3. Merdeka Belajar dan Guru Penggerak New Normal
Merebaknya pandemi covid-19 membuat kita semua kesulitan dan terpaksa sehingga kita
memulai pembelajaran melalui teknologi dengan cara unik dengan metode pembelajaran
jarak jauh atau PJJ dalam sistem jaringan atau daring.Kendati terpaksa hal ini membuat
roda inovasi menjadi lebih cepat
4. Pembelajaran online ini membuat kita sulit tetapi menjadikan kita
lebih terbuka. Para orang tua murid mencoba coba membuka
aplikasi baru. Disini terjadi inovasi, namun lebih dari itu timbul
empati baru khususnya guru dengan orang tua dan orang tua
dengan guru
5. Empati baru yaitu terjalin salin pengertian bahwa guru
menyadari pentingnya peran orangtua berkontribusi
menyukseskan pendidikan anak. Orang tua menjadi sadar
betapa sesungguhnya tugas guru dalam mendidik anak anak
mereka tidaklah mudah
6. Merdeka Belajar adalah konsep memberikan kememerdekaan
dunia pendidikan untuk kita berinovasi pada standar proses dan
standar kompetensi lulusan, yang mana kondisi Indonesia yang
amat beragam dari Sabang hingga Merauke menjadi peluang
inovasi yang sesuai dan cocok bagi setiap sekolah dan daerah
melalui teknologi.
7. Merdeka Belajar tidak mungkin
berhasil tanpa teknologi. Akan tetapi
teknologi bukan sekadar model online
namun para guru juga kreatif dengan
membuat sistem mendatangi siswa
satu persatu, menitip pekerjaan rumah
atau PR dengan kurir juga belajar
melalui TVRI yang tengah digalakkan
Kemendikbud
8. Jadi sarana pembelajaran dengan
teknologi kita gunakan dalam Merdeka
Belajar akan tetapi strategi kita tidak
akan keluar dari esensi pendidikan
dengan kualitas guru. Karena peran
guru tidak tergantikan oleh teknologi
10. Guru Penggerak
Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara
mandiri
Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik
Merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang
berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua
Berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan
menumbuhkan kepemimpinan murid
Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada
murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah
11. Paradigma dan Visi Guru Penggerak
memahami filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan melakukan refleksi kritis atas
hubungan nilai-nilai tersebut dengan konteks pendidikan lokal dan nasional pada saat
ini.
mampu menjalankan strategi sebagai pemimpin pembelajaran yang mengupayakan
terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter dengan budaya positif.
mampu mengembangkan dan mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada
murid kepada para guru dan pemangku kepentingan memahami filosofi pendidikan Ki
Hadjar Dewantara dan melakukan refleksi kritis atas hubungan nilai-nilai tersebut
dengan konteks pendidikan lokal dan nasional pada saat ini.
mampu menjalankan strategi sebagai pemimpin pembelajaran yang mengupayakan
terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter dengan budaya positif.
mampu mengembangkan dan mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada
murid kepada para guru dan pemangku kepentingan
13. Pembelajaran berdiferensiasi
(differentiated instruction) adalah proses
atau filosofi untuk pengajaran efektif
dengan memberikan beragam cara untuk
memahami informasi baru untuk semua
siswa dalam komunitas ruang kelasnya
yang beraneka ragam, termasuk cara
untuk: mendapatkan konten; mengolah,
dan membangun pembelajaran dengan
implementasi TPACK dan HOTs
14. Pembelajaran Berdiferensiasi
Untuk mengakomodasi kelemahan-kelemahan dalam program pendidikan untuk anak
berbakat yang dilakukan melalui program pengayaan atau percepatan penuh, para
praktisi pendidikan mengembangkan pendekatan pembelajaran yang disebut
pembelajaran berdiferensiasi (differentiated instruction).
Pendekatan ini menghendaki agar kebutuhan pendidikan siswa berbakat dilayani di
dalam kelas reguler. Program ini menawarkan serangkaian pilihan belajar pada siswa
berbakat dengan tujuan menggali dan mengarahkan pengajaran pada tingkat
kesiapan, minat, dan profil belajar yang berbeda-beda.
Dalam pengajaran berdiferensiasi ini, guru menggunakan: (a) beragam cara agar
siswa dapat mengeksplorasi isi kurikulum, (b) beragam kegiatan atau proses yang
masuk akal sehingga siswa dapat mengerti dan memiliki informasi dan ide, serta (c)
beragam pilihan di mana siswa dapat mendemonstrasikan apa yang telah mereka
pelajari (Tomlinson, 1995).
16. Pembelajaran berdiferensiasi
Mengintegrasikan multi methode/multi
strategi dan multi media dalam konteks
pembelajaran kreatif inovatif, active
learning berbasis SCL: A-Z Screen
Recorder, Canva, Kinemaster, Camtasia,
Vilmora, dll yang terinegrasi dalam LMS.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25. Process of grinding coffee fruit
Source : coffeebakeryweb.wordpress.com
Coffee beans on wet processing
Source : Majalah.ottencoffee.co.id
Oven coffee products
Source : Majalah.ottencoffee.co.id