2. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Setelah mempelajari uraian ini,
diharapkan kamu dapat:
1) Menganalisis peristiwa Proklamasi dan
maknanya bagi kehidupan bangsa.
2) Merekontruksi pemerintahan dan NKRI.
6. • Ketika kita mengamati gambar di atas, maka akan
muncul berbagai pertanyaan terkait dengan gambar
tersebut
Apa pengaruh pengeboman Hirosima & Nagasaki
oleh Sekutu dalam rangkaian PD II?
Bagaimana situasi Indonesia setelah peristiwa
pengeboman itu?
Mengapa terjadi peristiwa Rengasdengklok
Bagaimana proses penyusunan naskah teks
proklamasi
7. A. DARI RENGASDENGKLOK HINGGA
PEGANGSAAN TIMUR
1. JepangKalah PerangdenganSekutu
Perang Dunia II yang berkecamuk sejak tahun 1939 telah
menyebabkan kedua kelompok yakni Sekutu dan negara-
negara fasis saling menyerang dengan menggunakan senjata
pemusnah dan kerusakan massal. Korban dan kerugian kedua
belah pihak tidak terhitung jumlahnya. Jutaan manusia
meninggalduniaakibatPD IItersebut.
8. Keinginan Amerika untuk segera menghancurkan kekuatan
Jepang dilakukan dengan mengirimkan pesawat pembawa
bom atom. Pada tanggal 6 Agustus 1945, bom atom
pertama diledakkan di kota Hirosihma, sementara pada
tanggal 9 Agustus 1945 bom atom diledakkan di kota
Nagasaki.
9. • Digambarkan oleh masyarakat yang selamat
di kedua kota tersebut, bahwa ledakan bom
atom seperti gunung api yang jatuh ke bumi.
Tiba-tiba langit terang seperti ada kilat,
disusul berbagai benda berhamburan
terbang, bersamaan dengan makhluk hidup
meregang nyawa, kehilangan anggota
badan, bahkan hancur berkeping-keping.
Dua kota Jepang luluh lantak.
10. Kehancuran Kota Hiroshima dan Nagasaki memukul perasaan
bangsa Jepang. Mereka tidak dapat menutup mata bahwa sekutu lebih
unggul dalam persenjataan. Akhirnya Jepang memutuskan untuk
melakukan penyerahan kepada sekutu di atas kapal USS Missauri
tanpa syarat pada tanggal 15 Agustus 1945 yang menandai
berakhirnya Perang Dunia II.
Sejak semakin terjepit kekalahan, Jepang terpaksa memberi janji
kemerdekaan kepada Indonesia. Tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal
Terauchi menyetujui pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai Ir.
Soekarno dengan wakil Drs. Moh. Hatta.
11. Jenderal Terauchi memanggil Soekarno, Hatta, dan
Radjiman Wedyodiningrat ke Dalat, Saigon, (Vietnam) yang
merupakan salah satu pusat tentara Jepang, tanggal 9
Agustus 1945. Tanggal 12 Agustus, Jenderal Terauchi
mengucapkan selamat dan menegaskan bahwa Jepang akan
memberikan kemerdekaan pada Indonesia. Mereka bertiga
pulang kembali ke Jakarta pada 14 Agustus 1945.
Pada masa inilah terjadi peristiwa dramatis di Indonesia.
Walaupun saat itu alat komunikasi dikuasai Jepang, namun
para tokoh perjuangan berhasil mengakses informasi dunia.
Masyarakat Indonesia tidak diizinkan menerima siaran radio
luar negeri. Namun, para tokoh pergerakan menyembunyikan
beberapa radio untuk mendengarkan siaran luar negeri
seperti BBC London.
12. 2. PERBEDAAN PENDAPAT DAN
PENCULIKAN
Hari-hari menjelang 15 Agustus 1945 merupakan hari
menegangkan bagi Jepang dan Indonesia. Bagi bangsa
Jepang, tanggal tersebut merupakan titik akhir nyali mereka
melanjutkan PD II. Bagi Indonesia, itulah kesempatan
mempercepat proklamasi. Inilah yang menjadi pemikiran
Golongan Muda dari kaum pergerakan Indonesia. Para
pemuda berpikir bahwa Indonesia sedang kosong
kekuasaan, sehingga proklamasi dipercepat adalah pilihan
yang tepat.
13. Para pemuda mendesak tokoh senior untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sutan Syahrir,
tokoh pemuda yang mengetahui penyerahan Jepang, segera
menemui Moh. Hatta dan mendesak agar Soekarno dan Hatta
segera memerdekakan Indonesia. Namun ternyata, Soekarno
dan Hatta ingin mengonfirmasi terlebih dahulu mengenai
kebenaran berita tersebut.
Sebagai tokoh yang demokratis, Soekarno dan Hatta
berpendapat bahwa memproklamasikan kemerdekaan
perlu dibicarakan dengan PPKI, tapi para pemuda
berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus
dilaksanakan oleh kekuatan bangsa sendiri, bukan oleh
PPKI yang para pemuda anggap sebagai buatan Jepang.
14. Rabu, 15 Agustus 1945, pukul 22.00 WIB, para pemuda
yang dipimpin Wikana, Sukarni, dan Darwis datang ke
rumah Soekarno dan memaksa untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia paling lambat tanggal 16 Agustus
1945.
Para pemuda gagal memaksa Soekarno dan golongan
tua untuk memproklamasikan kemerdekaan. Para pemuda
malam itu, pukul 24.00 tanggal 15 Agustus 1945,
mengadakan pertemuan dan sepakat untuk membawa
Soekarna dan Hatta ke luar kota agar kedua tokoh ini
jauh dari pengaruh Jepang dan bersedia
memproklamasikan kemerdekaan.
15. • Untuk melaksanakan rencana, Singgih yang ditunjuk untuk
memimpin rencana tersebut meminjam perlengkapan dari
Markas PETA yang saat itu dijaga Latif Hendraningrat. Moh.
Hatta menuruti kehendak para pemuda itu. Soekarno setuju
asal Fatmawati, Guntur, dan Moh. Hatta ikut serta. Tanggal
16 Agustus 1945, pukul 04.00, rombongan tersebut menuju
Rengasdengklok.
16. Dipilihlah daerah Rengasdengklok karena daerah itu
terpencil, dan ada hubungan baik antara Daidan PETA
Purwakarta dan Daidan Jakarta, sehingga dari segi keamanan
terjamin. Sehari di Rengasdengklok ternyata gagal memaksa
Soekarno untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia lepas dari
campur tangan Jepang. Namun ada gelagat yang ditangkap
Singgih bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan
kemerdekaan kalau sudah kembali ke Jakarta.
Jakarta berada dalam keadaan tegang karena hari itu
seharusnya diadakan pertemuan PPKI, tetapi Soekarno dan Hatta
tidak ada di tempat. Ahmad Subarjo segera mencari kedua tokoh
tersebut. Setelah terjadi kesepakatan dengan Wikana, Ahmad
Subarjo diantarkan ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto.
17. • Ahmad Subarjo tiba di Rengasdengklok pukul
17.30 WIB untuk menjemput Soekarno dan
rombongan. Kecurigaan menyelimuti perasaan
para pemuda. Ahmad Subarjo akhirnya
memberikan jaminan, apabila 17 Agustus 1945
paling lambat pukul 12.00 WIB belum ada
proklamasi kemerdekaan, taruhannya nyawa
Ahmad Subarjo. Dengan jaminan itu, para pemuda
mengijinkan rombongan kembali ke Jakarta.
Petang itu juga Soekarno dan rombongan kembali
ke Jakarta. Berakhirlah peristiwa Rengasdengklok.
18. 3. PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI
HINGGA PAGI
Rombongan kemudian menuju kediaman Nishimura di
Jakarta. Kepada Nishimura, Soekarno menyampaikan rapat
persiapan kemerdekaan. Nishimura menolak karena sudah
mendapat perintah dari Serikat untuk tidak mengubah status
dan keadaan Indonesia.
Rombongan segera ke rumah Laksamana Maeda untuk
merumuskan teks proklamasi. Di rumah Maeda, hadir para
anggota PPKI, para pemimpin pergerakan, dan beberapa
perwakilan lain. Rumah Maeda dianggap aman dari Rikugun
yang hendak menggagalkan pengumuman proklamasi
kemerdekaan.
19. • Soekarno dan Hatta diantarkan Laksamana
Maeda menemui Gunseikan Mayor Jenderal
Hoichi Yamamoto, tapi beliau menolak Soekarno-
Hatta pada tengah malam. Mereka menemui
Somubuco Mayor Jenderal Otoshi Nishimura
untuk menjajaki sikapnya terhadap pelaksanaa
proklamasikemerdekaan.
20. Pada pertemuan Nishimura, mereka tidak mencapai kata sepakat.
Soekarno-Hatta berkesimpulan bahwa tidak ada gunanya membicarakan
kemerdekaan Indonesia dengan pihak Jepang. Mereka kembali ke rumah
Maeda. Di ruang makan Maeda, dirumuskanlah naskah proklamasi
kemerdekaanIndonesia.
Soekarno pertama kali menuliskan kata pernyataan “Proklamasi”.
Kemudian Ahmad Subarjo menyampaikan kalimat “ Kami bangsa Indonesia
dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia”. Moh. Hatta menambahkan
kalimat “hal hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain
diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempoh yang sesingkat-
singkatnya”.
21. • Pukul 04.00 WIB, Soekarno meminta tanda tangan semua
yang hadir sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia. Para
pemuda menolak, dan Sukarni mengusulkan agar teks
proklamasi cukup ditanda tangani Soekarno-Hatta atas
nama bangsa Indonesia. Usul itu diterima. Dengan
beberapa perubahan, konsep itu kemudian diserahkan
kepadaSayuti Melikuntuk diketik.
22.
23. Demikian pertemuan dini hari itu menghasilkan naskah
proklamasi. Agar seluruh rakyat Indonesia mengetahuinya,
naskah itu harus disebarluaskan. Sukarni mengusulkan agar
naskah tersebut dibacakan di lapangan Ikada. Tapi Soekarno
tidak setuju karena tempat itu adalah tempat yang dapat
memancing bentrok antara rakyat dengan militer Jepang.
Soekarno mengusulkan agar proklamasi dilakukan di
rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56. Usul tersebut
disetujui dan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia
dibacakan Soekarno bersama Hatta di rumah Soekarno pada
hari Jumat, 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di tengah bulan
Ramadhan.
24. 4. PEMBACAAN PROKLAMASI PUKUL 10.00 PAGI
Pada pukul 5 pagi tanggal 17 Agustus 1945, para
pemimpin dan pemuda keluar dari rumah Laksamana
Maeda dengan diliputi kebanggaan. Sebelum pulang, Moh.
Hatta berpesan kepada B.M. Diah untuk memperbanyak
teks proklamasi dan menyiarkannya ke seluruh dunia.
Sementara itu para pemuda tidak langsung pulang.
Mereka melakukan kegiatan untuk penyelenggaraan
kegiatan proklamasi. Masing-masing kelompok mengirim
kurir untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa saat
proklamasi telah tiba. Semua alat komunikasi digunakan
untuk menyambut proklamasi. Pamflet, pengeras suara, dan
mobil-mobil dikerahkan ke segenap penjuru kota.
25. • Tanpa diduga, barisan pemuda datang menuju Lapangan
Ikada karena informasi yang disampaikan dari mulut ke
mulut bahwa proklamasi akan dilaksanakan di Lapangan
Ikada. Jepang yang telah mencium kegiatan pemuda,
berusaha menghalangi. Lapangan Ikada dijaga ketat oleh
tentara Jepang dengan persenjataan lengkap. Ternyata
proklamasi tidak dilaksanakan di Lapangan Ikada, melainkan
diJalanPegangsaanTimurnomor56.
26. Hari itu, rumah Soekarno dipadati massa. Untuk menjaga
keamanan upacara proklamasi kemerdekaan, dr. Muwardi
meminta Latief Hendraningrat beserta anak buahnya untuk
berjaga di sekitar rumah Soekarno. Sementara Walikota
Jakarta, Suwiryo, memerintahkan Wilopo untuk
mempersiapkan peralatan seperti mikrofon.
Sedangkan Sudiro memerintahkan S. Suhud untuk
menyiapkan tiang bendera yang akan digunakan untuk
mengibarkan bendera Merah Putih yang dijahit Ibu Fatmawati
sendiri dengan ukuran yang sangat besar (tidak standar).
Bendera Merah Putih yang dijahit Ibu Fatmawati itu dikenal
dengan Bendera Pusaka, yang sejak 1969 tidak lagi
dikibarkan dan diganti dengan bendera duplikat.
27. Sejak pagi hari, sudah banyak orang
berdatangan di rumah Soekarno di Jalan
Pegangsaan Timur nomor 56. Diperkirakan
yang hadir pada pagi itu seluruhnya ada 1.000
orang.
Acara yang direncanakan pada upacara
bersejarah itu adalah pembacaan teks
proklamasi, pengibaran bendera Merah Putih,
dan sambutan Walikota Suwiryo dan dr.
Muwardi dari keamanan.
28. Hari Jumat pagi, tepat pukul 10.00 WIB, Soekarno dan Hatta keluar ke
serambi depan, diikuti oleh Ibu Fatmawati. Soekarno dan Hatta maju
beberapa langkah. Soekarno mendekati mikrofon untuk membacakan
teks proklamasi.
Acara berikutnya adalah pengibaran bendera Merah Putih yang
dilakukan oleh S. Suhud dan Latief Hendraningrat. Bersamaan dengan
naiknya bendera Merah Putih, para hadirin secara spontan menyanyikan
lagu Indonesia Raya tanpa ada yang memimpin.
Setelah itu, Suwiryo memberikan sambutan dan kemudian disusul
sambutan dr. Muwardi. Sekitar pukul 11.00 WIB, upacara telah selesai.
Kemudian dr. Muwardi menunjuk beberapa anggota Barisan Pelopor
untuk menjaga keselamatan Soekarno dan Moh. Hatta.
29.
30. 5. KEBAHAGIAAN RAKYAT ATAS
KEMERDEKAAN INDONESIA
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia cepat bergema ke
berbagai daerah. Rakyat menyambut dengan antusias. Karena alat
komunikasi terbatas, informasi ke daerah-daerah tidak secepat di
Jakarta. Saat tersiarnya berita proklamasi kemerdekaan, banyak
rakyat yang jauh dari Jakarta tidak mempercayainya.
Tanggal 22 Agustus 1945, Jepang secara resmi mengumumkan
penyerahan kepada sekutu. Baru bulan September 1945, proklamasi
diketahui di wilayah-wilayah terpencil. Setelah itu, timbullah
masalah kesetiaan. Keempat penguasa kerajaan di Jawa Tengah
menyatakan dukungan mereka kepada Republik.
31. Proklamasi kemerdekaan akan disebarluaskan melalui radio,
tetapi Jepang menentang upaya penyiaran proklamasi dan
memerintah agar meralat berita proklamasi sebagai
kekeliruan. Para penyiar tidak mau memenuhi seruan Jepang,
sehingga pada 20 Agustus 1945, pemancarnya di segel dan
para pegawai dilarang masuk. Mereka kemudian membuat
pemancar baru di Menteng 31. Para wartawan juga
menyebarkan berita proklamasi melalui media cetak, seperti
surat kabar,selembaran, dan penerbitan lainnya.
32. Euforia revolusi negara mulai melanda negeri ini. Para pasukan
Jepang sering kali meninggalkan wilayah perkotaan dan menarik
mundur pasukannya ke daerah pinggir guna menghindari konfrontasi.
Antara tanggal 3-11 September 1945, para pemuda di Jakarta
mengambil alih kekuasaan atas stasiun-stasiun kereta api, sistem
listrik, dan stasiun pemancar radio tanpa mendapat perlawanan dari
pihak Jepang.
Pada akhir bulan September, instalansi penting di daerah Jawa juga
sudah berada di tangan para pemuda Indonesia. Surat-surat kabar dan
majalah Republik bermunculan di berbagai daerah. Aktivitas kelompok
sastrawan bernama “Angkatan 45” mengalami masa puncaknya pada
zaman revolusi.
33. Banyak pemuda yang bergabung dalam badan perjuangan. Para
mantan prajurit PETA dan Heiho membentuk kelompok yang paling
disiplin. Laskar Masyumi dan Barisan Hizbullah menerima banyak
pejuang baru dan bergabung dalam kelompok bersenjata Islam
lainnya yang disebut Barisan Sabilillah yang kebanyakan dipimpin
para Kiai.
Tanggal 3 September, pemuda mengambil alih kereta api termasuk
bengkel di Manggarai. Tanggal 5 September, Gedung Radio Jakarta
dapat dikuasi. Tanggal 11 September, seluruh radio berhasil dikuasi
Republik, sehingga tanggal itu dijadikan hari lahir Radio Republik
Indonesia (RRI).
34. Para pemuda memprakarsai diadakannya rapat raksasa di
Lapangan Ikada (sekarang Monas). Presiden Soekarno sudah
dihubungi dan bersedia menyampaikan pidato dalam rapat raksasa
yang diadakan tanggal 19 September 1945 untuk memperingati
sebulan kemerdekaan Indonesia.
Bermula dari ketidakpuasan rakyat terhadap sikap Jepang yang
belum mengakui Negara Republik Indonesia. Kondisi itu mendorong
rakyat untuk membentuk pemerintahan baru dan mengambil langkah
nyata. Ketidakpuasan rakyat bertambah ketika pasukan sekutu
mendarat di Kemayoran tanggal 8 September 1945. Rakyat dengan
tertib berdatangan ke Lapangan Ikada membawa poster dan bendera
Merah Putih, bertekad untuk mengisi kemerdekaan, dan menunjukan
kepada dunia internasional bahwa kemerdekaan Indonesia bukan
atas bantuan Jepang, tapi merupakan tekad seluruh rakyat Indonesia.
35. Melihat tekad rakyat yang menggelora, pemerintah
mengadakan sidang kabinet. Setelah itu diputuskan
Presiden Soekarno dan Moh. Hatta dan para menteri untuk
datang ke Lapangan Ikada.
Tanggal 19 September 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono
IX dan Sri Paku Alam VIII mengirim ucapan selamat kepada
Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta atas
berdirinya Negara Republik Indonesia dan atas terpilihnya
dua tokoh tersebut.
36.
37. Ucapan selamat yang diterima Soekarno dan Hatta menyiratkan bahwa Sultan
Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII mengakui kemerdekaan RI dan siap
membantu. Untuk mempertegas sikapnya, Sultan Hamengkubuwono IX dan
Paku Alam VIII, pada 5 September 1945, mengeluarkan amanat sebagai berikut
:
1. Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat bersifat kerajaan dan merupakan daerah
istimewadariNegaraIndonesia.
2. Sri Sultan sebagai kepala daerah dan memegang kekuasaan atas Negeri
NgayogyakartaHadiningrat.
3. Hubungan antara Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dengan Pemerintah
Pusat Negara RI bersifat langsung. Sultan selaku Kepala Daerah Istimewa
bertanggungjawabkepadaPresiden.
Amanat Sri Paku Alam VIII sama dengan amanat Sri Sultan Hamengkubuwono
IX. Hanya kata “Sri Sultan Hamengkubuwono IX” diganti dengan “Sri Paku Alam
VIII” dan “Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat” diganti dengan “Negeri Paku
Alaman”.
38. Di Surabaya, memasuki bulan September 1945, terjadi perebutan senjata di
gudang Don Bosco. Rakyat Surabaya juga merebut Markas Pertahanan Jepang di
Jawa Timur, serta Pangkalan Angatan Laut di Ujung sekaligus merebut pabrik-
pabrikdisana.
Orang Inggris dan Belanda yang datang langsung berhubungan dengan
Jepang. Mereka menginap di Hotel Yamamoto (Hotel Oranye). Pada 19 September
1945, seorang bernama Ploegman dibantu kawan-kawannya mengibarkan
bendera Merah Putih Biru di atas Hotel Yamamoto. Residen Sudirman segera
memperingatkan Ploegman untuk menurunkan bendera tersebut. Peringatan itu
tidak ditanggapi, sehingga rakyat Surabaya menyerbu Hotel Yamamoto. Mereka
memanjat atap hotel, menurunkan bendera Merah Putih Biru, merobek bagian
warna birunya, kemudian mengibarkannya kembali sebagai bendera Merah
Putih.
Dengan berkibarnya bendera Merah Putih di atas Hotel Yamamoto, para
pemuda itu satu per satu meninggalkan Hotel Yamamoto dengan penuh
semangatdantetap menjaga kewaspadaan.
41. UJI KOMPETENSI
Siapa tokoh yg mengibarkan bendera merah putih?
Mengapa tokoh Muda & Tua terjadi perbedaan
pendapat mengenai kemerdekaan Indonesia
Mengapa Soekarno-Hatta di bawah ke
Rengasdengklok?
Siapa yang mengetik teks Proklamasi
Siapa tokoh yg mengusulkan agar teks proklamasi
cukup ditandatangani oleh Soekarno-Hatta?