SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
Korupsi dan Politik Kekerabatan
di Daerah
(Bahan diskusi di LAN, 23 April 2014)
Ikrar Nusa Bhakti
Profesor Riset
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Definisi Korupsi
• Apa itu korupsi?
• Secara umum korupsi didefinisikan sebagai
penyalahgunaan jabatan untuk
kepentingan/keuntungan diri, keluarga, kroni,
orang lain;
• Jabatan mengandung unsur
kewenangan/otoritas;
• Otoritas adalah Power (kekuasaan) yang
didasari oleh kesepakatan umum bahwa yang
berkuasa berhak memberikan komando, dan
bahwa komando itu harus dituruti oleh bawahan
atau rakyat.
Politik Kekerabatan
• Mengangkat anak atau menantu dalam jabatan publik
seperti Kepala Dinas, Kepala Seksi dsb;
• Menempatkan anak dalam jabatan penting di Partai
Politik seperti Ketua DPP atau Sekjen Partai;
• Menetapkan anak, istri, menantu, cucu sebagai calon
kepala daerah atau anggota legislatif;
• Menetapkan anggota keluarga sebagai pemenang
proyek pembangunan atau pembelian barang yang
berasal dari anggaran negara;
• Politik kekerabatan sering juga disebut Nepotisme.
Mengapa Korupsi Terjadi
• Adanya kesempatan;
• Tiadanya aturan keras yang melarangnya,
khususnya yang terkait dengan nepotisme;
• Publik yang tidak begitu peduli pada persoalan
itu;
• Subur dalam masyarakat yang permisif;
• Rakyat memilih penerus dinasti dalam
pemilukada atau pemilu legislatif atau pemilu
presiden;
• Subur dalam masyarakat yang tingkat
edukasinya masih rendah;
Mengapa Korupsi Terjadi (2)
• Tiadanya kebiasaan politik yang mengatur
bahwa seseorang untuk naik ke jenjang
lebih tinggi harus melalui suatu proses
yang panjang;
• Pintar saja tidak cukup, pengalaman juga
dibutuhkan;
Apakah Nepotisme Negatif?
• Nepotisme juga terjadi di berbagai negara;
• Penghargaan, pengakuan, keahlian,
pengalaman politik dapat menyebabkan
seorang ayah yang berposisi sebagai
Presiden/Perdana Menteri membuka jalan
bagi anaknya. Contoh: Keluarga
Nehru/Gandhi di India, Lee Kuan Yew di
Singapura, George Bush di AS;
• Prosesnya sudah baik;
Nepotisme Negatif?
• Seorang diplomat tidak jarang
memasukkan anaknya ke korp diplomatik;
• Salahkah jika seorang dokter gigi, dosen
atau guru yang menginginkan anak-
anaknya memilih profesi sama
dengannya?;
• Sejauh prosesnya normal dan diterima
masyarakat, nepotisme bukan suatu yg
negatif.
Teori atau Model
• Beberapa teori yang dapat digunakan
untuk menganalisis Korupsi Kolusi dan
Nepotisme (KKN):
• Familiisme;
• Patron Client Relationship;
• Kinship and Politics;
• Perubahan sosial;
• Perubahan jaringan pendukung dari
Jawara menjadi pengusaha, pelibatan
ulama dan organisasi keagamaan/sosial.
Cara Mengatasi
• Amandemen UU Pemerintahan Daerah,
khususnya terkait dengan Pemilukada;
• Usulan Kemendagri seorang Gubernur,
Bupati, Walikota tidak boleh langsung
digantikan oleh istri, anak atau menantu.
Harus ada jeda satu masa pemilu (5
Tahun);
• Penguatan KPK dan sistem pengadilan
secara umum;
Cara Mengatasi (2)
• Aturan Rekrutmen Pegawai dan
Rekrutmen politik yang baik dan
transparan;
• Rakyat harus rasional dalam memilih.
Terima Kasih

Contenu connexe

Similaire à Korupsi dan politik kekerabatan di daerah 2

Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik PerempuanPartisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik Perempuan
musniumar
 
Identitas, otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana
Identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsianaIdentitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana
Identitas, otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana
Anna Marsiana
 
Menjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
Menjadi Pemilih Kritis dalam PilegMenjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
Menjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
sipri jemalur
 

Similaire à Korupsi dan politik kekerabatan di daerah 2 (20)

Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik PerempuanPartisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik Perempuan
 
PASEM1BAB9.9_9.11_HADI.pptx
PASEM1BAB9.9_9.11_HADI.pptxPASEM1BAB9.9_9.11_HADI.pptx
PASEM1BAB9.9_9.11_HADI.pptx
 
Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik PerempuanPartisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik Perempuan
 
Identitas, otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana
Identitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsianaIdentitas,  otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana
Identitas, otoritas, & relasi kekuasaan by anna marsiana
 
moral koruptor
moral koruptormoral koruptor
moral koruptor
 
Bagaimana meliput isu politik
Bagaimana meliput isu politikBagaimana meliput isu politik
Bagaimana meliput isu politik
 
Partisipasi Politik XI PSIS
Partisipasi Politik XI PSISPartisipasi Politik XI PSIS
Partisipasi Politik XI PSIS
 
Menjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
Menjadi Pemilih Kritis dalam PilegMenjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
Menjadi Pemilih Kritis dalam Pileg
 
Softskill 13
Softskill 13Softskill 13
Softskill 13
 
6 pancasila menjadi sistem etika
6 pancasila menjadi sistem etika6 pancasila menjadi sistem etika
6 pancasila menjadi sistem etika
 
Kewenangan dan legitimasi
Kewenangan dan legitimasiKewenangan dan legitimasi
Kewenangan dan legitimasi
 
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption Fraud, UMB, 2017
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption  Fraud, UMB, 2017BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption  Fraud, UMB, 2017
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption Fraud, UMB, 2017
 
Presentation1 130903215347-(1)
Presentation1 130903215347-(1)Presentation1 130903215347-(1)
Presentation1 130903215347-(1)
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Seks bebas
Seks bebasSeks bebas
Seks bebas
 
Presentation1 130903215347-
Presentation1 130903215347-Presentation1 130903215347-
Presentation1 130903215347-
 
Kekuasaan & politik
Kekuasaan & politikKekuasaan & politik
Kekuasaan & politik
 
Negara yang bebas korupsi
Negara yang bebas korupsiNegara yang bebas korupsi
Negara yang bebas korupsi
 
Makalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesiaMakalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesia
 
Makalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesiaMakalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesia
 

Plus de BKPP kabupaten Bandung

Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011)
Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011)Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011)
Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011)
BKPP kabupaten Bandung
 
Transparansi analisis kebijakan publik 1
Transparansi analisis kebijakan publik 1Transparansi analisis kebijakan publik 1
Transparansi analisis kebijakan publik 1
BKPP kabupaten Bandung
 
Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )
Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )
Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )
BKPP kabupaten Bandung
 
Teori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahanTeori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahan
BKPP kabupaten Bandung
 

Plus de BKPP kabupaten Bandung (17)

Transparansi kebijakan publik II
Transparansi kebijakan publik IITransparansi kebijakan publik II
Transparansi kebijakan publik II
 
Transparansi kebijakan publik II
Transparansi kebijakan publik IITransparansi kebijakan publik II
Transparansi kebijakan publik II
 
Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011)
Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011)Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011)
Transparansi kebijakan publik ii revisi (agustus 2011)
 
Transparansi analisis kebijakan publik 1
Transparansi analisis kebijakan publik 1Transparansi analisis kebijakan publik 1
Transparansi analisis kebijakan publik 1
 
Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )
Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )
Hubungan Keuangan pusat dan daerah ( modul xi )
 
patologi birokrasi
patologi birokrasi patologi birokrasi
patologi birokrasi
 
Teori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahanTeori dan filsafat politik pemerintahan
Teori dan filsafat politik pemerintahan
 
Konsep dasar politik
Konsep dasar politikKonsep dasar politik
Konsep dasar politik
 
Penertian statistik dan data
Penertian statistik dan dataPenertian statistik dan data
Penertian statistik dan data
 
ukuran statistik
 ukuran statistik ukuran statistik
ukuran statistik
 
ukuran penyimpangan
 ukuran penyimpangan ukuran penyimpangan
ukuran penyimpangan
 
Aplikasi praktis regresi berganda
Aplikasi praktis regresi bergandaAplikasi praktis regresi berganda
Aplikasi praktis regresi berganda
 
Statistika Sosial 1
Statistika Sosial 1Statistika Sosial 1
Statistika Sosial 1
 
Politics
Politics Politics
Politics
 
Demokrasi dan demokratisasi
Demokrasi dan demokratisasi Demokrasi dan demokratisasi
Demokrasi dan demokratisasi
 
Authority and legitimacy 2
Authority and legitimacy 2Authority and legitimacy 2
Authority and legitimacy 2
 
Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 

Korupsi dan politik kekerabatan di daerah 2

  • 1. Korupsi dan Politik Kekerabatan di Daerah (Bahan diskusi di LAN, 23 April 2014) Ikrar Nusa Bhakti Profesor Riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
  • 2. Definisi Korupsi • Apa itu korupsi? • Secara umum korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan/keuntungan diri, keluarga, kroni, orang lain; • Jabatan mengandung unsur kewenangan/otoritas; • Otoritas adalah Power (kekuasaan) yang didasari oleh kesepakatan umum bahwa yang berkuasa berhak memberikan komando, dan bahwa komando itu harus dituruti oleh bawahan atau rakyat.
  • 3. Politik Kekerabatan • Mengangkat anak atau menantu dalam jabatan publik seperti Kepala Dinas, Kepala Seksi dsb; • Menempatkan anak dalam jabatan penting di Partai Politik seperti Ketua DPP atau Sekjen Partai; • Menetapkan anak, istri, menantu, cucu sebagai calon kepala daerah atau anggota legislatif; • Menetapkan anggota keluarga sebagai pemenang proyek pembangunan atau pembelian barang yang berasal dari anggaran negara; • Politik kekerabatan sering juga disebut Nepotisme.
  • 4. Mengapa Korupsi Terjadi • Adanya kesempatan; • Tiadanya aturan keras yang melarangnya, khususnya yang terkait dengan nepotisme; • Publik yang tidak begitu peduli pada persoalan itu; • Subur dalam masyarakat yang permisif; • Rakyat memilih penerus dinasti dalam pemilukada atau pemilu legislatif atau pemilu presiden; • Subur dalam masyarakat yang tingkat edukasinya masih rendah;
  • 5. Mengapa Korupsi Terjadi (2) • Tiadanya kebiasaan politik yang mengatur bahwa seseorang untuk naik ke jenjang lebih tinggi harus melalui suatu proses yang panjang; • Pintar saja tidak cukup, pengalaman juga dibutuhkan;
  • 6. Apakah Nepotisme Negatif? • Nepotisme juga terjadi di berbagai negara; • Penghargaan, pengakuan, keahlian, pengalaman politik dapat menyebabkan seorang ayah yang berposisi sebagai Presiden/Perdana Menteri membuka jalan bagi anaknya. Contoh: Keluarga Nehru/Gandhi di India, Lee Kuan Yew di Singapura, George Bush di AS; • Prosesnya sudah baik;
  • 7. Nepotisme Negatif? • Seorang diplomat tidak jarang memasukkan anaknya ke korp diplomatik; • Salahkah jika seorang dokter gigi, dosen atau guru yang menginginkan anak- anaknya memilih profesi sama dengannya?; • Sejauh prosesnya normal dan diterima masyarakat, nepotisme bukan suatu yg negatif.
  • 8. Teori atau Model • Beberapa teori yang dapat digunakan untuk menganalisis Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN): • Familiisme; • Patron Client Relationship; • Kinship and Politics; • Perubahan sosial; • Perubahan jaringan pendukung dari Jawara menjadi pengusaha, pelibatan ulama dan organisasi keagamaan/sosial.
  • 9. Cara Mengatasi • Amandemen UU Pemerintahan Daerah, khususnya terkait dengan Pemilukada; • Usulan Kemendagri seorang Gubernur, Bupati, Walikota tidak boleh langsung digantikan oleh istri, anak atau menantu. Harus ada jeda satu masa pemilu (5 Tahun); • Penguatan KPK dan sistem pengadilan secara umum;
  • 10. Cara Mengatasi (2) • Aturan Rekrutmen Pegawai dan Rekrutmen politik yang baik dan transparan; • Rakyat harus rasional dalam memilih.