertentu kepada satu mazhab saja, bahkan kepada seseorang faqih saja
  • 14. Perbedaan antara al-Qawa’id al-Fiqhiyyah dan al-Nazariyyah al-Fiqhiyyah   Satu atau beberapa tema dalam bidang fiqh yang mengandung permasalahan-permasalahan atau isu- isu fiqh yang terdiri dari rukun, syarat dan hukum yang dihubungkan oleh satu bentuk hubungan fiqh, dan dihimpun oleh satu kesatuan tema yang meletakkan hukum terhadap elemen-elemen tersebut.
  • 15. Perbedaan antara kaedah fiqh dan al-Qa’idah al-tashri’iyyah  al-Qawa‟id al-tashri‟iyyah adalah kaedah yang diturunkan oleh Allah dengan jalan yang diyakini dari sudut wurud dan dalalah.  Kaedah fiqh hanya bersifat rajih sedangkan al-qawa‟id al-tashri‟iyyah bersifat yakin.
  • 16. Lima Kaedah Fiqh Utama  Segala amalan berdasarkan niat  ( )  Keyakinan tidak boleh dihilangkan dengan keraguan  ( )  Kemudaratan hendaklah dihilangkan  ( )  Kesulitan membawa keringanan  ( )  Adat diterima sebagai hukum  ( )
  • 18. Niat  Tempat Niat di Hati  Perbuatan Ibadah - Niat adalah rukun  Perbuatan Mu‟amalah - Niat adalah Penentu : Ibadah / Bukan  Pembeda Tingkatan Ibadah - Fardlu dan Sunnah - Ibadah dan Adat
  • 19. cabang Kaedah niat   Suatu amal dalam pelaksanaannya tidak disyaratkan niat, baik secara garis besar atau terperinci, kemudian dipastikan dan salah, maka kesalahan ini tidak membahayakan (syahnya amal).  Sholat : Menentukan masjid/rumah, rabu/kamis, imamnya umar/amir, dan ternyata salah, maka sholatny tetap sah. (Karena semua tidak masuk rukun)
  • 20. cabang Kaedah niat   Suatu amal dalam pelaksanaannya disyaratkan niat, maka kesalahan akan membatalkan amal  Sholat : Niat sholat dhuhur, tidak sah melaksanakn sholat Ashar.  Puasa : Niat Ramadhan, tidak sah untuk puasa nadzar.  Kifarat : Pembunuhan, tidak sah untuk Dzihar.
  • 21. cabang Kaedah niat   Suatu amal dipastikan niat secara garis besar kemudian dipastikan terperinci dan ternyata salah, maka membahayakan sahnya amal.  Sholat : Niat makmum dengan Umar, ternyata imamnya adalah Zaid, maka tidak sah makmumnya.  Jenazah : Niat untuk laki-laki, ternyata jenazah perempuan, maka tidak sah.
  • 22. cabang Kaedah niat   Niat dalam sumpah mengkhususkan lafadz „am, tidak menjadikan „am, lafadz yang khusus.  Sumpah : tidak bicara dengan orang, tetapi orang tertentu, maka sumpahnya hanya berlaku untuk orang yang dimaksud.
  • 23. cabang Kaedah niat   Maksud lafal adalah menurut niat orang yang mengucapkan, kecuali dalam suatu tempat, yaitu sumpah dihadapan qadhi, maka maksud lafal adalah menurut niat qadhi.  Talak : berturut-turut tiga kali, jika niat sebagai awal kalimat jatuh talak tiga, akan tetapi kalau sebagai penguat, jatuh talak satu.
  • 24. cabang Kaedah niat   Yang dianggap dalam akad adalah maksud- maksud dan makna-makna, bukan lafal-lafal dan bentuk-bentuk perkataan.  Jual beli : Dua orang akad dengan lafal memberi barang dengan pembayaran, maka akad ini sebagai akad jual beli.
  • 25.  Yakin : Sesuatu yang pasti, dengan dasar pemeriksaan atau dengan dasar dalil (bukti)  Syak Suatu hal yang keadaannya tidak pasti, berada tepat ditengah-tengah antara kemungkinan adanya dan kemungkinan tidak adanya, tanpa ada yang dapat lebih dimenangkan atau dipastikan dari salah satu kedua kemungkinan tersebut
  • 26. Dalil-dalil kaidah  HR. Muslim  HR. Turmudzi
  • 27. Cabang-cabang kaidah  “Yang pokok atau kuat adalah tetap berlakunya apa/hukum yang ada menurut keadaannya semula” Contoh : Berbuka menjelang Maghrib tanpa adanya penelitian, kemudian timbul keraguan bahwa kemungkinan matahari belum terbenam, maka puasanya dihukumi batal, sebab menurut yang asal adalah berlakunya hukum sebelum maghrib.
  • 28. Next…  “Barangsiapa yakin dan ragu-ragu apakah dia telah melakukan sesuatu atau belum, maka yang lebih kuat adalah dia belum melakukan sesuatu”  “Hukum yang lebih kuat dari sesuatu itu asalnya tidak ada” Contoh : Seseorang makan makanan orang lain, ia mengatakan pemiliknya sudah mengizinkan, padahal belum, dalam hal ini dibenarkan pemilik makanan, sebab makan makanan orang lain tidak boleh.
  • 29. Next…  “Yang lebih kuat dari tiap-tiap kejadian perkiraan waktunya adalah waktu yang terdekat” Contoh : Seorang wudlu dari air sumur, kemudian dia shalat, setelah selesai dia melihat bangkai (tikus) didalam sumur itu. Dia tidak wajib mengqadla (mengulang) shalatnya, kecuali dia yakin bahwa dia wudlu dengan air najis.
  • 30. Next…   Dasar Hukum Kaidah (madzhab Syafi‟i) : - -
  • 31.  menggiring, mendatangkan kemudahan, tidak memaksakan Jika ditemukan kesulitan dalam sesuatu, maka ia menjadi sebab syar‟i yang dibenarkan untuk mempermudah, meringankan dan menghapus kesukaran.
  • 32. dalil-dalil  Al-Hajj : 78   Al-Baqarah : 185   Hadits Bukhari   Hadits Bukhari 
  • 33. Macam keringanan  Menggugurkan : Ada udzur, Haid dan Nifas  Mengurangi : Qashar Shalat  Menggantikan : Wudlu, Mandi dengan Tayamum  Mendahulukan : Jama’ Taqdim  Mengakhirkan : Jama’ Takhir  Memperbolehkan : Memakan Bangkai  Merubah : Tatacara Shalat karena Takut
  • 34. Cabang-cabang kaidah   Apabila sesuatu sempit, maka hukumnya menjadi luas dan apabila sesuatu itu luas maka menjadi sempit hukumnya. Contoh : - Wanita tdk berwali ketika bepergian diantara laki2 bkn muhrim - Bejana air terbuat dari tanah bercampur kotoran - Lalat hinggap dikotoran, kemudian hinggap dipakaian - Orang longgar shalatnya harus dalam waktu, syarat dan rukun
  • 35. Cabang-cabang kaidah Kedua kaidah itu dikumpulkan oleh Imam Ghazali dalam Ihya’  „Semua yang melampai batas, maka hukumnya berbalik kepada kebalikannya‟
  • 36. Cabang-cabang kaidah   Apa yang diperbolehkan karena udzur, maka batal dengan hilangnya halangan tadi.  Contoh : Wanita haid dilarang shalat dan puasa   Apabila yang asli sukar dikerjakan, maka berpindah kepada penggantinya.  Contoh : wadlu dg tayamum, pejabat dengan wakilnya
  • 37. Cabang-cabang kaidah   Apa yg tidak mungkin menjaga maka dimaafkan  Contoh : Puasa kumur2, Darah pada pakaian   Keringanan itu tidak dikaitkan dengan kemaksiatan  Contoh : Bepergian tuk maksiat,
  • 38.  Bahaya atau kemudharatan itu telah terjadi dan akan terjadi. Apabila demikian halnya wajib untuk dihilangkan Tujuan Syari‟ah adalah meraih kemaslahatan dan menolak kemafsadatan. Contoh : larangan menimbun kebutuhan pokok Berbagai sanksi untuk menghilangkan mudharat
  • 39. dalil-dalil  Al-Baqarah : 231   Al-Baqarah : 173   Al-Thalaq : 6   HR. Ibnu Majah 
  • 40. Cabang-cabang kaidah    Kemudharatan itu membolehkan yang dilarang  Contoh : - Memakan bangkai - Membongkar kubur - Menangkap, Menghukum pornoaksi dan grafi, pemabuk, pecandu, membela diri
  • 41. Cabang-cabang kaidah     Apa yg dibolehkan karena darurat diukur sekadar kadaruratannya  Contoh : - Makan bangkai sekedar tidak lapar - Dokter blh melihat sekedar yang sakit - Mengambil rumput orang tuk hewan kelaparan
  • 42. Cabang-cabang kaidah    Kemudharatan tidak boleh dihilangkan dengan kemudharatan  Contoh : - Kelaparan tdk blh ambil makanan org kelaparan - Tdk boleh ambil darah org yg butuh darah
  • 43. Cabang-cabang kaidah    Apabila dua mudharat bertentangan maka perhatikan yang lebih besar mudharatnya dengan mengerjakan yang lebih ringan mudharatnya  Contoh : - Membedah mayit demi bayi yang masih hidup - Tidak menutup aurat daripada tinggal shalat - Memotong pohon org lain yg mengganggu - Diam melihat kemungkaran, melarang jd bencana
  • 44. Cabang-cabang kaidah   Kedudukan kebutuhan itu menempati kedudukan darurat baik umum maupun khusus  Contoh : - Jual beli salam (uang baru barang) - Jialah (memindahkan hutang) - Laki2 pakai sutra karena sakit - Jual beli barang dalam tanah karena susah dikeluarkan
  • 45. Berulang   Ungkapan dari yg terpendam dalam hati, berulang-ulang, bisa diterima oleh tabiat yang sehat.   ‘Urf adalah apa yg dikenal manusia dan berulang dalam ucapan, perbuatan sampai menjadi biasa dan berlaku umum.
  • 46. dalil-dalil  QS : Al-A’raf : 199   QS : An-Nisa’ : 19   HR. Abu Dawud   HR. Ahmad 
  • 47. Cabang-cabang kaidah   Apa yg biasa diperbuat org banyak adalah hujjah yang wajib diamalkan  Contoh :  Menjahit pakaian, yg menyediakan benang, jarum dan mesn jahit serta perlengkapan lain adalah penjahit
  • 48. Cabang-cabang kaidah    Adat yang dianggap hanyalah yang terus menerus dan berlaku umum dan bukan yang berlaku jarang  Contoh :  Langganan majalah diantar, jk tdk komplain  Waktu hamil tdk lbh dari setahun  Monopause adalah 55 tahun
  • 49. Cabang-cabang kaidah   Sesuatu yang sudah dikenal karena ‘urf seperti yang disyaratkan dengan suatu syarat.  Contoh :  Gotong royong tidak dibayar
  • 50. Kaidah-kaidah umum   Suatu kewajiban yang tidak sempurna pelaksanaannya kecuali dengan adanya suatu hal, maka hal tersebut hukumnya wajib.  Contoh :  Membasuh muka adalah sampai batas-batasnya  Photo untuk sim, KTP, ijazah
  • 51. Kaidah-kaidah umum   Apa yg haram digunakannya, haram pula didapatkannya dan apa yang haram diambilnya haram pula diberikannya.  Contoh :  Khamr, narkoba haram membuat, membeli, membawa, menyimpan dan hasilnya haram.  Hasil korupsi, suap haram.  Ibnu Majah dan Turmudzi : 10 org dikutuk : produsen, distributor, pemakai, pembawa, pengirim, penuang, penjual, pemakai hasil, pembeli dan pemesan
  • 52. Kaidah-kaidah umum   Fatwa berubah dan berbeda sesuai dengan perubahan waktu, tempat, keadaan, niat dan adat.  Contoh :  Qaul qadim dan qaul jadid  Niat  Nabi Musa dan nabi sebelumnya dengan Nabi Muhammad Saw
  • 53. Kaidah-kaidah umum   Memelihara keadaan yang lama maslahat dan mengambil yang baru yang lebih maslahat  Contoh :  Umar tidak memberi zakat kepada muallaf karena kondisi sudah berubah  Tidak memotong tangan pencuri  Membagi gono gini baru waris
  • 54. Kaidah-kaidah khusus    Hukum asal sesuatu itu boleh kecuali ada dalil yang melarang, hukum asal sesuatu itu haram kecuali ada dalil yang membolehkan.  Contoh : - Jual beli, sewa menyewa, hutang piutang, gadai - Ibadah mahdhah
  • 55. Kaidah-kaidah khusus   Kebijakan seorang pemimpin terhadap rakyatnya bergantung kepada kemaslahatan  Contoh : - Setiap kebijakan yang maslahat dan manfaat bagi rakyat maka itulah yang harus direncanakan, dilaksanakan, diorganisir dan dievaluasi kemajuannya
  • 56. Kaidah-kaidah skala prioritas    Menolak kemafsadatan didahulukan daripada meraih kemaslahatan  Contoh : - Khamr dan Judi - Kejahatan-kejahatan yang lain
  • 57. Kaidah-kaidah skala prioritas    Apabila dua hal mafsadah bertentangan maka perhatikanlah yang mudharatnya lebih besar dengan melaksanakan yang mudharatnya lebh kecil  Contoh : - Sanksi bg penjahat dan biarkan kejahatan merajalela - Merusak fisik dan penyakit perut membawa kematian
  • 58. Kaidah-kaidah skala prioritas   Apabila berkumpul antara yang halal dan haram pada waktu yang sama maka dimenangkan yg haram  Contoh : - Lemak babi dicampur dengan gandum utk roti, maka roti itu haram - Uang hasil korupsi dan uang hasil panen beli laptop, maka laptop itu haram